Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis Hypogaeal.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Ayamdan Pupuk Npk (15: 15: 15)

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Sistematika tanaman kacang tanahberdasarkan sistem klasifikasi Cronquist
(1981) dalam Dasuki (1991) termasuk dalam; Superdivision : Spermatophyta,
Division : Magnoliophyta,
: Rosidae, Order : Fabales,

Class : Magnoliopsida, Subclass
Family : Fabaceae, Genus :

Arachis, Species : Arachis hypogeae L.
Kacang tanah mempunyai susunan perakaran sebagai berikut: yang
pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar-akar cabang yang lurus.
Akar cabang mempunyai akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai
alat penghisap. Kacang tanah memiliki akar serabut yang tumbuh ke bawah
sepanjang + 20 cm. Selain itu, tanaman ini memiliki akar-akar lateral (cabang)
yang tumbuh ke samping sepanjang 5-25 cm. Pada akar lateral terdapat akar
serabut, fungsinya untuk menghisap air dan unsur hara. Pada akar lateral terdapat
bintil akar (nodule) yang mengandung bakteri rhizobium, kegunaannya pengikat
zat nitrogen dari udara (Deptan, 2006).
Batangnya berbentuk bulat terdapat bulu dan komposisi ruas pendek.

Batang utama pada tipe tegak tingginya 30 cm dengan sejumlah cabang lateral
dan pada tipe menjalar tinggi batangnya mencapai 20 cm. Cabang lateral dekat
dengan tanah dan menyebar (Weiss, 1983).
Kacang tanah memiliki empat helaian daun yang disebut tetra foliate.
Daun-daun tersebut muncul pada batang dengan susunan melingkar politaksis 2/5,
berbentuk bulat, elips, sampai agak lancip dengan ukuran bervariasi

Universitas Sumatera Utara

(24 mm x 8 mm sampai 86 mm x 41 mm) tergantung varietas dan letaknya.
Daun-daun pada bagian atas biasanya lebih besar dibandingkan dengan yang
di bawah. Begitu pula yang terletak pada batang utama lebih besar dibandingkan
dengan yang muncul pada cabang. Daun kacang tanah memiliki daun
penumpu (stipula) yang panjangnya 2,5–3,5 cm, dan tangkai daun (petiola) yang
panjangnya 3–7 cm (Maesen dan Somaatmadja, 1993).
Bunga kacang tanah mulai muncul dari ketiak daun pada bagian bawah
yang berumur antara 4-5 minggu dan berlangsung hingga umur 80 hari setelah
tanam. Bunga berbentuk kupu-kupu (papilionaceus), berukuran kecil dan terdiri
atas lima daun tajuk. Dua di antara daun tajuk tersebut bersatu seperti perahu.
Disebelah atas terdapat sehelai daun tajuk yang paling lebar yang dinamakan

bendera (vexillum), sementara di kanan dan kiri terdapat dua tajuk daun yang
disebut sayap (ala). Setiap bunga bertangkai berwarna putih. Tangkai bunga
adalah sebenarnya tabung kelopak. Mahkota bunga berwarna kuning atau kuning
kemerah-merahan. Bendera dari mahkota bunga bergaris-garis merah pada
pangkalnya (Pitojo, 2005).
Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi
pembuahan. Buah kacang tanah berada di dalam tanah setelah terjadi pembuahan
bakal buah tumbuh memanjang dan nantinya akan menjadi polong. Mula-mula
ujung ginofor yang runcing mengarah ke atas, kemudian tumbuh mengarah ke
bawah dan selanjutnya masuk ke dalam tanah sedalam 1-5 cm. Pada waktu
menembus tanah, pertumbuhan memanjang ginofor terhenti. Panjang ginofor ada
yang mencapai

18 cm. Tempat berhentinya ginofor masuk ke dalam tanah

tersebut menjadi tempat buah kacang tanah. Ginofor yang terbentuk di cabang

Universitas Sumatera Utara

bagian atas dan tidak masuk ke dalam tanah akan gagal membentuk polong

(Deptan, 2006).
Biji matang memiliki dormansi singkat atau tidak dorman sama sekali dan
penundaan panen dapat berakibat biji berkecambah di dalam polong. Biji yang
ditanam tidak menunjukan perkecambahan epigeal atau hipogeal, tetapi kotiledon
terdorong ke permukaan tanah oleh hipokotil dan tetap pada permukaan tanah
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman kacang tanah menyukai iklim panas dan dapat tumbuh dengan
baik pada daerah dengan ketinggian di bawah 1500 meter di atas permukaan laut
(Kartasapoetra, 1988).
Di Indonesia tanaman kacang tanah cocok di tanam didataran rendah yang
ketinggian di bawah 500 meter di atas permukaan laut. Iklim yang dibutuhkan
tanaman kacang tanah adalah bersuhu tinggi antara 250C-320C. Sedikit lembab
(RH 65%-75%). Curah hujan 800-1300 mm per tahun dan tempat terbuka
(http://warintek. bantul.go.id., 2012).
Suhu optimum untuk pertumbuhan kacang tanah berkisar 250C-300C. Di
bawah suhu 250C, perkembangan akan terhambat dan suhu diatas 35oC
berpengaruh terhadap produksi bunga (Weiss, 1983).
Pembentukan nodul kacang tanah dipengaruhi oleh nutrisi tanah, kadar air

tanah dan cahaya. Nutrisi yang dibutuhkan dalam pembentukan nodul antara lain
P, K, S, Ca, dan Mo. Suhu yang menguntungkan bagi pembentukan jaringan
bakteroid berkisar antara 200C–300C, dan kadar air tanah dalam kondisi kapasitas

Universitas Sumatera Utara

lapang. Pembentukan nodul pada kacang-kacangan umumnya 21 hari setelah
tanam, akan berkurang jumlahnya pada keadaan ternaungi, sehingga terjadi
penurunan fotosintesis akhirnya menurunnya fotosintat. Nodul efektif ditandai
oleh ukuran kira-kira 2-4 x 4-8 mm2 dan letaknya pada akar primer
(Adjie dkk., 2006).
Tanah
Tanah dan lingkungan yang ideal untuk pertanaman kacang tanah adalah
tanah yang cukup mengandung unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro
antara lain karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), fosfor (F),
kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S); sedangkan unsur hara
mikro antara lain besi (Fe), mangan (Mn), molibdenum (Mo), seng (Zn), cuprum
(Cu), boron (B) dan klor (Cl) (Pitojo, 2005).
Kacang tanah tumbuh dengan baik jika ditanam di lahan ringan (loamy
sand, sandy, atau clay) yang cukup mengandung unsur hara (Ca, N, P, dan K).

Tanaman ini menghendaki lahan yang gembur agar perkembangan perakarannya
berjalan baik, ginoforanya mudah masuk ke dalam tanah untuk membentuk
polong, dan pemanenannnya mudah (tidak banyak polong yang hilang atau
tertinggal di dalam tanah). Sebaiknya pH tanahnya antara 5,0-6,3. Pada tanah
yang sangat asam, efisiensi bakteri dalam mengikat N dari udara akan berkurang.
Sedangkan pada tanah yang terlalu basa, unsur haranya kurang tersedia
(Suprapto, 2000).
Tanah bertekstur ringan memudahkan penembusan dan perkembangan
polong, yang biasanya terjadi di bawah permukaan tanah. Ketersediaan kalsium

Universitas Sumatera Utara

tanah

sangat

diperlukan

agar


biji

dapat

tumbuh

dengan

baik

(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Pupuk kandang ayam
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari campuran kotoran ternak
atau urine, serta sisa-sisa makanan yang tidak dapat dihabiskan. Kebanyakan
pupuk kandang berasal dari kuda, sapi, kerbau, babi, kambing atau domba
(Sarief, 1986).
Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relatif lebih
tinggi dari pukan lainnya. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat
yang diberikan. Selain itu pula dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa–sisa
makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan

tambahan hara ke dalam pukan terhadap sayuran (Hartatik dan Widowati, 2006).
Menurut Sarief (1986), pupuk kandang mempunyai beberapa sifat yang
menguntungkan, antara lain:
1. Sebagai sumber hara nitrogen, fosfor, kalium, dan hara mikro yang sangat
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
2. Meningkatkan daya menahan air.
3. Banyak mengandung organisme yang berfungsi untuk menghancurkan bahan
organik tanah hingga berubah menjadi humus.
Pupuk kandang mempunyai sifat yang lebih baik dibanding pupuk alam
lainnya maupun pupuk buatan. Penguraian–penguraian yang terjadi akibat
pemberian pupuk kandang dapat mempertinggi kadar humus,dimana humus ini
dapat memperbaiki struktur tanah, menjadikan tanah lebih mudah diolah dan
menyediakan oksigen dalam jumlah yang cukup. Pupuk kandang juga dianggap

Universitas Sumatera Utara

sebagai pupuk lengkap karena dapat menyediakan unsur hara yang diperlukan
tanaman dan mengembangkan kehidupan mikroorganisme (jasad renik) dalam
tanah. Jasad renik sangat penting bagi kesuburan tanah karena serasah dan sisa–
sisa tanaman dapat diubah menjadi humus yang dapat meningkatkan daya

penahan air sehingga memudahkan akar–akar tanaman menyerap zat makanan
bagi pertumbuhan dan perkembangannya (Sutedjo, 2002).
Apabila dibandingkan dengan pupuk kimia, pupuk kandang merupakan
pupuk yang lambat bereaksi karena sebagian besar dari zat–zat makanan tanaman
harus mengalami berbagai perubahan lebih dahulu sebelum diserap oleh tanaman.
Pupuk kandang dalam tanah merupakan persediaan unsur hara yang berangsur–
angsur menjadi bebas dan tersedia bagi tanaman. Oleh karena itu, tanah yang
dipupuk oleh pupuk kandang dalam jangka waktu lama masih dapat memberikan
hasil yang baik. Walaupun dalam kenyataannya pengaruh cadangan tersebut tidak
begitu nyata, tetapi dapat dipastikan bahwa dengan pemupukan memakai pupuk
kandang secara teratur, lambat laun akan membentuk suatu cadangan hara dalam
tanah (Sabiham dkk., 1989).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Melati dan Andriyani (2005)
disimpulkan bahwa pemberian 10 ton pupuk kandang ayam/ha dapat
meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan produksi kedelai organik.
Pupuk NPK
Pupuk NPK adalah suatu jenis pupuk majemuk yang mengandung lebih
dari satu unsur hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Pupuk
majemuk yang sering digunakan adalah pupuk NPK karena mengandung senyawa
ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium dihidrogenfosfat (NH4H2PO4), dan


Universitas Sumatera Utara

kalium klorida (KCl). Kadar unsur hara N, P, dan K dalam pupuk majemuk
dinyatakan dengan komposisi angka tertentu. Misalnya pupuk NPK 10-20-15
berarti bahwa dalam pupuk itu terdapat 10% nitrogen, 20% fosfor (sebagai
P2O5)dan 15% kalium (sebagai K2O) (Chandra, 2011).
Penggunaan pupuk majemuk dinilai lebih praktis, karena hanya dengan
satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Contoh pupuk
majemuk anatara lain diamonium phosphat yang mengandung unsur nitrogen dan
fosfor, serta pupuk NPK mutiara yang mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan
kalium (Novizan, 2002).
Keuntungan dari penggunaan pupuk NPK ialah mengandung unsur N, P,
K, dan unsur hara sekunder CaO dan MgO, memberikan keseimbangan unsur
nitrogen, fosfat, kalium, kalsium, dan magnesium terhadap pertumbuhan tanaman,
mudah diaplikasikan dan mudah diserap oleh tanaman butirannya yang mengkilap
seperti mutiara lebih efisien pemakaiannya dan menghemat waktu serta lebih
ekonomis (http://www.pt.meroketetapjaya.com, 2002).
Kekurangan dari penggunaan pupuk majemuk NPK adalah tidak
memungkinkan pemberian masing-masing unsur hara pada waktu yang berbeda

dengan cara yang berbeda, tidak mungkin untuk menyimpan dari unsur hara yang
telah diberikan sehingga nisbah unsur hara tidak dapat disesuaikan pada kondisi
khusus dan harga satuan dari unsur haraumumnya lebih tinggi pada pupuk
lengkap daripada dalam pupuk tunggal (Williams dkk., 1993).
Di dalam tubuh tanaman, nitrogen bersifat dinamis (mobil) sehingga jika
terjadi kekurangan nitrogen pada bagian pucuk, nitrogen yang tersimpan pada
daun tua akan dipindahkan ke organ yang lebih muda. Dengan demikian, pada

Universitas Sumatera Utara

daun-daun yang lebih tua gejala kekurangan nitrogen akan terlihat lebih awal
(Novizan, 2002).
Peranan utama N bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan
secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, N pun
berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam
proses fotosintesis. Fungsi lainnya ialah membentuk protein, lemak, dan berbagai
persenyawaan organik lainnya (Lingga dan Marsono, 2006).
Di dalam tubuh tanaman fosfor memberikan peranan yang penting dalam
hal beberapa kegiatan (1) pembelahan sel dan pembentukan lemak dan albumin,
(2) pembentukan bunga, buah, dan biji, (3) kematangan tanaman melawan efek

nitrogen, (4) merangsang perkembangan akar, (5) meningkatkan kualitas hasil
tanaman dan (6) ketahanan terhadap hama dan penyakit (Damanik dkk., 2011).
Menurut Sutedjo dan Kartasapoetra (1987), bahwa unsur P merupakan
salah satu unsur hara yang sangat membantu peningkatan produksi tanaman,
peranan fosfor pada tanaman adalah dapat meningkatkan pertumbuhan akar
semai, mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi
dewasa, mempercepat pembungaan dan pemasakan buah dan biji. Secara teknis
hara fosfor merupakan kunci kehidupan tanaman, karena terlibat pada seluruh
proses metabolisme tanaman dan ikut membentuk senyawa–senyawa struktural
seperti asam nukleat untuk keperluan reproduksi dan konversi transfer energi yang
tinggi. Unsur fosfor ini dapat mendorong pertumbuhan akar, pembentukan bunga,
pengisian buah dan biji. Fosfor merupakan komponen penyusun beberapa enzim,
protein, ATP, RNA, dan DNA. ATP penting untuk proses transfer energi,
sedangkan

RNA

dan

DNA

menemukan

sifat

genetik

tanaman

Universitas Sumatera Utara

(Gunarto dkk., 1998). Indranada (1989) menambahkan bahwa fosfor pada
tanaman dapat membantu pembelahan sel, pembentukan buah, bunga dan biji,
kematangan tanaman, merangsang pertumbuhan akar, umbi, meningkatkan
kualitas hasil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan
penyakit. Penyediaan fosfor yang tidak memadai akan menyebabkan laju respirasi
menurun dan berpengaruh pada berbagai reaksi fisiologis dalam tanaman serta
dapat menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap hara lain.
Meskipun bukan elemen pembentuk bahan organik tetapi peran kalium
penting untuk pembentukan karbohidrat protein, mengeraskan batang tanaman,
meningkatkan ketahanan tanaman dari penyakit, dan meningkatkan kualitas biji.
Ion kalium sangat penting bagi berlangsungnya fotosintesis, tanpa kalium
fotosintesis berhenti (Isnaini, 2006).
Kalium sedikit peranannya dalam menyusun komponen tanaman.
Berfungsi sebagai pengatur menkanisme fotositesis, translokasi, karbohidrat,
sitesa protein dan lain-lain. Gejala kekurangan kalium akan menyebabkan
pinggiran daun berwarna coklat yang dimulai dari daun tua, pada jagung ruasnya
memendek dan tanaman tidak tinggi (Hardjowigeno, 2003).
Pemberian kapur tidak saja menambah Ca itu sendiri, namun
mengakibatkan pula unsur lain menjadi lebih tersedia, baik pada lapisan ginofor
maupun pada daerah akar tanaman. Tersedianya Ca dan unsur lainnya
menyebabkan pertumbuhan generatif menjadi lebih baik, sehingga pengisian
polong lebih sempurna dan mengakibatkan hasil menjadi lebih tinggi
(Sutarto dkk., 1985).

Universitas Sumatera Utara

Marzuki (2007) menyatakan bahwa pemupukan memegang peranan
penting

dalam

peningkatan

produksi

kacang

tanah,

kebutuhan

N: 15–20 kg/ha, P2O5: 45 kg/ha, dan K2O: 50–60 kg/ha. Menurut
(www. petrokimia-gresik.com, 2011) dosis anjuran pupuk majemuk NPK
(15: 15: 15) yaitu 250 kg/ha.

Universitas Sumatera Utara