MASYARAKAT TAMBANG TIMAH INKONVENSIONAL BANGKA SELATAN TAHUN 2003 – 2012 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sastra Program Studi Sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MASYARAKAT TAMBANG TIMAH
INKONVENSIONAL BANGKA SELATAN
TAHUN 2003 – 2012

SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Sastra
Program Studi Sejarah

Oleh
Tiur Angelina O B N
NIM 144314013

PROGRAM STUDI SEJARAH
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018


i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Segala sesuatu yang bisa kau bayangkan adalah nyata”
Pablo Picasso

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi berjudul “Masyarakat Tambang Timah Inkonvensional Bangka
Selatan Tahun 2003-2012” ini saya persembahkan untuk kedua orangtua saya

yang sudah berjuang untuk menguliahkan saya, dan juga untuk keluarga besar Op.
Maroha dan R. Banjar Nahor yang selalu mendukung saya agar menjadi lebih
baik. Karya ini juga dipersembahkan untuk masyarakat penambang timah di
Bangka dan almamater Program Studi Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas
Sanata Dharma.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PER}TYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa

slripsi ini merupokan

karya sendiri dan belum pernah saya ajukan scbagai syarat untuk memperoleh
gelar kesarjanaan di pergunran frbggi. Slcipsi ini tidak memuat karyra orang

lain atau suatu lembaga, kecuali bagian-bagian tertentu yang dijadikaa
sumber.


Yogyakarta, .14 Desember 2018
Penulis

M

Tiur Angelina O

vi

BN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERI\TYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH T]NTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma:


:

Nomor

Tiur Angelina O B N

Mahasiswa : 144314013

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata.Dharma karya ilmiah saya yang be{udul:

MASYARAKAT TAMBAI{G TIMAH INKOIYVENSIONAL BAIIGKA
SELATAI\ TAIIUN 2003-2012
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan ke

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
mendistribusikannya secara terbatas dan mempublikasikannya


di

data,

internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memita izin dari dari saya
sebagai penulis

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada 14 Desember 2018
Yang menyatakan

w

TiurAngelinaOBN
v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


ABSTRAK
Tiur Angelina O B N, Masyarakat Tambang Timah Inkonvensional Bangka
Selatan Tahun 2003-2012. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Sejarah,
Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, 2018.
Skripsi ini bertujuan untuk menjawab dua permasalahan. Pertama,
bagaimana sejarah penambangan timah inkonvensional oleh masyarakat
Kecamatan Pulau Besar. Kedua, bagaimana kehidupan sosial ekonomi
masyarakat Tambang Inkonvensional (TI) sejak diberlakukannya Peraturan
Daerah (Perda) mengenai perizinan penambangan oleh Bupati Bangka Eko
Maulana Ali pada tahun 2001.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan metode
pengumpulan data berupa wawancara dan studi pustaka. Analisis dilakukan
dengan mengelompokkan, mengkaitkan, membandingkan, dan interpretasi
terhadap data yang berhasil dikumpulkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tambang Inkonvensional terjadi di
Bangka atas izin dalam Perda Nomor 6 Tahun 2001, dan kesempatan bekerja di
sektor pertambangan ini ditanggapi oleh masyarat Kecamatan Pulau Besar untuk
beralih pekerjaan dari petani menjadi penambang timah. Penambangan timah di
Bangka membuahkan hasil bagi para pekerja, penghasilan dari pekerjaan

tersebut mampu mencukupi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier keluarga
penambang.

Kata Kunci: Tambang timah inkonvensional, masyarakat tambang, Pulau Besar,
Bangka Selatan.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Tiur Angelina O B N, Masyarakat Tambang Timah Inkonvensional Bangka
Selatan Tahun 2003-2012. Thesis. Yogyakarta: History Study Program, Faculty of
Letters, Sanata Dharma University, 2018.
The objective of this thesis were to answer two problems. First, what was
the history of unconventional tin mining by the people at Pulau Besar District.
Second, how had the socio-economic life of the Unconventional Mining (TI)
society since the enactment of Regional Regulation (Perda) concerning mining
permitted by Eko Maulana Ali as Bangka Regent in 2001.
This study used qualitative method, which used data collections such as

interview and literature method. The analysis was done by grouping, linking,
comparing, and interpreting the data collected.
The result of the study showed that Unconventional mines occurred in
Bangka with permission in Regional Regulation Number 6 of 2001, and the
opportunity to work in the mining sector was responded by the society of Pulau
Besar District which those switched job from farmer to tin miner. Tin mining in
Bangka produced result for tin miners, income from this job was able to complete
the primary, secondary, and tertiary needs of the miners family.
Keywords: Unconventional tin mines, mine society, Pulau Besar, South Bangka.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Perlu proses
yang panjang hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan, yaitu dari pemilihan
topik, sumber, proposal, penelitian lapangan sampai pada historiografi. Dari

semua proses yang diusahakan untuk menyelesaikan skripsi ini, saya dibantu oleh
orang tua, dan orang-orang disekitar saya. Mulai dari dukungan, doa, semangat,
diskusi, hingga pelajaran tentang kesabaran, ketekunan, kegigihan, ketelitian, dan
lainnya. Atas kebaikan dan pelajaran-pelajaran yang saya terima maka
perkenankanlah saya mengucapkan rasa terimakasih kepada:
1. Kedua orangtua saya, bapak dan mama yang selalu mendoakan dan
mendukung saya di perantauan.
2. Bapak Hb. Hery Santosa M. Hum., selaku Ketua Program Studi Sejarah
dan sebagai dosen pembimbing akademik, terimakasih sudah membimbing
dan mengajar dengan sabar.
3. Bapak Drs. Silverio R. L. Aji Sampurno M. Hum., selaku dosen
pembimbing skripsi, terimakasih atas waktu yang bapak berikan, serta
kebaikan, kesabaran, dan semangat bapak dalam memimbing agar kami
dapat segera selesai.
4. Dosen-dosen pengajar akademik; Dr. Yerry Wirawan, Alm. Dr. Lucia
Juningsih M. Hum, Drs. Ignatius Sandiwan Suharso, Dr. Hieronymus
Purwanta M. A, Heri Priyatmoko M. A, Romo Heri Setyawan, S.J,, M.A.,

x


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Romo Dr. Baskara Tulus Wardaya, S.J, Romo Dr. Gregorius Budi
Subanar, S.J., Drs. Manu, Miss Siska, Mom Retno dan Prof. Dr. I.
Praptomo Baryadi, M. Hum. Terimakasih sudah memberikan saya banyak
ilmu, pengalaman, inspirasi dan motivasi selama berkuliah di Universitas
Sanata Dharma.
5. Mas Doni dan Mas Tri selaku Staf Sekretariat Program Studi Sejarah,
terimakasih sudah membantu dalam mengurus segala administratif saya
selama kuliah. Tidak lupa juga terimakasih saya untuk seluruh Pegawai
Sanata Dharma yang membuat suasana kampus terasa nyaman.
6. Narasumber penelitian yaitu keluarga Bapak Suroso, Bapak Suryani,
Bapak Yakobus Dasar, Bapak Sugeng Prasetyo, Bapak Saudara, dan para
penambang timah di Bangka, terimakasih sudah meluangkan waktu untuk
menceritakan kembali kondisi pertambangan timah Bangka.
7. Pegawai di Dinas Transmigrasi Bangka Selatan, Badan Pusat Statistik
(BPS) Bangka Selatan, Kearsipan Bangka dan Bangka Selatan, kantor
Bupati Bangka Selatan, terimakasih atas diskusinya dan memperbolehkan
saya mengakses data.
8. Ibu Atik, Pak Tjahyo, dan Pak Wardoyo, terimakasih atas dukungan dan

semangatnya bagi saya untuk segera menyelesaikan skripsi
9. Semua teman-teman di Program Studi Sejarah, terutama teman
seperjuangan angkatan 2014. Terimakasih atas semangat lulus bersama
dan pengalamannya.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10. Sabam Sariaman Siregar terimakasih

untuk dukungan, motivasi dan

kerjasama yang baik.

ll.

Soso, Edut, Rosma, Carolinq Oyon, Wulan, Yesi, Geka, Geleng, dan

Firda Noftalinq terimakasih atas dukungan, keceriaan

dan

kebersamaannya.

Saya menyadari, skripsi yang saya sunm berjudul Masyarakat Tambang

Timah Kabupaten Bangka Seiitan Tahun 2003-2012 masih jauh dari
s€mpuma, maka dari

itu saya sangat

mengharapkan

kritik dan saran

membangun bagi penulisan sejarah di masa mendatang.

Yogyakarta, 14 Desember 2018
Penulis

@

Tiur Angelina OBN

xI

kara

yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..............................................
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................
HALAMAN MOTTO......................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..........................................................
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................
ABSTRAK.......................................................................................................
ABSTRACT.....................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................

vii
viii
ix
x
xiii
xv
xvi
xvii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah.........................................................
C. Rumusan Masalah......................................................................................
D. Tujuan Penelitian.......................................................................................
E. Manfaat Penelitian......................................................................................
F. Kajian Pustaka.............................................................................................
G. Landasan Teori...........................................................................................
H. Metode Penelitian.......................................................................................
I. Sistematika Penelitian...................................................................................

1
5
7
7
7
8
12
14
17

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN PULAU BESAR
A. Geografis Kabupaten Bangka Selatan........................................................
B. Geografis Kecamatan Pulau Besar.............................................................
C. Masyarakat Kecamatan Pulau Besar..........................................................
D. Mata Pencaharian.......................................................................................

18
23
26
32

BAB III PERTAMBANGAN TIMAH BANGKA
A. Penemuan Timah Bangka...........................................................................
B. Pendirian Banka Tinwinning ......................................................................
C. PT Timah Bangka........................................................................................

38
42
49

BAB IV TAMBANG INKONVENSIONAL (TI)
A. Pelaksanaan Tambang Inkonvensional.........................................................
B. Perkembangan Tambang Inkonvensional.....................................................

52
56

xiii

i
ii
iii
iv
v
vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TAMBANG TIMAH
A. Konsep Sosial Ekonomi.............................................................................
62
B. Masyarakat Tambang Timah di Kecamatan Pulau Besar..........................
77
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................
B.Saran.............................................................................................................

89
90

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
DAFTAR NARASUMBER.............................................................................
LAMPIRAN.....................................................................................................

92
94
95S

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perkembangan Penduduk Kecamatan Pulau Besar................... 24
Tabel 2.2. Penduduk Dalam Usia Produktif di Kecamatan Pulau Besar...

25

Tabel 2.3. Jumlah Murid Sekolah Negeri dan Swasta Menurut
Desa/Kelurahan di Kecamatan Pulau Besar Tahun 2008.........

31

Tabel 2.4. Produksi Komoditas Unggulan Subsektor Perkebunan
Kecamatan Pulau Besar............................................................

33

Tabel 2.5. Statistik Tabama Kecamatan Pulau Besar...............................

34

Tabel 2.6. Jumlah Pemilik Usaha Pertambangan Timah Inkonvensional
dan Tenaga Kerja di Kecamatan Pulau Besar..........................

37

Tabel 5.1. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Pulau Besar Sebelum
dan Sesudah Berlakunya Perda Perizinan Tambang Timah
Inkonvensional......................................................................

75

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Peta Kabupaten Bangka Selatan........................................

22

Gambar 2.2. Peta Kecamatan Pulau Besar.............................................

22

Gambar 4.1. Tambang Inkonvensional Darat.........................................

61

Gambar 4.2. Tambang Inkonvensional Apung/Rajuk............................

61

Gambar 5.1. Lahan TI di Kemingking Bangka Tengah.........................

82

Gambar 5.2. Warung Sembako di Wilayah Penambangan TI................

88

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Rumah Pondok atau Rumah Sementara Penambang (nge-camp).
Lampiran 2: Rumah Pondok Untuk Penambang yang Tidak Nge-camp.
Lampiran 3: Sampan Sebagai Transportasi Menuju Tempat Penambangan di
Sungai.
Lampiran 4: Pembuatan Ponton TI Apung /Rajuk.
Lampiran 5: Perakitan alat-alat TI Apung/ Rajuk.
Lampiran 6: Lahan bekas TI darat yang menjadi wisata danau biru.

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pulau Bangka merupakan salah satu jejak dari sejarah penjajahan kolonial
yang telah menjadikan Pulau Bangka terkenal dengan timah sebagai hasil
buminya. Bagi sejarah nasional, pulau ini sudah menghasilkan timah sejak
pemerintahan kolonial Belanda dan menjadi produsen timah terbesar di Indonesia,
juga sekaligus eksportir timah terbesar di dunia1.
Timah adalah salah satu komoditas tambang yang sangat ramai diperjualbelikan sejak abad Ke-18 hingga sekarang abad Ke-21. Kegunaan timah sendiri
yaitu sebagai bahan pendukung pelapis kaleng, pembuatan peluru, komponen
otomotif, produksi kaca, pembuatan kemasan, dan lain-lain.
Keberadaan timah di Kepulauan Bangka Belitung ini juga mendorong
berdirinya industri timah dengan nama PT TIMAH2. Industri tersebut memiliki
sejarah panjang, dimana PT TIMAH (Persero) Tbk resmi berdiri sejak 2 Agustus
1976 dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di
bidang pertambangan timah dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak
1

PT
Timah,
pada
http://www.timah.com/v2/ina/tentangkami/8410052012110526/sekilas-pt-timah/. Diakses pada 03 April 2018 pukul 18:59
WIB.
2

PT TIMAH merupakan produsen dan eksportir logam timah, dan memiliki
segmen usaha penambangan timah terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi,
penambangan, pengolahan hingga pemasaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

tahun 1995. Namun demikian sejarah pendirian perseroan telah dimulai sejak
pengelolaan di bawah pemerintahan Belanda yakni penambangan mineral timah
di Indonesia yang ditemukan secara tersebar di daratan dan perairan sekitar pulaupulau Bangka, Belitung, Singkep, Karimun dan Kundur. Pada masa itu,
pertambangan timah di Bangka dikelola oleh badan usaha pemerintah kolonial,
Banka Tinwinning Bedrijf (BTW). Sedangkan di Belitung dan Singkep usaha ini
dilakukan

oleh

perusahaan

swasta

Belanda,

Gemeenschappelijke

Mijnbouwmaatschappij Biliton (GMB) di Belitung dan NV Singkep Tin
Exploitatie Maatschappij (NV SITEM) di daerah Singkep.
Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, pemerintah Indonesia
mengambil alih kepemilikan perusahaan tersebut berdasarkan program
nasionalisasi perusahaan oleh negara pada tahun 1958.3 Semua perusahaan
milik pemerintahan Belanda yang ada di Bangka dinasionalisasikan atau diambil
alih oleh pemerintah Indonesia. Ketiga perusahaan milik Belanda tersebut
(BTW, GMB, dan SITEM) menjadi Perusahaan Negara (PN) yang terpisah.
BTW menjadi PN Tambang Timah Bangka, GMB menjadi PN Tambang Timah
Belitung, SITEM menjadi PN Tambang Timah Singkep.
Pada tahun 1961 Pemerintah membentuk Badan Pimpinan Umum (BPU)
perusahaan-perusahaan pertambangan timah negara. Tahun 1968 ketiga entitas
perusahaan bersama dengan BPU dikonsolidasikan menjadi Perusahaan Negara

3

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 1958 Tentang
Nasionalisasi Perusahaan-perusahaan Milik Belanda. Pada pasal 1 menjelaskan bahwa
“Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang berada di wilayah Republik Indonesia yang
akan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dikenakan nasionalisasi dan dinyatakan
menjadi milik penuh dan bebas Negara Republik Indonesia”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

(PN) Tambang Timah. Sesuai UU No.9 tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah
No. 19 tahun 1969, pada tahun 1976 status PN Tambang Timah dan Proyek
Peleburan Timah Mentok diubah menjadi Perusahaan Persero, di mana seluruh
sahamnya dimilliki oleh Pemerintah dan namanya diubah menjadi PT Tambang
Timah (Persero) dengan Akta No.1 Tahun 1976 oleh Notaris Imas Fatimah, SH
tertanggal 22 Agustus 1976. Kemudian pada tanggal 19 Oktober 1995,
Pemerintah melakukan privatisasi dengan mencatatkan saham PT Tambang
Timah di Bursa Efek dan merubah nama perusahaan menjadi PT TIMAH
(Persero) Tbk.4
Keberadaan timah sebagai komoditas yang paling menguntungkan di
Bangka membuat masyarakat menginginkan kepemilikan atas pasir timah
termasuk teknologi yang dimiliki oleh perusahaan timah. Tetapi kontrol
Pemerintah Pusat terhadap komoditas timah begitu kuat sehingga mereka
menggunakan tangan-tangan militer untuk melakukan proteksi sebagaimana
yang dikatakan oleh Erman Erwiza dalam penelitiannya tahun 2007,
“Masyarakat lokal dilarang untuk menambang, menjual, bahkan menyimpannya
walau satu kilogram”. Kondisi ini menjadi prakondisi bagi munculnya
disharmonisasi dalam pengelolaan timah di daerah ini.5
Timah sebagai hasil bumi di Bangka berada dalam genggaman
penguasa. Perusahaan-perusahaan timah memainkan

4

peran penting dalam

Laporan Tahunan 2014 PT TIMAH (PERSERO) TBK.

Citra Asmara Indra, 2014, ”Implikasi terbitnya Regulasi Tentang Pertimahan
Terhadap Dinamika Pertambangan Timah Inkonvensional di Pulau Bangka”, Jurnal
Society, Volume II, Nomor 1, Juni 2014, hlm. 26.
5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

penambangan dan produksi di daerah kepulauan ini6. Dengan adanya peranan
tersebut acap kali munculnya potensi untuk berbuat nepotisme. Hal tersebut
terbukti dari seluruh karyawan PT TIMAH, hanya sebagian kecil yang
merupakan masyarakat Bangka.
Kemudian pada tahun 1998 pemerintah mengeluarkan surat keputusan
mengenai ketentuan umum di bidang ekspor yang tidak memuat timah sebagai
barang yang diatur dan diawasi ekspornya7. Kebijakan ini yang akan membuat
perubahan secara drastis tentang pengelolaan timah sebagai barang strategis dan
barang yang bebas bagi masyarakat dan negara. Surat Keputusan mengenai
ketentuan umum di bidang ekspor yang tidak memuat timah sebagai barang
yang diatur dan diawasi ekspornya segera mendapat respon dari bupati Bangka
tiga tahun setelahnya. Bupati Eko Maulana Ali mengeluarkan Perda8 pada tahun
2001, isi dari Perda tersebut ialah mengizinkan masyarakat untuk dapat
menambang bahan galian diluar gas bumi dan minyak. Tujuan diberlakukannya
Perda tersebut dilatarbelakangi untuk peningkatan penerimaan Pendapatan Asli
Daerah (PAD)—yaitu dengan diberlakukannya Pajak Pertambangan Umum dan
Mineral Ikutannya.
Perda yang telah dibuat dan disetujui Bupati Eko tersebut menjadi titik
tolak atau faktor utama pembentukan tambang-tambang bebas atau tambang-

6

Ibid.

7

Kepmenperindag Nomor 558/MPP/Kep/12/1998 tentang Ketentuan Umum di
Bidang Ekspor.
8

Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 6 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Pertambangan Umum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

tambang rakyat yang sering disebut oleh masyarakat Bangka dengan sebutan TI
(Tambang Inkonvensional). Bupati Bangka Eko Maulana Ali meminta PT
TIMAH untuk mengijinkan masyarakat menambang di sebagian wilayah kuasa
penambangan yang telah ditinggalkan. Sebagai konsekuensinya, masyarakat
penambang timah haruslah menjual pasir timahnya hanya kepada PT TIMAH
yang pada akhirnya berujung pada kerusakan lingkungan di Bangka.
Penelitian ini akan berfokus pada sejarah terbentuknya TI dan kondisi
sosial-ekonomi masyarakat tambang. Topik penelitian ini dipilih karena
memiliki pengaruh yang luas dan penting terhadap kehidupan sosial dan
ekonomi masyarakat Bangka Selatan, karena merupakan salah satu referensi
untuk melihat perkembangan sosial ekonomi masyarakat tambang timah
Bangka.

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah TI (Tambang Inkonvensional)
atau Tambang Rakyat yang menjadi sumber kehidupan mayoritas masyarakat di
Bangka. Diangkatnya TI sebagai pokok bahasan penelitian disebabkan oleh
beberapa hal, diantaranya:
1. Belum ada tulisan yang membahas tentang kehidupan masyarakat TI
Bangka Selatan secara mendalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

2. Sejarah lokal kurang mendapatkan perhatian dalam historiografi
Indonesia, termasuk sejarah Bangka dan tambang timahnya, sehingga
pembahasan mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat tambang timah
inkonvensional Bangka Selatan secara mendalam diharapkan dapat
muncul dalam penelitian ini.

2. Pembatasan Masalah
Alasan pemilihan periode 2003 sampai 2012 adalah untuk menunjukkan
sejarah pembentukan TI, masyarakatnya dan perkembangannya dalam dua periode
pemerintahan Bupati Eko Maulana Ali yang mendukung dan meresmikan
berlakunya TI. Tahun 2003 dipilih sebagai awal penelitian karena pada tahun ini
wilayah Bangka Selatan resmi disahkan menjadi kabupaten baru yang sebelumnya
masuk dalam kabupaten Bangka Induk.
Tahun 2012 dipilih sebagai akhir penelitian ini yaitu untuk melihat sejarah
TI dan perkembangannya dalam waktu ± 10 tahun. Kurun waktu 10 tahun ini
akan digunakan sebagai penjelas bagaimana sejarah TI dan kehidupan sosialekonomi masyarakat tambang timah inkonvensional Bangka Selatan.
Ruang lingkup penelitian ini

dilakukan di Kecamatan Pulau Besar,

Kabupaten Bangka Selatan, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pemilihan
lokasi ini berdasarkan tempat tinggal penambang timah atau masyarakat
penambang timah yaitu di Kecamatan Pulau Besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penelitian ini merumuskan
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana sejarah

penambangan timah inkonvensional oleh

masyarakat Kecamatan Pulau Besar?
b.

Bagaimana

kehidupan

sosial-ekonomi

masyarakat

TI

sejak

diberlakukannya Perda mengenai perizinan penambangan oleh Bupati
Bangka Eko Maulana Ali pada tahun 2001?

D. Tujuan Penelitian
a. Menjelaskan sejarah penambangan timah inkonvensional di Pulau Besar
b. Memaparkan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat TI sejak di
berlakukannya Perda Bupati Bangka Eko Maulana Ali pada tahun 2001

E. Manfaat Penelitian
Penelitian

yang

membahas

salah

satu

sejarah

tambang

timah

inkonvensional Bangka ini memiliki beberapa manfaat. Pertama, secara keilmuan,
penelitian ini memberi sumbangan terhadap penulisan sejarah lokal yang
mengenai kehidupan sosial ekonomi masyarakat tambang timah. Kedua, bagi
mahasiswa ilmu sejarah dan pemerhati sejarah, penelitian ini dapat menambah
wawasan tentang pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
tambang timah. Ketiga, bagi masyarakat umum hasil penelitian dapat digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

untuk membantu mereka yang ingin memahami sejarah tambang inkonvensional
pada periode 2003-2012.

F. Kajian Pustaka
Pelaksanaan penelitian ini akan berdasarkan hasil riset di lapangan berupa
wawancara dan pengamatan. Sedangkan untuk mendukung data-data yang
diperoleh dari lapangan, maka diperlukan sumber-sumber tertulis berupa bukubuku, laporan penelitian, majalah, koran, dan artikel-artikel di internet.
Sampai penulisan ini dilakukan, tidak ada sebuah buku pun yang
menuliskan tentang “Masyarakat Tambang Timah Inkonvensional Bangka Selatan
Tahun 2003-2012” meski ada banyak kajian sejenis yang dilakukan oleh peneliti
tentang timah Bangka, kebanyakan peneliti mengambil fokus penelitian pada
kerusakan alam atau lingkungan Bangka bukan sejarah dari tambang
inkonvensional atau tambang rakyat itu sendiri.
Penelitian mengenai Pulau Bangka dan timah dipelopori oleh Mary
Somers Heidhues yaitu dalam karangan berjudul Timah Bangka Dan Lada
Mentok.9 Periode dan wilayah penelitian pada buku ini ialah pada awal
ditemukannya hasil bumi berupa timah yaitu di Bangka pada abad Ke-18. Periode
berikutnya yaitu pada abad Ke-19 pertambangan timah di Bangka mulai
diusahakan dengan mengirimkan pekerja dari China ke Bangka dan terbentuklah
masyarakat Tionghoa di Bangka serta pembukaan maskapai timah di Belitung

9

Heidhues, Mary Somers. Timah Bangka Dan Lada Mentok: Peran Masyarakat
Tionghoa Dalam Pembangunan Pulau Bangka Abad XVIII s/d XX. Jakarta: Yayasan
Nabil, 2008.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

terjadi di abad Ke-19. Kemudian pada Abad Ke-20 dibentuk sebuah perusahaan
resmi milik pemerintah Belanda yang kemudian begeser menjadi milik Jepang
dan ketika kemerdekaan Indonesia diraih, perusahaan pertambangan tersebut
berganti menjadi milik pemerintah Indonesia.
Pada bab pertama buku ini menjelaskan bagaimana perdagangan timah
dunia bermula hingga abad Ke-18. Kebutuhan China terhadap timah membuat
timah di Bangka di eksploitasi melalui Kesultanan Palembang hingga kekuasaan
kolonial.
Pada bab kedua menjelaskan bagaimana popularitas timah sebagai
komoditas yang mahal dan penting. Sultan Palembang melakukan hubungan
kerjasama dengan Inggris, dan pada tahun 1812 menyerahkan Bangka sebagai
bagian dari kekuasaan Inggris. Sultan mendatangkan para buruh timah dari negeri
Cina dimana kelak hasil timah akan diberikan kepada pemerintah Inggris dengan
bayaran enam dolar mata uang Spanyol untuk setiap pikul timah.
Pada bab ketiga menjelaskan penambangan timah yang dikuasai oleh
orang Inggris. Dalam masa penguasaan Inggris tersebut, ada pembaruan teknologi
dalam manufaktur penambangan yang ditindaklanjuti dengan pembukaan wilayah
Belitung dan penemuan timah di Belitung dimana setelah itu menjadi
penambangan Billiton.
Pada bab keempat menggambarkan kehidupan orang Bangka yang
pekerjaannya adalah bertani serta terjadinya konflik antara orang pendatang dan
penduduk asli yaitu orang melayu Bangka, dimana pekerjaanya adalah petani
lada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

Pada bab kelima hingga bab kedelapan, menggambarkan kehidupan kuli
timah dalam masa setelah perang dunia kedua, perang nasionalis, dan perang antiJepang. Dalam delapan bagian yang dituliskan oleh Mary Somers Heidhues tidak
ada pembahasan mengenai sejarah TI secara khusus dalam bagian bahasannya.
Dalam buku Erwiza Erman yang berjudul Kesenjangan Buruh dan
Majikan : Pengusaha, Koeli dan Penguasa : Industri Timah Belitung10
menjelaskan tentang kehidupan kuli timah di Belitung. Kuli timah dipekerjakan
oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menambang timah di Belitung yang baru
dibuka lahannya. Dalam buku ini menjelaskan bagaimana kehidupan kuli timah
Belitung berada dibawah kuasa penguasa dan pemilik modal. Dalam bagianbagian bahasannya mengenai sejarah kehidupan kuli timah di Belitung, hanya ada
sedikit bahasan mengenai sejarah timah Bangka, terutama yang berkaitan dengan
TI tidak ada disebutkan dalam buku Erwiza Erman ini.
Dalam buku Erwiza Erman yang berjudul Menguak Sejarah Timah
Bangka-Belitung: Dari Pembentukan Kampung ke Perkara Gelap.11 Karangan
tulisan Erwiza ini menjelaskan sejarah pembentukan kampung di Bangka dan
peranan tokoh-tokoh lokal yang menentang penjajahan Belanda. Sejarah
perusahaan timah milik kolonial juga diulas dalam buku ini, terlebih mengenai
komoditas lada dan timah Bangka di balik tahun-tahun krisis Indonesia. Dalam
bab terakhir dijelaskan mengenai perkara gelap, keuntungan diam: studi

10

Erwiza Erman. Kesenjangan Buruh dan Majikan: Pengusaha, Koeli dan
Penguasa : Industri Timah Belitung. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995.
11

2009.

Erwiza Erman. Menguak Sejarah Timah Bangka Belitung. Yogyakarta: Ombak,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

hubungan kekuasaan dalam bisnis pertimahan, menjelaskan sekilas mengenai
kebijakan Bupati Eko Maulana Ali dalam Perda Bangka yang menjadi gejolak
awal hadirnya TI. Akan tetapi mengenai kehidupan sosial-ekonomi masyarakat
TI Bangka Selatan tidak disinggung dalam karyanya.
Penelitian serupa mengenai pertambangan timah juga pernah dilakukan
oleh seorang pegawai tambang di PT Tambang Timah Bangka pada tahun 19631993, bernama Sutedjo Sujitno, di masa pensiunnya beliau melakukan
historiografi mengenai sejarah petambangan timah di Bangka.
Tahun 1996 buku karangannya diterbitkan oleh PT Timah yang berjudul
“Sejarah Penambangan Timah di Indonesia: Abad 18 – Abad 20”12 dan buku
“Dampak Kehadiran Timah Indonesia Sepanjang Sejarah”13. Kedua buku karya
Sutedjo Sujitno menjelaskan bagaimana sejarah penambangan timah di Indonesia
bermula hingga pertambangan timah di Bangka dapat berlangsung. Tahapan
perkembangan sejarah timah yaitu bermula dari penemuan timah di Indonesia,
seperti Bangka, Riau, dan Belitung, kemudian dilakukanlah penambangan timah
di darat dan penambangan timah di laut. Agar dapat menjadi komoditas
internasional maka didirikan peleburan timah dan hingga pemasaran timah. Pada
salah satu sub-bab dari buku Sutedjo Sujitno yang berjudul “Dampak Kehadiran
Timah Indonesia Sepanjang Sejarah” menjelaskan bagaimana sejarah Tambang
Inkonvensional di Bangka terjadi dan dalam cakupan yang luas yaitu Bangka,

Sutedjo Sujitno. Sejarah Penambangan Timah Di Indonesia Abad Ke 18 – Abad
Ke 20. Jakarta Selatan: Cempaka Publishing, 2007.
12

13

Sutedjo Sujitno. Dampak Kehadiran Timah Indonesia Sepanjang Sejarah.
Jakarta Selatan: Cempaka Publishing, 2007.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

tetapi untuk menggambarkan kondisi sosial-ekonomi masyarakat Bangka
terutama Bangka Selatan tidak dijelaskan dalam sub-bab ini.
Pokok bahasan dalam tulisan ini adalah kondisi sosial ekonomi
masayarakat TI Bangka Selatan dalam kurun waktu 2003-2012. Ini merupakan
penelitian baru yang belum diteliti oleh sejarawan lain, sebagian besar penulis
hanya menyinggung sedikit tentang TI dan Bangka, tetapi belum dilakukan
penelitian secara mendalam. Penelitian ini tidak hanya membahas sejarah TI
Bangka namun lebih pada kondisi masyarakat TI Bangka Selatan khususnya di
Kecamatan Pulau Besar. Oleh sebab itu penelitian ini baru dan berbeda dengan
penelitian sejarawan yang sudah ada.

G. Landasan Teori
Untuk menjelaskan fenomena mengenai pokok rumusan masalah di atas,
maka diperlukanlah teori yaitu untuk memahami fakta, menjelaskan, dan
memberikan ramalan yang valid sebagai penjelas. Berdasarkan fenomena
penelitian yaitu kondisi sosial ekonomi masyarakat tambang timah Bangka
Selatan dalam studi kasus di Kecamatan Pulau Besar tahun 2003 sampai 2012,
maka teori yang berhubungan untuk menganalisa masalah pada rumusan masalah
ialah teori stratifikasi sosial oleh Max Weber.
Masyarakat Bangka Selatan ialah masyarakat yang mayoritas berprofesi
sebagai petani. Hasil dari tani tersebut ialah lada dan karet yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan para petani. Pernah suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

ketika, dimana para petani meraup untung yang sangat besar karena harga lada
dan karet berada dimasa kejayaannya.
Harga lada di pasar internasional tidak dapat seimbang dan mempengaruhi
perekonomian petani lada. Terutama di tahun-tahun krisis atau Depresi Ekonomi
Dunia yaitu pada tahun-tahun 1929, dan periode deflasi pada 1948, 1956-1958,
1997-1999. Lada menumpuk dalam gudang dan membusuk hingga para petani
hanya dapat bergantung pada tauke lada.
Ketika krisis lada, terutama setelah tahun 1999 yang disambut dengan
kenaikan harga timah dan pembukaan tambang inkonvensional, maka sektor
ekonomi timah dapat meyerap tenaga kerja petani di pertambangan atau para
petani beralih membuka tambang-tambang timah, baik dengan modal mereka
sendiri maupun dengan modal pengusaha timah selain PT Timah dan dan PT
Koba Tin yang berkembang sejak adanya izin perdagangan pasir timah oleh
pemerintah pusat.14
Max Weber menjelaskan bahwa stratifikasi dibagi menjadi 3 bagian yaitu,
ekonomi, budaya, dan politik. Teori Weber ini merupakan perluasan dari teori
Marx. Marx melihat ekonomi sebagai dasar struktur sosial, dan posisi-posisi orang
dalam struktur ini dapat ditentukan terutama oleh apakah dia memiliki alat
produksi atau tidak, serta pemilikan benda aau kekayaan menjadi dasar utama
stratifikasi.15

14

Erwiza Erman. Menguak Sejarah Timah Bangka Belitung., op. cit., hlm.176.

15

Doyle Paul Jhonson. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT Gramedia,
1986., hlm. 223.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

Sejalan dengan pernyataan Marx, Weber menyatakan bahwa stratifikasi
ekonomi sebagai dasar yang fundamental untuk kelas. Menurut Weber kelas
sosial terdiri dari semua mereka yang memiliki kesempatan hidup yang sama
dalam bidang ekonomi. Kelas sosial yang dimaksudkan Weber ialah (1) sejumlah
orang sama-sama memiliki suatu komponen tertentu yang merupakan sumber
dalam kesempatan-kesempatan hidup mereka, sejauh (2) komponen ini secara
eksklusif tercermin dalam kepentingan ekonomi berupa pemilikan benda-benda
dan kesempatan-kesempatan untuk memperoleh pendapatan, dan (3) hal itu
terlihat dalam kondisi-kondisi komoditi atau pasar tenaga kerja.16
Terjadinya kegiatan menambang yang dilakukan oleh rakyat atau tambang
inkonvensional di Bangka merupakan stratifikasi sosial oleh petani dan pekerja
harian lada untuk memperbaiki perekonomian keluarga dengan cara menambang
timah melalui kesempatan-kesempatan yang telah diwujudkan dalam UU mineral
oleh pemerintah pusat serta Perda oleh Bupati Bangka.

H. Metode Penelitian
Metode adalah cara atau prosedur untuk mendapatkan objek penelitian.
Selain itu, metode juga dapat diartikan bagaimana cara untuk membuat atau
mengerjakan sesuatu dalam suatu sistem yang terencana dan teratur, dalam
metode penelitian sejarah, metode ini bertujuan agar penulisan sejarah menjadi
lebih terstruktur dan sistematis.

16

Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

Terkait dengan hal diatas, maka penelitian ini akan menggunakan metode
penelitian sejarah. Dalam penelitian sejarah secara umum terdapat empat tahapan
yaitu, pengumpulan sumber, verifikasi (kritik sejarah, keabsahan sumber),
interpretasi: analisis dan sintesis dan penulisan.
Sebelum mencari data atau sumber, akan dilakukan pemilihan topik yang
sesuai dengan minat dan kemampuan penulis. Pemilihan topik mengenai
Masyarakat Tambang Timah Inkonvensional Bangka Selatan dengan studi kasus
di Kecamatan Pulau Besar tahun 2003-2012 yaitu berawal dari kedekatan personal
dengan daerah-daerah transmigrasi di Kecamatan Pulau Besar, sehingga ingin
menulis sesuatu tentang tempat berkembang dan tempat tinggal. Kemudian, hal
ini didukung oleh fakta keadaan masyarakat transmigrasi di Kecamatan Pulau
Besar yang mencari penghidupan dari bertambang TI, membuat pemilihan topik
mengerucut menjadi masyarakat tambang timah Bangka Selatan dengan ruang
lingkup pada kondisi sosial ekonomi masyarakat tambang timah inkonvensional
Kecamatan Pulau Besar.
Setelah pemiihan topik, tahap

berikutnya yang dilakukan ialah tahap

pengumpulan sumber. Untuk mencari sumber yang terkait maka perlu dipastikan
wilayah penelitian lapangan sesuai dengan topik. Penelitian ini dilakukan di
Bangka Selatan dan Bangka Barat dengan narasumber para penambang TI yang
tinggal di Kecamatan Pulau Besar.
Pengumpulan sumber dilakukan dengan menggunakan sumber lisan dan
sumber tertulis. Pengumpulan sumber sejarah lisan yaitu dengan cara melakukan
wawancara terhadap narasumber yang mengetahui tentang tambang timah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

Bangka, seperti penambang timah, bekas penambang timah, dan masyarakat
setempat Kecamatan Pulau Besar. Setelah sumber lisan didapatkan, maka untuk
melengkapi data-data ialah dengan cara mencari sumber tertulis atau studi pustaka
seperti historiografi tentang bangka dan timah, surat kabar, laporan tahunan
perusahaan timah, BPS Kabupaten Bangka Selatan dan Kecamatan Pulau Besar,
jurnal, buku dan artikel yang terkait dengan topik penelitian.
Setelah proses pengumpulan data dilakukan, maka langkah berikutnya
adalah melakukan kritik sumber. Kritik sumber dibagi menjadi dua bagian, yang
pertama ialah kritik eksternal. Maksud dari kritik eksternal adalah memperhatikan
otensitas atau keaslian sumber, misalnya dengan melihat data-data dari lapangan
Penelitian apakah sesuai dengan data yang telah diperoleh dari sumber tertulis dan
lisan.
Kemudian kritik yang kedua ialah kritik internal yaitu, memperhatikan
kredibilitas isi sumber dengan peristiwa sejarah yang diteliti dapat percaya atau
tidak. Data-data yang telah diverifikasi kemudian dibaca secara menyeluruh
dalam tahapan interpretasi. Dari pembacaan tersebut baru kemudian diperoleh
makna mengenai data-data yang telah didapat. Data-data yang diuji kebenarannya,
kemudian diinterpretasikan dan dijadikan bahan penulisan sejarah atau disebut
juga dengan tahap historiografi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

I. Sistematika Penulisan
Hasil penelitian ini dijabarkan ke dalam tulisan dengan sistematika sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar Belakang, identifikasi dan
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
kerangka teori, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Deskripsi Masyarakat Pulau Besar. Dalam bab kedua ini akan
membahas mengenai letak geografis, demografi dan kondisi sosial ekonomi.
Bab III Sejarah Pertambangan Timah Bangka. Dalam bab ketiga ini akan
membahas tentang periodesasi penambangan timah di Bangka.
Bab IV Tambang Inkonvensional. Dalam bab keempat ini akan membahas
tentang pelaksanaan tambang inkonvensional dan perkembangannya.
Bab V Perubahan Sosial Ekonomi Pasca Berlakunya Perda Tambang
Inkonvensional. Pada bab kelima ini akan menjelaskan perubahan kondisi sosial
ekonomi masyarakat tambang timah Pulau Besar setelah terbitnya perda bupati
tentang perizinan penambangan timah.
Bab VI atau bab terakhir berisi Kesimpulan atau Saran. Dalam bab enam
ini akan dipaparkan kesimpulan dari penjelasan kondisi masyarakat tambang
timah Pulau Besar Bangka Selatan (2003-2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

BAB II
DESKRIPSI MASYARAKAT PULAU BESAR

A. Geografis Kabupaten Bangka Selatan

Kecamatan Pulau Besar yang menjadi wilayah penelitian ialah bagian dari
Kabupaten Bangka Selatan. Kabupaten Bangka Selatan termasuk salah satu
kabupaten dari 6 kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sebelum terbentuk menjadi provinsi, wilayah Bangka dan Belitung
termasuk dalam wilayah administrasi Sumatera Selatan. Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000
Tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tanggal 21 Nopember
2000, yang terdiri dari Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung, dan Kota
Pangkalpinang.
Tahun 2003 Kabupaten Bangka Selatan diresmikan menjadi kabupaten
baru yaitu berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang pemekaran
wilayah. Sebelum Kabupaten Bangka Selatan terbentuk, wilayah Bangka Selatan
menjadi wilayah adminstratif dari Kabupaten Bangka.
Pada tanggal 25 Februari 2003 dilakukan pemekaran wilayah di Provinsi
Bangka Belitung dengan penambahan 4 kabupaten yaitu Bangka Barat, Bangka
Tengah, Bangka Selatan dan Belitung Timur. Maka dengan demikian wilayah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

adminstrasi pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi dalam 6
kabupaten dan 1 kota.17
Secara geografis Kabupaten Bangka Selatan terletak pada 2º 26’ 27”
sampai 3º 5’ 56 Lintang selatan dan 107º 14’ 31” sampai 105º 53’ 09” Bujur
Timur. Kabupaten Bangka Selatan secara administratif wilayah mempunyai
wilayah daratan ± 10. 640 Km². Meliputi 8 kecamatan yaitu Kecamatan Simpang
Rimba, Payung, Air Gegas, Toboali, Lepar Pongok, Tukak Sadai, Pulau Besar,
dan Kepulauan Pongok. Dari delapan kecamatan yang termasuk dalam wilayah
administratif Kabupaten Bangka Selatan, wilayah yang menjadi penelitian untuk
mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat tambang timah Bangka Selatan
ialah wilayah Kecamatan Pulau Besar.
Kabupaten Bangka Selatan memiliki batasan geografis sebagai berikut :


Bagian Barat dan Selatan berbatasan dengan Selat Bangka dan Laut Jawa



Bagian Timur berbatasan langsung dengan Selat Gaspar



Bagian Utara berbatasan langsung dengan Kecamatan Sungai Selan, dan
Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah.
Untuk dapat memahami keadaan geografis dan batasan wilayah Bangka
Selatan, maka perlu dijabarkan pula keadaan alam daerah Bangka Selatan secara
menyeluruh. Bangka Selatan memiliki iklim Tropis tipe A dengan variasi curah
hujan antara 56,2 hingga 292,0 mm tiap bulan untuk tahun 2003, dengan curah
hujan terendah pada bulan Agustus. Suhu rata-rata daerah Kabupaten Bangka

17

Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada
http://www.babelprov.go.id/content/wilayah-administrasi. Diakses tanggal pada tanggal
24 November 2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

Selatan berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Pangkalpinang menunjukkan
variasi antara 25,9 hingga 28,0º Celcius. Sedangkan kelembaban udara bervariasi
antara 76 hingga 88 persen pada tahun 2003. Sementara intensitas penyinaran
matahari pada tahun 2003 rata-rata bervariasi antara 2,4 hingga 7,6 jam dan
tekanan udara antara 1009,2 hingga 1011,1 MBS.
Tanah di daerah Kabupaten Bangka Selatan ini mempunyai PH rata-rata di
bawah 5, didalamnya mengandung mineral biji timah dan bahan galian lainnya
seperti: Pasir Kwarsa, Kaolin, Batu Gunung dan lain-lain. Bentuk dan keadaan
tanahnya adalah sebagai berikut:
a. 4% berbukit seperti Bukit Paku, Permis dan lain-lain. Jenis tanah
perbukitan tersebut adalah Komplek Posdolik Coklat Kekuning-kuningan
dan Litosil berasal dari Batu Plutonik Masam.
b. 51% berombak dan bergelombang, tanahnya berjenis Asosiasi Podsolik
Coklat Kekuning-kuningan dengan bahan induk Komplek Batu Pasir
Kwarsit dan Batuan Plutonik Masam.
c. 20% lembah atau datar sampai berombak, jenis tanahnya asosiasi Posdolik
berasal dari Komplek Batu Pasir dan Kwarsit.
d. 25% rawa dan bencah/datar dengan jenis tanahnya asosiasi Alluvial
Hedromotiff dan Glei Humus serta Regosol Kelabu Muda berasal dari
endapan pasir dan tanah liat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

Geografi bagian Hidrologi, pada umumnya sungai-sungai di daerah
Kabupaten Bangka Selatan berhulu di daerah perbukitan dan pegunungan dan
bermuara di pantai laut. Sungai-sungai yang terdapat di daerah Kabupaten Bangka
Selatan ini adalah: Sungai Kepoh, Bangka Kota dan lain-lain. Sungai-sungai
tersebut berfungsi sebagai sarana transportasi dan belum bermanfaat untuk
petanian dan perikanan karena para nelayan lebih cenderung mencari ikan ke laut.
Pada dasarnya di Daerah Kabupaten Bangka Selatan tidak ada danau alam, hanya
ada bekas penambangan bijih timah yang luas menyerupai danau buatan yang
sering disebut kolong atau camoy.
Flora yang terdapat di hutan Bangka Selatan yaitu, Kayu Ramin, Meranti,
Kapuk dan Jelutung. Sedangkan fauna yang terdapat kawasan hutan ialah, Rusa,
Beruk, Monyet, Babi, Tringgiling, Napuh, Musang, Murai, Tekukur, Pipit,
Kalong, Elang, Ayam Hutan, dan tidak terdapat binatang buas seperti Gajah,
Harimau, dan lain sebagainya.18

18

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bangka Selatan Dalam Angka 2003.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

Gambar 2.1. Peta Kabupaten Bangka Selatan

.

Sumber: Kabupaten Bangka Selatan Dalam Angka 2017

Gambar 2.2. Peta Kecamatan Pulau Besar

Sumber: Statistik Daerah Kecamatan Pulau Besar Tahun 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23

B. Geografis Kecamatan Pulau Besar
Kecamatan Pulau Besar adalah salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Bangka Selatan. Kecamatan ini merupakan kecamatan baru, hasil
pemekaran dari Kecamatan Payung yang terletak di Bagian Selatan Pulau Bangka.
Secara administratif wilayah Kecamatan Pulau Besar mempunyai luas ± 169, 873
Km² yang meliputi lima desa yaitu: Desa Batu Betumpang, Desa Sukajaya, Desa
Sumber Jaya Permai, Desa Fajar Indah, dan Desa Panca Tunggal.
Secara umum wilayah administratif Kecamatan Pulau Besar memiliki
batas-batas sebagai berikut:


Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bedengung Kecamatan Payung



Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Bangka



Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Gudang dan Sebagin Kecamatan
Simpang Rimba



Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Nyelanding, Sidoharjo dan Pergam
Kecamatan Air Gegas.
Kecamatan Pulau Besar yang berada dalam wilayah Kabupaten Bangka

Selatan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Bangka
Selatan Nomor 26 Tahun 2007 tentang pembentukan Kecamatan Tukak Sadai dan
Kecamatan Pulau Besar berserta penataan kecamatan di Kabupaten Bangka
Selatan.19

19

Profil Kecamatan Pulau Besar tahun 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24

1. Demografi
Demografi penduduk perlu diuraikan dengan tujuan untuk melihat
komposisi penduduk, distribusi penduduk, dan perubahan-perubahan yang terjadi
melalui 5 komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),
perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial.
Kepadatan penduduk Kecamatan Pulau Besar selama periode 2008-2010
terus mengalami peningkatan jumlah penduduk. Pada tahun 2008 jumlah
penduduk sebanyak 8.538 jiwa kemudian tumbuh sebesar 1,51 persen di tahun
2009 sehingga penduduk menjadi 8.667 jiwa. Terjadinya pertumbuhan penduduk
di tahun 2009, menyebabkan kepadatan penduduk tahun 2009 meningkat 51
jiwa/km2 dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu 50 jiwa/km2. Tahun 2010
jumlah penduduk bertambah menjadi sebanyak 8.883 jiwa dan kepadatan
penduduk menjadi 52 jiwa/km, persentase pertumbuhan penduduk ini naik
sebanyak 1,92 persen.

Tabel 2.1. Perkembangan Penduduk Kecamatan Pulau Besar
Jumlah Penduduk ( Jiwa)
Tahun
LakiPerempuan
Jumlah
Laki
2008
4.48
4.055
8.538
3
2009
4.59
4.073
8.667
4
2010
4.72
4.113
8.833
0
2011
4.61
4.159
8.778
9
Sumber: pengolahan data BPS Kecamatan Pulau Besar Dalam Angka Tahun
2009,2010,2011,2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25

Komposisi penduduk Kecamatan Pulau Besar dapat dilihat dari komposisi
penduduk menurut pekerjaan. Usia produktif penduduk untuk bekerja dibagi
menjadi 3 yaitu; usia 1-14 tahun adalah usia belum produktif, usia 15-64 tahun
adalah usia dewasa/usia kerja/usia produktif, usia 65 tahun keatas adalah usia
tidak produktif/usia jompo. Di Kecamatan Pulau Besar, jumlah penduduk yang
berada pada usia produktif ialah; pada tahun 2008 berjumlah 5656 jiwa, pada
tahun 2009 berjumlah 6103 jiwa, dan di tahun 2010 berjumlah 6206 jiwa.

Tabel 2.2. Penduduk dalam usia produktif di Kecamatan Pulau Besar
Jumlah Penduduk ( Jiwa)
Tahun
LakiPerempuan
Jumlah
Laki
2008
3127
2529
5656
2009
3230
2873
6103
2010
3300
2906
6206
Sumber: pengolahan data BPS Kecamatan Pulau Besar Dalam Angka Tahun
2009,2010,2011

Dari data usia produktif penduduk Kecamatan Pulau Besar, dapat
diketahui jumlah tertinggi penduduk berada pada usia dewasa atau usia produktif,
dengan demikian dapat diketahui bahwa Kecamatan Pulau Besar merupakan
kecamatan yang sedang mengalami pertumbuhan. Penduduk yang berusia
produktif akan menanggung beban dari penduduk usia tidak produktif yaitu 1-14
tahun dan 65 tahun keatas.
Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari satu daerah ke
daerah lain. Mobilitas penduduk terbagi menjadi 2 yaitu, pertama mobilitas non
permanen artinya perpindahan penduduk yang bersifat sementara seperti turisme
baik nasional maupun internasional, kedua mobilitas penduduk permanen yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26

artinya perpindahan penduduk bersifat menetap atau disebut juga dengan migrasi.
Migrasi yang terjadi di Kecamatan Pulau Besar ialah migrasi ruralisasi dan
transmigrasi. Migrasi ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari kota ke desa.
Perpindahan penduduk dari wilayah kota ke Kecamatan Pulau Besar dapat
disebabkan karena tugas dari pekerjaan yang menempatkan untuk menetap di
Kecamatan Pulau Besar, perkawinan, berkurangnya lapa