Identifikasi dominasi vegetasi jenis tegakan dengan menggunakan metode Kuadran di sepanjang jalur pendakian hutan lereng Gunung Andong, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

IDENTIFIKASII D
DOMINASI VEGETASI JENIS TEGAKA
AN DENGAN
MENGGUNAKA
KAN METODE KUADRAN DI SEPANJAN
JANG JALUR
PENDAK
KIAN HUTAN LERENG GUNUNG ANDO
DONG
KABU
BUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH
H
Skripsi


Dia
iajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Disusun oleh :
YULIUS FERY ARDIANTO
NIM : 101434057

ROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
PRO
TAHUAN ALAM
DIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETA
JURUSAN PENDIDIK
AN
ULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA
FAKUL
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DOMINASI VEGETASI JENIS TEGAKA
IDENTIFIKASII D
AN DENGAN
KAN METODE KUADRAN DI SEPANJAN
MENGGUNAKA
JANG JALUR
KIAN HUTAN LERENG GUNUNG ANDO
PENDAK
DONG
BUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH
KABU
H


Skripsi

iajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Dia
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Disusun oleh :
YULIUS FERY ARDIANTO
NIM : 101434057

PRO
ROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
TAHUAN ALAM
JURUSAN PENDIDIK
DIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETA
AN
FAKUL
ULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini untuk :
 Orang tuaku : Ibu Yustina Sriyani dan saudara-saudaraku tercinta :
B. Bambang Biantoro, L. Anton Sujarwo, dan Andri Atmoko.
 Sahabat-sahabat, kerabat, dan teman-temanku.
 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

iv


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Identifikasi Dominasi Vegetasi Jenis Tegakan dengan Menggunakan
Metode Kuadran di Sepanjang Jalur Pendakian Hutan Lereng Gunung

Andong Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
Yulius Fery Ardianto
Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan dominasi
vegetasi jenis tegakan serta mengetahui pola zonasi vegetasi jenis tegakan
berdasarkan ketinggian tempat di hutan lereng gunung Andong Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Sampel dalam
penelitian ini diambil di sepanjang jalur pendakian Desa Sawit dengan populasi
mencakup jenis-jenis vegetasi tegakan pada tingkatan semai, pancang, tiang dan
pohon. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei – Juni 2014. Data
dikumpulkan dengan mendata jenis-jenis vegetasi masing-masing plot
pengamatan. Proses anilisa data dilakukan dengan prosedur : (i) metode garis
berpetak, (ii) penghitungan jumlah, (iii) nilai kerapatan, (iv) nilai kerapatan relatif,
(v) pola zonasi, dan(vi) penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini terdiri dari komposisi vegetasi tegakan di Kawasan
Hutan Lereng Gunung Andong khususnya di sepanjang jalur pendakian Desa
Sawit terdiri dari 12 jenis tegakan yaitu diataranya : Schima wallichii, Pinus
merkusi Jungh & De Vr, Cinnamomum verum, Albazia falcataria, Calliandra

calothyrsus, Casuarina junghuhniana, Acacia occured, Leucaena leucocephala
(Lam) de Wit, Coffea robust), Hibiscus tiliaceus, Artocarpus heterophyllus, dan
Persea americana P.Mill. Pola dominasi dan zonasi vegetasi yang terbentuk
adalah sebagai berikut : zona pertama di ketinggian 1342 mdpl – 1367 mdpl
merupakan wilayah tumbuh bagi tumbuhan Casuarina junghuhniana. Zona kedua
di ketinggian 1367 mdpl - 1382 mdpl merupakan wilayah tumbuh bagi tumbuhan
Schima wallichii. Zona ketiga di ketinggian 1382 mdpl – 1422 mdpl merupakan
wilayah tumbuh bagi tumbuhan Calliandra calothyrsus. Zona terakhir di
ketinggian 1422 mdpl – 1668 mdpl merupakan zona tumbuh bagi tumbuhan Pinus
merkusii Jungh & De Vr.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat dikatakan kawasan hutan
lereng gunung Andong memiliki keanekaragaman dominasi vegetasi tegakan pada
setiap ketinggian sehingga membentuk suatu pola zonasi vegetasi tegakan yang
dapat diamati secara jelas keberadaanya.
Kata kunci :Kuadran, Dominasi, Pola Zonasi, dan Vegetasi Tegakan

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
IDENTIFICATION THE DOMINANCE OF VEGETATION TYPES OF
TREES USING QUADRANT METHOD ALONG HIKING PATH IN THE
FOREST SLOPES OF ANDONG, MAGELANG DISTRICT, CENTRAL
JAVA
Yulius Fery Ardianto
Sanata Dharma University
2014
This research aims to know the composition and the dominance of
vegetation types of trees and to know the zoning pattern of the vegetation types of
trees based on the height of the place in the forest slopes of Andong mount,
Magelang, and Central Java.
This kind of this research is descriptive quantitative research. The sample
of this research is taken along the hiking path of Sawit village with the population
covers the kind of trees vegetation at tiers seedling, stake, pole, and tree. Taking

the data is done on May-June 2014. The data is submitted with recorded the kind
of vegetation in each observation plot. Analysis process is done with procedure :
(i)line method terraced, (ii)the calculation of the number, (iii)the value of the
density, (iv)zoning pattern, and (v)the inference.
This kind of this research consist of vegetation types of trees in the forest
slopes of Andong especially along the path climbing of Sawit village that is
consisting of 12 kinds of trees which is : Schima wallichii, Pinus merkusi Jungh &
De Vr, Cinnamomum verum, Albazia falcataria, Calliandra calothyrsus,
Casuarina junghuhniana, Acacia occured, Leucaena leucocephala (Lam) de Wit,
Coffea robusta, Hibiscus tiliaceus, Artocarpus heterophyllus, dan Persea
americana P.Mill. The domination pattern and zoning pattern which were formed
as follows : first zone in 1342 mdpl-1367 mdpl which was the growing area for
Casuarina junghuhniana. The second zone in 1367 mdpl - 1382 mdpl was the
growing area for Schima wallicii. The third zone in 1382 mdpl-1422 mdpl was the
growing area for Calliandra calothyrsus. The last zone in 1422 mdpl-1668 mdpl
which was growing area for Pinus merkusii Jungh & De Vr.
Based on the result of that reseacrh, in can be said that the forest slopes of
Andong mount have diversity domination of vegetation types of trees for each
height so formed a zoning pattern of vegetation types of trees that can be observed
the existence clearly

Key word : Quadrant, Dominance, Zoning Pattern, and Vegetation Types of
Trees

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................

v

ABSTRAK ..............................................................................................

vi

ABSTRACT............................................................................................

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................

viii

KATA PENGANTAR ............................................................................

ix

DAFTAR ISI...........................................................................................

xi

DAFTAR TABEL...................................................................................

xv

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................

xviii

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................

xix

BAB I

1

PENDAHULUAN................................................................

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II

A. Latar Belakang ...............................................................

1

B. Rumusan Masalah ..........................................................

4

C. Batasan Masalah.............................................................

4

D. Tujuan Penelitian ...........................................................

5

E. Manfaat Penelitian .........................................................

5

LANDASAN TEORI ...........................................................

6

1. Vegetasi..........................................................................

6

a. Pengertian Vegetasi..................................................

6

b. Komponen Vegetasi .................................................

7

c. Analisis Vegetasi......................................................

10

d. Faktor yang Mempengaruhi Dominasi ....................

15

2. Tegakan ..........................................................................

30

a. Pengertian Tegakan..................................................

30

b. Klasifikasi Tegakan..................................................

30

3. Dominasi Vegetasi .........................................................

30

a. Pengertian Dominasi ................................................

30

b. Penentuan Dominasi.................................................

31

4. Zonasi Vegetasi..............................................................

32

a. Pengertian Zonasi.....................................................

32

b. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya
Zonasi.......................................................................

32

5. Hutan Lereng Gunung Andong......................................

34

a. Lokasi Gunung Andong ...........................................

34

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

b. Hutan Lereng Gunung Andong................................

34

c. Penelitian yang Pernah Dilakukan ...........................

34

METODOLOGI PENELITIAN...........................................

36

A. Jenis Penelitian...............................................................

36

B. Sampel dan Populasi ......................................................

36

C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................

37

D. Desain Penelitian............................................................

37

E. Teknik Pengumpulan Data.............................................

37

F. Instrumen Penelitian.......................................................

40

G. Cara Analisis Data..........................................................

43

HASIL DAN PEMBAHASAN............................................

44

A. Komposisi Vegetasi Tegakan Gunung Andong.............

44

B. Dominasi Vegetasi Tegakan Setiap Ketinggian.............

56

C. Pola Zonasi Vegetasi Berdasarkan Ketinggian ..............

81

IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM
PEMBELAJARAN ..............................................................

84

PENUTUP............................................................................

86

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

A. Kesimpulan ....................................................................

86

B. Saran...............................................................................

87

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

89

LAMPIRAN............................................................................................

92

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah dan Jenis-jenis Vegetasi Tegakan
Setiap Kuadran ........................................................................................

40

Tabel 3.2 Kerapatan Jenis Vegetasi Tegakan Setiap Kuadran................

41

Tabel 3.3 Data Jenis Vegetasi .................................................................

42

Tabel 4.1 Jenis Tegakan Tiap Plot ..........................................................

46

Tabel 4.2 Komposisi Vegetasi Jenis Tegakan di Hutan lereng
Gunung Andong ......................................................................................

49

Tabel 4.3 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 1 .......................................................................

57

Tabel 4.4 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 2 .......................................................................

58

Tabel 4.5 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 3 .......................................................................

59

Tabel 4.6 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 4 .......................................................................

60

Tabel 4.7 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 5 .......................................................................

xv

61

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 4.8 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 6 .......................................................................

62

Tabel 4.9 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 7 .......................................................................

63

Tabel 4.10 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 8 .......................................................................

63

Tabel 4.11 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 9 .......................................................................

64

Tabel 4.12 Jumlah, Nilai kerapatan, dan Persentase Kerapatan Relatif
Tiap Jenis Tegakan Plot 10 .....................................................................

65

Tabel 4.13 Data Dominasi Jenis Tegakan Tiap Kuadran Dalam
Setiap Ketinggian Dilihat dari Jumlah dan Persentase
Kerapatan Relatifnya................................................................................... 68
Tabel 4.14 Data Dominasi Jenis Tegakan Dalam Setiap Ketinggian
Berdasarkan Jumlah dan Nilai Presentase Kerapatan Relatifnya ...........

69

Tabel 4.15 Data Dominasi Vegetasi Tegakan Dalam Setiap
Ketinggian Berdasarkan Tingkat Pertumbuhannya ................................

71

Tabel 4.16 Persentase Dominasi Vegetasi Tegakan Dalam
Setiap Ketinggian Berdasarkan Tingkat Pertumbuhannya .....................
Tabel 4.17 Data Dominasi Vegetasi Tegakan dan

xvi

72

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tingkat Pertumbuhannya ........................................................................

73

Tabel 4.18 Data Hasil Pengukuran Iklim Tiap Plot ................................

77

Tabel 4.19 Pola Zonasi Vegetasi Jenis Tegakan Di Sepanjang
Jalur Pendakian Dusun Sawit..................................................................

xvii

82

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jenis Tegakan Tingkat Semai..............................................

7

Gambar 2.2 Jenis Tegakan Tingkat Pancang ..........................................

8

Gambar 2.3 Jenis Tegakan Tingkat Tiang ..............................................

9

Gambar 2.4 Jenis Tegakan Tingkat Pohon .............................................

9

Gambar 2.5 Teknik Sampling Kuadrat ...................................................

12

Gambar 2.6 Metode Jalur........................................................................

12

Gambar 2.7 Metode Garis Berpetak........................................................

13

Gambar 2.8 Dillenia sp. ..........................................................................

17

Gambar 2.9 Melicope sp. ........................................................................

17

Gambar 2.10 Contoh Tumbuhan Xeromorf (Artiplex Portulacoides) ....

18

Gambar 2.11 Contoh Tumbuhan Mesofita (Anggrek: Vanda tricolor) ..

19

Gambar 2.12 Jalur Pendakian Dusun Sawit Gunung Andong ................

35

Gambar 3.1 Penerapan Pembuatan Petak pada Setiap Zonasi ................

39

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Data Jenis Tegakan Tiap Petak Dari Hasil

Pengamatan di Lapangan. .......................................................................

92

Lampiran 2.

Data Foto Hasil Pengamatan Tiap Petak ....................

102

Lampiran 3.

Silabus.........................................................................

116

Lampiran 4.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...........................

122

Lampiran 5.

Surat Ijin Penelitian ....................................................

144

xix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan Negara yang sebagian wilayahnya berupa
hutan. Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dan yang lainnya tidak dapat dipisahkan (UU RI No.
41 tahun 1999).
Hutan merupakan suatu ekosistem yang di dalamnya terdapat berbagai
komponen dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Hutan
merupakan gudang plasma nuftah dari berbagai jenis tumbuhan (flora) dan
hewan (fauna) yang sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat, semakin
meningkat pula lahan hutan yang dieksploitasi untuk kepentingan pemenuhan
kebutuhan hidup. Keadaan ini semakin diperburuk dengan adanya konversi
lahan hutan secara besar-besaran untuk lahan pemukiman, pertanian dan
perindustrian (eksternalitas). Eksternalitas merupakan kegiatan perekonomian
yang pada akhirnya akan menimbulkan dampak yang dapat merusak lingkungan
(Indrawan, 2007).

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

Observasi mengenai jenis-jenis vegetasi hutan menjadi kegiatan utama
lembaga-lembaga konservasi dalam menanggulangi masalah eksploitasi hutan.
Namun, informasi atau data ilmiah yang didapat sebagian besar tidak
memberikan dampak yang cukup berarti, karena sebagian besar keputusan yang
diambil mencerminkan bahwa kepentingan lain masih mendapat prioritas.
Keputusan untuk melestarikan lingkungan dapat dicapai apabila nilai dan pilihan
para pemangku kepentingan (stakeholders), khususnya masyarakat yang
hidupnya mengandalkan hutan setempat dapat diperhitungkan (Sccot, 1998
dalam Douglas, 2004 ).
Hasil audit lingkungan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI yang
dimuat dalam kabar3.com pada 19 Januari 2014 menunjukkan bahwa setiap
tahunnya sekitar 167 ribu hektar hutan beralih fungsi untuk kepentingan
pertambangan dan perkebunan. Seperti halnya yang terjadi di sebagian kecil
kawasan hutan lereng gunung Andong. Kawasan hutan lereng gunung Andong
semakin berkurang karena akibat dari kebakaran dan penebangan pohon. Selain
itu pada bagian kaki gunung, lahan hutan semakin bekurang karena adanya
konversi lahan hutan menjadi lahan perkebunan.
Gunung Andong merupakan sebuah gunung bertipe perisai yang selama
ini belum pernah mempunyai aktifitas vulkanik. Letak

gunung Andong

berdampingan dengan gunung Telomoyo. Ketinggian gunung Andong ± 1736
mdpl. Secara administratif gunung Andong terletak di kecamatan Ngablak,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

Kawasan hutan lereng gunung Andong termasuk dalam tipe hutan
pegunungan tropika. Hutan ini memiliki komposisi jenis vegetasi yang cukup
beragam, namun selama ini belum banyak menarik minat para peneliti untuk
melakukan studinya di hutan lereng gunung Andong. Sehingga data-data ilmiah
yang dimiliki hutan lereng gunung Andong masih dirasa kurang dan perlu
dilakukan penelitian yang lebih lanjut untuk menghasilkan data ilmiah yang
lebih lengkap.
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode garis
berpetak. Metode ini dianggap mudah dan lebih cepat digunakan untuk
mengetahui komposisi vegetasi dan dominasi vegetasi suatu kawasan yang
diukur karena dalam penggunaannya dapat melompati satu atau lebih petakpetak dalam jalur sehingga sepanjang garis rintis terdapat petak-petak pada jarak
tertentu yang sama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat komposisi
dan dominasi vegetasi jenis tegakan pada setiap zonasi serta memperoleh data
ilmiah mengenai pola zonasi vegetasi di hutan lereng gunung Andong. Sehingga
diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk melengkapi data ilmiah
hutan lereng gunung Andong dan memberikan informasi yang dibutuhkan dalam
setiap kegiatan konservasi lingkungan khususnya di hutan lereng gunung
Andong.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,
permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana komposisi dan dominasi vegetasi tegakan yang terdapat di
setiap zonasi hutan lereng gunung Andong Kabupaten Magelang?
2. Bagaimana pola zonasi vegetasi jenis tegakan berdasarkan ketinggian
tempat yang terdapat di hutan lereng gunung Andong Kabupaten
Magelang?

C. Batasan Masalah
Penelitian ini mempunyai batasan – batasan masalah antara lain :
1. Jenis vegetasi yang diidentifikasi berada dalam kawasan hutan lereng
gunung Andong tahun 2014.
2. Pengambilan sampel dilakukan di sepanjang jalur pendakian Desa Sawit
hutan lereng gunung Andong.
3. Pengambilan sampel dilakukan pada range ketinggian 1342 mdpl – 1736
mdpl.
4. Vegetasi yang diidentifikasi tergolong dalam jenis tegakan dengan tetap
memperhatikan jenis tegakan pada tingkat semai, tiang, pancang dan
pohon.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui komposisi dan dominasi vegetasi jenis tegakan yang
terdapat di hutan lereng gunung Andong Kabupaten Magelang.
2. Untuk mengetahui pola zonasi vegetasi jenis tegakan berdasarkan
ketinggian tempat di hutan lereng gunung Andong Kabupaten Magelang.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain:
1. Memberikan informasi berupa data ilmiah mengenai komposisi vegetasi
tegakan setiap zonasi dan pola zonasi vegetasi jenis tegakan berdasarkan
ketinggian tempat yang terdapat di hutan lereng gunung Andong
Kabupaten Magelang pada tahun 2014.
2. Sebagai sumber informasi tentang dominasi jenis tegakan yang terdapat
di hutan lereng gunung Andong Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
3. Memberikan bahan informasi bagi Instansi atau Dinas yang terkait
khususnya Dinas Kehutanan sebagai bahan acuan untuk melakukan
kegiatan konservasi lingkungan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

1. Vegetasi
a. Pengertian Vegetasi
Vegetasi merupakan semua spesies tumbuhan yang terdapat dalam
suatu wilayah yang luas, yang memperlihatkan pola distribusi menurut
ruang dan waktu. Tumbuhan penutup bumi merupakan suatu vegetasi
yang

komponen

spesies

penyusunnya

berbeda-beda

berdasarkan

perbedaan ruang dan waktu. Tipe-tipe vegetasi dapat dilihat berdasarkan
bentuk pertumbuhan (growth life) atau life form dari tumbuhan dominan,
terbesar atau dari tumbuhan yang paling melimpah (Sriwidoretno, 2010).
Vegetasi merupakan komponen pembentuk alam hutan yang
mampu mengendalikan iklim melalui pengendalian fluktuasi atau
perubahan unsur-unsur iklim yang ada di sekitarnya, misalnya
temperatur, kelembaban, angin, dan curah hujan (Indriyanto, 2006).
Komunitas tumbuhan adalah satuan unit yang membentuk vegetasi
berupa suatu organisasi kompleks dalam komposisi-komposisi floristik
tertentu dan merupakan hasil interaksi populasi spesies dalam waktu
yang lama (Mueller-Dombois and Ellenberg, 1974).

6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

b. Komponenn V
Vegetasi
Masing
sing-masing vegetasi memiliki komponen spe
spesies penyusun
yang berbed
beda-beda. Namun secara umum, berdasarkan
kan perawakannya
(diameter ba
batang dan tinggi tumbuhan) Marpaung (2009
2009) menyebutkan
bahwa penyusun
yusun vvegetasi adalah sebagai berikut :
a) Sem
Semai
Ya
Yang dimaksud dengan semai adalah anaka
nakan pohon yang
me
merupakan regenerasi awal dari pohon ddengan ukuran
ket
ketinggian kurang dari 1.5 m.

Gambar 2.1 Jenis Tegakan Tingkatt S
Semai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

b) Panc
Pancang
Panc
Pancang adalah regenerasi pohon dengan ukur
ukuran yang lebih
tingg
tinggi dari 1.5 m dan memilki diameter batang
ng kurang dari 10
cm
cm.

Gambar 2.2 Jenis Tegakan Tingkatt P
Pancang
c) Tia
Tiang
Tia
diameter batang
Tiang merupakan pohon muda dengan ukurann di
10 ccm sampai dengan 20 cm.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

Tiang
Gambar 2.3 Jenis Tegakan Tingkatt T
d) Pohon
lebih dari 20 cm
Sem
Semua tumbuhan berkayu dengan diameter le
dan m
mempunyai batang atau tangkai utama.

Gambar 2.4 Jenis Tegakan Tingkatt P
Pohon

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

Komponen vegetasi yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini
adalah vegetasi jenis tegakan dalam tingkat pertumbuhan meliputi tingkat
semai, pancang, tiang dan tingkat pohon
c. Analisis Vegetasi
Menurut Kershaw (1973), secara garis besar struktur vegetasi
dibatasi oleh tiga komponen; yaitu kelimpahan tiap jenis tumbuhan yang
ada, susunan jenis tumbuhan secara horizontal (sebaran individu), dan
susunan

jenis

tumbuhan

secara

vertikal

(stratifikasi

vegetasi).

Kelimpahan (abundance) tumbuhan yang ada dapat dinyatakan secara
kuantitafif dengan nilai kerapatan (density) atau berat kering bahan atau
bagian tumbuhan yang dihasilkan per satuan luas.
Komposisi suatu vegetasi dapat diketahui dengan cara melakukan
suatu analisa vegetasi. Analisa vegetasi adalah cara untuk mempelajari
susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi. Untuk suatu
kondisi hutan yang luas, maka teknik analisa vegetasi yang tepat adalah
dengan menggunakan metode sampling melalui penempatan beberapa
petak yang dapat mewakili habitat tersebut. Dalam penggunaan metode
sampling terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu, jumlah
petak, cara peletakan petak dan teknik-teknik analisa vegetasi
(Marpaung, 2009).
Metode garis berpetak pada umumnya digunakan jika hanya jenis
vegetasi tegakan saja yang menjadi bahan penelitian. Metode ini mudah
dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi dan dominasi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

pohon. Menurut Afandy (2010), terdapat beberapa metode petak yang
dapat digunakan, diantaranya sebagai berikut :
a) Teknik sampling kuadrat
Teknik sampling kuadrat ini merupakan suatu teknik survey
vegetasi yang sering digunakan dalam semua tipe komunitas
tumbuhan. Petak yang dibuat dalam teknik sampling ini bisa
berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal akan
memberikan data informasi yang baik apabila komunitas
vegetasi yang diteliti bersifat homogen. Peletakan petak
tunggal dapat dilakukan secara random yang dianggap
mewakili

komposisi

komunitas

vegetasi.

Petak

ganda

merupakan pengambilan data informasi vegetasi dengan
menggunakan banyak petak yang letaknya tersebar merata.
Peletakan petak biasanya diletakan secara sistematis.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

Gambar 2.5 Teknik Sampling Kuadratt
b) Me
Metode jalur
pelajari perubahan
Metode ini paling efektif untuk mempela
Me
nah, topografi dan
kea
keadaan vegetasi berdasarkan kondisi tanah,
elevasi. Jalur-jalur pengambilan sampel dibuat
buat m
memotong garis
eleva
topog
topografi, misalnya tegak lurus garis pantai, me
memotong sungai,
me
menaik atau menurun gunung.

Gambar 2.6 Metode Jalur

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

c) Metode garis berpetak
Metode ini dianggap sebagai metode hasil modifikasi dari
metode petak ganda dan jalur, yaitu dengan melompati satu
atau lebih petak-petak dalam jalur sehingga sepanjang garis
rintis terdapat petak-petak pada jarak tertentu yang sama.
Metode garis berpetak pada umumnya dilakukan jika hanya
vegetasi tingkat pohon saja yang menjadi bahan penelitian.
Metode ini dianggap mudah dan lebih cepat digunakan untuk
mengetahui komposisi vegetasi dan dominasi vegetasi suatu
kawasan yang diukur.

Gambar 2.7 Metode Garis Berpetak
Menurut Afandy (2010), terdapat beberapa langkah yang harus
dilakukan dalam pengambilan data menggunakan metode
kuadran antara lain sebagai berikut :


Pembuatan petak awal dengan ukuran 2 m x 2 m dimana
petak ini di letakan secara sengaja (purposive) pada zona
yang menurut peneliti mewakili seluruh jenis yang ada

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

(luas ukuran petak awal tergantung pada peneliti, yang
penting adalah konsistensinya petak selanjutnya dibuat
berukuran dua kali luas petak awal. Setelah plot awal
terbentuk, selanjutnya dilakukan identifikasi semua jenis
yang ada mulai dari tingkat semai, pancang, tiang dan
pohon.


Selanjutnya dibuat petak dengan ukuran dua kali lebih
besar dari ukuran petak awal. Kemudian dilakukan
identifikasi jenis tegakan yang ada, kemudian dilakukan
pembandingan jumlah spesies dengan petak pertama untuk
mendapatkan jumlah penambahan spesies.



Pembuatan

petak

selanjutnya

dilakukan

hingga

penambahan individu mencapai ≤ 10 % dengan tujuan
agar sampel yang ambil menjadi stabil. Petak ketiga dibuat
jika pada petak kedua terdapat penambahan spesies baru ≥
10 %. Sebaliknya jika pada petak kedua hanya terdapat
penambahan spesies baru ≤ 10 %, maka tidak perlu
dilakukan pembuatan petak ketiga.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi dominasi vegetasi
Terbentuknya dominasi vegetasi dipengaruhi oleh beberapa faktor
lingkungan yang kemudian akan membentuk pola penyebaran tiap jenis
vegetasi dan selanjutnya secara dominan akan menguasai masing-masing
habitat zonasinya. Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu,
kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap
kehidupan setiap makhluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh
terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar
matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk fotosintesa.
Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik
tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk peroses penyerbukan. Faktor
iklim yang berbeda - beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis
tumbuhan maupun hewannya juga berbeda. Tanaman di daerah tropis,
banyak jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena
bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari. Berbeda
dengan tanaman di daerah yang beriklim sedang, ragam tumbuhannya
tidak sebanyak di daerah tropis yang kaya sinar matahari, disana banyak
diteui pohon berkayu keras dan berdaun jarum. Daerah Gurun yang
beriklim panas dan kurang curah hujan, hanya sedikit tumbuhan yang
dapat menyesuaikan diri, seperti misalnya pohon kaktus dapat tumbuh
subur, karena mempunyai persediaan air dalam batangnya (Dito, 2009).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

Kondisi lingkungan hutan di gunung seperti iklim akan
dipengaruhi dengan adanya perbedaan ketinggian tempat. Perbedaan
ketinggian tempat tersebut akan menimbulkan adanya perbedaan
intensitas cahaya matahari yang masuk pada setiap tempat dan
selanjutnya menimbulkan munculnya perbedaan suhu, kelembaban
udara, dan curah hujan antara tempat yang satu dengan yang lainnya
(Forester, 2012). Menurut Hendra (2011) dalam Grace (2013), unsurunsur iklim terdiri dari suhu, curah hujan, penyinaran, angin, dan
kelembaban.
a) Suhu
Suhu mempunyai arti penting, karena suhu menentukan
kecepatan reaksi-reaksi dan kegiatan kimia dalam kehidupan.
perubahan suhu udara pada satu tempat dengan tempat lainnya
tergantung pada ketinggian tempat dan letak lintang. Perubahan
suhu yang disebabkan karena perbedaan ketinggian tempat jauh
lebih cepat jika dibandingkan dengan perubahan suhu karena
perbedaan letak lintang. Semakin tinggi suatu tempat, maka
suhu akan semakin rendah. setiap ketinggian 100 mdpl, suhu
berubah sekitar 0,5

C–1

C. Tumbuhan dan hewan sangat

bergantung pada suhu. Masing-masing jenis tumbuhan
memiliki perbedaan adaptasi terhadap keadaan suhu. Terdapat
tumbuhan yang menyukai habitat panas dan terdapat juga
tumbuhan yang menyukai habitat dingin. Contohnya pada

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

pene
penelitian di Hutan Lindung Gunung Klabat
bat Sulawesi Utara
(Ge
(Geonal, 2010). Penelitianya dilakukan denga
gan membuat 40
titik plot dengan jarak masing-masing plot sebe
sebesar 100 mdpl.
Ha
Hasilnya, memang tidak setiap ketinggiann 100 m
mdpl mengalami
per
perubahan dominasi vegetasi. Namun terdapat
pat 2 titik plot yang
ber
berjarak 100 mdpl memiliki komposisi dominasi
nasi vegetasi yang
ber
berbeda, yaitu pada ketinggian 1.121 mdpl
dpl di
didominasi oleh
tum
tumbuhan Dillenia cellebica,

Gambar 2.8 Dillenia sp.
sedangkan pada plot berikutnya yaitu pada ke
seda
ketinggian 1.228
mdpl didominasi oleh tumbuhan Melicope sp.

Gambar 2.9 Melicope sp.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



18

C pada setiap keting
nggian 100 mdpl,

kom
komposisi vegetasi dapat berubah seiring deng
engan kemampuan
adaptasi yang dimiliki masing-masing tumbuha
buhan.
ada
Curah Hujan
b) Cur
Air

sangat

diperlukan

oleh

tumbuhann

untuk

proses

per
perkembangan dan metabolisme. Ketersediaann aair dipermukaan
vegetasi. Semakin
bum
bumi menentukan adanya variasi jenis vege
sedikit air, maka akan semakin banyak tum
umbuhan berjenis
sedi
xer
xeromorf (tumbuhan dengan sifat menghambat
bat aair),

Gambar 2.10 Contoh Tumbuhan Xerom
eromorf (Artiplex
Portulacoides)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

sedangkan untuk daerah yang mempunyai
yai kecukupan air
akan memiliki tumbuhan berjenis mesofita
ta ((tumbuhan yang
membutuhkan kecukupan air).

Gambar 2.11 Contoh Tumbuhan Mesofi
sofita (Anggrek :
Vanda tricolor)
berasal dari hujan.
Air yang terdapat di permukaan bumi ber
rbeda-beda. Hujan
Sebaran curah hujan di setiap tempat berbe
apa bagian tempat
sepanjang tahun hanya terdapat di beberapa
maka curah hujan
tropis. Semakin jauh dari khatulistiwa, ma
semakin berkurang.
c)) Cahaya
fotosintesis dan
Cahaya diperlukan tumbuhan untuk fot
beberapa proses reproduksi. Cahaya pada suatu tempat
kemiringan cahaya
ditentukan oleh lamanya penyinaran, kem
i, keadaan awan,
matahari yang jatuh ke permukaan bumi,
sendiri. Perbedaan
dan keadaan permukaan bumi itu sendi
dengan lainnya
penyinaran antara tempat yang satuu de

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

berpengaruh terhadap suhu. Peneriman cahaya matahari
sangat bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut
tempat, disebabkan oleh adanya perbedaan letak lintang dan
keadaan atmosfer seperti awan. Menurut waktu, perbedaan
radiasi terjadi dalam sehari maupun musiman. Semakin
lama suatu tempat disinari matahari, maka tempat tersebut
akan

semakin

panas,

contohnya

di

daerah

tropis.

Sebaliknya, jika suatu tempat sedikit disinari matahari,
maka tempat tersebut akan memiliki pemanasan yang lebih
rendah. Tumbuhan memiliki adaptasi tertentu terhadap
kedinginan dan kekeringan.

d) Angin
Angin

mempunyai

pengaruh

langsung

terhadap

vegetasi, terutama dalam menumbangkan pohon-pohon atau
dengan mematahkan dahan-dahan ataupun bagian lainya.
Angin mempunyai pengaruh yang sama terhadap tanah,
biasanya bersifat mengeringkan, atau membawa udara yang
lebih basah yang menurunkan transpirasi dan evaporasi, dan
menyebabkan turunnya hujan. Udara mempercepat tumbuhan
kehilangan air dengan membawa udara yang belum jenuh
dengan air sehingga bersentuhan dengan daun-daun dan tunastunas yang masih muda. Secara mekanik angin juga dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

menyebabkan terjadinya erosi tanah dan abrasi vegetasi melalui
partikel-partikel yang dibawanya. Dari segi fisiologis, angin
dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan dengan mengganti
udara yang basah dengan udara yang kering, dan akibatnya
meningkatkan transpirasi. Angin juga membantu dalam proses
penyerbukan

tanaman.

Anemogami

adalah

penyerbukan

dengan bantuan angin. Anemogami terjadi pada tumbuhan
yang memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran kecil;
tidak mempunyai mahkota bunga atau mahkota bunganya
berukuran kecil, mahkota bunga tidak berrvarna menarik atau
berwarna seperti daun; tidak mempunyai kelenjar madu;
tangkai bunga panjang. bunga terletak jauh di atas daun; serbuk
sari kecil, sangat banyak, dan ringan sehingga mudah
diterbangkan angin; kedudukan benang sari bergantungan,
serbuk sarinya berhamburan jika digoyang; kepala putik besar,
berbulu, tangkai putik terjulur ke luar, kepala putik menyembul
keluar dari bunga sehingga mudah menangkap serbuk sari.
Anemogami dapat terjadi pada rumput-rumputan dan pohon
deciduous (tumbuhan yang menggugurkan daunnya pada
musim atau iklim tertentu). Selain itu, angin juga membantu
dalam proses penyebaran biji dan spora. Pergerakan angin
membantu dalam proses pemindahan benih atau biji sehingga

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

menyebabkan biji-bijian dan spora tersebar ke mana-mana yang
kemudian tumbuh di berbagai tempat.
Di kawasan hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin
merupakan cara yang efektif untuk menyebarkan buah dan biji.
Tidak mengherankan jika Dipterocarpaceae, kebanyakan
memiliki bentuk buah samara, menjadi salah satu suku pohon
yang mendominasi tegakan hutan di Kalimantan dan Sumatra.
Tumbuhan lain yang memanfaatkan angin, yang juga melimpah
keberadaannya di hutan hujan ini, adalah jenis-jenis anggrek
(Orchidaceae). Buah anggrek merupakan buah kotak yang
memecah dengan celah-celah, untuk melepaskan biji-bijinya
yang halus dan mudah diterbangkan angin.
Penyebaran tumbuhan oleh angin adalah penyebaran
yang memanfaatkan hembusan angin yang membawa biji atau
buah dari tanaman itu jauh dari induknya yaitu ketempat yang
lain dan tumbuh dan berkembang di sana. Tumbuhan yang
penyebarannya dibantu oleh angin disebut dengan anemokori.
Tumbuhan yang penyebarannya dibantu oleh angin memiliki
ciri-ciri:


Biji berbulu atau berambut, contoh: alang-alang (Imperata
cylindrica), kapuk/kapas (Ceiba petanra)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



23

Biji terpencar, apabila tangkainya tergoyang oleh angin
maka biji akan keluar lewat lubang atau celah pada biji.
Mekanisme ini disebut pendupaan. Contoh: opium (Papaver
sp.)



Biji kecil dan ringan, contoh: angrek (famili Orchidaceae)



Buah bersayap, contoh: meranti, tengkawang (famili
Dipterocarpaceae)



Buah berambut, contoh: Anemones sp.

e) Kelembaban
Kelembaban udara berbeda-beda karena temperature di
permukaan bumi berbeda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh letak
lintang, ketinggian tempat, dan waktu (pagi, siang, dan
malam). Semakin ke utara atau ke selatan khatulistiwa,
kelembaban udara semakin menurun. Kelembaban udara
merupakan faktor dari curah hujan dan suhu yang menentukan
ada tidaknya suatu jenis tumbuhan dalam habitat tertentu.
Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap jenis vegetasi akan
mendominasi habitatnya apabila mendapatkan lingkungan
yang mendukung pertumbuhannya.
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang
diperlukan bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi
berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam
tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas
dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh terhadap daya
serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap
pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Komposisi
tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0%-9%). Hal hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi
pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan
perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat
hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis
hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur
(Dito, 2009).
Struktur fisik, pH, dan komposisi mineral batuan serta
tanah akan membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang
memakannya,

sehingga

menjadi

salah

satu

penyebab

timbulnya pola pengelompokan pada area tertentu yang acak
(patchiness) pada ekosistem terestrial (Campbell et all, 2004).
Menurut Suhandaeka (2012) berdasarkan perbedaan
suhunya tanah dibedakan menjadi 3 macam, diantaranya :

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



25

Tanah yang terbentuk pada daerah bersuhu rendah akan
cenderung memiliki biomassa yang rendah. Akibatnya
tanaman yang tumbuh umumnya berbatang kecil dan
memiliki pertumbuhan yang lambat.



Tanah yang terbentuk pada daerah bersuhu tinggi juga akan
cenderung memiliki biomassa yang rendah, namun tanah
yang terbentuk memiliki kemampuan dapat dengan cepat
melakukan proses mineralisai kimiawi terhadap sisa-sisa
tanaman.Tanah yang terbentuk pada daerah bersuhu sedang
cenderung memiliki biomassa yang berlimpah, sehingga
semua jenis tanaman dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik.
Interaksi antara faktor-faktor pembentukan tanah
akan menghasilkan tanah dengan sifat-sifat yang berbeda.
Berdasarkan pada faktor pembentuk dan sifat tanah,
beberapa ahli mengklasifikasikannya dengan klasifikasi
yang berbeda-beda.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

26

Jenis-jenis tanah itu adalah sebagai berikut:


Tanah Humus
Humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari
lapukan daun dan batang pohon. Humus biasanya
dikenal sebagai sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang
mengalami perombakan oleh organisme dalam tanah ,
berada

dalam

keadaan

stabil,

berwarna

coklat

kehitaman. Secara kimia humus didefinisikan sebagai
suatu

kompleks

mengandung

organik

banyak

makromolekuler

kandungan

fenol,

yang
asam

karboksilat, dan alifatik hidroksida. Beberapa tumbuhan
dapat hidup pada humus yang tebal seperti tumbuhan
Neottia (anggrek) dan jamur yang merupakan tumbuhan
sebagai indikator yang menunjukkan adanya humus di
dalam tanah.


Tanah Organosol/ Tanah Gambut
Tanah gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari
akumulasi

sisa-sisa

tumbuhan

yang

setengah

membusuk, oleh sebab itu kandungan bahan organiknya
tinggi. Banyak terdapat di rawa Sumatra, rawa
Kalimantan, dan rawa Papua. Tanah ini tidak cocok
untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat
keasamannya tinggi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



27

Tanah Liat/ Lempung
Lempung atau tanah liat mengandung leburan silika
dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini,
silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang
paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung
terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam
karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas
bumi. Lempung membentuk gumpalan keras saat kering
dan lengket apabila basah terkena air. Sifat ini
ditentukan

oleh

mendominasinya.

jenis

mineral

Mineral

lempung

lempung

yang

digolongkan

berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida
aluminium yang membentuk kristalnya. Golongan 1:1
memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida
aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis
golongan

oksida

silikon

dan

satu

lapis

oksida

aluminium. Mineral lempung golongan 2:1 memiliki
sifat elastis yang kuat, menyusut saat kering dan
membesar saat basah. Karena perilaku inilah beberapa
jenis tanah dapat membentuk kerutan-kerutan atau
“pecah-pecah”

bila

kering.

Imperata

cylindrical

(ilalang) merupakan salah satu tanaman yang dapat
tumbuh di tanah berlempung.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



28

Tanah Aluvial
Tanah aluvial biasaya terdapat di sepanjang aliran
sungai. Tanah aluvial berasal dari material halus yang
diendapkan di aliran sungai dan merupakan jenis tanah
yang

masih

muda

karena

belum

mengalami

perkembangan.


Tanah Berpasir
Tanah yang kurang baik bagi pertanian. Terbentuk dari
pelapukan batuan beku serta sedimen yang memiliki
butir kasar dan berkerikil. Tanah berpasir ini cirinya
butiran pasirnya sangat banyak, mudah menyerap air
namun sangat sulit ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan.
Biasanya tanah berpasir ini dimanfaatkan sebagai
campuran

semen

dalam

pemasangan

batu

bata.

Beberapa tumbuhan seperti: Casuarina equisetifolia
(Cemara), Cilliganum polygonoides (tanaman semak),
dan Panicum (tanaman rumput-rumputan) tumbuh di
tanah pasir.


Tanah Vulkanik/ Regosol
Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang
memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah
lereng gunung api. Tanah vulkanik ini sangat mudah
menyerap air dan banyak mengandung unsur hara

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

29

sehingga sangat baik jika dimanfaatkan sebagai lahan
pertanian. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra
bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.


Tanah Latosol
Jenis tanah ini biasanya terdapat pada daerah beriklim
basah yang curah hujannya lebih dari 300mm/tahun dan
berada di dataran tinggi yang berkisar antara 300-1.000
meter. Bahan utama pembentuk tanah jenis ini berasal
dari bebatuan gunung berapi yang mengalami proses
pelapukan.



Tanah Grumosol
Jenis ini berasal dari batu kapur, batuan lempung,
tersebar di daerah iklim subhumid atau subarid, dan
curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun. Polytrichum
(lumut) merupakan tumbuhan sebagai indikator yang
menunjukkan adanya tanah kapur.

Sebagian besar tanah yang terdapat di hutan lereng gunung Andong
adalah tanah berpasir dan berbatu dengan ciri-ciri memiliki komponen butiran
pasirnya sangat banyak, mudah menyerap air namun sangat sulit ditumbuhi
oleh tumbuh-tumbuhan. Beberapa tumbuhan seperti: Casuarina equisetifolia
(Cemara), Cilliganum polygonoides (tanaman semak), dan Panicum (tanaman
rumput-rumputan) tumbuh di tanah pasir.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

30

2. Tegakan
a. Pengertian Tegakan
Tegakan merupakan suatu kelompok pohon-pohon atau suatu
tumbuhan yang terdapat dalam suatu wilayah tertentu yang cukup
seragam dalam susunan spesies dan susunan umurnya, sehingga dapat
dibedakan dengan tumbuhan lain yang berada disekitarnya (Hidayat,
2013).
b. Klasifikasi Tegakan
Menurut Wiwinda (2011), suatu tumbuhan dapat diklasifikasikan
ke dalam jenis tegakan (pohon) jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Tumbuhan tersebut harus vaskuler, artinya memiliki jaringan
pengangkut seperti xilem dan floem.
b) Tumbuhan tersebut harus perennial, artinya dapat hidup beberapa
tahun.
c) Tumbuhan tersebut harus mengalami penebalan sekunder, artinya
tumbuhan tersebut memiliki batang yang dapat bertambah besar yang
disebabkan karena adanya aktivitas xilem dan floem.
3. Dominasi Vegetasi
a. Pengertian Dominasi
Dominasi merupakan penguasaan dari satu jenis terhadap jenis lain
(ruang, cahaya, dll), sehingga dominasi dapat dinyatakan dalam banyaknya
individu (abudance) dan kerapatan (density) (Rianty, 2010).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

31

b. Penentuan Dominasi Vegetasi
Dominasi vegetasi ditentukan berdasarkan banyaknya jumlah
individu

dan nilai kerapatan masing-masing jenis. Kerapatan dapat

diartikan sebagai banyaknya (abudance) yang merupakan jumlah individu
dari satu jenis pohon dan tumbuhan lain yang besarnya dapat ditaksir atau
dihitung. Secara kualitatif dibedakan menjadi jarang terdapat, kadangkadang terdapat, sering terdapat dan banyak sekali terdapat (Ishernat
Soerianegara dan Andry indrawan, 1982 dalam Edwar, 2012). Jumlah
individu yang dinyatakan dalam persatuan ruang disebut kerapatan (Odum,
1975, dalam Edwar, 2012) yang umumnya dinyatakan sebagai jumlah
individu, atau biosmassa populasi persatuan areal atau volume, misal 200
pohon per Ha. Sebagai contoh, berikut ini merupakan pembagian kriteria
kerapatan hutan mangrove berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor : 201 Tahun 2004. Kriteria baku tersebut dibagi
menjadi banyak sekali terdapat (sangat padat) apabila terdapat > 1.500
pohon per hektar, kadang-kadang terdapat (sedang) apabila terdapat 1.000
- 1.500 pohon per hektar, jarang terdapat apabila terdapat < 1.000 pohon
per hektar. Kerapatan suatu spesies menunjukkan jumlah individu spesies
dengan satuan luas tertentu, maka nilai kera