Jabatan Profesional dan Tantangan Guru d

“JABATAN PROFESIONAL DAN TANTANGAN GURU DALAM
PEMBELAJARAN”
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Profesi Guru
oleh :
Ammar Chania

2015031002

Khoerunnisa

2015031012

Risna Goyani Soleha

2015031023

Sanditia Maulana

2015031027


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2018

1

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Jabatan Profesional dan Tantangan Guru dalam Pembelajaran” ini. Sholawat
beserta salam semoga tetap terlimpahkan kepada manusia mulia panutan seluruh
makhluk Nabi Muhammad SAW.
Terima kasih kepada para pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah
ini. Penulis mengambil judul di atas adalah untuk memberikan penjelasan mengenai
tugas dan peran guru sebagai tenaga pendidik yang profesional dalam bidang
kependidikan, dan menjelaskan mengenai tantangan guru sebagai tenaga profesional
dalam pembelajaran.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, dan

utamanya bagi penulis sendiri.

Kuningan, April 2018

Penyusun

2

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................

i

DAFTAR ISI....................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................
1.3 Tujuan...................................................................................................

1
2
2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Jabatan Profesional Guru......................................................................
2.1.1. Pengertian Jabatan Profesional guru..............................................
2.1.2. Ciri-ciri dan Karakteristik Jabatan Profesional Guru....................
2.1.3. Kompetensi Jabatan Profesional Guru...........................................
2.1.4. Prinsip-prinsip Jabatan Profesional Guru .....................................
2.2 Tantangan Guru dalam Pembelajaran...................................................
2.2.1 Pengertian Guru dan Pembelajaran ...............................................
2.2.2 Fungsi dan Peran Guru dalam pembelajaran.................................
2.2.3 Data Guru .....................................................................................
2.2.4 Tantangan Guru dalam pembelajaran di era Perubahan................
2.2.5 Guru Ideal .....................................................................................


3
3
4
6
7
8
10
10
17
18
33

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

3

37

37

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam dunia
pendidikan karena pendidikan tidak akan berarti atau tidak terlaksana tanpa adanya
proses pembelajaran. Pembelajaran juga merupakan proses transfer pengetahuan
dari seorang guru kepada muridnya atau dari murid ke murid. Pembelajarn
dilakukan dalam bentuk pemberian materi maupun parakktek secara langsung yang
memungkinkan pengetahuan tersebut dapat tersampaikan secara tepat dan jelas.
Dalam suatu pembelajaran terdapat komponen yang dapat membentuk dan
mempengaruhi proes pembelajaran. Begitu banyak komponen yang dapat
mempengaruhi kualitas pendidikan namun demikian, tidak mungkin upaya
peningkatan kualitas dilakukan dengan memperbaiki setiap komponen secara
serempak.
Namun demikian, komponen yang selama ini dianggap sangat
mempengaruhi proses pendidikan adalah guru. Hal ini memang wajar, sebab guru
merupakan ujung tombak yang berhubungan secara langung dengan siswa sebagai
subjek dan objek pembelajaran. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum

pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa
diimbangi dengan kemampuan atau keahlian serta kualitass guru dalam
mengimplementasikannya maka semuanya akan kurang bermakna, bahkan dalam
kasus tertentu salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas atau mutu pendidikan
adalah sumber daya manusia yaitu salahsatunya sinergitas antara guru dan siswa.
Kemampuan guru sebagai pendidik menjadi salah satu aspek pendukung
dalam kegiatan pembelajaran yang mana kemampuan terebut berorientasis dari
keahlian guru tersebut, keahlian atau kemampuan yang menjadi dasar dalam
pembelajaran yang menyenangkan bahkan yang bermutu, salah satu standar proses

4

pendidikan adalah bagaimana guru dapat memberikan secara lebih baik dan juga
terarah dalam proses pembelajaran melalui kemampuan atau keahlian yang
diperoleh sebelumnya melalui pendidikan tinggi yang disebut dengan profesi,
profesi dijalankan berdasarkan atas keahlian budang tertentu yang salh satunya
adalah guru bidang profesi guru adalah bagaimana ia mengembang tuga dalam
proses pembelajaran.
Profesi dapat dilakukan secara baik dan menyeluruh apabila didalamnya
terdapat jiwa profesiobal yang dalam artian bekerja dengan sungguh-sungguh sesuai

dengan profesinya. Guru menjadi salah satu jabatan professional yang mana
didalnya harus berdasarkan aspek-aspek yang telah ditetapkan sesuai dengan
pendidikan.
Berdasarkan pemaparan di atas penulis akan menyusun makalah yang
berjudul “Jabatan Profesional dan Tantangan Guru dalam Pembelajaran”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan judul di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa itu Jabatan Profesional Guru ?
2. Bagaimana Tantangan Guru dalam Pembelajaran ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pemilihan judul tersebut adalah sebagai berikut.
1. Memberikan penjelasan mengenai Pengertian Jabatan Profesional.
2. Memberikan pengetahuan mengenai Tantangan Guru dalam Pembelajaran.

5

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jabatan Profesional Guru

1. Pengertian Jabatan Profesional Guru
Sebelum pada pembahasan secara Menyeluruh menegnai jabatan profesional
ada beberapa komponen yang haru ipahami dahulu mengenai apaitu pengertian
jabatan dan profesional itu sendiri, sehingga kita akan mampu memberikan
pemahaman mengenai apa itu jabatan professional guru.
Jabatan Ialah sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang sama atau
berhubungan satu dengan yang lain, dan yang pelaksanaannya meminta kecakapan,
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang juga sama meskipun tersebar di
berbagai tempat.
Menurut pendapat Prof. Dr. Sudarwan Danim (2011:103) pengertian proesional
terbagi menjadi dua yaitu :
1) Profesional adalah orang yang menyandang suatu profesi, seperti “tony seorang
profesional” orang yang profesional biasanya melakukan pekerjaan secara
otonom dan dia mengabdikan diri pada pengguna jasa dengan disertai rasa
tanggung jawab atas kemampuan profesionalnya itu.
2) Profesional merupakan kinerja atau performance guru dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Pada tingkat tinggi, kinerja itu dimuati
unsur-unsur kiat atau seni yang menjadi ciri tampilan profesional seorang
penyandang profesi.
Dalam UU No. 14 thn 2005, kata profesional bermakna pekerjaan atau kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu
atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

6

Dari beberapa pendapat diatas mengenai profesional apat disimpulkan bahwa
profesional adalah uatu tindakan seseorang yang memiliki profesi tertentu sesuai
dengan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya.
Dari pemaparan pengertian jabatan ddan professional diatas, lalu apa yang
dimaksud dengan Jabatan Profesional ?
Menurut pendapat Hamzah B.Uno (2016:42) Jabatan guru merupakan jabatan
professional yang menghendaki guru harus bekerja secara profesional.
Jabatan profesional guru merupakan usatu kedudukan atau posisi seseorang
didalam suatu pekerjaan yang mana didalamnya harus bertindak sesuai dengan
dengan keahlianserta kemampuan yang telah ditempuh sebelumnya melalui
pendidikan tinggi.
2. Ciri-ciri atau Karakteristik Guru Sebagai Jabatan Profesional
Dalam Buku (Sanjaya Wina, 2006:15) syarat-syarat atau ciri pokok dari guru
sebagai pekerjaan profesional adalah sebagai berikut :

a. Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang
hanya mungkin diperoleh dari lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai,
sehingga kinerjanya didasarkan kepada keilmuan yang dimilikinya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
b. Suatu profesi menekankan kepada suatu keahlian dalam bidang tertentu yang
spesifik sesuai dengan jenis profesinya, sehingga antara profesi yang satu dengan
yang lainnya dapat dipisahkan secara tegas.
c. Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan kepada latar belakang
pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat, sehingga semakin
tinggi latar belakang pendidikan akademik sesuai dengan profesinya, semakin
tinggi pula tingkat keahliannya, dengan demikian semakin tinggi pula tingkat
penghargaan yang diterimanya.
d. Suatu profesi selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki dampak terhadap
sosial kemsyarakatan, sehingga masyarakat memiliki kepekaan yang sangat
tinggi terhadap setiap efek yang ditimbulkannya dari pekerjaan profesinya itu.
3. Kompeteni Guru sebagai Jabatan Profesional
Guru yang profeisonal bukanlah hanya satu kompetensi saja yaitu kompetensi
profesional, tetapi guru profesional semestinya meliputi semua kompetensi.

7


Sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 dan PP No. 19
Tahun 2005 yaitu agar guru dan dosen memahami, menguasai, dan terampil
mengguanakan sumber-sumber belajar baru dan menguasai kompetensi pedagogic,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial sebagai
bagian dari kemampuan profesional guru.
Dalam buku Wina Sanjaya (2011:17) dijelaskna ke empat kompetensi yang
yang harus dimiliki guru sebagai jabatan profesional, kompetensi tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta
didik yang meliputi:
a.

Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan

b.

Guru memahaman potensi dan keberagaman peserta didik sehingga dapat
didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta
didik.

c.

Guru mampu mengambangkan silabus/kurikulum baik dalam bentuk dokumen
maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar

d.

Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar.

e.

Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis
dan interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.

f.

Mampu lakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar
yang dipersyaratkan.

g.

Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan
ektrakulikuler dan intrakulikuler untuk meneaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Dengan demikian tampak bahwa kemampuan pedagogik
bagi guru bukanlah hal yang sederhana, karena kualitas guru haruslah diatas
rata-rata.

8

2) Kompetensi Pribadi
Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Karena
itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus di-gugu
dan di-tiru). Sebagai seorang model, guru harus mempunyai kompetensi yang
berhubungan dengan pengembangan kepribadian (personal competencies),
diantaranya :
a. Kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai
dengan keyakinan agama yang dianutnya.
b. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar-umat beragama.
c. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai
yang berlaku di masyarakat.
d. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru, misalnya sopan
santun dan tata krama.
e. Bersifat demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.
3) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang
berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini
merupakan kompetensi yang sangat penting, sebab langsung berhubungan dengan
kinerja yang ditampilkan. Oleh karena itu, tingkat keprofesionalan seorang guru
dapat dilihat dari kompetensi ini. Beberapa kemampuan yang berhubungan dengan
kompetensi ini diantaranya :
a. Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan
tujuan pendidikan yang harus dicapai, baik tujuan nasional, tujuan institusional,
tujuan kurikuler, dan tujuan pembelajaran.
b. Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang
tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar, dan lain
sebagainya.
c. Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi
yang diajarkannya.
d. Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi
pembelajaran.
e. Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.
f. Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
g. Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran.

9

h. Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang, misalnya paham
akan administrasi sekolah, bimbingan, dan penyuluhan.
i. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk
meningkatkan kinerja.
4) Kompetensi Sosial Kemasyarakatan
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota
masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi:
a. Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk
meningkatkan kemampuan profesional.
b. Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga
kemasyarakatan.
c. Kemampuan untuk menjalin kerja sama, baik secara individual maupun secara
kelompok.
4. Prinsip-prinsip Jabatan Profesional Guru
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 yang dikutip dari buku Sudarman Danim
(2011:108), disebutkan bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus
yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut :

a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia.
c. Memiliki kualifikasi akademi dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
d.
e.
f.
g.

bidang tugas.
Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepangjang hayat.
h. Memiliki jaminan perlakuan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
2.2 Tantangan Guru dalam Pembelajaran

10

Sebelum pada pembahasan secara menyeleruh mengenai tantangan bagi guru
dalam proses pembelajaran, sebelumnya ada beberapa pokok pembahasan yang
akan dibahas mengenai pengertian guru, pengertian pembelajaran, Fungsi atau peran
guru dalam pembelajaran, serta kegiatan guru dalam pembelajaran akan dipaparkan.
1. Pengertian Guru dan Pembelajaran
Menurut Hamzah B.Uno dan Nina Lamatenggo dalam buku Tugas guru
dalam Pembelajaran (2016:1) pengertian guru secara umum adalah pendidik atau
pengajar untuk pendidikan usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, dasar,
dan menengah. Dalam definisi yang lebih lua, setiap orang yang mengajarkan hal
baru dapat dianggap sebagai guru. Beberapa istilah yang menggambarkan peran
guru adalah dosen, mentor, tentor dan tutor.
Guru dalam proses belajar mengajar adalah orang yang memberikan
pelajaran. Dalam Kamu Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang pekerjaannya
mengajar.
Guru adalah semua orang yang bertanggung jawab dan berwenang terhadap
pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun secara klasikal baik
diekolah maupun diluar sekolah.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diimpulkan bahwa guru merupakan
sseseorang yang mempunyai tanggung jawab erta keenangan dalam memberikan
pelajaran atau pendidikan secara penuh kepada murid-muridnya.
Pengertian pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2007:12) mendefinisikan kata pembelajaran berasal
dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang
supaya diketahui atau diturut, sedangkan pembelajaran berarti
proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar.

11

Wikipedia, pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Menurut pendapat Rombepajung (1988:25) Pembelajaran
adalah pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan
suatu keterampilan melalui pelajaran, pengalaman, atau
pengajaran.Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan
pendidik secara terprogram dalam desain instruksional untuk
membuat peserta didik belajar secara aktif yang menekankan
pada penyediaan sumber belajar.
Menurut beberapa pengertian pembelajarn di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses
belajar yang melatih peserta didik untuk sampai pada tujuan
pembelajaran yang diharapkan.

2. Fungsi dan Tugas Guru
Dalam buku Strategi pembelajaran (Wina Sanjaya : 2006) ada beberapa peran
dan fungsi guru dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
1) Guru sebagai sumber belajar
2) Guru sebagai Fasilitator
3) Guru sebagai pengelola
4) Guru sebagai demonstrator
5) Guru sebagai pembimbing
6) Guru sebagai motivator
7) Guru sebagai evaluator
3. Kegiatan Guru dalam Pembelajaran
Dalam pembelajaran banyak sekali kegiatan yang dapat dipilih oleh guru.
Namun dari pilihan tersebut Apa yang dianggap baik untuk seorang pengajar atau
sekelompok siswa bisa saja jadi tidak memuaskan dalam situasi lain. Guru haru
dapat memilah serta memilih apa aja yang kegitan yang memilki manfaat.
Kemudian, guru dapat memilih pilihan yang menurutnya dapat mencapai sasaran
12

yang telah tetapkan, baik dari segi ciri siswa maupun dari segi persiapan mereka.
Selain itu guru juga harus mempersipakan metode pengajaran dan kegiatan belajar
yang efektif. Ini perlu untuk menjalin agar sebagian besar siswa dapat menguasai
sasaran pengajaran pada tingkat pencapaian yang dapat diterima,.dalam jangka
waktu yang sesuai.
1) Pola Pembelajaran yang Efektif
Ada banyak jalur untuk belajar. Anda pasti mengenal metode mengajar dan
kegiatan belajar yang umum digunakan. Biasanya guru menyajikan Informasi
kepada sejumlah siswa dengan menggunakan metode ceramah, berbicara dengan
informal, menulis di papan tulis, memperagakan, dan menggunakan bahan
pandang dengar.
Siswa belajar mandiri sesuai dengan kecepatannya dengan cara membaca,
mengerjakan tugas pada lembar kerja, memecahkan masalah, menulis laporan
praktikum, dan barangkali menonton film serta menggunakan bahan pandang
dengar.lain. Interaksi antarguru dengan siswa dan antarsiswa terjadi melalui tanya
jawab, diskusi, kegiatan kelompok kecil, tugas yang harus diselesaikan, dan
laporan.
Ketiga pola ini (penyajian di kelas, belajar mandiri, dan interaksi gurusiswa) adalah kategori yang mengelompokkan sebagian besar metode pengajaran
dan pembelajaran. Setiap kegiatan pengajaran, apakah yang ditentukan guru atau
yang diperuntukkan bagi murid untuk belajar mandiri, ada hubungannya dengan
salah satu dari ketiga pola ini. Kita tidak dapat menggunakan ketiga pola ini
dengan sembarangan ketika merencanakan program pengajaran. Mengapa? Ada
beberapa alasan.
a) Dari pengetahuan tentang gaya belajar, kita tahu bahwa, baik metode kelompok
maupun metode mandiri harus digunakan. Banyak slswa dapat belajar mandiri,
sementara siswa lainnya lebih senang belajar dalam situasi pengajaran yang

13

beraturan dan terpimpin. Perbedaan di antara siswa ini mengharuskan kita
menggunakan berbagai metode pengajaran yang berbeda pula.
b) kondisi dan asas belajar menyebabkan kita tanggap akan perlunya memilih
metode yang memberi peluang untuk peran serta yang aktif dari pihak siswa
dalam segala kegiatan belajar.
c) jika kita slap menggunakan teknologi pengajaran yang baru (TV, komputer, dan
lain-lain), penekanan biasanya diberikan pada penyajian kelompok, atau pada
kegiatan belajar mandiri. Pada kedua Janis penyajian ini, tidak ada kesempatan
berinteraksi antarguru-siswa secara tatap muka. Menyediakan bahan pengajaran
yang cukup bagi kelompok kecil haruslah diperhatikan.
d) ada persoalan dalam keefisienan dalam menggunakan waktu guru dan waktu
siswa, sarana, dan peralatan. Untuk tujuan tertentu mungkin lebih efisien
apabila guru menyajikan informasi kepada seluruh kelas secara serempak
(dengan jumlah siswa berapa saja) deripada menguasai siswa dengan
mempelajari bahan secara mandiri. Pengajaran kelompok yang demikian tidak
hanya menghemat waktu, tetapi dapat juga mengurangi rusaknya peralatan dan
bahan yang disebabkan oleh penggunaan yang berlebihan. Pengajaran semacam
itu juga memberikan lepada guru waktu maksimal untuk bertatap muka dengan
siswa, untuk bimbingan dan konsultasi perseorangan, serta untuk merencanakan
pengajaran.
Secara keseluruhan, metode penyajian kelompok dan relajar mandiri,
paling berhasil mencapai sasaran dalam ranah efektif dan psikomotor . Cara
terbaik untuk mencapai sasaran dalam ranah efektif adalah melalui kelompok
kerja sama. Ketika menerima dan mengemukakan pendapat dalam diskusi, siswa
dapat terdorong untuk belajar, membantu menajamkan pertimbangan, dan
mengembangkan kemampuan untuk berdebat.
Alasan di atas dan alasan lainnya menyebabkan hal berikut diperlukan untuk
merencanakan pengajaran dengan berhasil : pemahaman terhadap pola belajar
mengajar, manfaatnya dan kelemahannya, serta teknik yang dapat diterapkan di
dalam setiap kategori. Sebelum meneliti ketiga pola ini, terlebih dahulu kita akan

14

memperlihatkan beberapa rampatan yang dapat diterima secara umum yang
berasal dari psikologi belajar.
Kondisi dan asas belajar tertentu dapat diterapkan dengan berhasil pada
pengembangan sejumlah kegiatan pada setiap pola belajar mengajar.
2) Kondisi dan Asas untuk Belajar yang Berhasil
Pengajaran yang efektif ditandai oleh berlangsungnya proses belajar. Proses
belajar dapat dikatakan berlangsung apabila seseorang sekarang dapat mengetahui
atau melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui atau dapat dilakukan
olehnya. Jadi, hasil belajar akan terlihat dengan adanya tingkah laku baru dalam
tingkat pengetahuan berfikir atau kemampuan jasmaniah. Dikarenakan tugas
perancangan pengajaran adalah membantu terjadinya proses belajar. (Hamzah
B.Uno : 2016) Kondisi dan Asas tersebut adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Sebelum Mengajar
Siswa harus lulus dengan memuaskan dalam pelajaran prasarat sebelum
melalui suatu program atau satuan pelajaran tertentu. Kalau hasil belajar
sebelumnya tidak cukup dikuasai, pelajaran selanjutnya menjadi kurang berarti
dan dipelajari dengan menghafal saja tanpa terjadinya perubahan tingkah laku apa
pun.
2. Sasaran Belajar
Besar kemungkinan bahwa proses relajar akan berhasil dengan baik apabila
sasaran dinyatakan dengan jelas, dan pada awal pokok bahasan atau satuan
pelajaran, siswa diberi tahu tentang sasaran khusus yang akan di capai. Siswa
dapat memperoleh informasi lebih banyak dan mengingatkannya dengan jangka
waktu yang lebih lama apabila sasaran belajar ditulis dengan cermat dan disusun
secara bersistem.
3. Susunan Bahan Ajar
Proses belajar dapat ditingkatkan apabila bahan ajar atau tata cara yang akan
dipelajari tersusun dalam urutan yang bermakna. Kemudian, bahan tersebut harus

15

disajikan pada siswa dalam beberapa bagian; banyak sedikitnya bagian tergantung
urutan, kerumitan, dan kesulitanya. Susunan dan tata cara ini dapat membantu
siswa dalam menggabungkan dan memandukan pengtahuan atau proses secara
pribadi.
4. Perbedaan Individu
Siswa belajar dengan cara dan kecepatan yang berbeda-beda. Pelajaran
kelompok memang menguntungkan untuk tujuan tertentu dan lebih disukai oleh
beberapa siswa akan tetapi, bukti menunjukkan bahwa sebagian siswa dapat
mencapai sasaran yang dipersyaratkan dengan cara yang paling memuaskan
apabila mereka, dengan menggunakan bahan yang tepat, diperbolehkan belajar
menurut kecepatan masing-masing.
5. Motivasi
Seseorang mau belajar apabila memang terjadi proses pembelajaran.
Keinginan untuk belajar untuk mempersyaratkan adanya motivasi. Keinginan
seperti ini akan timbul apabila (a) pengajaran dipersiapkan dengan baik sehingga
dirasakan penting dan menarik untuk siswa, (b) tersedia berbagai pengalaman
belajar, (c) siswa mengetahui bahwa bahan yang akan dipelajari akan digunakan
sesegera mungkin, dan (d) pengakuan tentang keberhasilan belajar diberikan untuk
mendorong upaya belajar selanjutnya.
6. Sumber Pengajaran
Jika bahan pengajaran, termasuk media seperti gambar dan rekaman video,
dipilih dengan hati-hati dan dipadukan secara bersistem untuk menunjang berbagai
kegiatan dalam program dalam pengajaran, akan terlihat dampak yang berarti
dalam prestasi siswa. Sumber seperti itu melueskan pengajaran yang
meningkatkan kesempatan untuk menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan
perseorangan. Dengan demikian meningkatkan produktifitas, baik pada pihak
siswa maupun guru.
7. Keikutsertaan
Agar proses pembelajaran berlangsung, siswa harus menghayati informasi
dan tidak hanya disuapi saja. Mengikuti kegiatan secara aktif lebih disukai

16

daripada mendengar dan menonton secara pasif berjam-jam. Keikutsertaan berarti
siswa ikut memberikan respons dalam pikiran mereka atau menunjukkannya
melalui kegiatan jasmani, yang disisipkan secara strategis selama berlangsungnya
penyajian pengajaran atau peragaan.
8. Balikan
Motivasi untuk belajar dapat dilanjutkan atau ditingkatkan apabila siswa
diberi tahu secara berkala tentang kemajuan mereka. Balikan memperkuat
pemahaman dan kinerja yang benar, memberitahukan kesalahan, dan memperbaiki
proses belajar yang salah. Untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan
terdapat hubungan yang erat antara balikan dan penguatan.

9. Penguatan
Dengan memperoleh penegasan (balikan) tentang jawaban yang dipandang
berhasil, siswa terdorong untuk meneruskan kegiatan belajarnya. Kegiatan belajar
yang didorong oleh keberhasilan menimbulkan kepuasan dan percaya diri.
Tanggapan yang mendapat tanggapan positif cenderung akan timbul berulangulang apabila siswa menghadapi suasana yang mirip atau sama.
10. Latihan dan Pengulangan
Agar suatu fakta atau keterampilan menjadi bagian yang kuat dart dasar
pengetahuan siswa maka dibutuhkan lebih dari satu pengajaran. Sambil
meneruskan asas keikutsertaan, balikan dan penguatan seperti diterangkan
terdahulu, maka penyelesaian latihan tertulis, latihan berulang-ulang dalam
suasana nyata, atau latihan beruntun untuk maksud menghafal, akan dapat
mencapai tahap kelebihan belajar: Hasilnya adalah kemampuan mengingat dalam
jangka panjang. Latihart menjadi sangat efektif apabila dilakukan dalam jangka
waktu tertentu.
11. Urutan Kegiatan Belajar
Tugas atau tata cara yang rumit dapat dipelajari dengan lebih efektif apabila
peragaan dan latihan diberikan secara terpadu. Pelatihan dlmaksudkan untuk

17

melatihkan bagian-bagian dari tugas atau tata cara tersebut. Cara yang memuaskan
untuk memadukan peragaan dengan pelatihan, antara lain (a) memperagakan
seluruh tata cara langsung atau dari film atau video; (b) memperagakan kembali
bagian pertama; (c) memberi kesempatan kepada siswa untuk melatih bagian
pertama tata cara tersebut; (d) memperagakan bagian kedua; (e) memperagakan
bagian ketiga; (f) memberi kesempatan untuk melatih bagian pertama, kedua, dan
ketiga; dan seterusnya. Disarankan untuk memberikan ujian kemampuan akhir
mengenai keseluruhan tugas yang diselesaikan.
12. Penerapan
Hasil penting dari kegiatan belajar adalah meningkatnya kemampuan siswa
untuk menerapkan atau memindahkan apa yang telah dipelajarinya kepada
masalah atau situasi baru. Apabila siswa tidak dapat melakukan hal ini berarti
pemahaman yang mendalam belum dlperoleh siswa tersebut. Pertama, siswa harus
telah terbantu menemukan rampatan (konsep, kaidah, asa) yang berhubungan
dengan pokok bahasan atau tugas. Kedua, kesempatan harus diberikan kepada
slswa untuk bernalar dengan menerapkan rampatan ke berbagai jenis tugas atau
masalah nyata dan baru. Agar dapat menggunakan asas Ini, harus ditulis, dicari,
atau diciptakan masalah dan situasi nyata yang belum dikenal siswa atau berbeda
dalam beberapa hal dengan digunakan selama pengajaran dan pelatihan.
Kemudian, setiap menghadapi situasi baru, siswa harus mengenali unsur yang
mirip dengan yang ditemukan dalam rampatan tersebut dan mengambil tindakan
yang sesuai.
13. Sikap Mengajar
Sikap positif yang diperlihatkan pengajar terhadap mata ajar yang disajikan
pada siswa dan terhadap metode pengajaran yang digunakan, dapat memengaruhi
motivasi dan sikap siswa terhadap suatu program pengajaran. Sudah merupakan
keharusan bahwa setiap orang yang terlibat dalam penerapan dan pelaksanaan
suatu program pengajaran memperlihatkan kegairahan, kerja sama, kesediaan
menolong, dan minat terhadap bahan ajar. Apabila siswa merasakan atau benarbenar melihat ungkapan atau sikap positif seperti itu, slswa akan cenderung

18

bertingkah laku positif. Hasilnya dapat sangat mendukung keberhasilan program
pengajaran tersebut.
14. Penyajian di Depan Kelas
Dalam menggunakan pola penyajian kelompok, pengajar memberitahukan,
menunjukkan, memperagakan, menguraikan dengan cara mengesankan, atau
menyebarkan bahan ajar kepada sekelompok siswa. Pola ini dapat digunakan di
kelas, di aula, atau di berbagai tempat dengan menggunakan radio, telepon yang
dilengkapi pengeras suara, transmisi sirkuit pendek, atau komunikasi satelit. Guru
dapat berbicara di depan kelas. Ia dapat pula menggunakan bahan media pandang
seperti bening, rekaman, slide, film atau rekaman video, masing-masing secara
terpisah atau dalam kombinasi nekasantir. Penyajian dapat pula berlangsung tanpa
guru, misalnya slide yang diikuti rekaman dalam kaset atau dalam format video.
Semua kegiatan ini menggambarkan alih informasi satu arah dari guru kepada
sering untuk jangka waktu tertentu (biasanya satu jam pelajaran berlangsung
selama 40-50 menit). Pada kelas kecil terjadi komunikasi dua arah antara guru
dengan siswa, namun sering sekali siswa mendengarkan dengan pasif dan
menonton saja.
4. Data Guru
1) Berdasarkan usia

Sumber : Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Pusat Data Dan Statistik
Pendidikan Kebudayaan Tahun 2015

19

2) Berdasarkan Jumlah sertifikasi

Sumber : Kementrian Pendidikan dan Budaya.
5. Tantangan Guru dalam Pembelajaran di Era Perubahan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
cepat selama ini membawa dampak terhadap jarak antarbangsa di
dunia sehingga fenomena ini bersifat global. Akibat pengaruh
globalisasi menghadirkan problem baru berupa kesenjangan
antara kemajuan IPTEk sekarang dengan kurikulum sekolah. Di lain
pihak, motivasi belajar dan minat belajar siswa masih rendahyang
mengakibatkan kualitas lulusan sebagai hasil pendidikan
cenderung merendah pula.
Persoalan yang dihadapi sekarang yaitu bagaiman
menemukan pendekata, media serta model yang terbaik untuk
menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di dalam mata
pelajaran tertentu sehingga semua siswa dapat menggunakan dan
mengingat lebih lama konsep tersebut. Bagaimana setiap
individual mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling
berhubungan dan membentuk satu pemahaman yang utuh.
Bagaimana seorang guru dapat berkomunikasi secara efektif
dengan siswanya yang selalu bertanya-tanya tentang alasan dari
20

sesuatu, arti dari sesuatu dan hubungan dari apa yang mereka
pelajari. Bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikir yang
beragam dari seluruh siswa sehingga mereka dapat mempelajari
berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan kehidupan
nyata sehingga dapat membuka berbagai pintu kesempatan
selama hidupnya. Hal ini merupakan tantangan yang dihadapi
guru setiap hari dan tantangan bagi pengembangan kurikulum.
Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi guru saat ini
dalam proses pembelajaran yakni pembelajaran berbasis
tekonologi yang di dalamnya internet dan lain sebagainya sebagai
media guna menunjang pembelajajaran diera perubahan saat ini
dan juga model pembelajaran berbasis proyek atau pemecahan
masalah. Kedua media dan model tersebut saat ini menjadi suatu
tantangan yang harus dihadapi oleh guru dimasa globalisasi ini,
permasalahan atau tantangan ini semakin sulit untuk guru-guru
yang hanya mengandalkan materi saja atau guru yang tidak
memiliki basic komputerisasi.

1) Pembelajaran Berbasis Tekonologi Informasi dan Komunikasi / Internet
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) memberi pengaruh yang besar terhadap efektifitas dan efesiensi proses
tentang pembelajaran, Pembelajaran termasuk didalamnya pembelajaran berbasis
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), pada dasarnya bukan hanya
menyampaikan informasi atau untuk belajar, karena tujuan utama belajar adalah
peserta didik belajar. Keberhasilan guru mengajar dan efektifitas pembelajaran
ditandai dengan adanya proses belajar mengajar peserta didik. Keberhasilan proses
pembelajaran dipengaruhi oleh lingkungan. Kehidupan masyarakat, dengan segala
karakteristik dankekayaan budayanya, terutama karena pengaruh ilmu
pengetahuan dan teknologi menyebabkan masyarakat selalu dalam proses
21

perkembangan. Sehingga tuntutannyapun dari waktu ke waktu selalu berubah.
Materi pembelajaran yang disusun dalam perencanaan
pembelajaran harus sebanyak mungkin menyerupai atau mempunyai
unsure identik dengan situasi kehidupan. Dengan demikian hasil belajar barguna
bagi peserta didik, karena dapat ditransfer dalam situasi pendidikan. Cara belajar
di jalankan melalui jaringan internet. Pembelajaran yang dilakukan melalui
jaringan data yang dihubungkan dengan computer yang membuat mereka seolah
olah berada disekolah, meskipun pada hakekatnya mereka tidak berada di satu
tempat yang sama. Kondisi seperti ini bisa menciptakan keadaan yang disebut
dengan sekolah maya (virtual school).
a) Peran guru dalam pembelajaran
Pembelajaran dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi dan
komunikasi (TIK) memungkinkan dapat menghasilkan karya-karya baru yang
orsinil, memiliki nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk
kepentingan yang lebih bermakna. Melalui teknologi informasi dan komunikasi
dan komunikasi (TIK) siswa akan memperoleh berbagai informasi dalam lingkup
yang lebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan wawasannya. Hal ini
merupakan rangsangan yang kondusif bagi berkembangnya kemandirian anak
terutama dalam hal pengembangan kompetensi, kreativitas, kendali diri,
konsistensi, dan komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak
lain.
Semua hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya karena setiap siswa
memiliki kondisi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa memerlukan
bimbingan baik dari guru maupun dari orang tuanya dalam melakukan proses
pembelajaran dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi dan
komunikasi (TIK).
Dalam kaitan ini guru memegang peran yang amat penting dan harus
menguasai seluk beluk teknologi informasi dan komunikasi dan komunikasi (TIK)
dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak
secara efektif. Peran guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi

22

manajer pembelajaran dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan
satu-satunya sumber informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi.
Dalam bukunya yang berjudul “Reinventing Education”, Louis V.
Gerstmer, Jr. dkk (1995), menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran-peran
guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer
pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai pelatih
(coaches), guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa
untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi
masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak
memberikan satu cara yang mutlak. Sebagai konselor, guru harus mampu
menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan
perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak
yang kaku dengan guru. Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami
kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan optimal. Sebagai
manajer pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluasluasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan
mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran. Sebagai
partisipan, guru tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku
belajar dari interaksinya dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru
bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator
pembelajaran siswa. Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi
seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku
menuju tujuan bersama. Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat
kesempatan untuk mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab
dalam berbagai kegiatan lain diluiar mengajar. Sebagai pembelajar, guru harus
secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta
meningkatkan kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang, guru harus selalu
kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk
melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai
tukang atau teknisi yang harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku,

23

melainkan sebagai tenaga yang kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya
inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus didukung oleh daya abstraksi dan
komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas profesionaliemenya.
Peran seorang guru dalam pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
komunikasi dan komunikasi (TIK), adalah sebagai berikut
a) Perencanaan pengajaran, yaitu menyiapkan berbagai kepeluan yang akan
digunakan sebelum proses pengajaran, seperti materi pelajaran yang akan
disampaikan, sumber belajar, media pengajaran, atau alat bantu yang digunakan
dan ,ain sebagainya.
b) Penyampaian informasi, yaitu pengajar manyampaikan berbagai informasi atau
ilmu pengetahuan dengan berbagai metode yang mendukung.
c) Penilai. Pengajar menilai keberhasilan pengajarannya yang dilakukannya
dengan mengukur sejauh mana peserta didik dapat menguasai materi
pembelajarn yang disampaikan pengajar. Sebagai penilai, pengajar sebelum
melakkan penilaian terlebih dahulu hendaknya menentukan alat penilaianya.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam
pembelajaran Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (TIK) pada era ini
berkembang sangat pesat, dimulai dengan ditemukannya system computer hingga
komunikasi dunia maya yang bisa dinikmati melalui telepon selular dengan akses
GPRS. Namun masih banyak yang masih awam tentang Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) tersebut. Hal tersebut terlihat dari kurang optimalnya dalam
penggunaan teknologi di atas dalam kehidupan sehari-hari.
Ada berbagai manfaat dari Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK)
Salah satu manfaat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yaitu dalam dunia
pendidikan terutama dalam proses pembelajaran. Teknologi dan informasi telah
menjadi factor pendukung dalam proses pembelajaran, salah satunya
pemanfaatannya sebagiai media pembelajaran, sehingga mempermudah guru
dalam memyampaikan materi pelajaran dan mempermudah siswa dalam
menangkap materi yang diberikan. Selain itu internet juga sangat menunjang
pembelajaran, karena melalui internet kita dengan mudah dapat mengakses

24

berbagai informasi yang kita inginkan dengan cepat dan murah, sehingga akan
menambah wawasan dan pengetahuan kita sebagai guru dan peserta didik. Namun
kenyataan dilapangan terutama pendidikan di sekolah-sekolah terpencil masih
belum mengetahui dan memanfaatkan teknologi dan informasi dan komunikasi
(TIK) dalam menunjang pembelajaran. Sehingga teknologi dan informasi dan
komunikasi (TIK) belum dapat digunakan secara maksimal dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberi pengaruh yang
sangat besar dalam pembelajaran, selain mengeser makna pembelajaran, dan
meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa, teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) juga telah mengubah peran guru, guru yang dulu menjadi satusatunya sumber informasi sekarang tidak lagi, sekarang guru berperan sebagai
fasilitator dan siswa diharuskan lebih aktif dalam mengali informasi baik di buku
maupun di internet, sehingga wawasan siswa menjadi lebih luas. Namun perlu
dilakukan optimalisasi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
dalam pembelajaran agar teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat
dimanfaatkan secara optimal dalam menunjang proses pembelajaran guna
meningkatkan mutu pendidikan. Sementara pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang
cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi
pendidikan sebagai upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan
pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara, merupakan wujud dari kesadaran
untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dan informasi dan komunikasi
(TIK) dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran
radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya interaksi imbalbalik yang
seketika. Siaran bersifat searah, dari nara sumber belajar atau fasilitator kepada
pembelajar.
Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan
tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan movie) memberikan peluang

25

baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila
televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebihlebih bila materi
tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi
internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun
asinkron (delayed).
Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran
secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator
tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video
conference yang dijalankan berdasar teknologi Internet, memungkinkan
pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan computer.
Internet sebagai salah satu penerapan terkini dari teknologi informasi dan
komunikasi adalah salahsatu sumber pembelajaran yang selama belasan tahun
belakangan ini terus dikembangkan (Calhoun, 1999).
Dari sekedar tempat mencari informasi yang amat luas dan sebagai media
komunikasi antar sesame pembelajar di dunia maya tanpa batasbatas ruang dan
waktu, sampai ke pengembangan system pembelajaran berbasis web, serta LMS
(Learning Management Systems), semakin hari peranan Internet dalam proses
pembelajaran semakin penting. Sekarang sudah dikenal secara luas
berkembangnya suatu konsep pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) yang disebut e-learning, yang versi onlinenya harus didukung
oleh sambungan Internet. Badan Akreditasi Nasional (BAN) di Indonesia
misalnya, pada saat ini telah membakukan penyediaan sarana koneksi. Seorang
peserta didik yang benar-benar akan belajar secara intensif, tidak lagi hanya
tergantung pada ketersediaan guru atau dosen yang berkualitas saja, melainkan
harus mempu mengoptimalkan segenap sumber belajar yang tersedia, termasuk
Internet. Teknologi Internet memungkinkan terbangunnya suatu jaringan
pembelajaran (learning network) baik antara pembelajar dengan pembelajar
lainnya, maupun antara pembelajar dengan berbagai sumber pembelajaran, yang
melampaui batas-batas dinding sekolah, bahkan melampaui batas-batas negara
sekali pun. Dengan demikian akan terwujudlah era kolaborasi global dalam system

26

pembelajaran, sehingga bagi seorang pembelajar. Adapun beberapa hal mengenai
pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) antara lain:
a) Buku Elektronik
Buku elektronik atau ebook adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan
computer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas
dan dinamis. Ke dalam ebook dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar,
animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya
dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis ebook paling sederhana adalah
yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang
ditayangkan oleh komputer. Format multimedia memungkinkan ebook
menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan
unsure multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik, misalnya, dapat
disertai dengan cuplikan suara jenis musik tersebut sehingga pengguna dapat
dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh penyaji.
b) E-learning
Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio,
misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua
tingkatan, formal maupun nonformal yang menggunakan jaringan komputer
(intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau
fasilitasi.
Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan
jaringan internet, sering disebut sebagai online learning. Definisi yang lebih luas
dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah
pembelajaran melalui jasa elektronik (SEAMOLEC, 2003:1).
Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning
adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana
penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio
maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun per
definisi radio dan televise pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada
umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah

27

bersinergi dengan teknologi internet. Internet-based learning atau web-based
learning dalam bentuk paling sederhana adalah web-site yang dimanfaatkan untuk
menyajikan materi-materi pembelajaran.
Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang
disediakan oleh nara sumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila
diperlukan, dapat pula disediakan mailing-list khusus untuk situs pembelajaran
tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap
disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola
pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan
berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia
akses ke internet (Hari Wibawanto, 2006).
Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik,
pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk
pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara
pembelajar dengan fasilitatorfasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan
belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang
terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). ‘Kehadiran’
pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh email, kanal chatting, atau melalui video
conference.
c) Aplikasi Lain
Selain e-book dan fasilitas e-learning, berbagai aplikasi lain bermunculan
(dan kadang saling berintegrasi sehingga menimbulkan sinergi) sebagai dampak
ikutan perkembanganTIK terutama internet. Ezine dari kata e-magazine,
merupakan bentuk digital dari majalah konvensional.
Penerbitan majalah berformat digital memungkinkan ditekannya ongkos
produksi (karena tidak perlu mencetak) dan distribusi (karena sekali diupload ke
server, seluruh dunia bisa mengaksesnya). Pemutakhiran isinya juga dapat
dilakukan dengan sangat cepat sehingga perkembangan mutakhir dapat disajikan
dengan lebih cepat. Termasuk dalam kategori e-zine ini adalah e-newspaper yang
berfokus pada berita terkini dan e-journal yang memfokuskan diri pada laporan
hasil-hasil penelitian.

28

E-laboratory, merupakan bentuk digital dari fasilitas dan proses-proses
laboratorium yang dapat disimulasikan secara digital. Pada dasarnya, perangkat
lunak ini adalah perangkat lunak animasi dan simulasi yang dapat dikemas dalam
keping CD, DVD maupun disajikan pada web-site sebagai web-based application
(perangkat lunak yang berjalan pada jaringan internet).
Blog atau weblog adalah perkembangan mutakhir di bidang web-based
application. Ide semula adalah menyediakan fasilitas electronic diary atau buku
harian elektronik untuk remaja. Pengguna dapat mengisi buku harian tersebut
semudah menulis email, mengunggah (upload) ke server hanya dengan meng-klik
ikon, dan hasilnya adalah tayangan tulisan di layar browser.
Pemakai internet di manapun berada dapat melihat publikasi tersebut
dengan mengakses alamat situs. Dari sisi kandungan isi, blog sekarang banyak
berisi gagasan, ide, dan opini pribadi tentang satu masalah yang menarik secara
subyektif. Meskipun akurasi informasi yang tersaji masih bisa diperdebatkan,
tetapi yang penting adalah blog memungkinkan seseorang tanpa pengetahuan
desain web-site dapat dengan mudah membuat web-site pribadi dan mengelola
maupun memutakhirkan isinya dengan sangat mudah. Kemudahan lain adalah
tersedianya banyak server blog gratis.
Dalam konteks pemanfaatannya bagi proses pembelajaran, kandungan isi
blog pembelajar, misalnya, dapat menjadi umpan balik bagi fasilitator. Sementara
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran menurut Munir,
meliputi manajemen kelas berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan sumber belajar, pemanfaatan
internet, E-learning, Hypertext, multimedia serta etika penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK).
2) Pembelajaran Berbasis Proyek
Istilah pembelajaran berbasis proyek merupakan istilah pem