Peran pengasuh dalam membentuk sikap dan
Peran pengasuh dalam membentuk sikap dan karakter
Selasa, 21 Juli 2009
program merubah sikap taruna dari sipil ke sikap polisi
Presure Can Be useful
mengapa saya menggunakan adagium diatas karena dalam pengasuhan taruna
pengasuh harus melakukan tekanan dalam menyampaikan pesannya dalam
bertujuan membentuk sikap dann karakter taruna karena taruna pada saat lulus
menjadi perwira akan dihadapkan kepada tanggung jawab dan tantangan yang tidak
ringan ,Di lapanagan dalam memimpin anggota yang lebih tua umurnya bila
pimpinan nya gampang menyerah maka tugas pokoknya tidak akan diselesaikan ,Ini
terjadi pada pengalaman saya saat melaksanakan tugas mengungkap kasus
pembunuhan yang sangat gelap di polsek bitung tengah hanya dengan modal
kegigihan dan kemauan kasus pembunuhan bisa diungkap karena anggota yang
berpengalaman bila dipimpin oleh komandan yang mereka anggap sebagai
pimpinan yg mereka banggakan dan berkarakter mereka akan melakukan tugasnya
dengan sepenuh hati.Motivasi Kemauan, pantang menyerah dan malu bila tugas
tidak berhasil saya dapatkan pelajaran berharga saat menjadi taruna contoh kecil
ada rekan saya yang tidak kuat lari tetapi dia akan menjadi kuat melaksanakan "lari
Gembira" yang dilakukan oleh semua taruna menghadapi tanjakan superman
,tanjakan patah hati karena doktrin dari pengasuh maupun senior taruna semuanya
sama "makannya nasi!"bila didepan rekanmu bisa maka kamu juga harus bisa!!itu
yang menjadi motivasi bagi rekan saya yang menjadi rangsangan (stimulus)
sehingga rekan saya yang tidak kuat lari menjadi bisa lari bersama-sama .
Dalam merubah sikap Taruna ada beberapa teori yang menjadi dasar yaitu
a.Teori
Stimulus
-respons
(aksi-reaksi)
tiga variabel yg penting : stimulus--(perhatian -pengertian -penerimaan )--reaksi
b.teori
social
1.pendekatan
2.adaptasi.
c.teori
1.perasaan
-judgement
(pengambilan
consistensy
senang
atau
tidak
pertimbangan)
asimilasi
(keseimbangan)
senang
2.pembentukan
kesatuan
d.teori
fungsional
1.
social
adjustment
yg
didiarahkan
2.externalization
3.
object
4.quality
of
hubungan
(fungsi
kepada
social
)
relationship
appraisal
expression
Peranan pengasuh adalah sebagai sumber komunikasi(komunikator) yang
merupakan faktor utama yang sangat berpengaruh dalam usaha agar taruna
sikapnya sesuai dengan yang dianjurkan komunikator agar sikapnya menjadi
semaksimal mungkin dengan peraturan khusus taruna yang menjadi dasar dan tidak
melanggar komitmen .Penilaian Taruna terhadap komunikator yaitu pengasuh taruna
merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam usaha perubahan sikap taruna
sehari-hari .Kredibilitas pengasuh Taruna sangat penting karena krdibilitas yang
ulung dinilai dan dipercaya oleh taruna akan menimbulkan lebih banyak perubahan
sikap daripada oleh sumber2 komunikator(pengasuh) yang berkredibilitas rendah .
pendekatan
sistem
komunikasi
pengasuh
taruna
a.sumber
komunikasi
(pengasuh)
b.informasi
(arahan
atau
perintah
)
c saluran yang menyampaikan informasi (apel -pengecekan -pengasuhan )
d.subyek
(taruna)
dari pembahasan diatas mengenai teori sikap bila dikaitkan dengan perubahan sikap
taruna yang dilakukan secara kolektif"collective behaviour " yang merupakan sikap
kebersamaan mengapa disebut kolektif karena dilakukan secara bersam-sama di
dalam resimen korps taruna Akpol yang sudah dibuat sistem dan polanya sesuai
aturan khusus Akpol yang berdasarkan Undang-undang no 2 thn 2002 dan
KUHP.Peranan pengasuh dalam pembentukan karakter harus mengawasi dan
menjaga agar pembentukan sikap taruna dilakukan secara konsisten dan kontinue
supaya dapat melahirkan perwira Polri yang berkarakter dan bermoral sesuai
dengan harapan masyarakat .
Diposkan oleh dwiasi wiyatputera di 23.58 Tidak ada komentar:
Aplikasi kepemimpinan (pengalaman saat bertugas)
Kepemimpinan
tercermin
dari
TINDAKAN bukan KEDUDUKAN
Aplikasi
penerapan
gaya
Kepemimpinan
di
POLSEK
dan
Sat
Reskrim
Sesuai dengan pengalaman yang selama ini saya terapkan selama saya saat
melaksanakan tugas di lapangan sebagai seorang pimpinan di Polsek dan menjadi
Kasat Reskrim ada , dalam memberikan kepemimpinan terhadap anggota adalah
dengan
cara
sebagai
berikut
:
a.Terhadap
anggota
yang
berpangkat
Perwira
Anggota Polsek yang berpangkat perwira di Polsek saya ada 2 orang yaitu waka
Polsek dan Kanit Reskrim sedangkan pada saat menjadi Kasat ada 4 orang perwira
yaitu kaur Bin Ops dan 3 orang kanit.Dalam memberikan perintah kepada seorang
perwira saya selalu memberikan garis besar saja, penjabaran terhadap perintah
tersebut dapat dilakukan sendiri oleh perwira tersebut, termasuk dalam pengambilan
keputusan, perwira tersebut selalu saya berikan kesempatan untuk ikut menentukan
keputusan yang akan di ambil, sehingga perwira tersebut dapat menjabarkan
perintah kepada bawahan. Sistem yang saya buat adalah dengan menggunakan
paraf konseptor sehingga waka mempunyai tanggung jawab dan saran dalam
keputusan
saya
.
b.Terhadap
Bintara
Sebelumnya Bintara ini akan saya bagi ke dalam 2 kelompok yaitu Bintara Tinggi
dan Bintara Rendah. Bintara Tinggi berpangkat Ajun Inspektur dua dan Ajun
Inspektur Satu dan Bintara rendah adalah Bripda sampai Brigadir kepala.Dalam
memberikan perintah kepada seorang Bintara Tinggi misalnya para kanit di Polsek
saya selalu memberikan penekanan terhadap perintah yang saya berikan
selanjutnya perintah tersebut dapat mereka jabarkan kepada para bintara rendah
yang menjadi bawahannya langsung. Sedapat mungkin saya menghindari
membeukan perintah langsung kepada para Bintara rendah, hal ini saya lakukan
supaya terjalin suatu net work serta hubungan kerja yang bagus secara berjenjang,
kecuali dalam hal-hal khusus saya memberikan perintah kepada bintara rendah dan
tamtama. Untuk Bintara rendah saya akan sedikit menjabarkan perintah saya
sehingga bintara tersebut megetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang
menjadi
tujuan
saya.
c.
Kepada
Tamtama
Dalam memberikan perintah kepada seorang tamtama saya harus menjelaskan
secara detail apa yang harus dilakukan, harus berbuat apa, bagaimana menjalankan
perintah tersebut, dengan cara apa, kepada siapa harus bertanya, bagaimana
apabila ada kendala, kapan harus melaporkan hasilnya dan lain-lain.
Dalam memimpin anggota yang mempunyai struktur kepangkatan yang berbedabeda ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar semua perintah serta tercapai
apa
yang
kita
inginkan,
antara
lain
:
a.Faktor
usia
dan
pengalaman
Usia dan pengalaman dinas sangat mempengaruhi kemampuan seseorang/ anggota
dalam
menerima
perintah.
b.Faktor
pendidikan
Pendidikan seorang anggota juga akan mempengaruhi sejauh mana penerimaan
serta penjabaran tugas anggota terhadap perintah yang kita berikan.
c.Faktor
psikologis
Faktor ini lebih cenderung kearah individual sehingga kita perlu mengetahui
bagaimana karakter masing-masing anggota sehingga kita tidak menyamaratakan
dalam
memberikan
perintah
kepada
bawahan.
Jika anda ingin bermain bersama sebagai satu tim ,anda harus memperhatikan satu
engan yang lain .anda harus mengasihi satu dengan yang lain.
Diposkan oleh dwiasi wiyatputera di 09.55 Tidak ada komentar:
Label: kepemimpinan
info tentang seleksi calon Taruna Akpol
Seluruh calon taruna akan mengikuti seleksi Panitia Pusat selama satu bulan di
Akademi Kepolisian Semarang .Sebanyak 600 calon taruna sudah berada di
Akpol ,seluruhnya berasal dari seluruh Polda di Indonesia .kuota yang akan diterima
sebanyak 300 calon taruna yang akan dibagi mengikuti pendidikan Perwira Polri
Sumber Sarjana ,Sekolah Inspektur Polisi dan Taruna Akademi Kepolisian .semoga
seleksi calon taruna bisa transparan ,akuntabel dan Profesional supaya Calon
taruna atau siswa yang diterima dapat menjadi calon-calon perwira Polri yang
bersikap dan mempunyai Karakter model Polisi yang diharapkan oleh masyarakat
sesuai dengan Grand Strategi Polri..AMIEN
Diposkan oleh dwiasi wiyatputera di 09.41 Tidak ada komentar:
Pengawasan dan Pengendalian Pengasuh terhadap Taruna
KEPEMIMPINAN
adalah
ACTION
bukan POSITION !!
Sebelum saya menuliskan peranan pengasuh Pengawasan dan pengendalian
dankietar terhadap Taruna sebagai calon Pimpinan Polri di masa depan sesuai
dengan model Polisi yang diharapkan oleh masyarakat saat ini yaitu sosok Polisi
yang humanis ,tegas dan selalu menjunjung tinggi hak asasi manusia. Tugas saya
saat ini yaitu sebagai pengasuh /pembina korps taruna Akpol , tidak ada salahnya
saya memperkenalkan dan menceritakan riwayat jabatan saya sebelum bertugas di
AKPOL . Nama saya adalah Dwiasi Wiyatputera SH,SIK lahir di Ambon Setelah saya
lulus dari Akademi Kepolisian tahun 2002 dengan nama Batalyon Wicaksana
Laghawa,penempatan saya pertama di Polda Sulawesi Utara tepatnya sebagai Ka
SPK Polresta Bitung tahun 2003 lalu Kanit Reskrim Polsek Bitung Tengah ,Kanit
Reskrim Polsek Bitung Tengah kemudian saya dipercayakan menjadi Kapolsek di
Bitung Timur tahun 2006-2007 setelah itu saya mendapatkan kepercayaan menjadi
Kanit Jatanras Sat Reskrim Poltabes Manado tahun 2007 terakhir saya
dipercayakan menjadi Kasat Reskrim Polres Tomohon 2007 -2008 .Kemudian
setelah kurang lebih 6(enam) setengah tahun betugas saya mengikuti pendidikan
Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta selama setahun satu bulan untuk
karena PTIK merupakan Pendidikan pengembangan karier untuk mendapatkan
gelar Sarjana Ilmu Kepolisian (SIK) .Pada saat lulus PTIK saya dipercayakan untuk
ditempatkan di AKADEMI KEPOLISIAN yang merupakan almameter saya sebagai
Dankietar (kamandan Kompie Taruna )di Akademi Kepolisian bersama 7 (tujuh )
perwira lainnya ,kami berdelapan adalah rangking 10 besar dari PTIK jadi
merupakan kebanggaan terbesar bagi kami untuk bertugas di almamater kami
sendiri untuk membina dan membentuk karakter dan perilaku Taruna untuk
mempersiapkan calon-calon Pimpinan Polri di masa depan sesuai dengan harapan
masyarakat sesuai dengan Grand Strategi Polri 2005-2025
Fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sebagaimana diatur dalam
pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 merupakan salah satu fungsi
pemerintahan
negara
dibidang
pemeliharaan
keamanan
dan
ketertiban
masyarakat,penegak hukum,perlindungan,pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat.Dalam menjalankan fungsinya tersebut Polri sebagai salah satu
organisasi yang memberikan pelayanan kepada publik,seperti yang diatur dalam
pasal 7 UU No 2 tahun 2002 merupakan susunan organisasi yang disesuaikan
dengan kepentingan pelaksanaan tugas dan wewenangnya baik dari tingkat Markas
Besar Polri maupun tingkat kewilayahan(Polda,Polwil,Polres dan Polsek).Sebagai
sebuah organisasi tentunya Polri tidak bisa melepaskan dari sebuah manajemen
umum dalam mengatur rumah tangga organisasi dan pelaksanaan tugasnya sebagai
pelayan masyarakat.
Hal tersebut senada dengan prinsip manajemen yang diutarakan oleh George R
Terry yang terdiri dari fungsi pokok: (1) Planning atau perencanaan, (2) Organizing
atau pengorganisasian, (3) Actuating atau pelaksanaan dan (4) adalah Controlling
atau pengendalian.Didalam menerapkan manajemen dari Terry tersebut,Polri
menerapkannya sebagai bagian utuh dari fungsi manajemen umum dan tidak
memisahkannya sebagai satu kesatuan yang saling membantu dalam pencapaian
tujuan organisasi.Dalam pelaksanaannya fungsi manajemen ini berlaku dari
kesatuan tingkat Mabes Polri sampai ke tingkat Polres sebagai KOD (Kesatuan
Operasional Dasar) dan terakhir di tingkat Polsek.Apabila kita membahas salah satu
fungsi pokok dari manajemen umum yaitu ‘Pengendalian” yang kita implementasikan
dalam pelaksanaan tugas Polri,tidak ada salahnya kita mengetahui pengertian dari
“pengendalian” terlebih dahulu.
Pengendalian merupakan fungsi manajemen yang dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari dalam berbagai aspek kehidupan yang pada hakekatnya
merupakan kegiatan /proses untuk memastikan/menjamin apakah pelaksanaan
sesuatu sesuai dengan rencana atau tidak. Untuk memastikan bahwa semua
kegiatan dalam suatu organisasi berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan,
manajer dalam hal ini pimpinan Polri harus mampu memantau kinerja organisasi
tersebut. Kinerja yang seharusnya harus dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Apabila terjadi penyimpangan dari tujuan tersebut,
maka tugas manajer atau pimpinan Polri adalah meluruskan kembali pernyimpangan
tersebut kearah tujuan semula.Sebagai perwira Polri yang dalam hal ini mempunyai
tugas dan tanggungjawab yang penuh terhadap anak buah,kita harus bisa
melakukan pengawasan dan pengendalian dengan baik,sehingga rencana yang
sudah ditetapkan bersama,dapat kita wujudkan dengan komitmen bersama dalam
mencapai tujuan.
Dalam pelaksanaan tugas sebagai Perwira Polri di Akademi Kepolisian
dengan jabatan Komandan Kompie Taruna (Dankietar) tentunya sangat relevan dan
penting
sekali
dalam
melaksanakan
pen
gawasan dan pengendalian terhadap
Taruna Akpol.Karena Taruna Akpol sebagai kader penerus generasi muda pimpinan
Polri dimasa yang akan datang harus mendapatkan pelajaran dan didikan yang
disiplin dari pengasuhnya atau Dantontarnya.Hal tersebut merupakan tugas
sekaligus amanah yang berat bagi saya,sehingga dalam memberikan pengawasan
melekat dan pengendalian harus efektif.Disamping melakukan pengawasan dan
pengendalian kepada Taruna Akpol,sebagai Komandan Kompie Taruna harus bisa
memberikan teladan baik sikap,tingkah laku dan pengetahuan yang berharga bagi
bekal mereka dalam melaksanakan tugas di kewilayahan kelak nantinya..
Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2002
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia terutama
pada pasal 15 ayat (1) disebutkan bahwa Akademi Kepolisian adalah unsur
pelaksana
pendidikan
pembentukan
Perwira
Polri
yang
berada
dibawah
Kapolri,dengan ayat (2) Akpol bertugas menyelenggarakan pendidikan pembentukan
Perwira Polri yang bersumber dari masyarakat umum.Senada dengan itu juga
Kebijakan Kapolri Jenderal Sutanto di Bidang Sumber Daya Manusia, salah unsur
yang menjadi perhatian dari Kapolri adalah peningkatan kualitas pendidikan Polri
yang diprioritaskan pada kualitas calon siswa yaitu calon Taruna Akademi
Kepolisian, tenaga pendidik serta pembenahan sistem pendidikan Polri itu sendiri.
Hal ini merupakan perwujudan dari aspirasi masyarakat yang menuntut adanya
peningkatan kualitas dari anggota Polri itu sendiri dengan harapan agar Polri
semakin profesional dalam melaksanakan tugasnya.
Di Akademi Kepolisian juga dijadikan lembaga pendidikan Polri yang secara
khusus memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan dasar kepolisian
dengan out putperwira Polri setingkat first line supervisor. Selain itu juga
menanamkan mental dan doktrin khas kepolisian sebagai sebagai bekal filosofis dan
ideologis bagi lulusannya. Sehingga Perwira Polri yang dihasilkan oleh Akademi
Kepolisian diharapkan mampu mengemban tugas sebagai first line supervisor yang
mahir, terpuji dan patuh hukum.Didalam menyiapkan Perwira Polri yang seperti yang
diharapkan tersebut tentunya diperlukan dukungan pengasuhan oleh pengasuh
taruna Akpol yang berkualitas.
Kebetulan pada bulan Juni tahun 2009 saya bersama 8 Perwira lainnya yang
seangkatan dengan saya yaitu lulusan Akademi Kepolisian tahun 2002 diperintahkan
Kapolri melaksanakan tugas untuk mengabdikan diri di lembaga Akpol setelah lulus
PTIK .Kami yang diperintahkan sebagai Dankietar Akpol memiliki rangking PTIK 10
besar.Hal ini senada dengan kebijakan Kapolri dalam peningkatan kualitas
sumberdaya manusia harus disiapkan secara dini baik dari masa perekrutan sampai
pada tahap pembentukan,sehingga output yang dihasilkan bisa lebih baik.
Menurut Surat Keputusan Gubernur Akademi Kepolisian No Pol : /I/2007
tanggalJanuari 2007 tentang Pengesahan Pedoman Pengasuhan Taruna Akademi
Kepolisian bahwa subyek pengasuhan terdiri dari 2 (dua) subyek yaitu :subyek yang
mengasuh dan subyek yang diasuh.Subyek yang mengasuh atau pengasuh terdiri
dari Pengasuh langsung dan Pengasuh tidak langsung serta Taruna Senior yang
diberi kewenangan dalam mengasuh secara terbatas.Menurut Skep Gubernur Akpol
tahun 2007 teknik pengasuhan dilaksanakan dengan kegiatan (Pembinaan,
Bimbingan dan Konsultasi serta Pengawasan dan Pengendalian ).Sebagai
pengasuh Taruna Akademi Kepolisian didalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab yang sudah dibebankan secara pokok, seperti mendidik dan mengasuh
Taruna,masih harus melaksanakan piket sebagai berikut: Sebagai Pengasuh Taruna
Akpol saya melaksanakan piket sebagai berikut:
1) Perwira Pengawas Korps(Pawaskor)
Dilaksanakan oleh 1 orang Perwira mulai pukul 08.00 WIB s/d 08.00 WIB
atau selama 24 jam. Tugas dari Pawaskor adalah mengawasi kegiatan
Taruna di luar jam perkuliahan, memberikan petunjuk tentang kegiatan
Taruna pada hari itu, bertanggungjawab terhadap situasi di lingkungan
Korps Taruna (seluruh detasemen ) atau resimen agar tetap kondusif
dalam rangka menunjang pelaksanaan pengasuhan terhadap Taruna,
mengontrol Taruna yang dirawat atau berobat ke Rumah Sakit Akpol
mengisi buku mutasi Pawaskor serta membuat laporan secara tertulis
kepada Kakortarsis.
2) Perwira Pengawas Kelas (Pawas Kelas)
Dilaksanakan oleh 1 orang Perwira per- unit kuliah. Biasanya dalam 1
hari terdiri dari 5 unit, jadi Pawas Kelas dilaksanakan oleh 5 Perwira
dalam sehari. Tugas dari Pawas Kelas adalah mengawasi kegiatan
perkuliahan Taruna, membantu kelancaran kegiatan perkuliahan Taruna,
dan mengisi buku mutasi Pawas Kelas.
Secara rinci tugas dari seorang Perwira Pengawas Korps Taruna adalah
sebagai berikut:
Melaksanakan serah terima diruang Pawaskor dengan segala tugas yang
diturunkan dari piket Pawaskor lama ke Pawaskor baru yang segera dilaksanakan
pada piket baru tersebut. dilakukan pada pukul 08.00 WIB.
Setelah melaksanakan serah terima Pawaskor mengecek mutasi seluruh
Pawasden dari tingkat 1 sampai dengan Pawasden tingkat 3 tentang jumlah Taruna
yang ijin meninggalkan kesatrian,ijin KSA atau sakit dan ijin penting lainnya yang
perlu diketahui oleh Perwira Pengawas Korps Taruna agar laporan kepada
Kakortarsis atau pimpinan lainnya bisa jelas.
Melakukan pengecekan terhadap barang inventaris yang sudah diturunkan
oleh piket Pawaskor lama.Hal tersebut diperlukan karena pengawasan terhadap
barang inventaris yang ada diperlukan untuk melihat kondisi terakhir barang
tersebut,masih ada atau tidak dan digunakan terakhir untuk tugas dan tujuan apa.
Mengecek pelaksanaan jaga kamar(jakam) tiap-tiap kompi Taruna yang
sedang piket,apakah Taruna piket tersebut sudah melaksanakan tugas dan
tanggungjawab dengan baik serta mengecek mutasi jakam tersebut yang
digunakan agar pelaksanaan tugas Taruna bisa berjalan dengan baik dan
memberikan pelajaran agar nantinya melakukan piket di kewilayahan dilakukan
dengan benar.
Memimpin pelaksanaan apel siang dengan memberikan arahan dan evaluasi
kegiatan yang sudah dilakukan dan memberitahukan kegiatan selanjutnya serta
memimpin pelaksanaan pembinaan fisik sebelum pelaksanaan makan siang.
Memimpin pelaksanaan makan siang dan melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaannya,agar pelaksanaan makan siang dapat berjalan dengan baik dan
teratur.
Melaksanakan pengecekan olahraga umum (oraum) pada sore hari setiap
kecabangan,agar pelaksanaan olahraga umum dilakukan Taruna secara teratur
agar fisik Taruna dapat terbentuk dengan baik dan sehat selalu.
Mengecek pelaksanaan ibadah shalat magrib berjamaah , walaupun
sebenarnya pelaksanaan shalat tersebut bagi Taruna merupakan kewajiban
seorang muslim kepada Sang Khalik.
Mengecek pelaksanaan makan malam Taruna,dengan mengawasi setiap
aktivitas yang dilakukan Taruna pada waktu makan agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan pada waktu pelaksanaan makan malam tersebut.
Melaksanakan pengecekan terhadap kegiatan wajib belajar Taruna dengan
memberikan pengetahuan atau memberikan teladan,bahwa setiap melaksanakan
piket Pawasden saya memberi contoh secara tidak langsung dengan ,membawa
buku dan membacanya,agar Taruna merasa arahan tersebut memang sudah kita
laksanakan sebelumnya.
Memimpin pelaksanaan apel malam Taruna dan melakukan evaluasi kegiatan
–kegiatan yang sudah dilakukan dari pagi sampai malam hari serta melakukan
koreksi
sikap-sikap
Taruna
yang
masih
salah,serta
memberikan
arahan
pengetahuan yang bermanfaat bagi pelaksanaan tugas berikutnya di kewilayahan.
Memimpin pelaksanaan serah terima jaga serambi Taruna serta memberikan
arahan tentang bagaimana jaga serambi yang benar dan tidak tidur pada waktu
melaksanakan tugas tersebut.
Melakukan pengecekan terhadap tidur atau istirahat malam Taruna serta
melakukan pengecekan kegiatan jaga serambi agar lingkungan Akademi
Kepolisian bisa aman terkendali.
Memimpin pelaksanaan serah terima jaga serambi dari piket jaga serambi
yang lama kepada jaga kamar yang akan melaksanakan tugas berikutnya.
Memimpin pelaksanaan makan pagi Taruna dengan arahan bahwa makan
pagi agar dilaksanakan dengan benar dan menciptakan suasana ruang makan
sebagai tempat bertukar informasi bagi Taruna senior dengan Taruna yunior.
Memimpin pelaksanaan apel pagi dengan memberikan arahan terhadap
kegiatan yang akan dilakukan seperti pelaksanaan kuliah secara teratur dan sesuai
aturan dan kegiatan lain yang sudah diatur perduptar.
Melaksanakan serah terima piket Pawaskor lama kepada piket Pawaskor
baru dengan memberikan informasi kepada piket baru tentang situasi dan kondisi
lingkungan,Taruna,kegiatan Taruna dan perintah lain dari pimpinan.
Kalau kita melihat latar belakang masalah dan pembahasan diatas disebutkan
bahwa fungsi pengendalian termasuk dari fungsi manajemen secara umum menurut
George R Ferry,maka perlu kita safari bahwa fungsi pengendalian memang sangat
penting
dilakukan.
Pengendalian
adalah
fungsi
terakhir
dari
manajemen
operasional.Yang merupakan fungsi untuk memastikan apakah rencana organisasi
yang tertuang dalam tujuan dan sasaran dapat tercapai. Selain itu fungsi ini juga
memastikan bahwa kegiatan – kegiatan organisasi berjalan sesuai perencanaan,
peraturan dan kebijakan pimpinan serta mengidentifikasi hal –hal yang menghambat
atau menganggu jalannya kegiatan operasional yang telah direncanakan tersebut.
Fungsi pengendalian kalau kita implementasikan pada pelaksanaan tugas saya yang
terakhir sebagai komandan Kompie Taruna memang sangat cocok dan penting
dilakukan untuk mengawasi dan mengendalikan segala aktivitas atau kegiatan
Taruna, agar kegiatan para calon pemimpin Polri ini sesuai dengan harapan
Pimpinan Polri dan sesuai kebijakan Kapolri untuk membentuk perwira Polri yang
mahir,terpuji dan patuh hukum…..yang kami ingin terapkan pada pengasuhan
kepada Taruna adalah Pengasuh sebagai Penyebar pengetahuan ,pelatih
ketrampilan dan perancang pengalaman belajar kreatif bagi taruna Akpol…mohon
doa agar kami bisa mengemban amanah ini,mohon saran dan masukannya .
Bila sekedar mendengar,saya akan lupa .Setelah saya melihat,barulah saya
mengingat Dan setelah mengerjakan ,barulah saya bisa memahami ....
Selasa, 21 Juli 2009
program merubah sikap taruna dari sipil ke sikap polisi
Presure Can Be useful
mengapa saya menggunakan adagium diatas karena dalam pengasuhan taruna
pengasuh harus melakukan tekanan dalam menyampaikan pesannya dalam
bertujuan membentuk sikap dann karakter taruna karena taruna pada saat lulus
menjadi perwira akan dihadapkan kepada tanggung jawab dan tantangan yang tidak
ringan ,Di lapanagan dalam memimpin anggota yang lebih tua umurnya bila
pimpinan nya gampang menyerah maka tugas pokoknya tidak akan diselesaikan ,Ini
terjadi pada pengalaman saya saat melaksanakan tugas mengungkap kasus
pembunuhan yang sangat gelap di polsek bitung tengah hanya dengan modal
kegigihan dan kemauan kasus pembunuhan bisa diungkap karena anggota yang
berpengalaman bila dipimpin oleh komandan yang mereka anggap sebagai
pimpinan yg mereka banggakan dan berkarakter mereka akan melakukan tugasnya
dengan sepenuh hati.Motivasi Kemauan, pantang menyerah dan malu bila tugas
tidak berhasil saya dapatkan pelajaran berharga saat menjadi taruna contoh kecil
ada rekan saya yang tidak kuat lari tetapi dia akan menjadi kuat melaksanakan "lari
Gembira" yang dilakukan oleh semua taruna menghadapi tanjakan superman
,tanjakan patah hati karena doktrin dari pengasuh maupun senior taruna semuanya
sama "makannya nasi!"bila didepan rekanmu bisa maka kamu juga harus bisa!!itu
yang menjadi motivasi bagi rekan saya yang menjadi rangsangan (stimulus)
sehingga rekan saya yang tidak kuat lari menjadi bisa lari bersama-sama .
Dalam merubah sikap Taruna ada beberapa teori yang menjadi dasar yaitu
a.Teori
Stimulus
-respons
(aksi-reaksi)
tiga variabel yg penting : stimulus--(perhatian -pengertian -penerimaan )--reaksi
b.teori
social
1.pendekatan
2.adaptasi.
c.teori
1.perasaan
-judgement
(pengambilan
consistensy
senang
atau
tidak
pertimbangan)
asimilasi
(keseimbangan)
senang
2.pembentukan
kesatuan
d.teori
fungsional
1.
social
adjustment
yg
didiarahkan
2.externalization
3.
object
4.quality
of
hubungan
(fungsi
kepada
social
)
relationship
appraisal
expression
Peranan pengasuh adalah sebagai sumber komunikasi(komunikator) yang
merupakan faktor utama yang sangat berpengaruh dalam usaha agar taruna
sikapnya sesuai dengan yang dianjurkan komunikator agar sikapnya menjadi
semaksimal mungkin dengan peraturan khusus taruna yang menjadi dasar dan tidak
melanggar komitmen .Penilaian Taruna terhadap komunikator yaitu pengasuh taruna
merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam usaha perubahan sikap taruna
sehari-hari .Kredibilitas pengasuh Taruna sangat penting karena krdibilitas yang
ulung dinilai dan dipercaya oleh taruna akan menimbulkan lebih banyak perubahan
sikap daripada oleh sumber2 komunikator(pengasuh) yang berkredibilitas rendah .
pendekatan
sistem
komunikasi
pengasuh
taruna
a.sumber
komunikasi
(pengasuh)
b.informasi
(arahan
atau
perintah
)
c saluran yang menyampaikan informasi (apel -pengecekan -pengasuhan )
d.subyek
(taruna)
dari pembahasan diatas mengenai teori sikap bila dikaitkan dengan perubahan sikap
taruna yang dilakukan secara kolektif"collective behaviour " yang merupakan sikap
kebersamaan mengapa disebut kolektif karena dilakukan secara bersam-sama di
dalam resimen korps taruna Akpol yang sudah dibuat sistem dan polanya sesuai
aturan khusus Akpol yang berdasarkan Undang-undang no 2 thn 2002 dan
KUHP.Peranan pengasuh dalam pembentukan karakter harus mengawasi dan
menjaga agar pembentukan sikap taruna dilakukan secara konsisten dan kontinue
supaya dapat melahirkan perwira Polri yang berkarakter dan bermoral sesuai
dengan harapan masyarakat .
Diposkan oleh dwiasi wiyatputera di 23.58 Tidak ada komentar:
Aplikasi kepemimpinan (pengalaman saat bertugas)
Kepemimpinan
tercermin
dari
TINDAKAN bukan KEDUDUKAN
Aplikasi
penerapan
gaya
Kepemimpinan
di
POLSEK
dan
Sat
Reskrim
Sesuai dengan pengalaman yang selama ini saya terapkan selama saya saat
melaksanakan tugas di lapangan sebagai seorang pimpinan di Polsek dan menjadi
Kasat Reskrim ada , dalam memberikan kepemimpinan terhadap anggota adalah
dengan
cara
sebagai
berikut
:
a.Terhadap
anggota
yang
berpangkat
Perwira
Anggota Polsek yang berpangkat perwira di Polsek saya ada 2 orang yaitu waka
Polsek dan Kanit Reskrim sedangkan pada saat menjadi Kasat ada 4 orang perwira
yaitu kaur Bin Ops dan 3 orang kanit.Dalam memberikan perintah kepada seorang
perwira saya selalu memberikan garis besar saja, penjabaran terhadap perintah
tersebut dapat dilakukan sendiri oleh perwira tersebut, termasuk dalam pengambilan
keputusan, perwira tersebut selalu saya berikan kesempatan untuk ikut menentukan
keputusan yang akan di ambil, sehingga perwira tersebut dapat menjabarkan
perintah kepada bawahan. Sistem yang saya buat adalah dengan menggunakan
paraf konseptor sehingga waka mempunyai tanggung jawab dan saran dalam
keputusan
saya
.
b.Terhadap
Bintara
Sebelumnya Bintara ini akan saya bagi ke dalam 2 kelompok yaitu Bintara Tinggi
dan Bintara Rendah. Bintara Tinggi berpangkat Ajun Inspektur dua dan Ajun
Inspektur Satu dan Bintara rendah adalah Bripda sampai Brigadir kepala.Dalam
memberikan perintah kepada seorang Bintara Tinggi misalnya para kanit di Polsek
saya selalu memberikan penekanan terhadap perintah yang saya berikan
selanjutnya perintah tersebut dapat mereka jabarkan kepada para bintara rendah
yang menjadi bawahannya langsung. Sedapat mungkin saya menghindari
membeukan perintah langsung kepada para Bintara rendah, hal ini saya lakukan
supaya terjalin suatu net work serta hubungan kerja yang bagus secara berjenjang,
kecuali dalam hal-hal khusus saya memberikan perintah kepada bintara rendah dan
tamtama. Untuk Bintara rendah saya akan sedikit menjabarkan perintah saya
sehingga bintara tersebut megetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang
menjadi
tujuan
saya.
c.
Kepada
Tamtama
Dalam memberikan perintah kepada seorang tamtama saya harus menjelaskan
secara detail apa yang harus dilakukan, harus berbuat apa, bagaimana menjalankan
perintah tersebut, dengan cara apa, kepada siapa harus bertanya, bagaimana
apabila ada kendala, kapan harus melaporkan hasilnya dan lain-lain.
Dalam memimpin anggota yang mempunyai struktur kepangkatan yang berbedabeda ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar semua perintah serta tercapai
apa
yang
kita
inginkan,
antara
lain
:
a.Faktor
usia
dan
pengalaman
Usia dan pengalaman dinas sangat mempengaruhi kemampuan seseorang/ anggota
dalam
menerima
perintah.
b.Faktor
pendidikan
Pendidikan seorang anggota juga akan mempengaruhi sejauh mana penerimaan
serta penjabaran tugas anggota terhadap perintah yang kita berikan.
c.Faktor
psikologis
Faktor ini lebih cenderung kearah individual sehingga kita perlu mengetahui
bagaimana karakter masing-masing anggota sehingga kita tidak menyamaratakan
dalam
memberikan
perintah
kepada
bawahan.
Jika anda ingin bermain bersama sebagai satu tim ,anda harus memperhatikan satu
engan yang lain .anda harus mengasihi satu dengan yang lain.
Diposkan oleh dwiasi wiyatputera di 09.55 Tidak ada komentar:
Label: kepemimpinan
info tentang seleksi calon Taruna Akpol
Seluruh calon taruna akan mengikuti seleksi Panitia Pusat selama satu bulan di
Akademi Kepolisian Semarang .Sebanyak 600 calon taruna sudah berada di
Akpol ,seluruhnya berasal dari seluruh Polda di Indonesia .kuota yang akan diterima
sebanyak 300 calon taruna yang akan dibagi mengikuti pendidikan Perwira Polri
Sumber Sarjana ,Sekolah Inspektur Polisi dan Taruna Akademi Kepolisian .semoga
seleksi calon taruna bisa transparan ,akuntabel dan Profesional supaya Calon
taruna atau siswa yang diterima dapat menjadi calon-calon perwira Polri yang
bersikap dan mempunyai Karakter model Polisi yang diharapkan oleh masyarakat
sesuai dengan Grand Strategi Polri..AMIEN
Diposkan oleh dwiasi wiyatputera di 09.41 Tidak ada komentar:
Pengawasan dan Pengendalian Pengasuh terhadap Taruna
KEPEMIMPINAN
adalah
ACTION
bukan POSITION !!
Sebelum saya menuliskan peranan pengasuh Pengawasan dan pengendalian
dankietar terhadap Taruna sebagai calon Pimpinan Polri di masa depan sesuai
dengan model Polisi yang diharapkan oleh masyarakat saat ini yaitu sosok Polisi
yang humanis ,tegas dan selalu menjunjung tinggi hak asasi manusia. Tugas saya
saat ini yaitu sebagai pengasuh /pembina korps taruna Akpol , tidak ada salahnya
saya memperkenalkan dan menceritakan riwayat jabatan saya sebelum bertugas di
AKPOL . Nama saya adalah Dwiasi Wiyatputera SH,SIK lahir di Ambon Setelah saya
lulus dari Akademi Kepolisian tahun 2002 dengan nama Batalyon Wicaksana
Laghawa,penempatan saya pertama di Polda Sulawesi Utara tepatnya sebagai Ka
SPK Polresta Bitung tahun 2003 lalu Kanit Reskrim Polsek Bitung Tengah ,Kanit
Reskrim Polsek Bitung Tengah kemudian saya dipercayakan menjadi Kapolsek di
Bitung Timur tahun 2006-2007 setelah itu saya mendapatkan kepercayaan menjadi
Kanit Jatanras Sat Reskrim Poltabes Manado tahun 2007 terakhir saya
dipercayakan menjadi Kasat Reskrim Polres Tomohon 2007 -2008 .Kemudian
setelah kurang lebih 6(enam) setengah tahun betugas saya mengikuti pendidikan
Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta selama setahun satu bulan untuk
karena PTIK merupakan Pendidikan pengembangan karier untuk mendapatkan
gelar Sarjana Ilmu Kepolisian (SIK) .Pada saat lulus PTIK saya dipercayakan untuk
ditempatkan di AKADEMI KEPOLISIAN yang merupakan almameter saya sebagai
Dankietar (kamandan Kompie Taruna )di Akademi Kepolisian bersama 7 (tujuh )
perwira lainnya ,kami berdelapan adalah rangking 10 besar dari PTIK jadi
merupakan kebanggaan terbesar bagi kami untuk bertugas di almamater kami
sendiri untuk membina dan membentuk karakter dan perilaku Taruna untuk
mempersiapkan calon-calon Pimpinan Polri di masa depan sesuai dengan harapan
masyarakat sesuai dengan Grand Strategi Polri 2005-2025
Fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sebagaimana diatur dalam
pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 merupakan salah satu fungsi
pemerintahan
negara
dibidang
pemeliharaan
keamanan
dan
ketertiban
masyarakat,penegak hukum,perlindungan,pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat.Dalam menjalankan fungsinya tersebut Polri sebagai salah satu
organisasi yang memberikan pelayanan kepada publik,seperti yang diatur dalam
pasal 7 UU No 2 tahun 2002 merupakan susunan organisasi yang disesuaikan
dengan kepentingan pelaksanaan tugas dan wewenangnya baik dari tingkat Markas
Besar Polri maupun tingkat kewilayahan(Polda,Polwil,Polres dan Polsek).Sebagai
sebuah organisasi tentunya Polri tidak bisa melepaskan dari sebuah manajemen
umum dalam mengatur rumah tangga organisasi dan pelaksanaan tugasnya sebagai
pelayan masyarakat.
Hal tersebut senada dengan prinsip manajemen yang diutarakan oleh George R
Terry yang terdiri dari fungsi pokok: (1) Planning atau perencanaan, (2) Organizing
atau pengorganisasian, (3) Actuating atau pelaksanaan dan (4) adalah Controlling
atau pengendalian.Didalam menerapkan manajemen dari Terry tersebut,Polri
menerapkannya sebagai bagian utuh dari fungsi manajemen umum dan tidak
memisahkannya sebagai satu kesatuan yang saling membantu dalam pencapaian
tujuan organisasi.Dalam pelaksanaannya fungsi manajemen ini berlaku dari
kesatuan tingkat Mabes Polri sampai ke tingkat Polres sebagai KOD (Kesatuan
Operasional Dasar) dan terakhir di tingkat Polsek.Apabila kita membahas salah satu
fungsi pokok dari manajemen umum yaitu ‘Pengendalian” yang kita implementasikan
dalam pelaksanaan tugas Polri,tidak ada salahnya kita mengetahui pengertian dari
“pengendalian” terlebih dahulu.
Pengendalian merupakan fungsi manajemen yang dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari dalam berbagai aspek kehidupan yang pada hakekatnya
merupakan kegiatan /proses untuk memastikan/menjamin apakah pelaksanaan
sesuatu sesuai dengan rencana atau tidak. Untuk memastikan bahwa semua
kegiatan dalam suatu organisasi berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan,
manajer dalam hal ini pimpinan Polri harus mampu memantau kinerja organisasi
tersebut. Kinerja yang seharusnya harus dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Apabila terjadi penyimpangan dari tujuan tersebut,
maka tugas manajer atau pimpinan Polri adalah meluruskan kembali pernyimpangan
tersebut kearah tujuan semula.Sebagai perwira Polri yang dalam hal ini mempunyai
tugas dan tanggungjawab yang penuh terhadap anak buah,kita harus bisa
melakukan pengawasan dan pengendalian dengan baik,sehingga rencana yang
sudah ditetapkan bersama,dapat kita wujudkan dengan komitmen bersama dalam
mencapai tujuan.
Dalam pelaksanaan tugas sebagai Perwira Polri di Akademi Kepolisian
dengan jabatan Komandan Kompie Taruna (Dankietar) tentunya sangat relevan dan
penting
sekali
dalam
melaksanakan
pen
gawasan dan pengendalian terhadap
Taruna Akpol.Karena Taruna Akpol sebagai kader penerus generasi muda pimpinan
Polri dimasa yang akan datang harus mendapatkan pelajaran dan didikan yang
disiplin dari pengasuhnya atau Dantontarnya.Hal tersebut merupakan tugas
sekaligus amanah yang berat bagi saya,sehingga dalam memberikan pengawasan
melekat dan pengendalian harus efektif.Disamping melakukan pengawasan dan
pengendalian kepada Taruna Akpol,sebagai Komandan Kompie Taruna harus bisa
memberikan teladan baik sikap,tingkah laku dan pengetahuan yang berharga bagi
bekal mereka dalam melaksanakan tugas di kewilayahan kelak nantinya..
Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2002
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia terutama
pada pasal 15 ayat (1) disebutkan bahwa Akademi Kepolisian adalah unsur
pelaksana
pendidikan
pembentukan
Perwira
Polri
yang
berada
dibawah
Kapolri,dengan ayat (2) Akpol bertugas menyelenggarakan pendidikan pembentukan
Perwira Polri yang bersumber dari masyarakat umum.Senada dengan itu juga
Kebijakan Kapolri Jenderal Sutanto di Bidang Sumber Daya Manusia, salah unsur
yang menjadi perhatian dari Kapolri adalah peningkatan kualitas pendidikan Polri
yang diprioritaskan pada kualitas calon siswa yaitu calon Taruna Akademi
Kepolisian, tenaga pendidik serta pembenahan sistem pendidikan Polri itu sendiri.
Hal ini merupakan perwujudan dari aspirasi masyarakat yang menuntut adanya
peningkatan kualitas dari anggota Polri itu sendiri dengan harapan agar Polri
semakin profesional dalam melaksanakan tugasnya.
Di Akademi Kepolisian juga dijadikan lembaga pendidikan Polri yang secara
khusus memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan dasar kepolisian
dengan out putperwira Polri setingkat first line supervisor. Selain itu juga
menanamkan mental dan doktrin khas kepolisian sebagai sebagai bekal filosofis dan
ideologis bagi lulusannya. Sehingga Perwira Polri yang dihasilkan oleh Akademi
Kepolisian diharapkan mampu mengemban tugas sebagai first line supervisor yang
mahir, terpuji dan patuh hukum.Didalam menyiapkan Perwira Polri yang seperti yang
diharapkan tersebut tentunya diperlukan dukungan pengasuhan oleh pengasuh
taruna Akpol yang berkualitas.
Kebetulan pada bulan Juni tahun 2009 saya bersama 8 Perwira lainnya yang
seangkatan dengan saya yaitu lulusan Akademi Kepolisian tahun 2002 diperintahkan
Kapolri melaksanakan tugas untuk mengabdikan diri di lembaga Akpol setelah lulus
PTIK .Kami yang diperintahkan sebagai Dankietar Akpol memiliki rangking PTIK 10
besar.Hal ini senada dengan kebijakan Kapolri dalam peningkatan kualitas
sumberdaya manusia harus disiapkan secara dini baik dari masa perekrutan sampai
pada tahap pembentukan,sehingga output yang dihasilkan bisa lebih baik.
Menurut Surat Keputusan Gubernur Akademi Kepolisian No Pol : /I/2007
tanggalJanuari 2007 tentang Pengesahan Pedoman Pengasuhan Taruna Akademi
Kepolisian bahwa subyek pengasuhan terdiri dari 2 (dua) subyek yaitu :subyek yang
mengasuh dan subyek yang diasuh.Subyek yang mengasuh atau pengasuh terdiri
dari Pengasuh langsung dan Pengasuh tidak langsung serta Taruna Senior yang
diberi kewenangan dalam mengasuh secara terbatas.Menurut Skep Gubernur Akpol
tahun 2007 teknik pengasuhan dilaksanakan dengan kegiatan (Pembinaan,
Bimbingan dan Konsultasi serta Pengawasan dan Pengendalian ).Sebagai
pengasuh Taruna Akademi Kepolisian didalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab yang sudah dibebankan secara pokok, seperti mendidik dan mengasuh
Taruna,masih harus melaksanakan piket sebagai berikut: Sebagai Pengasuh Taruna
Akpol saya melaksanakan piket sebagai berikut:
1) Perwira Pengawas Korps(Pawaskor)
Dilaksanakan oleh 1 orang Perwira mulai pukul 08.00 WIB s/d 08.00 WIB
atau selama 24 jam. Tugas dari Pawaskor adalah mengawasi kegiatan
Taruna di luar jam perkuliahan, memberikan petunjuk tentang kegiatan
Taruna pada hari itu, bertanggungjawab terhadap situasi di lingkungan
Korps Taruna (seluruh detasemen ) atau resimen agar tetap kondusif
dalam rangka menunjang pelaksanaan pengasuhan terhadap Taruna,
mengontrol Taruna yang dirawat atau berobat ke Rumah Sakit Akpol
mengisi buku mutasi Pawaskor serta membuat laporan secara tertulis
kepada Kakortarsis.
2) Perwira Pengawas Kelas (Pawas Kelas)
Dilaksanakan oleh 1 orang Perwira per- unit kuliah. Biasanya dalam 1
hari terdiri dari 5 unit, jadi Pawas Kelas dilaksanakan oleh 5 Perwira
dalam sehari. Tugas dari Pawas Kelas adalah mengawasi kegiatan
perkuliahan Taruna, membantu kelancaran kegiatan perkuliahan Taruna,
dan mengisi buku mutasi Pawas Kelas.
Secara rinci tugas dari seorang Perwira Pengawas Korps Taruna adalah
sebagai berikut:
Melaksanakan serah terima diruang Pawaskor dengan segala tugas yang
diturunkan dari piket Pawaskor lama ke Pawaskor baru yang segera dilaksanakan
pada piket baru tersebut. dilakukan pada pukul 08.00 WIB.
Setelah melaksanakan serah terima Pawaskor mengecek mutasi seluruh
Pawasden dari tingkat 1 sampai dengan Pawasden tingkat 3 tentang jumlah Taruna
yang ijin meninggalkan kesatrian,ijin KSA atau sakit dan ijin penting lainnya yang
perlu diketahui oleh Perwira Pengawas Korps Taruna agar laporan kepada
Kakortarsis atau pimpinan lainnya bisa jelas.
Melakukan pengecekan terhadap barang inventaris yang sudah diturunkan
oleh piket Pawaskor lama.Hal tersebut diperlukan karena pengawasan terhadap
barang inventaris yang ada diperlukan untuk melihat kondisi terakhir barang
tersebut,masih ada atau tidak dan digunakan terakhir untuk tugas dan tujuan apa.
Mengecek pelaksanaan jaga kamar(jakam) tiap-tiap kompi Taruna yang
sedang piket,apakah Taruna piket tersebut sudah melaksanakan tugas dan
tanggungjawab dengan baik serta mengecek mutasi jakam tersebut yang
digunakan agar pelaksanaan tugas Taruna bisa berjalan dengan baik dan
memberikan pelajaran agar nantinya melakukan piket di kewilayahan dilakukan
dengan benar.
Memimpin pelaksanaan apel siang dengan memberikan arahan dan evaluasi
kegiatan yang sudah dilakukan dan memberitahukan kegiatan selanjutnya serta
memimpin pelaksanaan pembinaan fisik sebelum pelaksanaan makan siang.
Memimpin pelaksanaan makan siang dan melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaannya,agar pelaksanaan makan siang dapat berjalan dengan baik dan
teratur.
Melaksanakan pengecekan olahraga umum (oraum) pada sore hari setiap
kecabangan,agar pelaksanaan olahraga umum dilakukan Taruna secara teratur
agar fisik Taruna dapat terbentuk dengan baik dan sehat selalu.
Mengecek pelaksanaan ibadah shalat magrib berjamaah , walaupun
sebenarnya pelaksanaan shalat tersebut bagi Taruna merupakan kewajiban
seorang muslim kepada Sang Khalik.
Mengecek pelaksanaan makan malam Taruna,dengan mengawasi setiap
aktivitas yang dilakukan Taruna pada waktu makan agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan pada waktu pelaksanaan makan malam tersebut.
Melaksanakan pengecekan terhadap kegiatan wajib belajar Taruna dengan
memberikan pengetahuan atau memberikan teladan,bahwa setiap melaksanakan
piket Pawasden saya memberi contoh secara tidak langsung dengan ,membawa
buku dan membacanya,agar Taruna merasa arahan tersebut memang sudah kita
laksanakan sebelumnya.
Memimpin pelaksanaan apel malam Taruna dan melakukan evaluasi kegiatan
–kegiatan yang sudah dilakukan dari pagi sampai malam hari serta melakukan
koreksi
sikap-sikap
Taruna
yang
masih
salah,serta
memberikan
arahan
pengetahuan yang bermanfaat bagi pelaksanaan tugas berikutnya di kewilayahan.
Memimpin pelaksanaan serah terima jaga serambi Taruna serta memberikan
arahan tentang bagaimana jaga serambi yang benar dan tidak tidur pada waktu
melaksanakan tugas tersebut.
Melakukan pengecekan terhadap tidur atau istirahat malam Taruna serta
melakukan pengecekan kegiatan jaga serambi agar lingkungan Akademi
Kepolisian bisa aman terkendali.
Memimpin pelaksanaan serah terima jaga serambi dari piket jaga serambi
yang lama kepada jaga kamar yang akan melaksanakan tugas berikutnya.
Memimpin pelaksanaan makan pagi Taruna dengan arahan bahwa makan
pagi agar dilaksanakan dengan benar dan menciptakan suasana ruang makan
sebagai tempat bertukar informasi bagi Taruna senior dengan Taruna yunior.
Memimpin pelaksanaan apel pagi dengan memberikan arahan terhadap
kegiatan yang akan dilakukan seperti pelaksanaan kuliah secara teratur dan sesuai
aturan dan kegiatan lain yang sudah diatur perduptar.
Melaksanakan serah terima piket Pawaskor lama kepada piket Pawaskor
baru dengan memberikan informasi kepada piket baru tentang situasi dan kondisi
lingkungan,Taruna,kegiatan Taruna dan perintah lain dari pimpinan.
Kalau kita melihat latar belakang masalah dan pembahasan diatas disebutkan
bahwa fungsi pengendalian termasuk dari fungsi manajemen secara umum menurut
George R Ferry,maka perlu kita safari bahwa fungsi pengendalian memang sangat
penting
dilakukan.
Pengendalian
adalah
fungsi
terakhir
dari
manajemen
operasional.Yang merupakan fungsi untuk memastikan apakah rencana organisasi
yang tertuang dalam tujuan dan sasaran dapat tercapai. Selain itu fungsi ini juga
memastikan bahwa kegiatan – kegiatan organisasi berjalan sesuai perencanaan,
peraturan dan kebijakan pimpinan serta mengidentifikasi hal –hal yang menghambat
atau menganggu jalannya kegiatan operasional yang telah direncanakan tersebut.
Fungsi pengendalian kalau kita implementasikan pada pelaksanaan tugas saya yang
terakhir sebagai komandan Kompie Taruna memang sangat cocok dan penting
dilakukan untuk mengawasi dan mengendalikan segala aktivitas atau kegiatan
Taruna, agar kegiatan para calon pemimpin Polri ini sesuai dengan harapan
Pimpinan Polri dan sesuai kebijakan Kapolri untuk membentuk perwira Polri yang
mahir,terpuji dan patuh hukum…..yang kami ingin terapkan pada pengasuhan
kepada Taruna adalah Pengasuh sebagai Penyebar pengetahuan ,pelatih
ketrampilan dan perancang pengalaman belajar kreatif bagi taruna Akpol…mohon
doa agar kami bisa mengemban amanah ini,mohon saran dan masukannya .
Bila sekedar mendengar,saya akan lupa .Setelah saya melihat,barulah saya
mengingat Dan setelah mengerjakan ,barulah saya bisa memahami ....