Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Hambatan Mobilitas Fisik di Kelurahan Harjosari, Kecamatan Medan Amplas

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia
untuk mempertahankan keseimbangan fisilogis maupun psikologis yang bertujuan
untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan (Hidayat, 2009). Berdasarkan teori
Abraham Maslow (1950) tentang kebutuhan dasar manusia dan membagi menjadi
lima kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan
rasa aman, kebutuhan rasa cinta memiliki dan dimiliki, kebutuhan harga diri, dan
kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis diuraikan menjadi delapan kebutuhan
dan kebutuhan aktivitas berada pada urutan yang ke enam. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut seorang individu harus mampu melakukan mobilisasi atau gerak
sehingga dapat memenuhi kebutuhan fisiologis maupun psikologis.
Menurut WHO (World Health Organization) menetapkan bahwa defisit
neurologik yang timbul semata-mata karena penyakit pembuluh darah otak dan bukan
oleh sebab yang lain. Stroke atau brain attack merupakan salah satu
kegawatdaruratan neurologi karena stroke adalah gangguan defisit neurologis yang
mendadak (akut) akibat iskemik atau perdarahan otak (Rasyid & Soertidewi, 2007).
Cacat fisik atau disebut hemiplegic/hemiparesis (kelumpuhan separoh badan)
merupakan gejala dari penyakit stroke yang merupakan gejala dari penyakit stroke


adalah stroke tipe iskemik yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan disatu atau lebih
arteri besar pada sirkulasi serebrum. Sel-sel saraf yang mengalami iskemik, 80%
(CBF 10 ml/100 gr jaringan otak/menit) akan mengalami kerusakan irreversible
dalam beberapa menit.Otak tidak bisa menyimpan darah atau oksigen dan
membutuhkan arteri yang membawa darah dan oksigen. Ketika arteri diblokir sel-sel
otak tidak berfungsi dan mati dengan cepat. Itu sebabnya sebuah stroke iskemik
mengarah kebeberapa komplikasi seperti gangguan fisik misalnya kehilangan fungsi
motorik berupa hemiplegik, dan hemiparase. Kehilangan fungsi komunikasi berupa
dysartria (bicara pelo/gangguan saraf kranialis ke XII), afasia(gangguan bicara),
dyspagia (gangguan menelan/gangguan saraf kranialis ke IX dan X). Gangguan
persepsi visual, gangguan visual spasial, kehilangan fungsi sensori, dan masih banyak
lagi (Harun, 1998).
Data statistik menunjukkan hampir empat juta orang di Amerika Serikat
menderita stroke akibat dan mereka hidup dengan mengalami gejala sisa akibat stroke
(National State Association, 2000). Stroke penyebab kematian nomor 3 terbanyak
setelah penyakit jantung dan keganasan. Di Amerika Serikat, kejadian baru stroke
diperkirakan sekitar 400.000 orang per tahun. Di Eropa angka mortalitas berkisar
63,3-73,4 per 100.000 penduduk dan kasus baru stroke berkisar 100-200 per 100.000
penduduk. Stroke penyebab kecacatan nomor satu yang akan mempengaruhi ADL
(activities of daily living) sampai kira-kira 20% setelah penderita bertahan dari

penyakit stroke selama 1 tahun. Berdasarkan studi framingham pada tahun 1991 dari
2.930.000 kasus stroke yang mengalami gangguan ADL adalah 31% ketergantungan

parsial atau total, 20% pakai alat bantu untuk berjalan, 16% masuk asrama khusus
stroke (Rasyid & Soertidewi, 2007).
Di Indonesia penelitian berskala cukup besar dilakukan oleh survey di 28 Rumah
Sakit seluruh Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada penderita stroke akut yang
dirawat di Rumah Sakit (hospital based study), dan dilakukan survey mengenai
faktor-faktor risiko, lama perawatan dan mortalitas dan morbiditasnya. Dengan
analisa penelitian memperoleh gambaran profil stroke di Indonesia, distribusi
demografik dan gambaran faktor risiko stroke, gambaran klinis, morbiditas dam
mortalitasnya.
Penderita laki-laki lebih banyak dari dari perempuan dan profil usia di bawah 45
tahun cukup banyak yaitu 11, 8%, diantara usia 45-64 tahun berjumlah 54,2% dan
diatas usia 65 tahun 33,5%. Dari gambaran stroke iskemik berdasarkan jenis kelamin
adalah 415 orang kasus stroke, terdapat 238 orang laki-laki, dan 177 orang
perempuan. Berdasarkan distribusi umur pada pasien stroke iskemik rata-rata 59,0 %,
terdapat 11,8% berumur 65
tahun (Misbach, 2007).
Upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan primer penyakit stroke adalah

memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas stroke dengan cara yaitu; pertama,
menghindari rokok, stress mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan,
obat-obatan golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya. Kedua, mengurangi
makanan yang banyak mengandung kolesterol tinggi,dan lemak dalam makanan.

Ketiga, mengendalikan adanya riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, dan
penyakit jantung di dalam keluarga. Keempat, menganjurkan untuk mengkonsumsi
gizi seimbang dan berolahraga secara teratur. Sedangkan untuk pencegahan sekunder
bagi yang pernah mendapat atau mengalami stroke maka yang harus dilakukan adalah
pertama, memodifikasi gaya hidup berisiko stroke dan faktor risiko misalnya
hipertensi dengan diit, obat antihipertensi yang sesuai. Kedua, melibatkan peran serta
keluarga seoptimal mungkin. Ketiga, menggunakan obat-obatan seperti asetosal
(asam asetil salisilat) sebagai obat antiagregasi trombosit pilihan pertama,
antikoagulan oral diberikan pada penderita dengan faktor resiko penyakit jantung
(misalnya: fibrilasi atrium, infark miokard akut, kelainan katup), Clopidogrel dengan
dosis 1x75 mg sebagai obat anti agregasi thrombosit ke dua, jika pasien mempunyai
kontraindikasi terhadap asetosal sesuai dengan anjuran dokter. Bila faktor risiko
ditanggulangi dengan baik, maka kemungkinan mendapat stroke dapat dikurangi atau
ditangguhkan. Makin banyak faktor risiko yang dipunyai, makin tinggi kemungkinan
mendapat stroke (Lumbantobing, 2003).

Pasien yang mengalami stroke akan akan mengalami gangguan pada saraf yang
akan mempengaruhi mobilitas fisiknya, karena saraf yang mempersarafi setiap organ
ekstremitas telah rusak sehingga ketidakmampuan otak dalam merespon rangsangan
dari organ ekstremitas sehingga terjadi gangguan mobilitas fisik khususnya gerak,
salah satu bentuk rehabilitasi awal pada penderita stroke adalah dengan memberikan
mobilisasi. Mobilisasi yang awal juga mungkin mengurangi semua komplikasi yang
berhubungan dengan tempat tidur seperti penderita pneumonia, Deep Vena

Thrombosis (DVT), emboli pulmoner, dekubitus, dan masalah tekanan darah
orthostatik. Mobilisasi awal kemungkinan juga memiliki efek psikologis yang
penting. Penelitian yang ada menunjukan bahwa mobilisasi yang sangat awal adalah
salah satu faktor kunci dalam perawatan pasien stroke (Gofir, 2009).
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas dan teratur
untuk memenuhi kebutuhan sehat menuju kemandirian dan mobilisasi yang mengacu
pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas (Potter & Perry,
2006).
Perawat sebagai bagian dari tim pelayanan kesehatan, diharapkan mampu
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien stroke secara komprehensif dan
terorganisir sejak fase hiperakut hingga fase pemulihan. Penatalaksanaan pasien
stroke fase hiperakut dapat dilaksanakan baik di luar rumah sakit sebagai pertolongan

pertama pasien dan selanjutnya dibawa ke rumah sakit khusus, misalnya di
Puskesmas maupun di bagian gawat darurat rumah sakit (Misbach, 2007).
Terkait dengan penjelasan dan hasil penelitian di atas, penulis tertarik untuk
memberikan “Asuhan Keperawatan Stroke pada Ny.D dengan Proritas Masalah
Kebutuhan Dasar Hambatan Mobilitas Fisik di Kelurahan Harjosari II, Kecamatan
Medan Amplas”.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan stroke pada Ny.D dengan masalah
kebutuhan dasarhambatan mobilitas fisik di Kelurahan Harjosari II, Kecamatan
Medan Amplas.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan
masalah kebutuhan dasar mobilisasi.
b. Untuk mengetahui analisa data asuhan keperawatan pada pasien dengan
masalah kebutuhan dasar mobilisasi.
c. Untuk mengetahui rumusan masalah asuhan keperawatan pada pasien dengan
masalah kebutuhan dasar mobilisasi.
d. Untuk mengetahui perencanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan

masalah kebutuhan dasar mobilisasi.
e. Untuk mengetahui implementasi asuhan keperawatan pada pasien dengan
masalah kebutuhan dasar mobilisasi.
f. Untuk mengetahui kriteria hasil evaluasi asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi.

C. Manfaat
1. Peneliti
Karya tulis ilmiah ini diharapkan akan dapat digunakan sebagai data tambahan
bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel yang
berkaitan dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah
kebutuhan dasar hambatan mobilitas fisik pada manusia dan keterkaitan masalah
keperawatan lain yang dikarenakan masalah mobilisasi fisik.
2. Pendidikan
Dari hasil penelitian ini diharapkan sebagai informasi tambahan berupa situasi
terkini tentang kebutuhan dasar manusia pada masalah hambatan mobilitas fisik pada
pasien stroke.
3. Masyarakat
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan sebagai pedoman bagi masyarakat atau
keluarga untuk mengatasi gangguan mobilitas fisik pada pasien stroke.


Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 59 79

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Hambatan Mobilitas Fisik di Kelurahan Harjosari, Kecamatan Medan Amplas

0 76 92

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Hambatan Mobilitas Fisik di Kelurahan Harjosari, Kecamatan Medan Amplas

0 0 8

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Hambatan Mobilitas Fisik di Kelurahan Harjosari, Kecamatan Medan Amplas

0 0 35

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Hambatan Mobilitas Fisik di Kelurahan Harjosari, Kecamatan Medan Amplas

0 0 1

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Hambatan Mobilitas Fisik di Kelurahan Harjosari, Kecamatan Medan Amplas

0 0 37

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 7

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 4

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 1 3

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 1