PENERIMAAN DIRI PADA PASIEN PASCA MASTEKTOMI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PENERIMAAN DIRI PADA PASIEN PASCA MASTEKTOMI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : NOVIANA PRIMA KUNTARI Nim: 019114048 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PENERIMAAN DIRI PADA PASIEN PASCA MASTEKTOMI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  

Program Studi Psikologi

Oleh :

NOVIANA PRIMA KUNTARI

  

Nim: 019114048

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

MOTTO

FILIPI 4:13

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan

kepadaku

AMSAL 1:7

  

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh

menghina hikmat dan Didikan

AMSAL 23:18

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Penulis mempersembahkan karya sederhana dan penuh perjuangan ini untuk:

Yang selalu menjagai hidupku, memberi berkat dan anugerah

My savior “Jesus Christ”

  

‘Thanks God’

Bapak dan Ibuku,

Yang telah memberikan dorongan doa dan kasih sayangnya.

  

Argo Dwi Setiawan,

Yang selalu setia memahami dan menyayangiku

Peppy dan Lea,

Adik-adikku “I Love You All”

  

Keluarga Besar Marto Suharjo dan Padmo Dimejo

Terima kasih atas doa dan dukungannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

Penerimaan diri pada pasien pasca mastektomi

Noviana Prima Kuntari (019114048)

  

Program Studi Psikologi, Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi atau tingkat penerimaan

diri pada pasien pasca mastektomi. Mastektomi berakibat buruk pada wanita yaitu

goncangan psikologis yang sangat besar, untuk itu penerimaan diri seseorang

yang merupakan hubungan yang realistik tanpa merasa terbebani oleh pandangan

masyarakat setempat, serta menerima keterbatasan diri secara realistik tanpa

merasa diri tercela memiliki pengaruh besar dalam menentukan kesehatan mental

seseorang. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merumuskan masalah

penelitian yaitu bagaimanakah kondisi atau tingkat penerimaan diri pada pasien

pasca mastektomi.

  Subyek dalam penelitian ini adalah 60 pasien kanker payudara yang telah

melaksanakan mastektomi (pasca mastektomi). Penelitian ini menggunakan

metode penyebaran skala penerimaan diri yang diisi oleh setiap subjek. Alat

pengumpulan data berupa Skala Penerimaan Diri. Uji realibilitas terhadap skala

penelitian menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0,976. Dari hasil tersebut

dapat dikatakan bahwa Skala Penerimaan Diri tersebut reliabel.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan diri pasien kanker

payudara pasca mastektomi adalah tinggi. Tingginya penerimaan diri pasien

kanker payudara pasca mastektomi ditunjukkan dari tingginya pemahaman pasien

terhadap pengetahuan tentang fisik diri sendiri, pemahaman yang realistis tentang

kemampuan diri dan kepuasan terhadap diri sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

Self- Acceptance towards Patient after Mastectomy

Noviana Prima Kuntari (019114048)

  

Psychology Study Program, Psychology Department, The Faculty of Psychology

Sanata Dharma University of Yogyakarta

The objective of this research was to know the condition or the level of

self-acceptance towards the patient after mastectomy. Mastectomy had bad

consequences to women because of psychological shock. For that reason, one’s

self-acceptanceis a realistic relationship without feeling any burden by local

community and also accept self-restriction realistically without feling disgraced

have big influence in determining someone’s mental health. Based on that

background the researcher had formulated the research problems on how the

condition or the level self-acceptance towards patient after mastectomy was.

  The subjects or the participants of this research were 60 breast-cancer

patients who have done mastectomy. This research used spreading method of self-

acceptance scale which was filled by every subject or participant. The tool of

collecting data was Self-Acceptance Scale. The reliability test to the research

scale has resulted reliability coefficient in the amount of 0,976. From that result it

could be said that the Self- Acceptance Scale had been reliable.

  The result of the research had shown that self-acceptance of breast-cancer

patients after mastectomy was high. The height of self-acceptance of breast-

cancer patients after mastectomy had been shown from the patient’s good

understanding on the knowledge of their own physics, self-ability and satisfaction

to themselves.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 11 September 2008 Penulis, Noviana Prima Kuntari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi

ini. Dalam penyusunan skipsi ini penulis telah berusaha dengan segenap

kemampuan yang ada, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna karena terbatasnya pengetahuan penulis.

  Pembuatan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang dengan rela

memberikan bantuannya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

  

1. Tuhan Yesus Kristus, terima kasih atas berkat dan karunia yang Kau berikan

kepadaku.

  

2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

yang memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  

3. Ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah mengarahkan, menyediakan banyak waktu dan memberikan masukan yang berharga kepada penulis dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.

  

4. Semua dosen Fakultas Psikologi, terima kasih atas segala bimbingan dan ilmu

yang diberikan. Staf Psikologi (Bu Nanik, Mas Gandung, Mas Muji, Mas Doni dan Pak Gik), yang telah membantu kelancaran penulis selama menjalankan studi di Fakultas Psikologi Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

5. Kedua orang tuaku yang selalu berdoa, memberikan cinta kasih, perhatian,

dukungan, kebaikan dan perlindungan tak berujung. Terima kasih atas semua yang diberikan. Maaf skripsinya baru selesai sekarang.

  

6. Adik-adikku Peppy dan Lea, terimakasih untuk semua cinta, keceriaan dan

doa yang diberikan.

  

7. Mas Argo, terima kasih atas semua cinta, duk ungan, semangat dan semua

masalah yang kau berikan kepadaku. Kau “Pria terhebatku”.

  

8. Keluarga besar Marto Suharjo dan Keluarga besar Padmo Dimejo, yang

selalu memberikan perhatian dan dorongan. Terima kasih.

  

9. Keluarga besar Bapak FX. Hartanto Klaten. Thanks buat segala

pengertiannya.

  

10. Pdt. Supiarso, Pdt. Wawan, dan Pdt. Obet yang telah memberikan dukungan

moril serta doa.

  

11. Sahabat-sahabatku: Awan, Ella, Sheila, Kristian dan Alm. Dodit Putra Septa.

  Kaulah teman sepanjang masaku.

  

12. Rehadini Sidawati dan Mas Eko Nur Cahyo, yang memberikan tumpangan

Novi melepas lelah.

  13. Mas Wayan dan Mbak Hayu, yang telah membantu terselesainya skripsi ini.

  

14. Semua responden yang terlibat dalam penelitian ini, terkhusus buat Bude

Yayuk, Tante Ira, Bulek Siti dan Eyang Marjo. Terima kasih atas semua

bantuannya dan tiada yang mustahil bagi Tuhan. Mujizat itu akan nyata.

  

15. Teman-temanku Psikologi: Evi, Hastin, Sapti, Rani, Tiwuk, Dewi, Devi,

Desta, Dik Wulan, Dik Wira dan semua Angkatan 2001 terkhusus kelas A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Noviana Prima Kuntari Nomor Mahasiswa : 019114048

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENERIMAAN DIRI PADA PASIEN PASCA MASTEKTOMI

  

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, menge lolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 26 September 2008

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

............................................................................................................ vii ABSTRACT

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. viii

KATA PENGANTAR........................................................................................... ix

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................ xii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................

  1 A. Latar Belakang.....................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah................................................................................

  5 C. Tujuan Penelitian .................................................................................

  5 D. Manfaat Penelitian..............................................................................

  5 1. Manfaat Teoritis ............................................................................

  5 2. Manfaat Praktis ..............................................................................

  6

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................

  7 A. Penerimaan Diri ...................................................................................

  7 1. Definisi ..........................................................................................

  7 2. Aspek-Aspek Penerimaan Diri.......................................................

  9 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Diri ...................

  11 B. Kanker Payudara dan Mastektomi .......................................................

  14 C. Perkembangan Dewasa .......................................................................

  17 D. Dinamika Penerimaan Diri Pasien Pasca Mastektomi.........................

  23 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..................................................... .......

  25 A. Jenis Penelitian ....................................................................................

  25 B. Variabel Penelitian...............................................................................

  25 C. Definisi Operasional ............................................................................

  25 D. Subjek Penelitian .................................................................................

  26 E. Metode dan Alat Pengambilan Data.....................................................

  27 F. Uji Kelayakan Alat Ukur ......................................................................

  29 1. Validitas..........................................................................................

  29 2. Seleksi Aitem .................................................................................

  31 3. Reliabilitas ......................................................................................

  31 G. Analisis Data .......................................................................................

  32 BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...........................................

  33 A. Persiapan Penelitian.............................................................................

  33 1. Uji Coba Alat Ukur ........................................................................

  33 2. Seleksi Aitem dan Reliabilitas Skala Try Out ................................

  33

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Pelaksanaan Penelitian.........................................................................

  35 C. Hasil Penelitian ....................................................................................

  35 1. Deskripsi Subjek Penelitian ...........................................................

  35 2. Deskripsi Data Penelitian...............................................................

  39 3. Hasil Analisis Data Penelitian .......................................................

  40 D. Pembahasan........................................................................................

  42 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................

  48 A. Kesimpulan .........................................................................................

  48 B. Saran.....................................................................................................

  48 C. Keterbatasan Penelitian .......................................................................

  49 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 3.1. Jumlah Aitem Skala Penerimaan Diri ................................................... 28Tabel 3.2. Distribusi Aitem Skala Penerimaan Diri............................................... 28Tabel 4.1. Distribusi Aitem Skala Penerimaan Diri Setelah Uji Coba................... 34Tabel 4.2. Distribusi Umur Pasien Kanker Payudara Pasca Mastektomi............... 36Tabel 4.3. Distribusi Tingkat Pendidikan Pasien Kanker Payudara Pasca Mastektomi ........................................................................................... 36Tabel 4.4. Jenis Pekerjaan Pasien Kanker Payudara Pasca Mastektomi ................ 37Tabel 4.5. Tahun Pelaksanaan Operasi Pasien Kanker Payudara........................... 38Tabel 4.6. Status Pasien Kanker Payudara ............................................................. 39Tabel 4.7. Perbandingan Skor Empirik dan Skor Teoritik Penerimaan Diri Pasien Kanker Payudara Pasca Mastektomi ......................................... 39Tabel 4.8. Uji Normalitas Variabel Penerimaan Diri............................................. 40Tabel 4.9. Penggolongan Penerimaan Diri Pasien Kanker Payudara Pasca Mastektomi ............................................................................................ 41Tabel 4.10. Penggolongan Aspek Penerimaan Diri Pasien Kanker Payudara Pasca Mastektomi ............................................................................................ 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Lampiran 1. Skala Penerimaan Diri (Try Out) Lampiran 2. Skala Penerimaan Diri (Penelitian) Lampiran 3. Identitas Responden Lampiran 4. Skor Aitem Penerimaan Diri Sebelum Digugurkan Lampiran 5. Skor Aitem Penerimaan Diri Setelah Digugurkan

Lampiran 6. Skor Aitem Aspek Pengetahuan Tentang Fisik Diri Sendiri

Lampiran 7. Skor Aitem Aspek Pemahaman Yang Realistis Tentang Kemampuan Diri Lampiran 8. Skor Aitem Aspek Kepuasan Terhadap Diri Sendiri

Lampiran 9. Reliabilitas Penerimaan Diri Sebelum Aitem Digugurkan

Lampiran 10. Reliabilitas Penerimaan Diri Setelah Aitem Digugurkan Lampiran 11. Uji Normalitas Data Lampiran 12. Daftar Responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah salah satu penyakit penyebab kematian di negara

  berkembang. Dari berbagai kanker yang ada, di Indonesia kanker payudara sampai saat ini merupakan kanker kedua tersering yang menyerang manusia setelah serviks. Namun demikian, kanker payudara menjadi penyumbang kematian ketiga terbesar setelah penyakit jantung (Natural 16, 10 Juli 2006).

  Di Indonesia, sampai saat ini belum ada data pasti pengidap kanker payudara. Data Departemen Kesehatan (1986) menyebut, bahwa kanker payudara menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. Terdapat kenaikan jumlah penderita kanker yang dirawat di rumah sakit dan jumlah kematian akibat penyakit tersebut. Data Surkesnas (2001) menyebutkan, di Indonesia, penyakit kanker sendiri menjadi penyebab kematian kelima.

  Keganasan kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua pada wanita setelah kanker leher rahim pada penelitian pathological-based, dengan frekwensi relatif 15,83% sesudah kanker leher rahim (25,57%), walaupun di beberapa rumah sakit besar telah terlihat bahwa frekwensi relatif kanker payudara lebih tinggi dibanding kanker rahim (Aryandono, http://www.gadjahmada.edu/index.php?page=rilis&artikel=1227, diakses 15 Mei 2008).

  Insiden kanker payudara sekitar 100 per 100.000 jiwa per tahun dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

data penderita kanker payudara di Amerika, Kanada dan Australia dalam

Website Imaginis the Breast Health Resources menunjukkan angka prevalensi

penderita kanker payudara di Indonesia sebesar 876.665 orang (diakses 10

Agustus 2007, dari Http://www.depkes.go.id).

  Data dari instalasi Kanker Terpadu Tulip di RS Sardjito Yogyakarta

menunjukkan dari tahun ke tahun terjadi kenaikan kasus kanker payudara. Di

tahun 2005, dari 1.269 kunjungan penderita di Instalasi Kanker Terpadu

Tulip, terbanyak adalah kanker payudara (31,1%), disusul kanker leher rahim

(4,9%) dan usia penderita terbanyak 46 – 50 tahun (Aryandono, dalam

http://www.gadjahmada.edu/index.php?page=rilis&artikel=1227, diakses 15

Mei 2008).

  Kusminarto (diakses 10 Agustus 2007, dari Http://www.depkes.go.id,)

mengatakan bahwa dunia kedokteran belum mampu menemukan cara untuk

pencegahan terhadap timbulnya kanker payudara. Para dokter berpendapat

banyak nyawa yang dapat diselamatkan jika ada cara efektif untuk deteksi

dini kanker payudara. Semakin dini diketahui keberadaan kanker payudara

ini, semakin besar kemungkinan dapat disembuhkan dengan penanganan yang

lebih tepat. Deteksi dini yang dianjurkan pemeriksaan payudara sendiri

(sadari) sejak usia 20 tahun dan pemeriksaan mamografi 1-2 kali pada usia 35

hingga 49 tahun. Cara pemeriksaan ini berhasil jika kanker payudara itu

memang sudah terjadi dengan ukuran tertentu.

  Di Rumah Sakit Dharmais, sebuah rumah sakit nasional khusus kanker,

pasien yang mengidap kanker ini kebanyakan kaum hawa, karena prioritas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

keluhan yang datang adalah masalah kanker payudara. Dr Nugroho Prayogo

SpD-KHOM menjelaskan bahwa kanker adalah sebutan untuk penyakit

dimana suatu sel di dalam tubuh berubah perangai menjadi ganas, tidak dapat

dikendalikan oleh tubuh dan berkembang, menyebar, serta merusak daerah

sekitarnya. Kanker menjadi ditakuti karena sekali berubah kadang kala

menjadi sulit dibasmi, terutama bila sudah terlampau berkembang, sehingga

hal ini menyebabkan kematian (Natural 16, 10 Juli 2006).

  Istilah kanker menyebabkan rasa takut pada para penderitanya,

merekapun lupa akan kemajuan-kemajuan yang tercapai belakangan ini

dalam pengendalian dan pengobatan kanker. Mereka juga lupa akan

kenyataan bahwa semua orang akan meninggal pada akhirnya nanti. Setiap

kanker dalam benak penderita, adalah penyakit yang tak dapat disembuhkan

dan tidak memberikan harapan hidup. Bagi sebagian orang, vonis kanker bisa

berarti akhir dari segalanya, seolah jalan kematian terbuka di depan mata,

padahal kemajuan teknologi medis memungkinkan kanker bisa terdeteksi

lebih awal dan penyebaran kanker bisa dihambat lebih cepat sehingga usia

harapan hidup lebih panjang. Selain itu, kemauan untuk hidup ternyata

merupakan terapi utama dari kanker.

  Pandangan penderita kanker terhadap dirinya sadar atau tidak sadar

sedikit banyak akan merasa terancam dengan keberadaan penyakit itu.

  

Penampilan tubuhnya mungkin akan berubah karena operasi atau perawatan

lain, sehingga cara mereka memandang dirinya ya ng sering disebut "citra

diri" pun akan berubah. Perbedaan radikal pastilah dapat menimbulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

masalah- masalah serius dalam penyesuaian diri. Operasi payudara biasanya

menyebabkan hilangnya buah dada dan jaringan sekelilingnya. Mastektomi

(pengangkatan payudara biasa) merupakan salah satu operasi yang mengubah

citra diri atau fungsinya, pasien yang menjalani operasi ini biasanya akan

mengalami perasaan resah dan tertekan karena pasien merasa kehilangan

sebagian tubuhnya yang sangat berharga, ia akan meratapi kehilangan itu,

karena baginya hidup tanpa organ tersebut seperti tidak berguna. Bahkan

kesedihannya itu seperti kesedihan yang dialami bila kita kehilangan

seseorang yang sangat dikasihi.

  Dr Rene C. Mastroito dalam Moster (1997) menerangkan bahwa

mastektomi berakibat buruk pada wanita. Goncangan psikologis akibat

mastektomi sangat besar. Seseorang wanita yang konsep dirinya tergantung

pada rasa kewanitaan dan citra dirinya sebagai wanita, akan menderita

kehilangan yang lebih besar daripada wanita yang menganggap ciri-ciri

tersebut kurang penting.

  Ketidaksiapan seorang penderita kanker dalam menerima situasi dan

kondisi pada waktu sakit membuat emosi mereka tidak stabil, sehingga

dengan mudah mereka merasa bahwa Tuhan jauh darinya dan mereka

kehilangan pengharapan kepada Tuhan. Akibat lainnya yaitu mereka akan

menjadi malu akan keadaan dirinya, rendah diri, menganggap dirinya tidak

berharga sebagai seorang manusia yang sederajat dengan individu lain,

sehingga individu ini cenderung tidak dapat menerima dirinya apa adanya.

Kondisi seperti inilah yang membuat seseorang penderita cenderung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menyalahkan keadaan dan menyalahkan Tuhan. Selain itu sebagian besar dari mereka akan menjadi tidak relistis dan menjadi tidak percaya akan kemampuan dirinya. Keadaan akan perubahan-perubahan itu membuat seorang penderita kanker payudara cenderung tidak mau mensyukuri dan menerima keberadaan hidupnya dan cenderung akan merubah penerimaan dirinya secara fisik.

  Melihat kondisi tersebut, sebagai realita yang sering dihadapi oleh banyak pasien yang menderita penyakit kanker payudara serta pasien yang telah melakukan mastektomi, menyebabkan penelitian ini penting untuk dilakukan dalam rangka melihat kondisi atau tingkat penerimaan diri pada pasien pasca mastektomi.

  B. Rumusan Masalah Untuk menjelaskan pokok permasalahan dalam penelitian ini maka berdasarkan uraian di atas rumusan masalah adalah: bagaimanakah tingkat penerimaan diri pada pasien pasca mastektomi? C.

   Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penerimaan diri pada pasien pasca mastektomi.

  D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan bahan pengembangan ilmu pengetahuan Psikologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kepribadian, klinis dan kesehatan khususnya tentang penerimaan diri pasien pasca mastektomi.

2. Manfaat Praktis

  Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan masukan untuk mengetahui penerimaan diri pasien dalam menerima kondisinya pasca mastektomi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Diri

1. Definisi

  Panes (dalam Hurlock, 1973) menyatakan bahwa penerimaan diri adalah suatu keadaan dimana individu memiliki keyakinan akan karakteristik dirinya, serta mampu dan mau untuk hidup dengan keadaan tersebut. Jadi, individu dengan penerimaan diri memiliki penilaian yang realistis tentang potensi yang dimilikinya yang dikombinasikan dengan penghargaan atas dirinya secara keseluruhan. Artinya, individu ini memiliki kepastian akan kelebihan-kelebihannya, dan tidak mencela kekurangan- kekurangan dirinya. Individu yang memiliki penerimaan diri mengetahui potensi yang dimilikinya dan dapat menerima kelemahannya.

  Hal tersebut didukung oleh pendapat dari Hjelle dan Ziegler (1981) yang menyatakan bahwa individu dengan penerimaan diri memiliki toleransi terhadap frustrasi atau kejadian-kejadian yang menjengkelkan, dan toleransi terhadap kelemahan-kelemahan dirinya tanpa harus menjadi sedih atau marah. Individu ini dapat menerima dirinya sebagai seorang manusia yang memiliki kelebihan dan kelemahan. Jadi, individu yang mampu menerima dirinya adalah individu yang dapat menerima kekurangan dirinya sebagaimana dirinya mampu menerima kelebihannya.

  Penerimaan diri menurut Wiley (dalam Anugerah, 1995)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

sumbangan pada kesehatan mental seseorang serta hubungan antar-pribadi.

Penerimaan diri mengandung pengertian adanya persepsi terhadap diri

sendiri mengenai kelebihan dan keterbatasannya untuk digunakan secara

efektif. Penerimaan diri juga adalah meningkatkan toleransi terhadap orang

lain dan terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya.

  

Mereka melihat manusia, dunia dan dirinya seperti apa adanya. Seseorang

yang memiliki penerimaan diri berarti dapat mengenali kekurangannya

sendiri dan berusaha untuk memperbaiki diri. Penerimaan diri akan

meningkatkan penilaian diri akan dapat mengkritik dirinya sendiri dan

bertanggung jawab terhadap pilihannya sendiri tidak menyalahkan ataupun

mencela orang lain karena keadaan dirinya.

  Ahli-ahli lain; Sartain dkk (1973) dan Hurlock (1974), berpendapat

bahwa penerimaan diri adalah keinginan untuk memandang diri seperti

adanya, dan mengenali diri sebagaimana adanya. Ini tidak berarti kurangnya

ambisi karena masih adanya keinginan-keinginan untuk meningkatkan diri,

tetapi tetap menyadari bagaimana dirinya saat ini. Dengan kata lain,

kemampuan untuk hidup dengan segala kelebihan dan kekurangan diri ini

tidak berarti bahwa individu tersebut akan menerima begitu saja

keadaannya, karena individu ini tetap berusaha untuk terus mengembangkan

diri. Individu dengan penerimaan diri akan mengetahui segala kelebihan dan

kekurangan yang dimilikinya, dan mampu mengelolanya.

  Penerimaan diri berhubungan secara erat dengan kesehatan

fisiologis individu (Hjelle dan Ziegler, 1981, Munandar 2001). Individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

dengan penerimaan diri menunjukkan selera makan yang baik, dapat tidur

dengan nyenyak, dan menikmati kehidupan seks. Proses biologis dasar;

seperti kehamilan, menstruasi, dan proses menua; adalah bagian dari

perkembangan yang dapat diterima dengan perasaan bahagia.

  Jadi penerimaan diri merupakan suatu kondisi dengan kesadaran

penuh seorang individu menerima kelemahan-kelemahan yang dimilikinya,

tanpa mencela, serta memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan potensi

(sisi positif) yang dimilikinya, sebagai sebuah kelebihan yang ada pada

dirinya.

2. Aspek-Aspek Penerimaan Diri

  Penerimaan diri adalah suatu keadaan dimana individu memiliki keyakinan akan karakteristik dirinya, serta mampu dan mau untuk hidup dengan keadaan tersebut. Tiga aspek penerimaan diri terhadap kondisi fisik menurut Burn (1987) adalah: a. Pengetahuan tentang kondisi fisik diri sendiri adalah tingkat seseorang dapat memahami karakteristik dirinya dan mampu menerima kondisi yang ada dengan kesungguhan. Ciri-ciri yang terdapat pada tiap individu adalah memiliki kemampuan untuk memandang dirinya secara realistis tanpa harus menjadi malu akan keadaannya, mengenali kelebihan-kelebihan dirinya, dan bebas memanfaatkannya, mengenali kelemahan-kele mahan dirinya tanpa harus menyalahkan dirinya, memiliki spontanitas dan rasa tanggung jawab dalam diri (Jersild, 1963).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Selanjutnya Sheerer (dalam Cronbach, 1963) menyebutkan bahwa komponen dari pengetahuan tentang kondisi fisik diri sendiri yaitu menyadari dan tidak merasa malu akan keadaan dirinya, menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang sederajat dengan individu lain, menempatkan dirinya sebagaimana manusia yang lain sehingga individu lain dapat menerima dirinya

b. Pemahaman yang realistis tentang kemampuan diri adalah seseorang

yang menyadari potensi- potensi yang dimiliki sehingga mereka mampu melakukan sesuatu dan menjadi sesuatu yang diharapkan. Individu dengan aspek penerimaan diri ini berciri-ciri memiliki penghargaan yang realistis terhadap kelebihan-kelebihan dirinya, memiliki keyakinan akan standar-standar dan prinsip-prinsip dirinya tanpa harus diperbudak oleh opini individu- individu lain, menerima potensi dirinya tanpa menyalahkan dirinya atas kondisi-kondisi yang berada di luar kontrolnya, merasa memiliki hak untuk memiliki ide- ide

dan keinginan-keinginan serta harapan-harapan tertentu (Jersild, 1963).

Komponen dari pemahaman yang realistis tentang kemampuan diri dijelaskan oleh Sheerer (dalam Cronbach, 1963) yaitu memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya dalam menjalani kehidupan dan mempercayai prinsip-prinsip atau standar-standar hidupnya tanpa harus diperbudak oleh opini individu- individu lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Kepuasan terhadap diri sendiri adalah sepadan dengan tingkat penerimaan diri seseorang akan mampu menerima kelebihan dan kelemahannya. Ciri-ciri kepuasan terhadap diri sendiri adalah tidak melihat diri mereka sebagai individu yang harus dikuasai rasa marah atau takut atau menjadi tidak berarti karena keinginan-keinginannya tapi dirinya bebas dari ketakutan untuk berbuat kesalahan dan tidak merasa iri akan kepuasan- kepuasan yang belum mereka raih (Jersild, 1963). Komponen penyusunnya oleh Sheerer (dalam Cronbach, 1963) disebutkan meliputi bertanggung jawab atas segala perbuatannya, menerima pujian atau celaan atas dirinya secara obyektif, tidak mengingkari atau merasa bersalah atas dorongan-dorongan dan emosi- emosi yang ada pada dirinya.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri

  Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri adala h pendidikan dan dukungan sosial. Penerimaan diri akan semakin baik apabila ada dukungan dari lingkungan sekitar, seperti yang dikatakan Ichransjah, hal ini dikarenakan individu yang mendapat dukungan sosial akan mendapat perlakuan yang baik dan menyenangkan (Kompas, 28 Juli 2002). Selain itu juga dikatakan bahwa faktor pendidikan juga

mempengaruhi penerimaan diri, dimana individu yang memiliki

pendidikan lebih tinggi akan memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi pula akan datangnya berbagai penyakit (kanker) yang mengancam jiwanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

sehingga mereka lebih siap untuk menghadapinya, bahkan dengan

pendidikan lebih tinggi, upaya untuk menghadapi berbagai penyakit

kanker bisa diantisipasi lebih dini.

  Vernon dalam Burn (1987), juga menyebutkan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan diri terhadap kondisi fisik, yaitu:

a. Cinta dan dukungan keluarga adalah adanya perasaan nyaman dan

aman dalam keluarga, terpenuhinya kebutuhan kasih sayang serta adanya penerimaan dan dukungan keluarga terhadap kegiatan yang dilakukan termasuk pekerjaan yang digeluti.

  

b. Perasaan bahwa dirinya berharga bagi orang lain dan melakukan

sesuatu yang dapat menolong orang lain. Hal ini juga terkait dengan tujuan kaum wanita dalam menjalankan pekerjaannya maupun dalam kehidupan keseharia nnya.

  

c. Adanya teman senasib, hadirnya pribadi-pribadi lain yang memiliki

nasib yang sama dengan apa yang dialami akan menguatkan keberadaan mereka dan mampu mempertahankan eksistensinya.

  

d. Adanya kekuatan untuk mengatasi masalah yaitu seberapa besar

kemampuan untuk mengatasi masalah- masalah yang harus mereka hadapi, termasuk jalan yang ditempuh untuk mengatasi masalah.

  

e. Memiliki aspirasi untuk masa depan yaitu adanya harapan seseorang

terhadap masa yang akan datang yang akan memberikan motivasi bagi mereka untuk mengembangkan diri secara optimal dan mengarahkan perilaku mereka untuk memenuhi harapan tersebut. Aspirasi ini terkait

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  erat dengan adanya prinsip atau komitmen seseorang untuk mewujudkan aspirasi yang dikehendaki.

  Selain hal di atas, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan diri seseorang yaitu: a. Jenis kelamin Menurut Ratna wati (1990), jenis kelamin akan mempengaruhi penerimaan diri, dan terdapat perbedaan yang mencolok antara pria dan wanita. Pria dinilai memiliki penerimaan diri yang lebih positif bila dibandingkan dengan wanita. Hal ini karena wanita relatif lebih sensitif serta lebih menitikberatkan pada afektif daripada pria.

  b. Lama cacat yang disandang/waktu pelaksanaan operasi Berdasarkan lama cacat yang disandang, penerimaan diri pada penyandang cacat tubuh sejak lahir atau pada masa kanak-kanak lebih positif dibandingkan penyandang cacat tubuh pada masa remaja atau dewasa (Suhartono, 1976). Hal itu terjadi karena mereka sejak kecil terbiasa diperlakukan sebagai anak normal. Kecacatan tubuh yang mereka sandang seolah-olah merupakan kejutan psikis, sehingga mereka mengalami gangguan emosi berupa rasa rendah diri, apatis, sensitif dan diikuti dengan penolakan diri.

  c. Inteligensi Faktor intelegensi selai menambah kemampuan dalam membentuk pengertian mengenai bagaimana nilai-nilai sosial menghendaki penyesuaian juga dapat membuat seseorang lebih mampu untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  membentuk tinjauan yang lebih tepat tentang arti positif dari kenyataan

dirinya berdasarkan nilai-nilai sosial yang ada (Siswojo, 1980).

B. Kanker Payudara dan Mastektomi

  Menurut Prayogo (dalam Natural, 2006) kanker adalah sebutan untuk penyakit di mana suatu sel di dalam tubuh berubah perangai menjadi ganas, tidak dapat dikendalikan oleh tubuh, berkembang dan menyebar serta merusak daerah sekitarnya. Kanker menjadi ditakuti karena sekali berubah kadang kala sulit dibasmi, terutama bila sudah terlampau berkembang, sehingga hal ini menyebabkan kematian. Kanker terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu karsinoma, sarkoma, limfoma, (neoplasma sistem limfatik) atau leukimia (neoplasma ganas sel darah putih). Karsinoma merupakan tumor ganas yang berasal dari sel epitel, misalnya kanker kulit, kanker lambung dan kanker payudara. Adapun sarcoma merupakan tumor ganas yang berasal dari jaringan mesodermal, misalnya fibrosarkoma (tumor ganas jaringan ikat), limfosarkoma (tumor ganas sistem limfatik), dan osteosarkoma (tumor ganas pada tulang).

  Kanker disebabkan oleh perobahan pada gen yang terletak di kromosom sel. Perubahan ini terjadi karena dua faktor, yakni faktor eksogen seperti zat kimia, radiasi dan virus, sedangkan faktor endogen semisal mutasi spontan. Di samping itu juga karena gaya hidup tidak sehat, contohnya merokok, minum alkohol, stress, dan ganti-ganti pasangan seksual.

  Perkembangan kanker payudara dapat dibedakan menjadi stadium-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1. Stadium I (stadium dini) Besarnya tumor tidak lebih dari 2-2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran(matastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan penye mbuhan secara sempurna adalah 70 persen. Untuk memeriksa ada tidak metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.

  2. Stadium II Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30-40% tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker.

  Pada stadium I dan II biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.

  3. Stadium III Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan chemotherapie (pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat seluruh bagian payudara (mastektomi). Usaha ini dilakukan untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam

tubuh serta untuk meringankan penderitaan pasien semaksimal mungkin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Sekarang ini, kanker payudara merupakan kanker yang ditakuti oleh

wanita. Di Indonesia, kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah

kanker leher rahim. Bagi wanita, penyakit ini sering menjadi penyebab

hilangnya rasa percaya diri, karena bila kanker payudara yang dideritanya

telah mencapai stadium lanjut seringkali ia harus merelakan salah satu

payudaranya untuk diangkat (mastektomi), bahkan mungkin keduanya.

  

Wanita yang berisiko terkena kanker payudara adalah wanita yang mengalami

haid lebih cepat, yaitu sebelum 12 tahun, melahirkan setelah usia 35 tahun,

melahirkan dan tidak pernah menyusui, tidak menikah atau menikah tapi

tidak punya anak, banyak mengkonsumsi lemak di usia remajanya, atau

kegemukan (diakses 10 Agustus 2007, dari http://www.info-sehat.com).

  Menurut Sutjipto, sekitar 70 persen pasien kanker payudara datang ke rumah sakit berada dalam kondisi stadium lanjut (diakses

  10 Agustus 2007,

dari http://www.sinarharapan.co.id). Penyebab keterlambatan penderita

datang ke dokter ini, antara lain takut operasi, percaya pada pengobatan

tradisional atau paranormal, dan faktor ekonomi atau ketiadaan biaya.

  

Semakin tinggi stadiumnya maka kemungkinan sembuh akan turun hingga 15

persen. Berdasarkan pengalaman, dapat dipastikan sebuah benjolan pada

payudara merupakan kanker atau bukan hanya lewat sentuhan. Jika benjolan

tersebut dipegang dan terasa keras seperti kentang atau bakso yang berada

dalam kulkas, maka bisa dipastikan benjolan tersebut adalah kanker. Jika sel