Pengaruh Struktur Modal dan Karakteristi

FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 13-18

13

Pengaruh Struktur Modal dan Karakteristik Perusahaan
Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan
Nony Kezia Marchyta dan Dewi Astuti
Program Studi Manajemen, Program Manajemen Keuangan
Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: nonykezia@gmail.com ; dewi@peter.petra.ac.id
Abstrak—Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
struktur modal dan karakteristik perusahaan terhadap profitabilitas
dan nilai perusahaan. Metode yang digunakan yaitu regresi linear
berganda dengan data panel. Pengujian regresi dilakukan sebanyak
dua kali dengan membandingkan sebelum dan sesudah adanya firm
growth sebagai variabel kontrol. Data yang digunakan yaitu
perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2005-2013. Dikarenakan mengalami multikolinearitas,
maka variabel debt to asset ratio dihilangkan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hutang jangka panjang

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan total hutang
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Karakteristik
perusahaan yang diukur dengan firm size berpengaruh positif
signifikan terhadap profitabilitas maupun nilai perusahaan, tetapi
likuiditas tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Firm growth
sendiri menunjukkan pengaruh tidak signifikan baik terhadap
profitabilitas maupun nilai perusahaan, yang mengindikasikan
variabel kontrol yang digunakan kurang baik.
Kata Kunci—Karakteristik Perusahaan, Nilai Perusahaan,
Profitabilitas, Struktur Modal
Abstract—The objective of this study is to understand the
influence between capital structure and firm characteristic to
profitability and firm value. Multiple Regression with panel data
was used in this study. Multiple Regression was applied in twice
by comparing before and after the use of firm growth as control
variabel. The study only used data from the manufacturing
companies listed in IDX from 2005 to 2013. Because of
multicollinearity problems exist, the debt to asset ratio was
removed. The results indicate that long-term debt has significant
effect on the profitability and total debt has significant effect on

the firm value of these firms. Firm characteristic as measured by
firm size has significant positive effect, however liquidity indicate
insignificant influence with profitability and firm value. Firm
growth shows insignificant effect with profitability and firm value,
which indicated that the control variable used in the study was
poor.
Keywords— Capital
Profitability, Firm Value

Structure,

Firm

Characteristic,

1. PENDAHULUAN
Pengembangan dan keberlangsungan perusahaan jangka
panjang menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan dalam
upaya mempertahankan eksistensi perusahaan pada
persaingan di era globalisasi. Upaya peningkatan maupun

perbaikan
yang
berkelanjutan
diperlukan
untuk
meningkatkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu,
diperlukan adanya pertimbangan yang tepat dalam
pengelolaan pendanaan jangka panjang untuk mendukung
jenis investasi jangka panjang yang telah dipilih, yang
disebut keputusan struktur modal.
Struktur modal merupakan kombinasi spesifik antara

hutang dan ekuitas yang digunakan untuk memaksimalkan
nilai perusahaan dengan memilih biaya modal yang rendah
(Abor, 2005). Dalam pengambilan keputusan penentuan
struktur modal akan dipengaruhi oleh karakteristik
perusahaan. Karakteristik perusahaan dapat diukur dengan
berbagai indikator, seperti biaya hutang, biaya keagenan,
risiko bisnis, ukuran perusahaan, kebijakan dividen,
profitabilitas, likuiditas, dan kepemilikan institusional

(Eriotis, 2007). Dalam penelitian ini akan digunakan ukuran
perusahaan dan likuiditas perusahaan sebagai indikator
karakteristik perusahaan. Penelitian ini juga menggunakan
variabel kontrol yaitu firm growth. Struktur modal dan
karakteristik
perusahaan
secara
tidak
langsung
mempengaruhi kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat
diukur dengan Tobin’s Q dan rasio profitabilitas.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaanperusahaan manufaktur pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2005-2013. Industri manufaktur merupakan industri
yang memiliki karakteristik padat modal, yang
membutuhkan pendanaan yang besar/capital intensive,
sehingga cenderung memanfaatkan hutang sebagai alternatif
pendanaan. Periode observasi penelitian yang dipilih yaitu
tahun 2005 hingga 2013 untuk dapat memberikan hasil
pengamatan yang lebih efisien dan mencakup kondisi
ekonomi global.

2. TEORI PENUNJANG
Konsep struktur modal berkaitan erat dengan leverage
atau pengukuran rasio hutang (Rajan & Zingales, 1995),
karena jumlah leverage pada struktur modal perusahaan
akan mempengaruhi nilai perusahaan. Mustapha, Ismail, dan
Minai (2011) menjelaskan bahwa leverage dapat diukur
dengan rasio hutang yang mencerminkan total hutang, baik
dalam jangka pendek atau jangka panjang. Teori yang
dianggap relevan untuk mendukung penentuan keputusan
struktur modal, antara lain :
1.Trade-off Theory
Trade-off theory dicetuskan oleh Kraus & Litzenberger
(1973) yang menekankan pada keseimbangan antara manfaat
penggunaan hutang melalui penghematan pajak dan biaya
kebangkrutan yang ditimbulkan akibat penggunaan hutang
sebagai upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan (dalam
Sudana, 2011).
2.Pecking Order Theory
Pecking order theory merupakan teori yang menjelaskan
adanya hirarki pendanaan yang dilakukan perusahaan yaitu

pertama kali menggunakan pendanaan internal, kemudian
jika diperlukan akan menggunakan pendanaan eksternal.

FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 13-18
3.Agency Theory
Agency theory mengasumsikan bahwa manajer sebagai agen
perusahaan (Jensen & Meckling, 1976). Konflik potensial
antara manajer dan pemegang saham yang terjadi dapat
diminimalisasi, tetapi akan membutuhkan biaya yang dikenal
sebagai agency cost. Penggunaan hutang dapat mengurangi
agency cost tersebut.
Menurut Pandey (2001) ukuran perusahaan dapat
diklasifikasikan sebagai karakteristik perusahaan dan
dipertimbangkan sebagai variabel penjelas yang potensial
dalam membedakan penentuan penggunaan hutang diantara
perusahaan (Eriotis, 2007). Dalam penelitian ini,
karakteristik perusahaan diukur menggunakan firm size
(ukuran perusahaan) yaitu logaritma natural dari penjualan
(Raheman, Zulfiqar, & Mustafa, 2007). Rasio likuiditas
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

memenuhi hutang jangka pendek tepat pada waktunya.
Terdapat tiga rasio yang dapat digunakan untuk mengukur
likuiditas perusahaan menurut Kajananthan dan Achchuthan
(Kajananthan & Achchuthan, 2013), yakni current ratio,
quick ratio , dan liquid ratio. Dalam penelitian ini digunakan
current ratio untuk mengukur likuiditas perusahaan.
Tingkat pertumbuhan perusahaan menggambarkan
produktivitas perusahaan dan merupakan harapan internal
(manajemen) dan eksternal (investor dan kreditor)
perusahaan. Dalam penelitian ini, firm growth diukur dari
persentase perubahan total asset tahun yang diteliti dan
tahun sebelumnya (Mohamad & Abdullah, 2012).
Definisi profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode waktu tertentu. Mohamad
& Abdullah (2012) mengidentifikasi bahwa terdapat tiga
rasio profitabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur
kinerja perusahaan antara lain return on equity (ROE),
return on asset (ROA), dan return on capital (ROC).
Nilai perusahaan didefinisikan investor sebagai tingkat
keberhasilan perusahaan yang dikaitkan dengan harga saham

(Sujoko & Soebiantoro, 2007). Tobin’s Q dipakai sebagai
indikator untuk mengukur nilai suatu perusahaan yang tidak
hanya memberikan gambaran pada aspek fundamental, tetapi
juga memberikan gambaran sejauh mana pasar menilai
perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak luar
termasuk investor (Hastuti, 2005).
Setiap variabel memiliki pengaruh dengan variabel
lainnya yang didasarkan atas penelitian terdahulu.
1. Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas dan Nilai
Perusahaan
Menurut pecking order theory terdapat pengaruh negatif
antara profitabilitas dan penggunaan hutang, sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Pandey (2001). Tradeoff theory menyatakan jika posisi struktur modal berada di
bawah titik optimal maka setiap peningkatan hutang dalam
komponen pendanaan akan meningkatkan nilai
perusahaan. Sebaliknya, jika posisi struktur modal berada
di atas titik optimal maka setiap peningkatan hutang dalam
komponen pendanaan akan menurunkan nilai perusahaan.
2. Pengaruh Firm Size terhadap Profitabilitas dan Nilai
Perusahaan

Dalam penelitian yang dilakukan Raheman, Zulfiqar, &
Mustafa (2007), menunjukkan terdapat pengaruh positif
antara firm size terhadap profitabilitas perusahaan, yang
berarti semakin meningkat ukuran suatu perusahaan akan
semakin meningkatkan profitabilitasnya. Cheng, Liu, &
Chien (2010) juga menunjukkan bahwa pertumbuhan

14
penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Firm size, yang diukur dengan logaritma
natural penjualan, yang besar dapat merefleksikan tingkat
profit dimasa mendatang.
3. Pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas dan Nilai
Perusahaan
Eljelly (2004) menemukan adanya pengaruh signifikan
dan negatif antara profitabilitas dan likuiditas yang diukur
dengan menggunakan current ratio. Perusahaan dengan
current ratio yang tinggi akan memiliki tingkat
profitabilitas yang rendah. Wang (2002) menemukan
bahwa perusahaan Jepang dan Taiwan yang memiliki nilai

perusahaan yang tinggi akan memiliki investasi modal
kerja yang rendah dibandingkan dengan perusahaan yang
memiliki nilai perusahaan yang tinggi.
4. Pengaruh Firm Growth terhadap Profitabilitas dan Nilai
Perusahaan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mohamad &
Abdullah (2012), menunjukkan pengaruh positif antara
firm growth terhadap Return on Asset dan Return on
Equity, sedangkan pengaruh positif dan tidak signifikan
antara firm growth dan Return on Capital. Menurut hasil
penelitian yang dilakukan Hariyanto & Juniarti (2014),
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara firm
growth dan nilai perusahaan (Tobin’s Q), yang
menunjukkan bahwa semakin besar total asset perusahaan,
maka perusahaan tersebut semakin berkembang dan dapat
memberikan return yang yang lebih pasti kepada investor.
Berikut ini merupakan kerangka berpikir dalam penelitian
ini :

Gambar 1. Kerangka Berpikir


Berdasarkan teori penunjang, hipotesis dalam penelitian ini
yaitu :
1. Struktur modal, ukuran perusahaan, dan likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap return on equity.
2. Struktur modal, ukuran perusahaan, dan likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap return on asset.
3. Struktur modal, ukuran perusahaan, dan likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap return on capital.
4. Struktur modal, ukuran perusahaan, dan likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Apabila menggunakan variabel kontrol, pertumbuhan
perusahaan (firm growth), maka hipotesis penelitian yang akan
diperoleh yaitu :
5. Struktur modal, ukuran perusahaan, likuiditas, dan
pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
return on equity.
6. Struktur modal, ukuran perusahaan, likuiditas, dan

FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 13-18

15

pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
return on asset.
7. Struktur modal, ukuran perusahaan, likuiditas, dan
pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
return on capital.
8. Struktur modal, ukuran perusahaan, likuiditas, dan
pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan peneliti yaitu penelitian
kuantitatif dan menurut tujuannya, penelitian ini tergolong
penelitian kausal. Penelitian ini menggunakan data sekunder
dengan populasi perusahaan yang sahamnya terdaftar pada
BEI tahun 2005-2013 dan termasuk dalam kelompok
industri manufaktur, karena industri manufaktur merupakan
kelompok terbesar dibandingkan dengan kelompok industri
yang lain dan tergolong capital intensive. Data laporan
keuangan tahunan diperoleh dari laboratorium Osiris
sedangkan data harga saham berasal dari ICMD (Indonesian
Capital Market Directory) atau finance.yahoo . Metode
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu judgement sampling dengan sampel terpilih yaitu
sebanyak 17 perusahaan dengan 153 periode observasi.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah komponen struktur modal dan karakteristik
perusahaan. Struktur modal yang digunakan antara lain debt
to asset ratio (DTAR), debt to equity ratio (DTER), longterm debt to total asset (LTTA), dan short-term debt to total
asset (STTA). Sedangkan ukuran perusahaan (firm size) dan
likuiditas (current ratio) merupakan indikator karakteristik
perusahaan. Penelitian ini juga menggunakan variabel
kontrol firm growth (FG). Berikut ini merupakan indikator
empirik variabel independen dalam penelitian :
(1)
1.
2.

(2)

3.

(3)

4.

(4)

5.
6.

(5)
(6)

7.
(7)
Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu profitabilitas
dan nilai perusahaan. Profitabilitas diukur dengan return on
asset (ROA), return on equity (ROE), dan return on capital
(ROC), sedangkan nilai perusahaan diukur dengan Tobin’s
Q (Q). Berikut ini merupakan indikator empirik variabel
dependen dalam penelitian :
(8)
8.
9.

(9)

10.

(10)

11.

(11)

Dalam penelitian ini digunakan regresi linier berganda
dengan data panel yang terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi klasik agar model persamaan regresi linear
memberikan hasil yang representatif sesuai kriteria BLUE

(Best, Linear, Unbiased, Estimated ). Kemudian dipilih
model terbaik dengan uji F atau uji Chow yang digunakan
untuk memilih model teknik dengan model pendekatan
Pooled Least Square (PLS) atau Fixed Effect (FEM) dan
Hausman Test untuk memilih antara model Fixed Effect
(FEM) atau random effect (REM). Pengujian hipotesis
secara parsial (uji t) dan bersama-sama (uji F) juga
dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan kekuatan dan
pengaruh variabel independen terhadap variabel variabel
dependen. Variabel independen dalam penelitian ini
diundur satu periode / lag 1, dengan mempertimbangkan
bahwa struktur modal dan karakteristik perusahaan tidak
secara langsung berpengaruh terhadap profitabilitas dan
nilai perusahaan, sesuai dengan pandangan Barbosa &
Louri (2003).
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinearitas,
uji
heteroskedastisitas
dan
uji
autokorelasi. Uji normalitas menggunakan uji KolmogorovSmirnov dengan melihat nilai residualnya. Dari pengujian ini
terlihat residual seluruh variabel berdistribusi normal dengan
nilai signifikansi lebih dari 5%. Pengujian multikolinearitas
dengan metode collinearity statistics dengan melihat nilai
tolerance serta variance inflation factor (VIF). Karena
ditemukan adanya multikolinearitas, maka dilakukan
penyembuhan dengan menghilangkan variabel DTAR. Uji
heteroskedastisitas
dilakukan
dengan
uji
white
heteroscedasticity,
karena
terdapat
masalah
heteroskedastisitas dilakukan transformasi data dengan
merubah current ratio dan Tobin’s Q dalam bentuk nilai
logaritmanya. Uji ada atau tidaknya autokorelasi dalam
penelitian ini dilakukan dengan Durbin-Watson Test (DW),
disimpulkan terjadi autokorelasi positif. Namun, masalah
autokorelasi umumnya akan hilang dengan sendirinya,
sehingga tidak perlu dihilangkan (Gujarati, 2004).
Setelah memastikan 8 persamaan regresi telah memenuhi
kriteria asumsi klasik dengan pemilihan model yang terbaik,
berikut ini merupakan hasil regresi berganda dengan data
panel :
1. Hasil regresi tanpa firm growth sebagai variabel kontrol.
a. Persamaan 1 dengan variabel dependen ROE
ROE(it) = -1,265951 – 0,004643 DTER(it-1) – 0,018397LTTA(it-1) +
0,177609 STTA(it-1) + 0,049967FS(it-1) – 0,004867 CR(it-1) + e (12)

b. Persamaan 2 dengan variabel dependen ROA

ROA(it) = -0,727270 + 0,008670 DTER(it-1) – 0,172857 LTTA(it-1) –
0,006054 STTA(it-1) + 0,030581 FS(it-1) – 0,003781 CR(it-1) + e (13)

c. Persamaan 3 dengan variabel dependen ROC

ROC(it) = -0,606071 – 0,001750 DTER(it-1) –0,042696 LTTA(it-1) +
0,079715 STTA(it-1) + 0,024282 FS(it-1) – 0,003364 CR(it-1) + e (14)

d. Persamaan 4 dengan variabel dependen Tobin’s Q

LOGQ(it)= -2,372071 + 0,091203 DTER(it-1) – 0,538268 LTTA(it-1) –
0,610354 STTA(it-1) + 0,096835 FS(it-1) – 0,104727 LOGCR(it-1) + e (15)

2. Hasil regresi dengan firm growth sebagai variabel kontrol.
a. Persamaan 1 dengan variabel dependen ROE

ROE(it) = -1,171779 – 0,004627 DTER(it-1) – 0,017028 LTTA(it-1) +
0,160145 STTA(it-1) + 0,046540 FS(it-1) – 0,004605 CR(it-1) +
0,029651 FG(it-1) + e
(16)

b. Persamaan 2 dengan variabel dependen ROA

ROA(it) = -0,646680 + 0,008683 DTER(it-1) – 0,171686 LTTA(it-1) –
0,020999 STTA(it-1) + 0,027648 FS(it-1) – 0,003556 CR(it-1) +
0,025374 FG(it-1) + e
(17)

FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 13-18

16

c. Persamaan 3 dengan variabel dependen ROC

ROC(it) = -0,547182 – 0,001740 DTER(it-1) – 0,041840 LTTA(it-1) +
0,068795 STTA(it-1) + 0,022139 FS(it-1) – 0,003200 CR(it-1) +
0,018542 FG(it-1) + e
(18)

d. Persamaan 4 dengan variabel dependen Tobin’s Q

LOGQ(it) = -2,608252 + 0,086916 DTER(it-1) – 0,507858 LTTA(it-1) –
0,311215 STTA(it-1) + 0,102714 FS(it-1) – 0,133560LOGCR(it-1) –
0,000908 FG(it-1) + e
(19)

Kesimpulan hasil uji regresi dengan data panel dapat
dilihat melalui tabel berikut ini:
Tabel 1.
Hasil Uji Regresi Data Panel Tanpa Variabel Kontrol
Variable
C

1. FEM

2. FEM

3. FEM

4. REM

Coef.

Prob.

Coef.

Prob.

Coef.

Prob.

Coef.

Prob.

-1.266

0.0

-0.727

0.0

-0.606

0.0

-2.372

0.0

DTER

-0.005 0.769 0.009 0.436 -0.002 0.871 0.091 0.01*

LTTA

-0.018 0.859 -0.173 0.02* -0.043 0.548 -0.538 0.04*

STTA

0.178 0.118 -0.006 0.939 0.079 0.304 -0.610 0.03*

FS

0.049 0.00* 0.031 0.00* 0.024 0.00* 0.097 0.00*

CR

-0.005 0.208 -0.004 0.165 -0.003 0.203 -0.105 0.344

Adj.R2
0.574
0.680
Prob. F0,000
0,000
stat
Ket : * adalah variable signifikan

0.547

0.228

0,000

0,000

Tabel 2.
Hasil Uji Regresi Data Panel dengan Variabel Kontrol
Variable
C

5.FEM

6.FEM
Prob.

7.FEM
Coef.

Prob.

8.FEM

Coef.

Prob.

Coef.

-1.172

0.00

-0.647 0.002 -0.547 0.006 -2.608 0.000

Coef.

Prob.

DTER

-0.005 0.769 0.009 0.434 -0.002 0.872 0.087 0.02*

LTTA

-0.017 0.869 -0.172 0.02* -0.042 0.556 -0.508 0.069

STTA

0.160 0.162 -0.021 0.793 0.069 0.379 -0.311 0.349

FS

0.047 0.00* 0.028 0.00* 0.022 0.00* 0.103 0.00*

CR

-0.005 0.234 -0.004 0.191 -0.003 0.227 -0.134 0.284

FG
0.029 0.278 0.025 0.187
Adj.R2
0.575
0.682
Prob. F0,000
0,000
stat
Ket : * adalah variable signifikan

0.019 0.322 -0.001 0.989
0.547

0.702

0,000

0,000

Analisa pembahasan lebih lanjut terkait hasil uji hipotesis
sebagai berikut :
1. Pada hasil hipotesis persamaan 1 menunjukkan hasil
bahwa hanya variabel FS yang secara parsial berpengaruh
positif signifikan terhadap ROE. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin meningkat ukuran suatu perusahaan akan
semakin meningkatkan profitabilitasnya. Perusahaan yang
besar lebih memiliki tingkat profitabilitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Raheman, Zulfiqar, & Mustafa (2007). Hasil serupa juga
ditemukan oleh Pervan & Visic (2012) bahwa perusahaan
yang besar akan memiliki profitabilitas yang lebih tinggi
dikarenakan adanya market power, economic of scale , dan
market experience. Struktur modal yaitu DTER dan LTTA
berpengaruh negatif terhadap ROE, tetapi pengaruh
tersebut tidak signifikan. Sedangkan STTA berpengaruh
positif, tetapi pengaruh tersebut juga tidak signfikan.
Penyebab dari pengaruh tidak signifikan DTER, LTTA,
dan STTA terhadap ROE yaitu terdapat faktor-faktor lain

seperti faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan seperti kebijakan pemerintah,
keadaan pasar, kekuatan pasar, kondisi ekonomi, dan
keadaan politik. CR berpengaruh negatif terhadap
profitabilitas dan nilai perusahaan, tetapi pengaruh
tersebut tidak signifikan. Hasil ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Bolek (2013). Hasil uji F
menunjukkan bahwa keenam variabel independen
berpengaruh signifikan secara bersama-sama.
2. Pada hasil hipotesis persamaan 2 menunjukkan hasil
bahwa hanya variabel LTTA dan FS yang secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap ROA. Profitabilitas yang
diukur dengan proksi ROA melihat dari asset perusahaan,
yang menunjukkan kondisi internal perusahaan, adanya
pengaruh signifikan LTTA menunjukkan bahwa hutang
jangka panjang berpengaruh terhadap profitabilitas. LTTA
secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap
ROA. Pengaruh negatif dan signifikan antara LTTA
terhadap ROA menunjukkan bahwa perusahaan yang
memiliki profitabilitas yang tinggi memiliki penggunaan
hutang yang rendah, karena perusahaan tersebut memiliki
dana internal yang telah memadai. Hal ini sejalan dengan
pecking order theory. Mesquita & Lara (2003) juga
meneliti bahwa hutang jangka panjang berpengaruh
negatif terhadap profitabilitas. Struktur modal yaitu DTER
berpengaruh positif terhadap ROA, tetapi pengaruh
keduanya tidak signifikan. STTA berpengaruh negatif
terhadap ROA, tetapi pengaruh tersebut juga tidak
signifikan. CR berpengaruh negatif terhadap ROA, tetapi
pengaruh keduanya tidak signifikan. Hasil uji F
menunjukkan bahwa keenam variabel independen
berpengaruh signifikan secara bersama-sama.
3. Pada hasil hipotesis persamaan 3 menunjukkan hasil
bahwa variabel FS yang secara parsial berpengaruh positif
signifikan terhadap ROC. Hasil penelitian ini konsisten
dengan hipotesis pertama dalam penelitian. Struktur modal
yaitu DTER dan LTTA berpengaruh negatif terhadap
ROC, tetapi pengaruh tersebut tidak signifikan. STTA
berpengaruh positif terhadap ROC, tetapi pengaruh
tersebut juga tidak signifikan. CR berpengaruh negative
terhadap ROC, tetapi pengaruh keduanya tidak signifikan.
Hasil penelitian pada persamaan 3 ini sejalan dengan hasil
yang ditemukan pada persamaan pertama, dikarenakan
sifat kedua rasio ini yang hampir mirip yaitu sama-sama
mengukur keuntungan yang mampu diperoleh perusahaan
dengan modal dari shareholder (Weygandt, Kieso, &
Kimmel (2008). Hasil uji F menunjukkan bahwa keenam
variabel independen berpengaruh signifikan secara
bersama-sama.
4. Pada hasil hipotesis persamaan 4 menunjukkan hasil
bahwa variabel FS, LTTA, STTA, dan DTER secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan,
dengan nilai adjusted R-squared hanya sebesar 22,81%.
DTER yang menggambarkan hutang secara keseluruhan
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh positif ini menjelaskan bahwa ketika perusahaan
menggunakan jumlah hutang yang lebih besar
dibandingkan jumlah ekuitas, hal tersebut dapat
meminimumkan biaya modal secara keseluruhan, sehingga

FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 13-18
perusahaan dapat menikmati manfaat penghematan pajak
dari penggunaan hutang. Sedangkan LTTA dan STTA
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, yang
menunjukkan bahwa penambahan hutang dalam
komponen pendanaan akan meningkatkan risiko arus
pendapatan perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan tradeoff theory yang menekankan adanya keseimbangan (tradeoff) antara manfaat penghematan pajak dari bunga hutang
dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress cost)
yang ditimbulkan. FS berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan, menunjukkan bahwa
perusahaan besar akan dapat dengan mudah untuk
mengakses ke pasar modal. Hasil temuan dalam penelitian
ini juga konsisten dengan hasil penelitian Euis & Taswan
(2002) bahwa variabel firm size berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. CR berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan, tetapi pengaruh
keduanya tidak signifikan. Hasil uji F menunjukkan bahwa
keenam variabel independen berpengaruh signifikan
secara bersama-sama.
5. Pada hasil hipotesis persamaan 5 menunjukkan hasil
bahwa hanya variabel FS yang secara parsial berpengaruh
positif signifikan terhadap ROE. Struktur modal yaitu
DTER dan LTTA berpengaruh negatif terhadap ROE,
tetapi pengaruh keduanya tidak signifikan. STTA
berpengaruh positif terhadap ROE, tetapi pengaruh
tersebut juga tidak signifikan. CR berpengaruh negatif
terhadap ROE, tetapi pengaruh keduanya tidak signifikan.
FG berpengaruh positif terhadap ROE, tetapi pengaruh
tersebut tidak signifikan. Hasil uji F menunjukkan bahwa
ketujuh variabel independen berpengaruh signifikan
secara bersama-sama.
6. Pada hasil hipotesis persamaan 6 menunjukkan hasil
bahwa hanya variabel LTTA dan FS yang secara parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap
ROA.
LTTA
berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, sedangkan
FS berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Struktur
modal yaitu DTER berpengaruh positif terhadap ROA,
tetapi pengaruh keduanya tidak signifikan. STTA
berpengaruh negatif terhadap ROA, tetapi pengaruh
tersebut juga tidak signifikan. CR berpengaruh negatif
terhadap ROA, tetapi pengaruh keduanya tidak signifikan.
FG berpengaruh positif terhadap ROA, tetapi pengaruh
tersebut tidak signifikan. Hasil uji F menunjukkan bahwa
ketujuh variabel independen berpengaruh signifikan
secara bersama-sama.
7. Pada hasil hipotesis persamaan 7 menunjukkan hasil
bahwa hanya variabel FS yang secara parsial berpengaruh
positif signifikan terhadap ROC. Struktur modal yaitu
DTER dan LTTA berpengaruh negatif terhadap ROC,
tetapi pengaruh tersebut tidak signifikan. STTA
berpengaruh positif terhadap ROC, tetapi pengaruh
tersebut juga tidak signifikan. CR berpengaruh negatif
terhadap ROC, tetapi pengaruh keduanya tidak signifikan.
FG berpengaruh positif terhadap ROC, tetapi pengaruh
tersebut tidak signifikan. Hasil uji F menunjukkan bahwa
ketujuh variabel independen berpengaruh signifikan
secara bersama-sama.
8. Pada hasil hipotesis persamaan 8 menunjukkan hasil
bahwa hanya variabel FS dan DTER yang secara parsial

17
berpengaruh positif signifikan terhadap LOGQ, dengan
nilai adjusted R-squared sebesar 70,23%. Setelah adanya
variabel kontrol mengakibatkan LTTA dan STTA yang
semula berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
menjadi tidak signifikan. LTTA dan STTA berpengaruh
negatif terhadap LOGQ, dan pengaruh tersebut tidak
signifikan. CR berpengaruh negatif terhadap LOGQ, tetapi
pengaruh tersebut tidak signifikan. FG berpengaruh
negatif terhadap LOGQ, tetapi pengaruh tersebut tidak
signifikan. Hasil uji F menunjukkan bahwa keenam
variabel independen berpengaruh signifikan secara
bersama-sama.
Variabel kontrol firm growth tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas maupun nilai perusahaan. Penyebab
pengaruh tidak signifikan tersebut dikarenakan firm growth
yang diharapkan terus mengalami peningkatan pada sampel
penelitian ini nyatanya terdapat penurunan yang ditunjukkan
oleh adanya nilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa firm
growth bukanlah variabel kontrol yang baik dalam penelitian
ini.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Jika dilihat dari nilai adjusted R-squared persamaan
kedua yaitu sebesar 68,01% dan nilai adjusted R-squared
persamaan delapan yaitu sebesar 70,23% merupakan dua
nilai adjusted R-squared terbesar diantara seluruh
persamaan. Hal tersebut menunjukkan besarnya pengaruh
variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel
independen. Jika dilihat dari variabel yang berpengaruh
signifikan, hutang jangka panjang dan firm size berpengaruh
signifikan terhadap ROA, sedangkan hutang yang diukur
dengan debt to equity ratio dan firm size berpengaruh
signifikan terhadap Tobin’s Q. Setelah adanya penambahan
variabel kontrol mengakibatkan nilai adjusted R-squared
secara keseluruhan meningkat, walaupun peningkatan
tersebut tidak signifikan kecuali pada persamaan delapan
dengan variabel dependen nilai perusahaan. Namun, variabel
kontrol firm growth tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas maupun nilai perusahaan.
Sumbangsih hasil penelitian ini bagi perusahaan
manufaktur yaitu manajer perusahaan penting untuk
memperhatikan variabel determinan (total hutang, hutang
jangka panjang, hutang jangka pendek, likuiditas, ukuran
perusahaan, pertumbuhan perusahaan) yang merupakan
faktor fundamental perusahaan terkait perencanaan struktur
modalnya, khususnya yang memiliki pengaruh signifikan,
karena akan berpengaruh terhadap profitabilitas maupun
nilai perusahaan.
Penelitian ini hanya terbatas pada kajian empiris dengan
mempertimbangkan instrument-instrumen dalam laporan
keuangan saja, diharapkan dalam penelitian selanjutnya
dapat mempertimbangkan indikator ekonomi makro seperti
inflasi, pertumbuhan ekonomi, kebijakan pemerintah, dan
kondisi politik serta menambahkan variabel independen
yang dianggap relevan, memperpanjang periode observasi,
menambah sampel perusahaan, dan menambahkan variasi
lag dan mempertimbangkan digunakannya unbalanced panel
data .

FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 13-18
DAFTAR PUSTAKA
Abor, J. (2005). The Effect of Capital Structure on Profitability :
An Empirical Analysis of Listed Firms in Ghana. The Journal of
Risk Finance.
Barbosa, N., & & Louri, H. (2003). Corporate performance: does
ownership matter? A comparison of foreign - and domestic owned firms in Greece and Portugal.
Bolek, M. (2013). Profitability as a Liquidity and Risk Function
Basing on The New Connect Market in Poland. European
Scientific Journal, Vol.9, No.28.
Cheng, Y., Liu, Y., and Chien, C. (2010). Capital Structure and
Firm Value in China: a Panel Threshold Regression Analysis.
African Journal of Business Management 4 (12), 2500-2507
Eljelly, A. (2004). Liquidity-Profitability Tradeoff: An Empirical
Investigation in an Emerging Market. International Journal of
Commerce and Management 14, 48-61.
Eriotis N. (2007). How Firm Characteristics Affect Capital
Structure: An Empirical Study, Managerial Finance, 33(5), 321331.
Euis, S. & Taswan (2002). Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap
Nilai Perusahaan serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya.
Jurnal Bisnis dan Ekonomi.
Gujarati, D. (2004). Basic Econometrics (4th ed.). New York:
McGraw-Hill/Irwin.
Hariyanto, L. & Juniarti. (2014). Pengaruh Family Control, Firm
Risk, Firm Size, dan Firm Age terhadap Profitabilitas dan Nilai
Perusahaan pada Sektor Keuangan. Business Accounting Review,
Vol. 2, No. 1.
Hastuti, T.D. (2005). Hubungan antara Good Corporate
Governance dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan
(Studi Kasus pada Perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta).
Simposium Nasional Akuntansi VIII. 238-247
Jensen, M. & Meckling, W. (1976). Theory of The Firm:
Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure,
Journal of Financial Economics .
Kajananthan, R., & Achchuthan, S. (2013). Liquidity and Capital
Structure : Special Reference to Srilanka Telecom Plc. Advances in
Management & Applied Economics, vol.3, no.5 , 89-99.
Mesquita, J., & Lara, J. (2003). Capital Structure and Profitability:
The Brazilian Case. Academy of Business and Administration
Sciences Conference, Vancouver , July 11-13.
Mohamad, N. E., & Abdullah, F. B. (2012). Reviewing
Relationship between Capital Structure and Firm's Performance in
Malaysia. International Journal of Advances in Management and
Economics, 151-156.
Mustapha, M., Ismail, H. B., & Minai, B. B. (2011). Determinants
of Debt Structure: Empirical Evidence From Malaysia. 2nd
International Conference on Business and Economic Research
(2nd IBER 2011) Proceeding .
Pandey, I.M. (2001). Capital Structure and The Firm
Characteristics : Evidence from An Emerging Market. The Journal
of Finance, 1-17.

18
Pervan, M., Visic, J. (2012). Influence of firm Size on Its Business
Success. Croatian Operational Research Review, Vol. 3, pp. 213223.
Raheman, A., Zulfiqar, B., & Mustafa. (2007). Capital Structure
and Profitability: Case of Islamabad Stock Exchange. International
Review of Business Research Papers Vol.3 No. 5 , 347-361.
Rajan, R., & Zingales, L. (1995). What Do We Know about
Capital Structure? Some Evidence from International Data.
Journal of Finance, Vol.50 , 1421-60.
Sudana, I. M. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori &
Praktik. Jakarta: Erlanggga.
Sujoko & Soebiantoro, U. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan
Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 9(1), 41-48.
Wang, Y. J. (2002). Liquidity Management, Operating
Performance, and Corporate Value: Evidence from Japan and
Taiwan. Journal of Multinational Financial Management 12, 159169.
Weygandt, J.J., Kieso D.E., & Kimmel, P.D.(2008). Accounting
Principle (8th Edition). Wiley International Student Version : USA