Pendidikan Karakter dan Model Pembelajar

Pendidikan Karakter dan Model Pembelajarannya
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
BAGIAN PERTAMA: Pendidikan Karakter
A. Perkembangan Wacana
B. Pandangan ahli tentang pendidikan karakter
C. Tujuan pendidikan karakter
BAGIAN KEDUA: Sejarah Pendidikan Karakter
A. Sejarah pendidikan karakter di Dunia
B. Sejarah pendidikan karakter di Indonesia
BAGIAN KETIGA: Strategi Pembelajaran Karakter
A. Pengertian Strategi.
B. Prinsip-prinsip Strategi.
C. Pengertian Strategi pembelajaran.
D. Strategi Pembelajaran Karakter.
BAGIAN KEEMPAT: Pembelajaran Karakter Secara Komprehensif
A. Inkulkasi Nilai.
B. Strategi Pembinaan.
C. Strategi Keteladanan
D. Strategi Pengembangan Keterampilan akademik dan Sosial.

E. Strategi Fasilitasi
BAGIAN KELIMA: Strategi Pendekatan Kontekstual dalam Penyampaian
Kurikulum Pembelajaran berbasis Karakter
A. Pembelajaran berbasis pemecahan suatu masalah.

B. Pembelajaran dengan berbagai konteks
C. Pembelajaran mandiri dan efektif.
D. Pembelajaran konteks kehidupan peserta didik yang berbeda-beda.
E. Pembelajaran dari semua dan belajar bersama.
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah yang banyak
dan mutu atau kualitas yang bagus serta memadai sebagai pendukung utama
dalam pembangunan Negeri. Untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya manusia
tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting.
Hal ini sesuai dengan ketentuan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan berinti pada bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa
pendidikan di setiap jenjang, termasuk di sekolah harus diselenggarakan secara
sistematis yang berguna mencapai tujuan tersebut.
Hal tersebut berkaitan juga dengan pembentukan karakter peserta didik
sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi
dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika
Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan
semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi
lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini
mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill
dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa

berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard
skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik
sangat penting untuk ditingkatkan. Melihat masyarakat Indonesia sendiri juga
lemah sekali dalam penguasaan soft skill. Untuk itu penulis menulis makalah ini,

agar pembaca tahu betapa pentingnya pendidikan karakter bagi semua orang,
khususnya bangsa Indonesia sendiri.
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Adapun beberapa masalah
yang akan dibahas dalam buku ini antara lain adalah :


Pengertian dari pendidikan karakter



Pandangan parah Ahli tentang pendidikan karakter



Tujuan dari adanya pendidikan karakter



Strategi dalam menunjang pembelajaran dan pendidikan karakter




Pengertian strategi dalam pembelajaran dan pendidikan karakter



Prinsip-prinsip strategi dalam pembelajaran dan pendidikan karakter



Pengertian pembelajaran karakter secara komprehensif



Pengertian dan tata cara dalam melakukan pendidikan karakter dengan
strategi pembinaan, keteladanan, pengembangan keterampilan akademik
dan sosial, serta fasilitas untuk menunjang kinerja pembelajaran




Penjelasan tentang strategi pendekatan kontekstual dalam penyampaian
pembelajaran berbasis karakter



Penjelasan tentang pembelajaran berbasis pemecahan suatu masalah,
pembelajaran dengan berbagai konteks, pembelajaran secara mandiri dan
efektif, pembelajaran konsteks kehidupan peserta didik yang berbeda-beda



Dan kesimpulan dari semua materi untuk belajar bersama.
Bagi pembaca, setelah membaca buku ini diharapkan pembaca dapat

mengerti keseluruhan dari arti, penjelasan, fungsi, serta kegunaan dari pendidikan
karakter yang telah di tulis pada buku ini

PENDIDIKAN KARAKTER


A. PENGERTIAN DARI PENDIDIKAN KARAKTER
Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan
karakter (character education) dalam konteks sekarang sangat relevan dan
beguna untuk mengatasi krisis moral yang sedang banyak terjadi dan melanda
di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan
bebas yang melenceng dari hukum dan aqidah agama, maraknya angka
kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian
remaja,

kebiasaan

menyontek, penyalahgunaan

obat-obatan

terlarang,

pornografi dan sex bebas, dan perusakan barang atau properti milik orang lain
sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara
tuntas, oleh karena itu sangat pentingnya pendidikan karakter.

Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan juga sistematis dalam
mengembangkan potensi potensi yang di miliki oleh peserta didik.
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan juga
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
yang berikutnya yang dilakukan melalui pengajaran, pelatihan, atau
penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan dari orang lain,
tetapi juga memungkinkan untuk mempelajari secara otodidak.

Karakter
Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap
pikiran, baik perilaku, maupun budi pekerti, dan juga tabiat yang dimiliki
manusia atau makhluk hidup lainnya. Lebih lengkap lagi Karakter adalah
nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan
dipergunakan sebagai cara pandang yang ditiru, berpikir, bersikap, berucap
dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik

yang berguna untuk membangun karakter pribadi atau kelompok yang unik
dan juga baik sebagai warga negara. Dalam kamus lain Pendidikan
Karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat
suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi yang akan
mendatang.

B. Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Para Ahli
Kita tau bahwa Pendidikan memang tak lepas dari yang namanya
makna dan definisi. Di dalam dunia pendidikan terdapat banyak sekali istilahistilah atau definisi-definisi yang dipakai dan digunakan kemudian
memerlukan pembahasan mengenai sesuatu definisi atau pengertiannya.
Berikut merupakan beberapa pengertian Pedidikan karakter berdasarkan para
pakar/ahli yang telah saya kutip dari berbagai sumber :

1. Menurut Suyanto
Pendidikan karakter adalah cara berfikir dan berprilaku yang menjadi
ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa, maupun Negara.
2. Menurut Kertajaya
Pendidikan karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau
individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian

benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong
bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu.
3. Menurut T.Ramli

Pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan
pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk
pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan
warga negara yang baik. Adapun kriterianya adalah nilai-nilai sosial tertentu
yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya.
Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks
pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai
luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka
membina kepribadian generasi muda.

4. Menurut Koesoema

Karakter merupakan struktur antropologis manusia, di sanalah manusia
menghayati kebebasan dan menghayati keterbatasan dirinya. Dalam hal ini
karakter bukan hanya sekedar tindakan saja, melainkan merupakan suatu
hasil dan proses. Untuk itu suatu pribadi diharapkan semakin menghayati


kebebasannya, sehingga ia dapat bertanggung jawab atas tindakannya
silabus.org, baik untuk dirinya sendiri sebagai pribadi atau perkembangan
dengan orang lain dan hidupnya.

5. Menurut Narwanti

Pembentukan adalah usaha yang telah terwujud sebagai hasil suatu
tindakan. Karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu ”kharrasein” yang
berarti memahat atau mengukir (to inscribe/to engrave), sedangkan dalam
bahasa Latin, karakter bermakna membedakan tanda, sifat kejiwaan, tabiat,
dan watak.

6. John W. Santrock

Memberikan pengertian bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan
yang dilakukan dengan pendekatan langsung kepada peserta didik untuk
menanamkan nilai moral dengan juga memberi pelajaran kepada murid
tentang pengetahuan moral dalam upaya mencegah prilaku yang tidak
dianjurkan atau prilaku yang dilarang.


7. Thomas Lickona

Memberikan pengertian pendidikan karakter adalah usaha tenaga
pendidik untuk membantu peserta didik dalam memahami, memperhatikan
dan melakukan nilai-nilai yang tidak melanggar hukum.

8. Elkind

Memberikan pengertian bahwa pendidikan karakter adalah segala
sesuatu metode pendidikan yang dilakukan oleh tenaga pendidik sehingga
mampu mempengaruhi karakter murid. Disini terlihat bahwa guru bukan
hanya mengajarkan materi pelajaran tetapi mampu untuk menjadi
keteladanan.

9.Menurut Kamus Psikologi

Menurut kamus psikologi pendidikan karakter adalah kepribadian
ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan
berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap. (Dali Gulo, 1982).
Fungsi pendidikan karakter
Fungsi pendidikan karakter karakter adalah untuk mengembangkan
potensi-potensi dasar seorang anak agar mempunyai jiwa berhati baik,
berperilaku baik, serta berpikiran yang baik. Dengan fungsi secara besarnya
untuk memperkuat serta membangun perilaku anak bangsa yang multikultur.
Selain itu pendidikan karakter juga berfungsi untuk meningkatkan peradaban
manusia dan bangsa yang baik di dalam pergaulan dunia.
Pendidikan karakter dapat dilakukan bukan hanya di bangku sekolah,
melainkan juga dari bergai media yang meliputi keluarga, lingkungan,
pemerintahan, dunia usaha atau pekerjaan, serta media teknologi.

C. Tujuan pendidikan karakter

Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membangun dan membentuk
bangsa yang tangguh, berakhlak mulia, bermoral, beraqidah, agamis,
bertoleransi, bekerja sama atau bergotong royong. Selain itu Pendidikan
karakter juga bisa untuk membentuk bangsa agar mempunyai jiwa patriotik
atau suka menolong sesama, berkembang dengan dinamis, berorientasi pada
ilmu pengetahuan serta teknologi, beriman dan bertakwa pada Tuhan yang
Maha Esa.
Realisasi Pendidikan Karakter
Secara umum untuk bisa mewujudkan pendidikan karakter dapat
dilakukan melalui pendidikan formal, non formal, dan informal. Saling
melengkapi dan mempercayai dan diatur dalam peraturan dan undangundang. Pendidikan formal dilaksanakan secara berjenjang dan pendidikan
tersebut mencakup pada pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,
evokasi keagamaan dan khusus.
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter juga dapat dilakukan melalui
jenjang pendidikan yang diimplementasikan pada kurikulum di tingkat satuan
pendidikan yang memuat pelajaran normatif, adaptif, produktif, muatan lokal,
dan pengembangan diri.
Pendidikan karakter di sekolah yang diimplementasikan pada
pendidikan pengembangan diri antara lain; melalui kegiatan kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah, semisal : pengurus OSIS, Pramuka, PMR, KIR,
Olahraga, Seni, Keagamaan, Organisasi Pecinta Alam dan lainnya. Dengan
kegiatan ekstrakurikuler ini sangat menyentuh, mudah dipahami, banyak
diminati dan dilakukan siswa sebagai bagian penyaluran minat dan dilakukan
siswa sebagai bagian penyaluran minat dan juga bakat yang dapat
dikembangkan sebagai perwujudan pendidikan karakter bangsa itu sendiri.
18 Nilai-nilai Karakter Berdasarkan Budaya Bangsa
1. Religius

2. Jujur
3. Toleransi
4. Disiplin
5. Kerja keras
6. Kreatif
7. Mandiri
8. Demokratis
9. Rasa ingin tahu
10. Semangat kebangsaan
11. Cinta tanah air
12. Menghargai prestasi
13. Bersahabat komunikatif
14. Cinta damai
15. Gemar membaca
16. Peduli lingkungan
17. Peduli sosial
18. Tanggung jawab

1. RELIGIUS

Kata dasar dari religius adalah religi yang berasal dari bahasa asing
religion sebagai bentuk dari kata benda yang berarti yaitu agama atau
kepercayaan akan adanya sesuatu kekuatan kodrati di atas manusia yaitu
Tuhan.
Sedangkan religius berasal dari kata religious yang berarti sifat religi
yang telah melekat pada diri seseorang. Religius sebagai salah satu nilai
karakter yang dideskripsikan oleh Suparlan sebagai sikap dan perilaku
yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lain. Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh siswa dalam
menghadapi perubahan zaman dan degradasi moral, dalam hal ini siswa
diharapkan mampu memiliki dan juga berprilaku dengan ukuran baik dan
buruk yang di dasarkan pada ketentuan dan ketetapan agama.
Agama dalam kehidupan pemeluknya adalah merupakan ajaran yang
mendasar yang menjadi pandangan hidup atau pedoman hidup. Pandangan
hidup ialah “konsep nilai yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang
mengenai kehidupan”. Apa yang dimaksud nilai-nilai adalah sesuatu yang
dipandang berharga dalam kehidupan manusia, yang dapat mempengaruhi
sikap hidupnya. Pandangan hidup (way of life, worldview) merupakan hal
yang sangat penting dan juga hakiki bagi manusia, karena dengan
pandangan hidupnya ini, manusia memiliki kompas atau pedoman hidup
yang jelas di dunia ini. Manusia antara satu dengan yang lain sering
memiliki pandangan hidup yang sangat berbeda-beda seperti pandangan
hidup yang berdasarkan agama misalnya, sehingga agama yang dianut satu
orang berbeda dengan yang dianut yang lain.
Karena demikian mendasar kehidupan dan fungsi agama dalam
kehidupan manusia maka agama dapat dijadikan nilai dasar bagi
pendidikan, termasuk pendidikan karakter, sehingga melahirkan model
pendekatan pendidikan berbasis agama. Pendidikan karakter yang berbasis

pada agama merupakan pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai
berdasarkan agama yang membentuk pribadi, sikap, dan tingkah laku yang
utama atau luhur dalam kehidupan. Berikut ini adalah nilai nilai yang
terdapat dalam religius :
Nilai-nilai Religius
A. Nilai Yang Berhubungan Dengan Ketuhanan
1. Iman, yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada Tuhan
2. Agama, atau kelanjutan dari iman setelah memiliki keyakinan
terhadap Ketuhanan
3. Ihsan, yaitu kesadaran sedalam-dalamnya bahwa Tuhan
senantiasa dekat atau selalu berada bersama kita
4. Taat, yaitu sikap menjalankan perintah dan menjauhi larangan
perintah Tuhan
5. Ikhlas, yaitu sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan
tanpa pamrih
6. Berserah diri, yaitu sikap yang senantiasa bersandar kepada
Tuhan, dengan penuh harapan kepada Tuhan.
7. Syukur, yaitu sikap dengan penuh rasa terimakasih atas ni’mat
dan karunia yang telah diberikan oleh Tuhan
8. Sabar yaitu sikap batin yang tumbuh karena kesadaran akan
asal tujuan hidup yaitu Tuhan.
B. Nilai Yang Berhubungan Dengan Sesama Manusia
1. Menjalin tali persaudaraan rasa cinta kasih kepada sesama
manusia

2. Semangat persaudaraan
3. Mempunyai pandangan bahwa harkat dan martabat semua
manusia adalah sama
4. Wawasan yang seimbang
5. Berprasangka baik kepada sesama manusia
6. Rendah hati
7. Tepat akan janji
8. Bisa selalu dipercaya
9. Penuh harga diri, tetapi tidak sombong dan tetap rendah hati
10. Tidak boros
11. Saling menolong kepada sesama manusia maupun mahluk
hidup

2. JUJUR
Kejujuran merupakan bagian dari sifat positif manusia. Kejujuran
adalah merupakan bagian dari harga diri yang harus dijaga karena bernilai
tinggi.

Jujur

itu

sangat

mahal

harganya,

orang

yang

telah

merusak kejujuran sangsinya akan berat dan berlangsung lama. Kejujuran
diikat dengan hati nurani manusia, dan keduanya itu adalah merupakan
anugerah dari Allah Swt. Dua elemen ini saling keterkaitan.
Ketika ucapan tak sesuai lagi dengan kenyataan, hati menjadi risau karena
ucapan dirasa tidak jujur. Jujur memang indah, sikap jujur membuat hidup
kita jauh lebih tentram tanpa adanya tekanan dari luar maupun tekanan
dari batin kita sendiri. Coba bayangkan ketika kejujuran dinafikkan, pasti

hidup kita tidak pernah tenang. Kebohongan pertama pasti harus ditutup
dengan kebohongan kedua dan begitu lagi seterusnya. Yang pasti
kebohongan itu sangat melelahkan dan membebani hati nurani, hidup tidak
nyaman dan diselubungi rasa was-was.

Kejujuran dan Kepercayaan

Kejujuran merupakan sebuah pangkal dari kepercayaan, yang
menilai Anda jujur adalah Tuhan, Sang Pencipta dan orang-orang di
sekitar Anda. Sedangkan kepercayaan adalah sebuah imbas positis dari
sikap jujur. Orang yang mendelegasikan kepercayaan merupakan hasil dari
penilaiannya terhadap sikap kita. Jadi sekali lagi kepercayaan adalah
amanah yang sangat harus dijaga erat.
Karena kepercayaan tidak timbul dari penilaian sesaat pula. Orang
lain berteman terhadap kita digerakan dimulai dari rasa kepercayaan pula,
pikiran postitif menimbulkan persepsi bahwa si A terlihat memegang dan
mempunyai prinsip kejujuran dan bisa dipercaya. Di lain contoh kejujuran
juga bagian dari syarat kenaikan jabatan dalam sebuah sistem manajemen
di perusahaan.
Pemimpin perusahaan hanya menunjuk karyawan yang mempunyai
berprestasi baik terutama yang memegang prinsip kejujuran. Pemimpin
menaruh kepercayaan penuh kepada karyawannya untuk menyelesaikan
tugas atau masalah kantornya. Kejujuran juga berlaku di sekolah dari TK
sampai perguruan tinggi, bahkan di sinilah kejujuran diajarkan sekaligus
diuji

juga

tingkat

kekuatannya.

Di sekolah setiap ada menempuh ujian kenaikan kelas maupun ujian akhir,
peserta sangat dilarang keras untuk menyontek, karena melanggar norma
dari kejujuran. Setiap ada peserta ujian yang ketahuan berbuat curang
maka akan terkena tindakan hukuman dari sekolahan. Namun ujian yang

paling berat justru ketika siswa telah lulus dari sekolah dan kembali
kedalam kehidupan bermasyarakat dan bekerja di perusahaan atau
mengabdi menjadi Pegawai Negeri Sipil, di situlah banyak sekali godaan
yang mengancam norma dari kejujuran.
Tak ada pengawasan yang ketat dan hati nurani dipertaruhkan demi
untuk sebuah materi yang bukan haknya. Kalau iman kita tidak diikat kuat
dari ibadah, bakalan kebobolan. Itulah mengapa di Indonesia banyak sekali
kasus korupsi, bahkan juga menjadi negara yang paling korup nomer tiga
di dunia.
Kejujuran yang selama masa sekolah sangat dijunjung tinggi,
ternyata hilang karena godaan setan. Koruptor yang terbukti bersalah
menggelapkan uang negara, alih-alih malu, malah menunjukan ekpresi tak
bersalah. Mereka tidak sadar bahwa dia adalah contoh yang sangat buruk
bagi pelajaran norma kejujuran. Selama orang tidak jujur maka ia akan
kehilangan

harga

diri

didepan

masyarakat

dan

Allah.

Masyarakat sudah tidak mempercayai lagi terhadap pejabat dan pelaku
yang telah terbukti menyelewengkan kepercayaan. Untuk membangkitkan
kepercayaan dari masyarakat sangat sulit, karena nilai kejujuran sudah
dirusak sendiri.
Kejujuran Adalah Harga Diri

Kejujuran adalah sebuah harga mati yang sangat harus
dipegang sampai mati pula. Jujur di dunia maka akan selamat di akhirat.
Prinsipnya miskin materi tidak mengapa asalkan kita masih mempunyai
nilai kejujuran.
Karena kejujuran ibarat sebuah pelampung penyelamat ketika
manusia menghadapi pengadilan super adil yakni pada hari akhir kelak.
Norma jujur itulah salah satu saksi yang menyelamatkan dari hukuman
Tuhan. Apa jadinya jika harga diri kita sendiri telah dirusak oleh sikap-

sikap yang sangat bertentangan dengan norma kejujuran? Yang pasti akan
mendapatkan hukuman dari negara, masyarakat maupun juga rasa bersalah
terhadap Tuhan penciptanya.
Memang

sesal

hanya

terjadi

di

belakang

Namun sebisa mungkin janganlah sekali-kali merusak harga diri dengan
kebohongan dan tindakan yang melawan norma kejujuran di mana saja diri
Anda berada. Sekali Anda melakukan kebohongan di depan masyarakat
luas, hilanglah harga diri Anda untuk selamanya.
Tindakan yang Merusak Kejujuran

Berikut ini adalah merupakan contoh-contoh perbuatan yang sangat
melanggar norma kejujuran, nilai-nilai moral dan agama. Contoh-contoh
itu adalah tindakan yang sangat harus dihindari oleh siapa saja yang
mengaku dirinya beragama dan bermasyarakat.
a)

Mencuri. Mencuri atau mengambil barang yang bukan hak

milik kita, merupakan sebuah tindakan yang melanggar norma
kejujuran. Pemilik barang yang sah pasti merasa sangat terpukul
karena telah kehilangan barang kesayangannya. Mungkin barang
yang berharga itu memiliki nilai-nilai sejarah tersendiri bagi
pemiliknya. Manusia biasa pun bisa tergoda dan ingin mencuri
ketika adanya kesempatan dan kelemahan iman.
b)

Bohong. Bohong yaitu adalah salah satu perusak nilai

kejujuran. Bohong bisa juga terjadi karena faktor lingkungan
sekitar

yang

mempengaruhi

anak

untuk

berbuat

bohong.

Kebohongan yang dipelihara terus-menerus akan bisa merusak
karakter manusia, si pembohong bahkan juga bisa menjadi
psikopat. Sekalinya berbohong maka dia akan berbohong kedua
kali untuk menutupi kebohonganya yang pertama. Dan terus

berbohong lagi untuk menutupi omong kosongnya. Bohong adalah
lingkaran keburukan yang pasti sangat sulit di hentikan.
c)

Manipulasi. Manipulasi juga merupakan kegiatan untuk

merekayasa fakta-fakta yang sebenarnya. Apapun alasannya,
tindakan manipulasi itu sangatlah bertolak belakang dengan norma
kejujuran dan juga agama. Contoh manipulasi yaitu adalah mark
up proyek pembangungan, dan mark up pengadaan barang. Jadi
nilai barang diangkat naik melebihi nilai beli aslinya. Agar ada
selisih harga, jadi ketika dana telah cair, selisihnya harganya akan
digunakan untuk kepentingan pribadi. Manipulasi itu menjadi salah
satu racun pembangunan di Indonesia, mental oknum seperti ini
hanya

akan

mementingkan

urusan

pribadinya

saja

tanpa

memikirkan kepentingan pembangunan bangsa.
d)

Korupsi. Salah satu tindakan illegal yang juga menerjang

tataran norma kejujuran antara lain adalah korupsi. Istilah melayunya adalah rasuah. Korupsi atau rasuah adalah sebuah penyakit
akut yang sedang menggrogoti sistem pemerintahan Indonesia.
Korupsi ibaratnya adalah penyakit kanker ganas yang menyebar
keseluruh institusi di Indonesia. Mengelola dana milik masyarakat
Indonesia adalah sebuah amanah yang luar biasa sangat berat.
Namun jika amanah itu dikelola dengan benar dan baik maka itu
adalah ibadah yang dijanjikan pahala yang luar biasa besar oleh
Tuhan. Tapi sayangnya sebagian oknum pemerintah seringkali
gelap mata ketika diberi mandat mengurus hal yang berkaitan
dengan dana besar, mereka tergoda untuk mencuri barang yang
bukan haknya.
e)

Ingkar janji. Janji adalah hutang dan hutang itu harus

dibayar. Demikian juga dengan sebuah janji ya harus di tepati.
Karena janji-janji yang dikeluarkan dari mulut, didengar oleh
Tuhan dan disaksikan oleh para malaikat. Orang yang sering ingkar
akan janji disebut juga sebagai pembohong, memang sangat mudah

untuk mengumbar janji, tetapi untuk menepati janji bukanlah
perkara mudah, inilah yang sering terjadi pada setiap kampanye
pemimpin daerah, dan kampanye legislatif saat pemilu. Penyakit
ingkar janji ini masih saja menjadi masalah besar dari pemimpin di
Indonesia.

Akibat Tidak Memiliki Sifat Kejujuran
Berikut ini adalah merupakan beberapa dampak buruk dari
tindakan yang merusak norma kejujuran. Yang jelas akibatnya sangat
merugikan bagi diri sendiri dan merusakan nama baik keluarga dan
komunitas.
A.

Hilangnya kepercayaan. Salah satunya adalah hilangnya

kepercayaan dari masyarakat atau orang-rang yang berada di
sekelilingnya. Kalau sudah terbukti berbohong atau mencuri, pasti
tindakan dan juga ucapan tersangka akan selalu dicurigai bahkan
diacuhkan sama sekali.
B.
Susah naik pangkat. Demikian juga risiko yang akan
dihadapi oleh pegawai yang telah terbukti melakukan kebohongan
dan pelanggaran aturan di kantor swasta maupun pemerintah, akan
kesulitan naik pangkat dan jabatan.
C.
Dosa. Dosa adalah sebuah hukuman dari Tuhan kepada
manusia yang telah melanggar larangan dan perintahNya.
Berbohong merupakan sebuah tindakan yang berdosa besar karena
melanggar norma agama. Takaran dosa berbeda-beda bisa besar
maupun kecil tergantung pada tindakan.
3. TOLERANSI

Dalam kehidupan bemasyarakat sebuah sikap toleransi sangatlah
dibutuhkan. Terutama di Indonesia mengingat akan keberagaman suku,
adat dan budaya yang dimilikinya. Karenanya penulis akan membahas
pengertian dari toleransi agar kita dapat sama-sama memahaminya.
Beberapa Pengertian Toleransi
Toleransi berasal dari bahasa Latin “Tolerare”. Pengertian
Toleransi menurut bahasa adalah menahan diri, bersikap sabar,
membiarkan orang berpendapat yang lain dan berhati lapang terhadap
orang-orang yang memiliki pendapat yang berbeda.
Pengertian Toleransi menurut istilah adalah sebuah sikap
menghargai dan membebaskan orang lain untuk dapat berpendapat dan
melakukan hal yang tidak sependapat dengan kita tanpa melakukan sebuah
intimidasi terhadap orang atau kelompok tersebut.
Dalam sikap toleransi, kita dilarang keras untuk bersikap
diskriminasi terhadap suatu kelompok tertentu yang berbeda dari
mayoritas masyarakatnya.
Sikap toleransijuga mengacu dalam segala hal termasuk dalam
kontek sosial, budaya dan juga agama.
Contoh Sikap Toleransi
Menghargai agama lainnya yang berbeda dari agama yang dianut
dari mayoritas masyarakatnya.
Hal

ini

sangat

sering

kita

jumpai

didalam

kehidupan

bermasyarakat. Sikap toleransi mengajarkan kita untuk agar saling
menghormati membiarkan orang menganut kepercayaannya sendiri tanpa
mendiskriminasi ataupun memaksanya untuk ikut menganut agama kita.
Manfaat Toleransi

Banyak sekali manfaat-manfaat yang dapat kita ambil dari sikap
toleransi khususnya dalam kehidupan bermasyarakat antara lain :


Tercipta keharmonisan dalam hidup bermasyarakat.



Menciptakan rasa kekeluargaan.



Menimbulkan rasa kasih sayang satu sama lain.



Tercipta kedamaian, rasa tenang dan aman.
Sebagai manusia yang hidup didalam lingkungan sosial, maka

sudah seharusnya kita menanamkan sikap toleransi terhadap sesama.

4. DISIPLIN
Disiplin adalah sebuah sikap yang selalu tepat janji, sehingga orang
lain dapat mempercayainya, karena modal utama didalam berwirausaha
adalah untuk memperoleh kepercayaan dari orang lain. Disiplin berasal
dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata
Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Disiplin berasal dari
bahasa Inggris yaitu “disciple” yang berarti pengikut atau murid.
Dan sekarang kata disiplin mengalami sebuah perkembangan
makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai
kepatuhan terhadap sebuah peraturan atau tunduk pada sebuah
pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin juga sebagai latihan yang
bertujuan untuk mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.
Perkataan disiplin mempunyai arti yaitu latihan dan ketaatan kepada
aturan. Dengan melaksanakan sikap disiplin, berarti semua pihak dapat
menjamin kelangsungan hidup dan kelancaran kegiatan pada belajar,
bekerja, dan berusaha. Kemauan kerja keras yang kita peroleh dari sikap

disiplin, akan melahirkan mental yang sangat kuat dan tidak mudah untuk
menyerah walaupun dalam keadaan sulit.
MACAM-MACAM KEDISIPLINAN
A. Disiplin dalam menggunakan waktu
Maksudnya yaitu bisa menggunakan dan membagi waktu dengan
baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah
dengan bisa menggunakan waktu dengan baik.
B. Disiplin dalam beribadah
Maksudnya

ialah

senantiasa

beribadah

dengan

peraturan-

peratuaran yang terdapat didalam agamanya. Kedisiplinan dalam
beribadah amat sangatlah dibutuhkan.
C. Displin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kedisiplinan merupakan hal yang sangat menentukan dalam
sebuah proses pencapaian tujuan pendidikan, jika sampai terjadi erosi
disiplin, maka pencapaian tujuan untuk pendidikan akan terhambat,
diantara faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut :
1) Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun
jalannya, banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup
2) Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari
ikatan dan aturan serta ingin sebebas-bebasnya
3) Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah
4) Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik menurun
5) Longgarnya peraturan yang ada

Pada dasarnya sikap disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan
kehidupan belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan juga
menghargai pekerjaannya. Disiplin adalah merupakan proses pendidikan
dan pelatihan yang memadai, untuk itu guru juga memerlukan pemahaman
tentang landasan ilmu kependidikan akan keguruan, sebab saat ini masih
banyak terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin. Macam-macam
bentuk disiplin selain seperti yang disebutkan diatas, disiplin juga terbagi
menjadi:
a)

Disiplin diri pribadi
Apabila dianalisa, maka disiplin mengandung beberapa

unsur yaitu adanya sesuatu yang harus ditaati ataupun ditinggalkan
dan adanya proses sikap seseorang terhadap hal tersebut. Disiplin
diri juga merupakan kunci bagi kedisiplinan pada lingkungan yang
lebih luas lagi. Contoh sebuah disiplin diri pribadi yaitu tidak
pernah meninggalkan Ibadah lepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
b)

Disiplin sosial
Pada hakekatnya disiplin sosial yaitu adalah disiplin dalam

bermasyarakat,

kaitannya

dengan

masyarakat

atau

dalam

hubunganya dengan masyarakat. Contoh prilaku disiplin sosial
adalah melaksanakan siskamling, dan kerja bakti. Senantiasa
menjaga nama baik dalam masyarakat dan sebagainya.
c)

Disiplin Nasional
Berdasarkan hasil perumusan dari lembaga pertahanan

nasional, yang diuraikan dalam disiplin nasional, yaitu untuk
mendukung pembangunan nasional. Disiplin nasional diartikan
juga sebagai status mental bangsa yang tercemin dalam sebuah
perbuatan berupa keputusan dan ketaatan. Baik secara sadar

maupun juga melalui pembinaan terhadap norma-norma kehidupan
yang berlaku.
Manfaat disiplin
A.

Menumbuhkan kepekaan
Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang peka atau berperasaan

halus dan percaya kepada orang lain. Sikap ini memudahkan dirinya
mengungkapkan perasaannya kepada orang lain, termasuk orang tuanya.
Maka, anak akan mudah menyelami perasaan orang lain juga.
B.

Menumbuhkan kepedulian
Anak juga akan menjadi peduli pada kebutuhan dan kepentingan

orang lain. Disiplin membuat anak memiliki integritas, selain dapat
memikul tanggung jawab, mampu memecahkan masalah dengan baik
secara cepat dan mudah.
C.

Menumbuhkan keteraturan
Anak menjadi mempunyai pola hidup yang teratur dan mampu

mengelola waktunya dengan baik.
D.

Menumbuhkan ketenangan
Menurut penelitian menunjukkan bayi yang tenang atau jarang

menangis ternyata lebih mampu untuk memperhatikan lingkungan
sekitarnya dengan baik. Di tahap selanjutnya bahkan ia juga bisa cepat
berinteraksi dengan orang lain.
E.

Menumbuhkan percaya diri
Sikap ini tumbuh dan berkembang pada saat anak diberi

kepercayaan untuk melakukan sebuah pekerjaan yang mampu ia kerjakan
dengan kemampuannya sendiri.

F.

Menumbuhkan kemandirian
Dengan kemandirian, anak dapat diandalkan untuk bisa memenuhi

kebutuhan dirinya sendiri. Anak juga dapat mengeksplorasi lingkungan
dengan baik. Disiplin merupakan sebuah bimbingan yang tepat pada anak
untuk sanggup menentukan pilihan yang bijak.
G.

Menumbuhkan keakraban
Anak menjadi cepat akrab dan juga ramah terhadap orang lain

karena kemampuannya untuk beradaptasi lebih terasah.
H.

Membantu perkembangan otak
Pada usia 3 tahun pertama, pertumbuhan otak anak sangatlah pesat,

disini ia akan menjadi peniru perilaku yang piawai. ia mampu mencontoh
perilaku orang tuanya dengan sempurna, tingkah laku orang tua yang
disiplin dengan sendirinya akan membentuk kebiasaan dan sikap yang
positif.
I.

Membantu kepatuhan
Hasilnya anak akan menuruti aturan yang telah ditetapkan orang

tua atas kemauannya sendiri.
5. Kerja Keras
Kerja keras dapat juga diartikan melakukan sesuatu dengan
sungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau juga
dicita-citakan. Kerja keras dapat dilakukan dalam segala hal, mungkin
dalam bekerja untuk mencari rezeki, menuntut ilmu, berkreasi, membantu
orang lain, ataupun kegiatan yang lain.
Contoh perilaku kerja keras

Seorang pedagang sayuran yang bekerja tanpa mengenal lelah.
Suatu hari, usaha yang dilakukannya kurang menguntungkan karena
sayuran yang sudah dibawanya ke pasar induk tidak habis terjual. Dia terus
berusaha supaya dagangannya laris terjual dan hasilnya akan diserahkan
kepada istrinya untuk membiayai keluarga.
Cara Membiasakan Perilaku Kerja Keras
Agar terbiasa untuk bekerja keras dalam mengerjakan sesuatu,
lakukanlah beberapa hal berikut ini :
a) Bekerja harus dilandasi niat yang baik. Niatkan untuk
beribadah kepada Tuhan
b) Awali suatu pekerjaan dengan menyebut nama Tuhan
c) Kerjakan dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh
d) Akhiri dengan menyebut nama Tuhan
e) Serahkan segalanya kepada Tuham ( Berserah diri )

6. Kreatif
Kreatif itu adalah merupakan kata sifat (adjective). Arti kreatif
adalah sebuah kata untuk menerangkan sesuatu atau seseorang (kata benda
atau kata ganti). Adapun kata kreativitas itu adalah kata benda, yang
artinya sama kemampuan untuk menciptakan sesuatu.
Pengertian kreatif menurut para ahli
a) Arti kreatif menurut Hobkenz, Diri seseorang yang melakukan respon
ketika dipengaruhi secara mendalam dan enerjik. Menurut Hobkenz
kreatif adalah sikap yang dimiliki seseorang atau individu, yaitu sikap
menanggapi sesuatu.

b) Pengertian kreativitas menurut Heart, Sebuah kekuatan yang
tersimpan pada diri manusia. Berdasarkan Heart, kekuatan ini
didasarkan pada asas cinta, kebebasan berekspresi yang ditemukan
pada diri manusia.
c) Definisi kreatif menurut Anderos, Salah satu sifat manusia yang
didasarkan atas proses yang dilalui seseorang di tengah-tengah
pengalamannya

sehingga

menyebabkan

ia

memperbaiki

dan

mengembangkan dirinya.
d) Kreativitas berdasarkan Frome, Frome membagi kreativitas menjadi
dua bagian, yaitu:
1) Kreatif yaitu salah satu gaya atau sifat pada diri seseorang dilihat
dari cara ia melihat hal-hal lama sebagai sesuatu yang baru,
menerima kehidupan dengan berbagai sikap berbeda. Ia merespon
kehidupan dengan sikap yang baru dan orisinil.
2) Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru
dan hasilnya dapat dilihat, didengar, atau dirasakan oleh orang
lain.
e) Definisi kreativitas menurut Mirreshtine, kreativitas yaitu suatu proses
yang mengandung pengetahuan yang detail mengenai suatu bidang
dan cakupannya (pengetahuan dasar, data teoretis, dan lain lain) serta
melakukan eksperimen atas data tersebut, kemudian menyampaikan
hasilnya kepada orang lain.

Pengertian kreativitas pada anak-anak
Contoh yang dapat menjelaskan pengertian kreatif pada anak-anak
adalah aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
1) Melakukan berbagai macam interaksi
2) Dapat menghadirkan pengetahuan-pengetahuan masa lampau
3) Menggunakan pengetahuan dengan cara dan langkah yang
baru

4) Dapat menguji pengetahuan dan pemahaman yang baru
5) Menyusun dan merangkai pengetahuan yang ada di alam raya
ini
6) Dapat berpikir fleksibel
7) Dapat bermain dengan alat-alat dan pemikiran
8)

Dapat menciptakan sesuatu yang baru dan dluar dari
kebiasaan

9) Mampu mengatasi permasalahan dan hambatan
10) Peka terhadap lingkungan dan disekitarnya
Menurut Williams, aspek mendasar yang menyusun kreativitas
adalah :
1) Ketangkasan: kemampuan untuk menghasilkan pemikiran atau
pertanyaan dalam jumlah yang banyak.
2) Fleksibilitas: kemampuan menghasilkan banyak pemikiran
yang beragam.
3) Orisinalitas: kemampuan berpikir dengan cara baru yang unik.
4) Elaborasi: kemampuan untuk menambah hal-hal yang detil dan
baru atas pemikiran-pemikiran baru.
Syarat untuk bisa menjadi kreatif :
1) Menyukai penelahaan, pencermatan, dan penelitian.
2) Banyak menyibukkan diri dengan sesuatu yang bermanfaat.
3) Banyak membaca.
4) Selalu memberdayakan kemampuan berkreasi.
5) Kerja keras dan cerdas.
6) Usaha yang diiringi dengan kesabaran dan kontinuitas.
7) Banyak mencari tahu.
8) Banyak bertanya.

9) Banyak berlatih
Kesimpulan menurut para ahli adalah bahwa anak kreatif itu
hanyalah sedikit yang merupakan warisan atau bakat yang dibawa sejak
lahir (Genetik). Banyaknya kreativitas itu adalah buah hasil dari usaha
yang sabar dan berkesinambungan.
7. Mandiri
Kemandirian adalah sebuah perilaku seseorang untuk hidup dengan
usaha mandiri dengan tidak bergantung pada orang lain. Orang yang
mandiri identik selalu memecahkan masalahnya sendiri tanpa harus
meminta bantuan dari orang lain. Kemandirian juga hampir sama dengan
kreatif yang tidak bisa muncul begitu saja. Oleh karena itu sifat mandiri
perlu dilatih dari sejak dini.
Ciri-Ciri Mandiri
Adapun ciri-ciri dari kemandirian adalah seperti berikut :


Pengendalian diri, yaitu orang yang mandiri harus mampu

mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan hati yang jernih,
jauh dari perasaan yang menimbulkan emosional.


Progresif dan ulet, yaitu orang yang mandiri harus

menghadapi segala sesuatu dengan penuh ketekunan dan
ketelitian.


Kemantapan diri, yaitu orang yang mandiri harus percaya

terhadap kemampuan dirinya sendiri dan menatap masa depan
penuh optimise.


Bebas, yaitu orang yang mandiri bertindak atas kehendak

sendiri, tidak tergantung pada pihak lain.



Inisiatif, yaitu orang yang mandiri harus mampu berpikir

dan bertindak secara kreatif dan penuh inisatif.

Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dari kemandirian
seseorang adalah :


Keluarga, tempat yang paling awal adalah lingkungan

keluarga, keluarga sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan
kemandirian khususnya pada anak.


Pendidikan di sekolah, pada saat disekolah anak akan

dibiasakan untuk hidup mandiri, ditanamkan rasa percaya diri,
dan juga dilatih untuk berdisiplin.


Teman bermain, teman bermain juga sangat mempengaruhi

sikap, dan perilaku, serta pertumbuhan karakter seorang anak.

Usaha Untuk Menumbuhkan Kemandirian


Banyak melakukan latihan-latihan keterampilan.



Berusaha untuk tidak mengandalkan bantuan dari orang

lain.


Menanamkan sikap disiplin pribadi yang tinggi



Berusaha untuk terus percaya pada diri sendiri.



Mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu memecahkan

semua masalah yang dihadapi.


Menanamkan sikap pantang menyerah dalam menghadapi

setiap permasalahan.

8. Demokratis
Demokrasi adalah merupakan ideologi bangsa kita Indonesia, dan
dalam penerapan sistem demokrasi, kita tidak hanya di tuntut untuk negara
saja, tetapi juga berdemokrasi di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat, berikut adalah contoh demokrasi di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat :
DEMOKRASI DI LINGKUNGAN KELUARGA
1) Berlaku adil terhadap semua anggota keluarga tanpa pilih kasih
2) Memberikan kesempatan pada anggota keluarga untuk
memberikan saran, kritik demi kesejahteraan keluarga
3) Mengerjakan tugas rumah sesuai dengan perannya dalam
keluarga
4) Saling menghormati dan menyayangi
5) Menempatkan Ayah sebagai kepala keluarga
6) Melakukan rapat keluarga jika diperlukan
7) Memahami tugas & kewajiban masing-masing
8) Menempatkan anggota keluarga sesuai dengan kedudukannya
9) Mengatasi

dan

memecahkan

masalah

dengan

jalan

pendapat

masing-masing

musyawarah mufakat.
10) Saling

menghargai

perbedaan

anggota keluarga.
11) Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan
pribadi.

DEMOKRASI DI LINGKUNGAN SEKOLAH
1) Pemilihan organisasi sekolah dan kelas dengan musyawarah

2) Pembagian tugas piket yang merata
3) Interaksi dan komunikasi yang lancar antara guru, siswa, dan
orang di lingkungan sekolah
4) Pelaksanaan upacara dengan bergantian
5) Menghadiri acara yang diadakan sekolah
6) Ikut berpartispasi dalam OSIS
7) Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan
ketua OSIS, ketua kelas, maupun kegiatan yang lain yang
relevan.
8) Memberikan usul, saran, dan pesan kepada pihak sekolah
9) Menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding.
10) Hadir disekolah tepat waktu
11) Membayar SPP atau iuran wajib skolah
12) Saling menghargai pendapat orang lain.

DEMOKRASI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
1) Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat.
2) Pemilihan organisasi masyarakat melalui musyawarah
3) Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran
yang jernih.
4) Mengikuti kegiatan yang diadakan oleh desa
5) Mengikuti kegiatan kerja bakti
6) Bersama-sama

memberikan

ususlan

demi

kemajuan

masyarakat.
7) Saling tenggang rasa sesama warga
8) Menghargai pendapat orang lain
9) Memberi usul, kritik, dan saran untuk kesejahteraan desa
10) Mengimplikasikan dana untuk desa dengan benar

11) Ikut berpartisipasi dalam iuran desa
12) Memecahkan masalah dengan musyawarah mufakat

9. Rasa Ingin Tahu

Kita umat manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang
diciptakan Tuhan di muka bumi ini. Karena kita telah dianugerahkan
dengan berbagai alat indera dan akal pikiran. Sudah menjadi kodrat dari
manusia yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, menyebabkan manusia
selalu berpikir dalam rangka untuk mempertahankan kehidupannya.
Manusia merupakan makhluk yang dapat dan akan selalu berpikir. Mereka
akan selalu memiliki hasrat rasa ingin tahu dan ingin untuk mengerti.
Rasa ingin tahu adalah suatu emosi yang berkaitan dengan perilaku
ingin tahu seperti halnya eksplorasi, investigasi, dan belajar. Terbukti
dengan pengamatan pada spesies hewan, manusia dan banyak tumbuhan.
Istilah ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan perilaku itu sendiri
disebabkan oleh emosi rasa ingin tahu. Seperti emosi rasa ingin tahu
merupakan dorongan untuk tahu hal-hal baru, rasa ingin tahu adalah
kekuatan pendorong yang utama di balik penelitian ilmiah dan disiplin
ilmu lain dari studi manusia.
Pengertian keingintahuan akan sesuatu akan menyebabkan
seseorang akan mendekati, mengamati ataupun juga mempelajari akan
sesuatu benda ataupun sesuatu hal lainnya. Rasa ingin tahu merupakan
sikap perilaku alami, terbukti dengan pengamatan di banyak spesies
hewan, dan merupakan aspek emosional dari makhluk hidup yang
menimbulkan eksplorasi, investigasi dan belajar. Pada dasarnya, itu juga
menggambarkan jumlah yang tidak diketahui mekanisme psikologis dari
perilaku yang memiliki efek mendorong umat untuk mencari informasi
dan interaksi dengan lingkungan alam dan makhluk lain di lingkungan
Anda.

KURIOSITAS (RASA INGIN TAHU)
Berbeda dengan mahluk yang lainnya,, manusia selalu serba ingin
tahu terhadap berbagai fenomena alam yang dialaminya, manusia selalu
bertanya ada apa ? (jika terjadi gempa bumi, gunung meletus, banjir
bandang atau gejala alam yang lainnya khususnya yang membuat mereka
cemas) hal ini merupakan daya rangsang yang diteruskan kepada daya fikir
sehingga munculah pertanyaan ada apa?, setelah tahu bahkan manusia
terus bertanya lebih jauh lagi, Bagaimana ? dan seterusnya akan juga
bertanya mengapa ? pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pisaupisau untuk menoreh dan mencari pengetahuan walaupun secara sederhana
dan bersifat indrawi. Sementara mahluk lain dalam memenuhi kebutuhan
dan kelangsungan hidupnya hanya mengandalkan naluriah (instink)
belaka. Sementara, Asimov menyebutnya “idle curiosity” yang sifatnya
tetap tidak berkembang sepanjang jaman. Contohnya adalah sebuah sarang
burung manyar, mungkin sebuah sarang yang tercanggih dibanding sarang
burung lainnya, tetapi sejak dulu sampai saat ini sarang burung manyar,
konstruksi dan motivnya tetap begitu saja, berbeda dengan manusia yang
dulu pada zaman primitif manusia hidup digua-gua, berubah menjadi
tinggal dalam rumah sederhana, dengan ilmu dan juga teknologi, manusia
dapat membangun rumah-rumah modern pencakar langit, artinya manusia
memiliki rasa ingin tahu yang berubah menjadi daya pikir yang dapat
berkembang sepanjang jaman sesuai dengan kebutuhan dan juga
keinginannya yang tidak pernah puas. Maka manusia terus berupaya
mencari dan menemukan sesuatu yang dapat memudahkan dan
menyenangkan dalam hidupnya.
Rasa ingin tahu menjadi Ilmu pengetahuan.

Dalam sejarah kehidupan, manusia akan selalu berusaha untuk
mencari kebenaran. Sebuah proses yang panjang saat dimana manusia
sebelum menemukan kebenaran mereka harus memiliki rasa ingin tahu
terlebih dahulu terhadap kebenaran tersebut. Proses Rasa Ingin tahu itu
kemudian akan menjadi ilmu pengetahuan agar dapat
dipertanggungjawabkan menjadi sebagai sebuah kebenaran.
Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas
dasar pengamatan ataupun juga pengalaman. Untuk itulah, manusia
mereka-reka atau memperkirakan sendiri jawaban atas keingintahuannya
itu. Sebagai contoh: “Apakah pelangi itu?”, karena tak dapat
menjawabnya, manusia mereka-reka jawaban bahwa pelangi adalah
selendang para bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru yaitu bidadari.
Contoh lain: “Mengapa gunung meletus?”, karena tidak tahu jawabannya,
manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban: “Yang berkuasa dari
gunung itu sedang murka”. Dengan menggunakan jalan pemikiran yang
sama muncullah anggapan tentang adanya “Yang kuasa” di dalam hutan
lebat, sungai yang besar, pohon yang besar, matahari, bulan, atau adanya
raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana bulan. Pengetahuan baru
yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang kita sebut dengan mitos.
Cerita yang bedasarkan atas mitos juga disebut legenda.
Mitos itu timbul disebabkan oleh antara lain karena keterbatasan
alat indera manusia misalnya:
1) Alat Penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak sangat cepat
sehingga tak tampak jelas oleh penglihatan mata. Mata tidak
dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda
yang dilihat terlalu jauh, maka tidak akan mampu melihatnya.
2) Alat Pendengaran

Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang
mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 perdetik. Getaran
di bawah 30 atau di atas 30.000 perdetik tidak lagi terdengar.
3) Alat Pencium dan Pengecap
Bau dan rasa tidaklah dapat memastikan suatu benda
yang dikecap maupun diciumnya. Manusia hanya bisa
membedakan 4 jenis masa yaitu rasa manis, asam, asin dan
pahit.
Bau seperti farfum dan bau-bauan yang lainnya dapat
dikenal oleh hidung kita bila konsentrasi di udara lebih dari
sepersepuluh juta bagian. Melalui bau, manusia juga dapat
membedakan satu benda antara benda yang lain namun tidak
semua orang dapat melakukannya.
4) Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia juga dapat membedakan
panas atau dingin namun sangat relatif sehingga tidak bisa
dipakai sebagai alat observasi yang tepat dan akurat.
Alat-alat indera tersebut di atas sangat berbeda-beda, di
antara manusia: ada yang sangat tajam penglihatannya, ada
juga yang tidak. Demikian juga ada yang tajam indra
penciumannya ada pula yang lemah. Akibat dari keterbatasan
alat indera tersebut, kita maka mungkin timbul salah informasi,
salah tafsir dan salah pemikiran. Untuk meningkatkan
kecepatan dan juga ketepatan alat indera tersebut dapat juga
orang dilatih untuk itu, namun tetap sangat terbatas.
Rasa ingin tahu sebagian besar adalah merupakan
naluri alami, rasa ingin tahu itu menganugerahkan manfaat
kelangsungan hidup untuk spesies tertentu, dan dapat juga
ditemukan dalam genom mereka. Itu wajar yang terjadi pada
manusia, hewan dan khususnya bayi atau balita.

Meskipun manusia kadang-kadang juga dianggap
sangat sangat ingin tahu, kadang-kadang tidak begitu banyak
terdapat seperti pada hewan lain. Apa yang tampaknya terjadi
adalah rasa ingin tahu manusia dikombinasikan dengan
kemampuan y untuk berpikir secara abstrak, menyebabkan
fantasi dan juga imajinasi, akhirnya menimbulkan cara unik
manusia berpikir ("akal manusia"), yang abstrak dan sadar.

10. Semangat Kebangsaan
Pengertian semangat kebangsaan adalah suatu keadaan yang
menunjukkan adanya kesadaran untuk menyerahkan kesetiaan yang paling
tinggi dari setiap pribadi kepada Negara atau bangsa. Pengertian ini juga
sejalan dengan makna semangat kebangsaan yang identik dengan konsep
nasionalisme dan patriotisme. Nasionalisme adalah suatu paham yang
beranggapan bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi wajib diserahkan
kepada negara kebangsaan. Sedangkan Patriotisme berarti ‘semangat cinta
tanah air atau sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya
demi mempertahankan bangsanya’.
11. Cinta Tanah Air
Cinta tanah air atau patriotisme, Patriotisme berasal dari kata
patria, yang berarti ‘tanah air’. Kata patria lalu berubah menjadi kata
patriot yang artinya ‘seseorang yang mencintai tanah air’. Patriotisme
berarti ‘semangat cinta tanah air atau sikap seseorang yang bersedia
mengorbankan segala-galanya untuk mempertahankan bangsanya’.

Patriotisme muncul setelah lahirnya nasionalisme, tetapi antara
nasionalisme dan patriotisme biasanya diartikan sama.
Jiwa patriotisme sudah tampak dalam sejarah perjuangan bangsa
Indonesia, antara lain yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kerelaan para
pahlawan bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dengan
mengorbankan jiwa dan juga raga. Jiwa dan semangat rakyat bangsa
Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari penjajag sering juga disebut
sebagai jiwa dan semangat 45.
Adapun Jiwa dan semangat 45 di antaranya adalah:
1) Pro-patria dan primus patrialis ‘mencintai tanah air dan
mendahulukan kepentingan tanah air’
2) Jiwa solidaritas dan kesetiakawana