PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG - Unika Repository

  

PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI

DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG

LAPORAN KERJA PRAKTEK

  

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pangan

Oleh :

Riko Hermawan

  

11.70.0001

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

  

PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI

DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG

Oleh :

Riko Hermawan

  

NIM : 11.70.0001

Program Studi : Teknologi Pangan

Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan

dihadapan sidang penguji pada tanggal: 3 Juni 2015

  Semarang, 15 Juli 2015 Fakultas Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata

  Pembimbing Lapangan, Pembimbing Kerja Praktek,

Yogi Widya Adhita, STP. Dr. R.Probo. Y. Nugrahedi, STP, MSc.

  

Dekan,

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena berkat rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul ”Penerapan Sanitasi Industri di CV Dwi Mas Food, Semarang” laporan ini disusun sebagai prasyarat untuk memenuhi kelengkapan akademis guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Adapun kerja praktek ini sangat bermanfaat bagi penulis, karena dapat menambah wawasan serta menambah pengalaman kerja penulis.

  Seluruh kelancaran dan keberhasilan ini pun tentunya tidak terlepas dari bantuan, arahan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.

  Tuhan Yesus Kristus yang telah membimbing Penulis, sehingga dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini.

  2. Hermawan Djunaidi selaku Ayah Penulis yang selalu menjadi motivasi bagi Penulis dalam melaksanakan Kerja Praktek di Semarang.

  3. Monica Wiwin selaku Ibu Penulis yang telah memberikan izin, mendukung, mendoakan, serta berusaha mempersiapkan segala bantuan moral maupun material bagi Penulis supaya dapat melaksanakan Kerja Praktek.

  4. Ibu Dr. V. Kristina Ananingsih, ST, MSc. selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Unika Soegijapranata, Semarang.

  5. Bapak Dr. R. Probo. Y. Nugrahedi, STP, MSc. selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan dengan sabar memberikan pengarahan dan bimbingan selama Penulis melaksanakan serta menyelesaikan laporan Kerja Praktek.

  6. Bapak Yogi Widya Adhita, STP. selaku Manajer ProduksiCV Dwi Mas Food yang telah memberi kesempatan kepada Penulis untuk melaksanakan Kerja Praktek di CV Dwi Mas Food serta telah membimbing, mengarahkan dan memberikan informasi kepada Penulis selama melakukan Kerja Praktek. memberikan informasi-informasi tambahan selama pengerjaan laporan Kerja Praktek.

  8. Brigitta Ghicella sebagai teman Penulis yang sudah bersedia meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membantu menyelesaikan laporan Kerja Praktek.

  9. Michelle Darmawan dan Raphael Argasae sebagai teman seperjuangan selama melaksanakan Kerja Praktek di CV Dwi Mas Food.

  10. Semua teman-teman Program Studi Teknologi Pertanian yang sudah mendukung Penulis selama menyelesaikan laporan Kerja Praktek.

  11. Semua pihak yang telah membantu Penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

  Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan kerja praktek ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf bila selama Kerja Praktek maupun dalam pembuatan laporan Kerja praktek masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca. Meski belum sempurna, tetapi Penulis berharap agar laporan Kerja Praktek dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Terima Kasih.

  Semarang, Juli 2015

  Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................i KATA PENGANTAR......................................................................................................ii DAFTAR ISI................................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................vi DAFTAR TABEL...........................................................................................................vii

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR GAMBAR

  

  

  

DAFTAR TABEL

  

1. PENDAHULUAN

  CV Dwi Mas Foodmerupakan sebuah perusahaan makanan ringan yang berlokasi di Gunung Pati, Semarang. Pada awal terbentuknya,CV Dwi Mas Foodadalah perusahaan distribusi makanan ringan yang menjalin kerjasama dengan PT Orang Tua. Namun di tahun 2008, CV Dwi Mas Food mulai memproduksi makanan ringan yang lebih dikenal dengan ekstrudat yang berbahan dasar jagung. Produk pertama yang diluncurkan oleh CV Dwi Mas Food adalah Tooit yang merupakan ekstrudat berbahan dasar jagung bubuk.

  CV Dwi Mas Food merupakan salah satu perusahaan yang masih berkembang. Meskipun sedang berkembang namun proses produksinya sudah seperti perusahaan modern karena sebagian besar dari proses produksinya menggunakan mesin otomatis.

  Selain dari proses produksinya yang cukup baik, CV Dwi Mas Food juga berusaha menjaga kualitas produknya sebaik mungkin. Hal ini terlihat mulai dari pemilihan bahan baku yang berkualitas, kontrol higienitas selama proses produksi hingga pengemasan primer dan sekunder serta dilakukan kontrol kualitas atas produk yang akan dipasarkan. Kadar air dalam produk jadi dan kualitas kemasan yang meliputi kerapatan dari kemasan yang akan dipasarkan juga dilakukan pengontrolan secara teratur. Salah satu aspek penting yang juga perlu diperhatikan dalam menjaga kualitas produk dalam suatu industri pangan adalah sistem sanitasi.Sistem sanitasi dapat mencegah maupun mendukung berbagai kerusakan pangan secara fisik, kimia, dan mikrobiologi. Oleh sebab itu, laporan ini akan membahas lebih lanjut mengenai sanitasi CV Dwi Mas Food yang diterapkan secara keseluruhan dalam proses produksi hingga pengemasan produk dalam perusahaan.

  Tujuan dilaksanakannya Kerja Praktek di CV Dwi Mas Food pada tanggal 6 januari – diterapkan secara keseluruhan oleh CV Dwi Mas Foodpada seluruh tahapan pengolahan produknya.

2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan dan Latar Belakang

  CV Dwi Mas Foodmerupakan sebuah perusahaan makanan ringan di Semarang. Pada tahun 1996, Ibu Lily mendirikan perusahaan ini. Pada mulanya CVDwi Mas Food merupakan suatu industri yang hanya berstatus Usaha Dagang (UD), bergerak di bidang distribusi makanan ringan yang bekerjasama dengan PT Orang Tua. Produk-produk yang dipasarkan oleh UD Dwi Mas Food saat itu, antara lain : Wafer Tango, Oops Waffer and Cracker, Fullo, Kacang Kaya King, Permen Blaster, dan Kiko. Awalnya UD Dwi Mas Food berlokasi di Karang Wulan Semarang, yang sekaligus digunakan sebagai tempat tinggal Ibu Lily dan keluarganya.

  Pada tahun 2005, dikarenakan keterbatasan tempat UD Dwi Mas Food mendirikan kantor baru yang berlokasi di Jalan Muradi Raya no 54. Seiring semakin berkembangnya UD Dwi Mas Food, pada tahun 2008 UD Dwi Mas Food mulai memproduksi makanan ringan sendiri. Produk makanan ringan ini adalah produk ekstrudat berbahan dasar jagung bubuk dengan merk dagang Tooit. Pada penghujung tahun 2011 UD Dwi Mas Food telah melebarkan sayap dan berkembang menjadi perusahaan Comanditaire Venootschap (CV) Dwi Mas Food . Pabrik CV Dwi Mas Food terletak di Jalan Manyaran Km 20 Gunung Pati, Semarang. Letak perusahaan ini berada di desa Cepoko, Gunung Pati. Perusahaan ini juga berdekatan dengan sebuah taman rekreasi keluarga yang cukup terkenal yaitu “Ngrembel”.CV Dwi Mas Food memilih daerah Gunung Pati sebagai pabrik tempat produksinyadikarenakan semakin berkembangnya perusahaan, dan membutuhkan tempat produksi yang luas dan representatif. Selain itu lokasi di daerah Gunung pati ini memiliki aspek–aspek yang menguntungkan di antaranya:

  • Kebutuhan akan air dan listrik terpenuhi. Air terpenuhi dari sumur artesis yang telah mengalami pengolahan lebih lanjut sehingga memenuhi syarat sebagai air pengolahan, sedangkan listrik diperoleh dari PLN.
  • Sumber tenaga kerja juga dapat diperoleh dengan mudah dari lokasi di sekitar pabrik-pabrik.

  2.2. Visi dan Misi Perusahaan

  Visi dari CVDwi Mas Food adalah menjadi salah satu perusahaan makanan ringan terbaik dan inovatif. Sedangkan misi untuk menunjang visi tersebut adalah menghasilkan produk – produk yang berkualitas, menciptakan inovasi dari waktu ke waktu, menjaga kelancaran perangkat dan konsistensi tenaga kerja, serta menciptakan iklim dan suasana pabrik yang kondusif.

  2.3. Tata Letak Perusahaan dan Pabrik

  Tata letak yang baik dapat mempermudah jalannya produksi, pengolahan, serta distribusi pengiriman produk. Tata letak pabrik juga sangat penting karena dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para pekerja. Pabrik CV Dwi Mas Food memiliki area yang cukup luas berbentuk persegi panjang dan memanjang ke arah utara. CV Dwi Mas Food membagi area pabrik menjadi 2 lantai. Lantai pertama adalah ruang penyimpanan bahan baku, ruang produksi disertai dengan ruang packaging yang langsung terhubung dengan pintu yang menuju ke alat trasportasi yang digunakan untuk distribusi produk. Lantai kedua merupakan kantor dari CV Dwi Mas Food.

  2.4. Struktur Organisasi Perusahaan

  CVDwi Mas Food dikepalai oleh seorang Direktur Komisaris. Dalam menjalankan tugasnya, Direktur Komisaris dibantu oleh Direktur Utama yang mengepalai beberapa

  2.4.1. Direktur Komisaris

  Direktur Komisaris selaku pemilik perusahaan bertugas mengawasi kinerja dari Direktur Utama, serta mengambil keputusan-keputusan vital yang berhubungan dengan keberlangsungan perusahaan.

  2.4.2. Direktur Utama

  Direktur Utama bertugas mejadi wakil dari direktur komisaris dan mengawai kinerja dari seluruh bagian dalam perusahaan dan mengawasi proses serta hasil produksinya. Direktur Utama juga berhak dalam mengambil keputusan namun keputusan tertinggi tetap milik Direktur Komisaris.Direktur Utama bertanggung jawab kepada Direktur Komisaris.

  2.4.3. Wakil Direktur

  Wakil Direktur bertugas mengawasi kinerja dari Kepala bagian Produksi, Kepala bagian Keuangan,Kepala Bagian Pemasaran.Wakil Direktur bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

  2.4.4. Kepala Bagian Produksi

  Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab dalam mengatur kesiapan produksi, yang dalam hal ini termasuk pengecekan efektifitas mesin produksi dan tenaga kerja, dan mengejar efisiensi penggunaan bahan termasuk salah satunya sumber energi listrik. Dalam melakukan pekerjaannya, Kepala bagian Produksi dibantu oleh Divisi Quality

  

Control , Kepala Teknisi Mesin, dan Kepala Gudang.Kepala Produksi bertanggung

jawab kepada Direktur Utama.

  2.4.5. Kepala Bagian Keuangan

  Kepala Bagian Keuangan bertugas untuk menata sistem manajemen yang dapat menunjang tercapainya tujuan organisasi, termasuk mengatur cash flow perusahaan,

  2.4.6. Kepala Bagian Pemasaran

  Kepala Bagian Pemasaran bertugas untuk menyusun business plan tahunan dalam pemasaran produk Tooit merupakan tugas Kepala bagian Pemasaran. Selain itu, Kepala Bagian Pemasaran juga menyusun dana pemasaran dalam kaitannya dengan jumlah promosi, menetapkan ketentuan tentang harga, program promosi, sistem distribusi dan pengembangan. Kepala Bagian Pemasaran juga bertugas mengawasi kinerja tenaga Sales dan Marketing dalam pemasaran produk ekstrudat dari CV Dwi Mas Food.

  2.4.7. Kepala Teknisi Mesin

  Kepala Teknisi Mesin bertanggung jawab untuk mengatur para teknisi dalam menjaga kesiapan dan efisiensi mesin produksi, mengawasi pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan, fasilitas umum serta fasilitas genset utility power pabrik. Kepala Teknisi Mesin bertanggung jawab kepada Kepala Produksi.

  2.4.8. Divisi Quality Control

  Divisi Quality Control bertugas untuk mengendalikan mutu bahan baku, bahan bantu maupun hasil produksi, melakukan komplain terhadap penyimpangan kualitas bahan bantu maupun penyimpangan pada proses produksi ke rekan atau bagian terkait, melakukan pengawasan terhadap kualitas hasil akhir dari produk sesuai dengan standar, serta bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Produksi.

  2.4.9. Kepala Gudang

  Kepala Gudang bertanggung jawab untuk mengatur kelancaran dan kebenaran barang- barang yang masuk dan keluar gudang meliputi penyimpanan dan keamanan barang- barang selama disimpan, menjaga kebenaran cara penyimpanan barang di gudang sehingga tidak mengubah kualitas barang yang disimpan, menjaga kebersihan dan kerapihan gudang serta bertanggung jawab kepada Bagian Produksi.

2.5. Ketenagakerjaan

  (51orang), Karyawan bagian pemasaran dan transportasi (30 orang), dan Karyawan bagian keamanan dan kebersihan (10 orang) (Lampiran 2). Para karyawan atau pegawai dibagi dalam 2 shift kerja yaitu shift pagi (07.00 – 15.00) dan shift malam (15.00 - 23.00). Setiap shiftmemiliki waktu istirahat masing – masing. Untuk shift pagi adalah pukul 12.00 dan untuk shift malam adalah pukul 19.00.

2.6. Fasilitas

  CVDwi Mas Food juga memberikan beberapa fasilitas yang dapat menunjang dan meningkatkan kesejahteraan para karyawannya. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain :

  2.6.1. Tunjangan Makan

  Setiap karyawan yang bekerja di CVDwi Mas Food, baik itu karyawan lama, baru maupun masih dalam masa magang, mendapat tunjangan makan sebesar Rp 10.000,00.

  2.6.2. Seragam dan Alat Kerja

  Seragam kerja yang diberikan antara lain : a.

  Kaos untuk pekerja produksi b.

  Seragam promosi untuk karyawan yang akan melakukan promosi. Alat kerja yang diberikan antara lain masker, sepatu boot, dan sarung tangan (untuk bagian produksi).

3. SPESIFIKASI PRODUK 3.1. Jenis Produk

  CV Dwi Mas Food merupakan salah satu pabrik yang memproduksi snack, khususnya snack yang berupa ekstrudat. Ekstrudat yang dihasilkan oleh CV DM Food sendiri memiliki beberapa bentuk seperti cincin / ring, stick dan bola / ball. Snack yang dipasarkan oleh CV Dwi Mas Food memiliki merk dagang Tooit. Di pasaran Tooit memiliki beberapa jenis nama yang berbeda, yaitu Tooit, Nagori, Shasi, Jack, Hot tos, Alien, Brasill, Chotomie, Baxo, Ping, dan Twiss.

3.1.1. Tooit

  Tooit merupakan produk ekstrudat yang berbahan dasar jagung yang memilik bentuk seperti cincin (ring). Tooit memiliki 3 macam rasa yaitu Jagung Bakar Keju, Pizza, dan

  

Barbeque Fiesta . Tooit adalah produk pertama yang diproduksi oleh CV Dwi Mas

  Food. Snack Tooit dikemas dalam kemasan primer dan sekunder. Kemasan primer yang digunakan adalah kemasan metalizer 3 lapis.Sedangkan kemasan sekunder yang digunakan adalah kemasan dos dengan isi 40 bungkus.Tooit memiliki berat bersih 14 gram per bungkus.

  

Gambar 1.Produk Ekstrudat Snack “Tooit” Rasa Pizza.

3.1.2. Nagori

  Nagori merupakan produk snack yang berasal dari ekstrudat dengan bentuk bola-bola kecil. Produk Nagori pertama kalidiproduksi dengan 1 macam rasa, yaitu rasa Seafood. Namun saat ini CV Dwi Mas Food telah mengembangkan produk Nagori dengan varian rasa yang baru yaitu rasa Sosis. Nagori dikemas dengan kemasan primer dan sekunder. Untuk kemasan primer, Nagori menggunakan kemasan yang sama dengan produk Bonzo yaitu dengan kemasan metalizer 2 lapis. Sama seperti produk Bonzo, produk Nagori juga dikemas dengan kemasan sekunder berupa kemasan dos yang berisi 60 bungkus.Nagori memiliki berat bersih 12 gram per bungkus.

  (a) (b)

  

Gambar 2.Produk Ekstrudat Snack “Nagori” (a) RasaSeafood ; (b) Rasa Sosis

3.1.3.

   Shasi

  Shasi adalah produk ekstrudat yang berbahan dasar jagung bubuk dengan bentuk lonjong dengan ukuran yang kecil..Shasi hanya memiliki 1 macam rasa yaitu Iga Bakar.Shasi dikemas dengan kemasan metalizer 2 tapis dan kemasan sekunder yang berupa kemasan dos.Berat bersih untuk 1 kemasan Shasi adalah 12 gram.

  3.1.4. Jack

  Jack merupakan produk ekstrudat yang berbentuk stick.Jack hanya memiliki 1 macam rasa yaitu balado.Berat bersih tiap kemasan Jack adalah 12 gram.Kemasan primer yang digunakan oleh produk Jack adalah kemasan metalizer 2 lapis.Sedangkan kemasan sekunder yang digunakan adalah kemasan dos.

  

Gambar 4.Produk Jack Rasa Balado.

  3.1.5. Hot Tos

  Hot Tos merupakan salah satu produk inovasi yang berbeda, hal ini dikarenakan Hot Tos tidak diproduksi menggunakan bahan ekstrudat jagung. Hot Tos merupakan produk keripik singkong dengan rasa Lombok Ijo yang dikemas dengan kemasan primer

  metalizer dan kemasan sekunder dos.

  

Gambar 5.Produk Hot Tos Rasa Lombok Ijo. dikeluarkan oleh CV Dwi Mas Food. Produk Alien dikemas dengan kemasan primer

  

metalizer dan kemasan sekunder dos. Berat bersih dari produk Alien adalah 14 gram per

kemasan.

  

Gambar 6.Produk Alien Rasa Coklat.

  3.1.7. Twiss

  Twiss merupakan produk baru yang dikeluarkan oleh CV Dwi Mas Food. Twiss berbentuk twiss corn. Produk Twiss hanya memiliki 1 macam rasa yaitu Jagung Bakar. Berat bersih tiap kemasan Twiss adalah 14 gram.Produk Twiss dikemas dengan kemasan primer metalizer dan kemasan sekunder dos.

  

Gambar 7.Produk Twiss Rasa Jagung Bakar.

  3.1.8. Ping

  Ping merupakan salah satu produk kreatif yang diproduksi oleh CV Dwi Mass Food,

  12 gram.Kemasan primer yang di gunakan oleh produk Jack adalah kemasan metalizer 2 lapis.Sedangkan kemasan sekunder yang digunakan adalah kemasan dos.

  

Gambar 8.Produk Ping Rasa Pisang Coklat

3.1.9. Baxo

  Baxo merupakan salah satu produk yang diproduksi CV Dwi Mas food dengan bahan utama ekstrudat jagung. Baxo sendiri memiliki rasa utama yaitu bakso.Dalam pengemasannya, produk ini juga diberi saos sambal dan irisan bakso asli untuk teman makan produk Baxo.Berat bersih setiap kemasan yaitu 12 gram.Kemasan primer yang digunakan oleh produk Jack adalah kemasan metalizer 2 lapis.Sedangkan kemasan sekunder yang digunakan adalah kemasan dos.

  

Gambar 9.Produk Baxo dengan Rasa Bakso

3.1.10. Rainbow

  Rainbow merupakan salah satu produk kombinasi yang diproduksi oleh CV Dwi Mas food. Rainbow merupakan produk kombinasi karena produk ini adalah campuran gram.Kemasan primer yang digunakan oleh produk rainbow adalah kemasan metalizer 2 lapis.Sedangkan kemasan sekunder yang digunakan adalah kemasan dos.

  

Gambar 10.Produk Rainbow dengan Beberapa Rasa Buah.

3.1.11. Bracill

  Brasill adalah produk yang terbuat dari bahan ekstrudat jagung yang berasa jagung original.Produk ini diproduksi karena dilatarbelakangi oleh acara Piala Dunia di Brasil.Berat bersih produk ini adalah 12 gram.Kemasan primer yang di gunakan oleh produk Jack adalah kemasan metalizer 2 lapis.Sedangkan kemasan sekunder yang digunakan adalah kemasan dos.

  

Gambar 11.Produk Brasil Rasa Jagung Original.

3.2. Kapasitas Produksi

  Pada awalnya CV Dwi Mas Food dalam sehari hanya memproduksi sekitar 200 – 500 alat yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi produk adalah ekstruder (1 buah),

  

oven (1 buah), alat pencampur ekstrudat dengan bumbu yang berjumlah 3 buah, serta

  mesin pengemas berjumlah 6 buah. Kapasitas mesin ekstruder tersebut untuk memproduksi produk adalah 2 sampai 3 karung jagung bubuk, dimana masing-masing berisi 50 kg bubuk per karung. Ini berlaku untuk semua bentuk ekstrudat CV Dwi Mas Food. Tetapi produksi ini terkadang bisa lebih tergantung pesanan serta hari raya seperti Lebaran atau Natal.

  CV Dwi Mas Food memiliki kapasitas produksi yang berbeda-beda bagi setiap produknya dan hal ini dilihat berdasarkan keinginan pasar. Produk Nagori dan shasi rata-rata perhari diproduksi oleh CV Dwi Mas Food sebanyak 1000-1500 karton untuk masing – masing rasanya. Produk Tooit dan sebagainya rata-rata perhari diproduksi oleh CV Dwi Mas Food sebanyak 500-750 karton untuk masing–masing rasanya.

  Tabel 1.Kapasitas Produksi Ekstrudat di CV Dwi Mas Food

  Nama produk Jumlah varian Kapasitas produksi Kapasitas Produksi per rasa per hari (karton) hari (kg)

  Nagori 2 rasa 1000-1500 720-1080 Tooit 3 rasa 500-750 280-420 Shasi 1 rasa 1000-1500 720-1080 Jack 1 rasa 500-750 360-540

  Hot Tos 1 rasa 500-750 385-577 Alien 1 rasa 500-750 385-577 Twiss 1 rasa 500-750

  385-577

  1 rasa 500-750 385-577 Brasill Chotomie 1 rasa 500-750 360-540 Baxo 1 rasa 500-750 360-540

  Ping 1 rasa 500-750 360-540 Sumber: CV DwiMas Food.

3.3. Strategi Pemasaran

  Produk Snack CV Dwi Mas Food saat ini memiliki pasar yang sangat luas, selain karena jenis produk makanan ringan yang notabene cocok dengan selera Indonesia, harganya pun relatif terjangkau, sehingga dapat dinikmati oleh konsumen baik dari usia muda hingga tua yang berasal dari berbagai macam kalangan.

  Strategi pemasaran yang dilakukan oleh CV Dwi Mas Food antara lain pemasaran lewat media, baik radio maupun surat kabar dan pemasaran spanduk yang dipasang pada warung-warung kelontong. CV Dwi Mas Food juga melakukan promosi dengan cara pemberian berbagai macam hadiah untuk konsumen maupun penjual dan pengecer dengan bentuk pemberian kupon dalam produk (gambar12) dan juga dengan menerakan hadiah pada kemasan dalam primer produk. Hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan nilai dan keberadaan produk Tooit yang masih baru di kalangan masyarakat.

  (a) (b)

  

Gambar 12.Kupon Hadiah yang Terdapat di Dalam Snack Tooit dan Nagori; (a)

Tampak Depan; (b) Tampak Belakang

  Wilayah pemasaran produk ekstrudat produk CV Dwi Mas Food, yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jakarta. Daerah pemasaran yang terbesar dari produk CV Dwi Mas Food adalah di kota Semarang. Proses distribusinya dilakukan dengan menempatkan produk ke pasar-pasar yang ada di kota Semarang sesuai permintaan dari supermarket, sehingga produk ini hanya didistribusikan ke pasar – pasar tradisional atau kecil saja.

  Pendistribusian produk ekstrudat dilakukan secara langsung. Distribusi langsung yang dilakukan oleh CV Dwi Mas Food adalah distribusi produk yang langsung dikirim dari produsen, yaitu dengan menggunakan kendaraan roda empat untuk daerah Semarang. Sedangkan untuk pengiriman barang keluar kota, menggunakan 5 unit kendaraan jenis L-300, dua unit kendaraan jenis double ban dan tiga unit kendaraan jenis engkel. Distribusi langsung dilakukan untuk wilayah Jawa Tengah seperti Semarang, Jawa Barat, Surabaya, serta Jakarta.

  Sistem pemasaran di luar pulau Jawa dengan menggunakan agen, sehingga perusahaan ini sebagai produsen hanya menyerahkan produk sampai ke pelabuhan selanjutnya agen daerah tertentu yang akan mengaturnya. Setelah produk diterima oleh agen suatu daerah, maka agen tersebut akan melakukan pembayaran sesuai dengan waktu yang diberikan oleh CV Dwi Mas Food. Untuk pemasaran di luar kota Semarang dan di luar pulau Jawa, jumlah pesanan paling sedikit 500 karton dus dan berlaku untuk semua jenis ekstrudat. Sistem pemasaran lain yang dilakukan oleh CV Dwi Mas Food adalah melalui pembukaan stand dalam beberapa event. Salah satu contoh yang pernah dilakukan oleh CV Dwi Mas Food adalah pembukaan stand pada acara “Jateng Fair” yang diadakan di PRPP. Kegiatan ini dilakukan oleh CV Dwi Mas Food dikarenakan produk ekstrudat merupakan salah satu produk yang sudah banyak berdar di pemasaran sehingga dengan dibukanya stand dalam beberapa event ini diharapkan dapat menjadi sarana pengenalan produk CV Dwi Mas Food kepada masyarakat. Dalam stand ini dilakukan beberapa acara-acara kecil seperti lomba memancing, lomba foto ekspresif dan lomba menghitung. Lomba - lomba ini dilakukan agar menarik minat anak – anak ke stand ini. Selain itu dilakukan pula pembagian show box yang berisi produk – produk CV Dwi

  

Gambar 13. Show Box Produk CV Dwi Mas Food (Tooit, Nagori, dan Bonzo) yang

Dipamerkan dan Dibagikan Dalam Pameran

4. PROSES PRODUKSI 4.1. Diagram Alir Produksi

  Ada beberapa tahap produksi di CV Dwi Mas Food. Proses produksinya antara lain pencampuran bahan, ekstrusi, pengovenan, coating, dan pengemasan. Semua produk yang dihasilkan oleh CV Dwi Mas Food pada umumnya memiliki proses produksi yang sama. Perbedaannya hanya pada bumbu atau cetakan pada proses ekstrusi saja.

  Penimbangan Bahan Baku (bahan baku utama dan bahan baku pelengkap)

  Pencampuran Ekstrusi Pengovenan (160 - 180

  ˚C) Coating

  Pendiaman 5 menit Pengemasan Penyimpanan

4.2. ALUR PRODUKSI 4.2.1. Penimbangan Bahan Baku

  Penimbangan bahan baku dilakukan pada ruangan tersendiri dan dilakukan di dekat bagian produksi agar tidak memakan waktu dalam perjalanan menuju mesin berikutnya serta meminimalkan kontaminasi yang ada.Penimbangan bahan baku utama dan bahan baku tambahan harus dilakukan secara teliti. Penimbangan dilakukan oleh karyawan bagian produksi.

4.2.2. Pencampuran

  Proses pencampuran dilakukan dalam mesin pencampur bahan. Pencampuran dilakukan setelah dilakukan penimbangan bahan baku. Proses pencampuran bertujuan supaya bubuk jagung dan bahan tambahan lainnya tercampur secara merata.Setelah bahan tercampur rata maka bahan bisa masuk ke proses produksi selanjutnya.

  

Gambar 15.Proses Pencampuran Bahan

4.2.3. Ekstrusi

  Proses pembuatan ekstrudat dilakukan dengan memasukkan bahan ke dalam ekstruder secara perlahan melalui hopper atau feeder. Kemudian dalam proses ini terjadi penambahan panas dan energi mekanik pada bahan yang belum dimasak. Bahan yang sudah masuk melalui hopper atau feeder tersebut akan mengalami grinding atau penghancuran. Bahan tersebut akan dihancurkan menjadi butiran-butiran kecil, yang menjadi tinggi dan suhu meningkat (± 200ºC). Setelah proses tersebut maka terbentuklah bahan semi padat.

  

Gambar 16.Mesin Ekstruder

4.2.4. Pengovenan

  Proses pengovenan dilakukan untuk mengurangi kadar air dari ekstrudat, untuk menghasilkan produk yang kering dan renyah, mempercepat penyerapan flavor, dan meningkatkan pengembangan dari ekstrudat yang terbentuk. Proses pengovenan ini diatur oleh suhu pemanasan serta kecepatan mesin.Pada proses pengovenan hampir

  ˚

  semua produk dipanaskan pada suhu sekitar 150

  C. Kecepatan mesin tiap ekstrudat juga berbeda.Hampir semua produk diproses menggunakan kecepatan mesin 120 rpm, dan untuk ekstrudat merkNagorimenggunakan kecepatan mesin 20 rpm.Pengovenan ini menggunakan suhu yang tinggi dengan waktu yang singkat.

4.2.5. Coating

  

Coating adalah teknikmelapisi produk dengan bumbu tertentu atau cairan.Proses ini

meliputi penyemprotan bumbu, minyak, margarin, dan gula ke permukaan ekstrudat.

  Proses coating ini dilakukan dalam mesin spraying tumbler. Proses coating ini prinsip kerjanya hampir sama dengan mixer yaitu untuk kecepatan rendah 1 hingga kecepatan tinggi 3. Proses coating ini dilakukan dengan model semprot ke dalam ekstrudat yang ada dalam wadah / hooper.

  

Gambar 18.Proses Coating

4.2.6. Pengemasan

  Pengemasan produk merupakan tahap yang sangat penting untuk menjaga kualitas produk. Pengemasan produk di CV Dwi Mas Food sendiri sudah menggunakan mesin pengemas, khususnya untuk pengemasan primer dari produk. Setelah itu produk dikemas secara sekunder secara manual oleh para karyawan.Pengemas primer yang digunakan adalah jenis plastik PP dengan lapisan metalizer yang berbeda – beda. Untuk pengemas produk merk Tooit kemasan terdiri dari tiga lapis, dengan menggunakan suhu

  o

  pemanasan untuk seal horizontalnya 128 Csedangkan suhupemanasan seal vertikalnya

  o

  138

  C. Untuk produk merk Nagori dikemas dengan metalizerdua lapis, dengan suhu

  o o

  pemanasan untuk seal horizontal 116 C dan seal vertikalnya 120

  C. Untuk pengemas sekunder yang digunakan adalah karton.

  (a) (b)

  Gambar 19.Pengemasan (a) Pengemas Primer; (b) Pengemas Sekunder

5. SANITASI PADA CV DWI MAS FOOD

  Sanitasi berasal dari bahasa Latin, yaitu sanitas yang berarti sehat. Jika dihubungkan dengan industri pangan, sanitasi adalah suatu cara untuk menciptakan dan menjaga suatu kondisi yang higienis dan sehat (Marriott, 1999). Sanitasi merupakan salah satu aspek yang sangat perlu untuk diperhatikan bagi industri terutama dalam industri pangan.Menurut Depkes RI tahun 2004, sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara kebersihanlingkungan dari subyeknya, misalnya menyediakan air yang bersih untuk keperluanmencuci, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar sampah tidakdibuang sembarangan. Winarno & Jenie (1980), menambahkan bahwa sanitasi didefinisikan sebagai cara atau sistem pengendalian terencana terhadap lingkungan produksi, bahan baku, peralatan, dan pekerja untuk mencegah pencemaran dan kerusakan hasil olah, serta mengusahakan lingkungan kerja yang bersih, aman, dan nyaman. Sanitasi dari suatu industri sangatlah menentukan kualitas produk yang dihasilkan oleh industri tersebut. Menurut Jenie & Fardiaz (1988), sanitasi dalam industri pangan mencakup cara kerja yang bersih dan aseptic dalam berbagai bidang, meliputi persiapan, pengolahan, pengepakan, penyiapan, maupun transport makanan, kebersihan dan sanitasi ruangan dan alat-alat pengolahan pangan serta kebersihan dan kesehatan para pekerja di bidang pengolahan pangan.Winarno & Surono (2004), menambahkan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan makanan yang diproduksi aman untuk dikonsumsi adalah suplai air aman, bahan baku baik dan aman, dan penanganan yang higienis untuk mencegah masuknya mikroba pembusuk dan patogen selama persiapan maupun penyajian produk. Hal – hal inilah yang menjadi dasar dalam proses sanitasi dalam suatu industri pangan. Bab ini akan membahas sanitasi pada CV Dwi Mas Food yang meliputi sanitasi bangunan, sanitasi bahan baku dan bahan pembantu, sanitasi mesin dan peralatan, sanitasi karyawan serta sanitasi lingkungan produksi dan gudang penyimpanan.

5.1. Sanitasi Bangunan

  Sanitasi bangunan terutama dalam industri pangan harus memenuhi syarat – syarat agar kualitas dari suatu produk tersebut dapat terjaga. Menurut Kartaraharja (1980), bangunan yang didirikan harus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan higienitas sesuai dengan jenis produk, mudah dibersihkan, mudah dilaksanakan tindakan sanitasi dan mudah dipelihara. Konstruksi bangunan harus mampu melindungi karyawan dari kepenatan akibat panas atau kondisi yang terlalu dingin sertakondisi-kondisi lainya yang mengganggu. Ruang tempat pengolahan memerlukan udara bersih.Udara menjadi kotor jika mendapat pencemaran debu, bau-bauan atau gas pengotor atau mikroba.Spora mikroba biasanya mudah diterbangkan oleh angin dan kemudian mengotori udara.Jadi udara kotor juga menjadi sumber kontaminasi.Udara dalam ruangan pengolahan dibersihkan dengan penggantian udara bersih secara terus menerus(Soekarto, 1990). Hal ini sudah dilakukan oleh CVDwi Mas Food, yaitu proses pembersihan ruangan setiap hari pada akhir jam kerja, sehingga dapat menjaga ruangan tersebut dari debu pencemar. Sanitasi pada bangunan yang dilakukan pada CVDwi Mas Food meliputi:

5.1.1. Langit – Langit

  Langit - langit di CV Dwi Mas Food memiliki tinggi 8 meter dari permukaan tanah, terbuat dari seng, tidak bercelah, tidak retak dan tidak terdapat pipa-pipa yang terlihat pada langit-langit. Langit–langit pada CV Dwi Mas Food sudah sesuai dengan Winarno & Surono, (2002) yang menyatakan bahwa ruang pengolahan harus memiliki langit- langit yang tidak retak, tidak bercelah, tidak terdapat tonjolan dan sambungan yang terbuka, kedap air. Langit-langit ruang produksi juga sudah sesuai karena tidak terdapat pipa-pipa yang terlihat dan tingginya minimal 3 meter. Langit-langit juga harus dirancang untuk mencegah akumulasi kotoran dan meminimalkan kondensasi serta mudah dibersihkan. Hal ini juga dilakukan oleh CV Dwi Mas Food tidak hanya untuk

  (a) (b)

  

Gambar 20.(a) Langit-Langit Ruang Penyimpanan; (b) Langit-Langit Ruang

Produksi

5.1.2. Lantai

  Menurut Purnawijayanti (2001), lantai di ruangan produksi sebaiknya terbuat dari keramik, atau bahan-bahan lain yang tidak licin (anti selip). Hal ini belum dilakukan oleh CV Dwi Mas Food, karena lantai CV Dwi Mas Food yang terbuat dari ubin keramik hanya pada ruang kantor dan ruang pembuatan bumbu. Untuk ruang pengemasan, ruang penyimpanan produk jadi, ruang produksi dan ruang penyimpanan bahan baku masih menggunakan lantai beton atau lantai semen (plesteran).Lantai di ruang produksi dan ruang penyimpanan bahan cukup terkontrol kebersihannya. Hal ini dikarenakan setelah proses produksi selesai langsung dilakukan pembersihan ruangan yang diutamakan pada pembersihan lantai ruangan. Kebersihan pada setiap ruangan ini tergolong masih belum maksimal karena lantai yang sebagian besar licin dan terbuat dari beton biasa. Proses pembersihan yang biasa dilakukan adalah menyapu untuk membersihkan ruangan dari sisa-sisa produksi yang tercecer. Proses pembersihan ini tidak menggunakan deksinfektan atau pembersih kuman yang menyebabkan sisa minyak, air dan sisa bumbu tidak bisa bersih maksimal. Hal ini tidak sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Purnawijayanti (2001) dimana lantai seharusnya dibersihkan setiap hari dengan cairan sanitizer.

  Sisi lain yang kurang diperhatikan oleh CV Dwi Mas Food adalah bagian siku – siku tempat penimbunan kotoran yang secara tidak langung dapat menjadi tempat bersarangnya serangga atau binatang yang dapat menyebabkan kerusakan fisik dari produk. Hal ini tidak sesuai dengan Winarno & Surono (2002) yang menyatakan bahwa pertemuan antara lantai dan dinding sehasrusnya berbentuk sudut lengkung sehingga mudah dibersihkan dan meminimalkan adanya mikrorganisme yang mungkin dapat tumbuh.

  Selain halnya kebersihan, kemiringan lantai juga perlu diperhatikan. Lantai di tempat- tempat yang digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya basah, terbuat dari bahan kedap air, tahan lama, dan mudah dibersihkan dan juga lantai harus cukup kemiringannya sehingga air dapat mengalir menuju saluran air dan tidak menggenang di ruangan(Winarno & Surono, 2004). Hal ini telah dilakukan oleh CV Dwi Mas Food di mana lantai pada bagian produksi dan ruang penyimpanan bahan baku yang masih menggunakan lantai dari semen (plesteran) terlihat tidak terdapat genangan air dan tidak berjamur. Hal ini diakibatkan lantai pada ruangan tersebut dibuat miring ke arah tempat pembuangan air sehingga lantai yang terdapat pada ruangan tersebut tidaklah becek ataupun lembab. Lantai merupakan aspek yang sangat penting bagi semua proses produksi sehingga sanitasi untuk lantai inipun perlu diperhatikan dengan tujuan menghindari serta meminimalisir kecelakaan kerja serta kerusakan produk.

  

Gambar 21.Lantai di Ruang Produksi CV Dwi Mas Food.

5.1.3. Dinding

  bahwapermukaan dinding pada bagian dalam dari ruangan yang sifatnya untuk pekerjaan basah, harus kedap air, serta permukaannya rata dan halus. Untuk pembersihan dinding pada CV DM Food jarang sekali dilakukan mengingat dinding yang susah dibersihkan. Selain itu, dinding ruangan lain masih bersentuhan dengan produk seperti ruang pengemasan sebaiknya dilapisi juga dengan bahan kedap air agar sanitasi serta higienitas dari produk tetap terjaga namun untuk ruangan lain seperti kantor dapat dilakukan pembersihan dan dapat dilakukan juga pengecatan kembali setiap 1 tahun atau 2 tahun sekali agar lebih terlihat bersih dan tetap terjaga sanitasi dari perusahaan tersebut. Selain itu untuk cat dinding yang digunakan ruang kantor pun kurang tepat dikarenakan dinding yang diberi warna putih di mana hal ini menyebabkan apabila terdapat kotoran tidak akan terlihat.

  (a) (b)

  

Gambar 22. Dinding pada CV DM Food : (a) Dinding Pada Ruang Kantor; (b)

Dinding pada Ruang Produksi

5.1.4. Ventilasi

  Ventilasi yang terdapat pada ruang produksi CV Dwi Mas Food hanya menggunakan celah – celah pada dinding dan juga 3 buah exhaust fan. Kedua jenis ventilasi ini berguna untuk sirkulasi udara dan juga berguna untuk menghilangkan bau yang terdapat selama proses produksi. Kurangnya ventilasi udara ini juga menyebabkan kotornya ruang produksi. Sehingga sangatlah diperlukan tambahan ventilasi pada ruang produksi diterbangkan oleh angin dan kemudian mengotori udara.Jadi udara kotor jugamenjadi sumber kontaminasi.Salah satu hal yang disayangkan pada CVDwi Mas Food adalah tidak adanya semacam tabir yang digunakan untuk menutup ventilasi. Hal ini dibutuhkan karena tabir ini berguna untuk menahan serangga atau binatang agar tidak masuk dalam ruang produki. Menurut Winarno & Surono (2004), tabir ini dapat berupa alat pelindung yang tidak korosif serta mudah diangkat dan dibersihkan. Udara dalam ruangan pengolahan dibersihkan dengan penggantian udara bersih secara terus menerus.Hal ini dapat dilakukan dengan sistem ventilasi atau AC(Air

  

Conditioner ).Untuk itu diperlukan lingkungan yang dapat menjamin persediaan

  udara bersih.Winarno & Surono (2004), menambahkan bahwa ventilasi harus cukup untuk mencegah panas yang berlebih, kondensasi uap dan debu serta untuk membuang udara kontaminasi.

  

Gambar 23.Ventilasi padaRuang Produksi CV Dwi Mas Food (ditunjukan dengan

anak panah)

5.1.5. Pencahayaan

  Penerangan juga merupakan aspek yang sangat penting bagi kelancaran semua kegiatan dalam pabrik.Winarno & Surono (2004) mengatakan bahwa penerangan, baik yang memadai sangat penting untuk menjamin bahwa semua peralatan yang digunakan di ruang produksi dalam keadaan bersih. Selain itu penerangan yang baik sangat penting untuk menjamin pengolahan, penyajian, penyimpanan makanan dan keberhasilan pekerjaan preparasi. Berdasarkan hasil pengamatan, pencahayaan di CVDwi Mas Food pada siang hari berasal dari sinar matahari yang masuk ke dalam pabrik sehingga lampu hanya digunakan di ruang kantor dan daerah-daerah yang dianggap gelap. Lampu juga terdapat pada ruang produksi yang digunakan untuk produksi di malam hari, yaitu

  2

  sebanyak 3-4 lampu dengan daya 20 watt/m untuk tiap ruangan. Hal ini tidak sesuai dengan Standar Acuan Pencahayaan CIE yang menyebutkan bahwa untuk pencahayaan industri sebaiknya menggunakan lampu berjenis HMPV (Merkuri tekanan tinggi) dengan kisaran daya 50 watt atau lampu berjenis Sodium tekanan tinggi (HPSV SON) dengan kisaran daya 90 watt. Kedua jenis lampu ini memiliki indeks perubahan warna yang cukup dan memiliki umur pencahayaan 5000-12000 jam.Sehingga dari pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerangan serta pencahayaan pada CVDwi Mas Food terutama pada ruang produksi belumlah cukup dan belum dapat menunjang segala proses dalam pabrik.

5.2. Sanitasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan

  Bahan baku utama yang digunakan oleh CV Dwi Mas Food untuk membuat ekstrudat adalah bubuk jagung yang diperoleh darisupplierKediri dan juga air yang berasal dari PAM dan sumur artetis. Sedangkan untuk bahan pembantu atau bahan tambahan yang digunakan meliputi pewarna dan bumbu perasa, puron/pengembang, dan minyak. Untuk masing–masing barang yang dikirimkan supplier, perusahaan hanya melakukan pemeriksaan terhadap merk dan tanggal kadaluarsa bahan saat dikirim.Pemeriksaan dilakukan secara ketat karena bahan–bahan yang digunakan haruslah tahan lama.Penggunaan bahan baku dilakukan dengan sistem First In First Out (FIFO), dimana barang yang pertama kali datang akan digunakan terlebih dahulu. Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya barang kadaluarsa. Penggunaan sistem FIFO ini beberapa cara untuk penetapan spesifikasi bahan baku, yaitu mengidentifikasi identitas termasuk kemurniannya, ada referensi yang jelas mengenai deskripsi bahan, serta kesepakatan umum antara pihak penjual dengan supplier.

  

Gambar 24.Bahan Baku Utama yang Digunakan CV Dwi Mas Food.

  Pada CVDwi Mas Food, sanitasi terhadap bahan baku dan bahan pembantu dilakukan dengan cara menjaga pengemasan bahan baku dan bahan pembantu. Stok bahan baku dan bahan pembantu disimpan di dekat ruang produksi. Segala bahan yang belum digunakan dibiarkan tetap tersegel dan diusahakan tidak kontak langsung dengan lantai ataupun dinding sehigga diberi alas berupa terpal. Namun penjagaan sanitasi untuk bahan baku utama (jagung bubuk) masih kurang baik. Tidak jarang banyak bahan yang berserakan entah akibat kebocoran kemasan atau pengambilan yang kurang baik pada ruang penyimpanan bahan. Hal inilah yang nantinya dapat mengundang binatang yang dapat mengganggu proses produksi bahkan merusak dan menjadi kontaminan bagi bahan baku atau produk yang sudah jadi. Menurut Troller (1993), untuk mencegah kontaminasi bahan baku dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1.

  Memeriksa kemasan apakah ada yang rusak atau tidak.

  2. Bahan baku yang tumpah atau sudah tercecer tidak boleh dikembalikan.