Sikap remaja dan kaitannya dengan peran

SIKAP REMAJA DAN KAITANNYA
DENGAN PERAN ORANG TUA
Oleh : Grup Chairil Anwar 12 A
(Ektada Bennabi, Lutfen Kusuma, M. Aldo Farizky, M. Ihsan Fajri, Kanda
Mahendra, Syafi W.)
I.

Latar Belakang
Permasalahan remaja muncul karena disebabkan oleh banyak
faktor. Secara umum, faktor tersebut dapat dibagi menjadi dua;
faktor internal dan faktor eksternal.
Menurut sepengamatan kelompok kami, hal yang paling
mempengaruhi sebuah output adalah input-nya itu sendiri.
Permasalahan yang dialami remaja tentu tidak akan mengakar
daging selama masalah tersebut menemukan solusi. Tetapi,
seringkali permasalahan-permasalahan maupun pertanyaan remaja
tidak menemukan solusi yang tepat. Atau yang lebih parah lagi,
ketika masalah tersebut tidak menemukan solusinya.
Sebagaimana normalnya remaja, daya eksplorasi setiap
remaja selalu tinggi. Meski berbeda-beda lingkupnya. Seringkali rasa
keingintahuan remaja terproses melalui cara yang salah karena

semangat eksplorasi seorang remaja. Padahal, tidak semua hal
harus dieksplorasi secara langsung. Banyak hal yang harus
dihindari. Dan terkadang, remaja tidak mengerti akan hal itu pada
awalnya.
Sebagai seorang orang tua, tentu pasti sudah lebih
berpengalaman dari anaknya. Sudah tahu betul mana yang harus
dihindari oleh anaknya, mana yang tidak. Dan disinilah pentingnya
peran orang tua dalam memberikan pemahaman dan tindakan
preventif pertama bagi seorang remaja. Namun, hal ini seringkali
tidak disadari oleh orang tua.
Didasari oleh permasalahan diatas, kami mengusung judul
“Sikap remaja dan kaitannya dengan peran orang tua” demi
memberikan pemahaman bagi remaja pada khususnya mengenai
apa yang harus dilakukan demi menghadapi berbagai macam sikap
orang tua.

II.

Kami menaruh perhatian lebih mengenai apa yang harusnya
dilakukan oleh remaja ketimbang bagaimana sikap orang tua

seharusnya kepada anak. Hal ini disebabkan karena kami berada di
lingkungan remaja. Maka menurut hemat kami, alangkah lebih baik
bila pembahasan kelompok kami dapat bermanfaat secara langsung
bagi teman-teman kami.
Penguraian Masalah
a.
Tipe-tipe Orang tua
Ada berbagai macam tipe atau model orang tua di dunia
yang luas ini.
Ada yang normal, dalam artian dapat memahami anaknya
dengan baik, tahu kapan saatnya bersifat tegas dan kapan
bersifat lembut. Namun ada juga tipe orang tua yang super
cuek. Biasanya yang kedua orang tuanya bekerja. Sehingga,
sang anak bisa jadi tercukupi dengan materi, tetapi tidak
dengan kondisi psikis. Dan tipe ketiga, orang tua yang super
protektif. Setiap langkah anaknya harus diketahui oleh orang
tua semacam ini. Yang berbahaya dari tipe orang tua
semacam ini adalah salahnya penafsiran dari si anak terhadap
sikap orang tua.
b.


III.

Cara anak menyikapi perilaku Orang tua
Ada berbagai macam pula cara seorang anak (remaja
pada khususnya)
dalam menyikapi perilaku orang tua. Ada yang dapat
menanggapi dengan bijak, menyadari bahwa sejatinya orang
tua mereka sangat cinta terhadap mereka. Namun tidak
banyak yang salah penafsiran dari berbagai macam perilaku
orang tua. Dan seringkali, karena hal inilah muncul
permasalahan remaja yang apabila tidak dapat ditangani
dengan tepat, dapat mengakar dan menimbulkan dampak
buruk bagi sang remaja dan orang tua mereka.

Penyelesaian Masalah
1. Be mature (Bersikap dewasa)
Sadarilah bahwa orang tua sebenarnya sangat menyayangi
anak-anaknya. Akan tetapi, terkadang cara mereka keliru.
Sebagai remaja, pastinya kita sudah dapat membedakan mana

yang baik dan mana yang tidak baik untuk dilakukan. Orang tua
hanya ingin anak-anaknya berada dalam koridor pergaulan yang
baik. Itu saja. Mungkin rasa penasaran seorang remaja terkadang
tidak bisa menerima kenyataan itu. Tapi berusahalah untuk selalu
bersikap dewasa.
2. Taati aturan Orang tua

Menaati peraturan-peraturan yang telah dirancang oleh orang
tua kita akan menumbuhkan kepercayaan dari orang tua
terhadap kita sebagai anaknya. Dengan modal kepercayaan ini,
orang tua kedepannya akan lebih leluasa untuk memberikan kita
tanggung jawab lebih. Dan seiring berjalannya waktu, akan ada
komunikasi-komunikasi tersirat yang tentunya akan membuat
hubungan orang tua dan anak semakin harmonis.

3. Bersikap terbuka, sediakan waktu untuk keluarga
Sering-sering cerita mengenai hari-hari kita di sekolah, atau
apapun mengenai lingkungan sehari-hari kita. Tentunya orang
tua akan menyadari bahwa sang anak mau untuk menjadikan
orang tuanya sebagai tempat meluapkan isi hati. Dengan begini,

tentunya komunikasi antara keduanya akan terjalin baik.
4. Sentuh hati mereka lewat surprise
Cara ini boleh juga dilakukan. Terlebih untuk para remaja yang
memiliki karakter orang tua yang cuek. Pergi pagi, pulang
malam. Berilah kejutan pada mereka. Jadikan hari-hari spesial
(bisa jadi hari ulang tahun dsb.) menjadi momen untuk
menyadarkan mereka bahwa sesungguhnya kita sayang sama
mereka. Tunjukkan bahwa kita membutuhkan keberadaan
mereka. Bukan hanya materi semata. Buatlah video-video
singkat. Atau berikan karya yang membanggakan untuk orang
tua.
5. Sabar, Ikhlas, dan terus doakan Orang tua
Ini yang paling utama. Seperti yang telah disinggung di awal,
jangan pernah berfikir bahwa sedetik pun orang tua telah
melupakan kita, melupakan rasa cinta mereka terhadap anaknya.
Tidak begitu. Orang tua sangatlah sayang kepada anaknya.
Dengan terus bersabar dan mendoakan mereka, tentunya akan
muncul rasa tenteram bagi diri kita. Tidak perlu risau berbulanbulan dan mencari pelarian. Itu hanya akan membuat diri kita
merugi di kemudian hari. Kita semua bersandar pada Yang Maha
Kuasa. Curahkan isi hati kita. Allah Swt. tahu betul apa yang

terbaik bagi hamba-Nya.
IV.

Kesimpulan
Hubungan orang tua dan anak tidak terjadi lewat cara searah,
tetapi dua arah. Perilaku kurang baik atau tidak semestinya dari

anak (dalam hal ini remaja) tidak serta merta merupakan kesalahan
anak itu sendiri. Tidak pula serta merta kesalahan orang tua. Ini
merupakan hubungan dua arah. Kedua-duanya harus dilibatkan.
Feedback yang tepat dari keduanya tentunya akan menyelesaikan
masalah-masalah yang ada. Masalah-masalah remaja tidak akan
mengakar terlalu dalam bila Orang tua yang merupakan orang
terdekat dari sang anak dapat memberikan pengarahan-pengarahan
terhadap sang anak. Tentunya dengan cara yang baik dan dapat
diterima oleh anak.