Tantangan dan Transparansi Pembangunan S

PAPER : TANTANGAN DAN TRASPARANSI PEMBANGUNAN
SEKTOR MIGAS DI INDONESIA
( Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah teori-teori pembangunan )
Dosen Pengampu:
Drs. Agung Purwanto, M.Si
Nama:
Fikry Zuledy Pamungkas
140910101036

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2015

TANTANGAN DAN TRASPARANSI PEMBANGUNAN
SEKTOR MIGAS DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Migas menurut definisinya adalah minyak bumi dan gas alam. Pemanfaatan besar –

besaran minyak bumi dan gas alam dimulai semenjak sektor industri muncul di Inggris. Namun
jauh sebelum saat itu minyak bumi dan gas alam telah di manfaatkan orang – orang pedalaman
untuk membantu kehidupannya.
Di Indonesia sumberdaya minyak bumi dan gas alam sangatlah melimpah dari ujung
sabang hingga merauke terutama di wilayah jalur migas Indonesia yaitu, Pulau Sumatra, Jawa,
Nusa Tenggara, Sulawesi, Hingga di Papua. Dengan kekayaan sumberdaya migas bila dikelola
dengan baik maka . Indonesia seharusnya dapat menjadi Negara makmur dan sejahtera. Namun
kini Indonesia telah mengalami kemerosotan yang sangat jauh dari Negara - Negara yang
memiliki cadangan minyak bumi dan gas bumi. Puncak kemerosotannya adalah pada tahun
2008 Indonesia meyatakan keluar dari OPEC karena Indonesia tidak lagi menjadi pengekspor
minyak namun menjadi importir minyak.
Ditahun 2015 ini, Pemerintahan Indonesia dengan nahkoda yang baru ini hendaknya
membagi peran dan tanggung jawab secara efektif antara Kementerian terkait, Pertamina, dan
badan pemerintah lainnya merupakan hal yang penting untuk mengatasi tantangan sektor migas
di Indonesia. Turunnya cadangan dan produksi minyak bumi; konsumsi bahan bakar yang terus
meningkat; subsidi BBM yang besar; serta keinginan untuk meningkatkan kinerja Pertamina
adalah hal-hal yang dihadapi Indonesia saat ini.1 Namun, ruang lingkup tulisan ini hanyalah
sejauh mana kinerja pemerintahan Indonesia untuk mencapai Pembangunan Ekonomi yang di
cita- citakan para pendiri bangsa ini.
1Patrick Heller dan Poppy Ismalina. Reformasi Sistem Tata Kelola Sektor Migas:

Pertimbangan untuk Pemerintah Jokowi – JK. 2015. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Apa itu sektor migas ?
bagaimana membagi peran dan tanggung jawab secara efektif di sektor Migas Indonesia ?
tantangan Migas apa yang akan dialami Indonesia ?
bagaimana bentuk transparansi dan akuntabilitas pemerintah pada industri migas ?

1.3 Kerangka Pemikiran
Teori Alex Inkeles dan David. H. Smith : Manusia Modern
Teori Alex Inkeles dan David Smith menekankan tentang lingkungan material dalam hal
ini lingkungan pekerjaan. Teori pada dasarnya berbicara tentang pentingnya factor manusia
sebagai komponen penting penopang pembangunan dalam hal ini manusia modern. Kedua tokoh
ini mencoba memberikan ciri-ciri dari manusia modern, seperti : keterbukaan terhadap
pengalaman dan ide baru, berorientasi ke masa sekarang dan masa depan, punya kesanggupan

merencanakan, percaya bahwa manusia bisa menguasai alam. Keduanya beranggapan, bahwa
bagaimanapun juga manusia bisa diubah secara mendasar setelah dia menjadi dewasa, dan
karena itu tidak ada manusia yang tetap menjadi tradisional dalam pandangan dan
kepribadiannya hanya karena dia dibesarkan dalam sebuah masyarakat yang tradisional. Artinya,
dengan memberikan lingkungan yang tepat, setiap orang bisa diubah menjadi manusia modern
setelah dia mencapai dewasa.
Dari hasil penelitiannya, mereka berkesimpulan bahwa pendidikan adalah yang paling
efektif untuk mengubah manusia dan pengalaman kerja dan pengenalan terhadap media massa.
Penemuan ini juga mendukung pendapat Daniel Lerner yang menekankan pentingnya media
massa sebagai lembaga yang mendorong modernisasi.
Perbedaan yang ada pada macam-macam teori yang ada diatas hanya merupakan
perbedaan penekanan aspek yang dianggap penting, baik dalam menciptakan manusia yang akan
membangun maupun dalam mempersiapkan sarana material untuk pembangunan itu sendiri.
Tetapi pada dasarnya, inti dari teori-teori ini adalah sama.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan dari persoalan mengenai mengapa ada
Negara-negara yang tertinggal (miskin). Bagi teori modernisasi cukup jelas, bahwa negaranegara tersebut belum maju atau masih bersifat tradisional atau belum berhasil lepas landas

karena baik orang-orangnya maupun nilai-nilai yang hidup di masyarakat tersebut belum modern
sehingga tidak menopang pembangunan. Maka dari itu, untuk menanggulangi permasalahan ini
perlu diperkenalkan nilai-nilai yang rasional dan sarana atau lembaga modern untuk menopang

proses pembangunan. Demi maksud ini maka perlu campur tangan dan dukungan dari Negaranegara yang sudah maju atau modern.2
BAB 2 PEMBAHASAN
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum –
minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna coklat gelap, atau
kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi.
Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri
alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Sedangkan gas alam
adalah Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar fosil
berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat ditemukan di ladang minyak,
ladang gas Bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi
melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia
disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir
sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.
Di Indonesia pemanfaatan dan penggunaan minyak bumi dimulai oleh bangsa Indonesia
sejak abad pertengahan. Menurut sejarah, orang Aceh menggunakan minyak bumi untuk
menyalakan bola api saat memerangi armada Portugis.
Pengelolaan pertambangan di Indonesia telah mengalami perubahan sampai tiga kali,
yang pertama adalah IMW ( Indische Mijn Wet ), kemudian Undang – undang 44 Prp 1960 dan
yang terakhir Undang – undang tahun 2001. 3
Pertama adalah pengelolaan pertambangan berdasarkan IMW. Berikut penjelasan

mengenai Indische Mijn Wet ( pasal 5a ) yaitu, penguasa pertambangan berdasarkan konsensi
2 Rino A. Nugroho, “Teori Modernisasi: Perspektif Arif Budiman”.
http://rinoan.staff.uns.ac.id/wp-content/blogs.dir/58/files//2008/10/teori-modernisasiperspektif-arief-budiman.pdf.2015
3Teuku H. Moehammad Hasan. “Sejarah Perjuangan Perminyakan Nasional. Penerbit : Yayasan Sari Pinang Sakti
Jakarta. 1985

yang diberikan kepada perusahaan. Hal – hal yang dikuasai mencakup semua kegiatan usaha
perminyakan, eksplorasi, eksploitasi, pemurnia/ pengkilangan, pengangkutan dan penjualan.
Negara Belanda adalah pembuat ketentuaan IMW pada masa kolonialisme. Ketentuan yang
dibuat ini sangatlah menguntungkan colonial karena semua hasil dari pengelolaan migas pada
zaman dahulu mengalir ke kas Negara Belanda.
Selanjutnya adalah pengelolaan pertambangan menurut Undang – undang 44 Prp 1960.
Penguasa pertambangan adalah perusahaan Negara ( BUMN ) yang ditunjuk ialah PT.
PERTAMINA Indonesia. Perubahan pengelolaan ini sebagai kebijakan yang dibuat untuk
melindungi segala pemanfaatan kekayaan migas Indonesia. Tujuan menasionalisasi penguasa
pengelolaan migas ini akan mewujudkan pembangunan ekonomi Indonesia yang lebih baik. Hal
– hal yang dikuasai mencakup semua kegiatan usaha perminyakan, eksplorasi, eksploitasi,
pemurnia/ pengkilangan, pengangkutan dan penjualan. Pertamina menjadi pelaksana usaha
perminyakan dari Hilir sampai Hulu. Semua perusahaan asing seperti, Caltex, Shell dll yang
semulanya melaksanakan usaha berdasarkan konsensus IMW dialihkan menjadi kontraktor

perusahaan Negara.
Yang paling utama dalam pembaharuan pengelolaan migas ini adalah pengalihan
pengelolaan migas dalam Kuasa Pertambangan dari Perusahaan Negara PERTAMINA kepada
pemerintah. Salah satu hal utama sebagai konsekuensi pengesahan UU 22/2001 ini adalah perlu
dibentuknya adanya Badan Pelaksana (dibentuk BPMIGAS) dan Badan Pengatur (dibentuk
BPHMIGAS) serta perubahan bentuk PERTAMINA menjadi persero. PERTAMINA bukan lagi
sebagai perusahaan pengelola dan pemegang kuasa pertambangan. Dalam kegiatan hulu
PERTAMINA akan menjadi perusahaan yang diberlakukan seperti perusahaan-perusahaan
kontraktor. Dan akhirnya PERTAMINA juga mendandatangani KKKS dengan MIGAS pada
tanggal 17 September 2005. Dalam hal produksi nasional, BPMIGAS menjadi badan negara
yang mengelola produksi atas bagihasil di lapangan-lapangan yang dikelola oleh kontraktor
(KKKS).4

4 Adendum “Tinjauan Historis Yuridis Pengusahaan Pertambangan Migas di Indonesia”, oleh BPK. Diambil
dari : http://www.jdih.bpk.go.id/informasihukum/HisYuridis_usahamigas.pdf

Gambar 8. Tantangan Eksplorasi di Indonesia terutama di Indonesia Timur dengan kemungkinan
terdapatnya gas di daerah laut dalam.
Penemuan-penemuan gas setelah tahun 1990 banyak dijumpai di Indonesia Timur. Tentu
saja daerah ini sulit untuk dikembangkan dengan cepat. Namun setelah diundangkan UU Migas

22/2001 ini penemuan migas ini menjadi sangat menurun. Hanya penemuan lapangan-lapangan
kecil yg dijumpai dan banyak yang sangat marjinal untuk dikembangkan secara ekonomis.
Kekayaan sumber daya alam (SDA) Indonesia berpotensi memberikan manfaat ekonomi
yang amat besar, namun, seringkali, manfaat ini justru tidak terwujud. Berdasarkan survei Indeks
Tata Kelola SDA (Resource Governance Index/RGI) atas 58 negara, keuntungan dari sektor
ekstraktif di negara-negara tersebut mencapai total $2,6 triliun pada tahun 2010. Namun,
sesungguhnya, banyak negara yang melewatkan peluang mendapatkan manfaat dari kekayaan
SDA akibat kesalahan manajemen dan korupsi. Survei tersebut menunjukkan terdapat 26 negara
kaya SDA gagal mendapatkan manfaat maksimal dari kekayaan SDA karena tata kelola sektor
ekstraktif yang lemah. Di 26 negara tersebut, lebih dari 300 juta orang (atau 50% dari total
populasi 26 negara) hidup dengan penghasilan kurang dari dua dolar per hari. Sementara, di
negara-negara kaya SDA tapi dengan kinerja tata kelola baik, angka populasi dengan penghasilan
sangat rendah tersebut hanyalah rata-rata 10 juta orang (atau 7% dari populasi).

Indonesia tengah berada di titik transisi dan memiliki peluang unik memastikan agar
sektor migas dan tambang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan tingkat kemiskinan.
Pemerintah baru dapat mengisyaratkan niat yang jelas bahwa sumber daya minyak, gas, dan
mineral Indonesia akan dikelola dengan sangat transparan serta akuntabel. Hal ini akan
menumbuhkan kepercayaan rakyat bahwa pemerintah akan:



mengelola sumber daya alam untuk kepentingan umum



menurunkan risiko korupsi dan skandal yang timbul karenanya



memastikan negara mendapatkan sebesar-besarnya manfaat dari eksploitasi sumber
daya alamnya



menarik investasi baru ke Indonesia

Indonesia mematuhi Inisiatif Transparansi Industri Ekstraktif (Extractive Industries
Transparency Initiative/EITI); artinya informasi penting dalam jumlah yang signifikan terkait
industri ekstraktif dapat diakses oleh publik. Indonesia juga mengetuai Kemitraan Pemerintahan
Terbuka atau Open Government Partnership (OGP), dengan 65 negara anggota, untuk periode

2013 sampai dengan Oktober 2014, dan akan meneruskan peran kepemimpinannya dalam
inisiatif Kelompok Kerja Keterbukaan Sumberdaya Alam atau “Openness in Natural Resources
Working Group.” Sebagai bagian dari tugas kepemimpinan di OGP, Indonesia (melalui UKP4)
tengah mengembangkan proyek One Map, yang akan memberikan data kadaster tunggal serta
terbuka untuk publik atas area tambang, hutan, dan konsesi lain. OneMap akan membantu
menuntaskan masalah tumpang tindih perizinan. Hal tersebut di atas menunjukkan kemajuan
besar telah dilakukan oleh Indonesia, namun demikian kebijakan dan tindakan besar masih
menjadi agenda Pemerintah Jokowi - JK, yaitu mendorong transparansi yang lebih tinggi di
setiap tahapan pengelolaan sumber daya migas dan mineral. Untuk itu, Pemerintah Jokowi - JK
harus melengkapi kemajuan yang telah dihasilkan dengan keterbukaan dan pengungkapan
informasi yang meluas guna mengurangi risiko korupsi dan kesalahan pengelolaan. Tujuan
akhirnya adalah maksimilisasi manfaat yang didapat negara dari kekayaan SDA milik Indonesia.

Dokumen ini menyajikan lima area yang sangat perlu dipertimbangkan oleh Pemerintah Jokowi JK terkait peningkatan transparansi.5
Pengungkapan kontrak-kontrak migas dan tambang harus secara meluas kepada publik.
EITI mendorong negara-negara yang terlibat untuk mengumumkan kontrak serta izin yang
dimilikinya beserta syarat dan ketentuan yang terkait dengan eksploitasi minyak, gas, dan
mineral. Indonesia kini berpeluang menjadi salah satu negara yang mendukung pengungkapan
kontrak sebagai hal yang bermanfaat bagi pemangku kepentingan. Saat ini, kontrak migas dan
tambang masih berada di luar ranah publik di Indonesia – meskipun diskursus tentang manfaat

publikasi kontrak telah ada di kalangan pejabat negara di masa transisi ini. Sejumlah negara,
antara lain Kolombia, Ghana, Guinea, Kurdistan (Irak), Liberia, Peru, Timor-Leste, dan Amerika
Serikat, telah melakukan publikasi kontrak. Kenyataannya, semakin banyak perusahaan sektor
ekstraktif yang mendukung pengungkapan kontrak. Misalnya, BP yang memublikasikan kontrak
kerja samanya di Azerbaijan, serta perusahaan Rio Tinto dan Newmont yang telah memberikan
dukungan secara terbuka untuk pengungkapan kontrak. Lembaga internasional seperti IMF dan
Bank Dunia serta Asosiasi Advokat Internasional (International Bar Association) juga
mendorong dilaksanakannya pengungkapan kontrak. Pengungkapan kontrak dan izin menjadi
jalan bagi Pemerintah Jokowi – JK untuk:


Membangun kepercayaan bahwa negara mendahulukan kepentingan rakyat, termasuk
kepentingan kelompok-kelompok masyarakat



Memberi keyakinan pada investor dan menurunkan tingkat persepsi korupsi




Meningkatkan penerimaan di masa mendatang karena ketika publik mengetahui
dengan jelas isi kontrak maka menjadi sulit bagi seorang pejabat atau badan untuk
menyepakati kontrak dengan manfaat jangka panjang yang tidak menguntungkan
negara

BAB 3 KESIMPULAN
5 Islamina, poppy. “Transparansi dan akuntabilitas bahasa”. 2014

Migas menurut definisinya adalah minyak bumi dan gas alam. Di Indonesia sumberdaya
minyak bumi dan gas alam sangatlah melimpah dari ujung sabang hingga merauke terutama di
wilayah jalur migas Indonesia yaitu, Pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Hingga di
Papua. Indonesia saat ini berada di titik transisi dan memiliki peluang unik memastikan agar
sektor migas dan tambang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan tingkat kemiskinan.
Pemerintah baru dapat mengisyaratkan niat yang jelas bahwa sumber daya minyak, gas, dan
mineral Indonesia akan dikelola dengan sangat transparan serta akuntabel.
Pembangunan sektor migas di Indonesia memiliki kemajuan yang sangat pesat
belakangan ini. Campur tangan asing dalam pembangunan asing memang sudah menjadi
keharusan untuk meningkatan pendapatan negara. Untuk itu digunakan peraturan yang
memudahkan pihak asing atau investor menaruh investasi di Indonesia salah satunya disektor
Migas. Namun disayangkan,

Indonesia yang merupakan negara dengan cadangan minyak

banyak tidak mengolahnya dengan mandiri padahal pada zaman penjajahan Belanda digunakan
peraturan yang memusatkan kendali dalam pusat yaitu Belanda. Yang terjadi sekarang adalah
dominasi pengusaan pihak-pihak asing terhadap sumber-sumber minyak yang ada di indonesia.
Tantangan pembangunan indonesia menghimbau, Pemerintah Jokowi - JK harus
melengkapi kemajuan yang telah dihasilkan dengan keterbukaan dan pengungkapan informasi
yang meluas guna mengurangi risiko korupsi dan kesalahan pengelolaan. Tujuan akhirnya adalah
maksimilisasi manfaat yang didapat negara dari kekayaan SDA milik Indonesia.