Bukaci Cup strategi bisnis

MANAJEMEN STRATEGI BISNIS
“BUBUR KACANG HIJAU”

OLEH:

AYU FATMAWATI
AYU FITRI NINGSIH RAMADHAN
BQ. ETIERNAWATI
BQ. SALTINA CANDRA
BAGUS BUDI SETIAWAN
BUDI SETIADI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS REGULER SORE FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015/2016

VISI :


Memperluas usaha bubur kacang hijau dengan membuka beberapa cabang diberbagai

kabupaten di NTB.



Membuka lapangan kerja.

MISI :


Memproduksi bubur kacang hijau yang lezat dan sehat dari bahan dasar yang
berkualitas.



Membuat kreasi pada bubur kacang hijau kami sesuai dengan keinginan dan
permintaan konsumen misalnya dengan menambahkan beberapa pelengkap seperti
sirup, susu dan buah segar agar konsumen tidak bosan.




Memberikan pelayanan yang terbaik kepada para konsumen.

LINGKUNGAN EKSTERNAL INDUSTRI
1. SEGMEN DEMOGRAFI
A. Populasi
Usaha bubur kacang hijau adalah usaha yang cocok didirikan di daerah yang
padat penduduk dan daerah-daerah yang sibuk seperti kota mataram. Karena derah
tersebut adalah daerah yang dimana penduduknya sebagian orang-orang yang sibuk
seperti pegawai negeri, mahasiswa dan pegawai wiraswasta. Seperti yang kita ketahui
orang-orang ini memiliki aktivitas yang padat sehingga mereka tidak sempat membuat
makanan. Maka dari situ kita dapat melihat peluang yang besar untuk membuka usaha
seperti bubur kacang hijau, karena bubur kacang hijau selain sehat juga mudah
dicerna dan mengenyangkan.
Berikut ini adalah data pertumbuhan penduduk kota mataram:
Penduduk Kota Mataram 2010-2012 mengalami pertumbuhan sebagai akibat
kelahiran alami dan migrasi penduduk. Rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun
sebesar 1,01 persen. Kepadatan penduduk kota mataram tahun 2012 yaitu 6.741
jiwa/Km2 dimana angka tersebut menjadikan kota mataram memiliki tingkat
kepadatan tertinggi di provinsi Nusa Tenggara Barat.


Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepadaran penduduk tertinggi tahun
2013 ada di kecamatan Ampenen sebesar 8.592 jiwa/Km 2, sedangkan kepadatan
penduduk terendar berada di wilayah kecamatan Sekarbela yaitu 5.474 jiwa/Km2.

B. Struktur Usia

Dari struktur usia, memang hal ini tidak terlau berpengaruh terhadap usaha
bubur kacang hijau karena bubur kacang hijau adalah makanan yang baik dikonsumsi
oleh semua kalangan usia, tetapi untuk mengebangkan usaha ini kita harus tahu
sturuktur usia derah tersebut.
Menurut komposisi umur, tahun 2012 komposisi penduduk kota mataram
terbanyak pada umur 0-4 tahun yaitu sebanyak 39.545 jiwa, sednakan penduduk
terkecil pada kelompook umur 70-74 tahun 4.606 jiwa.

Melihat struktur umur penduduk kota Mataram pada tahun 2012 yang telah
dikelompokkan dalam kelompok umur lima tahunan, maka penduduk kota Mataram
tergolong penduduk intermediate, (tansisi), hal ini dapat disimpulkan dari jumlah
penduduk usia produktif (15-65 tahun) mencapai 69,38 %.
C. Komposisi Entis
Sedangkan komposisi penduduk Kota Mataram menurut penduduk asli,

pendatang, asal daerah dan etnis tergolong heterogen, terdiri dari berbagai suku
daerah, etnis dan golongan masyarakat yang hidup dalam kerukunan, keharmonisan
dan saling toleransi. Tidak ada keterangan tentang jumlah yang pasti terhadap
komposisi tersebut, namun yang dominan adalah suku Sasak, Samawa, Mbojo, Bugis
dan Bali serta etnis Melayu, Arab dan Tionghoa selebihnya adalah dari Jawa, Sumatra
dan Nusa Tenggara Timur. Warga Negara Asing yang menetap hanya sebagian kecil
saja dari adanya hubungan perkawinan dengan penduduk setempat.
Dari segi komposisi etnis ini tidak ada pengaruhnya terhadap usaha bubur
kacang hijau kerena bubur kacang hijau adalah makan yang cocok untuk semua etnis.
D. Distibusi Pendapatan

Dalam kaitannya dengan pemerataan pendapatan dengan didasari criteria
ketimpangan Oshima, ketimpangan distribusi pendatan rasio gini tahun 2008-2010 di
kota mataram semakin menunjukkan perbaikan dengan ditandai oleh pergerakan dari
kategori tinggi (diatas, 0,5) menjadi sedang (antara 0,3 sampai 0,5). Sedangkan dilihat
dari distribusi pendapatan dimana 40% penduduk berpendapatan rendah di kot
mataram pada tahun 2010 menikmati 17,06% total pendapatan penduduk di Kota
Mataram menunjukkan bahwa ketimpangan distribusi penduduk berada pada kategori
rendah menurut criteria Bank Dunia.
Dilihat dari tingkat pendapatannya, maka penduduk kota mataram dibagi menjadi

3 strata pendapatan, yang mewakili masyarakat berpendapatan relatif rendah,
masyarakat berpendapatan relatif sedang dan masyarakat berpendapatan relatif tinggi.
1. Masyarakat berpendapatan relatif rendah yaitu rumah tangga dengan tingkat
pendapatan sampai dengan Rp. 1.000.000,- yang dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
a) Kelompok berpendapatan Rp. 500.000,- atau kurang
b) Kelompok berpendapatan antara Rp. 500.000 sampai dengan Rp. 1.000.000,2. Masyarakat berpendapatan relatif sedang yaitu rumah tangga dengan tingkat
pendapatan Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp. 7.500.000,-

dikelompokkan

menjadi 3, yaitu:
a) Kelompok berpendapatan Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp. 2.500.000,b) Kelompok berpendapatan Rp. 2.500.000 sampai dengan Rp. 5.000.000,c) Kelompok berpendapatan Rp. 5.000.000 sampai dengan Rp. 7.500.000,3. Masyarakat berpendapatan relatif tinggi yaitu rumah tangga dengan tingkat
pendapatan di atas Rp. 7.500.000,- dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
a) Kelompok berpendapatan Rp. 7.500.001 sampai dengan Rp. 10.000.000,b) Kelompok berpendapatan Rp. 10.000.000 ke atas.
Sumber: Eka Artika, Pola Konsumsi Masyarakat Perkotaan Berdasarkan Tingkat
Pnedapatan dan ukuran Keluarga Studi Kasusu di Kota Mataram. 2011.
Dilihat dari distribusi pendapatan penduduk kota mataram di atas, maka kita
tahu bahwa penduduk kota mataram adalah sasaran yang sangat tepat untuk kita
jadikan target kita, karena bubur kacang hijau adalah makanan yang tergolong murah
dan bisa dinikmati oleh seluruh tingkat strata pendatan tersebut.


2. SEGMEN EKONOMI

A. Tingkat Inflasi

Bulan tahun

Tingkat inflasi

Agustus
7,18%
Juli 2015
7,26%
Juni 2015
7,26%
Mei 2015
7,15%
April 2015
6,79%
Maret 2015

6,38%
Februari 2015
6,29%
Januari 2015
6,26%
Desember 2014
8,36%
November 2014
8,23%
Oktober 2014
4,83%
September 2014
4,53%
Agustus 2014
3,99%
Juli 2014
4,53%
Juni 2014
6,70%
Mei 2014

7,32%
April 2014
7,25%
Maret 2014
7,32%
Februai 2014
7,75%
Januari 2014
8,22%
http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx
Dari data inflasi 2 tahun terakhir di atas kita bisa melihat bahwa tigkat inflasi
di Negara ini tidak stabil selalu berubah-ubah setiap tahunnya bahkan setiap bulan,
maka ini sangat berpengaruh terhadap usaha kecil seperti usaha bubur kacang hijau,
ketika tingkat inflasi tinggi, maka harga bahan baku utama dan penolong akan
meningkat pula. Misalnya ketika harga kacang hijau naik dari Rp. 7000,- /Kg menjadi
Rp. 10.000,-/Kg tentunya harga penjualan bubur kacang hijau akan naik pula diikuti
kenaikan harga kacang hijau karena apabila bubur kacang hijau dijual tetap Rp.
6.000,- maka akan terjadi kerugian pada usaha.
B. Tingkat suku bunga


Periode
17 September 2015
18 Agustus 2015
14 Juli 2015

Suku bunga BI
7,50%
7,50%
7,50%

18 Juni 2015
7,50%
19 Mei 2015
7,50%
14 April 2015
7,50%
17 Maret 2015
7,50%
17 Februari 2015
7,50%

15 Januari 2015
7,75%
11 Desember 2014
7,75%
18 November 2014
7,75%
13 November 2014
7,50%
7 Oktober 2014
7,50%
11 September 2014
7,50%
14 Agustus 2014
7,50%
10 Juli 2014
7,50%
12 Juni 2014
7,50%
8 Mei 2014
7,50%

8 April 2014
7,50%
13 Maret 2014
7,50%
13Februari 2014
7,50%
9 Januari 2014
7,50%
http://www.bi.go.id/en/moneter/bi-rate/data/Default.aspx
Begitu pula dari segi tingkat suku bunga, faktor ini juga mempengaruhi akan
perkembangan usaha ini. Namun, dapat dilihat bahwa tingkat bunga mempengaruhi
ketika usaha yang dijalankan medapat pinjaman dari pihak ketiga yaitu Bank. Dan
dalam perencanaan usaha bubur kacang hijau ini pengusaha bubur kacang hijau tidak
melakukan pinjaman dana/modal dari Bank.

C. Defisit/Surplus perdagangan Indonesia

3. SEGMEN POLITISI / HUKUM
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 17 tahun 2013 tentang
pelaksanakan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha mikro, kecil, dan
menengah menyatakan bahwa:
BAB II Pengembangan Usaha
Dibagian Keempat pasal 6 tentang Prioritas, Intensitas, dan Jangka Waktu
1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah memprioritaskanpengembangan Usaha Mikro,
Usaha Kecil, dan UsahaMenengah melalui:
a) pemberian kesempatan untuk ikut serta dalampengadaan barang dan jasa
Pemerintah danPemerintah Daerah
b) pencadangan usaha bagi Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah
melalui pembatasan bagi Usaha Besar
c) kemudahan perizinan
d) penyediaan Pembiayaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan ataufasilitasi teknologi dan informasi.
2. Pemberian kesempatan untuk ikut serta dalampengadaan barang dan jasa Pemerintah
dan PemerintahDaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Pencadangan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b meliputi bidang dan
sektor usaha:
a) yang hanya boleh diusahakan oleh Usaha Mikro danUsaha Kecil;
b) yang dapat dilakukan oleh Usaha Menengah dan Usaha Besar melalui pola
Kemitraan dengan UsahaMikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah;
c) yang dapat dilakukan oleh Usaha Mikro, Usaha Kecil,dan Usaha Menengah
yang bersifat inovatif, kreatif,dan/atau secara khusus diprioritaskan
sebagaiprogram Pemerintah dan Pemerintah Daerah
d) yang dapat dilakukan oleh Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah
yang berada pada daerah perbatasan, bencana alam, pasca kerusuhan, dan
daerah tertinggal.
Bagian kelima tentang pelaksanaan pengembangan dalam pasal 8 ayat 4 menyatakan:
Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah melakukan pengembangan usaha
dengan:
a) mengembangkan jaringan usaha dan Kemitraan
b) melakukan usaha secara efisien
c) mengembangkan inovasi dan peluang pasar
d) memperluas akses pemasaran
e) memanfaatkan teknologi
f) meningkatkan kualitas produk, dan
g) mencari sumber pendanaan usaha yang lebih luas.
BAB III Kemitraan

Bagian kesatu tentang pola kemitraan pasal 10
1. Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan UsahaMenengah dengan Usaha
Besar dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip Kemitraan dan menjunjung etika
bisnis yang sehat.

2. Prinsip Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi prinsip
a) saling membutuhkan
b) saling mempercayai
c) saling memperkuat
d) saling menguntungkan.
3. Dalam melaksanakan Kemitraan, para pihak mempunyai kedudukan hukum yang
setara dan terhadap mereka berlaku hukum Indonesia.
4. Kemitraan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, atau Usaha Menengah dengan Usaha
Besar dilaksanakan dengan disertai bantuan dan perkuatan oleh Usaha Besar.
Pasal 11
1. Kemitraan mencakup proses alih keterampilan bidang produksi dan pengolahan,
pemasaran, permodalan, sumber daya manusia, dan teknologi sesuai dengan pola
Kemitraan.
2. Pola Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a) inti-plasma
b) subkontrak
c) waralaba
d) perdagangan umum
e) distribusi dan keagenan
f) bagi hasil
g) kerja sama operasional
h) usaha patungan (joint venture)
i) penyumberluaran (outsourcing); dan
j) bentuk kemitraan lainnya

4. SEGMEN SOSIAL BUDAYA
Dalam bidang sosial budaya kacang hijau dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
Kacang hijau memiliki protein, vitamin, kalori, lemak yang baik untuk tubuh dan zat-zat
bergizi lainnya yang bagus untuk kesehatan. Kandungan protein yang tinggi yaitu sebanyak 24%
bisa membantu anak-anak yang susah makan. Didalamnya terdapat kandungan mineral yang
penting seperti kalsium dan fosfor untuk pertumbuhan tulang.
Kandungan B1 yang terkandung didalamnya inilah yang membantu meningkatkan nafsu
makan anak, memperbaiki sistem pencernaan dan meningkatkan kerja syaraf. Penyebab anakanak susah makan biasanya karena sistem pencernaannya yang sedang terganggu. Untuk itu,
kacang hijau adalah solusi yang tepat untuk mengatasi masala tersebut.
Kandunga vitamin B2 yang terdapat didalam kacang hijau dapat membantu penyerapn protein
secara sempurna kedalam tubuh. Ibu bisa membeli atau membuatkan sarapan bubur kacang hijau
untuk sibuah hatinya. Selain itu juga ada alternatif pengolahan lain dari kacang hijau, misalnya
onde-onde, bakpao, ice cream dan lain-lain. Bahkan kacang hijau dapat dikonsumsi oleh bayi
dibawah satu tahun dengan cara diambil air sari kacang hijaunya. Meskipun kacang hijau ini

dihancurkan tetapi khasiatnya tidak akan hilang sama sekali. Dalam 110 gr kacang hijau
mengandung 345 kalori, 22,2 protein, 1,2 gr lemak, vitamin B1, vitamin B2, zat besi, mangan,
dan fosfor.
Pengaruh pemanasan global terhadap produktivitas usahatani kacang hijau salah
satunya perubahan iklim atau cuaca
Secara umum hasil penelitian dibeberapa kecamatan di Jawa menunjukkan bahwa
perubahan volume curah hujan pada bulan Mei dan Juni 2005-2009 berpengaruh terhadap
produktivitas kacang hijau di lahan sawah tadah hujan pada musim tanam II. Jika volume curah
hujan pada bulan Mei mengalami penurunan dibanding dengan tahun sebelumnya secara umum
produktivitas kacang hijau juga mengalami penurunan. Demikian juga sebaliknya jika volume
curah hujan bulan Mei atau bulan Juni mengalami peningkatan, juga berdampak pada peningkatan
produktivitas kacang hijau.
Porsentase laju peningkatan atau penurunan produktivitas kacang hijau tergantung pada
besar kecilnya laju peningkatan atau penurunan volume curah hujan. Jika volume curah hujan
pada bulan Mei kurang dari 100 mm per bulan mengakibatkan penurunan produktivitas antara
0,42% sampai dengan 20.29%. begitu pula sebaliknya jika volume curah hujan pada bulan mei
atau juni lebih dari 100 mm per bulan maka akan meningkatkan produktivitas kacang hijau
berkisar antara 2,47% sampai dengan 27,31%.
Besarnya curah hujan pada bulan Mei dan Juni sangat menentukan produktivitas kacang
hijau. Hal ini sesuai dengan pendapat Oldeman (1980) cit. Hidayati (2001), mengungkapkan
bahwa Kebutuhan air untuk tanaman padi adalah 150 mm per bulan sedangkan untuk tanaman
palawija adalah 70 mm per bulan, dengan asumsi bahwa peluang terjadinya hujan yang sama
adalah 150 mm per bulan diperlukan curah hujan sebesar 220 mm per bulan, sedangkan untuk
mencukupi kebutuhan air tanaman palawija diperlukan curah curah hujan sebesar 120 mm per
bulan

5. SEGMEN TEKNOLOGI
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan untuk kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi
oleh manusia diawali dengan pengubahan sumbersaya alam menjadi alat-alat sederhana.
Tetapi teknologi disini adalah teknologi yang digunakan untuk pemasaran produk
Bubur Kacang Hijau ataupun teknologi penarik perhatian pembeli.

Didalam segmen ini, model pemasaran dari produk Bubur Kacang Hijau ada
berapa macam yaitu dengan mencari tempat yang strategis untuk berdagang tetapi dengan
menggunakan tempat dagang tetap. Selain itu juga dapat mempromosikan lewat sosial
media misalnya dengan internet (media online): melalui facebook, Twitter, Blog, BBM,
Line, WhatsApp, Instagram, You Tube. Dalam media elektronik non online meliputi
Televisi, Radio. Sedangkan dalam media cetak dapat berupa Koran, Majalah, Baliho,
Papan Nama, pamflet, liflet,brosur, stiker, poster, dll. Selain dari ketiga media tersebut
ada juga dengan cara lain yaitu dari mulut - ke mulut.

LINGKUNGAN INDUSTRI

1. KEKUATAN POSISI PEMASOK
Kekuatan dalam tawar menawar dengan pemasok, dimana pemasok atau supplier
yang memberikan harga dan mutu yang terbaik, akan membuat perusahaan dapat lebih
baik dan bertahan, serta dapat bersaing.

2. KEKUATAN POSISI PEMBELI
Kekuatan dalam tawar menawar dengan pembeli ( konsumen ), dimana kekuatan
yang paling baik untuk mengetahui keinginan dari konsumen. Untuk itu perlu di lakukan
riset perilaku konsumen, agar dapat diketahui produk seperti apa yang diinginkan
konsumen dan seberapa besar kemampuan konsumen dapat membeli atau menginginkan
produk tersebut.
Dalam usaha Bubur Kacang Hijau ini yang menentukan harga berada ditangan
pedagang Bubur Kacang Ijo sendiri. Pembeli atau pelanggan di sini terdiri dari pelanggan
individu dan pelanggan organisasi. Dalam industri pertambangan tidak terdapat perantara
antara industri dengan pemakai atau konsumen akhir. Pelanggan mempunyai posisi tawar
yang kuat apabila:
a) Jumlah konsumen sedikit. Semakin sedikit jumlah konsumen berarti semakin sulit
bagi penjual untuk memperoleh alternatif pembeli jika pembeli beralih. Kondisi
ini membuat penjual bersedia memberikan hadiah atau kelonggaran dalam bentuk
lain kepada pembeli.
b) Daya beli konsumen rendah. Semakin rendah daya beli konsumen berarti semakin
sulit bagi penjual untuk memperoleh konsumen karena kemampuan kemampuan
konsumen sangat terbatas.
c) Biaya berganti merek rendah. Jika biaya yang harus dikeluarkan pembeli untuk
beralih pada brand pesaing atau produk substitusi adalah rendah, maka kekuatan
kompetitif pembeli cukup kuat.
d) Loyalitas konsumen rendah. Semakin tinggi tingkat loyalitas konsumen, semakin
kuat posisi tawar-menawar mereka.

e) Informasi yang dimiliki lengkap. Jika pembeli memiliki informasi yang baik
tentang produk penjual, harga dan biayanya. Semakin baik informasi yang
dimiliki pembeli, semakin kuat posisi tawar-menawar mereka.
3. ANCAMAN PRODUK PENGGANTI
Ancaman produk pengganti, dimana ancaman yang harus di antisipasi oleh setiap
perusahaan. Adanya produk pengganti, sering dapat mengurangi keinginan konsumen
untuk membeli produk kita dan berusaha membeli produk pengganti tersebut, apalagi
produk pengganti tersebut di sediakan dengan manfaat yang lebih minimal sama atau
lebih baik, harga lebih terjangkau, produk ada dan tersedia serta pelayanan yang lebih
baik. Sebagai contoh : Harga beras sangat mahal dan sangat susah di peroleh di pasar,
maka konsumen mungkin beralih untuk membeli gandum atau roti sebagai penggantinya.
4. ANCAMAN PESAING BARU

Ancaman pendatang baru, dimana kedatangannya kadangkala membuat
perusahaan yang bagus penjualan dan pemasarannya bisa jatuh. Jangan di anggap remeh
pendatang baru, kadangkala pendatang baru lebih innovatif. Bubur Kacang Ijo ini
misalnya gorengen ,ayam penyet, dan usaha sejenis bubur kacang hijau.
Ancaman dari pesaing, dimana pesaing dengan industri yang sama akan sangat
ditakuti oleh pemimpin pasar, oleh karena itu perlu dilakukan riset secara menyeluruh
baik itu harga, produk, strategi dan pangsa pasar pesaing.

5. ANCAMAN DAN PELUANG BISNIS


Strenght (kekuatan)
1. Bahan baku mudah diperoleh.
2. Usaha yang tidak mengenal musiman karena dapat disesuaikan dengan kondisi
cuaca yang ada.
3. Tidak hanya menawarkan rasa yang enak dan lezat, tetapi juga mempunyai
banyak manfaat.
4. Tidak mengandung bahan pengawet .



Weakness (kelemahan)
Tidak tahan lama (mudah basi).



Oppurtunity (peluang)
1. Respon dari konsumen terhadap bubur kacang hijau yang tak pernah surut.
2. Pesaing masih sedikit.



Threat (ancaman)
1. Ada beberapa produk yang sama dari pesaing.
2. Adanya permainan harga dari pesaing, misalnya dengan memberikan produk yang
sama dengan harga yang lebih murah dari produk kami.

DAFTAR PUSTAKA
BPS Kota Mataram, 2011 s/d 2014
http://www.bi.go.id/en/moneter/bi-rate/data/Default.aspx
http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx
Artika, Eka. 2011. Pola Konsumsi Masyarakat Perkotaan Berdasarkan Tingkat Pendapatan
Dan Ukuran Keluarga Studi Kasus Di Kota Mataram. Universitas Mahasaraswati Mataram.