Program “Sumut Dalam Berita” dan Kebutuhan Informasi Lokal

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Media massa sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat
pada umumnya. Media massa adalah alat yang biasanya digunakan dalam
penyampaian pesan sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan
alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi
(Cangara, 2006: 134). Medium televisi adalah suatu sarana yang sangat efektif
dalam mempengaruhi pola piker manusia. Menurut hasil survei, dari banyaknya
alat-alat komunikasi yang ada televisi yang mempunyai kelebihan dalam
menyampaikan pesan dibanding media lainnya (Nuruddin, 2011: 38). Manusia
memperoleh tambahan pengetahuan, informasi terkini dari belahan bumi lainnya
dengan cepat serta inspirasi salah satunya adalah akibat dari peranan televisi.
Dengan berbagai program acara yang disiarkan selama ini televisi selalu
menyajikan tayangan-tayangan untuk dapat dinikmati oleh berbagai kalangan
masyarakat.
Televisi merupakan media teknis sama halnya dengan surat kabar dan
pesawat radio. Televisi mampu mempengaruhi persepsi, sikap, pandangan
maupun perilaku bagi masyarakat dikarenakan televisi saat ini telah menjadi

bagian tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Jika dalam kehidupan
nyata khalayak mampu membuat lingkungannya sama seperti yang ada di
tayangan televisi itu berarti pihak-pihak yang terkait dengan pembuatan program
acara tersebut berhasil menghipnotis penonton.
Berbagai program acara yang ditayangkan di televisi antara lain berita,
sinetron, komedi, sinema, olahraga, talkshow, reality show, infotainment dan
berbagai acara program lainnya. Kita semua banyak menerima informasi setiap
hari. Namun, apakah semua informasi tersebut adalah berita yang dapat disiarkan

1
Universitas Sumatera Utara

media massa. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti mengenai acara
program berita.
Jaringan televisi mulai siaran berita pada 1947 dengan hanya membacakan
berita di depan kamera dan kadang-kadang diselingi klip video. Menurut James
M.Neal dan Suzanne S.Brown dalam bukunya News Writing and Reporting
menyatakan bahwa berita adalah peristiwa, kecenderungan, kondisi, situasi dan
interpretasi (Morissan, 2010: 7).
Stasiun televisi hendaknya membangun kredibilitas kepada pemirsa dalam

membuat berita. Bagi televisi, gambar adalah segala-galanya. Stasiun televisi
mendapatkan berita yang akan disiarkan dari berbagai kategori asal berita.
Adapun kategori asal beritanya dapat berdasarkan isu hangat, momentum,
pengamatan, agenda, event atau berkelanjutan dari peristiwa yang dilaporkan
sebelumnya. Sesungguhnya setiap berita memiliki nilai atau bobot yang berbeda
antara satu dan lainnya, sangat bergantung pada berbagai pertimbangan seperti
actual (aktualitas), proximity (kedekatan), prominence (sesuatu yang popular),
consequence (akibat), disaster (bencana alam), crimes (kejahatan), unusual
(keunikan atau luar biasa) dan human interest (sisi kemanusiaan).
Prinsip televisi ditemukan oleh Paul Nipkow dari jerman pada tahun 1884,
namun baru tahun 1928 Vladimir Zworkyn (Amerika Serikat) menemukan tabung
kamera atau iconoscope yang bisa menangkap dan mengirim gambar ke kotak
bernama televisi. Iconoscope bekerja mengubah gambar dari bentuk gambar optis
ke dalam sinyal elektronis untuk selanjutnya diperkuat dan ditumpangkan ke
dalam gelombang radio. Zworkyn dengan bantuan Philo Farnsworth berhasil
menciptakan pesawat televisi pertama yang dipertunjukkan kepada umum pada
pertemuan World’s Fair pada tahun 1939.
Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di
Indonesia yang mengudara pada 24 Agustus 1962. Siaran perdananya
menayangkan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17

dari Istana Negara Jakarta. Siarannya masih berupa hitam putih sementara
kemudian meliput Asian Games yang diselenggarakan di Jakarta pada pukul 14.30

Universitas Sumatera Utara

WIB sebagai siaran resmi TVRI.Status TVRI adalah Lembaga Penyiaran Publik
(LPP) sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002
tentang penyiaran. Lembaga Penyiaran Publik adalah untuk melayani informasi
untuk kepentingan publik, bersifat netral, mandiri dan tidak komersial.
Sebagai alat komunikasi pemerintah, tugas TVRI adalah menyampaikan
informasi tentang kebijakan pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang
bersamaan menciptakan two-way traffic (lalu lintas dua jalur) dari rakyat untuk
pemerintah selama tidak mendiskreditkan usaha-usaha pemerintah.Semua
pelaksanaan TVRI baik di ibukota maupun daerah harus meletakkan tekanan
kerjanya pada integrasi supaya TVRI menjadi suatu well-intregated mass media
(media massa yang terintregasikan dengan baik) pemerintah. TVRI sebagai
organisasi memiliki kedudukan berada di bawah presiden dan bertanggung jawab
kepada Presiden.Tempat kedudukan TVRI adalah di ibukota Negara dan stasiun
penyiarannya berada di bawah pusat dan daerah. Organisasi TVRI terdiri atas
dewan pengawas, dewan direksi, stasiun penyiaran, satuan pengawasan intern

serta pusat dan perwakilan (Morissan, 2010: 99).
Dewasa ini, TVRI sebagai lembaga penyiaran publik tidak hanya terpancar
hanya di Jakarta melainkan di berbagai daerah. Menurut data tahun 2007 stasiun
TVRI memiliki 27 TVRI Stasiun Daerah seperti TVRI Stasiun Sumut dan 1
Stasiun Pusat dengan didukung oleh 376 satuan transmisi yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia.TVRI Stasiun Medan adalah stasiun TVRI pertama didirikan di
luar Pulau Jawa atau sebagai stasiun ketiga didirikan di Indonesia setelah Jakarta
dan Yogyakarta.Dalam pelaksaan pembangunannya, TVRI Stasiun Medan terus
mengembangkan mutu dan jangkauan siaran dengan mendirikan beberapa stasiun
pemancar yang hingga saat ini sudah berjumlah 21 unit stasiun pemancar.
Stasiun penyiaran televisi lokal merupakan stasiun penyiaran dengan
wilayah siaran terkecil yang mencakup satu wilayah kota atau kabupaten.
Undang–Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 pasal 31 ayat 5 menyatakan
bahwa stasiun penyiaran lokal dapat didirikan di lokasi tertentu dalam wilayah
Negara Republik Indonesia dengan wilayah jangkauan siaran terbatas pada lokasi

Universitas Sumatera Utara

tersebut. Ini berarti syarat atau kriteria suatu stasiun dikategorikan sebagai
penyiaran lokal adalah lokasi sudah ditentukan dan jangkauan siaran terbatas.

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja
bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik
dan disukai audiens dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan
peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki
kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.
Berbagai jenis program tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian besar
berdasarkan jenisnya yaitu program informasi (berita) dan program hiburan
(entertainment) (Morissan, 2010: 208).
Televisi lokal dapat melakukan eksplorasi informasi dan komunikasi untuk
mengangkat local content dan local genius di daerah sehingga dapat menjadi
media pencerdasan dan pelestarian budaya. Banyak potensi sebuah daerah yang
belum tergarap televisi swasta nasional. Apalagi daerah tersebut kaya dengan
aneka ragam budaya seperti Sumatera Utara. Tinggal diimbangi dengan strategi
jitu untuk merebut pemirsa. Artinya, televisi lokal tetap dibutuhkan sebagai
alternatif nasional dan menjadi asset pemerintah daerah setempat karena mampu
memberikan informasi perkembangan daerahnya kepada masyarakatnya. Yang tak
kalah penting kehadiran televisi lokal akan menyerap tenaga kerja.
Hasil riset terbaru yang dilakukan oleh TVRI Sumatera Utara dan
Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara tahun 2013

menyebutkan bahwa program Sumut Dalam Berita menjadi tayangan yang paling
banyak diketahui dan disukai penonton dari seluruh program acara TVRI Sumut.
TVRI Sumut menyelenggarakan penyiaran setiap hari selama 4 jam dimulai dari
pukul 15.00 – 19.00 WIB. Salah satu program acara informasi atau berita
disajikan melalui acara “Sumut Dalam Berita”. Program berita ini tayang setiap
pukul 16.00 WIB selama satu jam. Setiap informasi yang disajikan dalam “Sumut
Dalam Berita” berkaitan dengan peristiwa, moment penting, atau lain sebagainya
yang ada di seluruh daerah Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Pasal 36 UU No.32 Tahun 2002 menyatakan isi siaran dari jasa penyiaran
televisi yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga
Penyiaran Publik wajib memuat sekurang-kurangnya 60% mata acara yang
berasal dari dalam negeri. Selain itu, persoalan konten lokal diatur oleh Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI) dalam Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar
Program Siaran (SPS). Program lokal adalah program dengan muatan lokal, baik
program faktual maupun non faktual, yang mencakup peristiwa, isu-isu, latar
belakang cerita, dan sumber daya manusia, dalam rangka pengembangan budaya
dan potensi daerah setempat.

Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi dalam arti kata
bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri atas amnesia,
yakni pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Lazimnya,
pada tingkatan bahwa dan menengah pengajar itu disebut guru, sedangkan pelajar
disebut mahasiswa; pada tingkatan tinggi pengajar dinamakan dosen, sedangkan
pelajar dinamakan mahasiswa. Pada tingkatan apapun, proses komunikasi antara
pengajar dan pelajar itu pada hakikatnya adalah sama saja. Perbedaannya adalah
pada jenis pesan serta kualitas yang yang disampaikan oleh si pengajar kepada si
pelajar (Effendy, 2007: 101).
Pendidikan merupakan kegiatan yang sifatnya slow yielding , bukan yang
sifatnya quick yielding seperti mengoperasikan televisi atau Satelit Palapa yang
begitu diinginkan, begitu bisa dilaksanakan, yang kalau tidak punya biaya
sekarang, bisa meminjam kepada bangsa lain. Untuk menimba suatu bangsa agar
menjadi bangsa yang cerdas diperlukan waktu yang lama dengan menanamkan
ilmu pengetahuan pada benak manusia-manusianya secara konsepsional,
berjenjang, bertahap dan beraturan. Untuk membina bangsa Indonesia agar
menjadi bangsa yang cerdas tidak cukup dengan membuat rakyat banyak tahu,
tetapi lebih daripada itu menjadi bangsa yang memiliki kemampuan menalar
(Effendy, 2007: 108).
Manusia adalah makhluk yang kompleks. Manusia memiliki banyak

kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya. Mulai dari kebutuhan fisik
hingga kebutuhan rohani. Timbulnya kebutuhan seseorang tetap dipengaruhi oleh

Universitas Sumatera Utara

kondisi fisiologis, situasi dan kognitifnya (Krech, Crutchfield dan Ballachey
dalam Yusup, 1995: 3).
Manusia dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya selalu berusaha
mencari yang terbail. Sebagai makhluk sosial, dalam usaha pemenuhan kebutuhan
hidupnya tadi manusia selalu memerlukan pihak lain. Seseorang manusia tidak
mungkin dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Kebutuhan manusia
sendiri jika ditinjau dari segi tingkatan kepentingannya dibagi menjadi kebutuhan
primer, sekunder dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang sangat
penting bagi orang yang bersangkutan sehingga baginya kebutuhan ini haruslah
dipenuhi paling dulu dan paling utama. Dahulu kebutuhan primer hanya
mencakup sandang, pangan dan papan. Namun, dewasa ini karena kehidupan yang
semakin kompleks maka ditambahkan pula sebagai kebutuhan primer yaitu
kebutuhan akan kesehatan, pendidikan, hiburan dan lain-lain.
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsure-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis

yang tentunya untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar
manusia menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki adalah kebutuhan
fisiolofis, keamanan, cinta, harga diri dan aktualisasi diri. Menurut teori Maslow
seseorang yang seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan seorang dengan satu
atau lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan orang yang beresiko untuk
sakit atau mungkin tidak sehat pada satu mungkin tidak sehat pada satu atau leih
dimensi manusia.
Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan
kehidupannya, penunjang kehidupannya dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa
ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha menambah
pengetahuannya. Krech, Crutchfield dan Ballachey lebih jauh menjelaskan karena
adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seseorang
termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar dapat
memecahkan masalah tersebut (Yusup, 1995: 8). Salah satu cara adalah mencari
tambahan pengetahuan melalui membaca, melihat atau menonton media yang
tersedia.

Universitas Sumatera Utara

Fungsi informasi bisa berkembang sesuai dengan bidang garapan yang

disentuhnya. Namun, setidaknya yang utama adalah sebagai data dan fakta yang
membuktikan adanya suatu kebenaran, sebagai penjelas hal-hal yang sebelumnya
meragukan, sebagai prediksi untuk peristiwa-peristiwa yang mungkin akan terjadi
pada masa yang akan datang. Informasi memiliki banyak fungsi yang tidak
terbatas pada salah satu bidang melainkan menyeluruh hanya bobot dan
manfaatnya

yang

berbeda

karena

disesuaikan

dengan

kondisi

yang


membutuhkannya (Yusup, 1995: 13).
Informasi merupakan hal yang bisa memenuhi kebutuhan kognitif
seseorang. Dengan informasilah kebutuhan kognitif seseorang bisa terpenuhi
karena kebutuhan kognitif berkaitan erat dengan kognitif atau pola pikir
seseorang. Mahasiswa setiap saat disuguhi informasi yang diharapkan lebih
bermanfaat bagi kehidupannya, baik pada saat sekarang maupun masa datang.
Informasi dalam hal ini bermakna segala jenis data, fakta ataupun keterangan
yang banyak berhubungan dengan tugas-tugas akademik yang bersangkutan
sebagai orang yang sedang melakukan proses kehidupan dan belajar.
Kebutuhan

akan

informasi

telah

mendorong

masyarakat

untuk

menempatkan media sebagai salah satu kebutuhan di dalam hidupnya. Berbagai
jenis media baik cetak, penyiaran maupun online memegang peranan penting
dalam kehidupan masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan informasi yang cepat
dan akurat semakin hari telah menempatkan media menjadi kebutuhan penting
dalam masyarakat yang tidak dapat ditawar lagi.
Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa. Mahasiswa merupakan
menjagakan bagian dari masyarakat dan memiliki pemikiran yang kritis serta
lebih peka akan fenomena-fenomena sosial yang terjadi. Mahasiswa memiliki
peranan dan fungsi sebagai agent of change yang artinya mahasiswa dituntut
untuk merubah sesuatu yang salah yang terjadi di lingkungan sekitar sesuai
dengan harapan yang sesungguhnya. Di samping itu mahasiswa juga merupakan
generasi penerus untuk memimpin bangsa (iron stock), pengontrol sosial yang ada
di lingkungan masyarakat sehingga mahasiswa harus pandai secara akademis dan

Universitas Sumatera Utara

bersosialisasi, serta mahasiswa merupakan moral force yang diwajibkan menjaga
moral-moral yang sudah ada.
Peneliti akan mengambil sampel dari beberapa mahasiswa Universitas
Sumatera Utara. Menurut data Januari 2011 versi 4International College (4ICU)
Universitas Sumatera Utara adalah peringkat 6 terbaik perguruan tinggi Indonesia
dan pada tahun 2009 menyatakan Universitas Sumatera Utara merupakan 10 besar
perguruan tinggi terbaik Indonesia versi Majalah Tempo. Oleh sebab itu, peneliti
tertarik menjadikan mahasiswa-mahasiswa Universitas Sumatera utara sebagai
sampel dalam mengetahui kebutuhan informasi lokal Sumatera Utara yang
disajikan oleh Sumut Dalam Berita baik dalam hal menyeleksi informasi,
memahami dan memaknainya serta reaksi yang ditimbulkan.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka peneliti terdorong untuk
mengadakan penelitian mengenai bagaimana peranan program “Sumut Dalam
Berita” terhadap kebutuhan informasi lokal pada mahasiswa Universitas Sumatera
Utara, Medan.

1.2 Pembatasan Masalah
Guna menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas, maka peneliti
merasa perlu membuat pembatasan masalah agar menjadi lebih jelas, yaitu:
a. Penelitian dilakukan di Universitas Sumatera Utara, Medan.
b. Objek penelitan ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara
program S1 aktif angkatan 2013-2016.
c. Waktu penelitian dimulai pada bulan Oktober 2016 sampai dengan selesai.

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: ”Bagaimanakah pengaruh Sumut Dalam Berita

Universitas Sumatera Utara

terhadap kebutuhan informasi lokal pada mahasiswa Univeristas Sumatera
Utara?”

1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui peranan program “Sumut Dalam Berita” terhadap kebutuhan
informasi lokal mahasiswa Universitas Sumatera Utara.
2. Mengetahui seberapa besar minat mahasiswa Universitas Sumatera Utara
melihat program Sumut Dalam Berita di LPP TVRI Siaran Sumut.

1.5 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitan ini adalah sebagai berikut:
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan
dan memperdalam pemahaman mengenai bidang kajian komunikasi,
khususnya bagi mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik USU.
2. Secara teoritis, penelitan ini diharapkan dapat membuka wawasan dan
pengetahuan peneliti dan mahasiswa lainnya mengenai bidang kajiian
komunikasi media massa dan riset khalayak.
3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan
bagi media televisi mengenai pengembangan/improvisasi tayangan berita
yang membawa pencerahan bagi audiensnya.

Universitas Sumatera Utara