Analisis pengeluaran pendidikan ekonomi di Indonesia [1975-2004] - USD Repository

  

ANALISIS PENGELUARAN PENDIDIKAN DAN PERTUMBUHAN

EKONOMI DI INDONESIA (1975 – 2004)

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi

  

Oleh:

YUSUP HERPIN NURHAYADI

NIM: 011324018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI

  

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  

SKRIPSI

ANALISIS PENGELUARAN PENDIDIKAN DAN PERTUMBUHAN

EKONOMI DI INDONESIA (1975 – 2004)

  

Oleh:

YUSUP HERPIN NURHAYADI

NIM: 011324018

Telah disetujui oleh:

  Pembimbing I

Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si Tanggal, 12 Oktober 2006

Pembimbing II

Drs. P. A. Rubiyanto Tanggal, 6 November 2006

  

SKRIPSI

ANALISIS PENGELUARAN PENDIDIKAN DAN PERTUMBUHAN

EKONOMI DI INDONESIA (1975 – 2004)

  

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Yusup Herpin Nurhayadi

NIM: 011324018

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal 24 Januari 2007

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

  

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Drs. Sutarjo Adisusilo, J.R .........................

Sekretaris Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si .........................

Anggota Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si .........................

Anggota Drs. P. A. Rubiyanto .........................

Anggota Dra. Widanarto.P, S.Pd., M.Si .........................

  Yogyakarta, 24 Januari 2007 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph.D

  

Motto

Janganlah manjakan dirimu

Dengan bermalas-malasan

  

Tetapi bangunlah dari mimpi dan

Bekerjalah membangun harapan

Menjadikan angan-angan menjadi kenyataan.

  

Oleh : Yusup Herpin

Perjalanan kehidupan didunia

Seperti orang yang tidur dalam mimpi

  

Tetapi ketika bangun dari tidurnya

Orang baru menyadari perjalanannya masih panjang

Oleh : Yusup Herpin

  

Ketika satu pintu tertutup pintu lain terbuka namun terkadang kita

melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga

kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka.

  

Oleh : Alexeder Graham Bell.

  

Sesuatu hasil pekerjaan jangan dianggap sia-sia

Karena orang yang menganggap sia-sia berarti

Tidak mesyukuri karya karunia yang dberikan Tuhan

  

Oleh : Yusup Herpin

Lukis dan goreskanlah kenginan dalam setiap langkah

Hidupmu karena setiap goresan-goresan akan memberi

  

Makna dalam lebaran kehidupanmu

Oleh : Yusup Herpin.

  

Berguna bagi diri sendiri dan orang lain

Merupakan prinsip hidup yang perlu ditanamkan pada setiap insani

  

PERSEMBAHAN

Tetesan air embun Menhiasi dedaunan Menjadikan awal di pagi hari Menyelimuti kesejukan hati

  Indahnya dunia Mempercantik alam semesta Adanya cakrawala Merupakan saksi adanya manusia

  Gemerciknya air sungai Meramaikan suasana tirani Hamparan pasir dipantai Menggambarkan sisi insani

  Udara dingin Berhembus diantara kegelapan Menunggu suara-suara pengertian Tentang kebijaksaan dan kebenaraan By: Yusup Herpin.

  

Aku persembahkan karya sederhana ini dengan penuh cinta dan

kasih kepada:  Bunda Maria dan Allah Bapa di surga.Kedua orang tuaku tersayang: Antonius Mulyadi dan Tukilah terima kasih atas semua cinta, doa, pengorbanan, dan motivasi yang tiada terkira.

  

Kakakku tercinta: Mateus Wiwit Kustiyadi dan Dwi Pangestu .

Adek Tersayang Rekha Melia Putri Winona.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 24 Januari 2007 Penulis

  Yusup Herpin Nurhayadi

  

ABSTRAK

ANALISIS PENGELUARAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI

  

INDONESIA (1975 – 2004)

Oleh

Yusup Herpin Nyrhayadi

Universitas Sanata Dharma

  

NIM: 011324018

  Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui pengaruh pengeluaran pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam jangka pendek, (2) mengetahui pengaruh pengeluaran pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam jangka menengah dan panjang.

  Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif yang mencoba mengungkap dan menggambarkan fakta mengenai pengaruh dari pengeluaran pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 1975 – 2004. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif yang bersifat time series yaitu data pengeluaran pendidikan dan pertumbuhan ekonomi dari tahun 1975 – 2004 yang dikutip dari Badan Pusat Statistik. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan regresi linieritas.

  Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa:

  1 Pengeluaran pendidikan dalam jangka pendek tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

  2 Pengeluaran pendidikan dalam jangka pendek tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

  3 Pengeluaran pendidikan dalam jangka pendek tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

  

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF EDUCATION EXPENDINTURE AND ECONOMIC

GROWTH IN INDONESIA (1975 – 2004)

By

  

Yusup Herpin Nurhayadi

Sanata Dharma University

NIM: 011324018

  This research aims to know (1) the effect of education expenditure towards economic growth in Indonesia in a short term and (2) the effect of education expenditure towards growth in Indonesia in middle and long term.

  This is a descriptive research that tries to reveal and describe the fact about the effect of education expenditure towards economic growth in Indonesia in 1975

  • – 2004. Kinds of data which taken in this research are quqntitative time series which cover education expenditure and economic growth from 1975 to 2004. This data taken from Statistic Center Bord. The technique of data analysis is Linear Regression Menthod.

  The result of the research analysis show that short term, middle term and even long term of education expenditure don’t have any effect toward economic growth in Indonesia from 1975 to 2004.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur Penulis haturkan kepada Allah Bapa di surga atas terselesaikannya penyusunan skripsi dengan judul ”ANALISIS

PENGELUARAN PENDIDIKAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI

  

INDONESIA (1975 - 2004) Adapun tujuan penulisan skripsi adalah guna

  memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

  2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo, J.R. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

  3. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi.

  4. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyusun skripsi ini.

  5. Bapak Drs. P. A. Rubiyanto selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar pula telah membimbing hingga skripsi ini selesai.

  6. Bapak Y. M. V. Mudayen, S.Pd sebagai Dosen Tamu yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada Penulis.

  7. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. yang telah memberikan banyak masukan, saran dan dorongan kepada Penulis.

  8. Mbak Titin, Mbak Aris, dan Bapak Wawiek selaku Petugas Sekretariat Pendidikan Ekonomi Koperasi terima kasih atas doa, dorongan, dan kesabarannya dalam menghadapi ”keluhan-keluhan” mahasiswa.

  9. Keluarga besar “UNIVERSTAS SANATA DHARMA”karyawan dan segenap mahasiswa yang selama ini selalu mendukung penulis, “matur

  nuwun gih dateng sedayane ”.

  10. Temen-temen PEK 2001 tetap stay cool oce.

  11. Temen-temen senasib gak sepenanggungan: Joyo,Sinto,Hohok,Kaka,Hari,Si Phe,Agung, masih banyak lagi yang gak dapat Saya sebutkan satu per satu.

  Thank’s 4 everything ’n keep fight.......

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif. Akhir kata Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

  Penulis Yusup Herpin Nurhayadi

  DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Tahun 1975 -2004 ............. 13Tabel 2.2 : Penduduk dan Angkatan Kerja Indonesia Tahun 1975 – 2000 .... 28Tabel 2.3 : Anggaran Pembangunan Pendidikan Per Jenis Sekolah Tahun 1990 - 2004 .................................................................................. 42Tabel 2.4 : Anggaran Pembangunan Pendidikan Per jenis Sekolah

  Tahun 1990 - 2004 ........................................................................ 43

Tabel 2.5 : Anggaran Pembangunan Pendidikan Per Jenis

  Sekolah Tahun 1990 -2004 ..................... ……………………

  43 Tabel 3.1 : Data Pertumbuhan Ekonomi dan pengeluaran Pendidikan dalam satu tahun untuk waktu jangka pendek tahun 1975 - 2004.. 55

Tabel 3.2 : Data Pertumbuhan Ekonomi dan Pengeluaran pendidikan dalam satu tahun untuk waktu jangka menengah

  tahun 1975 -2004.......................................................................... 57

Tabel 3.3 : Data Pertumbuhan Ekonomi dan Pengeluaran pendidikan dalam satu tahun untuk waktu jangka panjang tahun 1975 -2004 . 58Tabel 3.4 : Pengukuran Autokorelasi .............................................................. 61Tabel 4.1 : Deskriftif Hipotesis Pertama ......................................................... 68Tabel 4.2 : Koefisien Korelasi Hipotesis Pertama .......................................... 69Tabel 4.3 : Regresi Sederhana Hipotesis Pertama........................................... 69Tabel 4.4 : Uji f Hipotesis Pertama ................................................................. 70Tabel 4.5 : Uji t Hipotesis Pertama ................................................................. 70Tabel 4.6 : Deskriftif Hipotesis Kedua............................................................ 71Tabel 4.7 : Koefisien Korelasi Hipotesis Kedua ............................................. 72Tabel 4.8 : Regresi Sederhana Hipotesis Kedua ............................................. 73Tabel 4.9 : Uji t Hipotesis kedua ..................................................................... 74Tabel 4.10 : Uji t Hipotesis kedua.................................................................... 74Tabel 4.11 : Deskriftif Hipotesis ketiga ........................................................... 75Tabel 4.12 : Koefisien Korelasi Hipotesis ketiga............................................. 75Tabel 4.13 : Regresi Sederhana Hipotesis ketiga............................................. 75Tabel 4.14 : Uji f Hipotesis ketiga ................................................................... 76Tabel 4.15 : Uji t Hipotesis ketiga ................................................................... 75Tabel 4.16 : Data Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengeluaran Pendidikan dalam satu Tahun untuk waktu jangka pendek tahun 1975-2004. 80Tabel 4.17 : Anggaran Pendidikan terhadap APBN ........................................ 83Tabel 4.18 : Anggaran Yang Dianjurkan UNDP Perjenis Pengeluaran........... 85Tabel 4.19 : Pengalokasian APBN untuk Berbagai Sektor.............................. 87Tabel 4.20 : Struktur Pengangguran Menurut pendidikan Tertinggi Tahun

  2002.............................................................................................. 94

Tabel 4.21 : Pertumbuhan Tingkat Sekolah dan Pertumbuhan Lima

  Benua di Dunia............................................................................. 95

  GAMBAR Gambar 1: .......................................................................................................

  47

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat dalam

  ekonomi di dunia tertuju pada cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional. Para ekonom dan politisi dari semua negara sangat mendambakan dan berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi (economic growth) untuk menghadapi era globalisasi dengan mengumpulkan data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya. Karena pertumbuhan ekonomi merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini.

  Akumulasi modal capital accumulation terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia dapat meningkatkan kualitas modal manusia, sehingga pada akhirnya akan membawa dampak positif yang sama terhadap angka produksi pendidikan formal, program pendidikan dan pelatihan dalam kerja atau magang, kursus-kursus dan aneka pendidikan informal lainnya perlu lebih diefektifkan untuk mencetak tenaga-tenaga terdidik dan sumber daya manusia yang terampil melalui investasi langsung dalam pembangunan.

  Logika konsep investasi dalam pembinaan sumber daya manusia dan penciptaan modal manusia (human capital) jelas dapat dianalogikan dengan peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya tanah melalui investasi strategis. Artinya pihak-pihak pelaku investasi harus bersedia mengorbankan atau mengurangi konsumsi mereka pada saat sekarang ini demi memperoleh konsumsi yang lebih baik di kemudian hari, seperti mengorbankan pendapatan yang diperoleh saat ini untuk mengambil pendidikan lanjutan dan bahwasanya pertumbuhan penduduk merupakan faktor positif dalam pembangunan ekonomi.

  Sumber-sumber utama bagi pertumbuhan ekonomi adalah adanya investasi- investasi yang mampu memperbaiki kualitas modal atau sumber- sumber daya manusia dan fisik yang selanjutnya berhasil meningkatkan kualitas sumber daya produktif yang bisa menaikkan produktivitas seluruh sumber daya melalui penemuan-penemuan baru, inovasi dan teknologi. Pertumbuhan sumber daya ternyata tidak selalu merupakan syarat mutlak bagi adanya pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek, mengingat pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara lebih baik ternyata juga dapat meningkatkan output meskipun demikian dalam jangka panjang peningkatan kualitas sumber daya yang ada serta investasi baru yang memperbanyak kualitas sumber dayanya jelas merupakan syarat mutlak untuk mempercepat pertumbuhan output nasional.

  Menurut Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi intitusional dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada (Todaro, 1989 : 210).

  Untuk memacu pertumbuhan ekonomi dibutuhkan pengembangan sumber daya manusia yang andal untuk melaksanakan dan mengembangkan berbagai kegiatan pembangunan baik dalam sektor publik maupun sektor swasta, sehingga nasib bangsa dapat diselamatkan Untuk itu perlu peningkatan kualitas sumber daya manusia yaitu pemberian investasi dalam sistem dan penunjang pendidikan agar semakin berkualitas mutu intelektualnya.

  Logika ekonomi yang terkandung dalam persamaan agar bisa tumbuh dengan pesat maka setiap perekonomian haruslah menabung dan menginvestasikan sebanyak mungkin bagian dari GNP-nya. Semakin banyak yang dapat ditabung dan kemudian diinvestasikan, maka laju pertumbuhan perekonomian akan semakin cepat. Akan tetapi tingkat pertumbuhan aktiva yang dapat dijangkau pada setiap tingkat tabungan dan investasi banyaknya tambahan satu unit investasi dapat diukur dengan kebalikan rasio modal output (K) karena rasio yang sebaliknya yakni (1/K) adalah rasio output modal atau rasio output investasi. Selanjutnya dengan mengalihkan tingkat investasi baru (S:1/Y) dengan tingkat produktivitasnya

  (1/K) maka akan didapat tingkat pertumbuhan dimana pendapatan nasional atau GNP akan naik.

  Teori pertumbuhan neoklasik pada awalnya bertumpu pada peningkatan modal dan tenaga kerja sebagai sumber-sumber pertumbuhan ada perbedaan tingkat pertumbuhan ekonomi tingkat penambahan modal dan angkatan kerja disadari bahwa ada unsur lain yang mempengaruhi pertumbuhan perbedaan ini yang merupakan faktor residual dan dinamakan

  

total factor productivity (TFP) adalah hasil dari penerapan teknologi dan

  peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) atas dasar itu, berkembanglah konsep mengenai modal manusia human capital.

  Berbagai teori mencoba menjelaskan keterkaitan antara pengembangan sumber daya alam, aplikasi teknologi dan pertumbuhan ekonomi kaum neoklasik yang diprakarsai oleh Solow berpendapat bahwa teknologi dapat dianggap sebagai faktor yang bersifat eksogen yang datang dari luar sistem ke dalam proses produksi ( Jhingan, 1990 : 350).

  Apabila pengetahuan baru dan keterampilan terkandung pada peningkatan teknologi pengetahuan dan cara-cara baru dalam proses produksi maka keberhasilan pembangunan akan ditentukan oleh proses akumulasi dari kualitas sumber daya manusia(SDM) (Becker, Murphy dan Tamura, 1990).

  Banyak studi empiris dilakukan untuk melihat kaitan antara kualitas sumber daya manusia(SDM) dan pertumbuhan. Denison, misalnya menemukan adanya sumbangan yang besar dari peningkatan years of

  

schooling terhadap pertumbuhan di AS Barro (1991) serta pendidikan dan

  investasi yang cukup besar untuk pendidikan pada tahun 60-an merupakan faktor yang penting dalam menjelaskan variasi pertumbuhan negara-negara di dunia selama 30 tahun terakhir ini. Negara maju memperlihatkan bahwa kualitas sumber daya manusia(SDM) menyumbangkan secara cukup berarti bagi pertumbuhan sumbangan itu kira-kira sama dengan sumbangan physical capital (Jhingan, 2000 : 533).

  Pendapat Becker bahkan menunjukan adanya estimasi bahwa sekitar 80 % asset atau kekayaan di Amerika Serikat dan negara-negara maju terdiri atas modal manusia. Untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa yang maju dan mandiri mengharuskan dikembangkan konsep pembangunan yang bertumpu pada manusia dan masyarakatnya dititik beratkan pembangunan di bidang ekonomi seiring dengan kualitas sumber daya manusia ( Jhingan, 2000 : 529).

  Dalam perkembangannya akhir-ahkir ini pendidikan bahkan dianggap sebagai sarana ampuh investasi sumber daya manusia (SDM) dalam rangka mempersiapkan masa depan generasi muda ke arah mencapai kemampuan dan daya saing bangsa pada lingkungan global.

  Pergeseran pandangan ini penting untuk dikaji sehingga dapat mendorong timbulnya pemikiran-pemikiran baru melalui analisis kebijakan pembangunan pendidikan untuk waktu selanjutnya dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan pendidikan di Indonesia selama masa ini boleh dikatakan belum memiliki wujud yang jelas, upaya yang sistematis untuk terus mencari bentuk sistem pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan oleh UUD 45 bahwa hanya terdapat satu sistem pendidikan nasional yang diatur oleh undang-undang belum diwujudkan secara tegas, sehingga kebijaksanaan pembangunan sistem pendidikan belum berhasil diwujudkan.

  Sebab masih ada beberapa faktor yang mempengaruhi misalnya, terdapat berbagai gejala rendahnya efesiensi dalam pengelolaan administrasi. Kegiatan administrasi pada tingkat makro dan mikro masih sangat lemah mengakibatkan tidak efisiensi dan belum efektifnya pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. Kurangnya efiensinya kegiatan administrasi tersebut antara lain tercermin dari lemahnya infrastruktur yang mencakup kelembagaan, ketenagaan, perlengkapan dan biaya pendukung sehingga dengan adanya peningkatan biaya investasi pendidikan untuk pertumbuhan ekonomi.

  Dalam teori Sylwester, negara yang mencurahkan banyak perhatian terhadap publie education mempunyai tingkat ketimpangan pendapatan rendah. Pertumbuhan ekonomi dan kemajuan serta dinamika ekonomi bersumber dari dalam unsur mewujudkan diri dalam efesiensi dan produktifitas masyarakarat, sehingga makin besar peran di dalam pembangunan yaitu peningkatan sumber daya manusia dengan tingginya kualitas pendidikan ( Todaro, 1989 : 354)

  Dalam pembangunan di suatu negara agar dapat berkembang perlu perubahan jangka panjang secara berlahan dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk dikaji dengan pendapatan nasional perkapita. Menurut Buchanan dan Ellis, perkembangan berarti mengembangkan potensi pendapatan nyata negara-negara terbelakang dengan menggunakan investasi yang akan melahirkan berbagai perubahan dan memperbesar sumber-sumber produktif yang pada gilirannya menaikan pendapatan nyata per-orang (Jhingan,1988:2).

  Untuk melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian perlu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu dalam proses kenaikan output per kapita jangka panjang. Sebab kenaikan output per kapita selama satu atau dua tahun belum bisa menunjukan kecenderungan yang jelas karena suatu perekonomian tumbuh apabila dalam jangka waktu lama ( 10,20, atau 50 tahun, atau bahkan lebih lama lagi mengalami kenaikan output per kapita untuk menunjukan kecenderungan yang jelas menaik.

  Maka dikatakan, pertumbuhan terjadi dipengaruhi faktor pendidikan dalam kualitas sumber daya manusianya yang menetukan kenaikan output per kapita jangka panjang dan penjelasan mengenai bagaimana faktor tersebut berinteraksi dengan faktor satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan (Budiman,2000:15).

  Banyak penelitian membuktikan bahwa pendidikan memang memiliki pengaruh yang positif terhadap promosi pertumbuhan ekonomi. Sebab tersedianya tenaga-tenaga kerja terampil dan terdidik sebagai syarat penting berlangsungnya pembangunan ekonomi secara berkesinambungan sama sekali tidak di ragukan. Apa yang dapat berfungsi secara baik sehingga nanti paling diperlukan di sini adalah struktur biaya dan rasangan

  insenti f yang dapat berfungsi baik sehingga nantinya mampu

  mengalokasikan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan yang ada ke dalam berbagai segmen perekonomian. Dari uraian diatas penulis melakukan penelitian mengenai “Analisis Pengeluaran

  Pendidikan Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1975-2004” dilihat dari segi kebijakan makro.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengajukan permasalahan sebagai berikut :

  1. Apakah pengeluaran pendidikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam jangka pendek ?

  2. Apakah pengeluaran pendidikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam jangka menengah dan panjang ?

  C. Batasan masalah

  Dalam pembahasan ini penulis memberikan batasan sebagai berikut :

  1. Penelitian ini di fokuskan pada variabel pengeluaran pendidikan sebagai sumbangan terbesar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama tahun 1975 sampai 2004.

  2. Karena keterbatasan waktu penelitian ini dilakukanan hanya untuk melihat manfaat pengeluaran pendidikan dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

D. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan pengeluaran pendidikan sebagai bentuk campur tangan pemerintah di Indonesia merupakan sesuatu yang harus dilakukan karena akan memberikan dampak terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara di era globalisasi ini.

  E Manfaat penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

  1. Bagi pihak yang berwenang dalam mengambil keputusan Bapenas Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat.

  2. Penulis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta menjadi bahan perbandingan antara teori-teori yang diperoleh selama masa kuliah dengan praktek nyata.

  3. Pemerintah atau Depdiknas Penelitian ini dapat mengetahui manfaat pengeluaran pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi selama 30 tahun.

  4. Universitas Penelitian ini diharapkan menambah kepustakaan dan dapat di pergunakan sebagai pengantar bagi penelitian selanjutnya.

BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Ekonomi dan SDM Selama lima puluh tahun terakhir ini, perhatian utama masyarakat

  perekonomian dunia tertuju pada cara-cara untuk mempercepat pertumbuhan pendapatan nasional para ekonom dan politisi dari semua negara, baik negara kaya maupun miskin yang menganut sistem kapatalis, sosialis maupun campuran semua mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi

  economic growth. Pada setiap akhir tahun masing-masing negara selalu

  mengumpulkan data-data relatifnya dan dengan penuh harapan mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati.

  Pengejaran pertumbuhan merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini. Pemerintahan di negara manapun dapat segera jatuh apabila hanya berdasarkan tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapainya dalam catatan statistik nasional.

  Sebagai salah satu indikator kemakmuran masyarakat pertumbuhan ekonomi menjadi target penting yang harus dicapai di dalam proses pembangunan ekonomi. Karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pada awal pembangunan ekonomi suatu negara lebih berorientasi pada masalah pertumbuhan (Tambunan, 2001 : 2).

  Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan PDB atau PNB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak dengan demikian. Meskipun laju pertumbuhan ekonomi atau kenaikan PDB tidak secara otomatis meningkatkan kemakmuran masyarakat namun hal tersebut tetap merupakan unsur penting dalam setiap program pembangunan.

  Berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ekonom Bank Dunia telah mencatat peranan penting pertumbuhan ekonomi dalam meningkatkan kemakmuran masyarakat ( Todaro, 2000 : 211).

  Selain itu pertumbuhan ekonomi yang cepat dan distribusi pendapatan yang lebih merata tidak harus dipisahkan, tetapi kedua-duanya harus dijadikan sebagai tujuan pembangunan (Suparmoko, 1994 : 4).

  Tabel 2.1 Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1975-2004

  Tahun Pertumbuhan Ekonomi 1975 1,5 1976 1,7 1977 1,7 1978 2,7 1979 2,4 1980 5,7 1981 7,8 1982 2,2 1983 4,3 1984 6,1 1985 1,9 1986 5,9 1987 4,9 1988 5,8 1989 7,5

  1990 7,1 1991 6,6 1992 6,5 1993 7,3 1994 7,5 1995 8,1 1996 8,0 1997 7,5 1998 -13,7 1999 0,8 2000 3,9 2001 3,3 2002 3,6 2003 4,1 2004 4,6

  Sumber BPS

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi

  a. Model pertumbuhan neo klasik solow berpegang teguh pada konsep skala hasil yang terus berkurang (diminishing returns) dari input tenaga kerja dan modal, jika keduanya di analisis secara bersamaan atau sekaligus kemajuan teknologi ditetapkan sebagai faktor residu untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dan tinggi rendahnya pertumbuhan itu sendiri oleh Solow maupun para teoritis lainnya diasumsikan bersifat eksogen atau tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Menurut teori neo klasik, faktor-faktor produksi yang dianggap sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan output adalah jumlah tenaga kerja dan kapital (model) kapital bisa dalam bentuk finance atau barang modal (seperti mesin) penambahan jumlah tenaga dan kapital dengan faktor-faktor lain, misalnya tingkat produktifitas dari masing-masing faktor produksi tersebut atau secara keseluruhan tetap menambah output yang dihasilkan.

  Persentase pertumbuhan output bisa lebih besar (increasing return to

  scale ) sama (constant return to scale) atau lebih kecil (decreasing return to scale ) dibandingkan persentase pertumbuhan jumlah dari

  kedua faktor produksi tersebut. Namun, model pertumbuhan yang didasarkan pada model pertumbuhan neo klasik ini memiliki kelemahan. Model tersebut tidak bisa menerangkan kenapa dibanyak negara di dunia pertumbuhan ekonominya jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan di model ini. Hal di atas bisa terjadi karena model pertumbuhan neo klasik tersebut hanya melihat pada satu sumber pertumbuhan saja, yakni kontribusi dari peningkatan jumlah faktor- faktor produksi. Dengan demikian banyak faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model tersebut ternyata sangat menentukan laju pertumbuhan ekonomi di banyak negara. Salah satunya yang paling penting adalah teknologi, dalam model di atas faktor teknologi dianggap konstan sehingga tidak di masukan ke dalam model. Pertumbuhan ekonomi dilihat dari sisi As atau produksi dipengaruhi oleh aliran pemikiran, yaitu teori neo klasik dan teori modern (Tambunan, 2001 : 6).

  b. Teori modern (Alex Inkeles dan H. Smith) dengan adanya kelemahan pada model di atas maka muncul model pertumbuhan ekonomi modern atau endogenous growth model yang mencakup aspek-aspek endogenitas dan eksternalitas di dalam proses pembangunan ekonomi.

  Sifat keberadaan teknologi tidak lagi dianggap konstan tetapi merupakan salah satu faktor produksi yang berdiri sendiri dan dinamis, demikian juga halnya dengan faktor manusia. Tenaga kerja di dalam fungsi produksi tidak lagi merupakan faktor yang eksogen tetapi bisa berkembang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Endegenous growth model sangat relevan untuk menganalisis laju serta pola pertumbuhan ekonomi di Indonesia terutama karena dampak dari kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan serta peningkatan kualitas sumber daya manusia terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi (Tambunan, 2001: 9).

  c. Menurut Alek Inkeles dan David H. Smith pada dasarnya juga berbicara tentang pentingnya faktor manusia sebagai komponen penting penopang pembangunan. Pembangunan bukan sekedar perkara pemasokan modal dan teknologi saja tetapi dibutuhkan manusia yang dapat mengembangkan sarana material tersebut supaya menjadi produktif oleh Inkeles disebut sebagai manusia modern .

  Dari hasil penelitiannya, Inkeles dan Smith menjumpai bahwa memang pendidikan adalah yang paling efektif untuk mengubah manusia. Dampak pendidikan tiga kali lebih kuat dibandingkan dengan usaha-usaha lainnya, pengalaman kerja dan pengenalan terhadap media massa merupakan cara kedua yang efektif. Penemuan ini mendukung pendapat Daniel Lerner yang menekankan pentingnya media massa sebagai lembaga yang mendorong proses modernisasi. Teori modernisasi juga didasarkan pada faktor-faktor non-material sebagai penyebab kemiskinan, khususnya dunia ide atau alam pikiran.

  Faktor-faktor ini menjelma dalam alam psikologi individu, atau nilai- nilai kemasyarakatan yang menjadi orientasi penduduk dalam memberikan arah kepada tingkah lakunya. Faktor-faktor non-material atau ide ini dianggap sebagai faktor yang mandiri bisa dipengaruhi secara langsung melalui hubungan dengan dunia ide yang lain. Karena itu, pendidikan menjadi salah satu cara yang sangat penting untuk mengubah psikologi seseorang atau nilai-nilai budaya sebuah psikologi yang ada dalam masyarakat (Tambunan, 2001: 14). c Model teori Kuznests, menurut Kuznests pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuian teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada.

  Menurut Profesor Kuznets mengemukan enam karakteristik atau ciri proses pertumbuhan ekonomi yang bisa ditemui di hampir semua negara yang sekarang maju, sebagai berikut : 1) Tingkat pertumbuhan output per kapita dan pertumbuhan penduduk yang tinggi.

  2) Tingkat kenaikan produktivitas faktor total yang tinggi. 3) Tingkat transformasi struktural ekonomi yang tinggi. 4) Tingkat trasformasi sosial dan ideologi yang tinggi. 5) Adanya kecenderungan negara-negara yang mulai atau sudah ada perekonomian untuk pemasaran dan sumber bahan baku yang baru. 6) Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai sekitar sepertiga bagian penduduk dunia.

  Menurut Kuznests, pendapatan total merupakan fungsi dari pekerjaan total dalam suatu negara, semakin besar pendapatan nasional semakin besar volume pekerjaan yang dihasilkannya. Volume pekerjaan tergantung pada permintaan efektif yang terdiri dari permintaan konsumsi dan permintaan investasi . Kenaikan investasi menyebabkan naiknya pendapatan dan karena pendapatan meningkat muncul permintaan yang lebih banyak atas barang konsumsi yang pada gilirannya menyebabkan kenaikan pada pendapatan dan pekerjaan hubungan ini disebut multiplier K oleh Kuznests.

  d. Model pertumbuhan (Harrod, Domar), menurut beliau untuk memacu pertumbuhan ekonomi dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan neto terhadap cadangan atau stok modal. Pengembangan teori pertumbuhan endogen untuk meningkatkan perhatian yang lebih besar terhadap pembangunan manusia. Apabila pengetahuan dan cara- cara baru dalam proses produksi maka keberhasilan pembangunan akan ditentukan oleh proses akumulasi dan kualitas sumber daya manusia (Becker, Murphy dan Tamura, 1990 : 56). Inti dari model pertumbuhan Harrod Domar adalah suatu relasi jangka pendek antara peningkatan investasi (pembentukan kapital) dan pertumbuhan ekonomi. Dua variabel inti dari model ini adalah pembentukan kapital

  investasi dan ICOR incremental capital ratio model Domar lebih

  memfokuskan pada laju pertumbuhan investasi(  I / I ). Investasi ( I ) ditetapkan harus tumbuh atas suatu persentase yang konstan sejak

  marginal propensity to save yakni rasio dari pertumbuhan tabungan (s)

  terhadap peningkatan pendapatan (y) dan ICOR kedua-duanya konstan (Tambunan, 2001:10). Model Harrod Domar lebih menekankan pada pertumbuhan pendapatan (output) jangka panjang (growth path ) dalam modelnya, laju pertumbuhan keseimbangan yang membuat besarnya tabungan yang direncanakan selalu sama dengan besarnya investasi yang direncanakan. Teori Harrod Domar merupakan perluasan dari analisis Kuznests mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Analisis Kuznests dianggap tidak lengkap karena tidak membicarakan masalah-masalah ekonomi jangka panjang sedangkan teori Harrod-Domar menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang, dengan kata lain teori ini berusaha menunjukan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan mantap steady growth (Arsyad 1999 : 64). Secara sederhana teori Harrod-Domar adalah pada saat ada keseimbangan pada tingkat full emploment income maka untuk memelihara keseimbangan dari tahun ke tahun di butuhkan jumlah pengeluaran karena investasi itu harus cukup untuk menghisap kenaikan output yang ditimbulkan karena adanya penduduk yang bertambah (Irawan dan Suparmoko, 1979 : 50 ).

  e. Teori Adam Smith, menurut Adam Smith tentang proses pertumbuhan ekonomi yaitu antara lain(Arsyad, 1999: 55) :

  1. Sumber daya alam yang tersedia.

  Menurut Smith sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling mendasar dari kegiatan suatu masyarakat. Jumlah sumber daya alam yang tersedia merupakan batas maksimum bagi pertumbuhan suatu perekonomian, maksudnya jika sumber daya ini belum digunakan sepenuhnya maka jumlah penduduk dan stok modal yang ada yang akan memegang peranan dalam pertumbuhan output, tetapi pertumbuhan output tersebut akan berhenti jika semua sumber daya alam tersebut telah digunakan secara penuh.

  2. Sumber daya insani (jumlah penduduk ) Sumber daya insani (jumlah penduduk) mempunyai peranan yang pasif dalam proses pertumbuhan output, maksudnya jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari suatu masyarakat.

  3. Stok barang modal yang ada Stok modal merupakan unsur produksi yang secara aktif menentukan tingkat output peranannya sangat sentral dalam proses pertumbuhan output, jumlah dan tingkat pertumbuhan output tergantung pada pertumbuhan stok modal (batas maksimum dari sumber daya alam).

  4 Pertumbuhan penduduk Menurut Adam Smith jumlah penduduk akan meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsistem yaitu tingkat upah yang pas-pasan untuk hidup. Tingkat upah yang berlaku menurut Adam Smith ditentukan oleh tarik menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran tenaga kerja, tingkat upah yang tinggi akan meningkat jika permintaan akan tenaga kerja tumbuh lebih cepat dari pada penawaran tenaga kerja, sementara itu permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh stok modal dan tingkat output masyarakat oleh karena itu, laju pertumbuhan permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan stok modal dan laju pertumbuhan output (Arsyad, 1999 : 55-57).

2. SDM Sebagai Faktor Produksi Penentu Pertumbuhan Sesuai Teori.

  Sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam lapangan kerja karena dengan sumber daya manusia yang rendah maka semakin banyak tenaga kerja yang tidak terpakai. Pertumbuhan ekonomi yang kurang seimbang baik antar sektor maupun antar golongan akan menimbulkan ketimpangan dalam produktivitas tenaga kerja. Tenaga kerja produktif merupakan akar terbentuknya manusia mandiri, manusia yang dapat mendorong dirinya sendiri serta membangun keluarga sejahtera hasil karya mereka akan memberikan landasan kesejahteraan masyarakat masa kini ataupun masa depan karena besarnya hasil karya tersebut menentukan tidak hanya tingkat konsumsi saat ini tetapi juga tabungan untuk kesejahteraan masa depan ( Wiryatnaya.2005 : 314-318).

  Semua ahli ekonomi klasik meramalkan timbulnya keadaan stationer pada akhir proses pemupukan modal. Sekali keuntungan mulai menurun, proses ini akan berlangsung terus sampai menjadi nol, pertumbuhan penduduk dan pemupukan modal berhenti dan tingkat upah mencapai tingkat kebutuhan hidup minimal (Jhingan,1990: 138).

  Malthus menunjukan adanya korelasi khusus antara pertumbuhan penduduk dan persediaan makanan. Menurutnya, jika pertumbuhan penduduk dibiarkan tak terkendali maka akan melampui pertumbuhan modal dan juga sarana bagi kebutuhan hidup. Dalam garis besar, teori

  

klasik pembangunan ekonomi dapat dinyatakan demikian: kenaikkan

  keuntungan yang diharapkan dapat menaikan investasi sehingga menambah stok modal dapat mendorong penyempurnaan teknik untuk mengundang pertumbuhan penduduk menyebabkan permintaan produksi makanan naik dengan menggunakan buruh dan modal tambahan (Jhingan, 1990 :139-140).

  Menurut (Keynes), adanya hubungan antara kenaikan investasi dan pendapatan disebut multiplier K adalah kenaikan investasi menyebabkan pendapatan meningkat menyusul permintaan yang lebih banyak atas barang konsumsi pada gilirannya menyebabkan kenaikan pada pendapatan dan pekerjaan. Akibatnya kenaikan tertentu pada investasi menyebabkan kenaikan berlipat pada pendapatan melalui kencenderungan berkonsumsi apabila kecenderungan marginal berkonsumsi turun berkat adanya kenaikan pendapatan, maka diperlukan suntikan investasi dengan dosis besar guna memperoleh tingkat pendapatan dan pekerjaan yang lebih tinggi dalam perekonomian (Jhingan,1990 : 168 ).

  Harrod-Domar dalam teorinya lebih menitikberatkan bahwa akumulasi kapital mempunyai peranan ganda, yaitu menimbulkan pendapatan dan menaikkan kapasitas produksi dengan cara memperbesar persediaan kapital. Misalnya ketika ada keseimbangan pada tingkat full

  

employment income maka untuk memelihara keseimbangan setiap tahun

  dibutuhkan pengeluaran karena investasi harus cukup untuk menaikan output yang timbulkan (Irawan dan Suparmoko,1979 : 51).

  Bahwa perekonomian menghadapi suatu persoalan bila tidak cukup investasi hari ini, maka pengangguran akan terjadi sekarang tetapi bila ada investasi pada hari ini, maka besok pagi dibutuhkan investasi yang lebih banyak dari pada hari ini untuk menaikkan permintaan sehingga kapasitas produksi yang bertambah dapat digunakan dan kapasitas menganggur idea capacity yang berlebihan dapat dihindarkan besok pagi.

  Sebab bila permintaan tidak dicukupi maka akan menyebabkan turunnya investasi dan akan terjadi depresi hari lusa untuk dapat tinggal landas (Irawan dan Suparmoko,1979 : 57).

  Menurut (Adam Smith), berbicara tentang pentingnya faktor manusia sebagai komponen penting penopang pembangunan karena pembangunan bukan sekedar perkara pemasokan modal dan teknologi saja, tetapi dibutuhkan manusia yang dapat mengembangkan sarana material tersebut supaya menjadi produktif. Untuk ini dibutuhkan manusia modern dengan ciri-ciri keterbukaan terhadap pengalaman dan ide baru, berorientasi ke masa sekarang dan masa depan punya kesanggupan merencanakan percaya bahwa manusia bisa mengusai alam dan bukan sebaliknya. Artinya, dengan memberikan lingkungan yang tepat setiap orang bisa diubah menjadi manusia modern setelah dia mencapai usia dewasa ( Arief Budiman, 2000: 34).

  Menurut Adam Smith bahwa pendidikan adalah paling efektif untuk mengubah manusia, dampak pendidikan tiga kali lebih kuat dibandingkan dengan usaha-usaha lainnya, kemudian pengalaman kerja dan pengenalan terhadap media massa merupakan cara kedua yang efektif untuk mendorong proses modernsasi (Arief Budiman, 2000 :35).

3. Sumber Daya Manusia

  Sumber daya manusia atau human resaurces mengandung dua pengertian yaitu pertama adalah sumber daya manusia (SDM) mengandung pengertiaan usaha kerja atau jasa yang diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini sumber daya manusia mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari (1) golongan yang bersekolah, (2) golongan yang mengurus rumah tinggal dan (3) golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu, kelompok ini sering juga dinamakan sebagai potensil labor force .

  Tenaga kerja = Angkatan Kerja + Bukan Angkatan Kerja Banyak studi empiris dilakukan untuk melihat kaitan antara kualitas sumber daya manusia dan pertumbuhan. Denison (1962 : 34) misalnya menemukan adanya sumbangan yang besar dari peningkatan years of

  

secholl terhadap pertumbuhan di Amerika Serikat, serta Mankiw Romer dan

  Weil (1992:68) menyatakan bahwa partisipasi pendidikan dan investasi yang cukup besar untuk pendidikan pada tahun 60-an merupakan faktor penting dalam menjelaskan variasi pertumbuhan negara-negara di dunia selama 30 tahun terakhir ini. Mereka memperlihatkan bahwa kualitas sumber daya manusia menyumbang secara cukup berarti bagi pertumbuhan adalah physical capital .