logika dasar dan ilmu pengetahuan

LOGIKA DASAR
( Logika dan Ilmu pengetahuan, Hubungan Logika dengan Psikologi dan
Metafisika )

Oleh :




Wahyu Aris Purwo Kuncoro : 140401080002
Felisiana Fitrioanita Galus : 140401080010
Demis Lewi F
: 140401080059

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kanjuruhan Malang
2015

1


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami hanturkan ke hadirat yang maha agung yakni Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan izin dan kekuatanya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang logika dasar, yang kami
sajikan berdasarkan sumber dari berbagai informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai permasalahan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolonga izin
dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Semoga makalah logika dasar

ini bisa menjadi bahan acuan kita bersama untuk lebih

meningkatkan kemempuan sebagai pendidik dan menjadi bahan acuan

mahasiswa


universitas kanjuruhan malang untuk menjadi lebih baik.

Malang ,22 September 2015

Penyusun .
2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

…………………………………………………………2

DAFTAR ISI

…………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan


…………………………………………………………4
…………………………………………………………4
…………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN
a. Hubungan logika dan ilmu pengetahuan
b. Hubungan logika dengan psikologi
c. Hubungan logika dengan metafisika
 Pembagian logika

…………………………………………5
…………………………………………6
…………………………………………7
…………………………………………7

 Logika: Ilmu Dan Kecakapan Menalar, Berfikir Dengan Tepat …………….8






Konsep dan Term-term Logika
…………………………………………8
Macam- macam logika
…………………………………………9
Obyek Material Dan Obyek Formal Logika ………………………………..9
Penting Dan Manfaat Mempelajari Logika ……………………………….10

BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran

………………………………………………………………..12
………………………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA

………………………………………………………………..13


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia saling berkomunikasi serta berinteraksi secar
aktif dan melakukan transformasi dengan yang lainya tidak lain karena manusia
memiliki akal berfikir yang normal. Seiring dalam perkembangan zaman, manusia
3

sering mengabaikan logika dalam berfikir dan membuat aturan. Kebanyakan orangorang tersebut menganggap remeh tentang logika dan berfikir seenaknya saja, mereka
mengiginkan suatu hal yang mudah dan praktis. Sehingga yang terjadi adalah
kejanggalan-kejanggalan dalam komunitas masyarakat banyak.
Dengan adanya logika kita dapat berfikir dan mengambil keputusan yang benar dan
tepat dalam memenuhi hajat hidup kita sendiri dan juga masyakat umumnya kita dapat
mengartika dan mengambil kesimpulan setelah melalui pemikiran-pemikiran atua
pernyataan-pernyataan yang ada, dan kebenaran-kebenaran akan muncul.

B. Rumusan masalah
a. Hubungan logika dan ilmu pengetahuan ?
b. Hubungan logika dengan psikologi ?
c. Hubungan logika dengan metafisika ?


C. Tujuan
a. Agar manusia dapat mengetahui bahwa keseharian aktifitas yang dijalani ada
hubungannya dengan logika
b. Memperdalam informasi tentang ilmu dan logika yang dapat dipergunakan
dalam keseharian.
c. Mempraktikan pengetahuan setelah memperdalam ilmu logika dalm
kehidupan sahari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Hubungan logika dan ilmu pengetahuan
Ilmu adalah sesuatu pengetahuan yang secara sistematis mempersoalkan rincian tertentu dari
komponen alam semesta. Jika dibandingkan dengan pengetahuan, ilmu mengandung sifatsifat ( partap sing mehra, jazir burhan, 1964: 9-11 ):
1. Ilmu mempertentangkan bagian alam tertentu dan mengandakan penyelidikan dalam
batas daerah itu saja, sedangkan semua orang tertarik pada lapangan pengetahuan.
2. Ilmu sistematis, merupakan kesatuan, tersusun dan bersifat umum, sedangkan
pengetahuan merupakan campuran kenyataan khusus, fakta-fakta khusus yang tidak
mempunyai hubungan sama sekali.
4


3. Ilmu mempergunakan berbagai cara dan alat untuk mendapatkan pengetahuan yang
benar dan tepat, sedangkan pengetahuan tergantung dari pengamatan yang tidak
metodologis.
Dapat disimpulkan bahwa ilmu dan pengetahuan tidak jauh berbeda dalam jenisnya,
melainkan dalam tarafnya, akan tetapi ilmu lebih dikhususkan , lebih tersusun baik dan tepat
dari pada pengetahuan.
Logika adalah ilmu yang mempersoalkan pemikiran dan beberapa proses pembantunya,
dengan cara yang metodois dan sisitematis logika mempelajari syarat-syarat yang harus
dipenuhi agar pikiran itu benar, dan kesalahan yang dapat dihindari. Itulah sebabnya cara
berfikir logis lebih baik daripada berfikir biasa, karna lebih sistematis dan lebih cepat.
Logika adalah ilmu normatif yaitu ilmu tentang norma-norma atau merupakan gagasan,
dikatan normative karna logika tidak berbicara berfikir sebagaimana adanya, melainkan
membicarakan berfikir sebagaimana mestinya atau seharusnya.
Logika itu ilmu apakah art ( cara kerja ) ? ilmu adalah pengetahuan yang secara sistematis
membicarakan bagian alam tertentu, sedangkan art mengajarkan bagaimana caranya
mempergunakan pengetahuan dalam praktek untuk mencapai tujuan.jadi tujuan terakhir dari
semua ilmu adalah untuk praktek menuntun tingkah laku yang lebih baik.
Adanya bermacam-macam perbuatan atau cara kerja inilah yang dinamai art, dengan
demikian semua art itu berdasarkan atas pengetahuan. Pengetahuan itu bisa dari ilmiah atau

popular. Art disebut empiris bila art berjalan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dalam
melakukan art itu sendiri, sedangkan art menjadi ilmiah bila art berdasarkan pengetahuan
ilmiah. Art empiris merupakn pendahuluan dari pengetahuan ilmiah .
Jadi, logika adalah sesuatu ilmu dan juga merupakan suatu art. Merupakan ilmu karena logika
mengajarkan unutk berprinsip, berfikir valid. Dan merupak art karena logika memberikan
petunjuk yang harus dilakukan dalam mencapai kebenaran dan menghindarkan ketidak
benaran.
B. Hubungan logika dengan psikologi
Hubungan logika dengan psikologi tidaklah mempunyai keeratan seperti yang diketahui.
Psikologi menjurus pada perkembangan pikiran tentang pengalaman-pengalaman alat-alat
indra. Dengan demikian psikologi mempersoalkan historis perkembangan berfikir dan atau
proses-proses subyektif yang berlangsung dalam jiwa sementara logika tidaklah

5

mempersoalkan proses-proses yang seperti itu. Sudah dijelaskan bahwa logika adalah ilmu
yang normative yang berasa pada pemikiran yang valid.
Dapat dikemukakan bahwa meskipun psikologi dan logika merupakan 2 lapangan ilmu yang
berlainan, tetapi pengetahuan psikologis akan berguna sekali dlam mempelajari logika,
karena dalam mempelajari logika kemampuan berfikir yang seharusnya itu sangat ditekankan

dan sangat besar artinya.
Dengan demikian, Psikologi memberikan keterangan mengenai sejarah perkembangan
berfikir. Logika sebagai cabang filsafat bertujuan membimbing akal untuk berfikir
(bagaimana seharusnya). Untuk dapat berfikir bagaimana seharusnya, kita terlebih dahulu
harus mengetahui tentang bagaimana manusia itu berfikir. Di sinilah letak hubungan antara
Psikologi dan Logika.
Logika berfungsi memikirkan segala sesuatu tentang jiwa manusia. Maka fungsi logika
adalah untuk membahas proses yang berfikir dengan kejiwaan manusia.
 Psikologi memberikan keterangan mengenai sejarah perkembangan berpikir.
 Psikologi memberikan gambaran bagaimana manusia berpikir.
 Sementara logika adalah cabang filsafat yang bertujuan membimbing akal untuk berpikir
(bagaimana seharusnya).
Contoh Kasus: Anggota DPR adalah manusia
Koruptor kebanyakan anggota DPR
Hukuman bagi koruptor sangatlah ringan
Jadi: Anggota DPR melakukan korupsi karena hukumannya ringan
C. Hubungan logika dengan metafisika
Metafisika adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari hakekat realitas yang
sesunguhnya, dan dalam usahanya metafisika harus mengkritikanya. Logika mempunyai dali
atau dasar tertentu yang tidak pernah dipermasalahkan. Permasalahan untuk menemukan

kebenaran dalil adalah tugas dari metafisika. Dalil-dalil logika itu misalnya, bahwa bendabenda adalah yang dapat ditangkap oleh alat-alat indra, prinsipnya kontradiksi, dan
sebagainya berlaku bagi semua benda dan

peristiwa. Akan tetapi metafisika tidak

memajukan kebenaran yang patut dihargai terhadap dalil-dalil ini.
Metafisika berpendapat bahwa kebenaran prinsip ini adalah karena kepicikan jiwa, dan
kemiskinan bahasa yang tidak mampu membedakan semua benda yang ada di atas bumi ini.
Logika berfungsi untuk menyelidiki hal-hal ada dan mungkin ada dengan metafisika. Maka
logika mempunyai fungsi untuk menyelidiki tentang pengertian kebenaran yang ada dibalik
alam semesta.
6

 Metafisika mempelajari hakikat realitas.
 Hakikat realitas dapat dicari dan ditemukan dibalik sesuatu yang tampak atau nyata.
 Metafisika selalu mencari kebenaran/hakekat realitas dibalik yang tampak dan nyata.
 Hukum-hukum logika bagi metafisika bukan apa yang telah dirumuskan yang akan menjadi
hakikat kebenaran, tetapi apa yang ada dibalik rumusan tersebut.
Semakin mampu berpikir logis, orang tidak akan mudah tertipu oleh kebenaran yang
tampak.


a. Pembagian logika
Logika dibagi menjadi empat bagian ( Rafael raga marana, 2007 : 10 )
1. Pengertian : pengertian diperoleh manusia melalui proses belajar, pengertian
itu dibersifat abstrak menjadi nyata saat diekspresikan dengan term.
Term : adalah bentuk lahirilah dari pengertian ( ide-ide ).
2. Keputusan : menghubungkan pengertian yang satu dengan yang lainya,
keputusan menjadi nyata ketika diekspresikan dengan proposisi.
Proposisi : bentuk lahiriah dari keputusan
3. Penyimpulan : suatu kebenaran dirumuskan secara lebih nyata berdasarkan
pengetahuan yang sudah ada.
4. Induksi
b. Logika: Ilmu Dan Kecakapan Menalar, Berfikir Dengan Tepat
Berfikir atau menalar dengan kata lain ditunjuk sasaran atau bidang logika, yaitu
kegiatan pikiran atau akal budi manusia. Dengan berpikir dimaksudkan kegiatan akal
untuk “mengolah” pengetahuan yang telah kita terima melalui panca indra, dan
ditunjukkan untuk mencapai suatu kebenaran.
Jadi, dengan istilah “berpikir” ditunjukkan suatu bentuk kegiatan akal yang khas dan
terarah. “melamun”

tidaklah sama dengan berpikir, demikian pula merasakan,

pekerjaan panca indra (melihat, mendengar, dan sebagainya), dan kegiatan ingatan
dan khayalan, meskipun ini semua penting sekali untuk dapat berpikir (menghasilkan
buah pikiran yang berarti). Tetapi berpikir juga dapat berarti kegiatan kenyataan yang
menggerakkan pikiran, kenyataan yang memegang inisiatif.
c. Konsep dan Term-term Logika
“Konsep” adalah sebuah kata yang berasal dari bahsa latin, conceptus (kata benda
masculinum) yang dibentuk dari kata conceptum yang berasal dari kata kerja
(konyugasi III) concipio. Kata concipio berarti mengambil dalam dirinya, menerima,
7

megisap, menampung, menyerap atau menangkap. Conceptum berarti mengambil,
menyerap, membayangkan dalam pikiran, pengertian dan tangkapan (Jan Hendrik
Rapar, 1996 : 27).
Term adalah kata atau beberapa kata yang memiliki satu pengertian yang membuat
konsep atau idea itu menjadi nyata. Jadi, term adalah pernyataan lahiriah dari konsep
atau idea. Term – term yang kategorimatis ialah term – term yang terdiri atas kata –
kata yang telah memiliki pengertian tertentu sehingga dapat digunakan sebagai term
tanpa bantuan kata – kata yang lain, seperti kata filsuf, guru, merah, matahari, dan
sebagainya. Sedangkan term – term sinkategorimatis ialah kata – kata yang jika
berdiri sendiri, tidak memiliki pengertian tertentu sehingga tidak dapat digunakan
sebagai term tanpa bantuan kata kata yang lain, seperti kata dari, kepada, dan, yang,
dan sebagainya.
d. Macam-macam Logika
Logika dapat dibedakan menjadi dua macam, namun keduanya tidak bisa dipisahkan
satu sama lain. Kedua macam logika itu ialah logika kodratiah dan logika ilmiah.
1) Logika Kodratiah
Manusia adalah makhluk yang berakal budi. Manusia melakukan kegiatan
berfikir dalam rangka mencari kebenaran. Dalam hal ini, akal budinya dapat
bekerja menurut hukum-hukum logika yang bersifat spontan.
Akal budi dapat bekerja menurut hukum-hukum logika dengan cara yang
spontan. Tetapi dalam hal-hal yang sulit, baik akal budinya maupun seluruh
diri manusia dapat dan nyatanya dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan
kecenderungan-kecenderungan yang subyektif.
2) Logika ilmiah
Logika ilmiah mempehalus dan mempertajam pikiran. Dengan demikian pikiran
atau akal budi dapat bekerja secara lebih baik dan tepat , lebih teliti , lebih mudah,
dan lebih aman.
e.

Obyek Material Dan Obyek Formal Logika
Suatu ilmu pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan apabila ia memenuhi
persyaratan yang dituntut oleh ilmu pengetahuan secara umum, yaitu setiap ilmu
pengetahuan harus memiliki objek material dan objek formal.
Objek material suatu ilmu adalah materi atau bidang atau lapangan penyelidikan ilmu
bersangkutan, sedangkan objek formalnya adalah bagaimana objek material tersebut
dipandang. Beberapa ilmu pengetahuan dapat memililiki objek material yang sama,
namun ilmu-ilmu itu berbeda karena objek formalnya berbeda. Contohnya psikologi,
8

sosiologi dan pedagogi memiliki objek material yang sama yaitu manusia. Akan
tetapi, ketiga ilmu itu berbeda karena objek formalnya berbeda.
Objek material logika adalah manusia itu sendiri, sedangkan objek formalnya adalah
kegiatan akal budi untuk melakukan penalaran yang lurus, tepat dan teratur yang
terlihat lewat ungkapan pikirannya yang diwujudkan dalam bahasa.
1. Obyek Material Logika (Arti Berpikir)
Faktor-faktor yang membuat manusia untuk berpikir adalah sebagai berikut :


Jika pernyataan atau pendiriannya dibantah oleh orang lain (atau



dirinya sendiri)
Jika dalam lingkungannya terjadi perubahan secara mendadak atau

terjadi peristiwa yang tidak diharapkan.
 Jika ia ditanya.
 Dorongan rasa ingin tahu.
 Obyek Formal Logika
2. Sebagai obyek formal dari logika adalah kegiatan akal budi untuk melakukan
“penalaran” yang lurus , tepat, dan teratur yang terlihat lewat ungkapan pikrannya
yang diwujudkan dalam bahasa. Penalaran adalah kegiatan berpikir. Penalaran
senantiasa bersangkut paut dengan bahasa. Bahasa adalah alat berpikir, bahasa adalah
alat bernalar. Obyek formal logika membahas isi pikiran sebagaimana diungkapkan
lewat bahasa demi kebenaran isi pikiran itu sendiri.
f. Penting Dan Manfaat Mempelajari Logika
a) Penting mempelajari logika
Para mahasiswa yang mempelajari logika dapar bernalar dengan baik dan
benar dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah mempelajarinya.
Alasannya adalah :
1) Studi logika yang tepat membantu kita mengembangkan kebiasaan
untuk berpikir secara jelas dan kritis.
2) Studi logika memungkinkan kita dapat menempuh suatu disiplin
intelektual, terutama membantu kita dalam proses

penarikan

kesimpulan.
3) Studi logika membantu kita untuk mampu menginterpretasikan secara
tepat fakta-fakta dan persepsi-persepsi orang lain.
4) Studi logika melatih kita dalam teknik penentuan asumsi-asumsi dan
implikasi-implikasi.

9

5) Studi logika membantu kita untuk mendeteksi penalaran yang salah
dan tidak logis.
6) Studi logika merangsang perkembangan pemikiran ilmiah dan reflektif,
dan keyakinan akan kebenaran yang merupakan trademark dari orang
yang mencari kebenaran atau orang yang mencintai kebijaksanaan.
b) Tujuan dan manfaat mempelajari logika
Keseluruhan informasi keilmuan merupakan suatu sistem yang bersifat
logis; karena itu science tidak mungkin melepaskan kepentingannya
terhadap Logika.
Logika mendidik manusia untuk bersikap tegas, obyektif dan berani,
suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan tempat.
Tujuan mempelajari logika adalah : (a) mempertajam cara berpikir
secara logis, (b) mempertinggi daya berpikir.
Sedangkan manfaat mempelajari logika adalah (a)berpikir secara
rasional, kritis, lurus, tepat, tertib dan metodis, (b) meningkatkan
kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, obyektif, (c) menambah
kecerdasan, (d) meningkatkan cinta akan kebenaran serta menghindari
kesesatandan kekeliruan.
Bagi

ilmu

pengetahuan,

logika

merupakan

keharusan.

Ilmu

pengetahuan tanpa logika tidak akan pernah mencapai kebenaran
ilmiah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Ilmu Logika yaitu ilmu yang
membahas tentang tata aturan berfikir yang benar berkenaan dengan objek pikir untuk
menemukan kebenaran logis dan menjaga dari kesalahan dalam berfikir. . Logika
menyelidiki, menyeleksi, dan menilai pemikiran dengan cara seriusdan terpelajar serta
bertujuan untuk mendapatkan kebenaran, terlepas dari segalakepentingan dan keinginan
perorangan. Logika merumuskan serta menerapkanhukum - hukum dan patokan - patokan
yang harus ditaati agar seseorang dapatberpikir benar, efisien, sistematis, dan teratur. Dengan
demikian ada dua obyek penyelidikan Ilmu Logika Pertama, Pemikiran sebagai
obyekmaterial juga dikenal dengan nama Logika Material dan yang kedua, patokan-patokan
atau hukum - hukum berpikir benar sebagai obyek formalnya, yangdisebut logika formal.
B. Saran
Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat berfikir tepat
dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur. Setidaknya dengan
makalah ini, ada semacam pencerahan intelektual dalam menyuguhkan motivasi yang
intrinsik untuk segera mempelajari ilmu logika sehingga kita dapat meminimalisasi kesalahan
dalam berfikir.

DAFTAR PUSTAKA
Ranjabar, J 2014. Dasar-Dasar Logika: Sebuah Langkah Awal Untuk Masuk Ke Berbagai
Disiplin Ilmu Dan Pengetahuan. Bandung : Alfabeta.

11

Drs. Surajiyo, Drs Sugeng Astanto, dan Dra Sri Andiani. 2005. Dasar-Dasar Logika. Jakarta:
Bumi Aksara.

12