Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepercayaan Diri Mantan Pengguna Narkoba (Studi Kasus pada Mantan Pengguna Narkoba dari Rehabilitasi Alkamal Sibolangit Centre)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu masalah yang sering muncul di dalam kehidupan masyarakat
hingga saat ini adalah terkait penyalahgunaan dan ketergantungan obat-obatan
terlarang/narkotika. Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (Sulistani,
Yulia, dan Tegawati, 2013).
Jumlah penyalahgunaan dan pecandu narkoba di Indonesia terus
mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Menurut data penelitian Badan
Narkotika Nasional (BNN) diprediksikan angka prevalensi penyalahgunaan
Narkoba mencapai 5,1 juta orang ditahun 2015(ZK Tahun 2015 Jumlah Pengguna
Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang diakses dari http://portalindonesianewscom-posts-view-1626-tahun-2015-jumlah-pengguna-narkoba-di-indonesia-capai5-juta-orang,pada tanggal 28 Maret 2017 pukul 12.11 WIB).
Menurut United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) tahun 2006,
pemakai narkotika di dunia sebanyak 162,4 juta orang pada tahun 2007,
diperkirakan terjadi peningkatan 4% penyalahgunaan narkotika di seluruh dunia,
dari 200 juta orang pada tahun 2007 menjadi 208 juta orang pada tahun 2008.
Jumlah pengguna diperkirakan akan terus meningkat sampai dengan 2011, dari
24% pengguna tahun 2004 menjadi 28% ditahun 2011 (Badan Narkotika

Nasional, 2013: 8-10).

1
Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama dengan
pusat kesehatan Universitas Indonesia tahun 2008 juga mencatat angka prevelensi
nasional (Penyalahgunaan Narkoba) adalah 1,99% dari jumlah penduduk
Indonesia (3,6 juta jiwa) dan pada tahun 2012 akan mengalami kenaikan menjadi
2,8 % (5,1 juta jiwa). Hal tersebut menjadi salah satu penyebab Indonesia tidak
lagi menjadi negara transit, tetapi sudah menjadi negara pasar narkoba yang besar
apalagi dengan harga yang tinggi (great market, great price), sehingga Indonesia
semakin rawan menjadi surga bagi para sindikat narkoba (Badan Narkotika
Nasionl, 2013: 3).
Penyalahgunaan narkotika dapat terjadi pada berbagai rentang usia. Akan
tetapi, secara umum lebih banyak terjadi dikalangan remaja hingga dewasa awal.
Tercatat oleh Info dari (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI,
2014), sepanjang tahun 2008 hingga 2012 tercatat bahwa tersangka narkoba pada
rentang usia 16 hingga 19 tahun mencapai 2016 kasus, sedangkan usia 20 hingga
24 tahun tercatat setidaknya terdapat 5478 kasus. Sebanyak 22% pengguna

narkoba di Indonesia berasal dari kalangan pelajar.
Jumlah tersebut menepati urutan kedua terbanyak setelah pekerja yang
menggunakan narkoba. Akan tetapi, 70% pengguna di kalangan pekerja tersebut
merupakan pemakai lanjutan. Artinya, sejak menjadi pelajar mereka sudah
menggunakan narkoba (Andika Prabowo 22 persen pengguna narkoba adalah
pelajar diakses dari http://nasional-sindonews-com-read-773842-15-22-persenpengguna-pengguna-narkoba-adalah-pelajar-1377080228, pada tanggal 28 Maret
2017 pukul 13.08 wib).

2
Universitas Sumatera Utara

Efek yang ditimbulkan dari narkoba sangat besar. Diantaranya krisis
kepercayaan diri, dimana orang-orang yang menggunakan narkoba biasanya
sangat terganggu pada kehidupan sosialnya. Hal ini dikarenakan kurangnya rasa
percaya diri, minder bahkan cemas ketika mereka bergabung dengan sekelompok
individu yang bukan pemakai narkoba. Sehingga dapat digambarkan bahwa
kepercayaan diri pecandu narkoba itu bermasalah.
Padahal sebenarnya pengertian kepercayaan diri dapat diartikan sebagai
suatu sikap atau keyakinan akan kemampuan diri sendiri dan tidak mudah
dipengaruhi oleh orang lain. Hal ini didukung oleh Lauster (dalam Angelis,

2003:13) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas
kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas,
merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab
atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki
dorongan prestasi, serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
Lauster menggambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri
memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan
dorongan orang lain, optimis dan gembira.
Namun lain halnya dengan pengguna narkoba. Mereka justru kurang
kepercayaan diri, pesimis dan selalu bersikap murung hingga akhirnya sangat
mudah dipengaruhi oleh orang lain, yang menyebabkan mereka terjerumus pada
narkoba. Maslow mengatakan bahwa kepercayaan diri diawali oleh konsep diri
(dalam Hakim, 2002:7).
Mantan pecandu narkoba kurang memiliki konsep diri yang matang hal ini
dikarenakan kurangnya keterbukaan pada keluarga, terutama orang tua. Peran

3
Universitas Sumatera Utara

keluarga sangat penting terhadap konsep diri yang akan terbentuk pada diri

individu. Keluarga yang harmonis dan bahagia dapat membuat individu merasa
diperhatikan dan disayang. Namun lain halnya dengan keluarga tidak harmonis
atau broken home. Anak yang dibesarkan dengan keluarga broken home ketika
mereka dihadapkan pada suatu masalah, mereka lebih memilih lari dari kenyataan
untuk melupakan masalah yang sedang terjadi. Selain lingkungan keluarga,
lingkungan tempat tinggal juga sangat berpengaruh.
Individu yang sedang memiliki masalah dalam keluarganya, tidak lagi
memilih teman mana yang baik dan yang mana tidak baik. Sehingga dapat
membuat individu berteman dengan orang yang tidak tepat. Berteman dengan
orang yang salah dapat menyebabkan individu terjerumus akan semua hal yang
buruk, salah satunya adalah narkoba.
Sementara itu, Hakim menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan
suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan
keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai
tujuan didalam hidupnya. Berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan
segalanya yang diinginkan dan dibutuhkan dalam hidup. Percaya diri terbina dari
keyakinan sendiri, sehingga mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan
berbuat sesuatu (Hakim, 2002:9).
Jika individu memiliki tekad diri yang kuat, individu tidak akan mudah
terpengaruh oleh orang lain. Biasanya, para pecandu narkoba yang tidak memiliki

tekad diri yang kuat inilah yang membuatnya mudah terpengaruh dan terjerumus
pada hal-hal yang dapat merusak diri, yaitu narkoba. Namun hal tersebut bukanlah
akhir dari segalanya. Proses seseorang mantan pecandu untuk sembuh sangat

4
Universitas Sumatera Utara

berat. Ini adalah sebuah perjalanan panjang yang harus ditempuh dan sebuah awal
dari hidup baru yang harus diperjuangkan, bagaimana mendapat pekerjaan yang
layak, memulai karir, serta membina keluarga.
Individu yang ingin sembuh dari jeratan narkoba sangat membutuhkan
dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar. Dukungan keluarga sangat
diperlukan oleh siapa saja dalam berhubungan dengan orang lain, demi
melangsungkan hidupnya diengah-tengah masyarakat. Dukungan keluarga
memiliki peranan yang lebih efektif bila diperoleh dari individu yang dirasa dekat
dan bisa dipercaya, bahwa individu mengerti terhadap keadaan mereka yang
sedang terjadi, misalnya orang tua, kakak, adik, tetangga, dan sahabat.
Sayekti mendefenisikan keluarga sebagai suatu ikatan atau persekutuan
hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang
bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian

dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga (dalam Suprajitno, 2004: 1)
Individu yang dicintai dan diperhatikan dapat membuatnya merasa percaya
diri dan yakin bahwa dirinya diterima dilingkungan tempat ia tinggal. Dukungan
keluarga sangat dibutuhkan oleh siapa saja, terutama bagi mereka para mantan
pecandu narkoba. Sebaiknya mereka dirangkul, bukan dijauhi yang akan
mengakibatkan bahwa mereka merasa tidak berguna bagi individu lainnya.
Dengan rangkulan tersebut dapat membuat para mantan pecandu narkoba merasa
masih memiliki hidup yang berguna dan tidak sia-sia.
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka penulis
akan melakukan suatu penelitian dengan melihat dan menganalisis lebih

5
Universitas Sumatera Utara

mendalam mengenai apa yang telah dipaparkan yang hasilnya akan disampaikan
dalam

skripsi


dengan

judul:

“Hubungan

Dukungan

Keluarga

Dengan

Kepercayaan Diri Mantan Pengguna Narkoba (Studi Kasus pada Mantan
Pengguna Narkoba dari Rehabilitasi Alkamal Sibolangit Centre)’’.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat ditarik sebuah latar belakang masalah dalam penelitian
ini yakni “Bagaimana hubungan dukungan keluarga dengan kepercayaan diri
mantan pengguna narkoba dari Rehabilitasi Alkamal Sibolangit Centre (studi
kasus pada mantan pengguna narkoba dari Rehabilitasi Alkamal Sibolangit

Centre)?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga
dengan kepercayaan diri mantan pengguna narkoba dari Rehabilitasi Alkamal
Sibolangit Centre.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam
pengembangan:
1. Secara Akademis, dapat memberikan sumbangan positif terhadap
keilmuan di Departemen Kesejahteraan Sosial mengenai hubungan
dukungan keluarga dengan kepercayaan diri mantan pengguna narkoba di
rehabilitasi Alkamal Sibolangit Centre

6
Universitas Sumatera Utara

2. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan
dan informasi bagi peneliti untuk meningkatkan lagi pemahaman tentang
hubungan dukungan keluarga dengan kepercayaan diri mantan pengguna

narkoba.
3. Secara Praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan yang berguna bagi para pembina di lembaga pusat rehabilitasi
agar dapat mengetahui serta memahami keadaan psikis residen. Dengan
mengetahui dan memahami keadaan psikis residen tersebut, diharapkan
pembina dapat membuat suatu treatment yang tepat bagi setiap residen,
guna untuk meningkatkan kepercyaan diri yang positif sehingga terhindar
dari perasaan minder ketika bertemu dengna individu lain yang bukan
pemakai narkoba.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dan mengetahui isi yang terkandung dalam penelitian
ini, maka penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika
sebagai berikut:
BAB I

: PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah
tujuan dan manfaat penelitian.

BAB II


: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan
masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, dan defenisi
konsep.

7
Universitas Sumatera Utara

BAB III

: METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian,
informan penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisa
data.

BAB IV

: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran umum

lokasi penelitian dan data-data lain yang berhubungan dengan
objek penelitian.

BAB V

: ANALISA DATA
Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian
beserta analisanya.

BAB VI

: PENUTUP
Bab ini berisikan tentang hal-hal pokok berupa kesimpulan dan
saran dari hasil penelitian.

8
Universitas Sumatera Utara