Sistem Perencanaan Dan Pengadaan Aset Tetap Pdam Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Chapter III IV

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Aset
Aset berasal dari kosa kata bahasa Inggris. Asset secara umum artinya
adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai
ekonomi (economicvalue), nilai komersial (commercialvalue), atau nilai tukar
(exchangevalue) yang dimiliki oleh instansi, organisasi, badan usaha, individu
atau perorangan (Hidayat, 2011: 4)
Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan
sebagai aset nonlancar. Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka
pendek, piutang, dan persediaan. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi
investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya meliputi aset
tak berwujud dan aset kerja sama atau kemitraan. Aset tetap meliputi tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, dan aset
tetap lainnya.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, aset diklasifikasikan ke dalam aset
lancar (currentasset)

dan


aset

nonlancar

(noncurrentasset).

Suatu

aset

diklasifikasikan sebagai aset lancar jika dapat direalisasikan atau dimiliki untuk
dipakai atau dijual dalam waktu dua belas bulan sejak tanggal pelaporan.
Dari klasifikasi aset tersebut, maka dapat dibuat skema ringkasnya
seperti pada Gambar dibawah ini :

Universitas Sumatera Utara

Sumber: diolah dari asset management series, 1995, Victorian Government, Melbourne.

Gambar 3.1 Klasifikasi Aset

3.1.1 AsetTetap
Aset tetap adalah kekayaan yang dimiliki dan digunakan untuk beroperasi
dan memiliki masa manfaat yang akan datang, lebih dari satu periode anggaran
serta tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal.
Pengendalian intern aset tetap adalah dimana aset tetap tersebut tidak hanya
diawasi secara fisik, tetapi juga secara administratif dengan menyelenggarakan
perkiraan pengendali untuk tiap golongan aset dengan perhitungan dalam buku
tambahan.
Aset tetap harus dilakukan dengan mendapat lebih dulu persetujuan dari
yang berwenang, dan suatu note tentang pengafkiran harus dikirimkan pada
bagian pembukuan untuk pembukuannya. Banyak aset tetap adalah kecil, tetapi
secara individual berharga. Barang-barang itu harus diawasi dengan ketat terhadap
pencurian dan harus sering dibandingkan dengan catatan persediaan inventaris.
Dan setiap aset tetap berwujud pada perusahan satu dengan perusahan lainnya

Universitas Sumatera Utara

pastilah berbeda, tergantung sifat, jenis dan skalausahanya.
Menurut Warren, Reeve, Fess (2006 : 504),“ pengertian aset tetap adalah
aset jangka panjang atau aset yang relative permanen. Mereka merupakan aset

berwujud (Tangible Assets) karena ada secara fisik, aset tersebut dimiliki dan
digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian
dari operasinormal.”
Menurut Mulyadi (2001:591)aset tetap adalah: “Kekayaan perusahaan yang
memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan
diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk
dijual kembali.”
Menurut Soemarso S.R. (2005:20), aset tetap adalah:“Aset berwujud yang
masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan,
dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan dan
memiliki nilai yang cukup besar.
Dari pengertian mengenai aset tetap diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
aset tetap memiliki beberapa ciri-ciri yaitu :
1.

Aset tetap merupakan barang-barang fisik yang dimiliki untuk
memperlancar atau mempermudah produksi barang-barang lain atau
untuk menyediakan jasa bagi perusahaan atau para pelanggannya
dalam kegiatan normal perusahaantersebut.


2.

Aset tetap mempunyai umur yang terbatas pada akhir masa
manfaatnya harus dibuang atau diganti, kecuali masa manfaat yang
diberikan olehtanah.

3.

Aset tetap bersifat non monetary. Dalam artian manfaat yang

Universitas Sumatera Utara

dihasilkan dan bukan dari mengkonversi aset ini kedalam sejumlah
uangtertentu.
4.

Pada umumnya manfaat yang diterima dari aset tetap meliputi suatu
periode yang lebih panjang dari satu tahun atau lebih dari siklus
operasiperusahaan.


3.1.2 Jenis-jenis Aset
Jenis aset tetap disetiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan karena
perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan. Secara umum,
penggolongan aset tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu:
1.

Substansi
Substansi yaitu asset tetap yang digantikan dengan sejenisnya.
Aset tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a) Aset Berwujud(Tangible Fixed Asset)
Contohnya: lahan, gedung, mesin, peralatan.
b) Aset tidak berwujud (Intangible Fixed Asset)
Contohnya: Goodwill, Paten, Copy Right, Frenchise, dan lainnya.

2. Umur
Penggolongan asset tetap dari segi umur berguna untuk megetahui
apakah asset tetap tersebut perlu disusutka atau tidak dari harga
perolehnya, karena aset tetap itu berbeda-beda umurnya. Ada yang
umurnya tidak terbatas dan ada pula yang terbatas umurnya. Dan
biasanya kebanyakan aset tetap itu memiliki umur yang terbatas.

Penggolongannya adalah sebagai berikut :
a. Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti: tanah untuk

Universitas Sumatera Utara

letak perusahaan, pertanian, dan peternakan.
b. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis
masa penggunaannya bisa digantikan dengan aset yang
sejenis,

seperti:

bangunan,

mesin,

alat-alat,

mebel,


kendaraan, dan lain-lain.
c. Aset tetap yang umurnya terbatas apabila sudah habis masa
penggunaannya tidak dapat diganti dengan aset lain yang
sejenis, seperti : sumber-sumber alam seperti tambang,
hutan, dan lain-lain.
3. Disusutkan atau Tidak Disusutkan
Penggolongan aset dari segi disusutkan atau tidak disusutkan
biasanya dicirikan dengan ada atau tidaknya penurunan nilai dari aset
tetap tersebut. Aset tetap yang mengalami penurunan nilai selama
masa manfaatnya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan.
Dan aset tetap yang tidak mengalami penurunan nilai tidak dilakukan
penyusutan terhadap harga perolehannya. Adapun penggolongannya
sebagai berikut :
a)

Depreciated Plant Asset (Aset tetap yang disusutkan) yaitu

aset

tetap yang disusutkan, seperti : bangunan, peralatan,


mesin, inventaris, jalan, dan sebagainya.
b)

Underpreciated Plant Asset (Aset tetap yang tidak

disusutkan) yaitu aset tetap yang tidak disusutkan, seperti:
Tanah.
4. Berdasarkan Jenisnya

Universitas Sumatera Utara

Aset tetap banyak ragamnya, maka aset tetap dapat pula dibagi
berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut:
1) Tanah.
Tanah adalah bidang terhampar baik yang merupakan tempat
berdirinya bangunan maupun lahan yang masih kosong.
Dalam akuntansi apabila ada lahan yang diatasnya didirikan
bangunan, pencatatannya harus dipisahkan dari lahan itu
sendiri khususnya bangunan yang dianggap sebagai bagian

dari lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai
gunanya dapat digolongkan kedalam nilai lahan.Untuk
memperoleh tanah tersebut, perusahaan harus mengeluarkan
biaya akuisisi aset tetap, yang meliputi:
a. Harga Beli
b. Ijin dari pemerintah
c. Komisi Pialang
d. Biaya Survey
2) Bangunan/Gedung.
Bangunan atau gedung adalah segala bangunan yang dimiliki
perusahaan yang berdiri diatas bumi ini baik diatas tanah air
seperti gedung, kantor, toko, gudang, pabrik, perumahan, dan
bangunan bangunan lain. Nilai bangunan dicatat sebesar
harga bangunan itu siap dipergunakan dalam operasi
perusahaan.Pencatatannya harus terpisah dari tanah yang
menjadi lokasi gedung itu.

Universitas Sumatera Utara

Biaya yang timbul dari perolehan bangunan maupun gedung,

antara lain:
a. Biaya arsitek
b. Biaya asuransi
c. Ijin dari pemerintah
d. Biaya balik nama
3) Mesin
Mesin adalah alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam
kegiatan proses produksi seperti mesin pabrik, mesin
pembangkit, dan mesin – mesin lainnya yang dipergunakan
dalam proses produksi. Mesin termasuk peralatan- peralatan
yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. Adapun
biaya yang ditanggung perusahaan untuk memperoleh mesin
tersebut adalah :
a. Pengujiam sebelum digunakan
b. Sewa mesin
4) Kendaraan
Kendaraan adalah sarana angkutan orang atau barang yang
dimiliki perusahaan untuk kegiatan operasional. Kelompok
aset tetap ini yaitu: semua jenis kendaraan seperti alat
pengangkutan, meliputi : truk, traktor, forklift, mobil, sepeda

motor, dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

5) Inventaris/Peralatan
Peralatan dapat menunjang jalannya kegiatan operasional
alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan yang dapat
menunjang jalannya kegiatan operasional suatu perusahaan
seperti inventaris gudang dan lain-lain.
Biaya akusisi untuk memperolehnya antara lain:
a. Reparasi pembelian (peralatan berkas)
b. Penyesuaian pembelian (peralatan bekas)
6) Inventaris Kantor
Inventaris kantor yaitu alat-alat yang dipakai sebagai
pendukung kegiatan dan kelancaran proses operasional suatu
perusahaan. Inventaris kantor dapat berupa:
a. Komputer
b. Perabot kantor
c. Meja Tulis
d. Telepon
e. Kunci
f. AC
g. Alat – alat tulis kantor
3.1.3 Cara Perolehan Aset Tetap
Proses perolehan disini dimaksudkan mulai sejak pembelian, pengangkutan
aset itu, pemasangan sampai aset itu siap untuk dipakai dalam proses kegiatannya.
Aset tetap dapat diperoleh melalui berbagai cara, misalnya:

Universitas Sumatera Utara

1.

Pembelian Tunai
Nilai peolehan aset tetap yang di dapat melalui transaksi pembelian
tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar dalam
transaksi dan pengeluaran – pengeluaran lain yang terjadi dalam
hubungannya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan
aset hingga siap digunakan oleh perusahaan. Suatu kerugian harus
diakui apabila ada potongan tunai yang ditawarkan tetapi tidak
dimanfaatkan.

2.

Pembelian dengan harga tergabung
Perusahaan bisa saja membeli beberapa aset tetap yang berlainan jenis
dengan harga tergabung. Praktik akuntansi yang lazim menggunakan
pendekatan sebagai berikut : Jika berbagai aset diperoleh dengan
harga tergabung, maka nilai perolehan dari masing-masing aset
ditetapkan sebesar harga pasarnya menurut penilaian dari penaksir
yang bebas dan ahli.

3.

Pembelian angsuran
Beberapa jenis aset tetap bisa saja diperoleh melalui pembelian secara
kredit berjangka panjang dengan program pembayaran secara
angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari.

4.

Sewa guna usaha pembiayaan
Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan
dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh
suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran-pembayaran secara berkala disertai hak pilih (optie) bagi

Universitas Sumatera Utara

perusahaan

tersebut

untuk

membeli

barang-barang

modal

bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha.
Ada dua kemungkinan yang sering digunakan :
a. Sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa
(operating lease) adalah kegiatan sewa guna usaha dimana
penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli
obyek sewa gunausaha.

b. Sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi
pembelian/penjualan(finance lease) adalah kegiatan sewa guna
usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak
mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha
berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.
5.

Pertukaran dengan aset lain
Ada dua jenis pertukaran yang terjadi, yaitu :
a) Pertukaran dengan aset tetap yangsejenis
Adalah perolehan aset tetap dengan mengadakan pertukaran aset
tetap

yang

sama

jenisnya.

Apabila

pertukaran

tersebut

menimbulkan kerugian maka ruginya dibebankan pada periode
terjadinyapertukaran.
b) Pertukaran aset tetap yang tidaksejenis
Misalnya, pertukaran tanah dengan mesin- mesin, gedung, dan lainlain. Perbedaan antara nilai buku aset tetap yang diserahkan dengan
nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aset yang
diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai dasar

Universitas Sumatera Utara

pencatatan aset yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus
diakui sebagai laba/ rugi pertukaran aset tetap.
6.

Pertukaran dengan sekuritas
Perusahaan bisa mendapatkan aset tetapnya melalui pertukaran dengan
surat- surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan
yang bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang maupun sekuritas
saham. Pada dasarnya, nilai perolehan aset yang didapat melalui
transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasarkan:
a.

Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalamtransaksi

b.

Harga pasar yangdidapat

Aset tetap yang diperoleh melalui transaksi pertukaran dengan
sekuritas biasanya dalam rangka merger atau akuisisi.
7.

Dibangun sendiri
Kadang – kadang perusahaan tidak memenuhi kebutuhan aset tetapnya
dengan membeli dari pihak lain, tetapi dengan cara membangun atau
membuatnya sendiri.

Ada beberapa alasan

yang mendorong

perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aset tetap yang
diperlukan untuk menjalankan operasinya :
a) Memanfaatkan fasilitas yangmenganggur
b) Menghemat biayakonstruksi
c) Mencapai standar kualitas konstruksi yang lebihtinggi
d) Agar dapat segeradioperasikan
Seperti halnya aset tetap yang didapat melalui pembelian, aset tetap
yang dibuat atau dibangun sendiri harus dicatat berdasarkan nilai

Universitas Sumatera Utara

perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang diperlukan untuk
membuat dan menempatkan aset pada kondisi siap pakai.

8.

Donasi atau sumbangan
Didalam akuntansi, donasi yang diterima atau diberikan kepada pihak
lain disebut transfer non- resiprokal, yaitu transfer barang dan jasa
satu arah. Terhadap aset yang didapat atau dikorbankan dalam
transaksi non- resiprokal, standar akuntansi yang lazim menetapkan
harga pasar aset harus dipakai sebagai dasar pengukurannya.

Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, aset-aset yang dimiliki
perusahaan berasal dari berbagai sumber. Misalnya tanah (lahan) yang dimiliki
perusahaan,ada aset tanah PDAM Tirtanadi yang dibeli sendiri oleh perusahaan,
dan ada yang berasal dari hibah pihak lain, dan ada juga yang berasal dari
peninggalan masa Pemerintahan Belanda (Ex.Belanda).
Aset

perusahaan

yang

berupa

bangunan

gedung

kantor,

gedung

laboratorium, gedung museum rumah dinas, dan segala hal yang terkait untuk
bangunan semua dibangun sendiri oleh pihak PDAM Tirtanadi. Untuk aset
perusahaan yang berupa peralatan kantor dan mesin produksi itu dibeli sendiri
oleh perusahaan dengan metode pembelian tunai dan ada juga yang melalui
metode pembelian angsuran. Untuk aset yang berupa inventaris kendaraan dinas,
ada yang dibeli sendiri oleh pihak perusahaan dan ada sebagian aset yang berasal
dari hibah (sumbangan) oleh pihak Pemerintah Daerah.
3.1.4

Daftar Aset Tetap PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Semua aset yang dimiliki oleh setiap perusahaan harus di catat atau dibukukan
agar suatu perusahaan memiliki data yang akurat. Berikut daftar aset PDAM :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1 Rekapitulasi Daftar Aset Tetap PDAM Tirtanadi PROVU 2014-2015
Go
No
lon
Uru
ga
t
n
1
1
2

3

4

2
01
02

03

Kode
Bidan
g
Nama Bidang Barang
Bara
ng
3
4
01
TANAH
PERALATAN DAN MESIN
03
A. ALAT-ALAT BESAR
03
B. ALAT-ALAT ANGKUTAN
04
C. ALAT-ALAT BENGKEL DAN
ALAT UKUR
05
D. ALAT-ALAT PERTANIAN /
PETERNAKAN
06
E. ALAT-ALAT KANTOR DAN
RUMAH TANGGA
07
F. ALAT-ALAT STUDIO DAN
KOMUNIKASI
08
G. ALAT-ALAT KEDOKTERAN
09
H. ALAT-ALAT LABORATORIUM
10
I. ALAT-ALAT PERSENJATAAN /
KEAMANAN
GEDUNG DAN BANGUNAN
11
A. BANGUNAN GEDUNG
12
B. BANGUNAN MONUMEN

04
13
14
15
16

5

05
17
18
19

6

06

JALAN,
IRIGASI
DAN
JARINGAN
A. JALAN DAN JEMBATAN
B. BANGUNAN AIR / IRIGASI
C. INSTALASI
D. JARINGAN
ASSET TETAP LAINNYA
A. BUKU PERPUSTAKAAN
B.
BARANG
BERCORAK
KESENIAN/KEBUDAYAAN
C.
HEWAN
TERNAK
DAN
TUMBUHAN
KONSTRUKSI
DALAMPENGERJAAN
TOTAL

Juml
ah
Bara
ng

Jumlah
Harga
(Ribuan
Rupiah)

Keter
angan

5
146

6
7,233,058

940
52
42

21,510,370
1,000,150
177,250

7,337

-

7

Nihil

9,699,671

302

757,947

343
2

1,660,479
21,905

303
-

51,737,404
-

Nihil

1
60
-

2,000
26,996,012
-

Nihil
Nihil
Nihil

40

7,060

Nihil

-

Nihil

-

9,568

Nihil

120,813,306

Sumber:Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

3.1.5 Siklus Hidup Aset
Menurut Hindrawan, dkk. (2006: 119) siklus hidup fisik dari suatu aset
atau kelompok aset memiliki empat fase, yaitu perencanaan, pengadaan
(acquisition), operasi dan pemeliharaan, serta penghapusan(disposal). Gambar
3.1.5 menunjukkan siklus hidup aset.

Sumber: Victorian GovernmentAsset Management Series,1995,bagian 2 butir 3.0

Gambar 3.1.5 Siklus Hidup Aset
a. Fase perencanaan adalah fase identifikasi kebutuhan, yaitu ketika ada
permintaan atas aset.
b. Fase pengadaan yaitu ketika aset dibeli, dibangun atau dibuat.
c. Fase pengoperasian dan pemeliharaan, yaitu ketika aset digunakan untuk
tujuan yang telah ditentukan. Fase ini diselingi dengan pembaruan,
pergantian atau perbaikan secara periodik atas aset yang rusak.
d. Fase penghapusan (disposal) dilakukan ketika umur ekonomis suatu aset
telah habis atau ketika kebutuhan atas pelayanan yang disediakan aset
telah hilang.

Universitas Sumatera Utara

1.

Perencanaan Aset
Mengenai perencanaan kebutuhan dan penganggaran bukanlah merupakan

suatu kegiatan yang berdiri sendiri, tetapi merupakan kegiatan yang tidak
terpisahkan dalam pengelolaan barang milik daerah. Dalam perencanaan
kebutuhan dan penganggaran barang daerah perlu adanya pemahaman dari seluruh
satuan kerja perangkat daerah terhadap tahapan kegiatan pengelolaan barang milik
daerah sehingga koordinasi dan sinkronisasi dalam kegiatan tersebut dapat
dilakukan dengan baik.
Menurut M Yusuf (2010 : 41) Perencanaan merupakan tahapan paling
penting dari salah satu tahap penyusunan Aset. Pelaksanaan Perencanaan
kebutuhan

dan

penganggaran

perlu

terkoordinasi

dengan

baik

dengan

memperhatikan standarisasi yang telah ditetapkan sesuai kondisi daerah masingmasing.
Menurut Hindrawan, dkk. (2006: 155) perencanaan aset yang baik
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Menentukan kebutuhan aset dan membeli aset yang diperlukan.
b. Mengoptimalkan penggunaan aset yang telah ada sehingga pengadaan
aset baru dapat dihindari.
c. Mengevaluasi aset-aset yang telah ada untuk mengidentifikasi aset yang
kinerjanya buruk, atau membutuhkan biaya terlalu tinggi untuk dimiliki atau
dioperasikan.

Universitas Sumatera Utara

d. Rencana pengadaan aset hendaknya menegaskan tentang jenis dan waktu
kebutuhan aset dan menguraikan metode pengadaan dan pendanaan yang
diusulkan.
e. Pendanaan dan penganggaran modal untuk mempertimbangkan pilihan
pengadaan dan penambahan aset dan membuat skala prioritas.
f. Mempertimbangkan solusi-solusi non-aset untuk mengurangi kebutuhan
aset.
Secara umum, di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Perencanaan
Aset dilakukan oleh bagian Divisi Aset yang kemudian mengajukan program
kegiatan untuk satu tahun kedepan kebagian Divisi Perencanaan, adapun hal-hal
perencanaan aset mencakup dengan pembeliankebutuhan peralatan kantor,
pencetakan, serta pemeliharaan aset (gedung kantor, mesin produksi, dan
kendaraan dinas, serta aset lainnya)

2.

Pengadaan Aset
Rencana pengadaan akan mencakup seluruh pengadaan aset-aset besar,

termasuk penggantian aset-aset yang telah ada yang diperkirakan selama periode
perencanaan. Keluasan dan kedalaman dokumentasi dan analisis dalam rencana
pengadaan akan tergantung pada seberapa penting aset berperan dalampenyediaan
pelayanan (Hidayat, 2011: 124)
Mardiasmo (2004) menjelaskan pengadaan barang atau kekayaan daerah
harus dilakukan berdasarkan sistem tender (compulsory competitivetendering
contract). Hal tersebut dilakukan supaya pemerintah daerah danmasyarakat tidak
dirugikan. Gambar dibawah ini menunjukkan rencana pengadaan aset:

Universitas Sumatera Utara

Sumber: Australian National Audit Office, Asset Management Handbook

Gambar 3.1.5 Rencana Pengadaan Aset
Menurut Hindrawan, dkk (2006: 149) pengadaan aset yang baik adalah
sebagai berikut:
a. Titik pusat penyediaan aman dan terpisah dari aset yang sedang dalam
penggunaan.
b. Aset diberi kode balok (bar-code) oleh pemasok dan daftar yang
komputerisasi tersedia, untuk pembelian dalam volume atau nilai yang
besar.
c. Waktu untuk proses pengadaan, berapa lama barang sampai tujuan.
d. Kondisi aset diperiksa sebelum diterima.
e. Aset ditandai setelah diterima oleh pegawai yang bertanggung jawab
terhadap aset tersebut.
Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utarapengadaan aset dilakukan
dengan beberapa metode dan digolongkan sesuai dengan harga dari aset tersebut.
Ada yang memakai metode pengadaan langsung (bernilai dari dibawah 100juta
sampai dengan 400juta,dan ada pula yang dilakukan dengan cara metode
pelelangan sederhana (bernilai sampai dengan 750juta dan tanpa batas).

Universitas Sumatera Utara

3.

Operasi Dan Pemeliharaan Aset
Organisasi harus menyusun mekanisme akuntabilitas yang efektif yang

memastikan penggunaan dan pemeliharaan berkelanjutan atas aset masih relevan
dengan kebutuhan penyediaan pelayanan dan standar pelayanan seperti yang
dijelaskan di dalam rencana pengadaan.
Entitas harus menyusun dan memelihara proses manajemen guna secara
rutin memantau dan menilai aset-aset yang berada dibawah kendali mereka.
Melindungi potensi pemberian pelayanan dan mengarahkan perhatian pada
kesehatan dan keselamatan merupakan prioritas pada waktu pembuatan keputusan
tentang penggunaan dan pemeliharaan aset. Merupakan hal yang sangat penting
bahwa kinerja aset di review dan dievaluasi secara memadai guna meyakinkan
bahwa hasil (outcomes)yang diharapkan telah tercapai.
Menurut Hindrawan (2006: 185) pengoperasian dan pemeliharaan aset yang
baik adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan dan pemeliharaan aset secara berkala.
b. Penilaian terhadap kondisi aset.
c. Menentukan jenis pemeliharaan yang akan dilakukan.
d. Menyajikan ramalan biaya pemeliharaan rutin.
e. Terdapat riwayat pemeliharaan.
PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara merupakan Badan Usaha Milik
Daerah yang bergerak dibidang jasa, yang kegiatan operasionalnya adalah
memproduksi air untuk dipakai oleh masyarakat. Tentunya aset mesin-mesin
produksi air merupakan aset yang penting bagi PDAM yang harus selalu dipantau
pemakaiannya serta pemeliharaannya.

Universitas Sumatera Utara

Untuk bagianmesin produksi pihak PDAM (Bidang Pengelolahan Air
Bersih dan Bidang Laboratorium) dan pihak mitra selalu bekerjasama untuk
melakukan pemantauan mesin-mesin saat beroperasi dan pemeliharaan secara
berkala, misalkan per tiga bulan sekali karyawan lapangan yang bertanggung
jawab atas hal tersebut memberikan perawatan pada mesin kompresor dengan
memberikan oli agar semakin lancar saat beroperasi, dan untuk mesin produksi
ada juga kegiatan pembersihan tangki dan sumur bor yang kerjakan oleh pihak
mitra PDAMdengan cara mengganti media nya (seperti pasir, kerikil, atau pipa
penyaluran) apabila air yang diproduksi tidak jernih lagi atau ada keluhan dari
masyarakat, dan kegiatan dilakukan satu kali dalam setahun namun dapat berubah
sewaktu-waktu bila dalam keadaan darurat dan bila ada yang harus diganti karena
rusak maka pihak perusahaan akan bertanggung jawab melakukan penggantian.
4.

Penghapusan Aset
Keputusan untuk melepas atau menghapuskan aset memerlukan pengujian

dan penilaian ekonomis secara menyeluruh. Seperti halnya keputusanpengadaan,
keputusan penghapusan aset

harus diambil dalam kerangka perencanaan

terintegrasi yang memperhatikan kebutuhan pemberian pelayanan, tujuan
organisasi, keterbatasan financial dan anggaran serta tujuan alokasi sumber daya
pemerintah secara keseluruhan.
Alasan – alas an untuk melakukan penghapusan umumnya dapat dimengerti
dengan baik, seperti aset berlebih, kurang bermanfaat, dan tidak mampu
memberikan pelayanan. Asumsi yang mendasari adalah bahwa manajemen telah
memiliki informasi penting untuk menentukan aset yang mana yang perlu
dihapuskan, dan kapan dihapuskan. Metode penghapusan yang utama diantaranya

Universitas Sumatera Utara

penjualan melalui lelang atau tender terbuka, menjual ke swasta, tukar tambah dan
penghapusan dari catatan.
Mardiasmo(2004) menyatakan bahwa penghapusan aset daerah merupakan
salah satu sasaran strategis yang harus dicapai daerah dalam kebijakan
pengelolaan aset daerah guna mewujudkan ketertiban administrasi mengenai
kekayaan daerah.
Menurut Hindrawan, dkk. (2006: 199) penghapusan aset yang baik, adalah
sebagai berikut:
1.

Membangun dan memelihara sistem informasi aset, yang mencatat
seluruh informasi untuk membantu dalam perencanaan dan
manajemen aset.

2.

Menyusun dan mengevaluasi pembiayaan yang memadai untuk
mendukung pemilihan metode penghapusan yang paling efektif
biayanya.

3.

Mengidentifikasi area-area yang peka terhadap penyelewengan dan
risiko, dan memperkenalkan ukuran preventif yang memadai.

4.

Mengidentifikasi
diutamakan

dan

mengkomunikasikan

aturan

yang

untuk penghapusan kepada para pegawai yang

relevan dengan penghapusan aset.
5.

Melibatkan tenaga ahli atau pakar untuk menyusun persyaratan
kontrak dan untuk membantu membuat kontrak, terutama untuk
penghapusan yang

kompleks

dan

non-standar

untuk

meminimalkan potensi risiko.

Universitas Sumatera Utara

6.

Memberikan instruksi yang jelas kepada orang yang melakukan
penghapusan.

7.

Memantau dan mengevaluasi kinerja penghapusan secara rutin
untuk pencapaian pilihan metode penghapusan yang efektif
biaya.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Barang Milik Daerah, penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik
daerah dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang
berwenang untuk membebaskan pengguna dan/atau kuasa pengguna dan/atau
pengelola dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada
dalam penguasaannya.
Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara penghapusan aset
dilaksanakan

jikalau

aset

tersebut

(barang)

sudah

tidak

layak

pakai

danpemeliharaannya tidak dapat dilakukan oleh karena aset tersebut mengalami
kondisi rusak berat maka dilakukan penghapusan aset.
3.2

Pengendalian Aset .
Pengendalian merupakan pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi yang

dilakukan oleh atasan atau pimpinan dalam organisasi terhadap komponen
organisasi dan sumber-sumber yang ada untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumya, secara terus menerus dan berkesinambungan agar semua
dapat berfungsi secara maksimal sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara
efektif dan efisien (George).

Universitas Sumatera Utara

Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja
bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat mencapai tujuan-tujuan
perusahaan

dapat

diselenggarakan(Koonz).

Pengendalian

adalah

proses

pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai
dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana(Srong). Menurut Syamsi pengendalian
adalah fungsi manajemen yang mengusahakan agar pekerjaan/ kegiatan terlaksana
sesuai dengan rencana, instruksi, pedoman, patokan, pengaturan atau hasil yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Banyak perusahaan

yang tidak memperhatikan betapa pentingnya

pengendalian aset dalam perusahaan. Dalam pertimbangan nilai yang kecil
dibandingkan dengan pendapatan perusahaan maka fungsi dan pemahaman yang
terkait dengan aset tidak menjadi bagian yang penting untuk dikelola. Namun hal
ini merupakan kesalahan yang berkaitan dengan pengukuran performa keuangan
yangadadalamperusahaan.
Beberapa hal yang menjadi suatu konsep pemahaman positif yang
berhubungan dengan aset manajemen menyangkut sistem pengelolaan terhadap
performa keuangan yang ada dalam perusahaan. Bagaimana cara suatu perusahaan
dapat melakukan proses pengendalian terhadap aset yang dimiliki dalam
perusahaan itu sendiri. Dan ada beberapa cara untuk mengendalikan aset yang
dimiliki sebuah perusahaan :
1.

Prosesidentifikasi asset
Berupa bagaimana memberikan identitas terhadap asset yang
dimiliki oleh perusahaan.Dimana setiap pembelian asset
dijalankan maka proses identifikasi sudah saat nya untuk

Universitas Sumatera Utara

dilakukan proses identifikasi asset yang ada.
2.

Prosesperhitungan nilai asset
Lakukan proses pengukuran dari nilai penurunan asset yang ada,
lakukan

dalam waktu periode tertentu dan lakukan proses

pelaporan ke unit kerja

accounting.

Setiap

biaya

yang

berhubungan dengan asset dilakukan proses akumulasi terhadap
biaya

tersebut

sebagai

bagian

dari

proses

perhitungannilaipenurunanasset.
3.

Proses pengendalian kepemilikan asset.
Melakukan proses pengaturan terhadap status unit kepemilikan
asset yang kemudian dikaitkan dengan informasi apabila terjadi
pemindahan dan kehilangan terhadap data asset yang ada.

Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara,pengendalian aset dilakukan
dan ditanggung jawabi oleh setiap divisi terkait dan ada beberapa halyang
diterapkan

oleh

perusahaan

dalam

proses

pengendalian

aset

perusahaan,diantaranya adalah:
1. Menetapkan standar dan patokannya.
Langkah ini meliputi standar dan ukuran untuk segala hal, mulai
target kerja yang harus dicapai dan penyelenggaraan kerja. Patokan
ini dapat berupa peraturan, pembakuan, instruksi, dan lain-lain. Agar
langkah ini efektif standar ini perlu dirinci dalam bentuk-bentuk
operasional, dipahami dan diterima oleh setiap individu pegawai.

Universitas Sumatera Utara

2. Pengukuran hasil pelaksanaan (performance)
Langkah ini merupakan proses berkesinambungan, berulang-ulang
(refetitif) dengan frekwensi aktual sesuai dengan jenis aktivitas yang
sedang diukur. Pada langkah ini kita mengecek, mengukur, melihat
hasil senyatanya atau juga dapat mengecek pelaksanaanya.

3.

Membandingkan

antara

pelaksanaan

dan

standarnya.

Langkah ini banyak hal merupakan paling mudah ditempuh dalam
proses pengendalian, sifat kompleksnya mungkin telah diatasi dalam
langkah

sebelumnya.Sehingga

dalam

langkah

ini

tinggal

membandingkan hasil yang telah dicapai dan telah ditetapkan
sebelumnya. Jika hasil sesuai dengan standar, maka dapat dikatakan
bahwa segala sesuatunya berjalan secara terkendali. Tetapi mungkin
juga

terjadi

suatu

ketidaksamaan

atau

penyimpangan,ini

merupakan feed back yang perlu diperbaiki.
4. Mengambil tindakan perbaikan.
Apabila

hasil

belum

tercapai

atau

menurun,

dan

analisis

menunjukkan perlunya diambil tindakan. Tindakan ini dapat berupa
penggandaan perubahan terhadap satu atau lebih banyak hasil.
3.3

Sistem Perencanaan dan Pengadaan Aset Tetap PDAM Tirtanadi
Provinsi Sumatera Utara
Perencanaan aset merupakan hal yang fundamental bagi manajemen yang

efektif atas bisnis yang ditekuni suatu entitas, yang merupakan fase pertama
dalam siklus hidup aset. Kesesuaian antara kebutuhan aset dari suatu entitas

Universitas Sumatera Utara

dengan strategi pemberian pelayanan entitas tersebut semestinya menghasilkan
aset dengan kapasitas dan performance yang diperlukan. Perencanaan aset juga
memberi arah pada tindakan – tindakan khusus seperti membeli aset baru yang
diperlukan, menjual aset yang berlebih, mengoperasikan dan memelihara aset
secara efektif.
Dalam siklus hidup aset, pengadaan merupakan tahap selanjutnya setelah
tahap perencanaan. Keputusan untuk mengadakan aset yang dibuat setelah
mempertimbangkan alternatif - alternatif kepemilikan aset. Hal ini di dasarkan
pada perbandingan biaya siklus-hidup, risiko, dan manfaat dari masing-masing
alternatif. Alternatif-alternatif tersebut mencakup ‘solusi non-aset’ dan berbagai
metode yang dengan mana aset dapat diperoleh/didapatkan.
Sebuah perencanaan selalu berdampingan dengan tahap pengadaan, karena
kedua hal tersebut saling berkaitan satu sama lain. Secara keseluruhan di PDAM
Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara perencanaan dan pengadaan suatu aset di
agendakan secara manual dalam jangka waktu tertentu dan diusulkan oleh setiap
divisi terkait (sesuai dengan kebutuhannya). Kemudian usulan-usulan tersebut
diajukan kepada divisi aset manajemen dan divisi umum, lalu divisi tersebut akan
bekerjasama dengan divisi perencanaan dan divisi anggaran untuk mengevaluasi
dan memprosesnya. Jika suatu aset memang layak untuk diperbaharui atau dibeli
dan anggaran yang dimiliki perusahaan mencukupi, maka divisi aset dan divisi
umumakan bertanggung jawab untuk melakukan pembelian atau penggantian aset
yang baru. Berikut SURAT EDARAN (Nomor:7/SEDR/2014) TENTANG:
PETUNJUK PELAKSANAAN PEDOMAN PENGADAAN BARANG (ASET)
DI LINGKUNGAN PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG:
1. Bernilai sampai dengan Rp 100 Juta (termasuk pajak)
1.1 Dilaksanakan dengan cara metode pengadaan langsung.
1.2 Unit kerja/Divisi membuat laporan/memo permintaan barang
kepada Divisi Umum.
1.3 Kadiv umum meminta harga satuan kepada Divisi Perencanaan,
Kadiv Perencanaan membuat dan mengesahkan harga satuan.
1.4 Kabid Logistik membuat Usulan Pengadaan Barang (form C-1)
dan disetujui oleh Kadiv Umum.
1.5 Kadiv Perencanaan menyetujui anggaran dan Kadiv Keuangaan
menetapkan jadwal pembayaran.
1.6 Kabid Logistik membuat undangan penawaran kepada 1(satu)
penyedia barang yang terdaftar di data base penyedia barang dan
jasa.
1.7 Penawaran harga dari penyedia barang dievaluasi / negosiasi harga
oleh Kabid Logistik serta menertibkan Berita Acara Hasil
Pengadaan Langsung (BAHPL)
1.8 Kadiv Umum menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK) dan Surat
Pemesanan(SP).
1.9 Tim Pemeriksa Barang memeriksa dan membuat Berita Acara
Penerimaan Barang.
1.10 Tembusan Surat Perintah Kerja (SPK) dan Surat Pemesanan (SP)
diberikan kepada Satuan Pengawas Intern (SPI), Tim Pemeriksa
Barang dan unit kerja yang mengusulkan.

Universitas Sumatera Utara

1.11 Diarsipkan oleh Divisi Umum.
2.

Bernilai diatas Rp 100 Juta – 400 Juta (termasuk pajak)
2.1 Dilaksanakan dengan cara metode pengadaan langsung.
2.2 Unit kerja/Divisi membuat laporan /memo permintaan barang
kepada Divisi Umum.
2.3 Kadiv Umum meminta harga satuan kepada Divisi Perencanaan.
2.4 Kadiv Perencanaan membuat dan mengesahkan harga satuan.
2.5 Kabid Logistik membuat Usulan Pengadaan Barang (formC-2) dan
disetujui oleh Kadiv Umum
2.6 Kadiv Perencanaan menyetujui anggaran dan Kadiv Keuangan
menetapkan jadwal pembayaran.
2.7 Kadiv Umum membuat memo kepada Panitia Pelelangan untuk
proses pengadaan langsung.
2.8 Panitia

pelelangan

membuat

undangan

penawarankepada

1(satu)penyedia barang yang terdaftar di data base penyedia barang
dan jasa.
2.9 Penawaran harga dari penyedia barang dievaluasi/negosiasi harga
oleh Panitia Pelelangan serta menerbitkan Berita Acara Hasil
Pengadaan Langsung (BAHPL).
2.10 Kadiv Umum menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ), Kontrak dan Surat Pemesanan (SP).
2.11 Tim Pemeriksa Barang memeriksa dan membuat Berita Acara
Penerimaan Barang.
2.12 Tembusan Surat Penunjukan Penyedia Barang / Jasa (SPPBJ),

Universitas Sumatera Utara

Kontrak dan Surat Pemesanan (SP) diberikan kepada Satuan
Pengawas Intern (SPI), Tim Pemeriksa Barang dan unit kerja yang
terkait.
2.13 Diarsipkan oleh Divisi Umum.
3.

Bernilai sampai dengan Rp 750 Juta (termasuk pajak)
3.1 Dilaksanakan dengan cara metode pelelangan sederhana.
3.2 Unit kerja / Divisi membuat laporan/memo permintaan barang
kepada Divisi Umum.
3.3 Kadiv Umum meminta harga satuan kepada Divisi Perencanaan.
3.4 Kadiv Perencanaan membuat dan mengesahkan harga satuan.
3.5 Kabid Logistik membuat Usulan Pengadaan Barang (form C-3)
dan disetujui oleh Kadiv Umum.
3.6 Kadiv Perencanaan menyetujui anggaran, Kadiv Keuangan
menetapkan

jadwal

pembayaran

serta

Direksi

menyetujui

penggunaan anggaran.
3.7 Kadiv Umum membuat memo kepada panitia pelelangan untuk
proses pelelangan sederhana.
3.8 Panitia

pelelangan

memproses

Pelelangan

Sederhana

dan

menrbitkan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) serta penetapan
pemenang.
3.9 Kadiv Umum menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/
Jasa (SPPBJ), Kontrak dan Surat Pemesanan (SP).
3.10 Tim Pemeriksa Barang memeriksa dan membuat Berita Acara
Penerimaan Barang.

Universitas Sumatera Utara

3.11 Tembusan Surat penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ),
Kontrak dan Surat Pemesanan (SP) diberikan kepada Satuan
Pengawas Intern (SPI), Tim Pemeriksa Barang dan unit kerja yang
terkait.
3.12 Diarsipkan oleh Divisi Umum.
4.

Bernilai tanpa batas (termasuk pajak)
4.1 Dilaksanakan dengan cara metode pelelangan langsung.
4.2 Unit kerja/Divisi membuat laporan/memo permintaan barang
kepada Divisi Umum.
4.3Kadiv Umum meminta harga satuan kepada Divisi Perencanaan.
4.4 Kadiv Perencanaan membuat dan mengesahkan harga satuan.
4.5 Kabid Logistik membuat usulan Pengadaan Barang (form C-3) dan
disetujui oleh Kadiv Umum.
4.6 Kadiv Perencanaan menyetujui anggaran, Kadiv Keuangan
menetapkan

jadwal

pembayaran

serta

Direksi

menyetujui

penggunaan anggaran.
4.7 Kadiv Umum membuat memo kepada Panitia Pelelangan untuk
proses Pelelangan Umum.
4.8 Panitia pelelangan memproses Pelelangan Umum dan menerbitkan
Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) serta Penetapan Pemenang.
4.9 Kadiv

Umum

menunjukkan

surat

penunjukan

Penyedia

Barang/Jasa (SPPBJ), Kontrak dan Suat Pemesanan (SP).
4.10 Tim Pemeriksa Barang memeriksa dan membuat Berita Acara
Penerimaan Barang.

Universitas Sumatera Utara

4.11 Tembusan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ),
Kontrak dan Surat Pemesanan(SP) diberikan kepada Satuan
Pengawas Intern (SPI), Tim Pemeriksa Barang dan unit kerja yang
terkait.
5.

Penunjukan Langsung (Pengadaan Emergency)
Bernilai tanpa batas (termasuk pajak)
5.1 Dilaksanakan dengan cara penunjukan langsung.
5.2 Unit kerja / Divisi membuat laporan pengadaan barang keadaan
tertentu/emergency kepada Direksi melalui Kadiv terkait.
5.3 Direksi menyetujui usulan pengadaan barang tertentu / emergency
5.4 Kadiv Umum membuat memo penunjukan langsung kepada
Pejabat Pengadaan (Kabid Logistik)
5.5 Kabid Logistik menunjuk 1(satu) penyedia barangyang terdaftar
dalam data base penyedia barang dan jasa.
5.6 Kadiv Umum menerbitkan Surat Pemesanan (SP) kepada penyedia
barang (aset) untuk proses pengadaan .
5.7 Kadiv Logistik dan Kadiv Umum melakukan opname spesifikasi
barang dan harga satuan .
5.8 Kadiv Perencanaan mengesahkan harga satuan.
5.9 Pejabat Pengadaan (Kabid Logistik)membuat dokumen pengadaan
barang/jasa (spesifikasi barang) untuk diserahkan kepada penyedia
barang.
5.10 Kabid Logistik melakukan evaluasi/negosiasi harga dari penawaran
penyedia barang dan menetapkan penyedia barang/jasa.

Universitas Sumatera Utara

5.11 Kadiv Umum menrebitkan surat perintah kerja(spk) untuk
pengadaan barang keadaan tertentu (emergency)dengan nilai
sampai dengan Rp100 Juta dan Surat Penunjukan Penyedia Barang
/Jasa (SPPBJ) dan kontrak untuk pengadaan barang tertentu
(emergency) dengan nilai diatas Rp 100Juta. Form pembayaran
menggunakan form A-1.
5.12 Tim pemeriksa barang memeriksa dan membuat berita acara
penerimaan barang.
5.13 Tembusan Surat Pemesanan (SP) dan Surat Perintah Kerja (SPK),
Surat Penunjukan Penyedia Barang / Jasa (SPPBJ) dan kontrak
diberikan kepada Satuan Pengawas Intern (SPI), Tim Pemeriksa
Barang dan unit kerja yang mengusulkan .
5.14 Diarsipkan oleh Divisi Umum.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.

Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab terdahulu

serta hasil penelitian dan evaluasi pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara,
maka pada bab IV ini penulis akan menarik kesimpulan yang Penulis anggap
penting bagi perusahaan tersebut:
1.

Dalam bagian struktur organisasi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara
dapat dilihat bahwa setiap staff memiliki tugas dan kewajibannya sesuai
dengan job describtionnyamasing-masing.

2.

Aset tetap memiliki beberapa ciri, dan digolongkan dalam beberapa jenis aset
serta cara perolehannya. Aset yang dimiliki oleh PDAM diperoleh dengan
cara pembelian tunai dan sebagian berasal dari sumbangan dari pihak
Pemerintah Daerah.

3.

Poses perencanaan dan pengadaan aset di PDAM Tirtanadi dilakukan dalam
waktu tertentu dan sesuai dengan peraturan perusahaan.

4.

Pemeliharaan aset tetap dilakukan secara berkala, sesuai dengan kebijakan
perusahaan. Aset yang telah mengalami kerusakan dan habis masa
manfaatnya, maka akan dihapuskan dan tidak tercatat lagi dalam daftar aset
PDAM Tirtanadi Provsu.

5.

Sistem pengendalian aset tetap cukup baik pada PDAM Tirtanadi Provinsi
Sumatra Utara dapat dilihat dari kinerja pegawainya dalam menjalankan
tugasnya masing–masing dan mengerjakannya sesuai peraturanperusahaan.

Universitas Sumatera Utara

B. Saran
Adapun beberapa saran yang ingin saya berikan kepada PDAM Tirtanadi
Provinsi Sumatera Utara adalah:
1.

Pengendalian pada aset tetap sebaiknya terus ditingkatkan untuk mencapai
pengendalian yang lebih baik, selain membantu untuk mencegah terjadinya
penyelewengan atas aset tetap, hal ini akan membantu manajemen mengelola
harta yang dimiliki perusahaan secara efektif danefisien.

2.

Perusahaan perlu memperhatikan tingkat pemeliharaan terhadap aset tetap
karena masih ada peralatan kantor yang rusak sehingga menggangu kinerja
pegawainya saatberkerja.

3.

Perusahaan perlu memperhatikan biaya pemeliharaan terhadap aset tetap
dikarenakan pengeluaran untuk biaya penggantian terhitung cukup besar. Hal
ini dilakukan agar aset tetap tidak cepat rusak, dan pengeluaran biaya dapat
diminimumkan sekecilmungkin.

Universitas Sumatera Utara