Agama Islam. Tkel. hukum ham dan demokra

Agama Islam

Hukum, HAM dan Demokrasi dalam
Islam

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
JURUSAN ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
2009-2010

i

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr. Wb.
Puji dan Syukur di panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
“Agama Islam” Hukum, HAM, dan Demokrasi dalam Islam.
Tidak lupa pula ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Hasanah, M.Ag. Selaku
dosen pembimbing mata kuliah “Agama Islam” yang telah memberikan materi-materi
untuk menyelesaikan makalah ini.


Pontianak,

Penulis

Oktober 2009

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................... ii

Pendahuluan .............................................................................................................. 1
A. Hukum Islam ........................................................................................... 2
B. Hak Asasi Manusia ................................................................................. 7
C. Demokrasi ............................................................................................... 9

Daftar Pustaka ........................................................................................................... iii


1
A. PENDAHULUAN
Dewasa ini, globalisasi kian marak diperbincangkan ditengah masyarakat.
Permasalahan hukum, HAM, dan demokrasi pun tidak dapat dipisahkan dari topik
globalisasi. Namun, bagaimanakah hal tersebut menurut Islam?
Dari sudut pandang Islam, hal tersebut menyuguhkan sebuah tantangan yang
sangat berat. Para ahli hukum Islam berpendapat bahwa hukum yang dibuat oleh sistem
kerajaan dipandang tidak sah karena menggantikan kedaulatan Tuhan dengan otoritas
manusia. Tapi hukum yang dibuat oleh rakyat sebagai pemilik kedaulatan juga
mengandung hal serupa. Dalam agama Islam Tuhan adalah satu-satunya pemegang
kadaulatan dan sumber hukum tertinggi. Tapi Demokrasi dipahami sebagai warisan
kemanusiaan yang tiada ternilai harganya yang sampai sekarang belum ditemukan
alternatif yang lebih baik.
Walaupun ada perbedaan di beberapa nilai yang terkandung dalam hal-hal
tersebut dengan pandangan Islam, tetapi terdapat juga beberapa kesamaan. Dalam
makalah ini, akan dibahas seperti apa hukum Islam, dan apa saja yang menjadi perbedaan
serta kesamaan antara HAM dan demokrasi dengan pandangan Islam.

2

B. HUKUM ISLAM
Definisi hukum secara bahasa adalah meletakkan sesuatu atas sesuatu. Hukum
dalam arti luas dapat disamakan dengan aturan, norma, kaidah baik tertulis maupun yang
tidak tertulis yang pada dasarnya berlaku dan diakui sebagai peraturan yang harus ditaati
dalam kehidupan bermasyarakat dan apabila dilanggar akan dikenakan sanksi. Hukum
juga dapat diartikan sebagai tolok ukur, ukuran atau kaidah mengenai perbuatan atau
sesuatu tertentu.
Hukum Islam adalah seperangkat peraturan-peraturan atau norma yang mengatur
tingkah laku manusia dan merupakan bagian dari ajaran Islam. Hukum Islam juga dapat
diartikan sebagai hukum yang bersumber dari agam Islam yang berasal dari Allah SWT.
sehingga agama Islam bukanlah agama yang didasarkan pribadi penyebaranya, tetapi dari
Allah SWT. itu sendiri. Oleh karena itu, dalam Islam tuhanlah yang menjadi pusat segalagalanya.
Ajaran dan hukum Islam memiliki dua jenis sumber, yaitu :
-

Sumber norma dan nilai yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah / Hadits

-

Sumber operasional yaitu Ijtihad / Ro’yu


Hukum Islam yang semata-mata bersumber pada al-Qur’an disebut Syari’at
(Islamic Law), sedangkan hukum Islam yang telah dikembangkan melalui Ijtihad disebut
Fiqih (Islamic Jurispundence).
Firman Allah SWT. dalam QS An-Nisa’ 59

3
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (Pemegang kekuasaan) diatasmu. Kemudian jika berbeda
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul
(Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu,
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Syari’at atau Syari’ah adalah hukum-hukum / ajaran Islam yang terdapat di dalam
wahyu Allah SWT. yaitu yang termuat di dalam al-Qur’an dan al-Sunnah / Hadits
Rasulullah SAW. Syari’at bersifat mendasar (fundamental), mempunyai ruang lingkup
yang luas (global dan Universal), berlaku abadi, dan menunjukkan kesatuan dalam Islam.
Ruang lingkup syari’at secara umum mencakup : ibadah khusus atau ibadah
mahdhah dan ibadah umum atau muamalah.
Ibadah khusus/mahdhah adalah tata hubungan langsung manusia dengan Allah
SWT. yang terdiri dari :

a. ibadat wajib/rukun Islam (syahadat, shalat, zakat, puasa, hajji)
b. ibadat lainnya yang berkenaan dengan ibadat ibadat wajib/rukun Islam:
-

bersifat fisik (badani) seperti : bersuci (thaharah), azan, iqamat, do’a,
umrah, khitan, pengurusan jenazah, dll.

-

bersifat materi (maliy) seperti : qurban, aqiqah, sedekah, wakaf, fidyah,
dll.

Ibadah umum atau muamalah (berasal dari akar kata ‘amila : berbuat, beramal)
adalah saling berbuat/beramal atau berinteraksi. Jelasnya mu’amalah ialah tata aturan

4
yang Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dan dengan benda/alam
seluruhnya. Kandungan mu’amalah secara umum mencakup :
a. hukum perdata (al-Qanun al-Khas) meliputi :
-


hukum perniagaan (muamalah dalam arti sempit)

-

hukum pernikahan (munakahat)

-

hukum pewarisan (waratsah), dll.

b. hukum publik (al-Qanun al-‘am) meliputi :
-

hukum pidana (jinayah)

-

hukum ketatanegaraan (khilafah/siyasah)


-

hukum perang/damai (jihad), dll.

c. peraturan-peraturan umum lainnya seperti masalah makanan, minuman,
sembelihan, berburu, dakwah, dll. Termsuk juga akhlak.
Fiqih, Fiqah atau Fiqh menurut bahasa bermakna pemahaman, yaitu mengetahui
sesuatu dan memahaminya dengan baik. Fiqih adalah hukum-hukum dalam Islam hasil
pemahaman manusia tertentu dengan Syari’at. Fiqih bersifat pelengkap / pendukung
(instrumental), rinci namun terbatas (spesifik), bersifat sementara (temporer), dan
berbeda-beda hasil keentuannya.
Perbedaan Syari’at dan Fiqih antara lain :
a.

Syari’at terdapat dalam al-Qur’an dan hadits, sedangkan fiqih terdapat
dalam kitab-kitab fiqih.

5
b.


Syari’at bersifat fundamental dan berlingkup lebih luas, sedangkan fiqih
bersifat instrumental, ruang lingkup terbatas pada hukum yang mengatur
perbuatan manusia.

c.

Syari’at adalah ciptaan Allah dan ketentuan rasulNya, oleh karena itu
berlaku abadi (Qath’i), sedangkan fiqih karya manusia yan bersifat
sementara (Zanni), dapat berubah dari masa ke masa.

d.

Syari’at hanya satu, sedangkan fiqih mungkin lebih dari satu.

e.

Syari’at menunjukkan kesatuan dalam Islam sedangkan fiqih menunjukkan
keragaman.

Dasar-dasar hukum Islam yaitu :

-

tidak memberatkan dan tidak banyaknya beban-beban

-

berangsur-angsur dalam penentuan hukum

-

sejalan dengan kebaikan orang banyak

-

dasar persamaan dan keadilan

Ciri-ciri hukum Islam
a. kewahyuan dasarnya yang umum
b. merupakan bagian dan bersumber dari agama Islam
c. mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari iman/aqidah

dan kesusilaan/akhlak Islam
d. mempunyai dua istilah kunci : Syari’at dan fiqih
e. terdiri dari dua bidang utama : Ibadat dan Muamalat

6
Fungsi hukum Islam mencakup semua aspek kehidupan manusia. Namun yang
paling utama diantaranya adalah :
1. fungsi ibadah, yaitu untuk mengabdi kepada Allah dan inilah fungsi yang
paling utama
2. fungsi amar ma’ruf nahi munkar, yaitu untuk membudayakan kebaikan dan
menghilangkan keburukan
3. fungsi zawajir, yaitu mencegah terjadinya kriminalitas
4. fungsi tanzhim wa ishlah al-Ummah, yaitu sebagai sarana untuk mengatur
ketertiban dan kebaikan interaksi sosial ummat manusia.
Tujuan hukum Islam ialah kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat kelak
dengan jalan mengambil yang bermafaat dan mencegah atau menolak yang mudharat
yaitu yang tidak berguna bagi hidup dah kehidupan. Dengan kata lain tujuan hukum
Islam adalah untuk kemaslahatan hidup manusia baik rohani dan jasmani serta individu
dan sosial. Menurut ulama atau pakar hukum Islam, terdapat lima hikmah diturunkannya,
yaitu :

1. untuk memelihara kelestarian agama (hifzud-din)
2. untuk menjaga kesucian rohani (hifzun-nafs)
3. untuk memelihara keselamatan akal (hifzul-’aql)
4. untuk memelihara keturunan dan kehormatan (hifzul-nasl wal-hurumat)
5. untuk memelihra kesucian harta (hifzul-mal)

7
C. HAK ASASI MANUSIA
Hak asasi adalah hajat dasar dan martabat yang melekat pada setiap manusia baik
secara kodrati (alamiah), tradisi, maupu hukum.
Di dalam Mukaddimah Deklarasi Universal mengenai Hak Asasi Manusia
ditegaskan tujuh pertimbangan dideklarasikannya HAM, yaitu :
1.

Perlunya pengakuan atas martabat yang melekat dan hak-hak yang
sama dan tidak terasingkan dari semua anggota keluarga kemanusiaan,
keadilan dan perdamaian dunia.

2.

Mengabaikan dan memandang rendah HAM telah mengakibatkan
perbuatan-perbuatan bengis.

3.

Hak-hak manusia perlu dilindungi oleh peraturan hukum, supaya orang
tidak menjadikan pemberontakan sebagai pilihan terakhir guna menentang
kelaliman dari penjajahan.

Perbedaan yang mendasar antara HAM dengan ajaran Islam sebagai berikut :
a.

HAM bersifat antropocentris (bersumber dari manusia, manusia tolok
ukurnya) sedangkan ajaran Islam bersifat teocentris (dari Allah SWT)

b.

HAM mengutamakan hak asasi (cenderung kepada individualisme), adapun
ajaran Islam mengutamakan kewajiban asai.

c.

Dalam HAM pemenuhan hak asasi adalah prinsip utama, sedangkan dalam
ajaran Islam melaksanakan kewajiban asasi adalah prinsip utama, hak asasi
hanyalah suatu konsekuensi yaitu akan diperoleh setelah kewajiban asasi di
laksanakan.

8
Beberapa kedekatan antara HAM dan Islam :
-

Ajaran tentang martabat manusia, yaitu manusia mempunyai kedudukan
atau martabat yang tinggi.

-

Ajaran tentang prinsip persamaan

-

Ajaran tentang kebebasan menyatakan pendapat

-

Ajaran tentang kebebasan beragama

-

Ajaran tentang jaminan sosial

-

Ajaran hak atas benda

Firman Allah SWT. mengenai Hak Asasi Manusia
QS Al-Isra’ 33

“Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhny),
kecuali dengan satu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara zalim, maka
sungguh, kami telah memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi janganlah walinya itu
melampaui batas dalam pembunuhan. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat
pertolongan.
QS Al-Isra’ 70

9
“Dan Sungguh, kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan kami angkut
mereka di darat dan di laut, dan kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami
lebihkan mereka atas banyak makhluk yang kami ciptakan dengan kelebihan yang
sempurna”

D. DEMOKRASI
Demokrasi adalah penerimaan dan pengamalan prinsip keseimbangan hak,
kesempatan dan perlakuan tanpa adanya diskriminasi (the acceptance and practice of the
principle of equality of rights, oppurtunity, and treatment) Konsep demokrasi adalah
bersifat politik, yaitu : sebuah bentuk kekuasaan atau pengaturan (Kratein)
dari/oleh/untuk rakyat (demos). Hukum, HAM, dan demokrasi adalah tiga konsep yang
tidak dapat dipisahkan, karena demokrasi tidak akan terwujud tanpa adanya penegakkan
hukum dan perlindungan HAM. Demikian pula sebaliknya, perlindungan HAM tidak
akan terwujud tanpa adanya penegakkan hukum dan demokrasi.
Sebagaimana HAM, demokrasi juga konsep yang datang dari Barat. Oleh karena
itu, memiliki beberapa perbedaan mendasar dengan ajaran Islam, yaitu :
-

Demokrasi bersifat antropocentris yaitu menempatkan manusia (rakyat) di
atas segala-galanya (suara rakyat – suara tuhan). Islam mendudukan tuhan di
atas segala-galanya dan rakyat adalah pengemban amanah sebagai wakil-Nya
(teo-antropocentris, suara rakyat suara wakil tuhan)

10
-

Demokrasi menjadikan “suara mayoritas” sebagai alat pengambil keputusan,
sedangkan Islam menghendaki “suara/pendapat paling benar” sebagai rujukan
untuk mengambil keputusan.

-

Demokrasi menundukkan rakyat sebagai penguasa dan pembuat keputusan
dan hukum, sedangkan penguasa adalah pelaksananya yang terikat dengan
perjanjian/kontrak sosial. Dalam Islam, Allah yang berhak menetapkan
hukum, adapun rakyat dan penguasa, penterjemah dan pemikul amanah
sebagai bagian dari ibadah kepadaNya.

Ada beberapa persamaan dan kedekatan antara ajaran demokrasi dengan Islam
sehingga dalam hal-hal tertentu keduanya dapat sejalan, diantaranya tentang :
a. Ajaran musyawarah atau syura. Islam mengajarkan : hendaknya dalam urusan
keduniaan dilaksanakan dengan prinsip musyawarah dan memegang tegus
hasil-hasilnya
b. Ajaran tentang konsensus (Ijmak). Islam mengajarkan, hendaknya senantiasa
adanya satu kesepahaman dalam kehidupan sehingga terjalin keterpaduan
yang kokoh laksana satu barisan yang rapi
c. Ajaran tentang bersikap kritis terhadap penguasa (amar Ma’ruf nahi munkar).
Hampir semua Nabi dan Rasul Allah adalah orang-orang yang tampil kritis
kepada penguasa demi untuk kemanusiaan
d. Ajaran tentang berpikit kreatif (ijtihad), dan lain-lain.

11
Firman Allah SWT. mengenai demokrasi
QS. Ali Imran 159

“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkalah ampun
untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian,
apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh,
Allah mencintai orang yang bertawakal”

iii

Daftar Pustaka