Problem dan Tantangan Pendidikan Islam d

Ilmu Pendidikan Islam |1

Problem dan Tantangan Pendidikan Islam di Indonesia1
Oleh: Fadh Ahmad Arifan

Di Indonesia terdapat ribuan lembaga pendidikan Islam baik negeri maupun swasta.
Dalam statistik tahun 2008-2009, jumlah lembaga yang terdata sebanyak 19.762
Raudhatul athfal (RA), 21.529 MI, 13.292 MTs, dan 5.648 Madrasah Aliyah yang
tersebar di 33 propinsi di Indonesia. Sekitar 85% dari keseluruhan lembaga pendidikan
Islam tersebut adalah lembaga swasta. Apalagi untuk tingkat RA, belum ada lembaga RA
yang dinegerikan.2
Lembaga pendidikan yang didominasi swasta sebatas pengetahuan penulis telah lama
dikembangkan oleh gerakan Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, al-Irsyad,
Hidayatullah, al-Washliyah dan lain-lain. Selebihnya dikembangkan oleh beberapa orang
yang tergabung dalam suatu yayasan. Boleh jadi lembaga swasta yang dikembangkan
oleh perorangan maupun yang terdiri beberapa orang itu motifnya murni untuk
memperbaiki kualitas pendidikan, bisa juga berorientasi bisnis. Biasanya yang motifnya
semata-mata demi pendidikan itu memanusiakan para pendidiknya, sedangkan yang
berorientasi bisnis akan memperlakukan para pendidiknya seperti “budak”.
Akan tetapi mengembangkan sebuah lembaga pendidikan Islam dari awal berdiri
sampai menjadi lembaga pendidikan yang difavoritkan para orang tua tentu tidak

gampang. Selain butuh waktu yang cukup lama tentu ada beberapa problem dan
tantangan yang dihadapi seseorang yang berjihad mengembangkan sebuah lembaga
pendidikan Islam.
Tulisan ini akan membahas satu persatu problem dan tantangan tersebut. Problem
yang mendera lembaga pendidikan Islam adalah pendanaan, kualitas SDM, Manajemen
dan ketidakpedulian Negara. Sedangkan tantangan kedepan adalah intervensi Barat

Disa paika pada perte ua ke 9 ata kuliah il u pe didika Isla di “TAI al-Yasini Kab Pasuruan
Lihat data Deskriptif Statistik Pendidikan Madrasah tahun 2008/2009”, (diunduh dari Pendis
kemenag.go.id)

1

2

Ilmu Pendidikan Islam |2

dalam kurikulum serta pada tahun 2015 yang akan diberlakukan Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA).3
1. Pendanaan

Penyakit lama yang selalu menyerang lembaga-lembaga pendidikan Islam adalah
masalah pendanaan. Menurut Dosen Pascasarjana UIN Malang Basri zain PhD, sejauh ini
belum ada pengusaha muslim yang menyumbangkan 20% kekayaannya demi memajukan
pendidikan Islam di tanah air. Sejauh yang penulis ketahui, baru Arifin Panigoro, Bakrie
serta Jusuf Kalla yang menyumbangkan sebagian kekayaanya untuk pendidikan.
Pengusaha minyak Arifin Panigoro namanya diabadikan menjadi nama Hall atau
auditorium di Universitas al-Azhar Jakarta, tidak diketahui berapa jumlah keseluruhan
kucuran dana yang sudah disumbangkan ke ke YPI al-Azhar Jakarta. Sedangkan
Keluarga Bakrie mengalokasikan sebagian kekayaannya untuk membangun Universitas
Bakrie, sebuah kampus yang ingin mencetak entrepreneur pribumi.4 Adapun JK sapaan
akrab dari Jusuf Kalla di kampung halamannya Makasar sebagaimana diulas Majalah
Gatra, ternyata sudah memiliki lembaga pendidikan Islam bertaraf Internasional. Sekolah
Atirah menerapkan standar internasional dengan tambahan materi pendidikan agama
secara signifikan. Menggabungkan tiga pilar: ilmu, akhlak dan sains. Biaya pendidikan
ditekan agar tetap terjangkau oleh masyarakat.5
2. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia yang dimilki lembaga pendidikan Islam pada umumnya kurang
memiliki etos kerja yang baik. Misalnya tidak amanah, kurang disiplin, asal-asalan
mengajar dan malas memperbaharui ilmu atau membaca buku-buku. Problem semacam
ini bisa diatasi dengan seleksi ketat, yang kedua harus ada semacam fit and proper test

layaknya calon pejabat (wawancara dan test psikologi). Kemudian diberlakukan sistem
magang selama 3 bulan hingga setahun dan dipantau perkembangannya. Apabila grafik
etos kerjanya baik, maka bisa direkrut secara permanen. Setiap tahun juga harus ada
evaluasi bagi para pendidik, dan sistem pembelajaran di sekolah.
3

Konsep MEA muncul pertama kali dalam Deklarasi Bali Concord II, Oktober 2003. Rencananya akan
diberlakukukan pada 2020. Tapi setelah mempertimbangkan keuntungan dan kepentingan Asean untuk
menghadapi tantangan daya saing global, diputuskan untuk mempercepat pembentukan MEA dari 2020
menjadi 2015. lihat Tim penulis, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), 2015: Memperkuat Sinergi Asean di
tengah Kompetisi Global, (PT. ELex media Komputindo, 2008), hal 2
4
Majalah Te po Edisi Khusus Pendidikan: Men etak Pe isnis Berkelas Internasional” edisi 25 April
2010. hal 64-67.
5
Majalah Gatra, Evolusi Pendidikan Islam (edisi 17-30 September 2009), hal 109

Ilmu Pendidikan Islam |3

3. Manajemen dan Fasilitas penunjang

Dalam mengatasi rendahnya mutu lembaga pendidikan Islam, hendaknya Setiap
lembaga pendidikan harus memiliki pakar perencana keuangan, praktisi pendidikan,
auditor independen, dan sistem administrasi yang rapi. Tidak lupa pula pentingnya
fasilitas perpustakaan yang memadai baik dalam bentuk cetak maupun versi digital.
Kemampuan manejerial seorang kepala sekolah maupun seorang rektor di perguruan
tinggi patut menjadi tolak ukur kemajuan sebuah lembaga pendidikan. Banyak lembaga
pendidikan Islam yang diserahkan kepada orang yang tidak kompeten sehingga stagnan
dan nyaris tidak ada kemajuan didalamnya.
4. Ketidakpedulian Negara
Sudah lama kita merasa negara dalam hal ini pemerintah tidak peduli dengan nasib
pendidikan anak bangsa khususnya pendidikan Islam. Dapat kita lihat setiap ganti
menteri pendidikan, ganti pula kebijakannya. Belum lagi tiap tahun ajaran baru bukubuku juga selalu berganti-ganti, padahal pelajarannya sama. Pemerintah Indonesia juga
tidak memiliki konsep yang jelas bagaimana arah dan hendak mau membentuk generasi
macam apa di masa depan. Anggaran dana yang cekak, ditambah lagi minimnya
penghargaan terhadap riset akademisi atau ilmuwan.6
Di tengah ketidakpedulian Negara terhadap pendidikan. Beberapa tahun yang lalu
secara mengejutkan Negara kita mengasahkan UU BHP. Di mana menurut sebagian
besar akademisi, Undang-Undang ini merupakan bentuk lepas tangan pemerintah
terhadap pendidikan dan diperbolehkannya kepemilikan asing sampai 49%. Angka 49%
kepemilikan asing di sektor pendidikan menurut Amien rais sangat mengkhawatirkan.

Karena pendidikan yang dikembangkan orang asing tentu otomatis sudah mengandung
pandangan sosio-kultural bangsa bersangkutan.7
Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya

Mahkamah konstitusi (MK)

membatalkan UU no 9 tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (BHP). Salah satu
dasar putusan MK adalah tidak menemukan alasan yang mendasar atas diperlakukannya
penyeragaman pendidikan yang diselenggarakan dalam bentuk BHP. Jika UU BHP
diberlakukan maka menimbulakan beberapa implikasi:
6

Anggaran nasional untuk riset peneliti masih kecil, yaitu 0,08 persen dari PDB nasional atau sekitar Rp
500 miliar. Ini jauh lebih rendah dari Israel yang secara geografis lebih kecil dari Indonesia. Negara di
gurun pasir itu anggaran risetnya 4,28 persen dari PDB. Lihat Yusril dan Wiranto Soroti Rendahnya
Anggaran Riset RI i a e s. o.id tgl 13 Desember 2013
7
Amien rais, Agenda Mendesak Bangsa: Selamatkan Indonesia!, (Yogyakarta: PPSK Press, 2008), hal 211

Ilmu Pendidikan Islam |4


a. Liberalisasi pendidikan, karena BHP identik dengan perusahaan.
b. Komersialisasi pendidikan, BHP memasang tarif tinggi dengan dalih peningkatan
mutu.
c. Mengabaikan peran masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.
d. Akibat BHP, maka hanya siswa berduit yang dapat menikmati pendidikan
bermutu.
e. Akibat liberalisasi, lembaga penyelenggara pendidikan dengan dana minim
terutama di daerah-daerah sulit untuk berkembang, akhirnya didominasi oleh
lembaga pendidikan bermodal besar8
Selain UU BHP, ada lagi tantangan yang dihadapi lembaga pendidikan Islam di
Indonesia yaitu Agenda sekulerisasi Barat. Agenda licik tersebut diantaranya:9
Sekulerisasi dan liberalisasi kurikulum, intervensi kurikulum Pondok pesantren,
Pengiriman buku propaganda barat ke pesantren dan adanya seleksi terhadap khotib dan
pengajar. Wallahu’allam bishowwab

8
9

Parda Prasetyo, Ujung Pembatalan UU BHP Oleh MK dala Majalah “a ili edisi 9 April

Farid Wajdi, Agenda Sekulerisasi Barat di Dunia Islam, (diunduh dari slideshare.net)

.