BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi - EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PADA RUMAH SAKIT PEMBINA KESEJAHTERAAN UMAT (PKU) MUHAMMADIYAH GAMPING DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - UMBY repository

BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Dalam Christiandimar Firste Putrajana Pilat (2016:2), menyatakan bahwa

  akuntansi adalah profesi yang memakai teori tertentu, asumsi mengenai cara bertindak, ketentuan atau aturan tentang cara mengukur dan prosedur untuk mengumpulkan dan melaporkan informasi yang berguna tentang kegiatan dan tujuan yang menyangkut keuangan suatu organisasi. akuntansi adalah proses dari transaksi yang dibuktikan dengan faktur, lalu dari transaksi dibuat jurnal, buku besar, neraca lajur, kemudian akan menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang digunakan untuk pihak-pihak tertentu. Pengertian-pengertian ini dapat disimpulkan bahwa Akuntans adalah suatu kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bukti transaksi berupa faktur yang diproses dan dibuktikan dengan membuat jurnal, buku besar, neraca lajur kemudian akan menghasilkan informasi berupa laporan keuangan yang digunakan oleh pihak-pihak tertentu. Fungsinya menyajikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan dari lembaga ekonomi dengan tuhuan agar berguna untuk penganbilan keputusan ekonomis, yakni pilihan yang terbaik diantara berbagai alternaltif tindakan yang ada American Accounting Association (AAA) dalam Zeska mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelasdan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”. Definisi ini mengandung beberapa pengertian, yakni: 1) akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, Bahwa pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi 2) Bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna dalam penilaian dan pegambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan(2017:1)

  Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan suatu kegiatan jasa yang berupa proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi yang nantinya dapat dipertimbangkan oleh manajemen dalam mengambil keputusan yang terbaik

B. Sistem Akuntansi

  Dalam Wing Wayu Winangyo (1997:67), menyatakan bahwa sistem akuntansi adalah komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan koordinasi, pengendalian, dan untuk memberikan gambaran aktivitas didalam perusahaan. sistem akuntansi adalah kumpulan elemen yaitu formulir, jurnal, buku besar, buku pembantu, dan laporan keuangan yang akan digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. Pengertian-pengertian ini dapat disimpulkan bahwa: Sistem akuntansi adalah sekumpulan komponen berupa bukti transaksi, jurnal, buku besar, neraca lajur, dan laporan keuangan yang saling berhubungan dan digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan tertentu.

C. Sistem Informasi Akuntansi

  Dalam Desi Pakadang (2013:4) menyatakan sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis. Untuk dapat menghasilkan informasi yang diperlukan oleh para pembuat keputusan. Dalam Fauzia Kartika Sari (2013:4) mendefinisikan sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk merubah data ekonomi menjadi informasi yang berguna. Informasi ini kemudian di komunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan. Dalam sistem informasi akuntansi adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai satu tujuan dari beberapa sub kecil, yang masing-masing melakukan fungsi khusus yang penting untuk dan mendukung bagi yang lebih besar . Dalam Christiandimar Firste Putrajana Pilat (2016:2), menyatakan bahwa penerimaan kas adalah sistem akuntansi penerimaan kas dari kegiatan utama seperti fungsi yang terkait, formulir yang digunakan, sistem otorisasi, catatan akuntansi, dan prosedur pelaksanaan transaksi. penerimaan kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan bertambahnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya penjualan kecil produksi, penerimaan piutang maupun hasil transaksi lainnya yang menyebabkan bertambahnya kas. Pengertian- pengertian ini dapat disimpulkan bahwa, Penerimaan kas adalah suatu aliran kas yang masuk ke dalam kas suatu perusahaan atau transaksi yang dapat menambah saldo tunai dan atau rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer maupun penerimaan- penerimaan lainnya.

D. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

  “Pengendalian intern adalah rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi dan mendorong ditaatinya kebijakan

  James A. Hall, 2009:15

  manajemen”( ). “Pengendalian intern dalam arti luas yaitu, struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan dan digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi didalam operasi,dan membantu menjagal dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.

  Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpalkan bahwa pengendalian intern adalah kerangka organisasi yang terdiri dari prosedur-prosedur yang saling berkaitan dalam melakukan suatu kebiasaan dalam perusahaan dan bertujuan untuk mengamankan harta, memeriksa kebenaran data administrasi dan akuntansi, memajukan efisiemsi dalam operasi dan membantu menjaga kebijaksanaan perusahaan untuk dipatuhi.

  Pengertian Sistem menurut Mulyadi (2016:238 ) adalah: “suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

  Pengendalian intern adalah pengendalian (control) meliputi semua metode, kebijakan dan prosedur organisasi yang menjamin keamanan harta kekayaan perusahaan, akurasi dan kelayakan data manajemen serta standar operasi manajemen lainnya.

  Pengertian pengendalian intern menurut committe of sponsoring

  

organizations (COSO) menurut Desi Pakadang (2013:4) adalah: COSO

  menyatakan bahwa pengendalian intern menjadi dorongan yang diberikan kepada seseorang atau karyawan dari bagian tertentu dari organisasi atau organisasi secara keseluruhan agar berjalan sesuai dengan tujuan. Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva dan menghasilkan informasi yang akurat dan dapat

  Kamus besar bahasa Indonesia, menyatakan sistem merupakan separangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan hingga membentuk suatu totalitas.

  Dalam Venna Maria Aroran (2016:03) menyatakan bahwa sistem adalah hubungan satu unit dengan unit-unit lainnya saling berhungan satu sama lainnya dan yang tidak dapat terpisahkan serta menuju suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Apabila satu unit macet/ terganggu, unit lainnya pun akan terganggu untuk mencapaitujuan yang telah ditetapkan tersebut. Pengendalian Intern menurut COSO (Committee of Sponsoring

  

Organization of The Treadway Commission ) menurut rangkaian tindakan yang

  mencakup keseluruhan proses dalam organisasi.pengendalian Intern berada dalam proses manajemen dasar, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan. Komponen pengendalian intern menurut committe of sponsoring

  organizations (COSO) adalah:

  1. Lingkungan pengendalian (control environment). Faktor-faktor lingkungan pengendalian mencakup intergritas, nilai etis,dan kompetensi dari orang dan identitas, filosofi manajemen dan gaya operasi, cara manajemen memberikan otoritas dan tanggung jawab serta mengorganisasikan dan mengembangkan orangnya, perhatian dan pengarahan yang diberikan oleh board. Penaksiran risiko (risk assessment). Mekanisme yang ditetapkan untuk mengindentifikasi, menganalisasi, dan mengelola risiko-risiko yang berkaitan dengan berbagai aktivitas dimana organisasi beroperasi.

  2. Aktivitas pengendalian (control activities). Pelaksanaan dari kebijakan- kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh manajemen untuk membantu memastikan bahwatujuan dapat tercapai.

  3. Informasi dan komunikasi (informasi and communication). Sistem yang memungkinkanorang atau entitas, memperoleh dan menukar informasi yang diperlukan untuk melaks anakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya.

  4. Pemantauan (monitoring). Sistem pengendalian internal perlu dipantau proses ini bertujuan untuk menilai mutu kinerja sepanjang waktu. Ini dijalankan melalui aktivitas pemantauan yang terus-menerus, evaluasi yang terpisah atau kombinasi dari keduanya.

E. Tujuan Sistem Pengendalian Intern

  Dalam Mavolia Marchia Manengkey (2015:2) mengemukakan bahwa sesuai dengan Standards for The Professional Practice of Internal Auditing (Standard

  300), Scope of Work, 5 tujuan utama pengendalian intern adalah untuk

  meyakinkan: 1. Keandalan dan integritas informasi.

  2. Ketaatan dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan.

  3. Mengamankan aktiva.

  4. Pemakaian sumber daya yang ekonomis dan efisien.

  5. Pencapaian tujuan dan sasaran operasi atau program yang ditetapkan.

  Mavolia Marchia Manengkey,

  menyatakan tujuan Pengendalian Intern : 1. Reliabilitas pelaporan keuangan.

  2. Efektivitas dan efisiensi operasi.

  3. Kesesuaian dengan peraturan dan regulasi yang berlaku. Dalam Fifke Masyie Siwu (2013:4) menyatakan tujuan-tujuan dari sistem pengendalian intern antara lain:

  1. Menjaga kekayaan dan catatan akuntansi Kekayaan fisik suatu perusahaan dapat di curi, di salah gunakan atau hancur karena kecelakaan kecuali jika kekayaan tersebut di lindungi dengan pengendalian yang memadai.

  2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi Manajemen memerlukan informasi keuangan yang teliti dan andal untuk menjalanakan usahanya.

  3. Mendorong efisiensi Pengendalian intern ditujukan untuk mencegah aplikasi usaha yang tidak perlu atau pemborosan dalam segala kegiatan bisnis perusahaan dan untuk mencegah penggunaan sumber daya perusahaan yang tidak perlu.

  4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen menetapkan kebijakan dan prosedur. Sistem pengendalian intern ditujukan untuk memberikan jaminan yang memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan perusahaan.

  committe of sponsoring organizations (COSO) dalam Desi Pakadang

  (2013:4) mengatakan tujuan sistem pengendalian intern adalah: 1. Efisiensi dan efektivitas operasi.

  2. Penyajian laporan keuangan yang dapat dipercaya.

  3. Ketaatan terhadap undang-undang dan aturan yang berlaku.

  Binarupa Aksara (1995:45). mengatakan tujuan sistem pengendalian intern yang efektif diantaranya:

  1. Menjaga keamanan harta perusahaan dan juga catatan organisasi.

  2. Memeriksa ketelitian atas kecermatan dan kebenaran data akuntansi.

  3. Memajukan efisiensi perusahaan.

  4. Membantu agar tidak ada penyimpangan dari kebijakan-kebijakan manjemen yang ada.

  Definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa: Tujuan pengendalian intern diharapkan dapat melindungi kekayaan perusahaandari pencurian, penggelapan keuangan oleh karyawan, penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat.Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, manajemen harus membentuk organisasi yang tetap, sistem otorisasi dan prosedur serta praktek-praktek yang sehat dan penempatan personil atau pegawai yang tepat sesuai dengan jabatannya.

  F. Fungsi-Fungsi Sistem Pengendalian Intern

  Fifke Masyie Siwu (2013:4) menyatakansistem pengendalian intern melaksanakan tiga fungsi penting sebagai berikut.

  1. Pengendalian untuk pencegahan (preventive control) Mencegah timbulnya suatu masalah sebelum mereka muncul.

  2. Pengendalian untuk pemeriksaaan (detective control) Dibutuhkan untuk mengungkap masalah begitu masalah tersebut muncul.

  3. Pengendalian korektif (corrective control) Memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian untuk pemeriksaan.

  G. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern

  Dalam Desi Pakadang (2013:4) mengatakan unsur-unsur pengendalian intern meliputi :

  1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

  2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang melindungi kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

  3. Praktik yang sehat dalam menjalankan tugas dan fungsi setiap unit.

  4. Karyawan yang kompeten sesuai dengan tanggung jawabnya. Unsur Pengendalian Intern Pemerintah di Indonesia mengacu pada unsur Pengendalian Intern yang telah dipraktikkan di lingkungan pemerintahan di berbagai negara, yaitu meliputi (PP 60/2008):

  1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian dapat diwujudkan melalui: a. Penegakan integritas dan nilai etika;

  b. Komitmen terhadap kompetensi;

  c. Kepemimpinan yang kondusif;

  d. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;

  e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;

  f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia; g. Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif; h. Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

  2. Penilaian Resiko Oleh karena itu, pimpinan instansi pemerintah melakukan penilaian resiko melalui beberapa tahap, yaitu: a. Menetapkan tujuan instansi dengan cara memuat pernyataan dan arahan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat waktu.

  b. Menetapkan tujuan pada tingkatan kegiatan berdasarkan pada tujuan dan rencanastrategis Instansi Pemerintah.

  c. Melakukan identifikasi risiko untuk mengenali risiko dari faktor eksternal dan faktor internal dengan menggunakan metodologi yang sesuai untuk tujuan Instansi Pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan secara komprehensif.

  d. Melakukan analisa risiko untuk menentukan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan Instansi Pemerintah.

  3. Kegiatan Pengendalian Penyelenggaraan kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok Instansi Pemerintah, seperti: a. Reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan;

  b. Pembinaan sumber daya manusia/Pegawai Pemerintahan;

  c. Pengendalian atas pengelolaan informasi;

  d. Pengendalian fisik atas aset;

  e. Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja;

  f. Pemisahan fungsi;

  g. Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;

  h. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian; i. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya; j. Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; dan k. Dokumentasi yang baik atas Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian penting.

  4. Informasi dan Komunikasi Dalam hal ini pimpinan Instansi Pemerintah wajib mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat. Berkaitan dengan pengkomunikasian informasi, wajib diselenggarakan secara efektif, dengan cara sebagai berikut: a. Menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi; dan b. Mengelola, mengembangkan, dan memperbarui informasi secara terus menerus.

  5. Pemantauan Untuk memastikan apakah ( Sistem Pengendalian Intren )SPI dijalankan dengan baik oleh suatu instansi pemerintah, maka perlu dilakukan pemantauan. Pemantauan akan menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segera ditindaklanjuti. Pemantauan dilakukan melalui tiga cara, yaitu:

  a. Pemantauan berkelanjutan, diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas

  b. Evaluasi terpisah diselenggarakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas Pengendalian Intern c. Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya harus segera diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan.

H. Prinsip-Prinsip Sistem Pengendalian Intren Yang Efektif

  Christiandimar Firste Putrajana Pilat (2016:2), prinsip-prinsip pengendalian intern yang efektif antara lain: 1. penetapan tanggung jawab; 2. pemisahan tugas; 3. dokumentasi; 4. pengendalian fisik mekanik dan elektronik; serta 5. pengecekan independen atau verifikasi internal I.

   Komponen Sistem Pengendalian Intern COSO

  committe of sponsoring organizations (COSO) yang dikutip Fifke Masyie

  Siwu (2013:4) mengungkapkan sistem pengendalian intern terdiri dari lima

  Komponen sebagai berikut:

  1. Lingkungan pengendalian (control environment) Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang di bangun dan diciptakan dalam suatu organisasi yang akan mempengaruhi efektivitas pengendalian. Lingkungan pengendalian terdiri dari faktor-faktor sebagai berikut. a. Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika

  b. Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi

  c. Struktur organisasi

  d. Badan audit dan dewan komisaris

  e. Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab f. Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia.

  g. Pengaruh-pengaruh eksternal.

  2. Penilaian risiko (risk assestment) Penilaian risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya serta membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus di kelola.

  3. Aktivitas pengendalian (control activities) Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Secara umum, aktivitas pengendalian terdiri dari hal-hal sebagai berikut.

  a. Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai

  b. Pemisahan tugas

  c. Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai

  d. Penjagaan aset dan catatan yang memadai

  e. Pemeriksaan independen atas kinerja

  Informasi dan Komunikasi (information and communication) Informasi adalah data yang sudah di kelola yang digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.

  4. Pengawasan (monitoring) Pengawasan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.

  5. Informasi dan komunikasi J.

   Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas

  Dalam Mulyadi (2016:455) Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas adalah satu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan penerimaan kas dari penjualan rutin dan tidak rutin berdasarkan ketentuan-ketentuan dari perusahaan yang bersangkutan.

  Siti Ragil Handayani

  Dalam Zeska Adhitya Bimantara dan (2017:1) yang dimaksud dengan kas yaitu alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan, sedangkan yang dimaksud dengan kas menurut pengertian akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat diterirna untuk pelunasan utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat lain yang dapat diambil sewaktu- waktu. Untuk dapat digolongkan sebagai kas biasanya dibatasi dengan diterimanya sebagai setoran oleh bank dengan nominal, sehingga elemen-elemen yang tidak dapat diterima sebagai cek dan wesel (money order atau kiriman uang melalui pos yang lazim berbentut draft bank atau cek bank, hal ini untuk selanjutnya diistilahkan dengan wesel), dan uang yang disimpan di bank yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari bank bersangkutan. Lazimnya kas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diterima bank untuk di setorkan ke rekening bank. Berdasarkan definisi di atas dapat kita simpulkan kas yaitu alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakam untuk membiayai kegiatan umum perusahaan dan merupakan uang atau aktiva yang disimpan di bank dan dapat ditarik tanpa ada pembatasan dari bank bersangkutan.

  K. Sistem Pengendalian Intern atas Penerimaan Kas

  Mulyadi (2001:455) mengatakan sistem pengendalian intren penerimaan kas yaitu:

  1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam

  jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.

  2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit,

  yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan penerimaan kas. Desi Pakadang (2013:4) mengemukakan prosedur-prosedur pengawasan yang efektif harus:

  

1. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas

dansetiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.

  2. Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dan pencatatan kas.

  

3. Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan

kas selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas.

  Tujuan pengendalian intern kas menurut Desi Pakadang (2013:4) adalah: 1.

  Menggunakan dana perusahaan secara efektif.

  

2. Menyediakan kas perusahaan yang cukup untuk keperluan operasional

perusahaan.

  

3. Untuk memastikan bahwa pengeluaran kas hanya untuk tujuan yang

diotorisasi.

  4. Keandalan dalam pencatatan akuntansi.

  5. Melindungi saldo kas dari penyelewengan, manipulasi dan pencurian

  Tindakan pengendalian atas penerimaan kas lebih cenderung untuk menghindari adanya kecurangan/ penyimpangan/ penipuan (fraud) atas terjadihnya penerimaan atas kas. Transaksi-transaksi yang menimbulkan penerimaan kas yg dikemukakan antara lain: sebuah jasa atau produk.

2. Penerimaan kas atas pelunasan piutang yang disebabkan karena adanya transaksi pembayaran kredit atas jasa dan produk dari pelanggan.

  Dengan mengetahui sumber-sumber penerimaan kas, maka perancangan pengendalian atas kas dapat dilakukan dengan mengikuti arus masuk uang tersebut. Pengendalian atas penerimaan kas atas pendapatan/penjualan tunai dapat dilakukan sebagai berikut:

  1. Mengendalikan jumlah uang kas yang ada pada kasir.

  2. Memastikan mesin hitung pada kasir agar berjalan dengan baik pada saat

  transaksi sehingga pembeli dapat langsung memverifikasi jumlah pembayaran.

  3. Menghitung jumlah kas di awal dan di akhir operasional harian.

  

4. Mengendalikan bukti penerimaan kas yang telah diverifikasi oleh pembeli,

dimana pembeli juga menerima bukti pembayaran atas transaksi.

  Pengontrolan juga dapat dilakukan melalui penelusuran nomor bukti penerimaan kas yang biasanya telah otomatis dari software penjualan.

  

5. Uang tunai yang ada harus disimpan pada tempat yang aman/tempat

penyimpanan uang (brankas) dan sesegera mungkin disetorkan ke bank.

  6. Bukti penerimaan kas dan slip setoran bank diserahkan ke Bagian Akuntansi untuk dicatat dalam jurnal.

  L. Kas

  Dalam Fauzia Kartika Sari (2013:4) menyatakan Kas merupakan alat pembayaran yang dimiliki perusahaan dan siap digunakan di dalam transaksi perusahaan setiap saat diinginkan, karena itu, kas mencakup semua alat pembayaran yang dimiliki perusahaan yang disimpan di dalam perusahaan maupun di bank dan siap dipergunakan.Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian kas, yang dimaksud dengan bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk kegiatan umum perusahaan.

  Dalam Desi Pakadang (2013:4) menyatakan Kas terdiri dari saldo kas dan rekening giro. Setara kas adalah investasi yang sifatnya liquid berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumalah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.

  M. Hasil Peneliti Terdahulu Tabel 2.1

  Ringkasan Penelitian Terdahulu

  PENELITI JUDUL HASIL PENELITI EVALUASI Rumah sakit sebagai salah satu

  Fauzia Kartika Sari PENERAPAN organisasi pemerintah seharusnya

  PENGENDALIAN mempunyai pengendalian intern yang

  INTERN TERHADAP baik pada penerimaan kas. Kas PENERIMAAN KAS merupakan aktiva yang liquid dan PADA RUMAH seringkali menjadi sasaran SAKIT UMUM kecurangan dan penyalahgunaan.

  DAERAH ABEPURA pengendalian intern yang baik adalah dimana semua unsur telah diterapkan dan berjalan dengan baik. Dengan diterapkannya yang tepat maka dapat menjamin bahwa penerimaan kas dapat terhindar dari segala bentuk kecurangan yang mungkin akan terjadi.Objek penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum Daerah

  Abepura. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pengendalian intern pada penerimaan kas. Metode yang dilakukan deskrisif dengan teknik wawancara dan survey secara langsung pada rumah sakit.

  Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Hasil evaluasi terhadap pengendalian intern yang ada telah berjalan memadai (cukup), namun masih ada kecurangan yang dilakukan para karyawan untuk mencuri kas. Hasil ini menunjukkan bahwa pihak rumah sakit seharusnya lebih baik lagi memantau segala aktivitas yang ada serta memperkuat agar dapat dari segala bentuk kecurangan.

  Fifke Masyie EVALUASI PT. Pegadaian (Persero) UPC Siwu PENERAPAN Kalawat memberikan pinjaman

  SISTEM kepada masyarakat dengan

  PENGENDALIAN mensyaratkan barang jaminan

  INTERN ATAS sebagai pegangannya. PT. Pegadaian PROSEDUR wajib menyimpan dan memelihara PENERIMAAN DAN barang jaminan sehingga diperlukan PENGEMBALIAN pengendalian intern terhadap barang BARANG JAMINAN jaminan. Tujuan penelitian ini untuk PADA PT. mengetahui dan mengevaluasi PEGADAIAN penerapan sistem pengendalian intern (PERSERO) atas prosedur penerimaan dan CABANG pengembalian barang jaminan pada KALAWAT PT. Pegadaian (Persero) UPC

  Kalawat. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sistem pengendalian intern di evaluasi dengan menggunakan lima komponen pengendalian intern COSO yaitu lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi dan pengawasan. Sistem pengendalian intern PT. Pegadaian (Persero) UPC Kalawat sudah baik, tetapi masih terdapat penumpukan tugas pada pengelola UPC dan barang jaminan tidak langsung di simpan pada saat menerima barang jaminan, sebaiknya barang jaminan segera di masukkan ke dalam gudang setelah terjadi penerimaan barang jaminan. Zeska Adhitya ANALISIS Penelitian ini bertujuan mengetahui Bimantara PENGENDALIAN system dan prosedur penerimaan kas

  INTERN DALAM pelayanan rawat inap dan rawat jalan SISTEM dan mengetahui pengendalian intern AKUNTANSI dalam system penerimaan kas rawat PENERIMAAN KAS inap dan rawat jalan pasien umum PELAYANAN pada Rumah Sakit Ibnu Sina RAWAT INAP DAN Bojonegoro. Jenis penelitian yang RAWAT JALAN digunakan adalah penelitian PASIEN UMUM deskriptif yang bertujuan yang menyajikan gambaran lengkap mengenai suatu fenomena dengan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Analisis data yang dilakukan adalah mendeskripsikan system dan prosedur penerimaan kas rawat inap dan rawat jalan dan menganalisis pengendalian intern pada Rumah Sakit Ibnu Sina Bojonegoro. Hasil penelitian ini menunjukkan pengendalian intern pada system akuntansi penerimaan kas Rumah Sakit Ibnu Sina sudah cukup baik, tetapi masih ada beberapa kelemahan seperti kurangnya loket, keterlambatan pada pembuatan laporan keuangan dan belum adanya system informasi manajemen sehingga dalam pelaksanaannya belum efisien waktu. Untuk meningkatkan pengendalian

intern pada Rumah Sakit Ibnu Sina Bojonegoro ada beberapa saran yang dapat diterapkan yaitu, perlu adanya tambahan loket, penambahan karyawan pada bagian akuntansi, pelatihan kerja bagi karyawan yang rangkap jabatan dan adanya pemeriksaan mendadak pada seluruh fungsi.

  Venna Maria

  Tujuan penelitian ini adalah untuk EVALUASI

  Aroran

  mengevaluasi Penerapan Sistem PENERAPAN

  Pengendalian Penerimaan Kas pada SISTEM

  Dinas Pendapatan Daerah Kota PENGENDALIAN

  Manado. Sistem Pengendalian Intern PENERIMAAN adalah proses yang integral pada KAS (STUDI tindakan dan kegiatan yang dilakukan KASUS PADA secara terus menerus oleh pimpinan DINAS dan seluruh pegawai untuk memberi PENDAPATAN keyakinan yang memadai atas DAERAH KOTA tercapainya tujuan organisasi melalui MANADO) kegiatan yang efektif dan efisiensi, kendala pelaporan keuangan, pengamanan aset Negara dan ketaatan dalam perundang-undangan. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptiif Kualitatif.

  Hasil penelitian menunjukan, untuk mewujudkan pengelolaan keuangan Negara yang akuntabel dan transparan, Dinas Pendapatan Daerah Kota Manado. Melaksanakan sistem pengendalian penerimaan kas untuk mengontrol jalan pelaporan penerimaan kas dan kegiatan lainya.

  Penerapan sistem pengendalian penerimaan kas pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Manado telah sesuai dengan peraturan.

  Mavolia Marchia EVALUASI SISTEM Kas merupakan hal yang penting Manengkey PENGENDALIAN dalam setiap transaksi perusahaan,

  INTERN untuk itu diperlukan suatu sistem PENERIMAAN KAS pengendalian intern kas khususnya

  PADA PT. BANK penerimaan kas. Bank sebagai RAKYAT lembaga yang bergerak dibidang

  INDONESIA keuangan, dalam kegiatannya sehari- (PERSERO) TBK. hari tidak terlepas dari transaksi UNIT BAHU penerimaan kas. Adanya MANADO pengendalian intern yang memuaskan untuk penerimaan kas, maka hal-hal yang merugikan perusahaan bisa dihindarkan atau dikurangi seminimal mungkin. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi pelaksanaan sistem pengendalian intern penerimaan kas. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan pelaksanaan sistem pengendalian intern penerimaan kas pada PT. Bank Rakyat Indonesia secara keseluruhan dilaksanakan dengan baik, hal ini ditandai dengan adanya pemisahan tugas, sistem pengamanan fisik kas yaitu uang kas yang ada di dalam kantor disimpan di dalam lemari besi yang dilengkapi dengan kunci kombinasi angka yang bersifat rahasia, pemeriksaan intern dilaksanakan secara insidentil dan laporan harian dibuat setiap hari kerja sehingga keadaan keuangan bank sehari-hari dapat diketahui. Prosedur penerimaan kas yang telah diterapkan Bank Rakyat Indonesia Unit Bahu Manado agar tetap dipertahankan dan jika memungkinkan ditingkatkan sesuai dengan perkembangan kegiatan dalam perusahaan.

  Christiandimar EVALUASI : Sistem pengendalian intern Firste Putrajana PENERAPAN merupakan suatu sistem yang Pilat SISTEM dirangkai dalam mencakup seluruh

  PENGENDALIAN proses organisasi mengelola

  INTERN informasi secara akurat yang PENERIMAAN KAS digunakan perusahaan untuk

  PADA memberi jaminan keamanan dalam PERUSAHAAN melindungi aset perusahaan terutama KONTRAKTOR PT. dalam penerimaan kas. Tujuan LUMBUNG penelitian ini adalah untuk BERKAT mengevaluasi penerapan sistem

  INDONESIA pengendalian intern penerimaan kas yang ada dan diterapkan oleh PT.

  LBI. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Objek penelitian skripsi ini adalah PT. Lumbung Berkat Indonesia, yang bergerak dalam bidang kontraktor. Hasil dan kesimpulan penelitian menunjukan bahwa penerapan sistem pengendalian intern dalam aktivitas penerimaan kas pada PT. LBI sudah cukup baik, dimana dalam hal penerimaan kas telah diberlakukan kebijakan antara pencatat dan pembawa kas harus berbeda orangnya. Namun, masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki yaitu dana yang diterima melalui kasir perusahaan tidak langsung disetorkan kerekening perusahaan sehingga sering adanya saldo yang mengendap pada perusahaan. Di era globalisasi baiknya perusahaan menggunakan jaringan internet dan bekerja sama dengan bank untuk membuat virtual account perusahaan, agar mempermudah pelanggan dalam melakukan pembayaran via ATM atau Internet Banking yang akan langsung ditransfer kerekening bank perusahaan PT. LBI, guna mempermudah juga bagian keuangan dalam identifikasi pemasukan dana dari penjualan material ataupun penyewaan alat.

Desi Pakadang EVALUASI Pengendalian intern merupakan suatu PENERAPAN teknik pengawasan dari seluruh SISTEM kegiatan operasional perusahaan yang PENGENDALIAN digunakan untuk mencegah

  INTERN terjadinya kecurangan dan kesalahan PENERIMAAN KAS serta melindungi harta milik PADA RUMAH perusahaan terutama kas yang paling SAKIT GUNUNG liquid. Objek penelitian adalah MARIA DI Rumah Sakit Gunung Maria di TOMOHON Tomohon, rumah sakit milik swasta yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan masyarakat umum.Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penerapan sistim pengendalian intern penerimaan kas .Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan cara mengumpulkan,menggambarkan, menganalisa serta menjelaskan data- data mengenai sistim pengendalian intern penerimaan kas pada Rumah

  Sakit Gunung Maria . Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yang terdiri dari data primer dan data sekunder.Teknik pengumpulan data melalui survey.Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan sistim pengendalian intern penerimaan kas pada Rumah Sakit Gunung Maria baik, namun demikian masih terdapat beberapa aspek yang perlu diperbaiki.