BAB I PENDAHULUAN - KONTRIBUSI PEMIKIRAN ALI MUSTOFA YAKUB DI INDONESIA (STUDI PADA KOMISI B-2 FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA) - Raden Intan Repository

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalah pahaman penafsiran terhadap judul penelitian

  yang akan dilaksanakan, berikut ini akan dijelaskan makna setiap kata dalam judul. Skripsi ini berjudul “KONTRIBUSI PEMIKIRAN ALI MUSTOFA

  

YAKUB DI INDONESIA (Studi Pada Komisi B-2 Fatwa Majelis Ulama

Indonesia)”.

  Kontribusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti Sumbangan atau

  

  mempunyai andilSedangkan Pemikiran berasal dari kata pikir yang berarti

  

  proses, cara, perbuatan memikiJadi, kontribusi pemikiran dapat dipahami sebagai sumbangan atau sesuatu beharga yang diberikan berupa pemikiran.

  Ali Mustofa Yaqub atau Prof. Dr. KH. Ali Mustofa Yakub, MA adalah seorang Imam Besar Masjid Istiqlal dari tahun 2005 sampai 2016. Beliau lahir di Batang, Jawa Tengah, pada tanggal 2 Maret 1952 dan meninggal di Tangerang Selatan, Banten pada tanggal 28 April 2016 pada umur 64 tahun. Selain sebagai Imam Besar Istiqlal, beliau juga dikenal sebagai Guru Besar Madya Ilmu Hadits Institut Ilmu Al-Qur’an sejak tahun 1999. Selain itu juga beliau adalah salah satu

  

  1Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 824.

  2Ibid, h. 1198.

  MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang mewadahi Ulama, Zu’amma, dan Cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin diseluruh Indonesia. MUI berdiri pada tanggal 7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 Juli

  

  Dari beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa skripsi ini adalah sebuah penelitian untuk mengungkap dan mengkaji tentang kontribusi pemikiran seorang tokoh ilmu Hadits yaitu Ali Mustafa Yakub di Indonesia, melalui Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia.

B. Alasan Memilih Judul

  Secara singkat dapat penulis utarakan beberapa alasan memilih judul penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

  1. Ali Mustafa Yakub adalah seorang ulama hadits yang paling berkompeten di Indonesia. Beliau adalah salah satu jajaran dari ulama- ulama kontemporer yang menaikan nama bangsa setelah Syuhudi Isma’il dan Hasbi ash Shiddiqy.

  2. Selain karena berlatar belakang keluarga yang kuat memegang ajaran Islam, beliau juga menempuh pendidikan yang terfokus pada kajian- kajian Islam. Sewaktu sekolah formal di Pesantren, beliau sudah mempelajari pemikiran ulama terdahulu dan pada saat kuliah, beliau sudah meneliti tentang pemikiran-pemikiran ulama kontemporer sehingga menjadikan beliau seorang yang benar-benar mengerti dalam pengkajian Hadits ataupun Al-Qur’an.

C. Latar Belakang Masalah

  Dewasa ini, ketika gejala kehidupan semakin kompleks karena terjadinya berbagai differensiasi dalam bidang kehidupan, maka keinginan untuk menghadirkan ajaran agama (Islam) yang lebih kontributif dan kontekstual menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi (Point of no return).

  Karena sebagaimana diketahui, betapapun par-exellence-nya ajaran suatu agama yang terekam dalam ayat-ayat suci al-Qur’an dan al-Hadits, ajaran-ajaran tersebut tidak akan mempunyai makna (meanings), ketika tidak mampu di break down

  

  Suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu kebutuhan bagi manusia. Alhasil, kemajuan tersebut mempermudah segala kepentingan manusia. Terlebih, radikalisme pemutakhiran komunikasi dan informasi telah melahirkan media massa yang mampu menembus ruang dan waktu sehingga menjembatani kebutuhan manusia yang ada diberbagai pelosok bumi ini.

  Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas muslim di dunia. Di Indonesia banyak lembaga pendidikan Islam, mulai dari tingkat Taman Kanak- kanak sampai perguruan tinggi. Demikian juga organisasi Islam tersebar di seluruh Nusantara. Selain itu, Indonesia juga memiliki sejumlah ulama dan pemikir Islam sejak dahulu sampai sekarang. Tapi sayangnya, kegiatan mengkaji dan meneliti hadis belum nampak menjadi primadona kajian keislaman di Indonesia. Padahal, sebagai salah satu sumber pokok ajaran Islam umumnya dan syariat khususnya, hadis seharusnya menduduki posisi penting dalam kajian Islam. Sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah al-Qur’an, hadis tidak boleh

  

  Memahami dan menjabarkan prinsip umum ajaran Islam berikut penjelasannya akan menemukan kesulitan, jika tanpa bantuan hadis-hadis Nabi Saw yang diyakini sebagai penjelas. Maka, sebuah kemestian jika kemudian di Indonesia bermunculan para tokoh-tokoh yang secara intens ataupun tidak yang memasyarakatkan atau mengembangkan hadis, baik secara individual ataupun kelompok.

  Disisi lain, kemajuan tersebut ternyata membawa pengaruh yang tidak kecil bagi masyarakat dunia. Pengaruh terhadap pergeseran tata nilai dan hubungan antar anggota masyarakat yang tidak lagi personal, tidak ada sentuhan fisik dan rohani sehingga tidak dapat dielakan bagi manusia semakin individualistik dan karenanya nilai-nilai kehidupan mengalami perubahan radikal yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilaku anggota masyarakat dan ekspresi budaya.

  Ramli Abdul Wahid, “Perkembangan Kajian Hadis di Indonesia: Studi Tokoh dan

  6

  Dari uraian diatas dapat kita pahami dari arti kebutuhan masyarakat Islam di Indonesia terhadap pengetahuan ajaran Islam dengan baik khususnya dalam bidang kajian hadits, karena seseorang tidak hanya dituntut mampu memahami dan mendalami hadits Nabi saw dari segi matannya saja, juga dituntut untuk mengetahui tentang sanad dan para periwayatnya. Dalam kajian ini, pengetahuan tentang berbagai istilah, kaidah, metode penelitian dalam ilmu hadis yang berhubungan erat dengan hadis yang dikajinya itu perlu dipahami dengan baik. Karena cukup banyak dan rumit pengetahuannya yang berkaitan erat dengan hadis tersebut, maka dapat dimaklumi bila ulama dan para sarjana Islam yang memiliki keahlian tentang hadis relatif tidak banyak. Di Indonesia pun, ulama dan sarjana Islam yang ahli tentang hadis amatlah minim.

  gar bisa dimengerti dan

  diamalkan secara benar juga banyak dilakukan. Mengetahui beragam fungsi yang Rasulullah saw perankan ikut menjadi faktor penting dalam menciptakan

  Memahami hadis Nabi dengan baik agar bisa diamalkan secara benar adalah satu hal yang

  7

harus dilakukan seorang muslim, walaupun Hadis merupakan wahyu sebagaimana ditegaskan

Allah swt dalam firmannya:

  ىوھلا نع ققطنی امو. ىحوققققی يحو ل وققققھ نل “Dan tiadalah yang diucapkan itu menurut kemauan hawa

nafsunya,ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan”. (QS. Al-Najm/53: 3-4).

  

Menurut Syuhudi Ismail ada beberapa pengecualian tertentu dari keadaan Rasul yang tidak wajib

diteladani. Yang disimpulkan dalam tiga hal, Pertama, karena adanya dispensasi dari Allah swt

terhadap pribadi Rasulullah saw. Seperti Rasulullah saw beristri lebih dari empat. Kedua, yang

berhubungan dengan masalah dunia. Sesuai sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari ‘Aisyah ra: مكایند رومأب ملعأ متنأ“Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian”. Contohnya pada waktu

sebelum perang khandak, Rasul saw telah merencanakan taktik untuk melawan musuh, tetapi

Salman al-Farisi ra mengusulkan kepadanya agar dibuat parit untuk melawan musuh. Ketiga, pemahaman yang baik. Menurut petunjuk al-Qur’an, Nabi Muhammad saw. selain dinyatakan sebagai Rasulullah, juga dinyatakan sebagai manusia biasa.

  Sebagaimana firman Allah swt dalam surat al-Imran ayat 144 dan al-Kahf ayat 110:

  

           

        

         

  “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad) ? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan

  

  

        

         

      

  Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." (QS. Al-Kahf: 110).

  Menurut Yusuf al-Qardawî untuk memahami hadis secara baik dan benar harus memperhatikan perbedaan kewenangan Rasulullah saw. Selanjutnya menurut Mahmûd Syaltut, mengetahui hal-hal yang dilakukan Nabi saw. dengan mengkaitkannya pada fungsi beliau tatkala melakukan hal-hal itu sangat besar manfaatnya.

  Islam telah mewajibkan kaum muslimin untuk mengemban Islamiyah di setiap waktu dan keadaan. Kaum muslimin wajib berusaha dan berusaha mengubah keadaan mereka, terutama tatkala kekufuran telah merajalela dan Islam telah lenyap dari kehidupan. Disamping itu, Syeikh Mustopa Al-Galaya seperti dikutip H. Amura menyebutkan dalam bukunya al islam ruhul madaniyah” bahwa dakwah adalah kehidupan agama, tidak akan berdiri agama tanpa dakwah, serta

  

  Dalam wacana kaijian hadis kontemporer di Indonesia dikenal beberapa

  

  namaSalah satunya adalah Ali Mustafa Yakub. Beliau adalah ulama Hadits di Indonesia yang cukup disegani dan diperhitungkan kredibilitas dan intelektualitasnya. Buku-bukunya banyak dibaca kaum muslimin Indonesia dewasa ini, baik yang berkaitan dengan Hadis, Fiqih dan Dakwah. Tidak kurang dari 32 karya Ali Mustafa Yakub dalam bentuk buku beredar dikalangan umat Islam Indonesia.

  Menurut Hidayat Nurwahid, buku Ali Mustafa Yakub yang berjudul Fatwa-Fatwa Imam Besar Masjid Istiqlal adalah buku fatwa khas Indonesia yang

  

  9 Amura, perfilman di Indonesia pada masa Orde baru, unsur dakwah dalam film (lembaga komunikasi islam, Jakarta,tanpa tahun ), h.115 Seperti Mahmûd Yûnus, Syuhudi Ismâ’îl, Daud Rasyid, Lutfi Fathullah, Yunahar Ilyas,

  10 Abdul Qâdir Jawwâz, Afif Muhammad, ‘Abdurrahman, Muhibbin Noor, Ahmad Sutarmadi, dan masih banyak lagi.

  Ali Mustafa Yakub yang penulis ambil sebagai salah satu tokoh yang memahami kebutuhan umat Islam di Indonesia terhadap kajian hadits maupun Ilmu Hadits, melalui karya-karya inovatifnya yang telah dipublikasikan merupakan salah satu solusi dalam memahami ajaran Islam. Kiranya sejalan dengan pemikiran diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji, selanjutnya penulis merumuskan tema penelitian ini dalam sebuah judul skripsi ini yaitu: “Kontribusi Pemikiran Ali Mustafa Yakub di Indonesia”

  D. Rumusan Masalah

  Dalam penulisan ini, agar tidak terjadi kesalah pahaman dan pelebaran dalam pembahasannya nanti. Maka penulis membatasinya hanya pada kontribusi dan Pemikiran Ali Mustafa Yakub Saat Menjabat Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia.

  Secara sederhana, perumusan masalah tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Bagaimana peranan Ali Mustafa Yakub di MUI?

  2. Apa saja kontribusi pemikiran Ali Mustafa Yakub pada komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia?

  E. Tujuan Penelitian

  Hasil penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi yang memadai kepada para peminat dan pemerhati kajian fatwa Majelis Ulama serta kepada masyarakat umum mengenai Kontribusi Ali Mustafa Yakub terhadap terhadap tokoh-tokoh Majelis Ulama Indonesia melalui karya-karyanya, diharapkan muncul gambaran objektif dan penilaian yang jujur.

  Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah :

  a. Mengetahui kontribusi dan gagasan-gagasan baru yang dikemukakan dan dilakukan tokoh-tokoh hadis di Indonesia dalam hal ini Ali Mustafa Yakub sebagai komisi fatwa majelis ulama indonesia

  b. Tujuan akademis, yaitu memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi pada Program Studi Tafsir-Hadis Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung

F. Metode Penelitian

  Sebagaimana karya-karya ilmiah pada sebuah disiplin ilmu, setiap pembahasan masalah tentunya mesti menggunakan metodologi untuk menganalisa permasalahan. Metode itu sendiri berfungsi sebagai landasan berpijak dalam mengelaborasinya sehingga dapat dijelaskan secara mendetail dan dapat dipahami.

  Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian kepustakaan (library research), yaitu sebuah penelitian berasal dari buku-buku karangan Ali Mustafa Yakub dan buku-buku yang diberikan kata pengantar oleh Ali Mustafa Yakub. Oleh karena itu sumber datanya diperoleh dari berbagai buku yang telah ditelaah oleh peneliti, sehingga dengan melakukan hal itu diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan valid tentang kajian yang sedang dibahas.

  Selanjutnya, pembahasan dalam skripsi ini menggunakan metode kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

  

  tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. tau dengan ungkapan lain menguraikan dengan kata-kata dan menganalisis satu persatu hal- hal yang menyangkut pokok permasalahan.

  Adapun teknis penulisan skripsi ini, penulis mengacu kepada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Buku tentang Fatwa

G. Sumber Data

  Penelitian ini bercorak library murni, dalam arti semua sumber datanya

berasal dari bahan-bahan yang tertulis yang berkaitan dengan topik pembahasan

dibahas sebagai berikut:

  a. Data Primer

  Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh pengumpul data

   dari objek risetnyaData primer merupakan data-data yang kajian utamanya relevan dengan penelitian data pokok dan yang menjadi rujukan pembahasan skripsi ini yaitu Fatwa Majelis Ulama Indonesia.

1) Buku yang disusun oleh Majelis Ulama Indonesia dengan judul Himpunan Fatwa MUI yang diterbitkan pada tahun 2015 .

  Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Kaya,

  12 2004), h. 4 Hamid Nasuhi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi),

13 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, cetakan II (Jakarta: CeQda, 2007)

  2) Sebagai dasar rujukan untuk analisis pemikiran M. Ali Yakub dalam fatwa MUI, peneliti menggunakan beberapa referensi diantaranya: a)

  Buku Islam Masa Kini karya M. Ali Yakub

b) Buku Kerukunan Umat Dalam Persepektif al-Qur’an dan Hadis

  karya M. Ali Yakub

  b. Data Sekunder Data sekunder adalah semua data yang di peroleh secara tidak

  

  langsung dari objek yang ditelitiData sekunder merupakan buku penunjang yang pada dasarnya sama dengan buku utama, akan tetapi dalam buku penunjang ini bukan merupakan faktor utama. Sumber data sekunder ini berupa buku-buku yang mempunyai keterkaitan, karya ilmiah, ensiklopedi, artikel-artikel yang mempunyai hubungan dengan penelitian ini.

H. Metode Pengumpulan Data

  Teknik atau cara yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu: mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan fokus pembahasan, kemudian mengklarifikasikan sesuai dengan sub bahasan dan penyusunan data yang akan digunakan dalam penelitian berdasarkan konsep-konsep kerangka penulisan yang telah disiapkan sebelumnya.

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dokumentasi. Yaitu sebuah metode mengumpulkan dengan cara mencari data (analisis) terhadap hal- hal atau variable beruap catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan

  

  sebagainyaYang dalam hal ini peneliti lakukan dengan cara meneliti buku-buku karya M. Ali Mustafa Yakub serta fatwa-fatwa MUI saat Beliau menjabat sebagai ketua. Kemudian menelaah lebih jauh lagi sehingga terlihat kontribusi pemikiran dari fatwa yang dikeluarkan tersebut.

I. Langkah-langkah Pengumpulan Data

  Dalam melakukan penelitian tokoh, menggunakan langkah-langkah metodologis sebagai berikut:

  1. Menentukan bidang kajian yang menjadi minat peneliti

  2. Membuat daftar siapa saja tokoh atau ilmuwan yang dipandang sebagai ahli dibidang yang akan dikaji.

  3. Dari beberapa tokoh tersebut, kemudian dibuat peringkat ketokohannya berdasarkan karya yang ditulis, pandangan orang dan masyarakat luas tentang tokoh tersebut, dan expert judgement peneliti sendiri.

  4. Dibuat daftar kelebihan dan kekurangan masing-masing tokoh yang dipilih untuk dikaji.

  5. Setelah itu ditentukan tokoh yang dipilih untuk dikaji.

  6. Untuk menambah wawasan tentang tokoh yang dimaksud, peneliti melakukan kajian terdahulu tentang siapa saja yang meneliti tokoh

  

  J. Tinjauan Pustaka

  Skripsi dengan judul pemikiran Hukum Islam Prof. Dr. Ali Mustafa Yakub, MA, oleh Syah Ul-Haq Abdul Fikri dari UIN Syarif Hidayatullah Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Hukum Keluarga tahun 2016. Dalam penelitian tersebut, peneliti mengkaji tentang bagaimana metode istinbath hokum

16 Muhtar Safa’at, “Penelitian Tokoh” (On-Line), tersedia di: https://

  akses pada 1-10-2018 dan corak pemikiran Ali Mustafa Yakub. Adapun pemikiran Ali Mustafa Yakub yang dibahas dalam pemikiran ini antara lain antisipasi kondisi janin, operasi Caesar demi millennium, menyimpan sel telur, cloning manusia, menikahi wanita hamil, menikah untuk bercerai, nikah beda agama, waris beda agama, istri bekerja suami menjaga anak dan suami istri menonton film porno.

  Kemudian Skripsi dengan judul Kajian Hadits di Indonesia (Studi Pemikiran Prof. Dr. H. Ali Mustafa Yakub, MA). Penelitian ini ditulis oleh Muhammad Izwan (2017) dari UIN Raden Intan Lampung. Penelitian ini berfokus terhadap kajian Hadits Ali Mustafa Yakub dalam menghadapi hadits-hadits yang tersebar di tengah-tengah masyarakat yang mana Ali Mustafa mengharapkan aspek tekstual dan aspek kontekstual, karena dua hal ini dianggap berkaitan dalam hal proses kajian Hadits.