Implementation of Guided Inquiry in Coordination System Material to Improve Science Process Skill at Class XI IPA 3 Students in SMA Batik 2 Surakarta in Academic Year 2013 2014 | Marjono | Pendidikan Biologi 7374 15496 1 SM

Jurnal Pendidikan Biologi
Volume 7,Nomor 2
Halaman 80-93

Mei 2015

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada Materi
Sistem Koordinasi untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains pada Siswa Kelas
XI IPA 3 SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014
Implementation of Guided Inquiry in Coordination System Material to Improve
Science Process Skill at Class XI IPA 3 Students in SMA Batik 2 Surakarta in
Academic Year 2013/2014

a)

Idhun Prasetyo Riyadia, Baskoro Adi Prayitnob, Marjonoc
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: idhun.prasetyo.bio@gmail.com
b)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: baskoro_ap@uns.ac.id
c)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: maryonobio@yahoo.co.id


ABSTRACT - This research aimed to improve science process skill in coordination system
material of Biology subject at XI IPA 3 Class SMA Batik 2 Surakarta with implementation
of Guided Inquiry. This research is a Classroom Action Research which was done in two
cycles. Each cycle consists of 4 steps, those are: planning, acting, observation, and
reflection. The technique of data collection used questionaire, observation sheet, test, and
interview. Validity used triangulation method, while data analysis used descriptive analysis.
The results of this research showed that implementing classroom research by using guided
inquiry could improve students’ science process skill in Biology subject, matched with
second cycle target. The percentage of achievement aspect in science process skill at pre-test
was low because the teaching and learning was dominated by teaching centered. While the
average percentage of achievement aspect in science process skill in accordance with the
observation sheet in first cycle was 53,29% and second cycle was 77,68% (increased
24,39%), average of achievement in first cycle was 56,1 % and second cycle was 78,35%
(increased 22,25%). Therefore, implementation of teaching technique by using guided
inquiry could stimulate students and force them to be more active in Biology subject. Based
on the research result above, it can be concluded that the implementation of guided inquiry
in coordination system material of Biology subject can improve science process skill of
students at class XI IPA 3 SMA Batik 2 Surakarta in academic year 2013/ 2014.
Keywords: Guided Inquiry, Science Process Skill


80

Idhun Prasetyo Riyadi – Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) terhadap Keterampilan Proses Sains
melihat tanpa melakukan pengamatan

A. PENDAHULUAN
Pendidikan
yang

statis

bukanlah

melainkan

sesuatu

sesuatu


yang

yang detail, begitu juga ketika siswa
melakukan

pengelompokkan

terhadap

dinamis sehingga menuntut adanya usaha

materi praktikum, siswa masih bingung

untuk perbaikan yang terus menerus.

dan sering bertanya kepada guru. Ketika

Siswa harus memiliki kemampuan untuk


mendiskusikan hasil kegiatan praktikum,

berbuat sesuatu dengan menggunakan

siswa

proses dan prinsip keilmuan yang telah

mengajukan

dikuasai,

learning

dan

to

know


dengan

cenderung

pasif

pertanyaan
bahan

dan

jarang

yang

sesuai

diskusi.

Saat


(pembelajaran untuk tahu) dan learning to

mempresentasikan laporan praktikum di

do (pembelajaran untuk berbuat) harus

depan kelas, terlihat bahwa kemampuan

dicapai dalam kegiatan belajar mengajar

berkomunikasi

(Ambarsari, Santosa, dan Maridi, 2012).

menyampaikan hasil percobaan masih

Pembelajaran

merupakan


dilakukan

atas mengindikasikan bahwa pembelajaran

pendidik, dan belajar yang dilakukan oleh

di kelas XI IPA 3 SMA Batik 2 Surakarta

peserta didik. Guru sebagai fasilitator dan

belum

siswa sebagai objek dan subjek dalam

keterampilan proses sains siswa karena

pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan

dalam keterampilan proses sains siswa


lingkungan pembelajaran yang efektif

dituntut untuk menemukan sendiri fakta-

perlu diciptakan oleh guru agar siswa

fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan

dapat belajar dengan baik dan mencapai

teori-teori selama kegiatan pembelajaran.

hasil

Rendahnya keterampilan proses sains

yang

guru


Berdasarkan hasil observasi di

sebagai

belajar

oleh

dalam

cenderung monoton.

komunikasi dua arah, yakni mengajar
yang

siswa

optimal


(Sagala,

2009:62).

sepenuhnya

memperdayakan

merupakan salah satu permasalahan yang

Berdasarkan

observasi

yang

dilaksanakan pada kelas XI IPA 3 SMA

mendesak untuk segera ditangani dalam
pembelajaran Biologi di kelas XI IPA 3.


Batik 2 Surakarta diperoleh informasi

Biologi sebagai sains terdiri dari

bahwa siswa masih kurang menguasai

tiga komponen dasar yang tidak dapat

keterampilan proses sains. Indikasinya,

terpisahkan yaitu Biologi sebagai produk,

ketika

praktikum,

proses, dan sikap. Biologi sebagai proses

beberapa siswa terlihat kurang terampil

dan sikap dapat membentuk suatu produk

melakukan pengamatan. Siswa hanya

ilmiah yang bermanfaat. Sikap ilmiah

siswa

melakukan

81

Idhun Prasetyo Riyadi – Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) terhadap Keterampilan Proses Sains
merupakan sikap yang harus dimiliki

Muara

siswa untuk berlaku objektif dan jujur

keterampilan

dalam menganalisis dan mengumpulkan

pembentukan insan yang terdidik secara

data. Sedangkan proses ilmiah merupakan

utuh. Pengembangan keterampilan proses

perangkat keterampilan kompleks yang

sains merupakan hal yang utama untuk

digunakan dalam kerja ilmiah (Waryanto,

memperbaiki proses pendidikan sains di

2011). Pembelajaran Biologi saat ini

Indonesia, sehingga pendidikan sains yang

umumnya hanya menekankan pada aspek

diterapkan hendaknya dapat berorientasi

produk sains dan kurang mengembangkan

pada pembentukan keterampilan proses

aspek proses dan sikap sains. Senada

sains (Rustaman, 2005).

dengan hal tersebut Rustaman (2005)

Ada

dari

pembekalan
tersebut

ketiga

adalah

berbagai

pada

jenis

mengatakan bahwa pengetahuan yang

keterampilan

didapat pada saat ini sudah diinformasikan

dikembangkan dalam diri peserta didik,

dengan berbagai cara, sehingga orang-

menurut

orang lebih terpaku pada produk sains.

mengungkapkan

Pengetahuan

yang

proses sains terdiri dari keterampilan-

diperoleh siswa diharapkan bukan hasil

keterampilan dasar (Basic Skills) dan

dari mengingat seperangkat fakta-fakta

keterampilan-keterampilan

melainkan

(Integrated Skills). Keterampilan dasar

dan

suatu

keterampilan

proses

menemukan

sendiri.

proses

Karen

yang

L.

bahwa

dapat

Lancour
keterampilan

terintegrasi

terdiri dari enam keterampilan, yakni
Keterampilan proses sains perlu

dikembangkan

karena

di

dalamnya

mengobservasi,

mengklasifikasi,

memprediksi, mengukur, menyimpulkan,

terdapat keterampilan kognitif, manual,

dan

dan

keterampilan-keterampilan

sosial.

Keterampilan

kognitif

mengkomunikasikan.

Sedangkan
terintegrasi

diperlukan karena siswa menggunakan

terdiri dari: mengidentifikasi variabel,

pikirannya ketika melakukan keterampilan

membuat tabulasi data, menyajikan data

proses

manual

dalam bentuk grafik, menggambarkan

diperlukan karena siswa menggunakan

hubungan antar variabel, mengumpulkan

alat dan bahan, mengukur, dan menyusun

dan

alat ketika melakukan keterampilan proses

penelitian,

sains. Keterampilan sosial diperlukan

mendefinisikan

karena

operasional, merancang penelitian, dan

sains.

siswa

Keterampilan

berinteraksi

ketika

melaksanakan keterampilan proses sains.

mengolah

data,

menganalisa

menyusun

hipotesis,

variabel

secara

melaksanakan eksperimen.

82

Idhun Prasetyo Riyadi – Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) terhadap Keterampilan Proses Sains
Berdasarkan

permasalahan

kesimpulan. Dari sintak pembelajaran

terhadap rendahnya keterampilan proses

inkuiri tersebut memiliki potensi yang

sains

bermanfaat

dapat

dilakukan

dengan

dalam

meningkatkan

menggunakan pembelajaran yang lebih

keterampilan

inovatif dan menekankan pada keaktifan

didukung oleh Zehra dan Nermin (2009)

siswa.

yang
Alternatif

berpotensi

pembelajaran

dapat

yang

menyelesaikan

proses

sains.

menyatakan

Hal

bahwa

terbimbing

mampu

keterampilan

proses

ini

inkuiri

meningkatkan
siswa.

Prosedur

permasalahan keterampilan proses sains

pembelajaran inkuiri terbimbing dilakukan

adalah inkuiri. Inkuiri terbimbing cocok

dengan

diterapkan di SMA karena sesuai dengan

penyelidikan,

karakteristik siswa SMA yang cenderung

mengidentifikasi konsep atau metode, dan

kurang mandiri dan masih membutuhkan

mendorong siswa menemukan cara untuk

saran dan isyarat dari guru (Rokhmatika,

memecahkan masalah

Harlita, dan Prayitno, 2012). Model

Guru

pembelajaran inkuiri terbimbing mampu

masalah

mengembangkan

pemecahan masalah (Amri dan Ahmadi,

keterampilan

proses

sains siswa baik pada berkemampuan

melibatkan

siswa

dalam

membantu

berperan
dan

siswa

yang dihadapi.

dalam

memberikan

membimbing

kegiatan

2010).

akademik tinggi, sedang, dan rendah serta

Berbeda

dengan

jenis-jenis

dapat melibatkan keaktifan siswa dalam

inkuiri

proses

Biologi

pembelajaran inkuiri terbimbing siswa

(Wulanningsih, Prayitno, dan Probosari.,

hanya diberikan sebuah masalah, topik

2012).

dan pertanyaan, sedangkan prosedur serta

pembelajaran

yang

lain,

pada

model

Inkuiri terbimbing dengan tahap-

analisis hasil dan pengambilan kesimpulan

tahap pembelajarannya mampu melatih

dilakukan oleh peserta didik dengan

siswa dalam meningkatkan keterampilan

bimbingan yang intensif dari guru. Pada

proses sains (Wulanningsih, Prayitno, dan

tahap

Probosari., 2012). Sintaks pembelajaran

terbimbing diberikan banyak bimbingan

inkuiri

terhadap siswa, sedikit demi sedikit

terbimbing

menurut

Triyanto

permulaan

penerapan

(2007) yaitu terdiri dari menyajikan

bimbingan

masalah, membuat hipotesis, merancang

dikemukakan

percobaan,

Zuriyani, 2010) bahwa

menganalisis

melakukan
data,

dan

percobaan,
membuat

menemukan

dikurangi.
oleh

suatu

Seperti

Hudoyono
dalam
konsep

inkuiri

yang
(dalam
usaha
siswa

83

Idhun Prasetyo Riyadi – Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) terhadap Keterampilan Proses Sains
memerlukan

bimbingan

bahkan

refleksi

(reflecting)

dengan

diawali

memerlukan pertolongan guru setapak

tahapan pratindakan untuk mengetahui

demi setapak. Siswa memerlukan bantuan

keadaan awal proses pembelajaran. Teknik

untuk mengembangkan kemampuannya

analisis yang dilakukan dalam penelitian

memahami pengetahuan baru. Walaupun

adalah deskriptif kualitatif yaitu penelitian

siswa harus berusaha mengatasi kesulitan-

ini lebih bersifat mendeskripsikan data

kesulitan yang dihadapi tetapi pertolongan

atau analisis kualitatif berdasarkan fakta

guru tetap diperlukan. Menurut Mulyasa

dan keadaan yang terjadi di sekolah

(2005: 109) Pelaksanaan penyelidikan

tersebut.

inkuiri terbimbing dilakukan oleh siswa
berdasarkan petunjuk guru. Petunjuk yang
diberikan

pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

berbentuk

Hasil penelitian yang dilakukan

Penerapan

di kelas XI IPA 3 SMA Batik 2 Surakarta

inkuiri terbimbing digunakan terutama

tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan

bagi siswa yang belum berpengalaman

bahwa penerapan model pembelajaran

belajar dengan inkuiri.

inkuiri

pertanyaan

umumnya

B.

membimbing.

Tujuan yang ingin dicapai dari

mampu

terbimbing

(guided

meningkatkan

inquiry)

keterampilan

penelitian ini adalah untuk meningkatkan

proses sains siswa. Peningkatan ini diukur

keterampilan proses sains siswa kelas XI

melalui

IPA 3 SMA Batik 2 Surakarta tahun

wawancara,

pelajaran 2013/2014 melalui penerapan

menggunakan hasil tes yang disusun

model pembelajaran inkuiri terbimbing

berdasarkan indikator keterampilan proses

pada materi sistem koordinasi.

sains.
a.

lembar
serta

Penelitian yang digunakan adalah

angket,

didukung

dengan

Hasil Lembar Observasi
Lembar

A. METODE PENELITIAN

observasi,

observasi

(LO)

digunakan ketika proses pembelajaran di

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dalam

dilakukan

berkolaborasi

praktikum. Observasi dilakukan untuk

dengan guru. Penelitian tindakan kelas

mengamati aspek keterampilan proses

terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling

sains (KPS) yang dimiliki oleh siswa

terkait

yaitu

terhadap kegiatan praktikum dan dokumen

pelaksanaan

pembelajaran berupa laporan praktikum

oleh

dan

perencanaan

peneliti

berkesinambungan
(planning),

(acting), pengamatan (observing) dan

siswa.

kelas

dan

Peniliaian

ketika

KPS

kegiatan

pratindakan

84

Idhun Prasetyo Riyadi – Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) terhadap Keterampilan Proses Sains
dilakukan

dengan

dihasilkan

capaian

39,66%.

Hasil

lembar

observasi

rata-rata

observasi

Persentase

sebesar
Aspek

pratindakan

masih rendah dikarenakan pembelajaran



yang masih terfokus pada guru dan
kegiatan praktikum belum berjalan dengan
maksimal.

Melalui

penerapan

model

pembelajaran inkuiri terbimbing (guided
inquiry) pada pembelajaran Biologi terjadi
peningkatan keterampilan proses sains.
Apabila pada pra tindakan hasil capaian
rata-rata masih rendah, sedangkan pada
siklus I sudah mengalami peningkatan
yaitu capaian rata-rata sebesar 53,29%
(meningkat

13,63%).

Tetapi



target yang sudah ditetapkan, dimana

Menge
lompokkan



Menaf
sirkan







hasil

observasi pada siklus I belum memenuhi

Menga
mati



Menga
jukan pertanyaan
Berhip
otesis
Meren
canakan
percobaan
Mengg
unakan alat dan
bahan
Berko
munikasi
Rata-rata

Pra
tindak
an

Siklus
I

Siklus
II

44,44

54,16

79,86

45,13

52,08

74,30

40,27

54,16

83,33

45,83

50,69

74,30

25

46,52

72,22

25

48,61

74,30

34,72

56,94

81,25

56,94

63,19

81,94

39,66

53,29

77,69

target yang harus dipenuhi yaitu apabila
persentase rata-rata semua aspek KPS ≥

Grafik persentase capaian aspek

70%. Setelah dilakukan refleksi terhadap

keterampilan proses sains berdasarkan

hasil dari siklus I dan dilanjutkan ke siklus

hasil lembar observasi pada pra tindakan,

II, hasil capaian rata-rata lembar observasi

siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada

terhadap

Gambar 1.

keterampilan

proses

sains

mengalami peningkatan kembali yaitu
sebesar 77,68% (meningkat 24,39%) dari
hasil observassi siklus I. Hasil pada siklus
II berdasarkan lembar observasi sudah
memenuhi target yang sudah ditetapkan di
awal penelitian.
Rincian peningkatan aspek tiap siklus
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Persentase Aspek Keterampilan
Proses Sains Siswa Tiap Siklus
Berdasarkan Lembar Observasi.

Keterangan Aspek Keterampilan Proses Sains:
1. Mengamati
2. Mengelompokkan
3. Menafsirkan
4. Mengajukan Pertanyaan
5. Berhipotesis
6. Merencanakan Percobaan
7. Menggunakan alat dan bahan

85

Idhun Prasetyo Riyadi – Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) terhadap Keterampilan Proses Sains
afsirkan


Men

65, 97

gajukan
pertanyaan


Berh

63,88

Mer

59,49

ipotesis


Gambar 1. Grafik persentase capaian
aspek keterampilan proses
sains berdasarkan hasil lembar
observasi pada pra tindakan,
siklus I, dan siklus II.
b. Hasil Angket Keterampilan Proses
Sains
Angket

diisi

oleh

siswa

encanakan
percobaan


Men
ggunakan alat
dan bahan

Berk
omunikasi
Rata-rata

72,91

76,38

64,93

77,43

67,36

75,69

70,83

76,38

69,61

77,95

69,11

77,18

66,67

67,01
55,74

Tabel 2. Persentase Aspek Keterampilan
Proses Sains Siswa Tiap Siklus
Berdasarkan Lembar Observasi

berdasarkan sudut pandang siswa untuk

Grafik persentase capaian aspek

mengetahui persentase rata-rata capaian

keterampilan proses sains berdasarkan

masing-masing variabel masalah pada

hasil angket pada pra tindakan, siklus I,

pratindakan. Keterampilan proses sains

dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 2.

siswa menurut hasil angket pratindakan,
siklus I dan siklus II menunjukkan adanya
peningkatan. Rata-rata persentase angket
keterampilan proses sains siswa pra
tindakan

sebesar

55,74%,

siklus I

sebesar 69,11% (meningkat 13,37%), dan
siklus II sebesar 77,18% (meningkat
8,07%). Rincian tiap aspek keterampilan
proses sains siswa berdasarkan angket
dapat dilihat pada Tabel 2.
Aspek


Pra
tindakan
Men

69,79

Men
gelompok kan

Men

58,50

gamati


60,64

Persentase
Siklus Siklus
I
II

69,79

81,25

68,75

76,04

68,75

76,38

Keterangan Aspek Keterampilan Proses Sains:
1. Mengamati
2. Mengelompokkan
3. Menafsirkan
4. Mengajukan Pertanyaan
5. Berhipotesis
6. Merencanakan Percobaan
7. Menggunakan alat dan bahan
8. Berkomunikasi

86

Idhun Prasetyo Riyadi – Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) terhadap Keterampilan Proses Sains
Gambar 2. Grafik persentase capaian
aspek keterampilan proses
sains berdasarkan angket pada
pra tindakan, siklus I, dan
siklus II.

Gambar 3. Grafik Persentase Hasil Tes
Keterampilan Proses Sains
Siswa Siklus I dan Siklus II.
Rata-rata persentase aspek pada

c.

Hasil Tes Keterampilan Proses
Sains

I

dan

siklus

II

mengalami

peningkatan yaitu sebesar 22,25% dari

Tes keterampilan proses sains
siswa digunakan sebagai data pendukung
untuk

siklus

mengetahui

peningkatan

56,1% menjadi 78,35% dengan rincian
besarnya tiap aspek dapat dilihat pada
Tabel 3.

keterampilan proses sains siswa pada tiap
siklus. Tes ini dilakukan pada akhir siklus
I dan akhir siklus II dan mengalami
peningkatan pada akhir siklus II. Rata-rata

Tabel 3. Persentase Keterampilan Proses
Sains Siswa Tiap Siklus
Berdasarkan Tes

kelas pada siklus I sebesar 56,1% dan
Aspek

pada siklus II naik menjadi 78,35%


(meningkat 22,25%).
Rincian

peningkatan

hasil

tes

gamati


keterampilan proses sains siklus I, dan
siklus II dapat dilihat pada Gambar 3.










Keterangan Aspek Keterampilan Proses Sains:
1. Mengamati
2. Mengelompokkan
3. Menafsirkan
4. Mengajukan Pertanyaan
5. Berhipotesis
6. Merencanakan Percobaan
7. Menggunakan alat dan bahan
8. Berkomunikasi

Men

Persentase
Siklus I Siklus II
65,27
79,62

Men
gelompokkan
Men
afsirkan
Men
gajukan
pertanyaan
Berh
ipotesis
Mer
encanakan
percobaan
Men
ggunakan alat
dan bahan
Berk
omunikasi
Rata-rata

69,09

76,38

66,20

76,73

63,88

74,30

50

86,11

45,83

78,47

39,58

80,56

48,95

74,65

56,1

78,35

Hasil wawancara baik dari siswa
maupun guru juga menunjukkan bahwa
tindakan pembelajaran dengan

model
87

Idhun Prasetyo Riyadi – Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) terhadap Keterampilan Proses Sains
pembelajaran inkuiri terbimbing dapat

yang dimiliki. Hipotesis yang dibuat siswa

meningkatkan keterampilan proses sains

masih kurang sesuai dengan rumusan

siswa.

masalah. Beberapa siswa masih berfokus
Peningkatan capaian setiap aspek

pada satu sumber belajar saja dalam

keterampilan proses sains tiap siklus dapat

membuat hipotesis dan hipotesis yang

dijelaskan sebagai berikut.

dibuat terlalu panjang sehingga susah

Pada pembelajaran siswa diberi

dimengerti.

materi tentang sistem koordinasi, pada
awalnya.

Siswa

diberi

permasalahan

Siswa

merancang

percobaan

gerak yang ditimbulkan oleh otak dan

berupa gerak apa yang akan dihasilkan

tulang

apabila sistem saraf pusat meliputi otak

kerusakan di laboratorium sekolah untuk

dan tulang belakang mengalami gangguan

menguji hipotesis yang telah dibuat oleh

atau kerusakan. Wacana mengenai gerak

siswa. Kegiatan merancang percobaan

yang ditimbulkan ketika otak dan tulang

mempermudah siswa dalam menggunakan

belakang mengalami gangguan dianalisis

banyak keterampilan proses sains terutama

dan dirumuskan permasalahannya oleh

kegiatan pelaksanaan percobaan. Siswa

siswa dengan mengajukan pertanyaan.

merancang pengamatan di laboratorium

Pertanyaan yang dibuat oleh siswa di

dengan memilih alat dan bahan yang

antaranya mengenai struktur organ sistem

disediakan, menentukan langkah kerja,

saraf pusat, fungsi dari sistem saraf pusat,

dan menentukan data

dan gerakan apa yang dapat ditimbulkan,

Rancangan percobaan siswa sudah sesuai

serta gangguan yang dapat terjadi pada

dengan tujuan percobaan, akan tetapi

sistem saraf pusat. Keterampilan siswa

beberapa siswa belum menyusun langkah

dalam mengajukan pertanyaan belum

kerja

sesuai yang diharapkan. Sebagian besar

menentukan data pengamatan.

siswa masih bingung dalam mengajukan

belakang

yang

apabila

mengalami

yang diambil.

sistemastis

dan

belum

Rancangan percobaan yang telah

pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan yang

dibuat

dibuat oleh siswa belum sesuai dengan

melaksanakan

tujuan percobaan dan belum sesuai dengan

gerak yang ditimbulkan oleh otak dan

indikator capaian KPS.

tulang belakang. Percobaan tentang gerak

ditindaklanjuti
percobaan

dengan
pengamatan

Siswa membuat hipotesis untuk

yang ditimbulkan oleh otak dan tulang

memberi jawaban sementara dari rumusan

belakang apabila mengalami kerusakan

masalah yang bersumber dari buku-buku

melatih siswa untuk mengembangkan

88

Idhun Prasetyo Riyadi – Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) terhadap Keterampilan Proses Sains
keterampilan

mengamati.

Siswa

dihadapkan langsung pada objek nyata

percobaan dan siswa kurang lengkap
dalam menyampaikan hasil analisis data.

seperti katak yang di rusak bagian otak

Siswa

membuat

kesimpulan

dan tulang belakangnya, kemudian siswa

percobaan gerak yang diatur oleh otak dan

mengamati gerakan yang ditimbulkan oleh

tulang belakang berdasarkan hasil analisis

katak apakah masih stabil atau tidak. Hasil

data dan jawaban pertanyaan. Tahap ini

pengamatan siswa belum sesuai yang

melatih siswa dalam menafsirkan data dan

diharapkan karena beberapa siswa kurang

berkomunikasi karena siswa diajak untuk

teliti

ketika

mengamati

mengamati
objek

dan

belum

menyimpulkan

pengamatan

secara

menafsirkan

percobaan

hasil

analisis

dengan
data

dan

menyeluruh pada kuadran yang dibuat.

jawaban pertanyaan LKS pengembangan

Hasil pengamatan siswa dikelompokkan

kesimpulan, kemudian menyampaikannya

berdasarkan perlakukan yang dilakukan

melalui presentasi dan laporan. Secara

kepada katak. Sebagian besar siswa sudah

keseluruhan persentase rata-rata capaian

bisa

data

aspek KPS pada siklus I sudah meningkat

pengamatan tetapi masih belum langkah

dibandingkan pratindakan karena pada

sehingga dianggap kurang. Secara umum

siklus I siswa dilatih untuk menggunakan

keterampilan

KPS dalam proses pembelajaran melalui

dalam

mengelompokkan

menggunakan

alat/bahan

sudah sesuai harapan, akan tetapi masih

kegiatan

terlihat beberapa siswa kesulitan dalam

masalah yang diberikan guru.

menggunakan alat/bahan dalam tahap
merusak otak dan tulang belakang katak.
Hasil percobaan yang dilakukan

inkuiri

untuk

memecahkan

Persentase rata-rata capaian aspek
KPS pada siklus I belum mencapai target
yang

ditentukan

karena

proses

di laboratorium kemudian dianalisis oleh

pembelajaran belum berjalan lancar. Siswa

siswa. Siswa menafsirkan gerak yang

masih bingung dalam menggunakan KPS

ditimbulkan oleh otak dan tulang belakang

terutama ketika mengajukan pertanyaan,

apabila dalam keadaan normal dan dalam

berhipotesis, merancang percobaan, dan

keadaan mengalami gangguan berdasarkan

menganalisis

data

disebabkan

pengamatan.

Keterampilan

data.
siswa

Hal

tersebut

belum

terbiasa

dalam

kegiatan

menafsirkan dan berkomunikasi masih

menggunakan

kurang karena beberapa siswa bingung

pembelajaran dan bimbingan guru dalam

ketika menganalisis data sehingga hasil

proses

analisis data tidak sesuai dengan tujuan

harapan.

KPS

pembelajaran

belum

sesuai

89

Idhun Prasetyo Riyadi – Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) terhadap Keterampilan Proses Sains
Semua aspek KPS meningkat

terpisah, dan menggunakan alat/bahan

sesuai target pada siklus II dibuktikan

dengan

dengan

dalam

ceratoscope placida, menggunakan pipet

merumuskan masalah yang diberikan guru

tetes, stopwatch, pengaduk, dan lain-lain.

berupa kasus gangguan sistem indera.

Hasil analisis data juga sudah sesuai

Wacana mengenai respon yang dihasilkan

dengan tujuan percobaan dan disampaikan

ketika sistem indera diberi perlakukan

dengan jelas pada presentasi dan laporan.

berupa

Kesimpulan yang dibuat siswa sudah

siswa

sudah

pemberian

lancar

rangsangan

sesuai

lancar

seperti

dengan alat indera dan dianalisis siswa

sesuai

untuk

masalah.

disampaikan siswa dengan jelas. Target

Rumusan masalah yang dibuat siswa

persentase rata-rata capaian aspek KPS

sudah

siswa tercapai pada siklus II karena pada

membuat

sesuai

rumusan

dengan

dengan

tujuan

dengan

menggunakan

II

analisis

data

dan

percobaan. Siswa juga tidak kesulitan

siklus

dalam berhipotesis mengenai respon yang

menggunakan

dihasilkan oleh alat indera ketika diberi

pembelajaran dan bimbingan guru yang

rangsangan. Siswa menggunakan berbagai

lebih mengerti siswa melalui pertanyaan

sumber belajar sehingga hipotesis yang

pembimbing.

dibuat lebih sistematis.

siswa

sudah

terbiasa

KPS

dalam

kegiatan

Kegiatan

pembelajaran

Tahap merancang percobaan juga

menggunakan model inkuiri terbimbing

sudah berjalan lancar dibuktikan dari

terdiri atas enam langkah yang dimulai

siswa

dari

terampil

percobaan

dalam

mengenai

merencanakan
respon

yang

menyajikan

hipotesis,

masalah,

merancang

membuat
percobaan,

ditimbulkan oleh alat indera ketika diberi

melakukan percobaan, menganalisis data,

rangsangan.

dan membuat kesimpulan (Trianto, 2007:

alat/bahan

Siswa
dengan

sudah
tepat,

memilih
menyusun

141-142).

langkah kerja dengan sistematis, dan
menentukan

data

yang

diambil.

Pada tahap menyajikan masalah
keterampilan yang dapat diperoleh oleh

Rancangan percobaan yang telah dibuat

siswa

juga dilaksanakan dengan baik. Siswa

mengajukan

mengamati respon dari alat indera ketika

membuat hipotesis, siswa diperkenalkan

diberi rangsangan berupa cahaya, bunyi,

tentang

rasa,

hipotesis atau dugaan sementara terhadap

dan

bau.

Siswa

juga

mengelompokkan hasil pengamatan secara

hasil

berupa

keterampilan

pertanyaan.

keterampilan

penelitian/menjawab

Pada

dalam
tahap

mengajukan

pertanyaan

90

Idhun Prasetyo Riyadi – Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) terhadap Keterampilan Proses Sains
yang

sudah

pada

tahap

cocok diterapkan dalam pembelajaran

Pada

tahap

biologi untuk meningkatkan keterampilan

merencanakan percobaan, di sini siswa

proses, karena sintaks dan tahap-tahap

dilatih untuk merancang sebuah percobaan

pembelajaran inkuiri terbimbing dibangun

sesuai tujuan percobaan dan peralatan

melalui metode ilmiah sehingga dapat

yang

tersedia, tidak lupa juga untuk

melatih keterampilan proses sains pada

mencari jawaban atas permasalahan atau

siswa. Pembelajaran inkuiri terbimbing

membuktikan hipotesis yang telah dibuat.

memungkinkan adanya interaksi yang

Selanjutnya

aktif antara sesama siswa.

menyajikan

percobaan,

diajukan
masalah.

yaitu

tahap

siswa

melakukan
berbagai

Smith, et al. (2007) menyatakan

macam keterampilan proses pada tahap ini

bahwa inkuiri terbimbing memperlihatkan

di

kegiatan pembelajaran yang membuat

antaranya

mengamati,

mendapat

yaitu

keterampilan

mengelompokkan,

menggunakan

alat/bahan.

dan
Setelah

siswa

aktif

meliputi

mengamati,

mengajukan pertanyaan, mengumpulkan

melakukan percobaan, data yang diperoleh

informasi

harus dianalisis oleh siswa pada tahap

merencanakan penelitian, menggunakan

menganalisis

perlengkapan untuk mengumpulkan data,

menganalisis

data.
data

Pada
siswa

tahap
mendapat

lain

menganalisis

dan

yang

diperlukan,

mengiterprestasikan

keterampilan untuk menganalisis hasil

data,

percobaan di lapangan, untuk mencari

mengkomunikasikan

jawaban yang sesuai dengan hipotesis dan

kegiatan tersebut kemampuan siswa dalam

tujuan percobaan. Tahap terakhir yaitu

melakukan

menyimpulkan, siswa menyampaikan data

semakin berkembang.

memberikan

jawaban,
hasilnya.

keterampilan

sains

dan
Dari

akan

hasil percobaan yang sudah dianalisis

Dari hasil penelitian di atas

kepada teman-teman sekelas untuk saling

didukung oleh hasil penelitian yang telah

ditanggapi

dilakukan

dan

untuk

disimpulkan

Ambarsari,

dkk.

(2012)

bersama. Pada tahap terakhir ini siswa

menunjukkan pengaruh penerapan inkuiri

mendapat keterampilan proses berupa

terbimbing terhadap keterampilan proses

komunikasi yang baik sesama teman

sains pada pelajaran Biologi SMP. Inkuiri

dalam menyampaikan hasil percobaan.

terbimbing berpengaruh secara signifikan

Menurut
(2012)

Wulanningsih,

menyatakan

bahwa

dkk.
model

pembelajaran inkuiri terbimbing sangat

terhadap keterampilan proses sains dasar,
terdapat

perbedaan

aktivitas

antara

sebelum dan sesudah diberi perlakuan

91

Idhun Prasetyo Riyadi – Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) terhadap Keterampilan Proses Sains
yaitu

penerapan

inkuiri

terbimbing

terhadap pembelajaran. Begitu juga hasil

IPA 3 SMA Batik 2 Surakarta tahun
pelajaran 2013/2014.

penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk
(2013) menunjukkan pengaruh inkuiri

D.

terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil

Ambarsari, Wiwin., Santosa, dan Maridi.

belajar

IPA

dibandingkan

dengan

DAFTAR PUSTAKA

2012.

Penerapan

Pembelajaran

pembelajaran secara konvensional. Hasil

Inkuiri

penelitan mereka membuktikan bahwa

Keterampilan Proses Sains Dasar

pembelajaran yang menggunakan inkuiri

pada Pelajaran Biologi Siswa Kelas

terbimbing

pembelajaran

VIII SMP Negeri 7 Surakarta.

konvensional menunjukkan bahwa skor

Jurnal Pendidikan Biologi. FKIP

rata-rata sikap ilmiah dan hasil belajar IPA

UNS.

dan

yang mengikuti model inkuiri terbimbing
lebih tinggi dari pada sikap ilmiah dan
hasil

belajar

IPA

yang

mengikuti

Terbimbing

Terhadap

Amri, S. & Ahmadi, L.K. 2010. Kontruksi
Pengembangan
Pembelajaran.
Surabaya:
Prestasi
Pustaka
Publisher.

pembelajaran konvensional.
Berdasarkan analisis seluruh hasil
penelitian

yang

diperoleh

melalui

beberapa metode yaitu observasi, angket,
wawancara, dan tes menunjukkan bahwa
penggunaan model pembelajaran inkuiri
terbimbing

dapat

meningkatkan

keterampilan proses sains siswa kelas XI
IPA 3 SMA Batik 2 Surakarta tahun
pelajaran 2013/2014.

C.

dapat

KESIMPULAN
Berdasarkan

hasil

penelitian

disimpulkan

bahwa

penerapan

Lancour, Karen L.. Process Skills For Life
Science.
(Tersedia:
www.JCE.DivCHED.org) diakses
10 Maret 2014
Mulyasa, E. 2005. Menjadi
Guru
Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Rokhmatika, Siti., Harlita, dan Prayitno,
B.A., (2012). Pengaruh Model
Inkuiri
Terbimbing
dipadu
Kooperatif
Jigsaw
Terhadap
Keterampilan
Proses
Sains
Ditinjau
dari
Kemampuan
Akademik. Jurnal Pendidikan
Biologi, Vol. 4, No. 2, 72-83.

meningkatkan

Rustaman, Y. Nuryani. 2005. Strategi
Belajar
Mengajar
Biologi.
Malang: UN PRESS.

keterampilan proses sains siswa kelas XI

Sagala 2006. Metode Eksperimen. (online)

model pembelajaran inkuiri terbimbing
(guided

inquiry)

dapat

http://sdn2katro.blogspot.com/
92

Idhun Prasetyo Riyadi – Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) terhadap Keterampilan Proses Sains
2012/02

metode

eksperimen

pembelajaran-unut-dan.html).
diakses tanggal 23 Februari 2014.
Sanjaya,
Wina.
2006.
Strategi
Pembelajaran. Bandung: Prenada
Media Group.

Journal of Turkish Science
Education. Volume 6, Issue 2.
Zuriyani,
Elsi.
2010.
Strategi
Pembelajaran Inkuiri pada Mata
Pelajaran
IPA.
Jurnal
of
Widiyaiswara BDK Palembang.
Hal 11.

Smith, T.M., Desimone, L.M., Zeidner,
T.L., Dunn, A.C., Bhatt, M., &
Rumyantseva, N.L. 2007. InquiryOriented Instruction in Science:
Who Teach That Way?. Proquest
Education Journal. 29 (3): 169199.
Trianto.
2007.
Model-model
Pembelajaran
Inovatif
Berorientasi
Konstruktivistik.
Jakarta : Prestasi Pustaka
Waryanto.
2011.
Peningkatan
Keterampilan Proses Sains dan
Partisipasi
Siswa
pada
Pembelajaran Biologi melalui
Penerapan Inkuiri Terbimbing di
Kelas X.1 SMA Negeri
1
Sukoharjo.
Skripsi
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret
Wulanningsih, Sri., Prayitno, B.A., dan
Probosari, R.M. (2012). Pengaruh
Model
Pembelajaran
Inkuiri
Terbimbing
Terhadap
Keterampilan
Proses
Sains
Ditinjau
dari
Kemampuan
Akademik Siswa SMA Negeri 5
Surakarta.
Jurnal Pendidikan
Biologi, Volume 4, Nomer 2, 33-43
Zehra dan Nermin, 2009. The Effect of
Guided Inquiry method on
Preservice
Teachers’
Science
Teaching Self-Efficacy Beliefs.
93

Dokumen yang terkait

THE EFFECT OF GUIDED DISCOVERY LEARNING ON STUDENTS SCIENCE PROCESS SKILL AND LEARNING OUTCOMES AT ECOSYSTEM TOPIC IN GRADE X SMA NEGERI 2 KISARAN ACADEMIC YEAR 2014/2015.

0 2 21

THE IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS LEARNING OUTCOMES ON STATIC FLUIDS TOPIC AT CLASS XI SMA CERDAS MURNI ACADEMIC YEAR 2013/2014.

0 2 20

THE IMPLEMENTATION OF INQUIRY BASED LEARNING IN TEACHING ENGLISH AT SMA N 1 BOYOLALI The Implementation Of Inquiry Based Learning In Teaching English At SMA N 1 Boyolali In 2013/2014 Academic Year.

0 1 13

INTRODUCTION The Implementation Of Inquiry Based Learning In Teaching English At SMA N 1 Boyolali In 2013/2014 Academic Year.

0 1 6

THE IMPLEMENTATION OF INQUIRY BASED LEARNING IN TEACHING ENGLISH AT SMA N 1 BOYOLALI The Implementation Of Inquiry Based Learning In Teaching English At SMA N 1 Boyolali In 2013/2014 Academic Year.

0 1 14

IMPLEMENTATION OF NUMBERED HEAD TOGETHER MODEL TO IMPROVE THE STUDENTS UNDERSTANDING OF MATHEMATICAL CONCEPT IN THE LINEAR EQUATION SYSTEM OF TWO VARIABLES CLASS VIII AT ACADEMIC YEAR 2013/2014.

0 2 26

THE EFFECT OF GUIDED INQUIRY MODEL TOWARD STUDENTS LEARNING OUTCOME IN BIOLOGY OF GRADE XI IPA AT SMA NEGERI 2 SUKOHARJO ACADEMIC YEAR 2013/2014 | Puguh Karyanto | Pendidikan Biologi 7375 15498 1 SM

0 2 8

The Influence Of Collaborative-Constructivist Learning Model Of Student’s Science Process Skill At SMA Negeri 2 Karanganyar In Academic Year 2012/2013 | - | Pendidikan Biologi 7389 15526 1 SM

0 0 11

Improvement of Argumentation Skill through Implementation of Problem Based Learning in X MIA 1 SMA Batik 2 Surakarta in the Academic Year 2014/2015 | - | Pendidikan Biologi 7278 15308 1 SM

0 0 7

IMPROVE THE STUDENTS’ LOGICAL THINKING THROUGH DISCOVERY LEARNING APLICATION ABOUT REPRODUCTION SYSTEM MATERIAL IN XI MIA 1 OF SMA BATIK 2 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2014 2015 | Sri Widoretno | Pendidikan Biologi 7386 15520 1 SM

0 2 10