PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT HIDUP BANGSA

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT HIDUP
BANGSA

MAKALAH
Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Pancasila dan
Kewarganegaraan pada Semester II
Tahun Akademik 2013-2014

oleh

Angela Sarasati
Irfan Fauzan
M Pandu Hutagalung
Mira Rizki Kurnia
Tatjacana Dabita
Yani Mustikawati

17512025
17512040
17512006
17012012

17012002
17512013

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2014

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada TuhanYang Maha Esa, Allah
SWT karena berkat karunia dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dalam keadaan sehat. Penulis membuat makalah tentang Pancasila sebagai
Filsafat dengan judul Pancasila sebagai Filsafat Hidup Bangsa. Makalah ini
dibuat

dalam

rangka

memenuhi


tugas

mata

kuliah

Pancasila

dan

Kewarganegaraan pada Semester II Tahun Akademik 2013-2014 dengan tujuan
untuk mengetahui bagaimana arti Pancasila sebagai system Filsafat sehingga kita
perlu untuk belajar filsafat
Penulis membuat makalah ini memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana
karakteristik ideology Pancasila sehingga kita bangga dan merasa sangat perlu
belajar filsafat Pancasila.
Besar harapan penulis dengan makalah ini dapat memberi pengetahuan
serta acuan untuk para penulis lainnya dalam menganalisis lebih lanjut makalah

ini. Penulis mengetahui makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kelebihan
dari makalah ini dapat dilihat dari segi pemaparannya, sedangkan kekurangannya
adalah hanya ditinjau secara global dan penulis berharap para penulis lain dapat
mengembangkannya.
Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam
pembuatan makalah ini.
Bandung, 1 Februari 2014
Penulis

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat, karunia dan kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Pancasila Sebagai Filsafat Hidup Bangsa.
Penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam
penyusunan makalah ini. Oleh sebab itu, sebagai wujud rasa hormat, penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Agus , dosen pembimbing sekaligus penguji yang telah
memberikan arahan, saran, dan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini.

2. Semua keluarga dari tim penulis yang telah memberikan dukungan
doa demi kelancaran perkuliahan.
3. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan saran mengenai
topik terhangat yang bagus untuk dibahas.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membuat semua ini bisa terwujud.
Semoga bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan mendapat
balasan kebaikan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih
jauh dari sempurna, namun Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi kita.

DAFTAR ISI

PRAKATA

iii

SANWACANA

v


DAFTAR ISI

vi

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
1.1.1 Latar belakang
1.1.2 Rumusan masalah
1.2 Ruang Lingkup Kajian
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.4.1 Metode
1.4.2 Teknik pengumpulan data
1.5 Sistematika Penulisan

1
1

1
2
2
3
3
3
4
4

2.1
2.2
2.3
2.4
2.5

6
6
7
8
11

11

BAB II
Pengertian Filsafat
Arti Pancasila sebagai Filsafat
Arti Pancasila dengan ideologi
Persamaan Pancasila sebagai ideologi dengan Filsafat
Karakteristik Pancasila sehingga kita bangga

2.6 Pentingnya belajar filsafat Pancasila dalam kehidupan Bangsa
12
BAB III

PENUTUP
4.1 Simpulan

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BIODATA PENULIS


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
1.1.1 Latar belakang
Pancasila juga merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia dan
sebagai filsafat pendidikan nasional selain fungsi utamanya sebagai dasar
negara. Sejarah telah mengungkapkan bahwa pancasila adalah jiwa dari
seluruh bangsa Indonesia yang mampu memberi kekuatan hidup kepada
bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir

batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur.
Pancasila yang diterima dan ditetapkan sabagai dasar Negara
seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 merupakan
kepribadian dan pandangan hidup bangsa serta mampu menjadi sebagai
pedoman untuk melaksanakan pendidikan nasional. Pembelajaran
pancasila menjadi sangat penting, karena mengingat pancasila merupakan
jiwa dari seluruh rakyat Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa di

dalam pancasila mengandung jiwa yang luhur, nilai-nilai yang luhur dan
sarat dengan ajaran moralitas.
Atas

dasar

realita

inilah

penulis

merasa

tertarik

untuk

membahasnya dalam bentuk makalah dengan judul “ PANCASILA
SEBAGAI FILSAFAT HIDUP BANGSA “

1.1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami identifikasi masalahnya
adalah sebagai berikut :
- Apa arti filsafat dan Mengapa Pancasila bisa disebut sebagai Filsafat ?
- Apakah bisa Pancasila dikatakan sebagai Ideologi ?
- Bagaimana persamaan antara Pancasila sebagai Ideologi dan Pancasila
1.2

sebagai Filsafat ?
Apa karakteristik Ideologi Pancasila sehingga kita bangga ?
Mengapa kita perlu belajar Filsafat Pancasila ?
Apa urgensi yang ada dalam Filsafat Pancasila ?
Ruang Lingkup Kajian
Untuk menjawab rumusan masalah diatas, akan penulis kaji beberapa hal

penting yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas yaitu :
a.
b.
c.
d.

e.
f.

Pengertian filsafat
Pengertian Pancasila sebagai Filsafat
Penjelasan Pancasila sebagai Ideologi
Persamaan Pancasila sebagai ideology dengan Pancasila sebagai filsafat
Karakteristik Ideologi Pancasila
Pentingnya Belajar filsafat Pancasila

1.3

Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan makalah ini adalah untuk

mengetahui bagaimana karakteristik ideologi Pancasila sehingga kita bangga dan
merasa sangat perlu belajar filsafat Pancasila.
1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.4.1 Metode
Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis karena makalah ini
bertujuan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh dari berbagi rujukan atau
referensi dan kemudian dianalisis.
1.4.2 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam makalah ini adalah studi
pustaka dan browsing dimana penulis mengambil beberapa sumber (sebagaian
besar dari buku dan internet ) .

1.5

Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini terbagi atas 4 bab yaitu pendahuluan, teori dasar hak

asasi manusia dan perlindungan anak, analisis penegakan hak asasi manusia
terhadap perlindungan anak di Indonesia, dan simpulan dan saran.
Bab I merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari 5 subbab yaitu latar
belakang dan rumusan masalah, ruang lingkup kajian, tujuan penulisan, metode
dan teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
Bab II merupakan bab teori dasar filsafat yang terdiri dari 4 subbab yaitu
pengertian filsafat,Pancasila sebagai filsafat , Pancasila sebagai Ideologi,
Persamaan Pancasila sebagai ideology dan Pancasila sebagai Filsafat
Bab III merupakan bab analisis pentingnya filsafat Pancasila yang terdiri
dari 3 subbab yaitu karakteristik ideologi Pancasila, Mengapa perlu belajar filsafat
Pancasila dan Pentingnya filsafat Pancasila di kehidupan bangsa.
Bab IV merupakan bab simpulan dan saran yang terdiri dari subbab
simpulan dan subbab saran.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dasar Filsafat
Secara
etimologis
istilah ”filsafat“ atau
dalam
bahasa
Inggrisnya “philosophi” adalah berasal dari bahsa Yunani “philosophia” yang
secara lazim diterjemahkan sebagai “cinta kearifan” kata philosophia tersebut
berakar pada kata “philos” (pilia, cinta) dan “sophia” (kearifan). Berdasarkan
pengertian bahasa tersebut filsafat berarti cinta kearifan. Kata kearifan bisa juga
berarti “wisdom” atau kebijaksanaan sehingga filsafat bisa juga berarti cinta
kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata tersebut maka mempelajari filsafat berarti
merupakan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa
menjadi konsep kebijakan hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia.
Seorang ahli pikir disebut filosof, kata ini mula-mula dipakai oleh Herakleitos.
2.2 Arti Pancasila sebagai Filsafat
Pancasila adalah dasar Filsafat Negara Republik Indonesia yang secara
resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam

UUD 1945, dundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tahun II No. 7
bersama dengan UUD 1945.
Nilai-nilai yang tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila adalah landasan
filosofis yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan,
norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling
baik dan paling sesuai sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bentuk Filsafat Pancasila sendiri digolongkan sebagai berikut :
1.
Bersifat religius yang berarti dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran
mengenal adanya kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa
(kebenaran religius) dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia.
2.
Memiliki arti praktis yang berarti dalam proses pemahamannya tidak
sekedar mencari kebenaran dan kebijaksanaan, serta hasrat ingin tahu, tapi hasil
pemikiran yang berwujud filsafat pancasila tersebut dipergunakan sebagai
pedoman hidup sehari-hari (way of life / weltanschaung) agar mencapai
kebahagiaan lahir dan bathin (Pancasilais).
2.3 Arti Pancasila sebagai Ideologi
Ideologi menurut KBBI adalah kumpulan konsep bersistem yg dijadikan
asas pendapat (kejadian) yg memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan
hidup. Secara politik ideology berarti sistem kepercayaan yg menerangkan dan
membenarkan suatu tataan politik yg ada atau yg dicita-citakan atau himpunan
nilai, ide, norma, kepercayaan, dan keyakinan yg dimiliki yg menjadi dasar dalam
menentukan sikap.
Pancasila adalah ideologi, Secara etimologis, Pancasila diambil dari kata
sanksekerta pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila

terdiri dari nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undangundang Dasar 1945. Disitu sudah menunjukkan bahwa Pancasila adalah
kumpulan/himpunan nilai/prinsip.
Dan, sebagai syarat lain untuk bisa dikatakan ‘Ideologi’ hal tersebut
harus pula berperan sebagai pemberi arah, acuan dan tujuan. 5 sendi utama
penyusunan Pancasila itu digunakan sebagai acuan/dasar dalam
membangun negara Indonesia juga sebagai tujuan dalam pembuatan hukum
– UU
2.4 Persamaan Pancasila sebagai ideologi dengan Filsafat

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara
Indonesia, bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh

seseorang sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun
terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa
Indonesia. Ideologi Pancasila yang diterapkan di Indonesia bila dibandingkan
dengan ideologi besar lain di dunia mempunyai suatu perbedaan.
Permasalahan tentang Ideologi Pancasila bukan hanya sebuah
permasalahan yang berkadar kefilsafatan karena bersifat cita-cita dan normatif
namun juga bersifat praktis karena menyangkut operasionalisasi dan strategi. Hal
ini karena ideologi Pancasila juga menyangkut hal-hal yang mendasarkan suatu
ajaran yang menyeluruh tentang makna dan nilai-nilai hidup, ditentukan secara
kongkrit bagaimana manusia harus bertindak. Ideologi Pancasila tidak hanya
menuntun misalnya agar setiap warga negara bertindak adil, saling tolong
menolong, saling menghormati antar sesama manusia, lebih mengutamakan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau kepentingan golongan dan
sebagainya, melainkan juga ideologi Pancasila akan menuntut ketaatan kongkrit,
harus melaksanakan ini dan itu, dan bahkan seringkali menuntut dengan mutlak
orang harus bersikap dan bertindak tertentu.
Persamaannya sama” ilmu yang lahir secara logis dan dari gaasan atau ide
dasar yang kuat. Karena mimiliki tujuan memecahkan masalah utama yaitu
bagaimana mendapatkan kesejahteraan dengan memiliki prinsip kebijaksanaan
yang adil atas dasar cinta.

BAB III
ANALISIS PENTINGNYA FILSAFAT PANCASILA
3.1 Karakteristik Pancasila
Pancasila memiliki karakteristik sebagai ideologi Bangsa Indonesia.
Karakteristik ini berhubungan dengan sikap positif bangsa Indonesia yang
memiliki Pancasila. Pancasila dirumuskan untuk kepentingan membangun negara
serta bangsa Indonesia. Pancasila merupakan cara pandang dan metode bagi
seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil
dan makmur. Karena hal inilah sepatutnya bangsa Indonesia ini seharusnya
bangga karena memiliki ideologi yang baik untuk mencapai tujuan yang baik.
Menurut Soekarno, Pancasila lebih baik (sempurna) dari Declaration of
Independence dan Manifesto Komunis Karena di dalamnya terdapat pokok –
pokok pikiran yang merupakan penggambaran karakteristik dari ideologi
Pancasila ini sendiri, yaitu:
 Pertama: Tuhan Yang Maha Esa.

Bangsa Indonesia mengakui akan eksistensi Tuhan sebagai pencipta dunia
dengan segala isinya. Manusia - manusia Indonesia menganut berbagai agama,
ada kebebasan untuk beragama dan tidak beragama, serta untuk berpindah
agama (keyakinan)nya. Bahkan yang tidak percaya kepada Tuhan-pun, karena
toleransinya yang sudah menjadi sifat bangsa Indonesia, mengakui kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa merupakan karakteristik dari bangsanya,
sehingga mereka menerima sila pertama ini. Maka dari itu sebagai umat yang
berTuhan, bangsa Indonesia dengan sendirinya harus taat kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
 Kedua: Penghargaan kepada sesama umat manusia apapun suku bangsa
dan bahasanya.
Sebagai umat manusia kita adalah sama dihadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Setiap bangsa mempunyai kedudukan yang sederajat, setiap bangsa menghargai
dan menjaga hak-hak semua bangsa. Hal ini sesuai dengan Kemanusiaan yang
Adil dan beradab. Adil adalah perlakuan yang sama terhadap sesama manusia, dan
beradab berarti perlakuan yang sama itu sesuai dengan derajat kemanusiaan.
maka dari itu kita harus menghargai hak-hak asasi manusia dengan mengimbangi
kewajiban-kewajibannya. Dengan demikian harmoni antara hak dan kewajiban
adalah penjelmaan dari kemanusaiaan yang adil dan beradab. Adil dalam hal ini
adalah seimbang antara hak dan kewajiban. Dapat dikatakan hak timbul karena
adanya kewajiban.
 Ketiga: Bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa.
Di dalam persatuan bangsa dapat dibina kerja sama yang harmonis. Persatuan
Indonesia kita tempatkan di atas kepentingan sendiri. Pengorbanan untuk
kepentingan bangsa, lebih diprioritaskan daripada pengorbanan kepentingan
pribadi. Tapi bukan berarti kehidupan pribadi itu diingkari. Sebagai umat yang
takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, maka kehidupan pribadi adalah hal yang
utama. Namun kepentingan bangsa tetap menjadi prioritas utama dibandingkan
kepentingan pribadi. Dalam hal ini ditekankan juga bahwa nasionalisme Indonesia
bukanlah chauvinisme. Bangsa Indonesia tidak menganggap dirinya lebih unggul
dari bangsa lain. Bangsa Indonesia berusaha untuk tidak memaksakan
kehendaknya kepada bangsa-bangsa lain.
 Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan.
Kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas sistem
demokrasi. Demokrasi yang dianut adalah demokrasi Pancasila. Demokrasi telah
ada sejak dahulu di bumi Indonesia meskipun bentuknya bedadengan demokrasi
yang ada di Barat. Demokrasi di Indonesia mengenal tiga prinsip: mufakat,
perwakilan, dan musyawarah.


Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Keadilan dalam kemakmuran adalah cita-cita bangsa Indonesia sejak masa
lampau. Sistem pemerintahan yang dianut bertujuan untuk mencapai masyarakat
yang adil dan makmur. Demi tercapainya tujuan tersebut, maka seluruh
masyarakat kita harus memiliki sebuah pandangan bahwa bekerja keras dan
menghargai prestasi kerja adalah suatu sikap hidup yang diutamakan. Pada sila ini
terkandung maksud untuk keadilan dan kemakmuran sosial, jadi bukan keadilan
dankemakmuran individu. Hanya dalam suatu masyarakat yang makmur
berlangsung keadilan sosial
Pancasila memiliki beberapa karakteristik. Satu sama lain karakteristik
tersebut tak bisa dipisahkan, karena Pancasila itu merupakan suatu
kesatuan,keutuhan yang saling berkaitan.
3.2 Mengapa perlu belajar filsafat Pancasila
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masingmasing silanya saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh.
Di dalam Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia
tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama
manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya. Menurut Driyakarya,
Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas
dari keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang kodrat
manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh
karena itu pokok-pokok Pancasila bersifat universal.
Semua aturan kehidupan hukum kegiatan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara berpedoman pada pancasila. Karena pancasila merupakan sumber dari
segala
sumber
hukum
bangsa
dan
negara
republik
indonesia.
Orang yang berfikir kefilsafatan ialah orang yang tidak meremehkan terhadap
orang yang lebih rendah derajatnya dan tidak menyepelekan masalah yang kecil,
dan selalu berfikiran positif, kritis, dan berdifat arif bijaksana, universal dan selalu
optimis.
CONTOH.
Seorang ilmuan tidak puas mengenal ilmu hanya dari segi/sudut pandang ilmu itu sendiri. Dia
ingin
melihat
hakikat
ilmu
dari
konstelasi
lainnya.



Sumber pengetahuan pancasila pada dasarnya adalah bangsa indonesia itu sendiri
yang memiliki nilai adat istiadat serta kebudayaan dan nilai religius.



Tentang kebenaran pengetahuan pancasila berdasarkan tingkatnya, maka pancasila
mengakui kebenaran yang bersumber pada akal manusia. Potensi yang terdapat

dalam diri manusia untuk mendapatkan kebenaran dalam kaitannya dengan
pengetahuan positif. Pancasia juga mengakui kebenaran pengetahuan manusia yang
bersumber pada intuisi/perasaan.
Manusia pada hakikatnya kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk tuhan yang maha
esa, maka sesuai dengan sila pertama pancasila juga mengakui kebenaran wahyu yang bersifat
mutlak sebagai tingkatan kebenaran yang tertinggi.
Selain itu dalam sila ke 3, ke 2, ke 4, dan ke 5, maka epistimologis ( hakikat dan sistem
pengetahuan ) pancasila juga mengakui kebenaran konsensus terutama dalam kaitannya
dengan hakikat sifat kodrat manusia makhluk individu dan sosial.

3.3 Pentingnya filsafat Pancasila di kehidupan bangsa
Pada dasarnya manusia (warga negara) senang hidup berkelompok (zoon
politicon). Beberapa di antaranya tentu memiliki pandangan hidup yang berbedabeda. Oleh karenanya diperlukan penyesuaian pandangan hidup, sehingga
terbentuk pandangan hidup kelompok yang dapat mengakomodasi berbagai
kepentingan. Terutama kepentingan yang bertujuan mencapai kesejahteraan
bersama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Di dalam kehidupan berkelompok, pandangan hidup tersebut kemudian
meningkat menjadi falsafah negara, atau biasa disebut dengan filosofische
groundslag.Filosofische groundslag adalah suatu paham yang sesuai dan disetujui
bersama. Di dalamnya terdapat tata nilai yang dicita-citakan bersama, yang akan
membentuk ide-ide dasar dari segala aspek kehidupan manusia. Ide-ide dasar
tersebut kemudian disebut juga dengan istilah ideologi.
Terdapat beberapa kenyataan bahwasannya kita perlu untuk belajar Filsafat
Pancasila, diantaranya yaitu:


Ideologi mengandung gagasan, keyakinan, atau nilai-nilai mendasar dan
mendalam.



Gagasan, keyakinan, dan nilai-nilai tersebut tersusun secara sistematis
sehingga membentuk suatu kebulatan secara menyeluruh.



Ideologi ini akan mendasari kehidupan bersama bagi suatu kelompok,
golongan masyarakat, atau bangsa.



Nilai, gagasan, sikap dalam ideologi itu bersifat khas.
Di beberapa negara, ideologi menjadi landasan bagi terbentuknya negara

yang kokoh, yang mengetahui dengan jelas tentang tujuan yang ingin dicapai serta
ke arah mana bangsa dan negara akan dibawa. Melalui ideologi, suatu bangsa
akan memandang segala macam persoalan yang dihadapinya dan sekaligus
memecahkannya secara tepat. Sebaliknya tanpa ideologi, suatu bangsa akan sulit
menentukan kebijakan dalam menghadapi bermacam persoalan. Terutama
persoalan yang berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan, maupun persoalan
yang berkaitan dengan pergaulan internasional.
Berdasarkan pengalaman, negara yang tidak memiliki ideologi, umumnya
sangat sulit untuk bersatu padu secara kokoh. Selain itu, ideologi yang tidak
mengakomodir berbagai kepentingan masyarakat, juga sangat rentan terhadap
timbulnya perpecahan dalam suatu negara. Misalnya negara Uni Soviet yang
terpecah belah menjadi beberapa negara-negara kecil, termasuk Rusia.
Negara ini pada awalnya merupakan salah satu negara super power. Namun
karena ideologinya dianggap tidak mampu menyejahterakan rakyat secara
optimal, akhirnya ideologi itu pun secara perlahan mulai ditinggalkan. Satu
persatu negara bagian mulai memisahkan diri, sehingga menyeret negara ini pada
perpecahan. Akibat dari perpecahan tersebut, Uni Soviet akhirnya bubar, dan
status sebagai negara super power pun mulai hilang.
Kejadian seperti itu sebenarnya dapat menimpa setiap negara, termasuk
Indonesia. Seperti telah Anda ketahui, bahwa masyarakat Indonesia terdiri atas
suku bangsa yang beragam. Untuk itu diperlukan sebuah pedoman atau landasan
negara yang disetujui bersama, sehingga negara ini dapat berdiri kokoh dan
lestari. Karena tanpa adanya ideologi, bukan mustahil nasib Indonesia akan sama
seperti Uni Soviet.

Jadi pada intinya, ideologi merupakan pedoman bagi kehidupan suatu
kelompok masyarakat, sekaligus sebagai sebuah pondasi bagi terciptanya suatu
negara. Dengan adanya ideologi, tata kehidupan suatu kelompok masyarakat,
bangsa, dan negara akan lebih terarah dan terkendali.

Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia
Keberadaan Pancasila telah terbukti mampu mempersatukan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dari perpecahan. Dengan konsep Bhinneka Tunggal
Ika, Pancasila menjadi nilai rujukan kebersamaan atas beragam budaya dan etnis
dari Sabang sampai Merauke. Dari kenyataan inilah maka fungsi dan peranan
Pancasila meliputi:
a. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
b. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
c. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
d. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia
e. Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia
f. Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia
g. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
h. Pancasila sebagai moral pembangunan
i. Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila
Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia adalah
kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa itu sendiri, yang diyakini
kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya
menjadi negara yang sejahtera (Wellfare State).

2.

Filsafat Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur
pemerintahan negara atau dengan kata lain Pancasila merupakan suatu dasar untuk
mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum, Pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara
konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta seluruh unsurunsurnya yaitu rakyat, wilayah serta pemerintahan negara.
3.

Pancasila Sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia

Menurut Dewan Perancang Nasional : kepribadian Indonesia ialah :
Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia
dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia

adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia
sepanjang masa.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Terbukti, Pancasila merupakan suatu filsafat kenegaraan yang luar biasa baik, dan
itu adalah milik Negara kita, Indonesia, tidak semua Negara mempunyai filsafat
seperti yang dimiliki Indonesia. Pancasila dibentuk melewati proses yang panjang
dan dalam, diambil dari nilai-nilai yang terkandung dalam setiap pribadi bangsa

Indonesia yang sangat beragam dan di sintesa menjadi satu nilai dasar, acuan
Negara kita agar persatuan dalam keberagaman kita tetap terjaga. Pancasila
memiliki karakteristik sebagai ideologi Bangsa Indonesia. Karakteristik ini
berhubungan dengan sikap positif bangsa Indonesia yang memiliki Pancasila.
Pancasila dirumuskan untuk kepentingan membangun negara serta bangsa
Indonesia. Pancasila merupakan cara pandang dan metode bagi seluruh
bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan
makmur. Karena hal inilah sepatutnya bangsa Indonesia bangga karena memiliki
ideologi yang baik untuk mencapai tujuan yang baik. Dan kita sebagai warga
Negara, pelaku utama dalam Negara harus bangga dan menjiwai pancasila dalam
setiap apa yang kita lakukan. Bukan hanya percaya pada teori atau tulisannya saja
melainkan dalam bentuk praktiknya juga.

DAFTAR PUSTAKA
www.wordpress.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
http://www.pusakaindonesia.org/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/
http://hukmyauliyahc.blogspot.com/2011/06/karakteristik-ideologi-pancasila.html
http://www.scribd.com/doc/89324962/Kelebihan-Ideologi-Pancasila-Di-BandingIdeologi-Lain
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php
http://smancineam.wordpress.com/materi-mata-pelajaran/pkn/materi-ajar/kelasxii-semester-1/ideologi-pancasila/

http://riskynurhikmayani.blogspot.com/2013/01/ideologi-terbuka-dan
ideologi-tertutup.html
http://guraru.org/guru-berbagi/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka/
http://guraru.org/guru-berbagi/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f4545a9b77df/bolehkah-menjadiateis-di-indonesia

LAMPIRAN
 Perbandingan Ideologi Pancasila Secara Praktek dan Teori
Pancasila dengan sila-silanya yang mengandung nilai-nilai luhur dan
universal adalah dasar landasan yang ideal karena mampu menampung segala
macam aspirasi nilai yang ada dan beragam di Indonesia.
Indonesia adalah negara yang berketuhanan yang dianut masing-masing
umat beragama yang ada, itu artinya bangsa Indonesia bukan bangsa dan negara
yang menganut atheisme. Nilai-nilai ketuhanan itu adalah modal yang akan
menjadikan manusia Indonesia beradab seperti yang disebutkan dalam sila kedua.
Kemudian dengan kemanusiaan tersebut diharapkan akan ada persatuan bangsa
dalam satu negara seperti disebut dalam sila ketiga. Dengan modal bingkai

persatuan tersebut rakyat Indonesia bermusyawarah dengan cara perwakilan
melalui wakilnya yang memiliki hikmah kebijaksanaan untuk memperjuangkan
rakyat, seperti dalam sila keempat. Dan sebagai tujuan terakhir yakni keadilan
sosial bagi sebesar-besarnya kepentingan seluruh rakyat Indonesia, dalam sila
kelima. Disini nampak oleh kita betapa hebatnya urutan-urutan yang disusun oleh
para pendiri bangsa dan negara ini dalam menentukan dasar negara hingga tujuan
akhirnya.
Apa yang disebutkan diatas itu hanyalah teori. Semuanya berbeda ketika
dilihat dari segi praktek di kehidupan nyata. Padahal praktek adalah hal yang
terpenting. Namun pada kenyataannya nilai – nilai luhur tersebut banyak yang
terabaikan. Malah kita lebih banyak yang terpengaruh oleh ideologi lain seperti
ideology kapitalisme dan liberalisme, padahal kedua ideologi itu sebenarnya tidak
sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Seharusnya seluruh system yang ada di
negara kita mengikuti Pancasila, bukan mengikuti ideology lain yang belum tentu
cocok, mulai dari system yang pali tinggi sampai ke system turunan – turunannya.
Oleh karena itu bukan teori-teori dan pemahaman tentang pancasila itu
yang perlu dikembangkan, karena kita pada umumnya sudah tahu dan paham
dengan dasar negara kita itu, yang perlu adalah bagaimana agar pancasila atau
nilai-nilai yang ada didalamnya itu teradaptasi dalam sistem yang ada di negara
kita sampai kepada sistem yang terendah sekalipun.
Pancasila sebagai penuntun kehidupan berbangsa dan bernegara belum
mampu diimplementasikan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pasalnya,
ideologi Pancasila saat ini tidak membumi, sehingga masyarakat justru lebih
banyak mengadopsi nilai-nilai dari luar. Saat ini terjadi kesenjangan nilai dalam
pemahaman perspektif pancasila terutama dalam kaitannya dengan budaya
masyarakat. Seharusnya unsur nilai Pancasila merupakan rasa kesatuan yang
memiliki tujuan kedepan untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik. Pancasila
tidak akan membumi jika tidak ada realisasinya di dalam kehidupan sehari hari.



Bisa tidaknya Pancasila disebut sebagai ideologi

Ideologi Tertutup (mutlak):
-Bukan cita-cita masyarakat bersama, melainkan cita-cita suatu kelompok
-Bersifat totaliter, menguasai semua bidang kehidupan & diktator
-Pluralisme pandangan & kebudayaan ditiadakan
- Merupakan tuntutan konkret & operasional yang keras dan total
Ideologi Terbuka:
- Merupakan kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat (filsafat). Bukan
merupakan cita-cita atau keyakinan sekelompok orang.
- Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Bisa
digali dan ditemukan dalam kehidupan.

- Isi bukan merupakan perintah operasional, namun merupakan filsafat yang
dapat dan harus digali lebih dalam lagi oleh setiap generasi baru sehingga dapat
diterapkan atau disesuaikan oleh keadaan masyarakat generasinya
Luwes, namun memungkinkan pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang
relevan sesuai zaman tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat dan jati diri
yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya
-Tidak menghilangkan hak dan tanggung jawab setiap individu
- Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal
dari berbagai latar belakang budaya dan agama.
Syarat utama untuk disebut sebagai ‘ideologi’ hanyalah jika hal tersebut
merupakan kumpulan nilai dan yang menjadi acuan dan tujuan dalam
bermasyarakat dan bernegara. Pancasila memenuhi syarat-syarat tersebut,
khususnya sebagai ideologi terbuka.



Bolehkah Menjadi Ateis di Indonesia?
Teman saya "menganut" ateisme. Apakah hal ini diperbolehkan di
Indonesia? Apabila boleh, apakah dia boleh menyebarkan kepercayaannya
itu? Lalu bagaimana dengan agnostisisme? Mohon pencerahannya. Terima
kasih.

Atheisme itu sebuah paham filosofi yang tidak percaya pada keberadaan Tuhan.
Ateisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak memercayai
keberadaan Tuhan dan dewa-dewi[1] ataupun penolakan terhadap teisme.[2]
[3]
Dalam pengertian yang paling luas, ia adalah ketiadaan kepercayaan pada
keberadaan dewa atau Tuhan.[4][5]
Bagaimana sikap Indonesia terhadap atheisme ini?
Berdasarkan informasi yang saya dapat dari berbagai sumber, orang ateis ini tidak
memercayai keberadaan Tuhan karena menurut mereka belum ada bukti yang kuat
dan kongkrit, yang bisa membuat mereka percaya sepenuhnya dengan akal pikiran
dan logika bahwa Tuhan itu ada, sampai saat ini. Namun bukan berarti mereka
dalam kesehariannya bertindak jahat atau semena-mena, tidak. Mereka cenderung
menganut nilai-nilai sekuler seperti humanisme, rasionalisme, naturalisme.
Indonesia memiliki Pancasila, sebagai pedoman dalam segala pergerakannya,
termasuk dalam hal keagamaan. Sila pertama pancasila ialah Ketuhanan yang
Maha Esa. Memiliki makna yang dalam, yang hakikatnya adalah menjaga,
keutuhan Bangsa Indonesia ditengah keragamannya. Selain itu Negara Indonesia
menjunjung tinggi keadilan sosial, dan keberadaban manusia. Sehingga dalam
menyikapi ateisme ini, sejatinya Indonesia tidak begitu saja menolak keberadaan

ateis (orang yang memiliki paham ateisme) dan melantarkannya. Bagaimanapun
Indonesia bertanggung jawab atas rakyatnya, dan dalam menyikapi ateisme ini
Indonesia (menurut saya) harus membina mereka agar mereka tetap berperilaku
baik, menjunjung tinggi toleransi dan rasa persatuan agar tidak menjadi pemecah
kerukunan dalam berbangsa ini.

Sumber
Istilah ateisme berasal dari Bahasa Yunani ἄθεος (átheos), yang
secara peyoratif digunakan untuk merujuk pada siapapun yang kepercayaannya
bertentangan dengan agama/kepercayaan yang sudah mapan di lingkungannya.
Dengan menyebarnya pemikiran bebas, skeptisisme ilmiah, dan kritik terhadap
agama, istilah ateis mulai dispesifikasi untuk merujuk kepada mereka yang tidak
percaya kepada tuhan. Banyak ateis bersikap skeptis kepada keberadaan fenomena
paranormal karena kurangnya bukti empiris. Yang lain memberikan argumen
dengan dasar filosofis, sosial, atau sejarah.
1.

Menurut buku “Ensiklopedi Umum” yang ditulis mantan Dekan Fakultas
Hukum Universitas Airlangga Prof. Abdul Gafar Pringgodigdo (hlm. 102),
Ateisme atau biasa disebut juga Atheisme berasal dari bahasa Yunani.
Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa A berarti tidak ada, dantheos berarti
Tuhan. Ateisme ini diartikan sebagai ajaran yang meyakini bahwa tidak ada
wujud gaib (supernatural). Sehingga, seorang ateis tidak mengakui adanya
Tuhan.
Di Indonesia, Pancasila sebagai landasan ideologis negara pada sila pertama
telah menentukan bahwa Negara Indonesia adalah berlandaskan pada
Ketuhanan Yang Maha Esa. Selanjutnya, dalam butir pertama sila
pertama Pancasila dinyatakan: Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Artinya, memang secara ideologi,
setiap warga negara Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan YME dan
memeluk suatu agama.

Namun, pada praktiknya memang ditemui adanya warga negara Indonesia
yang tidak mempercayai atau memeluk suatu agama tertentu (ateis). Dan
memang belum ada satu peraturan perundang-undangan yang secara tegas
melarang dan menentukan sanksi bagi seseorang yang menganut ateisme.
Akan tetapi, dengan seseorang menganut ateisme, akan memberikan dampak
pada hak-hak orang tersebut di mata hukum.

Misalnya, kesulitan dalam pengurusan dokumen-dokumen kependudukan
seperti Kartu Tanda Penduduk ataupun Kartu Keluarga yang mengharuskan
adanya pencantuman agama (lihatPasal 61 dan 64 UU No. 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan). Meskipun ada juga seorang ateis
yang kemudian tetap mencantumkan agama tertentu dalam dokumen
kependudukannya, hanya untuk memenuhi persyaratan administratif.
Juga ketika seseorang hendak melangsungkan perkawinan, perkawinan hanya
sah bila dilakukan menurut hukum dari masing-masing agama yang dianutnya
(lihat Pasal 2 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan
penjelasannya). Lebih jauh simak artikel Bagaimana Menikah Jika Calon
Suami Tak Punya Agama?

Jadi, secara hukum, tidak ada peraturan perundang-undangan yang secara
tegas melarang seseorang menganut paham ateisme. Di sisi lain, konsekuensi
hukum dari paham ateisme yang dianutnya, orang yang bersangkutan boleh
jadi tidak dapat menikmati hak-hak yang pada umumnya bisa dinikmati
mereka yang menganut agama tertentu di Indonesia.
2.

Seorang ateis dilarang menyebarkan ateisme di Indonesia. Penyebar ajaran
ateisme dapat dikenai sanksi pidana Pasal 156aKitab Undang-Undang
Hukum Pidana (“KUHP”) yang menyebutkan:
“Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa
dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan
perbuatan:
a.
yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau
penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia;
b.
dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apa
pun juga, yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Salah satu kasus dugaan penyebaran paham ateisme yang tercatat adalah
seperti yang dilakukan seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Dharmasraya,
Alexander Aan (30). sebagaimana kami kutip dari laman resmi Komnas HAM,
Alexander ditahan atas tuduhan penistaan agama (Pasal 156 KUHP).
Sebelumnya, Alexander mengaku sebagai ateis dalam sebuah
akun Facebook yang diberi nama “Atheis Minang”, dan akun tersebut ternyata
meresahkan masyarakat. Kapolres Dharmasraya, Komisaris Besar Polisi
Chairul Aziz mengatakan bahwa setelah menginterogasi Alexander, dia tidak
melakukan pelanggaran apapun dengan Alexander menjadi ateis.

3.

1.
2.
3.
4.

Menurut Ensiklopedi Umum (hlm. 22), “agnostisisme merupakan bentuk
skeptisisme yang berpendapat bahwa akal budi tidak dapat melebihi
pengalaman dan bahwa karena itu ilmu metafisika tidak mempunyai bukti
yang nyata. Kant, seorang agnostisisme berpendapat, bahwa kepercayaan
akan ke-Tuhanan hanya berdasarkan kepercayaan. Istilah itu kerap kali
dipakai berkenaan dengan keragu-raguan tentang adanya Tuhan dan adanya
kemungkinan hal yang kekal. Sikap aliran agnostisisme menentang definisi
yang mewujudkan pengetahuan tanpa bukti.”
Jadi, penganut agnostisisme pada dasarnya meragukan adanya Tuhan.
Berbeda halnya dengan ateis yang benar-benar tidak mempercayai keberadaan
Tuhan.
Namun terhadap keduanya, baik penganut ateisme maupun penganut
agnostisisme, pada akhirnya untuk dapat menikmati semua haknya sebagai
warga negara harus menundukkan diri pada suatu agama atau kepercayaan
yang diakui di Indonesia. Meskipun, pada praktiknya penundukkan diri
tersebut hanyalah sebagai penyelundupan hukum yaitu para penganut ateisme
atau agnostisisme tidak benar-benar menganut agama atau kepercayaan yang
dicantumkan dalam identitas kewarganegaraannya (Kartu Tanda Penduduk,
Kartu Keluarga, dll.).
Dasar hukum:
Undang-Undang Dasar Tahun 1945;
Kitab
Undang-Undang
Hukum
Pidana (Wetboek
Van
Strafrecht, Staatsblad 1915 No. 732);
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;
Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
BIODATA PENULIS

A. Nama Lengkap

: Angela Sarasati

NIM

: 175 12 025

Jurusan/Fakultas

: Desain Produk/FSRD

Tempat, Tanggal Lahir : Pati, 22 September 1994
Asal SMA

: SMA N 1 Pati

Alamat Bandung

: Jl.Cisitu Lama I/29

Alamat Asal

: Pati, Jawa Tengah

B. Nama Lengkap
NIM
Jurusan/Fakultas

: Irfan Fauzan
: 175 12 040
: Desain Produk/FSRD

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung
Asal SMA

: SMA NEGERI 2 BANDUNG

Alamat Bandung

: Jl. Omega, Cigadung, Bandung

C. Nama Lengkap

: M Pandu Prakasa Hutagalung

NIM
Jurusan/Fakultas
Tempat, Tanggal Lahir
Asal SMA

: 175 12 006
: Desain Produk/FSRD
: Bogor, 2 februari 1994
: SMA NEGERI 3 BOGOR

Alamat Bandung

: Jl. Topografi No. 101 KPAD, Gegerkalong,
Bandung

D. Nama Lengkap

: Mira Rizki Kurnia

NIM
: 170 12 012
Jurusan/Fakultas
: SENI MURNI
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 5 mei 1994
Asal SMA

: SMA NEGERI 1 BANDUNG

Alamat Bandung

: Jl. Cikutra baru 2, no. 11

E. Nama Lengkap

: Tatjana Dabita Aryo Putri

NIM
: 170 12 002
Jurusan/Fakultas
: SENI MURNI
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 12 april 1994

F.

Asal SMA

: SMA Gonzaga Jakarta

Alamat Bandung

: Jl. Tubagus ismal 6 no. 20

Nama Lengkap

: Yani mustikawati

NIM
Jurusan/Fakultas

: 175 12 013
: Desain Produk/FSRD

Tempat, Tanggal Lahir : Grobogan,23 Oktber 1994
Asal SMA

: SMA N 1 WIROSARI

Alamat Bandung

: Jl.Kebon Bibit Utara No. 58 / 15 C

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

TEPUNG LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI IMMUNOSTIMULANT DALAM PAKAN TERHADAP LEVEL HEMATOKRIT DAN LEUKOKRIT IKAN MAS (Cyprinus carpio)

27 208 2

PENGARUH KONSENTRASI TETES TEBU SEBAGAI PENYUSUN BOKASHI TERHADAP KEBERHASILAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn f) BERASAL DARI APB DAN JPP

6 162 1

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

PERAN PT. FREEPORT INDONESIA SEBAGAI FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI) DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

12 85 1

PENGAWASAN OLEH BADAN PENGAWAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANDAR LAMPUNG TERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA BAGI INDUSTRI (Studi di Kawasan Industri Panjang)

7 72 52