Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah 3~BAB II 2016
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU
DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
2.1
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Kabupaten Siak merupakan daerah bekas Kerajaan Siak yang
didirikan pada tahun 1.723 Masehi, Kabupaten Siak ditetapkan
berdasarkan UndangUndang Nomor 53 Tahun 1999 dengan ibu
kota Siak Sri Indrapura, awal berdirinya terdiri dari 3 Kecamatan,
yaitu Kecamatan Siak, Minas dan Sungai Apit tahun 2001 (8
Kecamatan) yaitu : Kecamatan Siak, Sungai Apit, Minas, Dayun,
Kerinci Kanan, Tualang, Bunga Raya dan Sungai Mandau (90
Desa/Kel). Pada akhir tahun 2002 (11 Kecamatan) ditambah Kandis
dan Koto Gasib, pemekaran tahun 2005 menjadi 13 Kecamatan
(Sabak Auh dan Mempura) tahun 2007 menjadi 14 Kecamatan
(Pusako Pecahan Bunga Raya), sebelumnya Siak berada dalam
Wilayah Kabupaten Bengkalis.
2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1.1 Luas dan batas wilayah Administrasi
Luas wilayah Kabupaten Siak adalah 8.556,09 Km2
atau
sekitar 9,89% dari luas wilayah Propinsi Riau dengan Siak Sri
Indrapura sebagai Ibukota Kabupaten. Kabupaten Siak secara
administrasi terdiri atas 14 Kecamatan dan 129 Desa/Kelurahan.
Kecamatan dengan wilayah paling luas adalah Sungai Mandau
(1.705 Km2), dan yang paling sempit adalah Sabak Auh (73,38 Km2).
Wilayah Kabupaten Siak mengalami pemekaran sejak tahun
2005 dari 11 kecamatan yaitu Kecamatan Siak, Kecamatan Minas,
Kecamatan Sungai Apit, Kecamatan Tualang, Kecamatan Bunga
Raya, Kecamatan Kandis, Kecamatan Lubuk Dalam, Kecamatan
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-1
Koto Gasib, Kecamatan Sungai Mandau, Kecamatan Kerinci Kanan
dan Kecamatan Dayun, bertambah 3 kecamatan menjadi 14
kecamatan yaitu :
Kecamatan Mempura merupakan pemekaran dari wilayah
Kecamatan Siak, mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten
Siak Nomor 4 Tahun 2005;
Kecamatan Sabak Auh merupakan pemekaran dari wilayah
Kecamatan Sungai Apit, mengacu pada Peraturan Daerah
Kabupaten Siak Nomor 4 Tahun 2005; dan
Kecamatan Pusako merupakan pemekaran dari wilayah
Kecamatan Bunga Raya, mengacu pada Peraturan Daerah
Kabupaten Siak Nomor 8 Tahun 2007.
Dengan semangat otonomi daerah dan implementasi Undang
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Daerah
Kabupaten Siak Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Penamaan Desa Menjadi Kampung, maka untuk melestarikan dan
mengangkat istilah penamaan melayu untuk desa di Kabupaten
Siak diganti menjadi Kampung. Selanjutnya Kabupaten Siak
terdiri dari 122 Kampung dan 9 kelurahan. Luas masingmasing
kecamatan dapat dilihat pada Tabel II.1 berikut ini :
Tabel II.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan
Kabupaten Siak Tahun 2014
Kecamatan
Ibukota
Jumlah
Kampung/
Kelurahan
Luas Wilayah
(Km2)
Persentase
Luas
1
2
3
4
5
1. Minas
Minas
5
346,35
4,05
2. Kandis
Kandis
11
3. Siak
Siak Sri Indrapura
1.493,65
17,45
894,17
10,45
4. Sungai Apit
Sungai Apit
15
1.346,33
15,73
5. Sungai Mandau
Muara Kelantan
9
1.705,00
19,92
6. Kerinci Kanan
Kerinci Kanan
12
128,66
1,50
7. Lubuk Dalam
Lubuk Dalam
7
155,09
1,81
8. Tualang
Perawang
9
343,6
4,01
9. Koto Gasib
Pangkalan Pisang
11
704,7
8,24
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
8
II-2
Kecamatan
Ibukota
Jumlah
Kampung/
Kelurahan
Luas Wilayah
(Km2)
Persentase
Luas
1
2
3
4
5
10. Dayun
Dayun
11
232,24
2,71
11. Bunga Raya
Bunga Raya
10
151
1,76
12. Mempura
Benteng Hilir
8
437,45
5,11
13. Sabak Auh
Bandar Sungai
8
73,38
0,86
14. Pusako
Dusun Pusaka
7
544,47
6,36
Kabupaten Siak
131
8.556,09
100,00
Sumber: Siak Dalam Angka 2014
Gambar II.1
Peta Administrasi Kabupaten Siak
2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis
Secara geografis, Kabupaten Siak terletak diantara 116’30” LU
sampai dengan 020’49” LU dan 10054’21” BT sampai dengan
10210’59” BT. Di sebelah utara Kabupaten Siak berbatasan dengan
Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Kepulauan Meranti Propinsi
Riau, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar,
Kota Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, di sebelah
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-3
barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kampar,
Kabupaten Rokan Hulu dan Kota Pekanbaru Propinsi Riau serta di
sebelah timur berbatsan dengan Kabupaten Bengkalis, Kabupaten
Pelalawan dan Kabupaten Kepulauan Meranti Propinsi Riau.
2.1.1.3 Klimatologi
Berdasarkan letak astronomis, seluruh Kabupaten Siak bila
dilihat dari iklim matahari, seluruhnya terletak di daerah tropis,
sehingga iklim yang berlaku di daerah ini juga iklim tropisdengan
suhu udara berkisar antara 250C sampai dengan 370C dan
kelembaban udara 88,9% per bulan. Menurut klasifikasi iklim
Koppen, Kabupaten Siak dengan curah hujan yang hampir merata
di sepanjang tahun. Jumlah hari hujan pada tahun 2014 mencapai
94 hari dan curah hujan sebesar 1.700 mm. Pada tahun 2013 rata–
rata curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Bunga Raya yakni
232 mm per bulan per tahun. Sementara jumlah hari hujan paling
banyak di Kecamatan Bunga Raya sejumlah 144 hari.
Iklim merupakan sumberdaya yang sangat berharga dan
memainkan peranan penting dalam pembangunan pertanian.
Ketidak menentuan pola curah hujan dan musim serta anomali
(penyimpangan) iklim merupakan dampak dari perubahan iklim
yang sudah dan akan terus terjadi. Kondisi ini semakin dirasakan,
antara lain dalam bentuk ancaman banjir dan kekeringan, serangan
hama penyakit, dan penurunan rendemen dan kualitas hasil
pertanian.
Tabel. II.2
Perkembangan Jumlah Hari Hujan (HH) dan Jumlah Curah Hujan (MM)
Tahun 20102014 Kabupaten
Kabupa
ten
Siak
2010
HH
MM
na
na
2011
M
HH
M
HH
na
114
na
2012
MM
2.14
8
Siak
2013
HH
173
MM
2.06
3
2014
HH
150
MM
1.55
2
Sumber : BPS Provinsi Riau dan BMKG Riau (2015)
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-4
Keterangan : HH= Hari Hujan, MM=Milimeter, na=not available
Dengan menurunnya Jumlah hari hujan dan curah hujan
berkolerasi positif terhadap kebakaran hutan dan lahan dan kabut
asap sehingga kualitas udara menjadi sangat tidak sehat. Pada
tahun 2014, kebakaran lahan dan hutan mulai banyak terjadi pada
bulan Februari dan Maret bersama dengan musim kemarau dan
pembukaan/pembersihan lahan gambut oleh petani.
Tabel II.3
Jumlah Titik Api Tahun 2014 Kabupaten Siak
Uraian
BULAN
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Aug
Sep
Okt
Nov
Des
Jumlah Titik
Api
5
150
130
0
8
22
21
10
10
10
0
0
Sumber : BPBD Provinsi Riau (2015)
Grafik II.1
Jumlah Titik Api Tahun 20102014 Kabupaten Siak
Sumber : BPBD Provinsi Riau (2015)
2.1.1.4 Hidrogeologi
Wilayah Kabupaten Siak merupakan bagian dari daerah yang
tersusun dari batuan sedimen Tufa yang berombak sampai
bergelombang. Batuan induk didominasi batuan lempung (clay),
silika, batu pasir dan batu lapis. Formasi ini terdapat di daerah
Minas. Jenis tanah yang dominan adalah tanah tropodulit atau
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-5
setara dengan tanah podsolik merah kuning pada perbukitan dan
tropaquepst atau setara dengan tanah alluvial yang sudah mulai
berkembang pada bagian daratan rendah, terutama di pinggiran
sungai. Tekstur tanah galuh lempung pasiran (sandy clay loam) dan
galuh lempung yang makin ke dalam makin tinggi kadar
lempungnya. Struktur tanah gembur sampai gumpal menyudut
untuk horison Adan gumpal menyudut untuk horison B yang
umumnya memiliki sifat fermeabilitas yang rendah. Wilayah
alluvium merupakan daerah rawarawa yang terjadi karena gambut
yang mengalami proses sedimentasi dari sungaisungai didekatnya.
Sebagai daerah yang sebagian besar wilayahnya merupakan
berupa dataran rendah yang berawarawa, Kabupaten Siak memiliki
banyak Sungai. Sungai tersebar adalah sungai siak, kemudian
Sungai Mandau, Sungai Rawa, Sungai Gasib, Sungai Siak Kecil,
Sungai Apit dan Sungai Buatan. Selain perairan sungai, Kabupaten
Siak juga memiliki beberapa danau/ tasik antara lain : Tasik Pulau
Besar, Zamrud, Pulau Atas, Pulau Bawah, Tasik Serai, Tasik Air
Hitam dan Tasik Ketilau. Tasiktasik tersebut berpotensi untuk
dijadikan budidaya perikanan air tawar serta pariwisata.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel II.4
Sungaisungai dan tasik yang berada di Kabupaten Siak tahun 2014
1.
KECAMATAN
NAMA SUNGAI
NAMA TASIK
1
2
3
Minas
Sungai Sialang, Minas, Mandi Angin, Kin,
Uko dan Pekatar
Sungai Bakula, Mandau, Sam Sam,
Ketialau, Air Hitam, Besi,
Tembatu Sonsang
2.
Kandis
3.
Siak
Sungai Buantan Besar dan Siak
4.
Sungai Apit
Sungai Apit, Metas, Rawa dan Siak
Pulau Atas, Tasik Rawa, Tasik
Mungkal dan Tasik Belat
5.
Sungai Mandau
6.
Kerinci Kanan
Rangau, Tondano dan Palumpang
Sungai Mandau, Kampas, Takikabun,
Kelantan, Olak dan Bungkal
Sungai Kerinci
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
Danau Tasik Betung,
II-6
KECAMATAN
NAMA TASIK
NAMA SUNGAI
7.
Lubuk Dalam
8.
Tualang
Sungai Siak, Lukut dan Perawang
9.
Koto Gasib
Sungai Siak, Gasib dan Buatan
10.
Dayun
Sungai Sejuk
11.
Bunga Raya
Sungai Siak dan Buantan
Pulau Besar, Zamrud, Pulau
Bawah
12.
Mempura
Sungai Mempura Besar dan Pinang
13.
Sabak Auh
Sungai Siak Kecil, Tengah dan Bayam
14.
Pusako
Sungai Siak dan Sungai Limau
Tasik Naga
Sumber : Bagian Pertanahan Sekretariat Daerah Kabupaten Siak
Sungai siak berasal dari 2 anak sungai, yaitu Sungai Tapung
Kanan dan Tapung Kiri yang anakanak sungainya berasal dari
wilayah Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar dan Kabupaten
Bengkalis. Sungai Tapung Kanan berasal dari anakanak sungai
Paturuk, Karas Takuana, Suram, Lindai dan Siangkala.
Sungai mandau merupakan sungai yang cukup penting yang
dibagian hulunya merupakan rawa dengan fisiografi kubah gambut.
Formasi ini memiliki kondisi hidrologi yang dicirikan oleh air tanah
yang dangkal, sehingga dengan evapotranspirasi dari air hujan yang
meresap melalui air tanah dari kawasan hutan disekitarnya. Oleh
karena itu, hutan memegang peranan penting bagi penyediaan air
tanah di daerah ini.
Setiap perubahan lingkungan kubah gambut oleh penebangan
hutan akan berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi
hidrografi di daerah ini. Pelepasan air dari kawasan ini merupakan
pensuplay utama aliaran air yang masuk melalui anakanak sungai
yang lain masuk ke sungai Mandau yang airnya berwarna coklat
kehitaman. Kondisi aliran air kubah gambut hampir terdapat di
sepanjang Sungai Siak yang kesemuanya akan memberikan
kontribusi terhadap kualitas perairan di Sungai Siak.
2.1.1.5 Penggunaan Lahan
Luas lahan Kabupaten Siak menurut penggunaannya pada
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-7
tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel II.5. Penggunaan lahan terluas
adalah lahan lainnya (jalan, sungai, danau, lahan tandus, dan lain
lain) yaitu sebesar 200.603 Ha atau sebesar 25,38%.
Tabel II.5
Luas Lahan Kabupaten Siak Menurut Penggunaan Tahun 2014
PENGGUNAAN
LUAS (HA)
1
2
PROPORSI
(%)
3
Lahan Sawah
4.675
0,55%
Tegal/Kebun
25.812
3,02%
9.351
1,09%
Perkebunan
200.648
23,45%
Hutan Rakyat
111.799
13,07%
216
0,03%
7.685
145
0,90%
0,02%
179.665
21,00%
79.958
9,35%
18.479
217.176
2,16%
25,38%
855.609
100,00
Ladang/Huma
Padang Penggembalaan/Rumput
Sementara Tidak Diusahakan
Lainnya (Tambak, Kolam, Empang, Dll)
Rumah Bangunan/Halaman
Hutan Negara
Rawa
Lainnya (Jalan, Sungai, Danau, Lahan Tandus, Dll)
Jumlah
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kab. Siak, 2015
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Nasional, yang dimaksud dengan
kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumber daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan lindung
dapat diklasifikasikan menjadi kawasan yang memberikan
perlindungan kawasan bawahannya, kawasan perlindungan
setempat, kawasan hutan suaka alam, kawasan hutan pelestarian
alam dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
Salah satu kawasan lindung yang terkenal di Kabupaten Siak
dan merupakan kawasan hutan suaka alam yaitu cagar biosfer
Giam Siak KecilBukit Batu (GSKBB). Cagar Biosfer Giam Siak
KecilBukit Batu untuk wilayah Kabupaten Siak memiliki luas
705.271 Ha, terdiri dari 3 (tiga) Zona yaitu Zona inti(±178.722 Ha),
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-8
Zona penyangga (±222.426 Ha) dan Zona transisi (±304.123 Ha).
Sebaran penggunaan lahan dapat dilihat pada gambar II.2
Gambar II.2
Pengunaan Lahan Kabupaten Siak
2.1.1.6 Kondisi Demografi
Penduduk Kabupaten Siak berdasarkan hasil registrasi
penduduk tahun 2014 berjumlah 471.330 jiwa. Dengan luas wilayah
sebesar 8.556,09 Km2, kepadatan penduduk Kabupaten Siak pada
tahun 2014 sebesar 55 jiwa/Km2. Kecamatan Tualang merupakan
kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi sebesar
368 jiwa/Km2, selanjutnya adalah Kecamatan Kerinci Kanan dengan
tingkat kepadatan penduduk sebesar 201 jiwa/Km2 dan Kecamatan
Sabak Auh dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 174
jiwa/Km2. Sementara kepadatan terendah berada di Kecamatan
Sungai Mandau dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 4
jiwa/Km2. Penyebaran penduduk Kabupaten Siak tahun 2014 cukup
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-9
merata di wilayah kecamatan. Sebaran penduduk terbanyak, yaitu
26,83% penduduk tinggal di Kecamatan Tualang. Sebaran terbanyak
kedua sebesar 17,47% berada di Kecamatan Kandis, dan berikutnya
adalah Kecamatan Dayun sebesar 6,91%. Tiga kecamatan dengan
distribusi penduduk terendah yaitu Kecamatan Sabak Auh (2,71%),
Kecamatan Sungai Mandau (1,58%) dan Kecamatan Pusako (1,41%).
Komposisi Penduduk Kabupaten Siak menurut jenis kelamin terdiri
atas lakilaki 245.429 jiwa (52,07%) dan perempuan 225.901 jiwa
(47,93%). Perbandingan jumlah penduduk lakilaki dan perempuan
menghasilkan sex rasio Kabupaten Siak sebesar 108 yang berarti
jumlah penduduk lakilaki lebih besar dari pada jumlah penduduk
perempuan, lebih rinci sebagaimana tertera dalam tabel II.6 berikut
ini :
Tabel. II.6
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten Siak Tahun 2014
Kecamatan
1
1. Minas
2. Kandis
3. Siak
4. Sungai Apit
5. Sungai Mandau
6. Kerinci Kanan
7. Lubuk Dalam
8. Tualang
9. Koto Gasib
10. Dayun
11. Bunga Raya
12. Mempura
13. Sabak Auh
14. Pusako
Kabupaten Siak
LakiLaki
2
16.737
42.873
14.209
15.983
Penduduk
Perempuan
3
15.202
39.476
13.339
14.946
Jumlah
4
31.939
82.349
27.548
30.929
3.837
3.608
7.445
13.556
10.777
66.102
12.093
17.052
13.699
8.424
6.622
3.465
12.271
10.023
60.340
11.395
15.539
12.493
7.899
6.167
3.203
25.827
20.800
126.442
23.488
32.591
26.192
16.323
12.789
6.668
245.429
225.901
471.330
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Siak, 2015
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-10
Ditinjau dari kelompok usia, pada tahun 2014 dari jumlah
penduduk yang berjumlah 471.330 jiwa terdapat 320.159 jiwa atau
67,93% penduduk usia produktif yaitu kelompok usia antara 1564
tahun dengan komposisi terbesar berada pada penduduk berusia
3034 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Siak
memiliki potensi sumber daya manusia yang dapat dimobilisasi pada
berbagai sektor pembangunan daerah. Untuk itu pemerintah daerah
dituntut berperan dalam meningkatkan ekonomi daerah dan
ekonomi masyarakat sehingga dapat membuka lapangan usaha
seluasluasnya bagi penduduk usia produktif yang pada akhirnya
dapat menekan lajunya angka pengangguran terbuka. Penduduk
usia muda (belum produktif) yaitu kelompok usia antara 014 tahun
berjumlah 141.196 jiwa atau 29,96% dengan komposisi terbesar
berada pada penduduk berusia 1014 tahun. Hal ini tentunya perlu
mendapat perhatian yang serius dari pemerintah daerah untuk
mempersiapkan generasi muda sebagai asset daerah baik melalui
peningkatan kualitas kesehatan maupun pendidikan. Sedangkan
untuk penduduk usia tua (tidak produktif) yaitu kelompok usia lebih
dari 65 tahun berjumlah 9.975 jiwa atau 2,12%, dengan komposisi
terbesar berada pada penduduk berusia 6539 tahun. Perlu
disiapkan pelayanan khusus bagi penduduk usia tua baik pelayanan
kesehatan, bantuan sosial bagi lanjut usia serta membangun sarana
sosial seperti panti jompo. Lebih rinci sebagaimana tertera dalam
Tabel II.7 berikut ini :
Tabel II.7
Jumlah Penduduk Menurut Struktur Usia
Kabupaten Siak Tahun 2014
Struktur Usia
LakiLaki
Perempuan
Jumlah
1
2
3
4
04
59
1014
1519
2024
18.995
26.417
27.595
22.982
20.578
17.320
25.051
25.818
21.801
19.451
36.315
51.468
53.413
44.783
40.029
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-11
Struktur Usia
LakiLaki
Perempuan
Jumlah
2529
3034
3539
4044
4549
5054
5559
6064
6569
7074
>75
21.057
23.211
22.048
19.686
15.934
10.172
6.641
4.657
2.232
1.774
1.450
21.288
22.732
20.598
17.462
13.010
8.145
5.197
3.509
1.909
1.409
1.201
42.345
45.943
42.646
37.148
28.944
18.317
11.838
8.166
4.141
3.183
2.651
Kabupaten Siak
245.429
225.901
471.330
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Siak, 2015
Grafik II.2
Perkembangan Jumlah Penduduk Tahun 20102014
Kabupaten Siak
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Siak, 2015
Gambar II.3
Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Siak
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-12
2.1.1.7 Wilayah Rawan Bencana
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas
alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi,
tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan
manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat,
sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan
struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari
bencana dan daya tahan.
Bencana alam yang sering terjadi setiap tahunnya di
Kabupaten Siak banjir, kebakaran hutan dan lahan serta abrasi
pantai. Secara umum, Kabupaten Siak tidak memiliki kendala fisik
untuk pengembangan wilayah yang cukup berbahaya terutama
untuk budidaya perkotaan. Dari hasil interpretasi rona fisik, wilayah
Kabupaten Siak cenderung memiliki topografi yang landai dengan
kemiringan lereng sekitar 03% dan ketinggian 050 meter dpl serta
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-13
memiliki sifat batuan pada satuan perbukitan yang stabil sehingga
potensi untuk terjadinya gerakan tanah dan erosi yang
menyebabkan longsor sangat kecil. Namun, karena sebagian besar
wilayahnya relatif datar (1430 mdpl), potensi untuk terjadinya
banjir cukup besar di beberapa tempat terutama didaerah sepanjang
Sungai Siak. Berdasarkan perhitungan siklus hidrologi dimana
terjadi surplus air sekitar 15% manjadi aliran permukaan dari curah
hujan ratarata bulanan, maka kemungkinan terjadinya banjir
musiman pada bulanbulan basah. Kecamatan yang rawan
terjadinya banjir adalah Kecamatan Sungai Mandau, Siak, Sungai
Apit, Mempura dan perbatasan Kecamatan Minas dan Sungai
Mandau.
Kabupaten Siak berpotensi bahaya erosi atau lebih tepatnya
abrasi pantai di sepanjang pesisir Kecamatan Sungai Apit.
Karakteristik struktur geologi dan jenis tanah di pesisir pantai
Kecamatan Sungai Apit terdiri dari jenis endapan permukaan pantai
dan sungai dengan komposisi struktur tanahnya sebagian besar
adalah kerikil pasir dan lempung. Jenis tanah ini menjadi faktor
material yang berpengaruh besar terhadap proses pengikisan tanah
di pantai dan sempadan sungai.
2.1.1.8 Potensi pengembangan wilayah
a. Potensi Pertanian
Sektor pertanian menjadi salah satu motor penggerak dan
memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian Kabupaten
Siak selain sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan.
Komoditi unggulan Kabupaten Siak untuk sektor pertanian
terdiri dari padi, jagung, kedelai, kacangkacangan, dan umbi
umbian. Kabupaten Siak memiliki luas Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) mencapai 4.675 hektar (lahan sawah
produktif) dan cadangan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-14
(cadangan LP2B) seluas 2.610 hektar, sehingga luas total potensi
lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas 7.285 hektar.
Potensi lahan sawah terbesar terdapat di 4 (empat) kecamatan
yaitu Kecamatan Bunga Raya, Kecamatan Sungai Apit, Kecamatan
Sabak Auh, dan Kecamatan Sungai Mandau.
Tanaman padi dibandingkan dengan tanaman lainnya pada
tahun 2014 memiliki jumlah produksi yang paling banyak yaitu
sebesar 40.394 ton dan memiliki luas panen yang paling luas
yaitu seluas 8.078 hektar. Selain itu juga diikuti oleh tanaman
jagung dengan jumlah produksi sebesar 479 ton dan memiliki luas
panen seluas 209 hektar serta diikuti oleh komoditi unggulan
lainnya. Data ini memberikan gambaran bahwa tanaman padi
masih mendominasi sektor pertanian di Kabupaten Siak.
Peningkatan produksi pertanian di Kabupaten Siak dari tahun
2012 sampai dengan tahun 2014 dapat di lihat pada Tabel II.8.
Tabel II.8
Peningkatan Produksi Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2014
2012
2013
2014
Jenis Tanaman
Produksi
(Ton)
Luas
Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
Panen
(Ha)
1
2
3
4
5
6
7
32.298
7.982
36.978
8.359
40.394
8.078
Jagung
681
296
474
207
479
209
Kedelai
28
26
9
9
12
11
Kacang tanah
98
105
70
75
56
60
Kacang hijau
17
17
3
3
2
2
Ubi Kayu
5.930
228
5.846
218
7.169
281
Ubi Jalar
600
72
442
55
464
56
Padi
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Siak, 2015
b. Potensi Peternakan
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-15
Komoditas unggulan sektor peternakan yang dikembangkan
di Kabupaten Siak antara lain: sapi, kerbau, kambing, ayam buras
dan itik. Populasi terbesar untuk jenis ternak besar yaitu sapi,
sedangkan untuk ternak kecil populasi terbanyak yaitu kambing.
Melihat potensi ternak yang besar, Pemerintah Kabupaten Siak
ingin menjadikan Kabupaten Siak sebagai sentra pengembangan
sapi potong di daerah Riau. Salah satu upaya yang telah
dilakukan untuk mewujudkan hal di atas, yaitu melalui
pengembangan kawasan peternakan pola sistem integrasi sapi dan
kelapa sawit (SISKA) dan pola sistem integrasi sapi dan padi
(SISPA), sehingga peternak sapi tidak lagi kesulitan menyediakan
pakan
ternaknya. Potensi lahan perkebunan untuk
pengembangan pola SISKA di Kabupaten Siak sebesar 204.540 Ha
untuk 409.080 ekor. Saat ini lahan perkebunan yang telah
dimanfaatkan sebesar 3.294 Ha untuk 6.589 ekor atau 4,14%.
Sedangkan potensi lahan sawah untuk pengembangan pola SISPA
sebesar 7.704 Ha untuk 3.500 ekor. Saat ini lahan perkebunan
yang telah dimanfaatkan sebesar 308 Ha untuk 140 ekor atau 4%.
Sentral pengembangan ternak sapi dengan pola SISKA terdapat di
beberapa kecamatan seperti Kecamatan Dayun, Kerinci Kanan,
Lubuk Dalam dan Gasib sedangkan untuk penyangga kawasan
pengembangan terdapat di Kecamatan Kandis, Tualang dan
Minas, di mana kecamatankecamatan tersebut sebagian besar
wilayahnya merupakan kebun kelapa sawit. Untuk pengembangan
ternak sapi dengan pola SISPA dapat dikembangkan di beberapa
kecamatan seperti Kecamatan Bunga Raya, Kecamatan Sungai
Apit, Kecamatan Sabak Auh, dan Kecamatan Sungai Mandau, di
mana kecamatankecamatan tersebut sebagian besar wilayahnya
merupakan persawahan padi. Peningkatan populasi ternak dan
produksi ternak Kabupaten Siak dari tahun 2012 sampai dengan
tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel II.9.
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-16
Tabel II.9
Peningkatan Populasi dan Produksi Ternak
Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2014
JenisTernak
Ternak Besar
Sapi
Kerbau
Ternak Kecil
Kambing
Unggas
Ayam Buras
Itik
Produksi Hasil Peternakan
Produksi Daging
Produksi Telur
Satuan
2012
2013
2014
Ekor
Ekor
16.022
466
17.533
479
19.055
471
Ekor
16.893
17.464
19.864
Ekor
Ekor
99.029
13.215
243.071
28.047
255.071
31.047
Ton
Ton
2.291,4
192
2.362,14
400
2.716,44
464
Sumber : Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Siak, 2015
Selain produksi daging dari ternak sapi, kotoran sapi juga
dapat diolah menjadi pupuk padat dan urine sapi diolah menjadi
pupuk cair. Di Kabupaten Siak terdapat kelompok ternak yaitu
kelompok Karya Tunggal Desa Rawang Kao Kecamatan Lubuk
Dalam yang telah berhasil memproduksi pupuk cair atau urine
sapi serta telah mendapatkan izin merek dari Dirjen HAKI dengan
produksi pupuk cair per bulan sebesar 8.300 liter dan produksi
pupuk padat per bulan sebesar 5.000 Kg.
c. Potensi Perikanan
Komoditas unggulan sektor perikanan air tawar yang
dikembangkan di Kabupaten Siak antara lain ikan nila, lele,
patin, gurami, bawal, dan ikan mas. Potensi lahan yang tersedia
untuk pengembangan perikanan budidaya air tawar di Kabupaten
Siak cukup besar, yang sebagian besar tersebar di Kecamatan
Kerinci Kanan, Kandis, Dayun, Lubuk Dalam dan Tualang. Pada
tahun 2012 luas kolam masyarakat sebanyak 61,05 hektar, pada
tahun 2013 sebanyak 66,14 hektar dan tahun 2014 sebesar
66,14 hektar. Produksi perikanan budidaya air tawar menurut
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-17
jenis ikan Kabupaten Siak tahun 2012 sampai dengan tahun
2014 dapat dilihat pada Tabel II.10.
Tabel II.10
Produksi Perikanan Budidaya Air Tawar Menurut Jenis Ikan
Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2014
Jenis
Ikan Mas
Ikan Nila
Ikan Gurami
Ikan Lele Dumbo
Ikan Patin/Jambal Siam
Ikan Bawal
Jumlah
Produksi
2012
(Ton)
2013
(Ton)
2014
(Ton)
18.647
161.756
51.025
518.612
71.896
32.193
33.665
156.075
77.329
566.916
72.596
24.391
28,61
155,33
273,14
492,18
226,93
44,53
854.129
930.972
1.220,71
Sumber : Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Siak, 2015
d. Potensi Perkebunan
Komoditi tanaman perkebunan yang dikembangkan di
Kabupaten Siak antara lain kelapa sawit, karet, sagu, kelapa, dan
kakao. Sektor perkebunan di Kabupaten Siak berkembang sangat
pesat, terutama perkebunan kelapa sawit. Hal ini dikarenakan
oleh pengembangan perkebunan dengan berbagai macam pola.
Ada pola perusahaan swasta yang menanamkan modalnya untuk
pembukaan lahan perkebunan baru, ada pola kemitraan, pola inti
plasma, dan pola swadaya. Sentra produksi kelapa sawit terdapat
di Kecamatan Minas, Kecamatan Tualang dan Kecamatan Dayun.
Untuk komoditas karet terdapat di Kecamatan Kerinci Kanan,
Kecamatan Dayun dan Siak Sri Indrapura. Sedangkan kelapa
terdapat di Kecamatan Sungai Apit, Kecamatan Bunga Raya dan
Kecamatan Tualang. Dari data luas lahan dan produksi
perkebunan memperlihatkan bahwa komoditas kelapa sawit
memiliki jumlah produksi dan luas lahan terbesar bila
dibandingkan dengan komoditas lainnya, disusul dengan
komoditas karet. Selama tiga tahun terakhir yakni dari tahun
2012 sampai dengan 2014 luas lahan perkebunan kelapa sawit
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-18
selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 luas lahan
perkebunan kelapa sawit yaitu seluas 287.079 hektar, diikuti
oleh karet seluas 15.568 hektar, sagu seluas 11.522 hektar,
kelapa seluas 1.657 hektar, dan kakao seluas 66 hektar. Selain
memiliki luas lahan perkebunan yang paling luas, kelapa sawit
juga mempunyai jumlah produksi yang paling banyak, yaitu
sebesar 952.918 ton, diikuti karet sebesar 10.494 ton, sagu
sebesar 19.904 ton, kelapa sebesar 1.238 ton dan kakao sebesar
21 ton. Peningkatan Produksi Perkebunan Kabupaten Siak tahun
2012 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel II.11.
Tabel II.11
Peningkatan Produksi Perkebunan Kabupaten Siak
Tahun 2012 2014
Jenis
Tanaman
1
Kelapa Sawit
Karet
Sagu
Kelapa
Kakao
2012
2013
2014
Luas
Lahan (Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
Lahan (Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
Lahan (Ha)
Produksi
(Ton)
2
3
4
5
6
7
287.065,00
875.777,00
287.782,00
925.010,00
287.079,00
952.918,00
15.011,00
8.731,00
16.129,00
7.039,00
15.568,00
10.494,00
11.557,00
20.779,00
11.557,00
19.904,00
11.522,00
19.904,00
1.667,00
1.554,00
1.657,00
894,00
1.657,00
1.238,00
21,00
66,00
21,00
67,00
25,00
66,00
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak, 2015
e. Potensi Kawasan Industri dan Pelabuhan Tanjung Buton
Pada dokumen RTRW Kabupaten Siak dan RTRW Provinsi
Riau, Tanjung Buton merupakan kawasan industri. Tanjung
Buton ditetapkan sebagai salah satu simpul transportasi
(pelabuhan internasional) selain Dumai dan Kuala Enok. Kawasan
industri dan pelabuhan tanjung buton memiliki karakteristik
pelayaran yang memadai serta letak yang sangat strategis dengan
jalur pelayaran internasional. Jarak dan waktu tempuh Pelabuhan
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-19
buton menuju jalur pelayaran internasional dapat dilakukan
melalui tiga rute yaitu :
– Pelabuhan ButonDumaiSelat Malaka dengan jarak 148
kilometer dan waktu tempuh 6,5 jam
– Pelabuhan ButonSelat asam selat malaka dengan jarak 112,2
kilometer dan waktu tempuh 4,41 jam
– Pelabuhan butonselat lalangselat malaka dengan jarak 186,9
kilometer dan waktu tempuh 7,44 jam
Kawasan industri dan pelabuhan Tanjung Buton memliki
lahan seluas 5.192 Ha yang telah dibebaskan oleh Pemerintah
Kabupaten Siak. Dari luas kawasan tersebut, 600 Ha telah
bersertifikat HPL dari BPN. Pengembangan tahap pertama di atas
lahan seluas 600 Ha, 300 Ha untuk kawasan industri dan 300 Ha
untuk pelabuhan. Telah dibangun pelabuhan dermaga, trestle
laut, turap, trestle darat serta timbunan. Sejak tahun 2012
telah memiliki izin operasional sementara dari Kementerian
Perhubungan dengan Surat Nomor PP103/3/3/DP12 tanggal 12
Juli 2012. Pengelola Kawasan Industri oleh BUMD PT. Kawasan
Industri Tanjung Buton (PT. KITB) dan PT. Samudra Siak sebagai
Badan Usaha Pelabuhan. Kawasan pelabuhan tanjung buton
sudah dimanfaatkan untuk aktifitas bongkar oleh beberapa
perusahaan (PT. Astra Group, BOB PT. BSP dan PT. Pertamina
Hulu Energi, PT. Pekan Perkasa, PT. Wahana Meta Riau, Petro
Gold Malaysia).
Beberapa peluang industri yang dapat dikembangkan di
Kawasan Industri dan Pelabuhan Tanjung Buton antara lain:
Terminal CPO, Terminal BBM, Terminal Multipurpose, Terminal
Kontainer, Industri perkebunan (agro industri, Industri
pengolahan kayu, Industri barang turunan kertas, Industri barang
dari logam, Industri makanan, Industri perikanan dan Industri
petrokimia.
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-20
f. Potensi Pariwisata
Potensi wisata Kabupaten Siak didominasi oleh objekobjek
wisata sejarah hasil peninggalan kerajaan Siak yang dahulunya
merupakan bekas sebuah kerajaan besar melayu yang didirikan
pada Tahun 1723 oleh Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah atau
disebut sebagai Raja Kecik. Beberapa situs peninggalan bersejarah
kerajaan Siak yang merupakan potensi sebagai tempat tujuan
wisata yang menarik untuk dikunjungi baik oleh wisatawan lokal
maupun mancanegara antara lain: Istana Asserayah el Hasyimiyah
atau Istana Siak, Balai Kerapatan Tinggi, Mesjid Sultan Sultan
Syarif Kasim XII, Makam Sultan Syarif Kasim XII, Makam Koto
Tinggi, Tangsi Belanda. Selain potensi wisata sejarah sebagaimana
tersebut di atas, Kabupaten Siak juga memiliki potensi wisata
lainnya, antara lain : wisata budaya, wisata alam dan wisata
buatan. Wisata budaya antara lain Upacara adat perkawinan,
Tenun Siak dan Kesenian Tradisional terdiri dari tari zapin, olang
olang dan joget, musik kompang, gambus dan silat bedah, sastra
syair, pantun, bidal dan gurindam. Wisata alam terdiri dari : Danau
Zamrud, Danau Pulau Besar/Danau Bawah, Tasik Betung, Cagar
Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu, Danau Naga Sakti, Danau Km.
51 Gasib, dan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Kasim. Sedangkan
wisata buatan terdiri dari Jembatan Siak (Tengku Agung Sultanah
Latifah), Queen Star Water Park, Wisata Kuliner, Pusat Pelatihan
Gajah, Islamic Center, Gedung LAM Siak.
2.1.2
Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan
ekonomi dilakukan terhadap pertumbuhan PDRB pertumbuhan
ekonomi, laju inflasi, PDRB per kapita, dan pendapatan regional
perkapita.
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-21
1)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan
oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka
waktu tertentu, biasanya satu tahun. Unitunit produksi
tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9
(sembilan) sektor atau lapangan usaha, yaitu: 1) Pertanian,
Perternakan, Perikanan, Perkebunan dan Kehutanan,
2) Pertambangan dan Penggalian, 3) Industri Pengolahan, 4)
Listrik, Gas dan Air, 5) Bangunan/Konstruksi, 6) Perdagangan,
Hotel, dan Restoran, 7)
Angkutan dan Komunikasi,
8) Keuangan, Sewa Bangunan, dan Jasa Perusahaan, dan 9)
Jasajasa.
PDRB dengan migas Kabupaten Siak atas dasar harga
konstan tahun 2000 pada tahun 2013 berjumlah
Rp.13.464.261,95 juta. Kontribusi terbesar pada sektor
Pertambangan & Penggalian yaitu sebesar 65,25% dan terbesar
kedua adalah sektor Industri Pengolahan sebesar 17,88% dari
total PDRB. Sektor Listrik, Gas & Air Bersih memberikan
kontribusi terkecil terhadap PDRB yaitu sebesar 0,03%.
Perkembangan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB dengan
migas atas dasar harga konstan tahun 2000 Kabupaten Siak
dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada
Tabel II.12.
Tabel II.12
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB dengan Migas Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 Kabupaten Siak Tahun 2012 2013
N
o
1
2
3
4
5
6
7
Sektor
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik,Gas & Air Bersih
Bangunan/Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
2012
(Juta Rp)
1.332.181,67
9.513.394,30
2.266.949,73
3.887,48
153.524,61
293.084,62
84.382,97
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
%
9,59
68,46
16,31
0,03
1,10
2,11
0,61
2013
(Juta Rp)
1.412.816,31
8.785.893,96
2.407.299,07
4.225,41
161.337,19
327.497,65
94.689,91
%
10,49
65,25
17,88
0,03
1,20
2,43
0,70
II-22
8
9
Keuangan, Sewa, & Jasa
Perusahaan
JasaJasa
Jumlah
41.769,73
0,30
45.246,24
0,34
207.969,94
1,50
225.256,21
1,67
13.897.145,05
100,00
13.464.261,95
100,00
Sumber : PDRB Kabupaten/Kota SeProvinsi Riau 2012 2014
PDRB dengan migas Kabupaten Siak atas dasar harga
berlaku tahun 2013 berjumlah Rp.57.515.706,73 juta. Kontribusi
terbesar pada sektor Pertambangan & Penggalian yaitu sebesar
39,88% dan terbesar kedua adalah sektor Industri Pengolahan
sebesar 32,15% dari total PDRB. Sektor Listrik,Gas & Air Bersih
memberikan kontribusi terkecil terhadap PDRB yaitu sebesar
0,04%. Perkembangan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB
dengan migas atas dasar harga berlaku Kabupaten Siak dari tahun
2012 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel II.13
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tabel II.13
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2013
2012
2013
Sektor
(Juta Rp)
%
(Juta Rp)
%
Pertanian
9.370.576,62
17,78
10.570.411,75
18,38
Pertambangan & Penggalian
22.735.589,85
43,13
22.935.980,50
39,88
Industri Pengolahan
16.218.833,99
30,77
18.489.699,97
32,15
Listrik, Gas, & Air Bersih
16.717,25
0,03
20.811,93
0,04
Konstruksi
1.523.221,63
2,89
1.836.926,01
3,19
Perdagangan, Hotel, & Restoran
1.288.264,23
2,44
1.639.778,06
2,85
Pengangkutan & Komunikasi
178.455,16
0,34
212.617,13
0,37
Keuangan, Sewa, & Jasa
284.373,79
0,54
366.038,86
0,64
Perusahaan
JasaJasa
1.099.773,50
2,09
1.443.442,52
2,51
Jumlah
52.715.806,02
100,00
57.515.706,73
100,00
Sumber : PDRB Kabupaten/Kota SeProvinsi Riau 2012 2014
PDRB tanpa migas Kabupaten Siak atas dasar harga konstan
tahun 2000 pada tahun 2013 berjumlah Rp.4.703.265,10 juta.
Kontribusi terbesar pada sektor Industri Pengolahan yaitu sebesar
51,18% dan terbesar kedua adalah sektor Pertanian sebesar
30,04% dari total PDRB. Sektor Listrik, Gas & Air Bersih
memberikan kontribusi terkecil terhadap PDRB yaitu sebesar
0,09%. Perkembangan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-23
tanpa migas atas dasar harga konstan tahun 2000 Kabupaten Siak
dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada
Tabel II.14.
Tabel II.14
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tanpa Migas Atas Dasar Harga Konstan Tahun
2000 Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2013
N
o
Sektor
1
2
3
4
5
6
7
2012
(Juta Rp)
1.332.181,67
23429,83
2.266.949,73
3.887,48
153.524,61
293.084,62
84.382,97
%
30,23
0,53
51,44
0,09
3,48
6,65
1,91
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik,Gas & Air Bersih
Bangunan/Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Sewa, & Jasa
8
41.769,73
0,95
Perusahaan
9 JasaJasa
207.969,94
4,72
Jumlah
4.407.180,58 100,00
Sumber : PDRB Kabupaten/Kota SeProvinsi Riau 2012 2014
2013
(Juta Rp)
1.412.816,31
24897,11
2.407.299,07
4.225,41
161.337,19
327.497,65
94.689,91
45.246,24
225.256,21
4.703.265,10
%
30,04
0,53
51,18
0,09
3,43
6,96
2,01
0,96
4,79
100,00
PDRB tanpa migas Kabupaten Siak atas dasar harga berlaku
tahun 2013 berjumlah Rp.34.802.480,62 juta. Kontribusi terbesar
pada sektor Industri Pengolahan yaitu sebesar 53,13% dan
terbesar kedua adalah sektor Pertanian sebesar 30,37% dari total
PDRB. Sektor Listrik,Gas & Air Bersih memberikan kontribusi
terkecil terhadap PDRB yaitu sebesar 0,06%. Perkembangan nilai
dan kontribusi sektor dalam PDRB dengan migas atas dasar harga
berlaku Kabupaten Siak dari tahun 2012 sampai dengan tahun
2013 dapat dilihat pada Tabel II.15.
Tabel II.15
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tanpa Migas Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2013
No
1
2
3
4
5
Sektor
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, & Air Bersih
Konstruksi
2012
(Juta Rp)
9.370.576,62
164042,15
16.218.833,99
16.717,25
1.523.221,63
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
%
31,09
0,54
53,80
0,06
5,05
2013
(Juta Rp)
10.570.411,75
222754,39
18.489.699,97
20.811,93
1.836.926,01
%
30,37
0,64
53,13
0,06
5,28
II-24
6
7
Perdagangan, Hotel, & Restoran
1.288.264,23
4,27
Pengangkutan & Komunikasi
178.455,16
0,59
Keuangan, Sewa, & Jasa
8
284.373,79
0,94
Perusahaan
9 JasaJasa
1.099.773,50
3,65
Jumlah
30.144.258,32 100,00
Sumber : PDRB Kabupaten/Kota SeProvinsi Riau 2012 2014
1.639.778,06
212.617,13
4,71
0,61
366.038,86
1,05
1.443.442,52
34.802.480,62
4,15
100,00
2) PDRB Per Kapita
Tujuan pembangunan ekonomi dan sosial adalah
meningkatkan pendapatan masyarakat yang ditandai dengan
meningkatnya daya beli masyarakat tersebut, dan dengan disertai
pengurangan masyarakat miskin, yang antara lain dilakukan
dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan perbaikan derajat
kesehatan yang pada akhirnya akan membawa kepada
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Peningkatan PDRB per
kapita menjadi salah satu tolok ukur terhadap pencapaian
kemakmuran suatu masyarakat dalam satu daerah. PDRB per
kapita adalah salah satu indikator ekonomi yang cukup penting,
yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kemakmuran yang
telah dicapai penduduk pada suatu daerah. PDRB per kapita dapat
dibahasakan sebagai ratarata nilai tambah yang dihasilkan oleh
satu orang penduduk pada suatu daerah. Bila disajikan secara
berkala, data tersebut akan dapat menunjukkan adanya
perubahan kemakmuran yang terjadi di daerah tersebut, sehingga
dapat diinterpretasikan apakah perubahannya menunjukkan ke
arah yang semakin membaik atau sebaliknya. Angka PDRB per
kapita diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB suatu daerah
dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang ada di
daerah tersebut. Dengan demikian jumlah penduduk yang ada di
suatu daerah sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya nilai
PDRB per kapita.
Pada tahun 2013, PDRB per kapita penduduk Kabupaten
Siak atas dasar harga berlaku sebesar 83,60 juta rupiah. Hal ini
dapat diartikan bahwa pada tahun 2013, setiap penduduk
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-25
Kabupaten Siak dapat menciptakan nilai tambah (value added)
sebesar
83,60
juta rupiah dalam setahun.
Tabel
6.10
menunjukkan bahwa angka PDRB per kapita tanpa migas atas
dasar harga berlaku selama kurun waktu 20112013 terus
mengalami peningkatan; yaitu dari 66,28 juta rupiah pada tahun
2011, naik menjadi 74,20 juta rupiah di tahun 2012, kemudian
menjadi 83,60 juta rupiah pada tahun 2013.
Dalam periode yang sama secara riil PDRB per kapita atas
dasar harga konstan tahun 2000 juga menunjukkan tren yang
meningkat yakni 10,46 juta rupiah di tahun 2011, kemudian di
tahun 2012 menjadi 10,91 juta rupiah dan 11,30 juta rupiah di
tahun 2013.
grafik II.3
Perkembangan PDRB Per Kapita Tanpa Migas Kabupaten Siak
Tahun 2012 2013 (Juta Rupiah)
Sumber : PDRB Kabupaten/Kota SeProvinsi Riau 2012 – 2014
3)
Inflasi
Inflasi merupakan indikator yang menunjukkan kenaikan
harga barang dan jasa secara umum yang terjadi di suatu wilayah.
Inflasi dihitung berdasarkan perubahan Indeks Harga Konsumen
(IHK) bulan bersangkutan terhadap bulan sebelumnya. Inflasi
bulanan yang terjadi di Siak Sri Indrapura sepanjang tahun 2014
sampai dengan maret 2015 cukup fluktuatif , dengan inflasi
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-26
tertinggi terjadi pada bulan November dan Desember 2014.
Tekanan Inflasi pada bulanbulan tersebut terjadi akibat kebijakan
pemerintah menaikan bahan bakar Minyak (BBM) yang
berimbaspada kenaikan harga pada komoditaskomoditas lainnya.
Disamping itu kenaikan harga LPG dan Tarif Tenaga Listrik secara
progresif dari Juli 2014 turut memicu tingginya inflasi mulai
pertengahkan tahun 2014.
Grafik II.4
Perkembangan Inflasi Umum Bulanan Kota Siak Sri Indrapura
Tahun 20142015
Memasuki triwulan pertama tahun 2015, Kondisi tingkat
harga secara umum di Kota Siak Sri Indrapura mengalami
penurunan disbanding bulanbulan sebelumnya. Disamping
momen hari Raya dan tahun baru telah usai, pada triwulan ini
pasokan bahan makanan mulai normal, disamping adanya
kebijakan pemerintah untuk menurunkan kembali harga bahan
bakar minyak (BBM) pada pertengahan bulan Januari 2015, yang
sebelumnya naik cukup tinggi.
Secara Umum, Inflasi triwulan
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU
DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
2.1
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Kabupaten Siak merupakan daerah bekas Kerajaan Siak yang
didirikan pada tahun 1.723 Masehi, Kabupaten Siak ditetapkan
berdasarkan UndangUndang Nomor 53 Tahun 1999 dengan ibu
kota Siak Sri Indrapura, awal berdirinya terdiri dari 3 Kecamatan,
yaitu Kecamatan Siak, Minas dan Sungai Apit tahun 2001 (8
Kecamatan) yaitu : Kecamatan Siak, Sungai Apit, Minas, Dayun,
Kerinci Kanan, Tualang, Bunga Raya dan Sungai Mandau (90
Desa/Kel). Pada akhir tahun 2002 (11 Kecamatan) ditambah Kandis
dan Koto Gasib, pemekaran tahun 2005 menjadi 13 Kecamatan
(Sabak Auh dan Mempura) tahun 2007 menjadi 14 Kecamatan
(Pusako Pecahan Bunga Raya), sebelumnya Siak berada dalam
Wilayah Kabupaten Bengkalis.
2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1.1 Luas dan batas wilayah Administrasi
Luas wilayah Kabupaten Siak adalah 8.556,09 Km2
atau
sekitar 9,89% dari luas wilayah Propinsi Riau dengan Siak Sri
Indrapura sebagai Ibukota Kabupaten. Kabupaten Siak secara
administrasi terdiri atas 14 Kecamatan dan 129 Desa/Kelurahan.
Kecamatan dengan wilayah paling luas adalah Sungai Mandau
(1.705 Km2), dan yang paling sempit adalah Sabak Auh (73,38 Km2).
Wilayah Kabupaten Siak mengalami pemekaran sejak tahun
2005 dari 11 kecamatan yaitu Kecamatan Siak, Kecamatan Minas,
Kecamatan Sungai Apit, Kecamatan Tualang, Kecamatan Bunga
Raya, Kecamatan Kandis, Kecamatan Lubuk Dalam, Kecamatan
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-1
Koto Gasib, Kecamatan Sungai Mandau, Kecamatan Kerinci Kanan
dan Kecamatan Dayun, bertambah 3 kecamatan menjadi 14
kecamatan yaitu :
Kecamatan Mempura merupakan pemekaran dari wilayah
Kecamatan Siak, mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten
Siak Nomor 4 Tahun 2005;
Kecamatan Sabak Auh merupakan pemekaran dari wilayah
Kecamatan Sungai Apit, mengacu pada Peraturan Daerah
Kabupaten Siak Nomor 4 Tahun 2005; dan
Kecamatan Pusako merupakan pemekaran dari wilayah
Kecamatan Bunga Raya, mengacu pada Peraturan Daerah
Kabupaten Siak Nomor 8 Tahun 2007.
Dengan semangat otonomi daerah dan implementasi Undang
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Daerah
Kabupaten Siak Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Penamaan Desa Menjadi Kampung, maka untuk melestarikan dan
mengangkat istilah penamaan melayu untuk desa di Kabupaten
Siak diganti menjadi Kampung. Selanjutnya Kabupaten Siak
terdiri dari 122 Kampung dan 9 kelurahan. Luas masingmasing
kecamatan dapat dilihat pada Tabel II.1 berikut ini :
Tabel II.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan
Kabupaten Siak Tahun 2014
Kecamatan
Ibukota
Jumlah
Kampung/
Kelurahan
Luas Wilayah
(Km2)
Persentase
Luas
1
2
3
4
5
1. Minas
Minas
5
346,35
4,05
2. Kandis
Kandis
11
3. Siak
Siak Sri Indrapura
1.493,65
17,45
894,17
10,45
4. Sungai Apit
Sungai Apit
15
1.346,33
15,73
5. Sungai Mandau
Muara Kelantan
9
1.705,00
19,92
6. Kerinci Kanan
Kerinci Kanan
12
128,66
1,50
7. Lubuk Dalam
Lubuk Dalam
7
155,09
1,81
8. Tualang
Perawang
9
343,6
4,01
9. Koto Gasib
Pangkalan Pisang
11
704,7
8,24
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
8
II-2
Kecamatan
Ibukota
Jumlah
Kampung/
Kelurahan
Luas Wilayah
(Km2)
Persentase
Luas
1
2
3
4
5
10. Dayun
Dayun
11
232,24
2,71
11. Bunga Raya
Bunga Raya
10
151
1,76
12. Mempura
Benteng Hilir
8
437,45
5,11
13. Sabak Auh
Bandar Sungai
8
73,38
0,86
14. Pusako
Dusun Pusaka
7
544,47
6,36
Kabupaten Siak
131
8.556,09
100,00
Sumber: Siak Dalam Angka 2014
Gambar II.1
Peta Administrasi Kabupaten Siak
2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis
Secara geografis, Kabupaten Siak terletak diantara 116’30” LU
sampai dengan 020’49” LU dan 10054’21” BT sampai dengan
10210’59” BT. Di sebelah utara Kabupaten Siak berbatasan dengan
Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Kepulauan Meranti Propinsi
Riau, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar,
Kota Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, di sebelah
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-3
barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kampar,
Kabupaten Rokan Hulu dan Kota Pekanbaru Propinsi Riau serta di
sebelah timur berbatsan dengan Kabupaten Bengkalis, Kabupaten
Pelalawan dan Kabupaten Kepulauan Meranti Propinsi Riau.
2.1.1.3 Klimatologi
Berdasarkan letak astronomis, seluruh Kabupaten Siak bila
dilihat dari iklim matahari, seluruhnya terletak di daerah tropis,
sehingga iklim yang berlaku di daerah ini juga iklim tropisdengan
suhu udara berkisar antara 250C sampai dengan 370C dan
kelembaban udara 88,9% per bulan. Menurut klasifikasi iklim
Koppen, Kabupaten Siak dengan curah hujan yang hampir merata
di sepanjang tahun. Jumlah hari hujan pada tahun 2014 mencapai
94 hari dan curah hujan sebesar 1.700 mm. Pada tahun 2013 rata–
rata curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Bunga Raya yakni
232 mm per bulan per tahun. Sementara jumlah hari hujan paling
banyak di Kecamatan Bunga Raya sejumlah 144 hari.
Iklim merupakan sumberdaya yang sangat berharga dan
memainkan peranan penting dalam pembangunan pertanian.
Ketidak menentuan pola curah hujan dan musim serta anomali
(penyimpangan) iklim merupakan dampak dari perubahan iklim
yang sudah dan akan terus terjadi. Kondisi ini semakin dirasakan,
antara lain dalam bentuk ancaman banjir dan kekeringan, serangan
hama penyakit, dan penurunan rendemen dan kualitas hasil
pertanian.
Tabel. II.2
Perkembangan Jumlah Hari Hujan (HH) dan Jumlah Curah Hujan (MM)
Tahun 20102014 Kabupaten
Kabupa
ten
Siak
2010
HH
MM
na
na
2011
M
HH
M
HH
na
114
na
2012
MM
2.14
8
Siak
2013
HH
173
MM
2.06
3
2014
HH
150
MM
1.55
2
Sumber : BPS Provinsi Riau dan BMKG Riau (2015)
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-4
Keterangan : HH= Hari Hujan, MM=Milimeter, na=not available
Dengan menurunnya Jumlah hari hujan dan curah hujan
berkolerasi positif terhadap kebakaran hutan dan lahan dan kabut
asap sehingga kualitas udara menjadi sangat tidak sehat. Pada
tahun 2014, kebakaran lahan dan hutan mulai banyak terjadi pada
bulan Februari dan Maret bersama dengan musim kemarau dan
pembukaan/pembersihan lahan gambut oleh petani.
Tabel II.3
Jumlah Titik Api Tahun 2014 Kabupaten Siak
Uraian
BULAN
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Aug
Sep
Okt
Nov
Des
Jumlah Titik
Api
5
150
130
0
8
22
21
10
10
10
0
0
Sumber : BPBD Provinsi Riau (2015)
Grafik II.1
Jumlah Titik Api Tahun 20102014 Kabupaten Siak
Sumber : BPBD Provinsi Riau (2015)
2.1.1.4 Hidrogeologi
Wilayah Kabupaten Siak merupakan bagian dari daerah yang
tersusun dari batuan sedimen Tufa yang berombak sampai
bergelombang. Batuan induk didominasi batuan lempung (clay),
silika, batu pasir dan batu lapis. Formasi ini terdapat di daerah
Minas. Jenis tanah yang dominan adalah tanah tropodulit atau
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-5
setara dengan tanah podsolik merah kuning pada perbukitan dan
tropaquepst atau setara dengan tanah alluvial yang sudah mulai
berkembang pada bagian daratan rendah, terutama di pinggiran
sungai. Tekstur tanah galuh lempung pasiran (sandy clay loam) dan
galuh lempung yang makin ke dalam makin tinggi kadar
lempungnya. Struktur tanah gembur sampai gumpal menyudut
untuk horison Adan gumpal menyudut untuk horison B yang
umumnya memiliki sifat fermeabilitas yang rendah. Wilayah
alluvium merupakan daerah rawarawa yang terjadi karena gambut
yang mengalami proses sedimentasi dari sungaisungai didekatnya.
Sebagai daerah yang sebagian besar wilayahnya merupakan
berupa dataran rendah yang berawarawa, Kabupaten Siak memiliki
banyak Sungai. Sungai tersebar adalah sungai siak, kemudian
Sungai Mandau, Sungai Rawa, Sungai Gasib, Sungai Siak Kecil,
Sungai Apit dan Sungai Buatan. Selain perairan sungai, Kabupaten
Siak juga memiliki beberapa danau/ tasik antara lain : Tasik Pulau
Besar, Zamrud, Pulau Atas, Pulau Bawah, Tasik Serai, Tasik Air
Hitam dan Tasik Ketilau. Tasiktasik tersebut berpotensi untuk
dijadikan budidaya perikanan air tawar serta pariwisata.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel II.4
Sungaisungai dan tasik yang berada di Kabupaten Siak tahun 2014
1.
KECAMATAN
NAMA SUNGAI
NAMA TASIK
1
2
3
Minas
Sungai Sialang, Minas, Mandi Angin, Kin,
Uko dan Pekatar
Sungai Bakula, Mandau, Sam Sam,
Ketialau, Air Hitam, Besi,
Tembatu Sonsang
2.
Kandis
3.
Siak
Sungai Buantan Besar dan Siak
4.
Sungai Apit
Sungai Apit, Metas, Rawa dan Siak
Pulau Atas, Tasik Rawa, Tasik
Mungkal dan Tasik Belat
5.
Sungai Mandau
6.
Kerinci Kanan
Rangau, Tondano dan Palumpang
Sungai Mandau, Kampas, Takikabun,
Kelantan, Olak dan Bungkal
Sungai Kerinci
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
Danau Tasik Betung,
II-6
KECAMATAN
NAMA TASIK
NAMA SUNGAI
7.
Lubuk Dalam
8.
Tualang
Sungai Siak, Lukut dan Perawang
9.
Koto Gasib
Sungai Siak, Gasib dan Buatan
10.
Dayun
Sungai Sejuk
11.
Bunga Raya
Sungai Siak dan Buantan
Pulau Besar, Zamrud, Pulau
Bawah
12.
Mempura
Sungai Mempura Besar dan Pinang
13.
Sabak Auh
Sungai Siak Kecil, Tengah dan Bayam
14.
Pusako
Sungai Siak dan Sungai Limau
Tasik Naga
Sumber : Bagian Pertanahan Sekretariat Daerah Kabupaten Siak
Sungai siak berasal dari 2 anak sungai, yaitu Sungai Tapung
Kanan dan Tapung Kiri yang anakanak sungainya berasal dari
wilayah Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar dan Kabupaten
Bengkalis. Sungai Tapung Kanan berasal dari anakanak sungai
Paturuk, Karas Takuana, Suram, Lindai dan Siangkala.
Sungai mandau merupakan sungai yang cukup penting yang
dibagian hulunya merupakan rawa dengan fisiografi kubah gambut.
Formasi ini memiliki kondisi hidrologi yang dicirikan oleh air tanah
yang dangkal, sehingga dengan evapotranspirasi dari air hujan yang
meresap melalui air tanah dari kawasan hutan disekitarnya. Oleh
karena itu, hutan memegang peranan penting bagi penyediaan air
tanah di daerah ini.
Setiap perubahan lingkungan kubah gambut oleh penebangan
hutan akan berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi
hidrografi di daerah ini. Pelepasan air dari kawasan ini merupakan
pensuplay utama aliaran air yang masuk melalui anakanak sungai
yang lain masuk ke sungai Mandau yang airnya berwarna coklat
kehitaman. Kondisi aliran air kubah gambut hampir terdapat di
sepanjang Sungai Siak yang kesemuanya akan memberikan
kontribusi terhadap kualitas perairan di Sungai Siak.
2.1.1.5 Penggunaan Lahan
Luas lahan Kabupaten Siak menurut penggunaannya pada
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-7
tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel II.5. Penggunaan lahan terluas
adalah lahan lainnya (jalan, sungai, danau, lahan tandus, dan lain
lain) yaitu sebesar 200.603 Ha atau sebesar 25,38%.
Tabel II.5
Luas Lahan Kabupaten Siak Menurut Penggunaan Tahun 2014
PENGGUNAAN
LUAS (HA)
1
2
PROPORSI
(%)
3
Lahan Sawah
4.675
0,55%
Tegal/Kebun
25.812
3,02%
9.351
1,09%
Perkebunan
200.648
23,45%
Hutan Rakyat
111.799
13,07%
216
0,03%
7.685
145
0,90%
0,02%
179.665
21,00%
79.958
9,35%
18.479
217.176
2,16%
25,38%
855.609
100,00
Ladang/Huma
Padang Penggembalaan/Rumput
Sementara Tidak Diusahakan
Lainnya (Tambak, Kolam, Empang, Dll)
Rumah Bangunan/Halaman
Hutan Negara
Rawa
Lainnya (Jalan, Sungai, Danau, Lahan Tandus, Dll)
Jumlah
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kab. Siak, 2015
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Nasional, yang dimaksud dengan
kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumber daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan lindung
dapat diklasifikasikan menjadi kawasan yang memberikan
perlindungan kawasan bawahannya, kawasan perlindungan
setempat, kawasan hutan suaka alam, kawasan hutan pelestarian
alam dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
Salah satu kawasan lindung yang terkenal di Kabupaten Siak
dan merupakan kawasan hutan suaka alam yaitu cagar biosfer
Giam Siak KecilBukit Batu (GSKBB). Cagar Biosfer Giam Siak
KecilBukit Batu untuk wilayah Kabupaten Siak memiliki luas
705.271 Ha, terdiri dari 3 (tiga) Zona yaitu Zona inti(±178.722 Ha),
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-8
Zona penyangga (±222.426 Ha) dan Zona transisi (±304.123 Ha).
Sebaran penggunaan lahan dapat dilihat pada gambar II.2
Gambar II.2
Pengunaan Lahan Kabupaten Siak
2.1.1.6 Kondisi Demografi
Penduduk Kabupaten Siak berdasarkan hasil registrasi
penduduk tahun 2014 berjumlah 471.330 jiwa. Dengan luas wilayah
sebesar 8.556,09 Km2, kepadatan penduduk Kabupaten Siak pada
tahun 2014 sebesar 55 jiwa/Km2. Kecamatan Tualang merupakan
kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi sebesar
368 jiwa/Km2, selanjutnya adalah Kecamatan Kerinci Kanan dengan
tingkat kepadatan penduduk sebesar 201 jiwa/Km2 dan Kecamatan
Sabak Auh dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 174
jiwa/Km2. Sementara kepadatan terendah berada di Kecamatan
Sungai Mandau dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 4
jiwa/Km2. Penyebaran penduduk Kabupaten Siak tahun 2014 cukup
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-9
merata di wilayah kecamatan. Sebaran penduduk terbanyak, yaitu
26,83% penduduk tinggal di Kecamatan Tualang. Sebaran terbanyak
kedua sebesar 17,47% berada di Kecamatan Kandis, dan berikutnya
adalah Kecamatan Dayun sebesar 6,91%. Tiga kecamatan dengan
distribusi penduduk terendah yaitu Kecamatan Sabak Auh (2,71%),
Kecamatan Sungai Mandau (1,58%) dan Kecamatan Pusako (1,41%).
Komposisi Penduduk Kabupaten Siak menurut jenis kelamin terdiri
atas lakilaki 245.429 jiwa (52,07%) dan perempuan 225.901 jiwa
(47,93%). Perbandingan jumlah penduduk lakilaki dan perempuan
menghasilkan sex rasio Kabupaten Siak sebesar 108 yang berarti
jumlah penduduk lakilaki lebih besar dari pada jumlah penduduk
perempuan, lebih rinci sebagaimana tertera dalam tabel II.6 berikut
ini :
Tabel. II.6
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten Siak Tahun 2014
Kecamatan
1
1. Minas
2. Kandis
3. Siak
4. Sungai Apit
5. Sungai Mandau
6. Kerinci Kanan
7. Lubuk Dalam
8. Tualang
9. Koto Gasib
10. Dayun
11. Bunga Raya
12. Mempura
13. Sabak Auh
14. Pusako
Kabupaten Siak
LakiLaki
2
16.737
42.873
14.209
15.983
Penduduk
Perempuan
3
15.202
39.476
13.339
14.946
Jumlah
4
31.939
82.349
27.548
30.929
3.837
3.608
7.445
13.556
10.777
66.102
12.093
17.052
13.699
8.424
6.622
3.465
12.271
10.023
60.340
11.395
15.539
12.493
7.899
6.167
3.203
25.827
20.800
126.442
23.488
32.591
26.192
16.323
12.789
6.668
245.429
225.901
471.330
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Siak, 2015
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-10
Ditinjau dari kelompok usia, pada tahun 2014 dari jumlah
penduduk yang berjumlah 471.330 jiwa terdapat 320.159 jiwa atau
67,93% penduduk usia produktif yaitu kelompok usia antara 1564
tahun dengan komposisi terbesar berada pada penduduk berusia
3034 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Siak
memiliki potensi sumber daya manusia yang dapat dimobilisasi pada
berbagai sektor pembangunan daerah. Untuk itu pemerintah daerah
dituntut berperan dalam meningkatkan ekonomi daerah dan
ekonomi masyarakat sehingga dapat membuka lapangan usaha
seluasluasnya bagi penduduk usia produktif yang pada akhirnya
dapat menekan lajunya angka pengangguran terbuka. Penduduk
usia muda (belum produktif) yaitu kelompok usia antara 014 tahun
berjumlah 141.196 jiwa atau 29,96% dengan komposisi terbesar
berada pada penduduk berusia 1014 tahun. Hal ini tentunya perlu
mendapat perhatian yang serius dari pemerintah daerah untuk
mempersiapkan generasi muda sebagai asset daerah baik melalui
peningkatan kualitas kesehatan maupun pendidikan. Sedangkan
untuk penduduk usia tua (tidak produktif) yaitu kelompok usia lebih
dari 65 tahun berjumlah 9.975 jiwa atau 2,12%, dengan komposisi
terbesar berada pada penduduk berusia 6539 tahun. Perlu
disiapkan pelayanan khusus bagi penduduk usia tua baik pelayanan
kesehatan, bantuan sosial bagi lanjut usia serta membangun sarana
sosial seperti panti jompo. Lebih rinci sebagaimana tertera dalam
Tabel II.7 berikut ini :
Tabel II.7
Jumlah Penduduk Menurut Struktur Usia
Kabupaten Siak Tahun 2014
Struktur Usia
LakiLaki
Perempuan
Jumlah
1
2
3
4
04
59
1014
1519
2024
18.995
26.417
27.595
22.982
20.578
17.320
25.051
25.818
21.801
19.451
36.315
51.468
53.413
44.783
40.029
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-11
Struktur Usia
LakiLaki
Perempuan
Jumlah
2529
3034
3539
4044
4549
5054
5559
6064
6569
7074
>75
21.057
23.211
22.048
19.686
15.934
10.172
6.641
4.657
2.232
1.774
1.450
21.288
22.732
20.598
17.462
13.010
8.145
5.197
3.509
1.909
1.409
1.201
42.345
45.943
42.646
37.148
28.944
18.317
11.838
8.166
4.141
3.183
2.651
Kabupaten Siak
245.429
225.901
471.330
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Siak, 2015
Grafik II.2
Perkembangan Jumlah Penduduk Tahun 20102014
Kabupaten Siak
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Siak, 2015
Gambar II.3
Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Siak
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-12
2.1.1.7 Wilayah Rawan Bencana
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas
alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi,
tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan
manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat,
sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan
struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari
bencana dan daya tahan.
Bencana alam yang sering terjadi setiap tahunnya di
Kabupaten Siak banjir, kebakaran hutan dan lahan serta abrasi
pantai. Secara umum, Kabupaten Siak tidak memiliki kendala fisik
untuk pengembangan wilayah yang cukup berbahaya terutama
untuk budidaya perkotaan. Dari hasil interpretasi rona fisik, wilayah
Kabupaten Siak cenderung memiliki topografi yang landai dengan
kemiringan lereng sekitar 03% dan ketinggian 050 meter dpl serta
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-13
memiliki sifat batuan pada satuan perbukitan yang stabil sehingga
potensi untuk terjadinya gerakan tanah dan erosi yang
menyebabkan longsor sangat kecil. Namun, karena sebagian besar
wilayahnya relatif datar (1430 mdpl), potensi untuk terjadinya
banjir cukup besar di beberapa tempat terutama didaerah sepanjang
Sungai Siak. Berdasarkan perhitungan siklus hidrologi dimana
terjadi surplus air sekitar 15% manjadi aliran permukaan dari curah
hujan ratarata bulanan, maka kemungkinan terjadinya banjir
musiman pada bulanbulan basah. Kecamatan yang rawan
terjadinya banjir adalah Kecamatan Sungai Mandau, Siak, Sungai
Apit, Mempura dan perbatasan Kecamatan Minas dan Sungai
Mandau.
Kabupaten Siak berpotensi bahaya erosi atau lebih tepatnya
abrasi pantai di sepanjang pesisir Kecamatan Sungai Apit.
Karakteristik struktur geologi dan jenis tanah di pesisir pantai
Kecamatan Sungai Apit terdiri dari jenis endapan permukaan pantai
dan sungai dengan komposisi struktur tanahnya sebagian besar
adalah kerikil pasir dan lempung. Jenis tanah ini menjadi faktor
material yang berpengaruh besar terhadap proses pengikisan tanah
di pantai dan sempadan sungai.
2.1.1.8 Potensi pengembangan wilayah
a. Potensi Pertanian
Sektor pertanian menjadi salah satu motor penggerak dan
memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian Kabupaten
Siak selain sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan.
Komoditi unggulan Kabupaten Siak untuk sektor pertanian
terdiri dari padi, jagung, kedelai, kacangkacangan, dan umbi
umbian. Kabupaten Siak memiliki luas Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) mencapai 4.675 hektar (lahan sawah
produktif) dan cadangan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-14
(cadangan LP2B) seluas 2.610 hektar, sehingga luas total potensi
lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas 7.285 hektar.
Potensi lahan sawah terbesar terdapat di 4 (empat) kecamatan
yaitu Kecamatan Bunga Raya, Kecamatan Sungai Apit, Kecamatan
Sabak Auh, dan Kecamatan Sungai Mandau.
Tanaman padi dibandingkan dengan tanaman lainnya pada
tahun 2014 memiliki jumlah produksi yang paling banyak yaitu
sebesar 40.394 ton dan memiliki luas panen yang paling luas
yaitu seluas 8.078 hektar. Selain itu juga diikuti oleh tanaman
jagung dengan jumlah produksi sebesar 479 ton dan memiliki luas
panen seluas 209 hektar serta diikuti oleh komoditi unggulan
lainnya. Data ini memberikan gambaran bahwa tanaman padi
masih mendominasi sektor pertanian di Kabupaten Siak.
Peningkatan produksi pertanian di Kabupaten Siak dari tahun
2012 sampai dengan tahun 2014 dapat di lihat pada Tabel II.8.
Tabel II.8
Peningkatan Produksi Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2014
2012
2013
2014
Jenis Tanaman
Produksi
(Ton)
Luas
Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
Panen
(Ha)
1
2
3
4
5
6
7
32.298
7.982
36.978
8.359
40.394
8.078
Jagung
681
296
474
207
479
209
Kedelai
28
26
9
9
12
11
Kacang tanah
98
105
70
75
56
60
Kacang hijau
17
17
3
3
2
2
Ubi Kayu
5.930
228
5.846
218
7.169
281
Ubi Jalar
600
72
442
55
464
56
Padi
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Siak, 2015
b. Potensi Peternakan
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-15
Komoditas unggulan sektor peternakan yang dikembangkan
di Kabupaten Siak antara lain: sapi, kerbau, kambing, ayam buras
dan itik. Populasi terbesar untuk jenis ternak besar yaitu sapi,
sedangkan untuk ternak kecil populasi terbanyak yaitu kambing.
Melihat potensi ternak yang besar, Pemerintah Kabupaten Siak
ingin menjadikan Kabupaten Siak sebagai sentra pengembangan
sapi potong di daerah Riau. Salah satu upaya yang telah
dilakukan untuk mewujudkan hal di atas, yaitu melalui
pengembangan kawasan peternakan pola sistem integrasi sapi dan
kelapa sawit (SISKA) dan pola sistem integrasi sapi dan padi
(SISPA), sehingga peternak sapi tidak lagi kesulitan menyediakan
pakan
ternaknya. Potensi lahan perkebunan untuk
pengembangan pola SISKA di Kabupaten Siak sebesar 204.540 Ha
untuk 409.080 ekor. Saat ini lahan perkebunan yang telah
dimanfaatkan sebesar 3.294 Ha untuk 6.589 ekor atau 4,14%.
Sedangkan potensi lahan sawah untuk pengembangan pola SISPA
sebesar 7.704 Ha untuk 3.500 ekor. Saat ini lahan perkebunan
yang telah dimanfaatkan sebesar 308 Ha untuk 140 ekor atau 4%.
Sentral pengembangan ternak sapi dengan pola SISKA terdapat di
beberapa kecamatan seperti Kecamatan Dayun, Kerinci Kanan,
Lubuk Dalam dan Gasib sedangkan untuk penyangga kawasan
pengembangan terdapat di Kecamatan Kandis, Tualang dan
Minas, di mana kecamatankecamatan tersebut sebagian besar
wilayahnya merupakan kebun kelapa sawit. Untuk pengembangan
ternak sapi dengan pola SISPA dapat dikembangkan di beberapa
kecamatan seperti Kecamatan Bunga Raya, Kecamatan Sungai
Apit, Kecamatan Sabak Auh, dan Kecamatan Sungai Mandau, di
mana kecamatankecamatan tersebut sebagian besar wilayahnya
merupakan persawahan padi. Peningkatan populasi ternak dan
produksi ternak Kabupaten Siak dari tahun 2012 sampai dengan
tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel II.9.
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-16
Tabel II.9
Peningkatan Populasi dan Produksi Ternak
Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2014
JenisTernak
Ternak Besar
Sapi
Kerbau
Ternak Kecil
Kambing
Unggas
Ayam Buras
Itik
Produksi Hasil Peternakan
Produksi Daging
Produksi Telur
Satuan
2012
2013
2014
Ekor
Ekor
16.022
466
17.533
479
19.055
471
Ekor
16.893
17.464
19.864
Ekor
Ekor
99.029
13.215
243.071
28.047
255.071
31.047
Ton
Ton
2.291,4
192
2.362,14
400
2.716,44
464
Sumber : Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Siak, 2015
Selain produksi daging dari ternak sapi, kotoran sapi juga
dapat diolah menjadi pupuk padat dan urine sapi diolah menjadi
pupuk cair. Di Kabupaten Siak terdapat kelompok ternak yaitu
kelompok Karya Tunggal Desa Rawang Kao Kecamatan Lubuk
Dalam yang telah berhasil memproduksi pupuk cair atau urine
sapi serta telah mendapatkan izin merek dari Dirjen HAKI dengan
produksi pupuk cair per bulan sebesar 8.300 liter dan produksi
pupuk padat per bulan sebesar 5.000 Kg.
c. Potensi Perikanan
Komoditas unggulan sektor perikanan air tawar yang
dikembangkan di Kabupaten Siak antara lain ikan nila, lele,
patin, gurami, bawal, dan ikan mas. Potensi lahan yang tersedia
untuk pengembangan perikanan budidaya air tawar di Kabupaten
Siak cukup besar, yang sebagian besar tersebar di Kecamatan
Kerinci Kanan, Kandis, Dayun, Lubuk Dalam dan Tualang. Pada
tahun 2012 luas kolam masyarakat sebanyak 61,05 hektar, pada
tahun 2013 sebanyak 66,14 hektar dan tahun 2014 sebesar
66,14 hektar. Produksi perikanan budidaya air tawar menurut
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-17
jenis ikan Kabupaten Siak tahun 2012 sampai dengan tahun
2014 dapat dilihat pada Tabel II.10.
Tabel II.10
Produksi Perikanan Budidaya Air Tawar Menurut Jenis Ikan
Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2014
Jenis
Ikan Mas
Ikan Nila
Ikan Gurami
Ikan Lele Dumbo
Ikan Patin/Jambal Siam
Ikan Bawal
Jumlah
Produksi
2012
(Ton)
2013
(Ton)
2014
(Ton)
18.647
161.756
51.025
518.612
71.896
32.193
33.665
156.075
77.329
566.916
72.596
24.391
28,61
155,33
273,14
492,18
226,93
44,53
854.129
930.972
1.220,71
Sumber : Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Siak, 2015
d. Potensi Perkebunan
Komoditi tanaman perkebunan yang dikembangkan di
Kabupaten Siak antara lain kelapa sawit, karet, sagu, kelapa, dan
kakao. Sektor perkebunan di Kabupaten Siak berkembang sangat
pesat, terutama perkebunan kelapa sawit. Hal ini dikarenakan
oleh pengembangan perkebunan dengan berbagai macam pola.
Ada pola perusahaan swasta yang menanamkan modalnya untuk
pembukaan lahan perkebunan baru, ada pola kemitraan, pola inti
plasma, dan pola swadaya. Sentra produksi kelapa sawit terdapat
di Kecamatan Minas, Kecamatan Tualang dan Kecamatan Dayun.
Untuk komoditas karet terdapat di Kecamatan Kerinci Kanan,
Kecamatan Dayun dan Siak Sri Indrapura. Sedangkan kelapa
terdapat di Kecamatan Sungai Apit, Kecamatan Bunga Raya dan
Kecamatan Tualang. Dari data luas lahan dan produksi
perkebunan memperlihatkan bahwa komoditas kelapa sawit
memiliki jumlah produksi dan luas lahan terbesar bila
dibandingkan dengan komoditas lainnya, disusul dengan
komoditas karet. Selama tiga tahun terakhir yakni dari tahun
2012 sampai dengan 2014 luas lahan perkebunan kelapa sawit
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-18
selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 luas lahan
perkebunan kelapa sawit yaitu seluas 287.079 hektar, diikuti
oleh karet seluas 15.568 hektar, sagu seluas 11.522 hektar,
kelapa seluas 1.657 hektar, dan kakao seluas 66 hektar. Selain
memiliki luas lahan perkebunan yang paling luas, kelapa sawit
juga mempunyai jumlah produksi yang paling banyak, yaitu
sebesar 952.918 ton, diikuti karet sebesar 10.494 ton, sagu
sebesar 19.904 ton, kelapa sebesar 1.238 ton dan kakao sebesar
21 ton. Peningkatan Produksi Perkebunan Kabupaten Siak tahun
2012 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel II.11.
Tabel II.11
Peningkatan Produksi Perkebunan Kabupaten Siak
Tahun 2012 2014
Jenis
Tanaman
1
Kelapa Sawit
Karet
Sagu
Kelapa
Kakao
2012
2013
2014
Luas
Lahan (Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
Lahan (Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
Lahan (Ha)
Produksi
(Ton)
2
3
4
5
6
7
287.065,00
875.777,00
287.782,00
925.010,00
287.079,00
952.918,00
15.011,00
8.731,00
16.129,00
7.039,00
15.568,00
10.494,00
11.557,00
20.779,00
11.557,00
19.904,00
11.522,00
19.904,00
1.667,00
1.554,00
1.657,00
894,00
1.657,00
1.238,00
21,00
66,00
21,00
67,00
25,00
66,00
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak, 2015
e. Potensi Kawasan Industri dan Pelabuhan Tanjung Buton
Pada dokumen RTRW Kabupaten Siak dan RTRW Provinsi
Riau, Tanjung Buton merupakan kawasan industri. Tanjung
Buton ditetapkan sebagai salah satu simpul transportasi
(pelabuhan internasional) selain Dumai dan Kuala Enok. Kawasan
industri dan pelabuhan tanjung buton memiliki karakteristik
pelayaran yang memadai serta letak yang sangat strategis dengan
jalur pelayaran internasional. Jarak dan waktu tempuh Pelabuhan
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-19
buton menuju jalur pelayaran internasional dapat dilakukan
melalui tiga rute yaitu :
– Pelabuhan ButonDumaiSelat Malaka dengan jarak 148
kilometer dan waktu tempuh 6,5 jam
– Pelabuhan ButonSelat asam selat malaka dengan jarak 112,2
kilometer dan waktu tempuh 4,41 jam
– Pelabuhan butonselat lalangselat malaka dengan jarak 186,9
kilometer dan waktu tempuh 7,44 jam
Kawasan industri dan pelabuhan Tanjung Buton memliki
lahan seluas 5.192 Ha yang telah dibebaskan oleh Pemerintah
Kabupaten Siak. Dari luas kawasan tersebut, 600 Ha telah
bersertifikat HPL dari BPN. Pengembangan tahap pertama di atas
lahan seluas 600 Ha, 300 Ha untuk kawasan industri dan 300 Ha
untuk pelabuhan. Telah dibangun pelabuhan dermaga, trestle
laut, turap, trestle darat serta timbunan. Sejak tahun 2012
telah memiliki izin operasional sementara dari Kementerian
Perhubungan dengan Surat Nomor PP103/3/3/DP12 tanggal 12
Juli 2012. Pengelola Kawasan Industri oleh BUMD PT. Kawasan
Industri Tanjung Buton (PT. KITB) dan PT. Samudra Siak sebagai
Badan Usaha Pelabuhan. Kawasan pelabuhan tanjung buton
sudah dimanfaatkan untuk aktifitas bongkar oleh beberapa
perusahaan (PT. Astra Group, BOB PT. BSP dan PT. Pertamina
Hulu Energi, PT. Pekan Perkasa, PT. Wahana Meta Riau, Petro
Gold Malaysia).
Beberapa peluang industri yang dapat dikembangkan di
Kawasan Industri dan Pelabuhan Tanjung Buton antara lain:
Terminal CPO, Terminal BBM, Terminal Multipurpose, Terminal
Kontainer, Industri perkebunan (agro industri, Industri
pengolahan kayu, Industri barang turunan kertas, Industri barang
dari logam, Industri makanan, Industri perikanan dan Industri
petrokimia.
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-20
f. Potensi Pariwisata
Potensi wisata Kabupaten Siak didominasi oleh objekobjek
wisata sejarah hasil peninggalan kerajaan Siak yang dahulunya
merupakan bekas sebuah kerajaan besar melayu yang didirikan
pada Tahun 1723 oleh Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah atau
disebut sebagai Raja Kecik. Beberapa situs peninggalan bersejarah
kerajaan Siak yang merupakan potensi sebagai tempat tujuan
wisata yang menarik untuk dikunjungi baik oleh wisatawan lokal
maupun mancanegara antara lain: Istana Asserayah el Hasyimiyah
atau Istana Siak, Balai Kerapatan Tinggi, Mesjid Sultan Sultan
Syarif Kasim XII, Makam Sultan Syarif Kasim XII, Makam Koto
Tinggi, Tangsi Belanda. Selain potensi wisata sejarah sebagaimana
tersebut di atas, Kabupaten Siak juga memiliki potensi wisata
lainnya, antara lain : wisata budaya, wisata alam dan wisata
buatan. Wisata budaya antara lain Upacara adat perkawinan,
Tenun Siak dan Kesenian Tradisional terdiri dari tari zapin, olang
olang dan joget, musik kompang, gambus dan silat bedah, sastra
syair, pantun, bidal dan gurindam. Wisata alam terdiri dari : Danau
Zamrud, Danau Pulau Besar/Danau Bawah, Tasik Betung, Cagar
Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu, Danau Naga Sakti, Danau Km.
51 Gasib, dan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Kasim. Sedangkan
wisata buatan terdiri dari Jembatan Siak (Tengku Agung Sultanah
Latifah), Queen Star Water Park, Wisata Kuliner, Pusat Pelatihan
Gajah, Islamic Center, Gedung LAM Siak.
2.1.2
Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan
ekonomi dilakukan terhadap pertumbuhan PDRB pertumbuhan
ekonomi, laju inflasi, PDRB per kapita, dan pendapatan regional
perkapita.
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-21
1)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan
oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka
waktu tertentu, biasanya satu tahun. Unitunit produksi
tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9
(sembilan) sektor atau lapangan usaha, yaitu: 1) Pertanian,
Perternakan, Perikanan, Perkebunan dan Kehutanan,
2) Pertambangan dan Penggalian, 3) Industri Pengolahan, 4)
Listrik, Gas dan Air, 5) Bangunan/Konstruksi, 6) Perdagangan,
Hotel, dan Restoran, 7)
Angkutan dan Komunikasi,
8) Keuangan, Sewa Bangunan, dan Jasa Perusahaan, dan 9)
Jasajasa.
PDRB dengan migas Kabupaten Siak atas dasar harga
konstan tahun 2000 pada tahun 2013 berjumlah
Rp.13.464.261,95 juta. Kontribusi terbesar pada sektor
Pertambangan & Penggalian yaitu sebesar 65,25% dan terbesar
kedua adalah sektor Industri Pengolahan sebesar 17,88% dari
total PDRB. Sektor Listrik, Gas & Air Bersih memberikan
kontribusi terkecil terhadap PDRB yaitu sebesar 0,03%.
Perkembangan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB dengan
migas atas dasar harga konstan tahun 2000 Kabupaten Siak
dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada
Tabel II.12.
Tabel II.12
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB dengan Migas Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 Kabupaten Siak Tahun 2012 2013
N
o
1
2
3
4
5
6
7
Sektor
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik,Gas & Air Bersih
Bangunan/Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
2012
(Juta Rp)
1.332.181,67
9.513.394,30
2.266.949,73
3.887,48
153.524,61
293.084,62
84.382,97
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
%
9,59
68,46
16,31
0,03
1,10
2,11
0,61
2013
(Juta Rp)
1.412.816,31
8.785.893,96
2.407.299,07
4.225,41
161.337,19
327.497,65
94.689,91
%
10,49
65,25
17,88
0,03
1,20
2,43
0,70
II-22
8
9
Keuangan, Sewa, & Jasa
Perusahaan
JasaJasa
Jumlah
41.769,73
0,30
45.246,24
0,34
207.969,94
1,50
225.256,21
1,67
13.897.145,05
100,00
13.464.261,95
100,00
Sumber : PDRB Kabupaten/Kota SeProvinsi Riau 2012 2014
PDRB dengan migas Kabupaten Siak atas dasar harga
berlaku tahun 2013 berjumlah Rp.57.515.706,73 juta. Kontribusi
terbesar pada sektor Pertambangan & Penggalian yaitu sebesar
39,88% dan terbesar kedua adalah sektor Industri Pengolahan
sebesar 32,15% dari total PDRB. Sektor Listrik,Gas & Air Bersih
memberikan kontribusi terkecil terhadap PDRB yaitu sebesar
0,04%. Perkembangan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB
dengan migas atas dasar harga berlaku Kabupaten Siak dari tahun
2012 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel II.13
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tabel II.13
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2013
2012
2013
Sektor
(Juta Rp)
%
(Juta Rp)
%
Pertanian
9.370.576,62
17,78
10.570.411,75
18,38
Pertambangan & Penggalian
22.735.589,85
43,13
22.935.980,50
39,88
Industri Pengolahan
16.218.833,99
30,77
18.489.699,97
32,15
Listrik, Gas, & Air Bersih
16.717,25
0,03
20.811,93
0,04
Konstruksi
1.523.221,63
2,89
1.836.926,01
3,19
Perdagangan, Hotel, & Restoran
1.288.264,23
2,44
1.639.778,06
2,85
Pengangkutan & Komunikasi
178.455,16
0,34
212.617,13
0,37
Keuangan, Sewa, & Jasa
284.373,79
0,54
366.038,86
0,64
Perusahaan
JasaJasa
1.099.773,50
2,09
1.443.442,52
2,51
Jumlah
52.715.806,02
100,00
57.515.706,73
100,00
Sumber : PDRB Kabupaten/Kota SeProvinsi Riau 2012 2014
PDRB tanpa migas Kabupaten Siak atas dasar harga konstan
tahun 2000 pada tahun 2013 berjumlah Rp.4.703.265,10 juta.
Kontribusi terbesar pada sektor Industri Pengolahan yaitu sebesar
51,18% dan terbesar kedua adalah sektor Pertanian sebesar
30,04% dari total PDRB. Sektor Listrik, Gas & Air Bersih
memberikan kontribusi terkecil terhadap PDRB yaitu sebesar
0,09%. Perkembangan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-23
tanpa migas atas dasar harga konstan tahun 2000 Kabupaten Siak
dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada
Tabel II.14.
Tabel II.14
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tanpa Migas Atas Dasar Harga Konstan Tahun
2000 Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2013
N
o
Sektor
1
2
3
4
5
6
7
2012
(Juta Rp)
1.332.181,67
23429,83
2.266.949,73
3.887,48
153.524,61
293.084,62
84.382,97
%
30,23
0,53
51,44
0,09
3,48
6,65
1,91
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik,Gas & Air Bersih
Bangunan/Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Sewa, & Jasa
8
41.769,73
0,95
Perusahaan
9 JasaJasa
207.969,94
4,72
Jumlah
4.407.180,58 100,00
Sumber : PDRB Kabupaten/Kota SeProvinsi Riau 2012 2014
2013
(Juta Rp)
1.412.816,31
24897,11
2.407.299,07
4.225,41
161.337,19
327.497,65
94.689,91
45.246,24
225.256,21
4.703.265,10
%
30,04
0,53
51,18
0,09
3,43
6,96
2,01
0,96
4,79
100,00
PDRB tanpa migas Kabupaten Siak atas dasar harga berlaku
tahun 2013 berjumlah Rp.34.802.480,62 juta. Kontribusi terbesar
pada sektor Industri Pengolahan yaitu sebesar 53,13% dan
terbesar kedua adalah sektor Pertanian sebesar 30,37% dari total
PDRB. Sektor Listrik,Gas & Air Bersih memberikan kontribusi
terkecil terhadap PDRB yaitu sebesar 0,06%. Perkembangan nilai
dan kontribusi sektor dalam PDRB dengan migas atas dasar harga
berlaku Kabupaten Siak dari tahun 2012 sampai dengan tahun
2013 dapat dilihat pada Tabel II.15.
Tabel II.15
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tanpa Migas Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2013
No
1
2
3
4
5
Sektor
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, & Air Bersih
Konstruksi
2012
(Juta Rp)
9.370.576,62
164042,15
16.218.833,99
16.717,25
1.523.221,63
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
%
31,09
0,54
53,80
0,06
5,05
2013
(Juta Rp)
10.570.411,75
222754,39
18.489.699,97
20.811,93
1.836.926,01
%
30,37
0,64
53,13
0,06
5,28
II-24
6
7
Perdagangan, Hotel, & Restoran
1.288.264,23
4,27
Pengangkutan & Komunikasi
178.455,16
0,59
Keuangan, Sewa, & Jasa
8
284.373,79
0,94
Perusahaan
9 JasaJasa
1.099.773,50
3,65
Jumlah
30.144.258,32 100,00
Sumber : PDRB Kabupaten/Kota SeProvinsi Riau 2012 2014
1.639.778,06
212.617,13
4,71
0,61
366.038,86
1,05
1.443.442,52
34.802.480,62
4,15
100,00
2) PDRB Per Kapita
Tujuan pembangunan ekonomi dan sosial adalah
meningkatkan pendapatan masyarakat yang ditandai dengan
meningkatnya daya beli masyarakat tersebut, dan dengan disertai
pengurangan masyarakat miskin, yang antara lain dilakukan
dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan perbaikan derajat
kesehatan yang pada akhirnya akan membawa kepada
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Peningkatan PDRB per
kapita menjadi salah satu tolok ukur terhadap pencapaian
kemakmuran suatu masyarakat dalam satu daerah. PDRB per
kapita adalah salah satu indikator ekonomi yang cukup penting,
yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kemakmuran yang
telah dicapai penduduk pada suatu daerah. PDRB per kapita dapat
dibahasakan sebagai ratarata nilai tambah yang dihasilkan oleh
satu orang penduduk pada suatu daerah. Bila disajikan secara
berkala, data tersebut akan dapat menunjukkan adanya
perubahan kemakmuran yang terjadi di daerah tersebut, sehingga
dapat diinterpretasikan apakah perubahannya menunjukkan ke
arah yang semakin membaik atau sebaliknya. Angka PDRB per
kapita diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB suatu daerah
dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang ada di
daerah tersebut. Dengan demikian jumlah penduduk yang ada di
suatu daerah sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya nilai
PDRB per kapita.
Pada tahun 2013, PDRB per kapita penduduk Kabupaten
Siak atas dasar harga berlaku sebesar 83,60 juta rupiah. Hal ini
dapat diartikan bahwa pada tahun 2013, setiap penduduk
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-25
Kabupaten Siak dapat menciptakan nilai tambah (value added)
sebesar
83,60
juta rupiah dalam setahun.
Tabel
6.10
menunjukkan bahwa angka PDRB per kapita tanpa migas atas
dasar harga berlaku selama kurun waktu 20112013 terus
mengalami peningkatan; yaitu dari 66,28 juta rupiah pada tahun
2011, naik menjadi 74,20 juta rupiah di tahun 2012, kemudian
menjadi 83,60 juta rupiah pada tahun 2013.
Dalam periode yang sama secara riil PDRB per kapita atas
dasar harga konstan tahun 2000 juga menunjukkan tren yang
meningkat yakni 10,46 juta rupiah di tahun 2011, kemudian di
tahun 2012 menjadi 10,91 juta rupiah dan 11,30 juta rupiah di
tahun 2013.
grafik II.3
Perkembangan PDRB Per Kapita Tanpa Migas Kabupaten Siak
Tahun 2012 2013 (Juta Rupiah)
Sumber : PDRB Kabupaten/Kota SeProvinsi Riau 2012 – 2014
3)
Inflasi
Inflasi merupakan indikator yang menunjukkan kenaikan
harga barang dan jasa secara umum yang terjadi di suatu wilayah.
Inflasi dihitung berdasarkan perubahan Indeks Harga Konsumen
(IHK) bulan bersangkutan terhadap bulan sebelumnya. Inflasi
bulanan yang terjadi di Siak Sri Indrapura sepanjang tahun 2014
sampai dengan maret 2015 cukup fluktuatif , dengan inflasi
RKPD Kabupaten Siak Tahun 2016
II-26
tertinggi terjadi pada bulan November dan Desember 2014.
Tekanan Inflasi pada bulanbulan tersebut terjadi akibat kebijakan
pemerintah menaikan bahan bakar Minyak (BBM) yang
berimbaspada kenaikan harga pada komoditaskomoditas lainnya.
Disamping itu kenaikan harga LPG dan Tarif Tenaga Listrik secara
progresif dari Juli 2014 turut memicu tingginya inflasi mulai
pertengahkan tahun 2014.
Grafik II.4
Perkembangan Inflasi Umum Bulanan Kota Siak Sri Indrapura
Tahun 20142015
Memasuki triwulan pertama tahun 2015, Kondisi tingkat
harga secara umum di Kota Siak Sri Indrapura mengalami
penurunan disbanding bulanbulan sebelumnya. Disamping
momen hari Raya dan tahun baru telah usai, pada triwulan ini
pasokan bahan makanan mulai normal, disamping adanya
kebijakan pemerintah untuk menurunkan kembali harga bahan
bakar minyak (BBM) pada pertengahan bulan Januari 2015, yang
sebelumnya naik cukup tinggi.
Secara Umum, Inflasi triwulan