Tabel 4.2 Data Demografi Keterangan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

4.1 Deskripsi Responden

  3

  9 BPR Weleri Makmur

  3

  3

  3

  10 BPR Jateng

  3

  3

  3

  11 BPR Kedungarto

  3

  2

  2

  12 Asuransi Central Asia

  3

  1

  3

  13 AXA

  3

  2

  2

  14 Asuransi Jasa Raharja

  5

  4

  4

  15 Asuransi Ramayana Syariah

  3

  2

  2

  1

  Penelitian ini menggunakan populasi di perusahaa jasa di semarang. Dengan sampel para manajer tingkat menengah yang bersedia menjadi responden. Data perusahaan jasa tersebut didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) Semarang. Ada 59 perusahaan jasa yang saya dapat, tetapi hanya 31 perusahaan saja yang bersedia mengisi kuesiner. Berikut data perusahaan jasa sebagai objek penelitian :

Tabel 4.1 Hasil Penyebaran Kuesioner

  4 Hotel Muria

  No Nama Perusahaan Kuesioner Kuesioner Kuesioner Dikirim Kembali Diolah

  1 Hotel Horison

  3

  1

  1

  2 Hotel Grand Candi

  3

  1

  1

  3 Hotel Amaris

  3

  1

  1

  3

  8 BPR Gunung Merbabu

  2

  2

  5 Hotel Sonic

  3

  1

  1

  6 BPR Gunung Rizki Pustakatama

  3

  3

  3

  7 BPR Karticentra Artha

  3

  2

  2

  3

  4 0 % 6,2 %

  1

  3

  29 Konstruksi Tehnik Pompa

  1

  1

  3

  28 Konstruksi Dwikarsa Mandiri

  1

  1

  3

  27 Konstruksi Kreasindo Teknik

  1

  1

  3

  26 Konstruksi Cahaya Surya

  1

  1

  30 Kontruksi Nirmala Mitra Utama

  3

  Dari data tersebut bahwa hanya 31 perusahaan saja yang bersedia mengisi kuesioner. Dan dari 102 kuesioner yang disebar hanya 64 kuesioner kembali. Data yang didapat digolongkan berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, jabatan, dan lama bekerja.

  Pendidikan SLTP SLTA

  36 43,8 % 56,2 %

  28

  Jenis Kelamin Laki

  

Keterangan Kriteria Jumlah Persentase

Tabel 4.2 Data Demografi

  64 Sumber : Lampiran 2

  3

  64

  1 Total 102

  1

  3

  31 Konstruksi Caturindo Karsa M.U

  1

  1

  1

  25 Konstruksi Citra Ciptaadiguna

  16 BNI

  3

  3

  3

  3

  19 Bank Agris

  1

  1

  18 Bank Artha Graha

  3

  2

  2

  3

  17 Bank CIMB Niaga

  3

  3

  3

  20 Bank Ekonomi

  3

  2

  23 Bank Windu

  2

  3

  24 Bank J Trust

  2

  2

  3

  2

  3

  2

  3

  22 Bank INA

  8

  8

  10

  21 BCA

  • – Laki Perempuan
Dari keseluruhan jabatan manajer atau memiliki jabatan lainnya yang

  Sumber : Lampiran 2 Profil responden yang terpapar dalam data demografi pada tabel 4.2 menunjukan bahwa dari data tersebut terdapat 43,8 % laki

  7

  15 50 % 26,6 % 23,4 %

  17

  32

  Lama bekerja <5 tahun 5 - 10 tahun >10 tahun

  3,1 % 10.9 % 15,6 % 59,4 %

  38 10,9 %

  10

  2

  D1 D3 S1 S2 Lainnya

  7

  Jabatan Manajer Personalia Manajer Produksi Manajer Pemasaran Manajer Keuangan Lainnya

  79,7 % 3,1 % 0 %

  2 3,1 % 7,8 %

  51

  5

  2

  • – laki dan 56,2 % perempuan. Mayoritas responden yang memiliki jabatan manajer personalia sebanyak 7 responden (10,9%). Sedangkan manajer produksi sebanyak 2 responden (3,1%), manajer pemasaran sebanyak 7 responden (10,9%), manajer keuangan sebanyak 10 responden (15,6%) dan lainnya 38 responden (59,4%) yang memiliki jabatan sebagai general manajer, kepala kantor, SPU operasional, direktur utama, APU-PPT, accounting, teller, kontraktor, analisis anggaran, asisten, staff cs, staff HR, staff PSDM, supervisor, financial consultant, sales office executive(SOE), dan pelaksana administrasi.
sebanyak 5 responden (7,8%), S1sebayak 51 responden (79,7%) dan yang berpendidikan S2 sebanyak 2 responden (3,1%).

Tabel 4.3 Data Crosstabulation

  PA KO CO Bentuk Usaha :

  Hotel 24,33 16,33 16,83 BPR 20,79 15,86 15,57 Asuransi 22,64 17,36 16,27 Bank 21,58 16 14,69 Konstruksi 21,14 13,43 13,9

  Sumber : Lampiran 2 Hasil yang didapat pada tabel 4.3 dengan jumlah perusahaan 31, bentuk usaha pada hotel memiliki partisipasi anggaran yang tinggi (24,33) dibandingkan bentuk usaha lain seperti BPR (20,79), Asuransi (22,64), bank (21,58), dan konstruksi (21,14). Sedangkan jika dilihat berdasarkan tabel pada kolom kinerja organisasi justru kinerja yang tinggi adalah bentuk usaha pada asuransi (17,36). Dan bentuk usaha yang memunyai competitiveness tinggi adalah hotel (16,83). Artinya jika dilihat menggunakan data crosstabulation perperusahaan, hasil responden pada perusahaan yang memiliki nilai partisipasi anggaran tinggi yaitu perusahaan hotel, yang memiliki nilai kinerja organisasi tinggi yaitu asuransi dan yang memiliki nilai competitiveness tinggi yaitu hotel.

4.2 Uji Kualitas Data

  Kuesioner yang baik harus dilakuan pengujian validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu agar memperoleh hasil penelitian yang tepat dan handal nantinya.

4.2.1 Uji Validitas Uji Validitas diakai guna menguji valid tidaknya suatu kuesioner.

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Partisipasi Anggaran

  Pertanyaan Cronbach Alpha Keterangan Cronbach’s Alpha if

  Item Deleted Instrumen PA1 0,922 0,930

  VALID PA 2 0,928 0,930

  VALID PA 3 0,918 0,930

  VALID PA 4 0,913 0,930

  VALID PA 5 0,912 0,930

  VALID PA 6 0,911 0,930

  VALID Sumber : Lampiran 3

  Berdasarkan tabel 4.4 dihasilkan pengujian partisipasi anggaran yang menyatakan seluruh pernyataan valid, sebab smua indikator partisipasi penyusunan anggaran mempunyai nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted yang lebih kecil dari pada Cronbach Alpha Instrumen (0,930).

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Kinerja Organisasi

  Pertanyaan Cronbach Alpha Keterangan Cronbach’s Alpha if

  Item Deleted Instrumen KO 1 0,889 0,867 TIDAK VALID KO2 0,819 0,867

  VALID KO 3 0,820 0,867

  VALID KO 4 0,836 0,867

  VALID KO 5 0,830 0,867

  VALID Sumber : Lampiran 3

  Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat nilai Cronbach Alpha Instrumen (0,867) untuk masing

  • – masing item pertanyaan yang lebih besar dari nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted yaitu pertanyaan nomer 1. Sehingga item pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak dapat digunkan untuk mengukur variabel kinerja organisasi. Oleh karena itu, pertanyaan tersebut perlu dibuang dan dilakukan pengujian ulang untuk mendapatkan item – item pertanyaan yang valid.

Tabel 4.6 Pengobatan Hasil Uji Validitas Kinerja Organisasi

  Pertanyaan Cronbach Alpha Keterangan Cronbach’s Alpha if

  Item Deleted Instrumen KO2 0,855 0,889

  VALID KO 3 0,852 0,889

  VALID KO 4 0,868 0,889

  VALID KO 5 0,852 0,889

  VALID Sumber : Lampiran 3

  Setelah item pertanyaan yang tidak valid dibuang dan dilakukan pengujian ulang, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted lebih kecil nilainya dibandingkan dengan Cronbach Alpha Instrumen (0,889). Sehingga item pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan telah dapat digunakan untuk mengukur variabel kinerja organisasi.

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Competitiveness

  Pertanyaan Cronbach Alpha Keterangan Cronbach’s Alpha if

  Item Deleted Instrumen CO 1 0,571 0,665

  VALID CO 2 0,508 0,665

  VALID CO 3 0,549 0,665

  VALID CO 4 0,569 0,665

  VALID CO 5 0,545 0,665

  VALID CO 6 0,834 0,665 TIDAK VALID Sumber : Lampiran 3

  Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat nilai Cronbach Alpha Instrumen (0,665) untuk masing

  • – masing item pertanyaan yang lebih besar dari nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted yaitu pertanyaan nomer 6. Sehingga item pertanyaan tersebut

  

compeitiveness. Oleh karena itu, pertanyaan tersebut perlu dibuang dan dilakukan

  pengujian ulang untuk mendapatkan item – item pertanyaan yang valid.

Tabel 4.8 Pengobatan Hasil Uji Validitas Competitiveness

  Pertanyaan Cronbach Alpha Keterangan Cronbach’s Alpha if

  Item Deleted Instrumen CO 1 0,798 0,834

  VALID CO 2 0,779 0,834

  VALID CO 3 0,793 0,834

  VALID CO 4 0,804 0,834

  VALID CO 5 0,823 0,834

  VALID Sumber : Lampiran 3

  Setelah item pertanyaan yang tidak valid dibuang dan dilakukan pengujian ulang, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted lebih kecil nilainya dibandingkan dengan Cronbach Alpha Instrumen (0,834). Sehingga item pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan telah dapat digunakan untuk mengukur variabel

  competitiveness.

4.3 Uji Reliabilitas

  Dalam penelitian ini uji reliabiilitas dimaksudkan guna membuktikan keakuratan dan ketepatan dari alat ukur. Reliabilitas berkaitan dengan tingkat konistensi dari alat pengukur. Alat ukur dikatakan reliabel (dapat diandalkan) jika dapat diyakini. Agar diyakini, hasil pengukuran harus tepat.

  

Tabel 4.9 Variabel Kriteria

  Cronbach’s Alpha Partispasi Anggaran 0,930 Reliabilitas Sempurna Kinerja Organisasi 0,889 Reliabilitas Tinggi

  Competitiveness 0,834 Reliabilitas Tinggi

  Sumber : Lampiran 3 Dari tabel 4.9 disimpulkan bahwa nilai Cronbach

  ’s Alpha unuk semua variabel dapat dikatakan reliabel. Dari kriteria tersebut terlihat bahwa semakin tinggi nilai Cronbach ’s Alpha maka tingkat reliabilitas data semakin baik.

4.4 Analisis Statistik Deskriptif

  Untuk mengetahui gambaran tentang pernyataan pilihan responden, berikut yaitu uraian statistik deskriptif terhadap pertanyaan pilihan responden :

Tabel 4.10 Deskriptif Variabel Penelitian

  Range Kategori jawaban Kisaran Kisaran Kisaran

  Variabel Penggolongan

  Teoritis Empiris Rerata Rendah Sedang Tinggi

  14,01- 22,02 PA

  6 6 21,79

  6 Sedang

  • – 30 – 30 – 14

  22,01

  • – 30
  • – 4 - 9,34 14,68

  KO

  4 14 19,82 Tinggi

  • – 20 – 25

  9,33 14,67

  • – 20 5 11,68 18,36
  • – – CO

  5 17 20,45 Tinggi

  • – 25 – 26

  11,67 18,35

  • – 25 Sumber : Lampiran 4
Variabel Partisipsi Anggaran (PA) diuji dengan menggunakan enam alat ukur yang diukur dengan skala 1 hingga 5 sehingga mempunyai kisaran teoritis 6 hingga 30.

  Dengan tiga kriteria dapat diperoleh range berikut ini :

  6

  : partisipasi anggaran rendah 14,01

  • – 14
  • – 22,01 : partisipasi anggaran sedang 22,02
  • – 30

  : partisipasi anggaran tinggi Dengan demikian, berdasarkan tabel tentang kisaran teoritis tersebut dapat diketahui bahwa partisipasi anggaran memiliki kisaran rerata 21,79 masuk dalam penggolongan sedang, maka dapat dikatakan partisipasi anggaran di perusahaan tersebut baik.

  Variabel Kinerja Organisasi (KO) diuji dengan menggunakan empat alat ukur yang diukur dengan skala 1 hingga 5 sehingga mempunyai kisaran teoritis 4 hingga 20.

  Dengan tiga kriteria dapat diperoleh range berikut ini :

  4

  : kinerja organisasi rendah 9,34

  • – 9,33
  • – 14,67 : kinerja organisasi sedang 14,68
  • – 20

  : kinerja organisasi tinggi Dengan demikian, berdasarkan tabel tentang kisaran teoritis tersebut dapat diketahui bahwa kinerja organisasi memiliki kisaran rerata 19,82 masuk dalam penggolongan tinggi, maka dapat dikatakan kinerja organisasi di perusahaan tersebut sangat baik. Variabel competitiveness (CO) diuji dengan menggunakan lima alat ukur yang diukur dengan skala 1 hingga 5 sehingga mempunyai kisaran teoritis 5 hingga 25.

  Dengan tiga kriteria dapat diperoleh range berikut ini : 5 : competitiveness rendah

  • – 11,67 11,68
  • – 18,35 : competitiveness sedang 18,36 : competitiveness ti
  • – 25 Dengan demikian, berdasarkan tabel tentang kisaran teoritis tersebut dapat diketahui bahwa competitiveness memiliki kisaran rerata 20,45 masuk dalam penggolongan tinggi, maka dapat dikatakan competitiveness di perusahaan tersebut sangat baik.

Tabel 4.11 Deskriptif Variabel Penelitian

  Range Kategori jawaban Kisaran Kisaran Kisaran

  Variabel Penggolongan

  Teoritis Empiris Rerata Rendah Sedang Tinggi

  • – 7 14,68- 22,36

  PA

  6 7 22,10 Sedang

  • – 30 – 30

  14,67 22,35

  • – 30
  • – 9 - 12,68 16,36

  KO

  4 9 14,88 Sedang

  • – 20 – 20

  12,67 16,35

  • – 20 8 11,68 15,36
  • – – CO

  4 8 14,20 Sedang

  • – 20 – 19

  11,67 15,35

  • – 19 Sumber : Lampiran 4

  Variabel Partisipsi Anggaran (PA) diuji dengan menggunakan enam alat ukur yang diukur dengan skala 1 hingga 5 sehingga mempunyai kisaran teoritis 6 hingga 30.

  Dengan tiga kriteria dapat diperoleh range berikut ini :

  7

  : partisipasi anggaran rendah 14,68

  • – 14,67
  • – 22,35 : partisipasi anggaran sedang 22,36
  • – 30

  : partisipasi anggaran tinggi Dengan demikian, berdasarkan tabel tentang kisaran teoritis tersebut dapat diketahui bahwa partisipasi anggaran memiliki kisaran rerata 22,10 masuk dalam penggolongan sedang, maka dapat dikatakan partisipasi anggaran di perusahaan tersebut baik.

  Variabel Kinerja Organisasi (KO) diuji dengan menggunakan empat alat ukur yang diukur dengan skala 1 hingga 5 sehingga mempunyai kisaran teoritis 4 hingga 20.

  Dengan tiga kriteria dapat diperoleh range berikut ini :

  9

  : kinerja organisasi rendah 12,68

  • – 12,67
  • – 16,35 : kinerja organisasi sedang 16,36
  • – 20

  : kinerja organisasi tinggi Dengan demikian, berdasarkan tabel tentang kisaran teoritis tersebut dapat diketahui bahwa kinerja organisasi memiliki kisaran rerata 14,88 masuk dalam penggolongan sedang, maka dapat dikatakan kinerja organisasi di perusahaan tersebut baik.

  Variabel competitiveness (CO) diuji dengan menggunakan lima alat ukur yang diukur dengan skala 1 hingga 5 sehingga mempunyai kisaran teoritis 4 hingga 20.

  Dengan tiga kriteria dapat diperoleh range berikut ini :

  8 : competitiveness rendah

  : competitiveness tinggi Dengan demikian, berdasarkan tabel tentang kisaran teoritis tersebut dapat diketahui bahwa competitiveness memiliki kisaran rerata 14,20 masuk dalam penggolongan sedang, maka dapat dikatakan competitiveness di perusahaan tersebut baik.

  11,68

  • – 15,35 : competitiveness sedang 15,36
  • – 19

4.5 Uji Asumsi Klasik Hipotesis 1

  4.5.1 Uji Normalitas

Tabel 4.12 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

  Standardized Residual

  N

  31 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .98319208

  Most Extreme Differences

  Absolute .214 Positive .132 Negative -.214

  Kolmogorov-Smirnov Z 1.191 Asymp. Sig. (2-tailed) .117 a. Test distribution is Normal.

  Dari tabel dilihat nilai signifikansi 0,117 ini artinya nilai signifikansinya lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal.

  4.5.2 Uji Heteroskesdastisitas

Tabel 4.13 Coefficients

  a Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics

  Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance

  VIF 1 (Constant) 2.617 1.302 2.010 .054 PA -.012 .058 -.040 -.215 .831 1.000 1.000

  a. Dependent Variable: ABS_RES Sumber : lampiran 5

  Dari ouput diatas hasil dari variabel partisipasi angggaran dan kinerja organisasi berpengaruh signifikan 0,831 atau > 0,05 maka tiddak terjai heteroskedastisitas.

  Hipotesis 2

4.5.3 Uji Multikolinearitas

  Multikolinearitas dapat diketahui dengan menghitung koefisien korelasi ganda dan membandingkan dengan koefisien korlasi antar variabel bebas.

Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinearitas

  a

Coefficients

  Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics

  Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance

  VIF 1 (Constant) 13.384 8.105 1.651 .110 PA -.469 .377 -.643 -1.246 .224 .032 31.473 CO -.111 .578 -.106 -.191 .850 .028 35.898

  PACO .042 .026 1.454 1.618 .117 .011 95.174

  a. Dependent Variable: KO Sumber : Lampiran 5

  Nilai VIF dalam tabel diatas menunjukkan nilai diatas 10. Itu artinya model tersebut terkena multikolinearitas. Jika terkena multikolinearitas, maka alternatifnya variabel ditransformasikan ke Ln kemudian dilakukan pengujian kembali ( Murniati,2013).

Tabel 4.15 Hasil Pengobatan Uji Multikolinearitas

  

Coefficients

a

  Model Unstandardized

  Coefficients Standardized

  Coefficients t Sig.

  Collinearity Statistics

  B Std. Error Beta Tolerance

  VIF 1 (Constant) .300 .318 .943 .354 ln_CO .671 .164 .693 4.089 .000 .335 2.981 ln_PACO .108 .096 .190 1.119 .272 .335 2.981 a.

  Dependent Variable: ln_KO

  Nilai VIF dalam tabel diatas menunjukkan nilai dibawah 10. Itu artinya model tersebut tidak terjadi multikolinearitas.

4.5.4 Uji Heteroskedastisitas

  Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan metode regresi antar variabeel bebas dengan nilai mutlak residualnya. Gangguan heteroskedastisitas ditunjukkan jika variabel bebas berpengaruh signifikan pada absolut standardized residualnya. Berikut adalah hasil dari uji heteroskedastisitas :

Tabel 4.16 Hasil Uji Heteroskedastisitas

  a

Coefficients

  Standardized Co

  Unstandardized Collinearity Coefficients efficients Statistics

  Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance

  VIF 1 (Constant) .175 .200 .875 .389 ln_CO -.215 .103 -.632 -2.092 .046 .335 2.981 ln_PACO .084 .060 .420 1.391 .175 .335 2.981

  a. Dependent Variable: ABS_RES Sumber : Lampiran 5

  Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa competitiveness sebagai variabel moderasi antara partsipasi anggaran dengan kinerja organisasi memiliki nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 . Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.5.5 Uji Normalitas

  Uji normalitas dilaksanakan dengan uji Kolmogorov - Smirnov, uji ini menunjukkan normalitas resiual dengan nilai yang signifikan lebih dari 0,05.

  Dibawah ini merupakan hasil uji normalitas :

  Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

  Standardized Residual

  N a

  31 Normal Parameters Mean .0000000 Std. Deviation .96609178

  Most Extreme Absolute .097 Differences

  Positive .090 Negative -.097

  Kolmogorov-Smirnov Z .539 Asymp. Sig. (2-tailed) .934 a. Test distribution is Normal.

  Dari tabel ouput tersebut dapat diketahui bahwa n ilai signifikansi = 0,934 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal.

  Maka dari itu, data sudah memenuhi asumsi normalitas dan bisa dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan analisis regresi.

4.6 Uji Regresi

4.6.1 Uji T Hipotesis 1

Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi

  

Model Summary

  Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 .525 .276 .251 2.79971 a. Predictors: (Constant), PA Pada output SPSS menunjukkan bahwa nilai R yaitu 0,276 atau 27,6%.

  Sedangkan sisanya 72,4% ( 100% - 27,6 %) dijelaskan oleh variabel

  • – variabel lain diluar model.

Tabel 4.19 Hasil Analisis Regresi Berganda

  a Coefficients

  Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig.

  1 (Constant) 6.416 2.596 2.471 .020 PA .383 .115 .525 3.324 .002

  a. Dependent Variable: KO Sumber : Lampiran 5

  Koefisien keyakinan yang digunakan sebesar 95% didapatkan nilai t hitung < t tabel. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung 3,324 ini berarti nilai t-hitung > 1,645 (3,324 > 1,645) . Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dengan koefisien variabel signifikansi pada tingkat keyakinan 95%. Hal ini terjadi karena partisipasi anggarannya berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Hasil B sebesar 0,383 berarti mengarah positif. Sehingga Ha diterima artinya partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja organisasi.

4.6.2 Uji T Hipotesis 2

Tabel 4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi

  

Model Summary

  Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 .855 .730 .711 .12451 a. Predictors: (Constant), ln_PACO, ln_CO

Tabel 4.21 Hasil Analisis Regresi Berganda

  a Coefficients

  Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig.

  1 (Constant) .300 .318 .943 .354 ln_CO .671 .164 .693 4.089 .000 ln_PACO .108 .096 .190 1.119 .272 a. Dependent Variable: ln_KO

  Sumber : Lampiran 5 Dari tabel 4.29 pada output SPSS menunjukkan bahwa nilai R yaitu 0,855 atau

  85,5%. Sedangkan sisanya 14,5% ( 100% - 85,5%) dijelaskan oleh variabel

  • – variabel lain diluar model. Nilai R square 0,730 ini mengalami kenaikan jika dibandingkan nilai R square pada hipotesis pertama 0,276.

  Koefisien keyakinan yang digunakan sebesar 95% didapatkan nilai t hitung < t tabel. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung 1,119 ini berarti nilai t-hitung < 1,645 (1,119 < 1,645) . Maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dengan koefisien variabel signifikansi pada tingkat keyakinan 95%. Sedangakan Ha ditolak. Maka hipotesis ditolak.

4.7 Analisis dan Pembahasan

  Dalam penelitian ini hipotesis pertama yang diajukan adalah partisipasi anggaran yang semakin tinggi maka kinerja organisasi semakin tinggi. Artinya jika partisipasi anggaran dalam suatu perusahaan tinggi akan meningkatkan kinerja organisasi tersebut. Hal ini dikarenakan pentingnya laporan pertanggungjawaban anggaran dalam perusahaan. Ketika manajer dalam perusahaan melakukan penyusunan

  • – anggaran dengan baik, hal itu bisa menghindarkan perusahaan dari pnyimpangan penyimpangan keuangan yang jelas merugikan organisasi itu. Maka dari itu, keberadaan
Hipotesis kedua dalam penelitian ini yaitu pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja organisasi dengan competitiveness sebagai variabel pemoderasi.

  Artinya jika partisipasi anggaran tinggi dan competitiveness tinggi maka kinerja organisasi juga akan tinggi. Tetapi hipotesis kedua ditolak, karena ketika ada

  

competitiveness, partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi.

  Interaksi partisipasi anggaran dan competitiveness tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Dari hasil uji hipotesis pada tabel 4.21 menunjukkan hasil analisis regresi berganda bernilai positif, yang berarti pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja organisasi dengan competitiveness sebagai variabel pemoderasi pada perusahaan jasa di Semarang adalah positif. Namun, pada tingkat keyakinan 95% nilai t hitung < t tabel (1,119 < 1,645) dan dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua ini ditolak. Dengan demikian ketika perusahaan sudah menggunakan partisipasi anggaran, perusahaan tidak perlu menambahkan competitiveness untuk meningkatkan kinerja organisasi tersebut. Ini juga dapat dilihat pada tabel 4.11 deskriptif variabel peneltian perperusahaan bahwa variabel competitivness memiliki penggolongan pada tingkat sedang dengan kisaran rerata 14,20. Artinya manajer dalam organisasi tidak memiliki persaingan yang terlalu ketat. Hal ini dimungkinkan dengan tingkat kisaran rerata yang sedang, competitiveness menjadi kurang kuat untuk mempengaruhi kinerja organisasi.

  Hal ini juga menunjukkan bahwa interaksi competitiveness dan partisipasi anggaran tidak berpengaruh secara positif terhadap kinerja organisasi dan menunjukkan competitiveness bukan variabel moderasi antara partisipasi anggaran dengan kinerja organisasi. Artinya, baik atau tidaknya competitiveness dalam penelitian ini, manajer perusahaan akan tetap melaksanakan partisipasi anggaran dan otomatis ini gagal memoderasi hubungan partisipasi anggaran terhadap kinerja organisasi karena kemungkinan penggunaan instrumen penilaian competitiveness yang kurang sesuai dalam penelitian ini.

  Oleh karena itu, pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini sejalan dengan

  

Arousal Theory (Bonner dan Sprinkle,2002) yang menjelaskan bahwa usaha (effort) yang

  dilakukan oleh seseorang akan meningkat apabila ia merasakan sesuatu yang mampu membuatnya merasakan tingkat arousal (gairah / emosi / rangsangan) tertentu. Dimana hal itu identik dengan sesuatu yang mampu mengaktifkan diri seseorang dan mampu membuatnya untuk mengeluarkan segenap usahanya dengan lebih keras, dan tugas yang dianggap menarik (attractive) adalah suatu hal yang mampu mengaktifkan diri seseorang dan memegang peranan penting terhadap kinerja yang dihasilkan (Fessler,2003). Sehingga saat seseorang merasa tugas tersebut tidak menarik bagi dirinya, ia akan cenderung memberikan efek negatif / mengalami kejenuhan dan dapat menurunkan kinerjanya. Teori dari Yerkes & Dodson (1908) menyatakan bahwa kinerja akan meningkat sesuai dengan rangsangan / emosi / gairah yang ada, namun hanya sampai pada titik tertentu saja. Ketika rangsangan terlalu tinggi, tingkat kinerja justru menurun sehingga dapat dikatakan bahwa masing - masing aktivitas memiliki batas rangsangan optimal. Jadi ketika competitiveness tinggi justru tidak dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja organisasi.