SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN

SOSIAL TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN

MOTIVASI BERPRESTASI DI SEKOLAH PADA REMAJA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  

Program Studi Psikologi

  Oleh: YUSTINA KURNIA SAPTI

  NIM : 019114053 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

K eramahan dalam bertutur kata menciptakan rasa percaya diri,

keramahan dalam berpikir menciptakan kesempurnaan, keramahan dalam memberi

melahirkan kasih sayang

(L ao-T se)

  

I a membuat segala sesuatu indah pada waktunya,

bahkan I a memberikan kekekalan dalam hati mereka.

T etapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan A llah

dari awal sampai akhir..

  

(P engkhotbah 3 : 11)

  K arya yang sederhana ini aku persembahkan untuk T uhan Y esus K ristus dan B unda M aria yang selalu memberikan rahmat dan kasih. U ntuk B apak dan I bu tercinta yang selalu mendoakan dan mendukungku U ntuk adikku tercinta lia U ntuk kekasihku tercinta B enediktus B ayu A rdiyanto yang selalu mengisi hari-hariku dengan suka dan duka. U ntuk semua saudara dan sahabat-sahabatku Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang sudah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 19 Januari 2007 Penulis

  Yustina Kurnia Sapti

  

ABSTRAK

Yustina Kurnia Sapti (2007). Hubungan Antara Kemampuan

Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya Dengan Motivasi

Berprestasi di Sekolah Pada Remaja. Yogyakarta: Fakultas Psikologi;

Jurusan Psikologi, Program Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah pada remaja. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berpreatasi di sekolah.

  Subjek yang dipakai dalam penelitian ini adalah siswa kelas satu SMA St. Mikael Sleman, baik pria maupun wanita dengan jumlah responden sebanyak 56 siswa yang terdiri dari 26 pria dan 30 wanita. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan skala. Metode skala digunakan untuk mengukur kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya, dan motivasi berprestasi di sekolah. Untuk mengetahui hubungan antara variabel kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah digunakan korelasi Product

  Moment Pearson

  Koefisien korelasi yang diperoleh dalam penelitian ini adalah r=0,243 p=0.036( Signifikasi 1 ekor ). Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah pada remaja. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya maka semakin tinggi pula motivasi berprestasi di sekolah, sebaliknya semakin rendah kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya maka semakin rendah pula motivasi berprestasi di sekolah.

  

ABSTRACT

Yustina Kurnia Sapti (2007). Relationship for Social Adjustment

Ability to Peers with Achievement Motivation at School for Adolescent.

Yogyakarta: Department of Psychology; Faculty of Psychology, Sanata

Dharma University.

  This research is a correlational research and aimed to study relationship between social adjustment ability to peers and achievement motivation at school for adolescent. Hypothesis in this research show there is a positive relationship between social adjustment ability to peers with achievement motivation at school. The higher social adjustment ability to peers, achievement motivation at school excelsior will also.

  The subject of this research are student class one on St. Mikael Senior High School, consist of 56 student man and women, consisted of 26 men and 30 women . Data collection in this research used scale method. Data collection in this research used scale method. To find the correlation between social adjustment ability to peers with achievement motivation at school used Product Moment Pearson correlation.

  Corelation Corfficient found in this research was r=0,243 p=0.036 (1- tailed). There are significant positive correlation between social adjustment ability to peers with achievement motivation at school. The result showed that the higher social adjustment ability to peers, achievement motivation at school excelsior will also, and so on the contrary.

  Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan karunia -Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang harus ditempuh penulis untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu ( SI ) pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini takkan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dukungan, dan dorongan dari berbagai pihak yang sangat berarti bagi penulis. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar -besarnya kepada :

  1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan izin penelitian.

  2. Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Si., selaku kaprodi Psikologi Fakultas Psikologi Univers itas Sanata Dharma.

  3. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M., S.Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis, atas nasehat dan dukungannya serta atas bantuannya selama penulis menjalani kuliah.

  4. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang penuh kesabaran telah membimbing dan memberi nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

  5. Ibu ML. Anantasari, S.Psi., M.Si., selaku dosen penguji, atas kritik dan masukannya.

  6. Bapak Y. Agung Santoso, S.Psi., selaku dosen penguji, atas kritik dan masukannya.

  7. Para Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan Ilmu dan pengetahuan tentang dunia psikologi yang sangat menarik.

  8. Segenap karyawan Fakultas Psikologi ; Mbak Nani, Mas Gandung dan Pak Gi di sekretarist Fakultas Psikologi, serta Mas Muji dan Mas Doni di Laboratorium Fakultas Psikologi dan Ruang Baca atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis kuliah.

  9. Bapak Kepala Sekolah SMU PL Sedayu yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan Uji Coba.

  10. Bapak kepala Sekolah SMU St. Mikael Sleman yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian.

  11. Ibu Siti, selaku staf pengajar Bimbingan dan Konseling di SMU St.

  Mikael, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis melakukan penelitian.

  12. Adik-adik Kelas satu SMU St Mikael atas waktu dan kesediannya mengisi kuesioner dan angket penelitian.

  13. Bapak dan Ibu tercinta serta adikku yang telah memberikan kasih sayang, doa dan dukungan yang tak pernah berhenti kepada penulis.

  14. Om dan Tante, Budhe dan Pakdhe serta seluruh sepupu dan saudaraku semua, terima kasih atas doa dan dukungannya.

  15. Keluarga Bp. Sulistyanto, terima kasih atas doa, bantuan dan dukungannya selama penulis kuliah.

  16. Bayu, terimakasih atas doa, cinta, dukungan, perhatian serta kebersamaannya selama ini.

  17. Dewi & Rani (makasih ya selama ini kalian telah menjadi sahabat

  terbaikku, berkat kalianlah aku bisa seperti ini. Kenangan manis bersama kalian tak akan aku lupakan, )

  18. Teman-teman angkatan 2001, Nino (trimakasih atas privat SPSS nya,

  tanpa bantuan dan dukunganmu aku belum tentu bisa menyelesaikan skripsi ini ), Evi & Novi (Aku kangen sama kalian …), Belu & Elly

  (Akhirnya kita wisuda bareng ..), Rini (makasih atas bantuan dan

  pinjaman buku-bukunya ya… ), Youland (ayo kuliah yang bener!), Yosi

  (makasih atas saran -saran dan informasinya ya..) dan teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas kebersamaannya sehingga membuat keceriaan selama masa perkuliahan, semoga kebersamaan kita dapat menjadi kenangan terindah bagi kita.

  19. Teman-teman seperjuangan, Mbak Puti, Mbak Ajeng (00) dan Deni (01), Mbak Ayu (99) terima kasih atas diskusi dan dukungannya.

  20. Teman-teman KKN angkatan XV di Ghifari ; Ninda (PBI ‘01), Nadia (Farmasi’02) dan Valent (P.Mat’01) , kapan nih kita bisa ngumpul lagi ?

  21. Ita (atas dukungan, perhatian kebersamaan dan persahabatan dari kecil

  samapai sekarang dan selamanya. Amien), Tantie ( atas dukungan dan bantuan sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini ).

  22. Teman-teman Lektor di Gereja ; Mbak Reni, Mas Andris dan Mbak Dini, terima kasih atas doa, dukungan dan kebersamannya, kenangan bersama kalian tak akan aku lupakan. ( I love you all).

  23. Kepada semua pihak yang telah membantu dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan.

  Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini masih dapat berbagai kekurangan. Penulis juga mengharapkan kritik serta saran sehingga skripsi ini dapat berguna bagi ilmu psikologi.

  Yogyakarta , 19 Januari 2007 Penulis

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………….. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………….. ii PENGESAHAN ……………………………………………………. iii MOTTO …………………………………………………………….. iv PERSEMBAHAN ………………………………………………….. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………. vi ABSTRAK ………………………………………………………….. vii ABSTRACT ………………………………………………………… viii KATA PENGANTAR ……………………………………………… ix DAFTAR ISI ………………………………………………………... xiii DAFTAR TABEL …………………………………………………... xvi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xvii BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………….

  1 A. Latar Belakang ……………………………………………… 1

  B. Rumusan Masalah …………………………………………... 7

  C. Tujua n Penelitian ……………………………………………. 7

  D. Manfaat Penelitian …………………………………………... 7

  BAB II. KAJIAN TEORI ……………………………………............ 9 A. Motivasi Berprestasi ………………………………………...

  9

  1. Pengertia Motivasi ……………………………………….. 9

  2. Pengertian Motivasi Berprestasi di Sekolah……………… 10

  3. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi di Sekolah……………. 12

  B. Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya ………………... 12

  1. Pengertia Penyesuaian Sosial ……………………………… 12

  2. Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya ……………... 13

  3. Indikator Penyesuaian Sosial ………………………………. 14

  C. Remaja ……………………………………………………….. 17

  2. Tugas Perkembangan remaja ……………………………… 18

  1. Validitas Alat Tes …………………………………………. 28

  B. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………….. 34

  b. Skala Motivasi Berprestasi Di Sekolah …………….... 32

  a. Skala Kemampuan Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya …………………………….. 31

  2. Uji Coba Alat Ukur ………………………………………... 30

  1. Perijinan Penelitian ………………………………………... 30

  BAB IV. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………….. 30 A. Persiapan Penelitian ………………………………………….. 30

  G. Metode Analisis Data ………………………………………... 29

  2. Reliabilitas ………………………………………………… 29

  F. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data ………….. 28

  D. Hubungan Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya Dengan Motivasi Berprestasi di Sekolah …………………………………………………….. 19

  2. Skala Motivasi Berprestasi di Sekolah ……………………. 27

  1. Skala Kemampuan Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya …………………………………… 25

  E. Alat Pengumpulan Data ………………………………………. 25

  D. Subjek Penelitian …………………………………………….... 24

  3. Kemampuan Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya .. 24

  2. Motivasi Berprestasi di Sekolah ……………………………..24

  1. Remaja …………………………………………………….....23

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………. 23 A. Jenis Penelitian ………………………………………………... 23 B. Variabel Penelitian ……………………………………………. 23 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ……………………....23

  E. Hipotesis ……………………………………………………… 22

  C. Analisis Data …………………………………………………. 34

  2. Uji Hipotesis ……………………………………………..... 36

  D. Pembahasan ………………………………………………….. 37

  BAB V. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ………………………... 40 A. Kesimpulan …………………………………………………... 40 B. Saran …………………………………………………………. 40 C. Keterbatasan Penelitian ……………………………………… 41 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 42 LAMPIRAN ………………………………………………………….. 45

  

DAFTAR TABEL

  Hal

  

Tabel 1. Alternatif Jawaban dan Pembobotannya ........................................ 26

Tabel 2. Komponen dan sebaran item Skala penyesuaian sosial

  terhadap teman sebaya sebelum uji coba ....................................... 26

  

Tabel 3. Alternatif Jawaban dan Pembobotannya ........................................ 28

Tabel 4. Komponen dan sebaran item skala motivasi berprestasi

  di sekolah sebelum uji coba .............................................................. 28

  Tabel 5. Komponen dan sebaran item Skala penyesuaian sosial

  terhadap teman sebaya penelitian ..................................................... 32

  Tabel 6. Komponen dan sebaran item skala motivasi berprestasi

  di sekolah penelitian ......................................................................... 33

  

Tabel 7 . Deskripsi subjek penelitian .............................................................. 34

Tabel 8. Uji normalitas one sample Kolmogrov-Smirnov ............................. 35

Tabel 9 . Uji Linearitas .................................................................................... 35

Tabel 10. Korelasi antara penyesuaian sosial terhadap

  teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah pada remaja …………………………………………… 36

  DAFTAR LAMPIRAN

  Hal Lampiran A. Skala Uji Coba ....................................................................... 45

  1. Skala Kemampuan Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya

  2. Skala Motivasi Berprestasi di Sekolah Lampiran B. Skala Penelitian ....................................................................... 46

  1. Skala Kemampuan Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya

  2. Skala Motivasi Berprestasi di Sekolah Lampiran C. Data Uji Coba .......................................................................... 47

  1. Data Kemampuan Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya

  2. Data Motivasi Berprestasi di Sekolah Lampiran D.Reliabilitas Skala Uji Coba ...................................................... 48

  1. Reliabilitas Kemampuan Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya

  2. Reliabilitas Motivasi Berprestasi di Sekolah Lampiran E. Data Penelitian ........................................................................ 49

  1. Data Kemampuan Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya

  2. Data Motivasi Berprestasi di Sekolah Lampiran F. Reliabilitas Skala Penelitian .................................................... 50

  1. Reliabilitas Kemampuan Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya

  2. Reliabilitas Motivasi Berprestasi di Sekolah Lampiran G. Uji Asumsi .............................................................................. 51 Lampiran H. Uji Hipotesis ........................................................................... 52

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu yang memiliki prestasi tingggi keberadaannya diakui dalam

  kehidupan sehari-hari. Bagi masyarakat Indonesia individu yang berprestasi sangat dihargai dan biasanya mendapat tempat yang layak dalam kehidupan sosial masyarakat. Keadaan semacam ini membuat lingkungan di mana kita tumbuh dan berkembang berusaha mendorong dan menciptakan situasi demi tercapainya suatu prestasi, baik di sekolah, di tempat kerja maupun dalam masyarakat.

  Prestasi yang tinggi di sekolah sangat didambakan oleh semua remaja, karena dengan adanya nilai atau prestasi yang bagus di sekolah akan menimbulkan perasaan bangga bagi remaja yang bersangkutan. Prestasi yang baik dapat memberikan kepuasan pribadi dan ketenaran. Prestasi juga sangat penting bagi remaja karena apabila remaja memiliki prestasi tentu akan memperoleh status pekerjaan yang lebih besar di masa yang akan datang dari pada remaja yang prestasinya rendah (Rola, 2006). Inilah sebabnya mengapa prestasi, baik dalam olah raga maupun tugas-tugas sekolah menjadi minat yang kuat sepanjang masa remaja (Hurlock, 1991 ) sehingga membuat remaja terdorong untuk terus menerus berusaha mencapai prestasi di sekolah. Faktor yang amat penting dalam mendorong terciptanya prestasi di sekolah salah

  2 selain itu dapat pula dipengaruhi oleh keinginan untuk diterima secara sosial dalam pergaulan sehari-hari di sekolah dan masyarakat.

  Motivasi berprestasi di sekolah dalam hal ini adalah suatu dorongan yang melatar belakangi individu berbuat untuk mencapai keberhasilan yang berkaitan dengan pelajaran-pelajaran di sekolah (Gunarso, 2001 :140). Motivasi berprestasi di sekolah pada remaja sering kali mengalami perubahan, hal ini di sebabkan keinginan manusia selalu berubah-ubah sesuai dengan kebutuhannya atau kepentingannya, misalnya pada suatu waktu tertentu remaja hanya menginginkan nilai yang tinggi semata, tetapi pada waktu yang lain remaja menginginkan ilmu bukan lagi nilai. Ke dua contoh tersebut memperlihatkan bahwa motivasi berprestasi di sekolah setiap remaja bersifat dinamis dan gerakannya sesuai dengan kepentingan-kepentingannya.

  Motivasi berprestasi di pengaruhi oleh banyak faktor. Faktor -faktor ini ada yang mendukung dan ada pula yang menghambat perkembangan dan terwujudnya motivasi berprestasi. Faktor ini berupa pengaruh internal dari dalam diri individu seperti kebutuhan, minat, keingintahuan dan kesenangan serta faktor eksternal yang bersumber dari lingkungan di luar diri individu (Woolfolk, 1995:332) .

  Salah satu faktor internal yang mempengaruhi motivasi berprestasi adalah minat. Pada masa remaja , individu mengalami perubahan dalam minat, antara lain minat pada prestasi. Veroff (Martaniah, 1984:51) mengemukakan minat pada prestasi menyebabkan remaja berusaha untuk berprestasi bahkan menimbulkan persaingan di antara remaja akibat dari terjadinya integrasi pola-

  3 pola motivasi yang mengandung kompetisi dengan diri sendiri dan dengan orang lain pada masa remaja.

  Faktor la in yang mempengaruhi adalah faktor eksternal, yaitu lingkungan berupa nilai-nilai kebudayaan yang berkembang di masyarakat di mana individu tinggal (Martaniah, 1984:18). Pengaruh dari lingkungan tersebut membuat motivasi berprestasi secara akademik setiap remaja berbeda-beda. Lingkungan yang mempengaruhi motivasi berprestasi remaja, diantaranya adalah lingkungan keluarga , masyarakat dan sekolah. Lingkungan yang paling berpengaruh adalah pergaulan dengan teman sebaya. Pergaulan dengan teman sebaya berpengaruh besar terhadap segi-segi karakterologis anak, termasuk motivasi berprestasinya yang bisa tinggi atau rendah (Gunarso, 2001:145). Peranan kawan-kawan di sekolah bisa dijadikan patokan atau ukuran sejauh pengaruh positif atau pengaruh negatif mempengaruhi sikap- sikapnya terhadap pelajaran atau terhadap guru-gurunya . Pengaruh negatif tersebut bisa menimbulkan kemalasan dan kurangnya gairah untuk mencapai angka setinggi-tingginya.

  Interaksi antara guru dan siswa dapat mendorong atu pun menghambat motivasi berprestasi di sekolah. Cara berinteraksi guru dan teman sebaya yang baik membuat siswa merasa senang dan terdorong untuk belajar dan mencapai nilai sebaik -baiknya, sehingga ia mempunyai motivasi berprestasi di sekolah (Gunarso,2001:145) . Sebaliknya jika interaksi antara guru dan teman sebaya di sekolah tidak baik maka siswa akan sulit untuk belajar dan tidak mempunyai motiva si untuk berprestasi di sekolah.

  4 Berdasarkan hal tersebut maka seorang remaja harus bisa berinteraksi dengan baik di sekolah dengan melakukan penyesuaian diri dengan orang lain yang dinamakan dengan penyesuaian sosial

  Penyesuaian sosial adalah keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan orang lain (Hurlock, 1997:214). Seorang remaja harus mampu melakukan penyesuaian sosial dengan baik terutama dengan teman sebaya di sekolah, karena remaja memiliki kebutuhan yang tinggi untuk berelasi dengan orang lain khususnya dalam kelompok teman sebaya. Kebutuhan yang tinggi untuk berelasi dengan teman sebaya, menurut Hurlock (1991) disebabkan karena remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebayanya.

  Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubunga n dengan masyarakat sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum (Mu’tadin, 2002).

  Penyesuaian sosial di sekolah dilakukan oleh remaja terhadap teman sebaya nya, karena sebagian besar waktu mereka dihabiskan bersama teman- temannya , sehingga ia harus bisa menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya.

  Kemampuan remaja dalam melakukan pe nyesuian sosial di sekolah berbeda-beda, ada yang mampu melakukan penyesuaian soaial dengan baik dan ada yang kurang. Remaja yang berhasil dalam penyesuaian sosial akan mengalami kebahagiaan, sedangkan remaja penyesuaian sosialnya buruk akan

  5 sedih dan kurang diterima oleh teman-teman sekelas dan merasa tidak mengalami kegembiraan sebagaimana dialami teman-teman sekelas, sehingga ia akan membenci sekolah dan tidak berminat pada pendidikan (Hurlock, 1991: 221)

  Remaja yang kurang berminat pada pendidikan biasanya menunjukkan ketidak senangan dengan cara menjadi orang yang berprestasi rendah, bekerja di bawah kemampuannya dalam setiap mata pelajaran dan membolos (Hurlock, 1991: 221). Berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa remaja yang tidak mampu melakukan penyesuaian sosial dengan teman sebayanya di sekolah kurang memiliki motivasi berprestasi di sekolah.

  Fenomena yang nampak di lapangan menunjukkan bahwa remaja yang memiliki banyak teman lebih mudah untuk mengadakan kegiatan kelompok belajar. Dengan melakukan kegiatan tersebut bersama kelompoknya, maka remaja dengan mudah mencari berbagai informasi yang dibutuhkan untuk menunjang belajarnya sehingga ia dapat belajar dengan baik dan memperoleh prestasi yang baik. Selain itu remaja yang memiliki banyak teman akan mempunyai semangat yang tinggi untuk mengikuti kegiatan- kegiatan di sekolah yang meliputi kegiatan belajar dan ekstrakurikuler sehingga ia mempunyai motivasi yang tinggi untuk berprestasi. Remaja yang tidak memilik i banyak teman dan kesepian secara tidak langsung akan berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya. Ia sulit untuk bertukar pikiran dengan teman mengenai masalah dalam pelajaran, sehingga ia mengalami

  6 kesulitan dalam belajar dan menjadi malas yang akhirnya membuat ia tidak mempunyai motivasi berprestasi di sekolah.

  Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa penyesuaian sosial terhadap teman sebaya yang baik akan berdampak baik pula terhadap motivasi berprestasinya di sekolah. Artinya apabila remaja memiliki kemampuan untuk melakukan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan baik maka ia akan memiliki motivasi berprestasi di sekolah. Di sisi lain nampak pula fenomena yang menunjukkan bahwa remaja yang memiliki banyak teman, mudah bergaul, diperhatikan oleh banyak teman justru berakibat buruk pada prestasinya. Hal ini disebabkan karena remaja yang bersangkutan lebih banyak menggunakan waktu dan tenaganya untuk melakukan berbagai kegiatan bersama kelompoknya, dimana kegiatan tersebut mengarah pada kegiatan yang kurang bermanfaat pada tugas belajarnya. Remaja yang mampu melakukan penyesuaian sosial dengan baik tidak menjamin dia akan memiliki motivasi berprestasi yang baik, bila tidak didukung oleh pemanfaatan waktu yang tepat untuk belajar.

  Uraian di atas didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya yaitu bahwa kemampuan penyesuaian sosial memiliki hubungan yang positif dengan motivasi belajar siswa (Hindari, 2004). Selain itu penyesuaian sosial juga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa (Wanito, 2000)

  Berkaitan dengan kemampuan penyesuaian sosial dan melihat fenomena -fenomena yang terdapat di lapangan serta melihat hasil penelitian sebelumnya mengenai kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya

  7 maka timbul pertanyaan dalam diri peneliti yaitu apakah ada hubungan antara kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah pada remaja?. Penjelasan dan pertanyaan di atas mendorong penulis untuk mengembangkan penelitian untuk melihat lebih jauh hubungan mengenai kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah pada remaja.

  B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah pada remaja

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hubungan antara kemampuan penyesuaian sosial terhada p teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah pada remaja.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoretis Untuk memperluas pandangan mengenai penyesuain sosial terhadap teman sebaya dan motivasi berprestasi di sekolah dalam ilmu psikologi pendidikan, sehingga dapat menjadi bahan informasi dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

  8

  2. Manfaat Praktis Memberikan informasi bagi para pembaca mengenai penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dan motivasi berprestasi di sekolah pada remaja.

  Motivasi berbeda dengan motif dan need , namun ke-tiga hal tersebut saling berkaitan. Motivasi adalah pemberian atau pe nimbulan motif (As’ad, 2002:45), sedangkan motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motif tersebut merupakan suatu driving

  force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah-laku, dan di dalam

  perbuatannya itu, me mpunyai tujuan tertentu (As’ad, 2002:45). Dorongan atau kehendak timbul karena ada kekurangan atau kebutuhan yang menyebabkan keseimbangan dalam jiwa seseorang terganggu (Gunarsa, 983:92). Kebutuhan tersebut disebut dengan istilah need (As’ad, 2002:45).

  Berdasarkan uraian tersebut maka motivasi menurut As’ad dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang menimbulkan dorongan. Dorongan tersebut muncul karena adanya need atau kebutuhan.

  Berbeda dengan As’ad, Dirgagunarsa (1978), mengungkapkan bahwa motivasi adalah dorongan atau kehendak, hal itu yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang itu berbuat

  10 (Rola, 2006) yang menerangkan bahwa motivasi sebagai suatu dorongan yang mendorong individu untuk menampilkan tingkah laku secara persisten yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Jadi bisa dikatakan bahwa orang yang memiliki motivasi adalah orang yang memiliki keinginan yang kuat untuk berperilaku guna mencapai tujuan yang diinginkan.

  Woolfolk (1995), mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan internal yang menggerakkan, mengarahkan dan mempertahankan perilaku.

  Menurut definisi ini maka orang memiliki motivasi apabila perilaku orang tersebut diarahkan dan digerakkan dari dalam dirinya.

  Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi merupakan keadaan internal berupa dorongan yang mendorong, menggerakkan dan mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan. Dalam penelitian ini yang dimaksud motivasi adala h dorongan, bukan sesuatu yang menimbulkan dorongan.

  Motivasi berprestasi merupakan kecenderungan untuk memperjuangkan kesuksesan atau memperoleh hasil yang sangat didambakan (Chaplin, 2002). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Woolfolk (1995:142) yang mengatakan bahwa Motivasi berprestasi merupakan hasrat atau dorongan untuk meningkatkan suatu keunggulan dan meraih suatu kesuksesan. Jadi, bisa dikatakan bahwa individu yang memiliki

  11 motivasi berprestasi adalah individu yang memiliki orientasi pada tugas, menyukai pekerjaan-pekerjaan yang menantang dan selalu berjuang untuk mencapai hasil yang diinginkan.

  Murray, lindgren (Martaniah, 1984), mengatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk berprestasi, seperti dorongan untuk mengatasi rintangan-rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi. Mereka yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi berbeda dari orang lain dalam keinginan kuat mereka untuk melakukan hal-hal atau pekerjaan dengan lebih baik.

  Motivasi berprestasi dalam penelitian ini dibatasi pada motivasi berprestasi di sekolah. Motivasi berprestasi di sekolah adalah suatu dorongan yang melatar belakangi individu berbuat untuk mencapai keberhasilan yang berkaitan dengan pelajaran-pelajaran di sekolah (Gunarso, 2001 :140). Dorongan tersebut sangat penting untuk mencapai keberhasilan, karena dalam banyak hal kegagalan seseorang tidak hanya disebabkan terbatasnya kemampuan, tetapi juga disebabkan tidak adanya dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai keberhasilan.

  Berdasarkan beberapa pengertian motivasi berprestasi di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi berprestasi di sekolah adalah dorongan untuk memperjuangkan, memperoleh dan meningkatkan kesuksesan yang be rkaitan dengan pelajaran-pelajaran di sekolah.

  12

  Haditono, 1987 (Ratna, 2002 : 18), mengungkapkan mengenai aspek-aspek dari motivasi berprestasi atau indikator dari motivasi berprestasi, yaitu: a. Keinginan berprestasi sebaik-baiknya.

  b. Mengadakan antisipasi berencana.

  c. Usaha -usaha yang kreatif untuk mencapai cita-cita.

  d. Perasaan yang kuat dalam pencapaian tujuan.

  e. Tidak takut gagal dan berani mengambil resiko.

  f. Mempunyai perasaan tanggungjawab personal.

  Dari aspek-aspek tersebut maka dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan beruasaha untuk mencapai suatu prestasi dengan usaha -uasaha yang kreatif dan tanggung jawab.

  Hurlock (1993:287) menyatakan bahwa penyesuaian sosial adalah keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya. Hal tersebut didukung oleh pernyatan Sears (1991:13), bahwa pe nyesuaian sosial merupakan alasan seseorang untuk menyesuaikan dirinya karena ingin diterima di dalam kelompok dan untuk menghindari celaan. Dengan

  13 demikian penyesuaian sosial sebenarnya adala h penyesuaian diri dengan orang lain.

  Pada masa remaja penyes uaian sosial sangat dibutuhkan karena pada masa ini remaja sedang mencari otonomi dari orang tua mereka dan dari orang dewasa lain, selain itu remaja juga sedang mencari penyesuaian untuk diterima oleh kelompok remaja (Conformity

  Penyesuaian sosial adalah keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya (Hurlock, 1993:287). Penyesuaian sosial ini merupakan salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit.

  Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan diri dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga di sekolah. (Hurlock, 1992:21). Dalam penelitian penyesuaian sosial dibatasi pada teman sebaya.

  Pada masa remaja penyesuaian sosial sangat dibutuhkan karena pada masa ini remaja sedang mencari otonomi dari orang tua mereka dan dari orang dewasa lain, selain itu remaja juga sedang mencari penyesuaian untuk diterima oleh kelompok remaja (Conformity )

  Melihat pernyataan di atas maka penyesuaian sosial terhadap teman sebaya merupakan tugas perkembangan remaja yang harus di lalui.

  14 Remaja harus bisa menyesuaikan diri dengan dengan teman-temannya dari berbagai jenis kelamin.

  3 . Indikator Penyesuaian Sosial

  Hurlock (1993:287) menyebutkan empat indikator utama untuk menentukan penyesuaian sosial. Indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut:

  a. Penampilan nyata Penampilan nyata sangat berkaitan dengan minat-m inat pribadi remaja. Menurut Kernan (Hurlock, 1991: ) dalam perkembangan anak- anak, penampilan diri terutama dihadapan teman-teman sebaya merupakan petunjuk yang kuat dari minat remaja dalam sosialisasi.

  Menurut Hurlock (1993) perilaku sosial anak dinilai berdasarkan standar kelompoknya dan sejauh mana dapat memenuhi harapan kelompok. Remaja yang memiliki minat pada pakaian misalnya, akan berusaha keras untuk menyesuaikan dirinya dengan apa yang dikehendaki oleh kelompoknya dalam berpakaian. Ryan (Hurlock, 1992:220) mengatakan bahwa Salah satu persyaratan utama dalam hal berpakaian bagi kawula muda adalah bahwa pakaian yang dikenakan harus disetujui oleh kelompoknya. Jadi penyesuaian sosial sangat dipengaruhi oleh sikap teman-teman terhadap pakaian, maka sebagian besar remaja berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan apa yang dikehendaki kelompok dalam berpakaian.

  15 b. Penyesuaian diri tehadap berbagai kelompok

  Menurut Hurlock (1993:278) anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap berbagai kelompok, baik kelompok teman sebaya maupun kelompok orang dewasa secara sosial dianggap sebagai orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik.

  c. Sikap Sosial Sikap sosial menurut Soetarno (1989:12) merupakan satu kegiatan yang dinyatakan secara berula ng dan sama terhadap objek sosial yang dilakukan oleh masyarakat. Sikap dan perilaku sosial yang paling menonjol terjadi pada bidang hubungan heteroseksual, karena pada masa ini remaja menjadi lebih suka berada bersama lawan jenisnya ketimbang sesama jenis.

  Menurut Hurlock (Hindari, 2004:20) anak harus menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain, terhadap partisipasi sosial, dan terhadap perannya dalam kelompok sosial, bila ingin dinilai sebagai orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial.

  Sikap-sikap sosial yang menyenangkan dan diharapkan antara lain, kesediaan untuk membantu meskipun ia sendiri sedang mengalami kesulitan dan tidak mengharapkan imbalan atau balas jasa.

  Siswa SMU yang tidak dapat menjalankan perannya baik seba gai teman, sahabat atau pacar dengan baik akan merasa tersingkir

  16 dan dianggap telah keluar dari kelompoknya. Hal itu menyebabkan remaja bersangkutan merasa rendah diri, sehingga hubungan dengan remaja lain menjadi terganggu.

  d. Kepuasan Pribadi Menurut Hurlock (1997:287) untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial anak harus merasa puas terhadap kontak sosialnya dan terhadap peran yang dimainkan dalam situasi sosial, baik sebagai pemimpin maupun sebagai anggota. Kontak sosial dalam hal ini adalah hubungan antara remaja dengan teman sebaya lain dalam kelompoknya atau dalam kelompok lain.

  Prestasi yang baik dapat memberikan kepuasan pribadi dan ketenaran. Prestasi ini mencakup bidang-bidang yang dianggap penting bagi kelompok dan dapat menimbulkan harga diri. Bidang-bidang itu antara lain: olah raga, tugas-tugas sekolah atau akademik, dan kegiatan sosial, sehingga mereka menjadi termotivasi untuk berprestasi.

  e. Sifat kepribadian Hurlock (Hindari, 2004:22), menyebutkan sifat-sifat kepribadian yang dapat menimbulkan penyesuaian sosial yang baik, yaitu : jujur, setia, tidak mementingkan diri sendiri, dan ekstrovert. Sifat-sifat yang tidak disukai antara lain sifat mementingkan diri sendiri, keras kepala, gelisah, dan mudah marah.

  17 Pada tahun 1968, Norman Anderson (Hindari, 2004:23) menyusun daftar 555 kata sifat dan sifat yang disukai adalah ketulusan.

  Enam sifat teratas yang ditulis antara lain tulus, jujur, setia, terus terang, terbuka, dan dapat dipercaya.

  1. Pengertian Remaja Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1994 : 206).

  Kartono (Rola, 2006) mengungkapkan bahwa masa remaja sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Hal tersebut didukung oleh pendapat Piaget (Hurlock, 1991: 206), bahwa remaja adalah usia di mana individu mulai berinteraksi dengan masyarakat dewasa. Individu tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak, integrasi dalam masyarakat, mempunyai banyak aspek afektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber, termasuk di dalamnya juga perubahan intelektual yang mencolok.

  Kartono (Rola, 2006 ) juga mengungkapkan bahwa masa remaja sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

  18 Batasan mengenai usia remaja sangat bervariasi. Hurlock (1994:

  206), membagi masa remaja menjadi dua bagian, yaitu : awal masa remaja yang berlangsung kira-kira dari usia 13 tahun – 16 atau 17 tahun dan akhir masa remaja kira-kira usia 16 atau 17 tahun – 18 tahun.

  Menurut Gunarsa (1988:6), masa remaja berlangsung antara usia 12 tahun – 22 tahun, Sedangkan Monks, dkk (1988:219) menyebutkan usia remaja berlangsung antara umur 12 tahun-21 tahun

  Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa remaja adalah tumbuh menja di dewasa dan masa remaja merupakan masa penghubung antara masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa remaja terdapat berbagai perubahan, diantaranya terjadinya perubahan intele ktual, cara berpikir, perubahan fisik serta perubahan sosial.

  Menurut Havighurst (Sarwono, 1989:39), tugas perkembangan pada remaja itu adalah sebagai berikut : a. Menerima kondisi fisiknya dan memanfaatkan tubuhnya secara efektif.

  b. Menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari jenis kelamin manapun.

  c. Menerima peran jenis kelamin masing-masing (laki-laki atau perempuan).

  19 d. Berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya.

  e. Mempersiapkan karir ekonomi f. Mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga.

  g. Merencanakan tingkah laku sosial yang bertanggungjawab.

  h. Mencapai sistem nilai dan etika tertentu sebagai pedoman tingkah lakunya.