Makalah penyehatan makanan dan minuman

Makalah penyehatan makanan dan minuman - A

Dosen pengampu:
Nurul Amaliyah, S.K.m, M.sc
Ani Hermilestari, S.pd, M.pd
DISUSUN OLEH :
NOVAN RINALDI
PRODI D-IV JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKES KEMENKES PONTIANAK
TAHAUN 2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami sampaikan kehadirat Allah Swt . Yang telah memberikan
banyak nikmat nya kepada kami. Sehingga saya mampu menyelesaikan ini sesuai dengan
waktu yang saya rencanakan. Makalah ini saya buat dalam rangka memenuhi salah satu
syarat penilaian mata kuliah penyehatan makanan dan minuman – A . Yang meliputi nilai
tugas Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mangubah materi yang telah
tersusun.Namun,hanya lebih pendekatan study banding atau membandingkan beberapa materi
yang sama dari berbagai referensi. Yang bisa menambahkan pada hal yang terkait dengan E
coli dan MPN
Penyampaian pembandingan materi dari referensi yang satu dengan yang lainnya akan

menyatu dalam satu makalah ini. Sehingga tidak ada perombakan total dari buku aslinya atau
sumber- sumber lain nya. Saya sebagai penyusun makalah ini , yang mempunyai banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saya mohon maaf atas segala kekurangannya.

DAFTAR ISI
KATA PENGAN
DAFTAR ISI

i
ii

BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

1
2
2

2

BAB II Pembahasan
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7

Pengertian eschericia coli
Sejarah eschericia coli
Morfologi eschericia coli
Klasifikasi eschericia coli.
Kelebihan dan kekurangan aschericia coli
Pathogenesis eschericia coli
pengertian mpn

3

4
4
5
5
6
7

BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

8
8

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Istilah bakteri indikator penyebab penyakit dikenal dalam bidang mikrobiologi
pangan. Bakteri indikator tersebut adalah bakteri yang keberadannya dalam pangan
menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia yang
mengingat banyaknya jumlah mikroorganisme ini, maka perlu dilakukan suatu uji
pemeriksaan terhadap bahan pangan tersebut agar aman dikonsumsi.
Bakteri-bakteri indikator tersebut umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan
hidup pada usus manusia sehingga dengan adanya bakteri tersebut pada air atau makanan
dapat menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan pernah
mengalami kontak dengan kotoran yang berasal dari usus manusia dan oleh sebab itu
kemungkinan terdapat bakteri patogen lain yang berbahaya. Ada tiga jenis bakteri yang dapat
digunakan untuk menunjukkan adanya masalah sanitasi salah satunya, yaitu Escherichia coli.
Uji mikrobiologis air dapat dianalisis berdasarkan organisme penunjuk atau indicator
organism. Syarat organisme indicator antara lain yaitu terdapat pada air yang tercemar,
mempunyai kemampuan bertaha hidup yang lebih besar dari pathogen, terdapat dalam jumlah
lebih banyak daripada pathogen, dan mudah dideteksi dengan teknik laboratorium yang
sederhana. Biasanya yang digunakan sebagai indicator yaitu dari jenis Escheichia
Coli (Escherichia coli atau coli tinja) dikarenakan terdapat hanya dan selalu terdapat dalam
tinja .
E.coli merupakan bakteri anaerob fakultatif, dimana bakteri yang dapat hidup tanpa

oksigen secara mutlak atau dapat hidup tanpa adanya oksigen, didalam kondisi ini bakteri
tersebut aktif, yang memanfaatkan senyawa organik sebagai media tumbuhnya.
Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia. Air
yang ada di alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan sebagai air yang
mengandung bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun tersuspensi. Jenis dan jumlah
zat tersebut tergantung dari kondisi lingkungan sekitar sumbernya.
Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan
substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi
pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai
sebagai pengukuran derajat pencemaran.
Uji kualitatif Coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan
(presumptive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test). Metode
pengujian yang digunakan adalah metode Most Probable Number (MPN) atau Jumlah
Perkiraan Terbatas (JPT).
Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk mengetahui
mutu air minum tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau
mengukur jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah satunya adalah pemeriksaan adanya
bakteri Coliform pada minuman dengan metode MPN (Most Probable Number).
Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan
dengan kehadiran bakteri indikator seperti Coliform dan Fecal coli.Bakteri Coliform sebagai

suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk

spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan
asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35° C. Berdasarkan hal inilah yang melatar
belakangi dilaksanakannya praktikum ini untuk mengetahui teknik pengujian kualitas air
dengan menggunakan metode MPN sehingga dapat mengetahui air yang baik untuk
dikonsumsi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari eschericia coli?
2. Bagaiamana sejarah dari eschericia coli?
3. Bagaimana morfologi eschericia coli?
4. Bagaiamana klasifikasi dari eschericia coli?
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari eschericia coli?
6. Bagaiamana pathogenesis eschericia coli?
7. Apa pengertian dari MPN
8. apa kelebihan dan kekurangan MPN
1.3 tujuan
1. Mengetahui Pengertian eschericia coli
2. Mengetahui Sejarah eschericia coli
3. Mengetahui Morfologi eschericia coli

4. Mengetahui Klasifikasi eschericia coli
5. Mengetahui Apa kelebihan dan kekurangan eschericia coli
6. Mengetahui pathogenesis eschericia coli
7. Untuk mengetahui teknik uji kualitas air dengan menggunakan metode MPN.
1.4 MANFAAT
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai sarana menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai beberapa hal yang berkenaan dengan penyakit – penyakit yang sering
di temukan pada kalangan masyarakat yang disebabkan bakteri E.Coli Dan dengan metode
MPN ini adalah dapat mengetahui metode uji kualitas air dengan metode MPN sehingga
dapat mengetahui kualitas dari air sumur, air sungai dan air galon yang di ujikan sehingga
diketahui layak tidaknya air tersebut untuk dikonsumsi. Sebagai tenaga kesehatan
masyarakat, dengan adanya pengetahuan tentang pengujian kualitas air, maka dapat dilakukan
penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya air yang bersih dan bebas dari mikroba,
demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1


PENGERTIAN
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis
spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor
Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak
berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan
makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan
bernama verotoksin.[1] Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari
unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein.
Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging
hamburger yang belum matang.E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia
dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus. E.
coli banyak
digunakan
dalam
teknologirekayasa
genetika.
Biasa
digunakan
sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gentertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E.
coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Negaranegara di eropa sekarang sangat mewapadai penyebaran bakteri E.Coli ini, mereka bahkan

melarang mengimpor sayuran dari luar.

2.2

SEJARAH
Escherichia Coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman, Theodor
Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi hewan. Pada 1885, beliau
menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri coli (Escherich 1885) dengan
membangun segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Nama
“Bacterium Coli” sering digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika Castellani dan Chalames
menemukan genus Escherichia dan menyusun tipe spesies E. Coli.

2.3 MORFOLOGI
E. Coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan panjang 2,0 – 6,0
μm dan lebar 1,1 – 1,5 μm. Bentuk sel dari bentuk seperti coocal hingga membentuk
sepanjang ukuran filamentous. Tidak ditemukan spora.. E. Coli batang gram negatif. Selnya
bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul.bakteri
ini aerobic dan dapat juga anerobic fakultatif.
E. Coli merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi. Kapsula
atau mikrokapsula terbuat dari asam – asam polisakarida. Mukoid kadang – kadang

memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak lain adalah sebuah polisakarida dari
speksitifitas antigen K tententu atau terdapat pada asam polisakarida yang dibentukoleh
banyak E. Coli seperti pada Enterobacteriaceae. Selanjutna digambarkan sebagai antigen M
dan dikomposisikan oleh asam kolanik. Biasanya sel ini bergerak dengan flagella
petrichous. E. Colimemproduksi macam – macam fimbria atau pili yang berbeda, banyak
macamnya pada struktur dan speksitifitas antigen, antara lain filamentus, proteinaceus,
seperti rambut appendages di sekeliling sel dalam variasi jumlah. Fimbria merupakan
rangkaian hidrofobik dan mempunyai pengaruh panas atau organ spesifik yang bersifat
adhesi. Hal itu merupakan faktor virulensi yang penting.

E. Coli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik, mempunyai tipe
metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah
keadaan anaerob.pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 370 C pada media yang
mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan nitrogen. E. Coli memfermentasikan
laktosa dan memproduksi indol yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri pada
makanan dan air. E. coliberbentuk besar (2-3 mm), circular, konveks dan koloni tidak
berpigemn pada nutrient dan media darah. E. Coli dapat bertahan hingga suhu 600C selama
15 menit atau pada 550C selama 60 menit.
2. 4 KLASIFIKASI
Berdasarkan taksonomi bakteri Ecsherichia coli termasuk dalam:

1)
Superdomain : Phylogenetica
2)
Filum : Proterobacteria
3)
Kelas : Gamma Proteobacteria
4)
Ordo : Enterobacteriales
5)
Family : Enterobacteriaceae
6)
Genus : Escherichia
7)
Species: Escherichia coli
2.5 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
a) Kekurangan
Kekurangan dari bakteri eschericia coli jika jumlahnya melebihi kapasitas maka akan
bersifat pathogen sehingga menyebabkan berbagai penyakit, yaitu:
1) diare akut
2) infeksi saluran kemih
3) kerusakan sel darah merah
4) gagal ginjal
b) Kelebihan
Selain dari kekurangan di atas E.Coli juga memiliki bebepa kelebihan.
Bakteri E.Coli bisa
dimanfaatkan
untuk
kesehatan
manusia.
Manfaat
dari
bakteri E.Coli antara lain adalah :
1) membantu tubuh untuk memprodukti vitamin K2
2) membunuh bakteri lain dalam saluran usus manusia
3) membantu saluran pencernaan dalam pembusukan sisa makanan
4) dimanfaatkan dalam teknologi rekayasa genetik karena pertumbuhannya yang sangt
cepat.
2.6 PATOGENESIS
a. ETEC (Enterotoxigenic Escherichia coli)
ETEC merupakan sebagian kecil dari spesies E. coli, yang sesuai dengan asal katanya,
menyebabkan sakit diare yang diderita oleh orang dari segala umur dari berbagai lokasi di
dunia. Organisme ini sering menyebabkan diare pada bayi di negara-negara kurang
berkembang dan pada para pengunjung dari negara-negara maju. Penyebab penyakit yang
mirip dengan kolera ini telah dikenali selama sekitar 20 tahun. Gastroenteritis merupakan
nama umum dari penyakit yang disebabkan oleh ETEC, walaupun penyakit ini sering juga
dijuluki travelers’ diarrhoea (diare pada orang yang melakukan perjalanan).

Gejala klinis yang paling sering terjadi dalam kasus infeksi ETEC antara lain diare berair,
kram perut, demam ringan, mual, dan rasa tidak enak badan. Dosis infektif—Penelitian pada
sukarelawan mengindikasikan bahwa diperlukan dosis ETEC yang relatif besar (100 juta
hingga 10 milyar bakteri) sehingga bakteri ini dapat membentuk koloni di dalam usus halus,
dapat berkembang biak dan dapat menghasilkan racun.
Racun yang dihasilkan bakteri ini merangsang sekresi cairan. Dengan dosis infektif
yang tinggi, diare dapat terjadi dalam 24 jam setelah infeksi. Untuk bayi, dosis infektif
organisme ini mungkin lebih sedikit.
b. EPEC (Enteropathogenic Escherichia coli)
EPEC didefinisikan sebagai E. coli yang termasuk serogroup yang secara epidemiologi
merupakan patogen, tetapi mekanisme virulensinya (cara bakteri ini menimbulkan penyakit)
tidak terkait dengan ekskresi/dihasilkannya enterotoxin E. coli yang khas. Diare bayi
( Infantile diarrhoea ) merupakan nama penyakit yang biasanya disebabkan oleh EPEC.
EPEC menyebabkan diare berair atau berdarah.
Diare berair umumnya disebabkan oleh perlekatan bakteri dan perubahan integritas
usus secara fisik. Diare berdarah disebabkan oleh perlekatan bakteri dan proses perusakan
jaringan yang akut, mungkin disebabkan oleh racun yang mirip dengan racun Shigella
dysenteriae,yang disebut juga verotoxin. Dalam kebanyakan strain-strain ini, racun yang
mirip dengan racun Shigella tersebut lebih berkaitan dengan keberadaan sel daripada ekskresi
dari sel. Dosis infektif — EPEC sangat mudah menginfeksi bayi dan dosis infektifnya diduga
sangat rendah.
Dalam beberapa kasus penyakit pada orang dewasa, dosis infektifnya diduga mirip
dengan penghuni usus besar (colonizer) yang lain (total dosis lebih dari 106 ).
c. EIEC (Enteroinvasive Escherichia coli)
Tidak diketahui makanan apa saja yang mungkin menjadi sumber jenis-jenis EIEC
patogenik yang menyebabkan penyakit disentri (bacillary dysentery). Enteroinvasive E.
coli (EIEC)/ E. coli penyerang saluran pencernaan dapat menyebabkan penyakit yang dikenal
sebagai bacillary dysentery (disentri yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang). Jenisjenis EIEC yang menyebabkan penyakit ini berhubungan dekat dengan Shigella spp.
Setelah masuk ke dalam saluran pencernaan, organisme EIEC menyerang sel epithel
(sel-sel pada permukaan dinding usus bagian dalam), dan menimbulkan gejala disentri
ringan, yang sering salah didiagnosa sebagai disentri yang disebabkan oleh jenis Shigella .
Penyakit ini ditandai adanya lendir dan darah dalam kotoran individu yang terinfeksi. Dosis
infektif – Dosis infektif EIEC diduga hanya sekitar 10 organisme (sama dengan Shigella ).
d. EHEC (Enterohemorrhagic Escherichia coli)
EHEC berkaitan dengan konsumsi daging, buah, sayuran yang tercemar, khususnya di
negara berkembang. Pangan asal hewan yang sering terkait dengan wabah EHEC di Amerika
Serikat, Eropa, dan Kanada adalah daging sapi giling (ground beef). Selain itu, daging babi,
daging ayam, daging domba, dan susu segar (mentah). Serotipe utama yang berkaitan dengan
EHEC adalah E. coli O157:H7, yang pertama kali dilaporkan sebagai penyebab wabah
foodborne disease pada tahun 1982-1983.
EHEC ini menghasilkan Shiga-like toxins sehingga disebut pula sebagaiShiga Toxin
Producing E. coli (STEC). Shiga toxin ini mematikan sel vero, sehingga disebut
pula Verotoxin-Producing E. coli (VTEC). Bakteri ini umumnya tinggal di usus hewan,
khususnya sapi, tanpa menimbulkan gejala penyakit. Bakteri ini juga dapat diisolasi dari feses
ayam, kambing, domba, babi, anjing, kucing, dan sea gulls. Infeksi EHEC sering

menimbulkan diare berdarah yang parah dan kram bagian perut, namun kadang tidak
menimbulkan diare berdarah atau tanpa gejala sama sekali.
Pada anak di bawah umur 5 tahun dan orang tua sering menimbulkan komplikasi yang
disebut Hemolytic Uremic Syndrome (HUS), yang ditandai dengan rusaknya sel darah merah
dan kegagalan ginjal. Kira-kira 2-7% infeksi EHEC mengarah ke HUS. Di Amerika Serikat,
anak-anak yang mengalami kegagalan ginjal akut banyak disebabkan oleh HUS akibat
EHEC. Infeksi EHEC ini dapat juga menimbulkan kematian, khususnya pada anak-anak dan
orang tua, berkaitan dengan timbulnya Hemorrhagic Colitis (HC), HUS, danthrombotic
thrombocytopenic purpura.
e. EAEC (Enteroaggregative Escherichia coli)
EAEC telah ditemukan di beberapa negara di dunia ini. Transmisinya dapat foodborne maupun water-borne. Patogenitas EAEC terjadi karena kuman melekat rapat-rapat
pada bagian mukosa intestinal sehingga menimbulkan gangguan. Mekanisme terjadinya diare
yang disebabkan oleh EAEC belum jelas diketahui, tetapi diperkirakan menghasilkan
sitotoksin yang menyebabkan terjadinya diare. Beberapa strain EAEC memiliki serotipe
seperti EPEC. EAEC menyebabkan diare berair pada anak-anak dan dapat berlanjut menjadi
diare persisten. Masa inkubasi diperkirakan kurang lebih 20 – 48 jam.
f. DAEC (Diffuse-Adherence Escherichia coli)
Nama ini diberi berdasarkan ciri khas pola perekatan bakteri ini dengan sel-sel HEP-2
dalam kultur jaringan. DAEC adalah kategori E. coli penyebab diare yang paling sedikit
diketahui sifat-sifatnya. Namun demikian data dari berbagai penelitian epidemiologi di
lapangan terhadap diare pada anak-anak di negara-negara berkembang menemukan DAEC
secara bermakna sebagai penyebab diare yang umum ditemukan dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Sedangkan studi lain gagal menemukan perbedaan ini.
Namun bukti-bukti awal menunjukkan bahwa DAEC lebih patogenik pada anak
prasekolah dibandingkan dengan pada bayi dan anak di bawah tiga tahun (Batita). Pada
penelitian lain ada strain DAEC yang dicobakan pada sukarelawan tidak berhasil
menimbulkan diare dan belum pernah ditemukan adanya KLB (Kejadian Luar Biasa) diare
yang disebabkan oleh DAEC. Sampai saat ini belum diketahui reservoir bagi DAEC, begitu
pula belum diketahui cara-cara penularan dan faktor risiko serta masa penularan DAEC.
2.7
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung. Metode
MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji konfirmasi (confirmed
test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama,
keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan. Uji ini
mendeteksi sifat fermentatif Coliformdalam sampel (Lim, 1998).
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada pengenceran
dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung larutan hasil pengenceran tersebut
mengandung satu sel jasad renik. Beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari satu sel,
sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian setelah inkubasi
diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif
sedang tabung lainnya negatif. Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah
mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh
berbentuk padat dengan melakukan pengenceran terlebih dahulu (Fardiaz, 1996).

Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan coliform
sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah coliform dalam sampel yang diuji. Uji positif
akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk
menentukan jumlah Coliformdalam sampel (Pakadang, 2010).
Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh
yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan
terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode MPN digunakan
medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah
tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan
waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung durham) yang diletakkan
pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas. Untuk setiap pengenceran pada
umumnya digunakan tiga atau lima seri tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan
menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi, tetapi alat gelas yang digunakan juga lebih
banyak (Fardiaz, 1996).
Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam wadah
berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu
tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau
terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini
digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2 dan 10-3. Kemudian dari hasil
perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya
maka digunakan rumus (Gobel, 2008).
Tabel yang digunakan untuk menentukan nilai MPN dari tiga seri tabung berbeda
dengan tabel lima seri tabung. Kombinasi yang dipilih mulai dari pengenceran tertinggi yagn
masih menghasilkan semua tabung positif sedangkan pada pengenceran yang berikutnya ada
tabung yang negatif. Kombinasi yang diambil terdiri dari tiga pengenceran. Jika pada
pengenceran yang keempat atau seterusnya masih diketemukan tabung yang hasilnya positif,
maka jumlah tabung yang positif tersebut harus ditambahkan pada angka kombinasi yang
ketiga sampai mencapai jumlah maksimum (Volk, 1993).
Beberapa jenis bakteri selain Coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga
diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanyaColiform dengan
bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji
konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciriciri Coliform seperti, berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora. Output metode MPN
adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit
pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN
juda diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya
per 100 mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga
pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Lim,
1998).
Uji penduga merupakan uji positif untuk menentukan bakteri Coliform. Media yang
digunakan ialah media Lactose Broth. Bakteri dapat menggunakan laktosa sebagai sumber
karbon, namun ada pula sebagian bakteri enteric yang tidak dapat melakukannya. Kaldu

laktosa mengandung surface tension depressant yang menekan pertumbuhan bakteri gram
positif dan memacu bakteri gram negatif terutama bakteri Coliform. Hasil uji penguat yang
positif meragukan menyatakan bahwa sampel air tidak layak untuk diminum. Uji penguat
memerlukan media selektif dan diferensial seperti Eosin-Biru Metilenatau ENDO agar yang
akan diinokulasi dari tabung laktosa yang positif. Uji pelengkap, uji ini merupakan tahap
akhir analisis bakteri dari contoh air. Uji pelengkap dilakukan dengan pewarnaan gram (Volk,
1993
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh
(growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-forming unit) dalam sampel. Namun, pada
umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang
digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g
dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya
mengandung 10 coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut
makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan
95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai
MPN tertinggi
A. Bakteri Coliform.
Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih
tepatnya,
sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran
bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah
koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi
Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain.
Contoh bakteri coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, coliform
adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin
baik.
Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin
kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya
untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada dalam tinja
manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme
yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri coliform (E. coli), Enterococcus faecalis,
Clostridium sp. Di Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah E. coli.
Terdapatnya bakteri coliform dalam air minum dapat menjadi indikasi kemungkinan besar
adanya organisme patogen lainnya. Bakteri coliform dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu faecal
coliform dan non-faecal coliform. E. coli adalah bagian dari faecal coliform. Keberadaan E.
coli dalam air dapat menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja. E. coli digunakan
sebagai indikator pemeriksaan kualitas bakteriologis secara universal dalam analisis dengan
alasan; a) E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia (sebagai
flora normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah terkontaminasi dengan tinja
manusia atau hewan; jarang sekali ditemukan dalam air dengan kualitas kebersihan yang
tinggi, b) E. coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika pemeriksaan
dilakukan dengan benar, c) Bila dalam air tersebut ditemukan E. coli, maka air tersebut
dianggap berbahaya bagi penggunaan domestik, d) Ada kemungkinan bakteri enterik patogen
yang lain dapat ditemukan bersama-sama dengan E. coli dalam air tersebut.
Bakteri pembusuk ini dimasukkan ke dalam golongan bakteri Coliform, salah satu yang
termasuk didalamnya adalah Escherichia coli. Bakteri coliform ini menghasilkan zat
ethionine yang pada penelitian menyebabkan kanker. Bakteri-bakteri pembusuk ini juga

memproduksi bermacam-macam racun seperti Indole, skatole yang dapat menimbulkan
penyakit bila berlebih didalam tubuh .
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas air minum.
Kelompok bakteri coliform terdiri atas Eschericia coli, Enterobacter aerogenes, Citrobacter
fruendii, dan bakteri lainnya. Meskipun jenis bakteri ini tidak menimbulkan penyakit tertentu
secara langsung, keberadaannya di dalam air minum menunjukkan tingkat sanitasi rendah.
Oleh karena itu, air minum harus bebas dari semua jenis coliform. Semakin tinggi tingkat
kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen
lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri patogenyang kemungkinan terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah
panas-adalah Shigella, yaitu mikroba penyebab gejala diare, deman, kram perut, dan muntahmuntah.
Jenis bakteri coliform tertentu, misalnya E coli O:157:H7, bersifat patogen dan juga dapat
menyebabkan diare atau diare berdarah, kram perut, mual, dan rasa tidak enak badan.
B. Prosedur Analisa.
a. Uji Penduga (Presumptive test)
Uji kualitas air ini menggunakan air sampel. Masing-masing sampel air ini disiapkan
sebanyak 500 ml untuk kemudian dibuat 3 seri larutan perlakuan. Untuk larutan seri pertama,
sampel air dipipet sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi berisi medium
LBG 10 mL yang telah berisi tabung durham. Sedangkan larutan seri kedua berupa 1 mL
sampel air yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi medium LBT 5 mL yang
didalamnya juga mengandung tabung durham. Larutan yang terakhir adalah larutan seri
ketiga yang dibuat dengan mencampur 0,1 mL sampel air dalam 5 mL LBT di dalam tabung
reaksi berisi tabung durham. Ketiga seri larutan uji ini kemudian diinkubasi pada suhu 35370C selama 24 jam. Setelah masa inkubasi selesai, diamati tabung yang membentuk
gelembung gas. Adanya gelembung ini menunjukkan hasil reaksi positif sehingga dapat
diperlakukan untuk uji selanjutnya. Tabung yang belum menunjukkan reaksi positif
diinkubasi lagi selama 24 jam pada suhu 350C selama 24 jam. Jika setelah masa inkubasi
kedua ini ditemukan adanya gas, maka dilakukan uji yang selanjutnya. Namun apabila tetap
tidak terbentuk gas, maka hasilnya dianggap negatif dan tidak perlu dilakukan uji lanjutan.
Uji postif juga ditunjukan dengan terjadinya perubahan warna medium yaitu dari merah
menjadi kuning atau oranye.
b. Uji Penguat (Confirmed Test)
Uji penguat dilakukan dengan menginokulasikan satu oose biakan dari tabung yang
memberikan hasil uji positif ke media agar EMB (Eosin Methylene Blue). Selanjutnya cawan
petri diinkubasi pada suhu 37?C selama 24 jam, kemudian diamati koloni bakteri yang
tumbuh. Koloni bakteri yang berwarna hijau metalik menunjukkan koloni bakteri koliform.
Selain itu, uji penguat juga dilakukan dengan menginokulasikan 1 mL biakan dari tabung
yang memberikan hasil uji positif pada uji penduga ke media BGBL (Brilliant Green Bile
Lactose). Tabung berisi media dan biakan tersebut diinkubasi pada suhu 37 dan 44?C selama
24 jam, kemudian diamati perubahan warna yang terjadi dan gas yang terbentuk.
c. Uji Pelengkap (Completed Test)

Uji pelengkap dilakukan apabila terdapat hasil positif dari uji penguat, yaitu terdapat
koloni bakteri yang berwarna hijau metalik pada media EMB. Koloni tersebut selanjutnya
diuji pewarnaan Gram, diinokulasikan ke media LBT dan diinokulasikan ke media NA
(Nutrient Agar) miring. Biakan yang diinokulasikan ke dalam media LBT dan NA
selanjutnya diinkubasi pada suhu 37?C selama 24 jam. Kemudian diamati perubahan warna
dan gas yang terbentuk pada tabung berisi media LBT dan biakan.
d. Hasil
Dalam metoda ini yaitu menghitung jumlah mikroba dengan menggunakan medium cair
dalam tabung reaksi yang pada umumnya setiap pengenceran menggunakan 3 atau 5 seri
tabung dan perhitungan yang dilakukan merupakan tahap pendekatan secara statisitik. Media
yang digunakan adalah:
d.1 BGLB (Brillian Green Lactosa Bile)
Dalam uji MPN berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan flora mikroba yang tidak
diharapkan. Media BGLB merupakan media yang akan berwarna hijau metalik jika terdapat
reaksi fermen dengan media. Warna ini berasal dari adanya koloni koliform yang bereaksi
dengan BGLB. E. Coli merupakan bakteri fermentasi, seringkali menghasilkan warna hijau
metalik mengkilap. Bakteri yang menfermentasi dengan lambat akan menghasilkan koloni
berwarna merah muda. Brilliant green Lactose Bile Broth, dibuat dari :Peptone 10 g, Lactose
10 g, Oxgall 20 g Brilliant green 0,0133 g, Aquades 1 liter. arutkan Peptone dan Lactose
dalam 500 ml Aquades. Tambahkan 20 gram Oxgall dalam 200 ml Aquades. Atur pH 7,0-7,5.
Aduk dan tambahkan Aquades hingga 975 ml. Atur pH 7,4 tambahkan 13,3 ml 0,1 %
Brilliant green. Tepatkan hingga 1 liter. Pipet ke dalam tabungtabung yang berisi tabung
durham. Sterilisasi selama 15 menit pada suhu 121oC. Media ini tersedia secara komersial.
d.2 Media Endo Agar.
Adalah media kultur selektif dan diferensial untuk mendeteksi keberadaan bakteri koliform
fekal dan mikroorganisme lainnya. Selektivitas media endo agar tersusun atas sodium sulfate
atau kombinasi basic fuchsin, yang menghasilkan suspensi mikroorganisme gram positif.
Bakteri koliform memfermentasi laktosa, menghasilkan koloni berwarna merah muda hingga
warna merah seperti bunga mawar serta berbagai pewarnaan yang mirip. Koloni organisme
yang tidak memfremnetasi laktosa tidak berwarna sehingga tampak kontras dengan latar
media yang berwarna merah muda. Berdasarkan gambar hasil praktikum diatas, diketahui
bahwa rata-rata air sumur bor, air sumur biasa dan air kolam mengandung bakteri koliform.

BAB III
PENUTUP

3.2 KESIMPULAN
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa coliform merupakan indicator dari
pencemaran air. Uji coliform dapat dilakukan untuk mengetahui air tercemar oleh bakteri atau
tidak uji coliform dilakukan dengan metode MPN hasil yang diperoleh dibandingkan dengan
table MPN
Escherichia Coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman, Theodor
Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi hewan. Pada 1885, beliau
menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri coli (Escherich 1885) dengan
membangun segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan.
Eschericia coli merupakan bakteri penyebab penyakit yang mudah ditemui di
Indonesia. Yaitu merupakan salah penyebab penyakit diare. Namun selain itu bakteri
eschericia coli juga memiliki manfaat bagi kehidupan dunia kesehatan yaitu sebagai bahan
utama dalam pembuatan obat.

3.3 SARAN
Sebagai mahasiswa kesehatan lingkungan sudah sepantasnya kita memahami dan
mengerti berbagai hal mengenai penyakit – penyakit yang sering di temui pada masyarakat
sehingga kita mampu memberikan berbagai pengarahan untuk terhindar dari penyakit –
penyakit menular seperti diare yang disebabkan oleh e.coli dan mengetahui metode MPN.

DAFTAR PUSTAKA
http://redpoll.pharmacy.ualberta.ca/CCDB/cgi-bin/STAT_NEW.cgi

http://dewiwulans.blogspot.co.id/2014/09/makalah-mpn-koliform.html
http://bloomadailmu.blogspot.co.id/2014/04/uji-kualitas-air-menggunakan-metode
mpn.htmlhttp://lorpatongpelem.blogspot.co.id/2012/01/laporan-pemeriksaan-mpn.html