THE EFFECT OF GUIDED INQUIRY MODEL TOWARD STUDENTS LEARNING OUTCOME IN BIOLOGY OF GRADE XI IPA AT SMA NEGERI 2 SUKOHARJO ACADEMIC YEAR 2013/2014 | Puguh Karyanto | Pendidikan Biologi 7375 15498 1 SM

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI
Volume 7,Nomor 2
Halaman 94-101

Mei 2015

PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
THE EFFECT OF GUIDED INQUIRY MODEL TOWARD STUDENTS LEARNING
OUTCOME IN BIOLOGY OF GRADE XI IPA AT SMA NEGERI 2 SUKOHARJO
ACADEMIC YEAR 2013/2014
Ika Siti Nurroyani 1*, Sri Dwiastuti 1, Puguh Karyanto1
1

*

Pendidikan Biologi FKIP UNS,
Email: ikasnurroyani@gmail.com

ABSTRACT ˗ The purpose of this research was to determine the effect of guided inquiry model toward

the students learning otucome in biology of grade XI IPA at SMA Negeri 2 Sukoharjo academic year
2013/2014. This research was quasi experiment using a design postest only with nonequivalent control
group design. The research population was all students of grade XI IPA SMA Negeri 2 Sukoharjo
academic year 2013/2014. The sampling technique used cluster sampling to obtain class XI IPA 1 as a
control group and class XI IPA 3 as a experimental group. Data collection techniques using test and non
test method. Hypotesis testing with t-test using SPSS version 17. Result of this research showed the
learning outcomes of knowledge (tcount> ttable) that tcount = 2.978 and ttable = 1.995, skills (tcount > ttable) that
tcount = 16,509 and ttable = 1.995, as well as attitudes (tcount > ttable) that tcount = 3.905 and ttable=1.995. The
decision on the third domain of learning outcomes that tcount > ttable with sig.< α shows that there was a
real effect on the learning outcome in biology with guided inquiry model of knowledge, skills, and
attitudes. The conclusion from this research that there was significant effect of guided inquiry model
toward the students learning outcome in biology of grade XI IPA at SMA Negeri 2 Sukoharjo academic
year 2013/2014.
Keywords : guided inquiry, knowledge, skills, attitudes

PENDAHULUAN

pada cara ilmuwan memperoleh penjelasan

Pembelajaran yang lebih bermakna


berdasarkan bukti nyata dengan meneliti

menurut Ausubel apabila siswa terstimulasi

fenomena yang terjadi guna mengembangkan

menemukan konsep belajar sendiri (Trianto,

pengetahuan dan pemahaman secara mandiri

2007). Siswa terstimulasi untuk menemukan

(Wenning, 2011).

konsep sendiri dengan pembelajaran biologi

Joyce (2000) mengemukakan bahwa

yang mengubah minat belajar melakukan


Scientific Inquiry sebagai suatu model dalam

kegiatan percobaan dan penemuan melalui

pembelajaran biologi atau disebut Biological

Scientific Inquiry (Suparno, 1997). Scientific

Science Inquiry Model mempunyai empat

inquiry dalam pembelajaran biologi mengacu

fase meliputi pemberian wilayah percobaan,
94

Ika Siti Nurroyani-Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014
siswa menyusun permasalah secara mandiri ,


ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

siswa mengidentifikasi permasalahan melalui

Penilaian ranah sikap meliputi menerima,

percobaan, dan siswa menentukan cara untuk

menjalankan, menghargai, menghayati, dan

Scientific inquiry

mengamalkan. Ranah keterampilan meliputi

mempunyai tiga tingkatan, secara berurutan

mengamati, menanya, menalar, mencoba,

yaitu pembelajaran penemuan (Discovery),


menyaji dan mencipta. Ranah pengetahuan

pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided

pada domin kognitif proses meliputi tahap-

Inquiry), dan inkuiri terbuka (Open inquiry)

tahap mengetahui, memahami, menerapkan,

(Rustaman, 2005).

menganalisa, mengevaluasi, dan mencipta

menyelesaikan masalah.

Ciri inkuiri terbimbing (Guided

(Kemendikbud 2013). Penilaian yang hanya


Inquiry) yang paling menonjol adalah guru

berorientasi pada ranah pengetahuan akan

menyediakan permasalahan dan bahan untuk

menyebabkan

percobaan, siswa menyusun prosedur untuk

pemberian dan penerimaan konsep sekaligus

memecahkan suatu masalah (Colburn, 2000).

sehingga menyebabkan siswa menghafal

Barthlow (2011) mengemukakan bahwa

materi setiap kata. Hasil belajar meliputi


inkuiri terbimbing dapat mengembangkan

ranah pengetahuan, keterampilan, serta sikap

keterampilan sehingga juga meningkatkan

dipengaruhi oleh faktor internal maupun

pengetahuan, pemahaman fakta dan konsep

eksternal. Faktor eksternal di sekolah yang

sehingga membentuk sikap yang positif

mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

terhadap ilmu pengetahuan. Realita dalam

metode mengajar, relasi siswa dengan guru,


pembelajaran adalah siswa kurang aktif

dan siswa dengan siswa. (Dimyati &

karena kurangnya kegiatan percobaan baik

Mudjiono, 2009)

pembelajaran

menekankan

praktikum atau diskusi dalam pembelajaran.

Kriteria ketuntasan belajar adalah

Kurangnya peran aktif dalam pembelajaran

75% dari skala 1 sampai 100 dengan predikat


mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi

B (Hidayat, 2013). Hasil dokumentasi nilai

kurang maksimal.

UAS pada Semester ganjil kelas XI IPA

Ciri pembelajaran adalah membuat

SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran

siswa belajar sehingga terdapat perubahan

2013/2014 menunjukkan prosentase siswa

diri siswa berupa hasil belajar. Penilaian hasil

sebesar 25,47% tuntas dan 74,53% belum


belajar siswa pada tingkat SMA meliputi

tuntas. Hasil dokumentasi nilai ulangan
95

Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 2, hal 94-101
materi sistem ekskresi kelas XI IPA SMA

kelompok ekperimen.Teknik yang digunakan

Negeri 2 Sukoharjo pada tahun pelajaran

untuk menentukan sampel dalam penelitian

2012/2013 menunjukkan prosentase sebesar

adalah cluster sampling. Variabel bebas

40,2% siswa tuntas dan 59,8% belum tuntas.


adalah model inkuiri terbimbing dan model

Banyaknya siswa yang belum tuntas belajar

konvensional

dikarenakan kurangnya keterlibatan langsung

diskusi, dan praktikum. Variabel terikat

pada proses pembelajaran sehingga penilaian

adalah hasil belajar biologi meliputi ranah

berorientasi ranah pengetahuan sementara

pengetahuan, keterampilan dan sikap.

disertai

metode

ceramah,

ranah keterampilan dan sikap pada materi

Metode pengumpulan data dengan tes

sistem ekskresi belum sepenuhnya terlaksana.

dan non tes. Metode tes untuk mengukur

Karakteristik materi sistem ekskresi yang

hasil belajar ranah pengetahuan. Metode non

sulit diimajinasikan sehingga membutuhkan

tes dengan observasi dan dokumentasi pada

model pembelajaran yang mengorganisasikan

ranah keterampilan serta sikap. Analisis data

siswa untuk melakukan kegiatan percobaan

dengan uji prasayarat yaitu uji normalitas dan

dan penemuan serta dapat mengakomodasi

homogenitas sedangkan uji hipotesis dengan

ketiga ranah penilaian hasil belajar.

uji-t menggunakan SPSS 17.

METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMA

Uji hipotesis menggunakan uji-t

Negeri 2 Sukoharjo semester genap tahun

menunjukkan bahwa ada pengaruh nyata

pelajaran 2013/2014. Penelitian ini termasuk

model inkuiri terbimbing terhadap hasil

Experimental

belajar biologi siswa ranah pengetahuan,

Research) menggunakan desain penelitian

keterampilan dan sikap disajikan dalam Tabel

Posttest Only with Nonequivalent Group

1.

Design.

Tabel 1. Uji-t Pengaruh Inkuiri Terbimbing

eksperimen

semu

(Quasi

Populasi penelitian meliputi seluruh
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Sukoharjo

terhadap Hasil Belajar.
ttabel
Hasil Belajar

thitung

Sig.

tahun pelajaran 2013/2014. Sampel yang

(1,995)

Keputusan
Uji

digunakan meliputi kelas XI IPA 1 sebagai

Pengetahuan

2,978

0,004

thitung>ttabel

H0 ditolak

kelompok kontrol dan kelas XI IPA 3 sebagai

Keterampilan

16,509

0,000

thitung>ttabel

H0 ditolak

96

Ika Siti Nurroyani-Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014
Sikap

3,905

0,000

thitung>ttabel

H0 ditolak

Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil
belajar ranah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kelompok eksperimen dengan kontrol
adalah berbeda nyata dimana pada ketiga
ranah hasil belajar memiliki nilai thitung lebih
besar dari ttabel dengan signifikansi kurang
dari

0,05.

Berasarkan

hasil

tersebut

didapatkan bahwa ada perbedaan antara
kelompok

kontrol

dengan

eksperimen

sehingga perbedaan tersebut menunjukkan

Grafik 1 menunjukkan hasil belajar

adanya pengaruh nyata. Pengaruh juga

biologi ranah pengetahuan, keterampilan dan

ditunjukkan dengan nilai rata-rata, nilai

sikap kelompok eksperimen dan kontrol

maksimum, serta nilai minimum hasil belajar

memiliki perbedaan terlihat dari ketinggian

siswa baik ranah pengetahuan, keterampilan

histogram. Hasil belajar ranah pengetahuan,

dan sikap pada kelompok eksperimen lebih

keterampilan, dan sikap pada kelompok

tinggi dari kelompok kontrol dilihat pada

eksperimen lebih tinggi dari kontrol berarti

Grafik 1.

bahwa model inkuiri terbimbing memiliki
hasil belajar biologi yang lebih baik daripada

Grafik 1. Rata-Rata Hasil Belajar Biologi
Kelompok

Eksperimen

Kelompok Kontrol

dan

model

konvensional

disertai

ceramah,

diskusi, dan praktikum. Hasil belajar yang
lebih baik pada model inkuiri terbimbing
membuktikan ada pengaruh nyata model
inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar
biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014.
Model inkuiri terbimbing

dengan

fasenya mengorganisasikan siswa untuk aktif
berpartisipasi pada pembelajaran berbeda
97

Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 2, hal 94-101
dengan pembelajaran konvensional yang

baik dari kelompok yang menggunakan

biasa diterapkan guru. Inkuiri terbimbing

model konvensional disertai metode ceramah,

membawa siswa pada kegiatan kontekstual

diskusi dan praktikum pada hasil belajar

dan mencari konsep belajar secara mandiri

ranah pengetahuan.

(Suhardiman,

2013).

terbimbing

Hasil belajar ranah keterampilan

sesuai fasenya menkondisikan siswa aktif

sejalan dengan penelitian Suhardiman (2013)

pada

bahwa

kegiatan

menemukan,

Inkuiri

mengamati,

melakukan

merancang,

percobaan

dengan

inkuiri

mengembangkan

dan

keterampilan penemuan ilmiah dan hasil

mengkomunikasikan hasil secara mandiri

belajar yang lebih baik dibandingkan model

sehingga materi pembelajaran yang dipelajari

konvensional. Kelima aspek keterampilan

lebih mudah untuk diingat dan dipahami

meliputi mengamati, menanya, mencoba,

karena banyak pengulangan yang dilakukan

menalar, dan mengkomunikasikan memiliki

secara mandiri terhadap materi. Bilgin (2009)

lebih tinggi pada kelompok ekperimen

menyatakan seringnya siswa menemukan

menggunakan

konsep belajar sendiri akan membuat mandiri

menandakan bahwa ada pengaruh nyata

dan mudah mengingat kembali pembelajaran

model inkuiri terbimbing terhadap hasil

yang telah didapatkan.

belajar ranah keterampilan siswa kelas XI

Dewi (2013) menyatakan bahwa
siswa dapat menyusun kata-kata sendiri

model

inkuiri

terbimbing

IPA SMA negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran
2013/2014.

dengan menghubungkan antar konsep tanpa

Hasil belajar ranah sikap meliputi

harus menghafal karena pembelajaran biologi

beberapa aspek yaitu menerima, merespon,

yang identik dengan hafalan setiap kata

menghargai, mengorganisasi dan membentuk

sehingga apabila kata-kata tidak hafal, siswa

karakter. Nilai rata-rata, nilai minimum, dan

lebih cepat lupa. Berbeda apabila siswa aktif

nilai maksimum ranah sikap pada kelompok

menemukan dan menyusun kata-katanya

eksperimen lebih tinggi daripada kelompok

sendiri diharapkan lebih mudah paham dan

kontrol sehingga menunjukkan ada pengaruh

tersimpan lama dalam memori otak jangka

nyata model inkuiri terbimbing terhadap hasil

panjang. Merujuk pada pendapat Dewi

belajar biologi pada ranah sikap siswa kelas

(2013), secara garis besar kelompok yang

XI IPA SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun

menggunakan model inkuiri terbimbing lebih

pelajaran 2013/2014.
98

Ika Siti Nurroyani-Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014
Model inkuiri terbimbing berpegang

melalui percobaan berdasarkan pembatasan

pada fase atau sintaks pembelajaran supaya

masalah pada fase pertama. Siswa secara

kegiatan siswa dan guru terlaksana sesuai

berkelompok

rancangan pembelajaran. Inkuiri terbimbing

rumusan masalah dan membuat hipotesis

merupakan salah satu model pembelajaran

yang merupakan kegiatan yang baru dikenal

yang disarankan

oleh

pada

kurikulum

2013

menentukan

siswa.

judul,

Fase

tujuan,

ketiga

adalah

permasalahan

melalui

sehingga hasil belajar biologi pada ranah

mengidentifikasi

pengetahuan, keterampilan dan sikap menjadi

percobaan. Tahap ketiga merupakah tahap

lebih baik. Hasil belajar yang lebih baik

mencari jawaban atas pertanyaan guna

sejalan dengan penelitian Dewi (2013) yang

membuktikan hipotesis yang telah dibuat

menyatakan

pada

bahwa

hasil

belajar

fase

kedua.

Kegiatan

menggunakan model inkuiri terbimbing lebih

merancang

baik dari model konvensional sebab siswa

percobaan. Kegiatan dalam fase kedua dan

memperoleh pengetahuan sendiri melalui

ketiga menururt Kuhlthau, Maniotes, dan

pengalaman secara langsung. Penelitian Deta

Caspari

(2013) bahwa inkuiri terbimbing melatih

mengorganisasikan

lingkungan

psikomotor

dengan

yang

membiasakan

dan

afektif

untuk

siswa

aktif

dengan

melakukan

percobaan

(2007)

pertanyaan

Fase inkuiri terbimbing meliputi

bahwa

siswa
belajar

disusun

dari

siswa

berpikir

secara

mendalam sedangkan kegiatan perencanaan

memberikan wilayah percobaan, menyusun,

penyelidikan

mengidentifikasi, dan menentukan cara untuk

siswa.

menyelesaikan masalah (Joyce, 2000). Tahap

melakukan

pengalaman dan rasa ingin tahu sehingga
mempersiapkan

percobaan.

dan

meliputi

Fase

dapat

menstimulus

keempat

merupakan

belajar

fase

pertama inkuiri tebimbing dilakukan oleh

terakhir inkuiri terbimbing yaitu menentukan

guru, pemberian wilayah percobaan dengan

cara untuk menyelesaikan masalah. Siswa

memberikan

siswa

secara berkelompok mencari jawaban atas

wilayah

rumusan masalah untuk dijawab kemudian

permasalahan. Fase kedua adalah menyusun

disimpulkan. Berdasarkan kesimpulan yang

permasalahan, siswa dengan bimbingan guru

telah dibuat secara berkelompok maka setiap

menyusun pertanyaan yang ingin diketahui

kelompok

terstimulus

stimulus

sehingga

menentukan

mempresentasikan

hasil

kerja
99

Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 2, hal 94-101
dilanjutkan

sesi

dengan

nyata model inkuiri terbimbing terhadap hasil

membuka pertanyaan bagi kelompok lain.

belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA

Keempat

Negeri

fase

mengkondisikan

diskusi

kelas

inkuiri
siswa

terbimbing

untuk

mengikuti

2

Sukoharjo

tahun

pelajaran

2013/2014.

kegiatan pembelajaran secara aktif sehingga
keterampilan dan sikap dapat teramati saat
kegiatan

berlangsung.

Fase

KESIMPULAN

inkuiri

Berdasarkan penelitian yang telah

terbimbing yang mengorganisasikan untuk

dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada

melakukan percobaan dan penemuan secara

pengaruh model inkuiri terbimbing terhadap

mandiri menurut Kuhlthau, Maniotes, dan

hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA

Caspari (2007) dapat mengembangkan siswa

negeri

dalam pembelajaran secara bebas yang

2013/2014.

2

Sukoharjo

tahun

pelajaran

terencana sehingga memperluas pengetahuan
dan keterampilan melalui berbagai sumber

DAFTAR PUSTAKA

belajar dari dalam maupun luar sekolah.

Barthlow, M. J. (2011). The Effectiveness of
Process Oriented Guided Inquiry
Learning
to
Reduce
Alternate
Conception in Secondary Chemistry.
Lynchburg: Liberty University.

Rata-rata nilai ranah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap antara kelompok
ekspeimen

dan

kontrol

menunjukkan

perbedaan secara nyata. Perbedaan yang
nyata antara kelompok eksperimen dengan
model inkuiri terbimbing dan kelompok
kontrol dengan model konvensional disertai
metode ceramah, diskusi, serta praktikum
menunjukkan adanya pengaruh. Pengaruh
juga ditunjukkan pada uji-t hasil belajar
ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap
antara kelompok eksperimen dan kontrol
yang telah dipaparkan pada deslripsi data dan
pembahasan. Berdasarkan deskripsi data dan
pembahasan menunjukkan ada pengaruh

Bilgin, I. (2009). The Effect of Guided
Inquiry Instruction Incorporating a
Cooperative learning Approach on
University Students Achievement of
Acid and Bases Concepts an Attitude
Toward Guided Inquiry Instruction.
Scientificc Research and Essay, 4(10),
1039-1046.
Colburn, A. (2000). An Inquiry Primer.
Science Scope , 37, 42-44.
Dimyati, & Mudjiono. (2009). Belajar Dan
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Deta, U. A., Suparmi, & Widha, S. (2013).
Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing
Dan
Proyek,
Kreativitas,
Serta
Keterampilan Proses Sains Terhadap
100

Ika Siti Nurroyani-Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014
Prestasi
Belajar
Siswa.
Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia , 28-34.
Dewi, N. L., Dantes, N., & Sadia, I. W.
(2013). Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Terhadap Sikap
Ilmiah Dan Hasil Belajar IPA. EJournal Program Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Ganesha , 3.
Dyer, J., Gregersen, H., & Christensen, C.
M. (2011). The Innovator's DNA
Mastering The Five Skills Of
Distruptive
Innovators.
Boston,
Massachusetts, United States Of
America: Harvard Business Review
Press.
Joyce, B., Weil, M.,with Calhoun, E.
(2000). Model Of Teaching Sixth
Edition. United States Of America:
Allyn & Bacon A Pearson Education
Company.
Kemendikbud. (2013). Pedoman Kegiatan
Pendampingan Inplementasi Kurikulum
2013 Oleh Guru Inti. Jakarta: Pusbang
Tendik Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pendidikan Dan
Kebudayaan Dan Penjaminan Mutu
Pendidikan.
Kuhlthau, C. C., Maniotes, L. K., &
Caspari, A. K. (2007). Guided Inquiry
Learning I The 21st Century. London:
Libraries Unlimited.

Seminar Nasional II HImpunan Ikatan
Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA
Indonesia
Bekerjasama
Dengan
FMIPA
Universitas
Pendidikan
Indonesia .
Suhardiman, L. R., & Hamdi, A. S. (2012).
Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing
terhadap Keteramoilan Proses dan
Hasil Belajar IPA (Fisika) Siswa Kelas
VIIISMP Negeri 6 Singaraja. Jurnal
Teknolog Pendidikan , 2(1), 14-40.
Suparno, P. (1997). Pustaka Filsafat
Konstuktifisme dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Kanisius.
Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran
Inovativ Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Wenning, C. J. (2011). Experimentasl Inquiry
In Introduction Physics Courses.
Journal Of Physics Teacher Education
Online , 6(2), 2-8.
Wenning, C. J. (2011). The Levels Of Inquiry
Models Of Science Teaching. Journal
Of Physics Education Online , 6(2), 916.

Mulyasa, E. (2006). Mejadi Guru
Profesional
Menciptakan
Pembelajaran
Kreatif
dan
Menyenangkan.
Bandung:
Rosda
Karya.
Rustaman, N. Y. (2005). Perkembangan
Penelitian
Pembelajaran
Berbasis
Inkuiri Dalam Pendidikan Sains.
Makalah
dipresentasikan
dalam
101