PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KARTU ARISAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS XI SMAN 1 SEULIMEUM, Zurriati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KARTU ARISAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS XI SMAN 1 SEULIMEUM,
1
2
3 Zurriati , Zainal Abidin , Nurasiah
Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Email: zuriatiria@yahoo.com zainalabidin.sjh@fkip.unsyiah.ac.id nurasiah.sjh@qmail.com
ABSTRACT Learning that is not fun to make students not learning spirit, gathering card type learning model is one model of learning that can improve student achievement. The problem in this research are 1) how to influence the implementation of cooperative learning model arisan card against history lesson learning achievement of class student of XI SMAN 1 Seulimeum. 2) whether the constraints faced by teachers in the implementation of cooperative learning model social gathering cards in class XI SMAN 1 Seulimeum. Of intarest in this study were 1) to determine the effect of the application of cooperative learning model arisan card against history lesson learning achievement of class XI student of SMAN 1 Selimeum. 2) to determine the constraints faced by teachers in the implementation of cooperative learning model social gathering cards in class XI SMAN 1Seulimeum.Population in this study were all students of class XI SMAN 1 Seulimeum with the overall number of students186 students. Sampling in this study were students of class XI as iS 1 class control and XI iS 3 as the experimental class. Techniques of data collection is done by testing and documentation. Hypotheses were tested using t- test formula. Based on the processing results obtained t count = 0,872 and t table = 2,089. So, t = 0,872 then Ho is rejected and accepted. It can be concluded that with the implementation of the card-type learning model can improve learning achievement gathering subjects history class XI studends of SMAN 1 Seulimeum, and also there are no constraints bearti during learning model application card type gathering in class XI student of SMAN 1 Seulimeum.
Keywords:influence,cooperative learning,gathering cards.
ABSTRAK
Pembelajaran yang tidak menyenangkan membuat siswa tidak semangat belajar, model pembelajaran tipe kartu arisan merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan terhadap 1 prestasi belajar mata pelajaran sejarah siswa kelas XI SMAN 1 Seulimuem. 2) apakah 2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah. 3 Dosen Pembimbing I.
Dosen Pembimbing II.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan di kelas XI SMAN 1 Seulimuem. Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan terhadap prestasi belajar mata pelajaran sejarah siswa kelas XI SMAN 1 Seulimuem. 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan di kelas XI SMAN 1 Seulimuem.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Seulimuem dengan jumlah siswa keseluruhan 186 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI iS 1 sebagai kelas control dan XI iS 3 sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes dan dokumentasi. Hipotesis diuji menggunakan rumus Uji-t. Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh t hitung = 0,872 dan t tabel = 2,089. Jadi, t hitung = 0,872> t tabel = 2,089, maka H tolak dan H a diterima. Dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran tipe kartu arisan dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran sejarah siswa kelas XI SMAN 1 Seulimum, dan juga tidak terdapat kendala yang berarti selama penerapan model pembelajaran tipe kartu arisan pada siswa kelas XI SMAN 1 Seulimuem.
Kata Kunci: Pengaruh, Pembelajaran Kooperatif, Kartu Arisan.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan saraf perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa depan adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompotensi peserta didik. Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal dewasa ini ialah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana seharusnya belajar itu. Artinya bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembangan secara mandiri melalui penemuan dalam proses berfikir (Trianto, 2012: 5).
Untuk meningkatkan mutu/kualitas pendidikan, di Indonesia juga telah berkembang berbagai jenis model pembelajaran. Baik pembelajaran
kooperatif , aktif dan elaboratif .
Pembelajaran kooperatif merupakan aktifitas pembelajaran berkelompok yang diorganisir oleh suatu prinsip
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
bahwa pembelajaran harus didasarkan pada informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajaran yang di dalamnya setiap peserta didik bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota- anggota yang lain (Huda, Miftahul, 2013:29).
Pembelajaran kooperatif terdapat berbagai model pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam memahami apa yang dipelajarinya. Salah satu model pembelajaran kooperatif penulis anggap relevan untuk meningkatkan mata pembelajaran sejarah adalah model kooperatif tipe Kartu Arisan. Model pembelajaran kooperatif tipe Kartu
Arisan adalah model pembelajaran
kelompok kooperatif dengan menggunakan sejumlah kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban yang disesuaikan dengan materi pelajaran untuk dipecahkan secara bersama-sama dalam kelompok kooperatif/kelompok kecil.
Permainan dalam model ini diawali dengan memasukkan kartu-kartu pertanyaan kedalam sebuah gelas kemudian dikocok agar pertanyaan itu tidak didapatkan oleh siswa yang sama. Setelah dikocok, bagi pertanyaan yang jatuh kemudian dibacakan untuk dijawab oleh peserta kelompok yang memegang kartu jawaban. Tahap berikutnya guru memberikan skor kepada kelompok yang berhasil menjawab benar begitu seterusnya sampai kartu di dalam gelas habis dijawab dengan benar. Mengingat model ini dianggap cocok untuk meningkatkan hasil prestasi belajar siswa, maka perlu diadakan realisasi langsung di lapangan. Hal ini agar dapat menambah pengetahuan guru dan siswa yang selama ini masih belajar dengan menggunakan model yang konvensional.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di sekolah SMAN 1 seulimeum, proses pembelajaran yang terjadi di SMAN 1 Seulimeum masih menggunakan metode ceramah,mendikte materi dan diskusi. Dalam hal ini guru yang lebih berperan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan siswa hanya mendengar dan mencatat hasil dari apa yang disampaikan oleh gurunya. Hal ini jika terus terjadi, maka hasil belajar peserta didik selalu kurang memuaskan. Peserta didik kurang dapat memahami materi yang di sampaikan oleh gurunya. Sehingga membuat siswa merasa bosan dan bahkan sebahagian dari peserta didik tidak mau mengikuti jam pelajaran sejarah.
Model belajar dengan menggunakan metode konvensional ini ternyata mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Berdasarkan dokumen guru mata pelajaran sejarah dan diperkuat oleh pengakuan kepala sekolah SMAN 1 Seulimeun, bahwa selama ini rata-rata nilai yang diperoleh siswa belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan guru mata pelajaran sejarah. Sehingga nilai ujian setiap tahunnya perlu ditambah. Sekalipun ada yang memperoleh ini
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
baik, itu hanya beberapa persen siswa saja.
Berdasarkan karena permasalah di atas, maka perlu adanya dilakukan penelitian khususnya untuk memodivikasi dalam sistem belajar di SMAN 1 Seulimeum tersebut untuk meningkatkan mutu pendidikan yang dituntut oleh tujuan pendidikan Nasional. Salah satu caranya ialah merobah pola pembelajaran dengan menerapkan berbagai model yang mampu mengembangkan kemampuan para peserta didik SMAN 1 Seulimeum. Model kooperatif tipe Kartu Arisan salah satu model yang penulis anggap mampu dan cocok untuk meningkatkan motivasi belajar bagi siswa. Dalam model ini siswa belajar dalam bentuk kelompok- kelompok kecil yang disusun secara
heterogen
dan memiliki tanggung jawab individu dan kelompok untuk memecahkan permasalah yang dihadapai. Dengan adanya sistem seperti ini guru tidak lagi berperan penuh, melainkan sebagai modeling, mediator, fasilitator dan motivator. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik ingin mengadakan penelitian dengan mengambil tema “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas XI SMA N 1 Seulimeum”.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe KartuArisanterhadap prestasi belajar mata pelajaran sejarah siswa kelas XI
SMAN 1 Seulimeum ? Dan (2) Apakah kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Kartu Arisan di kelas XI SMAN 1 Seulimeum?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:(1)Untuk mengtahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Kartu Arisanterhadap prestasi belajar mata pelajaran sejarah siswa kelas XI SMAN
1 Seulimeum.Dan (2)ingin mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Kartu Arisan di kelas XI SMAN 1 Seulimeum.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoretis Menambah wawasan ilmu pengetahuan bagaimana cara mengatasi permasalahan yang di hadapi guru dalam pembelajaran, khususnya dalam hal meningkatkan hasil belajar sejarah dengan menawarkan obat yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Kartu Arisan.
Manfaat Praktis Bagi Siswa, diharapkan lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Bagi Guru, penelitian ini dapat memberikan pengalaman cara belajar yang aktif, menyenangkan dan sesuai
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Bagi Sekolah, dapat memberikan masukan dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pengajaran sejarah di kelas.
Bagi Pembaca, dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian yang lebih lanjut.
Anggapan Dasar
Menurut Surakhmad dalam Suharsimi Arikunto (2010: 104) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan anggapan dasar atau postulat adalah: Sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Dikatakan selanjutnya bahwa setiap penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda. Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah “model pembelajaran kooperatif tipe Kartu Arisan merupakan salah satu model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran sejarah”.
Hipotesis
Punaji Setyosari (2012: 108), mengatakan hipotesis adalah harapan yang menyatakan ramalan atau prediksi hasil yang diperoleh melalui penelitian. Atau dengan perkataan lain hipotesis merupakan suatu pernyataan yang berisi suatu prediksi (yang mungkin terjadi) berkenaan dengan hasil penelitian. Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah “penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Kartu Arisan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah siswa kelas XI SMAN 1 Seulimeum, aceh besar karena dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran”.
Kajian Relevan
Satu-satu hasil penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini ialah karya dari A.A. Ari Susanti dkk dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Kartu Arisan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas Semester Ganjil Sd No 2 Mendoyo” . Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V SD No 2 Mendoyo Dangin Tukad tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 16 orang yang terdiri atas 8 orang siswa perempuan dan 8 orang siswa laki-laki. Objek penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa dan penerapan model pembelajaran kartu arisan, yang dilakukan secara berulang dalam bentuk siklus. Satu siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan rincian 2 kali pertemuan pembelajaran dan 1 kali pertemuan tes.
Berdasarkan hasil penelitiannya dijelaskan bahwa setelah proses pembelajaran berlangsung sampai siklus
II, hasil belajar IPA siswa kelas V mengalami peningkatan dan mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Peningkatan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor berikut. Pertama, anak SD berada pada tahap Operasional-
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
Konkret (7-11 tahun). Pada tahap ini, anak masih berpikir secara konkret. Ciri lain adalah anak berpikir logis, memperoleh pengetahuan melalui peristiwa nyata yang dialami, dan anak sudah mampu menyusun atau membuat suatu karya. Disamping itu, anak pada tahap ini masih senang bermain. Dengan penerapan model pembelajaran kartu arisan, anak terfasilitasi untuk belajar sambil bermain. Kegiatan tersebut sangat sesuai dengan karakteristik anak sehingga membuat mereka senang belajar. Adanya permainan dalam pembelajaran membuat anak lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini berdampak positif pada hasil belajar. Kesenangan tersebut sangat berkontribusi terhadap peningkatan hasil belajar.
Selanjutkan dikatakan pada saat kegiatan pembelajaran guru selalu memberikan reward dalam bentuk penguatan, pemberian hadiah, ataupun pujian kepada siswa. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memotivasi siswa dan menambah semangat siswa untuk belajar. Dalam kegiatan pembelajaran guru memberikan semua siswa kesempatan untuk berbicara tujuannya adalah agar semua siswa tidak ragu-ragu dalam mengeluarkan pendapatnya. Selain itu, pemerataan tersebut berfungsi juga untuk memunculkan motivasi dari dalam diri agar lebih berani dan aktif dalam memecahkan masalah serta ikut berpartisifasi dalam pembelajaran. Keberhasilan penelitian ini sesuai dengan keberhasilan penelitian Luthfia Komariyah (2009/2010). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Kartu Arisan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Persentase pencapaian hasil belajar pada siklus I adalah 77,5% dan pada siklus II 95%dengan kategori sangat baik. Begitu pula hasil penelitian Nurhayati Ita Sanjani (2011) juga menunjukkan hasil yang relevan dengan penelitian ini. Penerapan model pembelajaran Kartu Arisan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan persentase pencapaian hasil belajar siswa pada kriteria kurang, dan nilai rata-rata pos test dengan kriteria sangat baik.
Hasil penelitian Pralingga (2009/2010) juga menunjukkan penerapan model pembelajaran Kartu Arisan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Persentase pencapaian hasil belajarpada siklus I adalah 74,61, hasil belajar pada siklus II 89%, dan pada siklus III adalah 94,45% dengan kategori sangat baik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, teori-teori pendukung, dan hasil penelitian yang relevan yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kartu Arisan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V semester ganjil SD No.2 Mendoyo Dangin Tukad tahun ajaran 2012/2013.
METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel.variabel-variabel ini di ukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.
Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi dua kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan (Juliansyah Noor, 2011 :38-41).
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dimaksudkan untuk menilai/ membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan model kartu arisan) terhadap prestasi belajar sejarah pada siswa SMA atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut bila dibandingkan dengan metode pemahaman konsep. Tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan diadakan di SMAN 1 Seulimeum. Pemilihan lokasi ini didasari oleh observasi awal yang penulis lakukan dengan mewawancari dan diskusi dengan guru mata pelajaran Sejarah SMAN 1 Seulimeum, telah diperoleh hasil bahwa nilai peserta didik baik hasil ujian tengah semester maupun ujian semester rata-rata masih di bawah nilai KKM yang ingin dicapai oleh guru. Selain itu dari hasil diskusi juga diperoleh pengakuan guru mata pelajaran sejarah SMAN 1 Seulimeum bahwa proses pembelajaran selama ini masih menggunakan metode konfensional ceramah ceramah, sosio drama, diskusi dan lain-lain. Untuk waktu penelitian sudah dimulai sejak proposal penelitian ini dibuat tepatnya awal Maret 2015 dan akan direncanakan sampai April 2016.
Populasi dan Sampel
Mulyatiningsih (2013:9-10), mengemukakan bahwa populasi ialah sekumpulan orang, hewan, tumbuhan atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti. Sedangkan sample ialah cuplikan atau bagian dari populasi. Senada dengan itu Arikunto mengatakan populasi adalah sekelompok objek yang akan diselidiki. Sedangkan Sampel dapat diartikan sebagai bagian atau wakil populasi yang diteliti. Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Seulimeum yang terdiri dari 6 kelas dengan jumlah siswa keseluhan 186 orang. Sedangkan yang
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
menjadi sampel dalam penelitian ini mendapat perhatian bagi para peneliti. terdiri dari dua kelas yaitu kelas XIs-1 Data ini memiliki objektifitas yang dan kelas XIs-3. Kelas XIs-1 yang terdiri tinggi dalam memberikan informasi dari 30 orang siswa dijadikan sebagai kepada para guru sebagai tim peneliti. kelas kontrol dan XIs-3 yang terdiri dari Informasi dari sumber dokumen sekolah 30 dijadikan kelas eksperimen. dapat dibedakan menjadi dua macam, Penarikan sample secara Purposive yaitu dokumen resmi dan dokumen
sampling atau judgmental sampling catatan pribadi. Yang termasuk dokumen
yaitu penarikan sampel secara purposif resmi, yaitu undang-undang dan merupakan cara penarikan sample yang peraturan pemerintahan yang relavan, dilakukan memiih subjek berdasarkan keputusan presiden,keputusan menteri, kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti. laporan atau catatan pertemuan sekolah, silabus dan skema kerja, tes evaluasi yang digunakan serta hasilnya, dan
Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan data maka tulisan hasil pertemuan antara guru teknik yang digunakan ialah : sekolah. Adapun dokumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa
Test Test adalah alat atau prosedur yang apsen siswa, RPP guru mata pelajaran dipergunakan dalam rangka pengukuran sejarah, silabus Kelas XI SMAN 1 dan penilaian. Anne Anastasi dalam Seulimeum, dan lain-lain. Anas Sudijono (2011: 66) mengemukakan bahwa test adalah alat Teknik Analisis Data pengukur yang mempunyai standar Analisis data dalam penelitian ini yang objektif sehingga dapat digunakan menggunakan teknik analisis deskriptif secara meluas, serta dapat betul-betul kuantitatif. Analisis data secara dapat digunakan untuk mengukur dan kuantitatif digunakan untuk menganalisis membandingkan keadaan psikis atau data kuantitatif, seperti hasil observasi tingkah laku individu. Adapun test yang dan studi dokumentasi. Data kuantitatif akan penulis lakukan dalam penelitian yaitu data yang berupa informasi ini disetiap berakhirnya proses belajar berbentuk kalimat yang memberi mengajar atau pada saat pemberian gambaran tentang ekspresi siswa, tingkat evaluasi. Hal ini dilakukan untuk pemahaman terhadap suatu mata mendapatkan data tentang prestasi siswa pelajaran (kognitif), proses pembelajaran kelas XI pada mata pelajaran sejarah di berlangsung, pandangan atau sikap siswa SMAN 1 Seulimeum. (afektif), antusiasme, motivasi belajar dan sejenisnya. Tahapan analisis data deskriptif kuantitatif terdiri dari: Dokumentasi Sukardi, (2013: 47), mengemukakan pemaparan data, reduksi (data yang bahwa sumber informasi dokumentasi sudah ada di cek dan dicatat kembali), ini memiliki peran penting, dan perlu
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
kategorisasi (data dipilah-pilah), dari kelas berdistribusi normal atau penafsiran dan penyimpulan. tidak. Rumus yang digunakan untuk Untuk mengetahui peningkatan membuktikan apakah suatu data prestasi belajar mata pelajaran sejarah berdistribusi normal, yaitu dengan rumus dengan penggunaan model chi kuadrat menurut sugiono (2014:107) pembelajaran kooperatif tipe Kartu
Arisan Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Seulimeum.
( )
ᵡ² = ∑
a. Uji homogenitas Uji homogenitas adalah langkah
Keterangan : yang dilakukan sebelum uji t untuk ᵡ² = chi kuadrat mengetahui apakah data berasal dari sampel populasi yang homogeny atau
F =frekuensi yang diobservasi tidak. Data dikatakan homogeny apabila kemampuan peserta didik yang yang
F h = frekuensi yang diharapkan menjadi sampel penelitian memiliki Jika perolehan nilai ᵡ² hitung nilai varians yang sama. Data yang dibandingkan dengan
ᵡ²tabel dengan diolah menggunakan uji fisher berupa taraf signifikan α = 5% pada derajat data test. Rumus yang digunakan dalam kebebasan (dk) = (1-α) yang mengacu uji homogenitas menurut sugiono pada tabel chi kuadrat, jika pengujian
(2014:140) sebagai berikut:
hitung tabe l artinya data
kriteria ᵡ² ≥ ᵡ² berdistribusi normal, akan tetapi jika F hitung =
hitung tabel maka kedua data adalah
≤ᵡ² ᵡ²
Kriteria pengujiannya adalah jika berdistribusi normal. F hitung ≥F tabel taraf signifikan 5% dengan
c. Uji Validitas
dk = (n
1 -1) maka data dianggap tidak Validitas adalah keadaan yang
homogen tetapi jika jika F hitung ≤dari
menggambarkan tingkat instrumen
F tabel maka data tersebut dikatakan
bersangkutan yang mampu mengukur homogen. apa yang akan diukur.Kegunaan validitas
b. Uji Normalitas
yaitu untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
Uji normalitas merupakan data
instrumen pengukuran dalam melakukan
setiap variabel penelitian yang akan
fungsi ukurnya yaitu agar data yang dianalisis membentuk distribusi normal. diperoleh bisa relevan/sesuai dengan
Suatu da dikatakan berdistribusi normal tujuan diadakannya pengukuran tersebut. apabila jumlah data diatas dan dibawah
Setelah koefisien korelasi rata-rata ialah sama. Adapun tujuan diperoleh, kemudian menguji apakah dilakukan uji normalitas untuk koefisien korelasi signifikan atau tidak mengetahui apakah data yang diperoleh
- r
90
14 Nadia
80
14 Nimar Rafidi
80
13 Munawir Al Fahmi
90
13 Musriwan
80
12 Muhammad Irsal
12 Murtazam
15 Riki Saputra
70
11 Muhammad Iklil
78
11 Muharrami
85
10 Khairul Rizal
90
10 Muhammad Saputra
50
85
85
88
96
20 Syukrullah
90
20 T. Afzalul Zikra
70
19 Sri Wahyuni
95
19 Imam Syah Putra
64
18 Siti Muslimah
18 Mujibussalim
15 Raisal Akram. M
79
17 Sahibul Izar
85
17 Wildatul Uhya
50
16 Saibul Hija
85
16 Samsul Bahri
60
9 Khairil fata
9 Muhammad Irfan
75
Berdasarkan hasil post-test siswa kelas eksperimen (XI IPS 1) dan kelas control (X IPS 3) pada materi penulisan dan penelitian sejarah dapat dilihat pada tabel diatas, bahwa kelas eksperimen memiliki nilai tertinggi sebesar 96 dan nilai terendah 78, sedangkan untuk kelas control memiliki nilai tertinggi sebesar 85 dan nilai terendah 50.
2 Ahmad Daniel
85
2 Badratin Nafis
50
1 Afzalul Rizal
90
1 Arjun Firnanda
Kelas Eksperimen Kelas Konvensional
N
o
Nama Siswa Nil ai No Nama siswa NilaiKriteria nilai ketuntasan siswa pada mata pelajaran sejarah adalah 76. Standar ketuntasan tersebut berdasarkan KKM yang telah diterapkan oleh guru mata pelajran di SMA. Berdasarkan nilai rata-rata diatas menunjukkan hasil yang berbeda pada setiap kelas.
(XI IPS 3) Sumber: Hasil Post-test SMAN 1 Seulimeum Aceh Besar
3 Bunayasir
Tabel 4.1 Daftar Nilai post test Siswa Kelas XI IPS 1 (Eksperimen) Dan Nilai Siswa Kelas ControlXI IPS 1 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pebelajaran kartu arisan sedangkan kelas XI IPS 3 sebagai kelas control menggunakan metode konvensional.
XI IPS 1 dan XI IPS 3 dengan masing- masing kelas berjumlah 20 siswa. Kelas
Proses pengumpulan data dilakukan dengan tujuan agar mendapat data yang akurat, sehingga dapat tercapai hasil yang diinginkan. Untuk memperoleh data itu, peneliti melakukan evaluasi terhadap dua kelas yang berbeda yaitu kelas
Kaidah pengujian menurut Riduwan, (2009: 218): - jika t hitung >dari t tabel , maka signifikan.
Keterangan: t = Hasil hitung distribusi koefesien korelasi n = Jumlah sampel yang diteliti r = koefesien korelasi antara variabel x dan y.
1 2 - n r t
dengan menggunakan statistik uji t pada taraf signifikan 5% (α =0,05), dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana, (2005: 38) yaitu: 2
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
60
90
80
80
8 Husnatul Jannah
85
8 Maulida Usla
80
7 Hural Aini
95
7 M. Fauzan Adaima
80
6 Heri Saputra
6 Khairil Fata
3 Asrafil Rizal
65
5 Aulia Fauzan
90
5 Iswandi
67
4 Asrafil Riza
90
4 Feni Safira
66
- jika t hitung <dari t tabel, makatidak signifikan.
20 1,417 102,891
X Pearson Correlation 1 -.872 Sig. (2-tailed) .463
3 53 2,809 159 8,427 57-63 2 60 3,600 120 7,200 64-70 6 67 4,489 402 26,934 71-77 1 74 5,476 74 5,476 78-84 6 81 6,561 486 39,366 85-91 2 88 7,744 176 15,488 Jumlah
Kelas Konvensional Nilai Test Fi Xi xi² fixi fixi² 50-56
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas merupakan salah satu syarat sebelum dilakukan uji-t dalam suatu penelitian untuk mengetahui apakah data berasal dari dari populasi dan sampel yang homogen atau tidak.
Berdasarkan hasil perhitungan yang terjadi pada XI IPS 1 adalah 0,178 pada koefisien korelasi yang berkisaran 0,80 – 1,000 pada tingkat hubungan yang sangat tinggi. Taraf signifikan dalam penelitian ini adalah 5% ( α = 0,05). Dengan hasil yang diperoleh dari pengolahan data maka terima Ha dan tolak H0, jadi dapat diberi kesimpulan bahwa model pembelajaran kartu arisan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMAN 1 Seulimum.
(Sumber : SPSS-20) Berdasarkan data dari SPSS 20 maka diperoleh nilai r = 0,872.
20
20
1 Sig. (2-tailed) .463 N
20 Y Pearson Correlation
20
N
X Y
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
Correlations
1. Uji SPSS 20
(Sumber : Riduwan, 2009: 218)
Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,700 0,80-1,000 Sangat rendah
Tabel 4.2 Interpretasi Nilai rketentuan nilai r tidak lebih dari harga ( - 1 ≤ r ≤ + 1 ). Apabila r = -1 artinya korelasinya negative sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 korelasinya sempurna positif (sangat kuat)”. sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut:
Moment (PPM) dilambangkan (r) dengan
Menurut Riduwan (2009: 218) mengatakan, “Korelasi Pearson Product
Selanjutnya untuk mengetahui hasil dari prestasi belajar siswa menggunakan model koopertif tipe kartu arisan dan konvensional, maka peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam mengolah data.
IPS-1 yang menjadi sampel peneliti dalam penelitian ini juga sangat tertarik dengan model pembelajaran kartu arisan karena sebelumnya mereka tidak pernah menerapkan model pembelajaran ini sehingga memeudahkan peneliti untuk melakukan proses pembelajaran.
Saat proses pembelajarn dengan model kartu arisan berlangsung suasana kelas sangat kondusif untuk melakukan proses pembelajaran. Siswa kelas XI
- .872
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
1
1
20
20 1752 154080
20
1
1 380 2989504 3081600
92
380 096 ,
15 242 35 , 1 242 35 ,
56 ,
Fixi x b. Nilai varians dan simpangan baku
x Fi
hitung = 0,04
0,95
tabel =
F tabel = F α (dk-1) F tabel = F (0,05 x 20-1) F tabel = 0,05 x19 F
pada taraf signifikan 0,05 dan (dk =n-1) berikut ini.
tabel
dikonfirmasikan dengan data F
hitung
Selanjutnya data F
F
242 ,35 5242
= F hitung =
hitung
F
Varians kelas konvensional : 5242 Varians kelas eksperimen : 242,35
P S
S S S S n n Fixi fixi n
20 1752 2 2
a. Menghitung nilai rata-rata kelas konvensional
x Fi
19
931 .
1 45 , 52 380
52
7 45 .
242 .
Fixi x b. Menghitung nilai varians dan simpangan baku
1
20 1417 1 1
70
85 .
1 380 2007889 2027820
1
87
a. Nilai rata-rata kelas eksperimen 6 .
20 1,752 154,080
3 78 6,084 234 18,252 81-86 5 84 7,056 420 35,280 87-92 9 90 8,100 810 72,900 93-98 3 96 9,216 288 27,648 Jumlah
Nilai Test Fi Xi xi² fixi fixi² 75-80
P S Kelas Eksperimen
S S S S n n Fixi fixi n
20
2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2
1
1
1
20
20 1417 102891
Uji homogenitas
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
c) Menentukan batas luar daerah
Konvension al
52 ,
45 Varian kelas adalah untuk luas dibawah
Eksperimen 505 , 2
51 standar dari O ke Z digunakan
Varians S 1 Fhitung
2 tabel Z.
Varian S 2
d) Menentukan luas daerah (A) 52 .
45 yaitu nilai terbesar pada batas 505 ,
51 luar daerah dikurangi nilai ,
10 terkecil pada batas luar daerah.
Ftabel F dk
1
α
Dengan ketentuan apabila nilai- F , 05 x 20 1 nilai pada Z skor mengandung (-) maka nilai batas luar daerah
, 05 x
19 terbesar dikurangi nilai terkecil ,
95 batas luar daerah. Akan tetapi, apabila nilai-nilai Z skor
Berdasarkan hasil perhitungan mengandung (-) dan (+) maka diatas diperoleh nilai F hitung = 0,04 dan nilai batas luar daerah harus nilai F tabel = 0,95 jadi F hitung ≤F tabel pada ditambahkan. taraf signifikan 5% dengan dk=20
e) Menghitung frekuensi harapan sehingga dapat dikatakan kelompok data (F h ) adalah luas daerah dikali penelitian kedua kelas adalah homogen, banyaknya sampel atau F h = A x dan telah memenuhi syarat uji-t. n (n= 20)
Tabel uji normalitas
3. Uji Normalitas
Batas Batas
Uji normalitas dilakukan untuk
Nilai Luas Kelas Zskor luas Fh Fo tes daerah
mengetahui apakah data berdistribusi
x daerah 50- 49.5 -2.94 0.4916
normal atau tidak. Uji normalitas dalam
0.0534 1.068
3
56 56.5 -1.98 0.4382
penelitian ini menggunakan uji chi
57- 56.5 -1.98 0.4382 0.1501 3.002
2
kuadrat. Berikut langkah-langkah
63 63.5 -1.01 0.2881 64- 63.5 -1.01 0.2881 penentuan nilai uji normalitas.
0.2642 5.284
6
70 70.5 -0.04 0.0239 71- 70.5 -0.04 0.0239 0.2756 5.521
1
a) Menentukan nilai batas kelas (x)
77
77.5 0.91 0.2517 78- 77.5 0.91 0.2517
yaitu untuk menilai tes terkecil
0.1705
3.41
6
84
84.5 1.88 0.422
dikurangi dengan 0,5, dan untuk
85-
84.5 1.88 0.422 0.0624 1.248
2
91
95.5 2.85 0.4846 tes terbesar ditambah 0,5.
20
b) Menentukan angka baku (z) nilai dengan menggunakan rumus Z= yang diketahui untuk x=
70,85 dan s 7,242
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172. k
2 Uji validalitas yang telah 2 Fo Fn X
diperoleh dengan bantuan software SPSS i 1 Fn 2 2 20 menjelaskan bahwa data tersebut 2 2 2 2 2
3 1 , 068 2 3 , 002 6 5 , 284 1 5 , 512 6 3 , 41 2 1 , 248
X valid, dengan hasil yang diperoleh ,909
1 , 068 3 , 002 5 , 284 5 , 512 3 ,
41 1 , 248 2 2 2 pada taraf nilai sangat valid hal ini dapat 2 2 2 2 1 , 932 1002 , 176 4 , 512 2 , 59 , 752 dilihat pada tabel korelasi r Product-
X
1 , 068 3 , 002 5 , 284 5 , 512 3 ,
41 1 , 248 2 moment.
3 , 732 1 , 004 , 030 20 , 358 6 , 700 , 656
X
5. Uji t 1 , 068 3 , 002 5 , 284 5 , 512 3 ,
41 1 , 248 2 Selanjutnya untuk menguji 32 , 397
X
kebenaran hipotesis apakah pengaruh 19 , 524 2 yang terjadi itu diterima atau ditolak
X
1 ,
65 maka perlu dilakukan uji t dengan rumus sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan r n 2 - t=
hitung tabel =
diperoleh nilai ᵡ² = 1,65 dan ᵡ² 2
- 1 r
7,81pada taraf signifikan 5%, maka sesuai dengan kriteria pengujian jika
0,872 20 -
2 hitung tabel maka data berdistribusi
ᵡ² ≤ ᵡ² 2
1 (0,872 - ) normal dan sudah memenuhi syarat uji-t.
4. Uji validitas 0,872
18
Uji validitas yaitu untuk 1 0,76038
- mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran
0,872 ( 4,242) dalam melakukan fungsi ukurnya yaitu
0,239 agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan
3,699
diadakannya pengukuran tersebut
, 488 Correlations
t= 7,579
X X2 Pearson Correlation -.322
X2 Sig. (2-tailed) .167
Syarat untuk melakukan uji-t
N
20
- ** data harus homogen,berdistribusi normal
Pearson Correlation .909
X Sig. (2-tailed) .000
dan harus valid untuk membuktikan data
N
20
homogen, berdistribusi normal dan valid
Correlation is **.
maka harus uji homogenitas, uji
significant at the 0.01 level(2-tailed)
normalitas dan uji validitas, dari ketiga (Sumber : SPSS-20) uji tersebut menunjukkan bahwa pada penelitian ini sudah dapat dilakukan uji- t. Dari hasil perhitungan uji t diperoleh
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
nilai thitungadalah sebesar 7,579 untuk melihat apakah hipotesis ditolak atau diterima langkah selanjutnya yaitu membandingkan t hitung dengan ttabel . Dalam menentukan t tabel harus berpedoman kepada tabel distribusi t. Nilai t tabel adalah 2,089 dengan taraf signifikan 5% (
α
= 0,05) serta derajat bebas db = 18 berdasarkan hasil tersebut dinyatakan bahwa (t hitung = 7,579 > t tabel = 2,089) diketahui bahwa t hitung lebih besar dari pada t tabel maka hipotesis dalam penelitian ini diterima, dalam artian penerapan model pembelajaran tipe kartu arisan pada mata pelajaran sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri
1 Seulimuem dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran sejarah tidak terdapat kendala yang besar dalam penerapan model pembelajaran tipe kartu arisan ini, akan tetapi model pembelajaran ini tidak semua siswa man mengarjakan permasalah yang diberikan oleh guru karena pembelajaran ini lebih kepada pembelajaran kelompok sehingga guru harus memantau proses pembelajaran dengan ketat.
Analisis Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sejarah.
Penelitian yang yang dilakukan di SMA Negeri 1 Seulimum ini merupakan jenis penelitian eksperimen, yaitu menningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kartu arisan.