laporan praktikum kimia organik (5)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN VI
UJI KARAKTERISTIK KELOMPOK SENYAWA NITROGEN
(AMINA, AMIDA DAN NITRO)

OLEH :

NAMA

:

WA ODE RUSFIANTI MASTUTI R.

NIM

:

F1C1 14 028

KELOMPOK : VII (TUJUH)
JURUSAN KIMIA

ASISTEN

:

RISNAWATI

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Nitrogen ditemukan oleh dokter Skotlandia Daniel Rutherford pada tahun
1772. Nitogren adalah unsur kelima yang paling melimpah di alam semesta dan
terdapat sekitar 78% dari atmosfer bumi, yang berisi sekitar 4.000 triliun ton gas.
Nitrogen adalah bagian penting dari kehidupan. Tanaman, hewan dan bakteri
semuanya menggunakan nitrogen dalam satuan pembentuk fundamental yang

disebut asam amino, dan asam-asam amino ini bersatu membentuk protein.
Protein tidak hanya memungkinkan kita untuk tumbuh dan berfungsi dengan baik,
tetapi juga membentuk basis dari hampir setiap reaksi kimia dalam tubuh mausia.
Kelompak senyawa nitrogen memiliki cukup banyak jenisnya antara lain amina,
amida dan nitro. Keberadaan senyawa tersebut dialam sangatlah berlimpah dan
bermanfaat sehingga banyak digunakan untuk keperluan tindustri.
Meski memiliki manfaat yang baik, rupanya senyawa nitrogen perlu
dikhawatirkan keberadaanya apabila telah melebihi ambang batasnya hal ini
karena ada dua unsur pokok yang dipengaruhi oleh senyawa-senyawa nitrogen ini,
yaitu kesehatan manusia dan lingkungan. Jika oksida nitrat (N 2O) mencapai
stratosfer, ia membantu merusak lapisan ozon, sehingga menghasilkan tingkat
radiasi UV yang lebih tinggi dan risiko kanker kulit serta katarak yang meningkat.
Ironisnya, jika N2O lebih dekat ke permukaan Bumi ia sebetulnya bisa membuat
ozon, yang mana bisa menjadi kabut di siang hari yang cerah. Kabut terkait
dengan masalah-masalah pernapasan, kerusakan paru-paru, risiko kanker yang

meningkat dan melemahnya sistem kekebalan. Oleh karena itu, untuk mengatasi
hal tersebut maka perlu dilakukan uji-uji tertentu untuk menidentifikasi
keberadaan kelompok senyawa tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas, maka
perlu dilakukan praktikum tentang uji karakteristik kelompak senyawa nitrogen

(amina, amida dan nitro).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah adalah sebagai berikut:
1.Bagaimana mengetahui salah satumetode identifikasi senyawa berdasarkan
perbedaan gugus fungsi?
2. Bagaimanacara identifikasi secara kimia senyawa golongan amina, amidadan
nitro ?
C. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui salah satu metode identifikasi senyawa berdasarkan
perbedaan gugus fungsi.
2. Untuk mengetahui identifikasi secara kimia senyawa golongan amina, amida
dan nitro.
D. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui salah satu metode identifikasi senyawa berdasarkan
perbedaan gugus fungsi.
2. Dapat mengetahui identifikasi secara kimia senyawa golongan amina, amida
dan nitro.


II. LANDASAN TEORI

Test karateristik senyawa kimia untuk mendeteksi senyawa-senyawa ini
jarang dilakukan. Biasanya dilakukan dengan penentuan gugus fungsional dengan
menggunakan spektroskopi inframerah, analisis unsur dan tes kelarutan. Tes
reaksi yang dapat dilakukan untuk menunjukan adanya gugus fungsi tersebut
salah satunya adalah tes CuSO4 atau dikenal dengan tes biuret. Tes ini dipakai
untuk menunjukkan adanya amina yang larut dalam air dan mempunyai berat
molakul rendah. Hasil tes ini positif bila terbentuk warna biru atau hijau kebirubiruan (Anwar, 1994).
Nitrogen adalah sebuah unsur kimia dalam table periodik yang memiliki
lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna,
tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomonik bukan logam stabil, sangat
sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya.Dinamakan zat lemas karena zat
ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsure lainnya. Nitrogen adalah
78,08% daria tmosfir bumi dan dalam banyak jaringan hidup. Zat lemas terbentuk
banyak senyawa penting seperti asam amino, amoniak, asam nitrat dan sianida
(Vogel, 1985).
Amina dapat dianggap sebagai turunan dengan menganti satu, dua atau
tiga hidrogen dari amonia dengan organik. Seperti amonia, amina bersifat basa.
Pada kenyataannya amonia adalah jenis basa organik penting diatom. Amina

digolongkan menjadi amina primer, amina sekunder, dan amina tersier, tergantung
apakah satu, dua atau tiga gugus organik yang melekat pada nitrogen. Gugus R

pada struktur ini dapat berupa alkil dan aril dan kedua gugus tersebut dapat
berbeda atau satu sama lain. Sama halnya dengan amonia, amonia membentuk
larutan basa (alkali) dengan air. Amina juga dapat bereaksi dengan asam kuat
membentuk garam alkalamonium (Hart, 1983).
Senyawa Amina merupakan salah satu agen kimia yang banyak
mempengaruhi karotenassi pada sejumlah system mikrobia. Beberapa agen bahan
kimia yang memiliki pengaruh termasuk terpen, ionone, , alkaloid dan antibiotic
telah dipelajari untuk pengaruhnya pada sintesis karotenoid. Misalnya pada
penentuan kadar Nitrogen pada sintesis deproteinasi polimer kitin secara
enzimatik dari kulit rajungan. Banyaknya protein yang terdapat dalam kitin dapat
dilihat dari persen nitrogen. Dimana proses yang berlangsung pada tahap destruksi
sampel dioksidasi dengan panas dan pelarut H2SO4 pekat, karbon dan hidrogen
diubah menjadi CO2 dan H2O. Nitrogen pada amida dan amina diubah menjadi
ion ammonium (Hart, 1990).
Hasil sintesis bioisurfaktan ini tidak menghasilkan ester sebab sifat
kebasaan dan nukleofil dari NH2 lebih kuat dari gugus OH dan jika alkohol amina
primer yang direaksikan dengan asam karboksilat memiliki n < 3 memiliki

reaksifitas yang tinggi reaktifitas yang tinggi dan migrasi dari gugus ester menjadi
amida terjadi secara spontan Lebih lanjut mengemukakan bahwa reaksi antara
asam lemak dan alkohol amina yang memiliki n < 3 (Hendra, 2013).
Kitosan merupakan suatu senyawa poli (N-amino-2 deoksi β-Dglukopiranosa) atau glukosamin hasil deasetilasi kitin/poli ( N-asetil-2 amino-2deoksi ßD glukopiranosa) yang diproduksi dalam jumlah besar. Hasil isolasi kulit

udang akan menghasilkan senyawa kitin yang merupakan polimer dari
glukosamin yaitu polisakarida yang mengandung gugus asetatamida, sedangkan
kitosan merupakan hasil proses hidrolisa kitin dengan alkali sehingga terjadi
proses

deasetilasi

dari

gugus

asetamida

menjadi


gugus

amina

(Ramadhan dkk., 2010).
Amida adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus -OH digan-ti
dengan -NH2 atau amoniak, dimana 1 H diganti dengan asil. Sifat fisika dari
amina berupa zat padat kecuali formamida yang berbentuk cair, tak berwarna,
suku-suku yang rendah larut dalam air, bereaksi kira-kira netral. Struktur Amida :
R - CONH2 . Amida diperoleh melalui reaksi asam karboksilat dengan amoniak,
garam amoniumamida dipanaskan dan Reaksi anhidrid asam dengan amponiak.
Dalam aplikasinya, amida banyak ditemukan sebagai Formamida berbentuk cair,
sebagai pelarut, untuk identifikasi asam yang berbentuk cair serta sintesis nilon
(Riawan, 1990).
Turunan senyawa sinamida sebelumnya telah diisolasi dan dilaporkan dari
tumbuhan Clausena indica dan senyawa benzamida telah diisolasi dari tumbuhan
Buxus sempervirens. Senyawa amida dapat disintesis menjadi beberapa turunan
amida. Beberapa turunan amida yang telah disintesis berguna untuk pengujian
farmakologi sehingga dapat bermanfaat bagi bidang kesehatan (Saidi, 2010).
Turunan senyawa alpha asam amino sebagai amida maupun poliamida dengan

berbagai asam lemak dapat dimanfaatkan sebagai bahan antimikroba dan surfaktan.
Beberapa peneliti terdahulu telah melakukan amidasi langsung melalui pemanasan
antara asam karbosilat dengan senyawa amin yaitu reaksi antara asam azelat dengan

urea menghasilkan senyawa amida yang berguna sebagai surfaktan dan reaksi antara
dodekilamania dengan asam ß-hidroksi pelargonat yang merupakan turunan asam
azelat menghasilkan dodekil ß-hidroksi pelargonamida yang berguna sebagai zat anti
penuaan dan anti keriput dalam industri kosmetika (Kaban, 2005).

Senyawa nitro mengandung satu atau lebih kelompok nitro (NO 2) adalah
kelas senyawa organik RNO2 senyawa rumus (dimana R adalah gugus
hidrokarbon alifatik atau gugus hidrokarbon). Senyawa nitro dapat dilihat sebagai
molekul hidroksil satu atau lebih atom hidrogen adalah kelompok nitro (-NO 2)
derivatif diganti dihasilkan oleh kelompok hidroksil dapat dibagi menjadi
senyawa nitro alifatik (R-NO2) dan aromatik Keluarga nitro senyawa (Ar-NO2),
dibandingkan dengan senyawa nitro alifatik, senyawa nitro aromatik digunakan
secara luas (Oxtoby, 2001).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat

Percobaan ini, dilaksanakan pada hari Senin, 30 November 2015, pada
pukul 07.30 - 09.55 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik,
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu tabung reaksi, gelas
kimia, pipet tetes, penangas air, batang pengaduk, spatula, timbangan analitik dan
gegep.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu NaOH 1 M
(Natrium hidroksida 1 M), H2SO4 10% (Asam sulfat 10%), CuSO4 10% (Tembaga
(II) sulfat 10%), C6H5NH2 (Anilin), CO(NH2)2 (Urea), H2O (Aquades),
aluminiumfoil dan kertas lakmus.

C. Prosedur Kerja
1. Reaksi Oksidasi dengan Asam Kromat
a. Uji CuSO4
CuSO4 (tembaga (II) sulfat).
- dipipet sebanyak 1 mL

- dimasukkan dalam tabung reaksi
- ditambahkan 1 tetes C6H5NH2
(anilin)
- dipanaskan
- diamati
CuSO4
: warna biru
CuSO4 + Anilin : larut
2. Uji Karakteristik Amida
a. kelarutan dalam air
CO(NH2)2 (urea)
- ditimbang sebanyak 1 gram
- dimasukkan dalam tabung reaksi
- ditambahkan 5 mL H2O (akuades)
- diamati kelarutanya
Urea
: padatan berwarna putih
Urea + akuades : Tidak larut

b. hidrolisis dengan alkali

CO(NH2)2(urea)
- ditimbang sebanyak 1 gram
- dimasukkan dalam tabung reaksi
- ditambahkan10 mL NaOH
(natrium hidroksida) 1 M
- dipanaskan
- diciumbaunya
- diuji dengan kertas lakmus merah
Urea + NaOH
Setelah pemanasan

: larutan bening
: berbau anyir dan kertas lakmus tetap merah

c. Hidrolisis dengan asam
CO(NH2)2(urea)
- ditimbang sebanyak 1 gram
- dimasukkan dalam tabung reaksi
- ditambahkan 10 mL H2SO4
(asamsulfat)10 %
- dipanaskan
- diciumbaunya
- diuji dengan kertas lakmus merah

Urea + H2SO4
Setelahpemanasan

: larutan bening
: berbau anyir dan kertas lakmus tetap merah

3. Uji Karakteristik Nitro (NO2)
Tes Merah Putih Biru
CO(NH2)2(urea)
- ditimbang sebanyak 0,5 gram
- dimasukkan dalam tabung reaksi
- ditambahkan 0,5 mL NaOH
(natrium hidroksida) 1 M
- ditambahkan 0,2 mL
NaNO3(natrium nitrat)
- ditambahkan 0,5 mL H2SO4 (asam
sulfat) 10 %
- diamati

Tidak terbentuk merah dan biru

I.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Tabel hasil pengamatan
1. Reaksi Oksidasi dengan Asam Kromat
a. Uji CuSO4
No
.

Perlakuan

1.

1 mL CuSO4 + 0,1
mL aniline

Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
CuSO4 biru,
anilin
kecoklatan

Gambar

Terbentuk
endapan

2. Uji Karakteristik Amida
a. Kelarutan dalam air
No
.

Perlakuan

1.

5 mL aquades + 1
gram urea

Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah

Larutan bening

Larut

Gambar

b.

Hidrolisis dengan alkali

No
.

Perlakuan

1.

1 gram urea + 10
mL NaOH

c.

Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah

Larutan bening

Gambar

Larutan bening

Hidrolisis dengan asam

No
.

Perlakuan

1.

1 gram urea + 10
mL H2SO4

Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah

Larutan bening

Larutan
bening

Gambar

2. Reaksi-reaksi yang terjadi
a) Reaksi Oksidasi dengan Asam Kromat
UJi CuSO4

b) Uji Karakteristik Amida
1) Kelarutan dalam Air

2) Hidrolisis dengan Alkali

3) Hidrolisis dengan Asam

B. Pembahasan
Nitrogen adalah salah satu senyawa yang melimpah di alam yang
berbentuk gas. Nintrogen memiliki banyak jenis diantaranya yaitu amonia dan
asam karboksilat. Untuk menguji adanya senyawa nitrogen, maka dilakukanlah uji
karakteristik terhadap amina (reaksi oksidasi asam kromat) dengan menggunakan
bahan CuSO4 dan uji karakteristik amida (kelarutan dalam air, hidrolisis dengan
alkali,hidrolisis dengan asam) dengan menggunakan urea sebagai pengujinya.
Uji pertama yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu uji karakteristik
senyawa amina. Amina adalah senyawa organik yang mengandung nitrogen
dengan pasangan electron bebas. Amina merupakan turunan dari ammonia. Dalam
percobaan ini, digunakan CuSO4 yang ditambahkan dengan satu tetes anilin. Dari
hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa sebelum di reaksikan dengan anilin,
larutan semula berwarna biru dan setelah di reaksikan dengan anilin larutan
berubah warna dan terdapat endapan. Adanya endapan yang terjadi dalam reaksi
ini yaitu berasal dari atom Cu yang mengion menjadi Cu 2+, sementara adanya
perubahan warna ini menandakan bahwa reaksi tersebut mengalami reaksi oksida
dan menandakan kereaktifan senyawa amina ada. Secara teori, suatu senyawa
akan di identifikasi keberadaanya bila direaksikan dengan senyawa golonganya.
Dan berdasarkan hasil pengamatan ini, terbukti bahwa adanya senyawa gugus
nitrogen dalam larutan CuSO4.
Uji selanjutnya yaitu uji karakteristik terhadap senyawa amida. Amida
merupakan senyawa-senyawa organik dengan gugus aril (R-C=O) yang terhubung
dengan nitrogen. Untuk menguji karakteristik senyawa amida, dilakukan dengan

tiga perlakuan yaitu kelarutan dengan air, hidrolisis dengan alkali serta hidrolisis
dengan asam. Perlakuan pertama yaitu diuji kelarutanya menggunakan air.
Berdasarkan teorinya, amida merupakan senyawa yang bersifat polar. Pada
perlakuan ini, kenapa menggunakan air karena selain air merupakan pelarut yang
baik, air merupakan senyawa polar yang mana apabila direaksikan dengan urea
larutan akan bereaksi. Hal ini sesuai berdasarkan teorinya yaitu senyawa polar
akan larut dalam senyawa polar juga begitupun sebaliknya. Selain daripada itu,
Hal yang menyebabkan larutnya urea dalam air karena dalam strukturnya urea
mengandung nitrogen yang mempunyai sepasang elektron bebas dalam suatu
orbital nitrogen. Elektron bebas tersebut menyebabkan penyebaran muatanmuatannya tidak merata dan memiliki momen dipol yang lebih besar dari pada
nol. Air memiliki momen dipol 1,85 D sedangkan urea memiliki momen dipol
1,62 D. Karena momen dipol yang lebih besar dari nol tersebut maka amida
digolongkan sebagai senyawa yang polar dan berdasarkan persamaan sifat
kepolaran dengan air sehingga keduanya dapat larut.
Uji kedua yaitu hidrolisis dengan alkali. Alasan kenapa di uji dengan
hidrolisis alkali karena amida merupakan senyawa yang bersifat basa maka
apabila direaksikan dengan senyawa yang bersifat basa, akan teridentifikasi sifat
dari larutan itu. Maka atas dasar inilah dilakukan percobaan dengan mereaksikan
urea dengan natrium hidroksida yang merupakan basa lemah. Berdasarkan hasil
pengamatan, diperoleh hasil bahwa kertas lakmus berubah menjadi warna biru hal
ini terbukti bahwa urea yang direaksikan dengan NaOH bersifat basa. Bukan
hanya itu, ternyata apabila urea direaksikan dengan NaOH, hasil reaksi yang

terjadi ialah menghasilkan gas amonia. Dan hal ini terbukti adanya yaitu
dibuktikan dengan adanya bau anyir pada larutan yang mana bau tersebut berasal
dari bau amonia.
Uji terakhir yaitu hidrolisis dengan asam. Prinsip dari uji hidrolisis dengan
asam ini yaitu untuk mengidentifikasi benar benar atau tidakah urea merupakan
senyawa gugus nitrogen. Selain daripada itu, Hal ini dilakukan karena amida
merupakan tutunan dari asam karboksilat yang mana apabila suatu senyawa
diidentifikasi dengan asam maka hasilnya akan menghasilkan sifat asam. Secara
teori, proses hidrolisis suatu amida dalam larutan asam berlangsung dimana
oksigen karbonil mengalami protonasi dan menghasilkan suatu amida. Amida ini
kemudian bereaksi dengan H+ dari asam sulfat membentuk garam amida.
Pembentukan garam amida ini menjelaskan mengapa ion H bersifat pereaksi dan
bukan katalis dan reaksi kebalikannya tidak terjadi. Sebab meskipun gugus R2NH
merupakan suatu nukleofil, namun dalam bentuk ionnya tidak dapat menyerang
gugus karbonil. Hasil pengamatan menunjukkan reaksi bersifat asam dan , sebab
dalam uji kertas lakmus merah tetap merah. Karena amida merupakan basa lemah,
sehingga ketika direaksikan dengan asam kuat (H2SO4) tingakat kebasaannya akan
kalah dengan asam.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Identifikasi senyawa organik dilakukan untuk mengetahui senyawasenyawa organik tertentu berdasarkan perbedaan gugus fungsi dengan
mereaksikan terhadap pereaksi tertentu.
2. Identifikasi secara kimia senyawa golongan amina dapat dilakukan dengan
uji CuSO4. Gugus amina dapat dilihat dengan sifat kereaktifan senyawa
gugus amina primer, sekunder, dan tersier.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar. 1994, Kimia Organik, Jakarta: Erlangga
Hart, H., 1983, Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Hart, Harrold. 1990. Kimia Organik, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Hendra., Rahman dan Nurhaeni., 2013. Sintesis Biosurfaktan Palmitin Etanol
Amida Menggunakan Biokatalis Lipase Imobii Getah Pepaya. Online
Jurnal of Natural Science. 2 (1).
Kaban, J. 2005. Sintesis Amida dari Asam Organik Alami dengan Amina Alami.
Jurnal Sains Kimia. 9 (5).
Oxtoby, D.W. 2001. Kimia Modern. Erlangga. Jakarta.
Ramadhan. L. O. A. N., C. L. Radiman dan D. Wahyuningrum., 2010. Deasetilasi
Kitin Secara Bertahap dan Pengaruhnya terhadap Derajat Deasetilasi Serta
Massa Molekul Kitosan. Jurnal Kimia Indonesia. 5 (1).
Riawan, Drs. 1990. Kimia Organik. Jakarta: Binarupa Aksara.
Saidi, N., 2010, Cinnamide and Benzamide From Species of Cryptocarya
Crassivervia, Jurnal Natural, 10 (2).
Vogel. 1985, Analisis Anorganik Kualitatif Kalman, Jakarta: Media Pustaka.

TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
Soal :
1. Jelaskan mengapa uji karakteristik kimia khas untuk masing-masing
golongan ?
2. Tuliskan reaksi-reaksi dari setiap percobaan yang dilakukan !
Jawaban :
1. Setiap golongan memiliki sifat-sifat atau karakteristik berbeda-beda karena
memiliki susunan atom serta nomor atom yang berbeda. Jadi dilakukanlah
beberapa uji-uji karakteristik yang khas untuk masing-masing golongan.
2. a) Reaksi Oksidasi dengan Asam Kromat
1) UJi CuSO4

b) Uji Karakteristik Amida
1) Kelarutan dalam Air

c) Uji Karakteristik Amida
4) Kelarutan dalam Air

5) Hidrolisis dengan Alkali

3). Hidrolisis dengan Asam