Tata Cara Penerbitan dan Pemberitahuan S

LAPORAN TUGAS AKHIR
TINJAUAN TERHADAP PENERBITAN DAN PEMBERITAHUAN SURAT PAKSA

DI KPP PRATAMA METRO

PATRISSIUS ARDIANTA RAIN MORRON
810202383

PROGRAM ON THE JOB TRAINING PEGAWAI BARU/CPNS
KPP PRATAMA METRO
KANWIL DJP BENGKULU DAN LAMPUNG
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
2016

LEMBAR PENGESAHAN DAN PENILAIAN LAPORAN AKHIR OJT
Pada hari ini tanggal

bulan April tahun 2016

Mengesahkan,
Plh. Kepala Seksi Penagihan KPP Pratama Metro


RIZALDI
NIP. 19660409 199603 1 001

Menilai,
Nilai ( 1-100 )
Laporan Tugas Akhir
Presentasi Workshop

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN DAN PENILAIAN........................................................................... ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................... 1
a. Kondisi Ideal......................................................................................................2
b. Kondisi Saat Ini................................................................................................. 2
B. Sasaran................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3

A. Permasalahan....................................................................................................... 3
B. Analisis Permasalahan..........................................................................................3
BAB III PENUTUP...................................................................................................................5
A. Kesimpulan............................................................................................................5
B. Saran..................................................................................................................... 5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian Surat Paksa telah diatur dalam Pasal 1 angka 12 Undang-undang
No. 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa yang berbunyi:
“Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan
pajak.”
Penagihan dengan surat paksa dilakukan apabila jumlah tagihan pajak tidak
atau kurang bayar sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran, atau sampai
dengan jatuh tempo penundaan pembayaran atau tidak memenuhi angsuran
pembayaran pajak. Apabila Wajib Pajak lalai melaksanakan kewajiban membayar
pajak dalam waktu sebagaimana ditentukan dalam surat teguran maka penagihan
selanjutnya dilakukan oleh jurusita pajak. Karakteristik surat paksa adalah sebagai

berikut.
1. Berkekuatan hukum yang sama dengan Grosse putusan Hakim dalam perkara
perdata yang tidak dapat diminta banding lagi pada Hakim atasan;
2. Berkekuatan hukum yang pasti (in kracht van Gewijsde);
3. Mempunyai fungsi ganda yaitu menagih pajak dan menagih bukan pajak (biayabiaya penagihan); dan
4. Dapat dilanjutkan dengan tindakan penyitaan atau penyanderaan atau
pencegahan.
5. Dalam Undang-undang No. 19 Tahun 2000 sebagai perubahan atas Undangundang No.19 Tahun 1997 Pasal 7 ayat 1 menyebutkan bahwa fisik dari surat
paksa sendiri di bagian kepalanya bertuliskan “Demi Keadilan dan Ketuhanan
Yang Maha Esa”.
Penagihan pajak dengan surat paksa diharapkan mampu membuat
penunggak pajak membayar utang pajaknya sehingga efektivitas pencairan
tunggakan pajak dapat tercapai setiap tahunnya. Namun, dalam pelaksanaannya
mungkin timbul masalah-masalah yang menyebabkan terhambatnya penyampaian

surat paksa tersebut kepada para penunggak pajak yang menyebabkan ketentuan
tindakan penagihan terhambat sehingga tidak sesuai lagi dengan yang telah
ditetapkan

KPP Pratama Metro dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai

penghimpun pajak yang meliputi wilayah Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten
Lampung Timur dan Kota Metro, juga tidak luput dari kendala WP yang tidak memenuhi
kewajibannya. Maka untuk memenuhi target penerimaan pajak dalam wilayah kerjanya,
Seksi Penagihan KPP Pratama Metro melakukan penagihan dengan menerbitkan Surat
Paksa terhadap WP yang tidak melunasi utang pajaknya setelah lewat waktu 21 (dua
puluh satu) hari sejak tanggal disampaikan Surat Teguran. Berdasarkan uraian yang
disampaikan itulah penulis tertarik untuk menganalisis lebih jauh tentang “Tinjauan
Terhadap Penerbitan dan Pemberitahuan Surat Paksa di KPP Pratama Metro”.
a. Kondisi Ideal
Proses penerbitan Surat Paksa sesuai dengan SOP Tata Cara Penerbitan
dan Pemberitahuan Surat Paksa Nomor KPP40-0011 Tanggal 21 Juni 2013,
dimulai dengan perintah Kepala Kantor Pelayanan Pajak kepada Kepala Seksi
Penagihan untuk melakukan penerbitan Surat Paksa atas utang pajak yang tidak
dilunasi oleh Wajib Pajak/Penanggung Pajak setelah lewat waktu 21 (dua puluh
satu) hari sejak tanggal disampaikan Surat Teguran. Selain itu, Surat Paksa juga
dapat diterbitkan dalam hal

a. terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan Penagihan Seketika
dan Sekaligus;atau


b. Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum
dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran
pajak.
Juru Sita menyampaikan Surat Paksa dengan membacakan isi Surat Paksa
dan menyerahkan salinan surat tersebut kepada WP/Penanggung Pajak. Proses
penyampaian surat tersebut akan dituangkan dalam Berita Acara Pemberitahuan
Surat Paksa yang ditandatangani oleh Juru Sita bersama dengan WP atau pihak
lain yang dapat menerima Surat Paksa. Berita acara ini nantinya akan digunakan
sebagai dasar untuk membuat Laporan Pelaksanaan Surat Paksa.

b. Kondisi Saat Ini
Proses penerbitan dan penyerahan Surat Paksa oleh Seksi Penagihan
KPP Pratama Metro, telah sesuai dengan SOP Tata Cara Penerbitan dan
Pemberitahuan Surat Paksa, tetapi terkadang Juru Sita masih menemui berbagai
kendala dalam menjalankan tugasnya di lapangan. Kendala utama yang dihadapi
adalah alamat WP yang terdapat dalam SIDJP kurang lengkap atau bahkan WP
telah pindah alamat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kendala seperti ini tentu
akan menghambat kinerja Juru Sita.
B. Sasaran
Sasaran penulisan laporan ini agar penulis dapat mempelajari dan mengamati

alur kegiatan penagihan pajak, khususnya pada tahap penerbitan surat paksa di KPP
Pratama Metro dengan merujuk pada SOP Tata Cara Penerbitan dan Pemberitahuan
Surat Paksa (KPP40-0011). Di samping itu, penyusunan laporan ini diharapkan dapat
memberikan solusi serta saran untuk penyempurnaan kegiatan penerbitan serta
pemberitahuan Surat Paksa pada masa yang akan datang. Laporan ini juga diharapkan
dapat menjadi masukan untuk kekurangan dan/atau permasalahan yang terjadi di KPP
Pratama Metro.

5

BAB II
ISI

A. Permasalahan
Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penerbitan dan
penyampaian surat paksa di KPP Pratama Metro, yaitu:
a.

Alamat WP yang kurang jelas atau WP pindah alamat tetapi tidak melaporkan
perpindahan usahanya.


b.

Tidak sebandingnya jumlah Jurusita Pajak dengan Luas Wilayah Kerja KPP
Pratama Metro.

c.

Tindakan

kekerasan

yang

dilakukan

WP

terhadap


Jurusita

Pajak

saat

penyampaian Surat Paksa.
a.

Analisis Permasalahan
a.

Alamat WP yang kurang jelas atau WP pindah alamat tetapi tidak melaporkan
perpindahan usahanya.
Sejatinya apabila alamat WP tidak ditemukan, penyampaian Surat Paksa dapat
dilaksanakan

dengan

menempelkan


salinan

Surat

Paksa

pada

papan

pengumuman di kantor Pejabat yang menerbitkannya, dengan mengumumkan
melalui media massa, atau dengan cara Iain. Tetapi hal ini hanya akan membuat
masalah baru saat Surat Paksa tidak dilunasi dan berlanjut dengan terbitnya Surat
Perintah Penyitaan. Penyitaan mustahil dilakukan jika alamat tidak diketahui. Juru
Sita tidak bisa hanya mengandalkan informasi WP atau penanggung pajak yang
terdapat dalam SIDJP. Juru Sita dituntut untuk terampil dalam mencari informasi
WP, bisa dengan mencari data alamat dari pemerintah daerah setempat misalnya
kantor kelurahan, data WP di media sosial, atau untuk WP Badan bisa dengan
melihat susunan direksi yang terdapat dalam akte pendiriannya.


b. Tidak sebandingnya jumlah Jurusita Pajak dengan Luas Wilayah Kerja KPP Pratama
Metro.
Kuantitas jurusita dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah jurusita yang
bertugas di Kantor Pelayanan Pajak. Apabila jumlahnya ditambah, berarti semakin
banyak jurusita yang

terjun ke lapangan, maka jumlah Surat Paksa yang

disampaikan akan semakin banyak dan lebih banyak lagi tenaga untuk melakukan
tindakan penagihan lainnya. Dengan hal itu,diharapkan tujuan utama dari penagihan
itu sendiri yang

adalah target

pelunasan tunggakan, tiap tahunnya dapat

tercapai.Sedangkan kualitas jurusita dapat ditingkatkan dengan memberikan
pelatihan-pelatihan kepada jurusita mengenai cara berinteraksi dengan wajib pajak
dan cara mengantisipasi penolakan-penolakan yang dilakukan oleh wajib pajak

c. Tindakan kekerasan yang dilakukan WP terhadap Jurusita Pajak saat penyampaian
Surat Paksa.
Pada saat penyampaian Surat Paksa tindakan kekerasan dari Wajib Pajak pun tidak
dapat di hindari, enggan nya Wajib Pajak untuk membayar Utang Pajak nya adalah
salah satu penyebabnya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menghindari kekerasan yang di lakukan wajib pajak, yaitu sebagai berikut :



Pendekatan secara persuasive kepada waib pajak.
Perlunya pendampingan dari aparat hukum setempat



penyampaian Surat Paksa.
Diberikannya Pelatihan Beladiri kepada Jurusita Pajak supaya dapat
mencegah kekerasan yang dilakukan Wajib Pajak.

5

saat

proses

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses terbitnya Surat Paksa oleh Seksi Penagihan KPP Pratama Metro, telah
sesuai dengan SOP Tata Cara Penerbitan dan Pemberitahuan Surat Paksa. Dalam
menjalankan tugasnya Juru Sita masih menghadapi berbagai kendala mengenai Surat
Paksa, yaitu:
a. Alamat WP yang kurang jelas atau WP pindah alamat tetapi tidak melaporkan
perpindahan usahanya.
b. Tidak sebandingnya jumlah Jurusita Pajak dengan Luas Wilayah Kerja KPP
Pratama Metro.
c. Tindakan kekerasan yang dilakukan WP terhadap Jurusita Pajak saat
penyampaian Surat Paksa.

B. Saran
1. Juru Sita dituntut terampil dalam mencari informasi terkait WP misalnya dengan
berkonsultasi dengan Account Representative, kerjasama dengan aparat
pemerintah daerah setempat, penggalian informasi dari sosial media atau
penulusuran penanggung pajak melalui akte pendirian badan usaha.
2. Kuantitas jurusita dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah jurusita yang
bertugas di Kantor Pelayanan Pajak. Dengan hal itu,diharapkan tujuan utama dari
penagihan itu sendiri yang adalah target pelunasan tunggakan, tiap tahunnya
dapat

tercapai.Sedangkan

kualitas

jurusita

dapat

ditingkatkan

dengan

memberikan pelatihan-pelatihan kepada jurusita mengenai cara berinteraksi
dengan wajib pajak dan cara mengantisipasi penolakan-penolakan yang dilakukan
oleh wajib pajak
3. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari kekerasan yang di
lakukan wajib pajak, yaitu sebagai berikut :
a. Pendekatan secara persuasive kepada waib pajak.
b. Perlunya pendampingan dari aparat hukum setempat

saat

proses

penyampaian Surat Paksa.
c. Diberikannya Pelatihan Beladiri kepada Jurusita Pajak supaya dapat
mencegah kekerasan yang dilakukan Wajib Pajak

5