AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU STANDA

ABSTRAK

Hubungan hukum antara PT. Telkom. Sebagai penyelenggara jasa
telekomunikasi dengan para pelanggannya selama ini disasarkan pada surat
pernyataan sambungan telekomunikasi (SPBST). SPBST tersebut telah dibuat
dalam bentuk perjanjian baku oleh PT. Telkom. Dalam SPBST diatur
mengenai pengaturan hak dan kewajiban bagi pihak konsumen maupun pihak
PT. Telkom.
Tujuan diadakan penelitian ini adalah unuk mengetahui penilaian
konsumen mengenai manajemen pelayanan konsumen yang dilakukan oleh
PT. Telkom, untuk mengimbangi ketidakseimbangan hak dan kewajiban para
pihak yang terkait dengan adanya SPBST, ditunjang dengan peraturanperaturan yang terkait seperti Undang-undang no. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen dan Kitab Undang-undang Hukum Perdata, dengan
objek penelitian yaitu pihak yang terkait dalam pelayanan sambungan
telekomunikasi PT. Telkom kandatel Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Data diperoleh dengan cara studi pustaka dan wawancara kepada
tiga klasifikasi informan, yaitu beberapa karyawan PT. Telkom yang terkait
langsung dengan bagian pelauanan konsumen sebagai informan kunci, 100
orang pelanggan PT. Telkom kandatel bandung sebagai informan utama, dan
konsumen yang pernah terlibat sengketa secara langsung dengan PT. Telkom

sebagai informan tambahan.
Dari hasil penelitian membuktikan bahwa walaupun terdapat
kecenderungan ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban yang merugikan
konsumen, ternyata hanya 0,00156% yang melaporkannya kepada pihak
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK). Apabila hal ini dikaitkan
dengan manajemen pelayanan konsumen PT. Telkom ternyata PT. Telkom
dapat menyeimbangkan dengan disediakannya tempat-tempat pengelolaan
keluhan konsumen yang dapat menyelesaikan setiap keluhan konsumen,
sehingga masih terjalinnya hubungan hukum dan hubungan bisnis yang
harmonis antara kedua belah pihak.

i