BAB II TINJAUAN TEORI A. KEHAMILAN - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.M UMUR 24 TAHUN G1P0A0 DENGAN SUSPECT HAMIL 5 MINGGU 4 HARI DI DESA ALASMALANG WILAYAH KERJA PUSKES

BAB II TINJAUAN TEORI A. KEHAMILAN

  1. Definisi Kehamilan Menurut Faderasi Obstetri Ginekologi International, kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.Bila dihitung dari saat fertilisasi sampai dengan lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester 1 berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke- 13 sampai ke-27) dan trimester ketiga berlangsung 13 minggu (minggu ke-28 sampai minggu ke-40).

  (Prawirohardjo, 2010;h. 213) Kehamilan adalah dimulai fertilisasi sebuah sel telur oleh sebuah sperma. Fertilisasi melibatkan masa gestasi (perkembangan embrionik dan janin) dan secara normal diakhiri dengan partus atau kelahiran bayi. Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitumg sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati yang menandai awal periode antepartum. (Varney,2007;h492).

  Kehamilan adalah mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba,2010;h 75). a. Perut membesar

  b. Uterus membesar terjadi perubahan bentuk, besar, dan konsistensi Rahim.

  c. Tanda hegar ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak pada pemeriksaan manual saat kehamilan usia 4 sampai 6 minggu.

  d. Tanda chadwick perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat di porsio, vagina, dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena karena peningkatan kadar estrogen.

  e. Tanda piskacek pembesaran dan pelunakan Rahim ke salah satu sisi Rahim yang berdekatan dengan tuba uterine. Biasanya tanda ini ditemukan di usia 7 sampai 8 minggu.

  f. Kontraksi-kontraksi kecil uterus jika dirangsang (Braxton Hick).

  g. Teraba ballottement.

  h. Reaksi kehamilan positif. Mochtar (2011;h 35)

  3. Tanda pasti kehamilan yaitu: a. Gerakan janin dalam Rahim.

  b. Terlihat atau teraba gerakan janin san teraba bagian-bagian janin.

  c. Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoscop Laenec, alat kardiografi. Alat Doppler. Dilihan dengan ultrasonografi.

  Pemeriksaan dengan alat canggih yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ulytrasonografi. (Manuaba 2010;h 109)

  4. Perubahan system reproduksi pada ibu hamil a. Uterus Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi masa konsepsi (janin, amnion) sampai persalinan.

  Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan.

Tabel 2.1 Pemeriksaan TFU sesuai kehamilan Usia

  kehamilan TFU Dalam cm Penunjuk badan 12 minggu - Satu pertiga diatas simfisis 16 minggu - Setengah simfisis dan pusat 20 minggu 20 cm Dua pertiga diatas simfisis 22 minggu Setinggi pusat 28 minggu 25 cm Tiga jari diatas pusat 32 minggu 27 cm 34 minggu Pertengahan antara px dengan pusat 36 minggu 30 cm Setinggi px 40 minggu 26 cm Dua jari dibawah px

  (Sumber: Manuaba, 2012;h.100)

  b. Servik Satu bulan setelah konsepsi servik akan menjadi lebih lunak dan kebiruan.

  c. Ovarium Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditandai. Folikel ini berfungsi maksimal 6-7 minggu awal kehamilan setelah itu akan berperan sebagai penghasil d. Vagian dan Perineum Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal tanda chadwick.

  e. Kulit Pasa kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemrahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubhan ini dikenal dengan nama striae gravidarum dan pada multipara selain striae gravidarum itu seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae gravidarum.

  f. Payudara Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua akan bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Putting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. (Prawiroharjo 2010;h 175-180)

  5. Perubahan Psikologis dalam Kehamilan Menurut Kusmiyati, dkk (2009h. 69-73) perubahan psikologis pada masa kehamilan, yaitu: a. Trimester I

  Sering disebut masa penentuan bahwa dia hamil.Pada kehamilan trimester pertama segera setelah konsepsi, kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat. Ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali, pada awalmasa kehamilan ibu berharap untuk tidak hamil.

  b. Trimester II Trimester kedua biasanya ibu sudah merasa sehat dan sering disebut dengan periode pancaran kesehatan. Tubuh ibu telah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Ibu telah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi serta pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu mampu merasakan gerakan janinnya. Banyak ibu yang merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman, seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan naiknya libido.

  c. Trimester III Trimester ketiga seringkali disebut periode penantian untuk kelahiran bagi bayi dan kebahagiaan dalam menanti seperti apa rupa bayi nantinya dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Kadang ibu merasa khawatir bila bayinya lahir sewaktu-waktu. Ibu sering merasa khawatir kalau-kalau bayinya lahir tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan cenderung menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayi. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu merasakan aneh atau jelek. Di samping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima semasa hamil.

  6. Ketidaknyamanan umum selama kehamilan (Varney,2007;hal 536- 544):

  a. Nausea Sering diartikan keliru sebagai morning sickness, tetapi paling sering terjadi pada siang atau sore hari atau bahkan sepanjang hari.(Varney,2007;hal 536-544):

  b. Ptialisme (Salivasi Berlebihan) Ptialisme merupakan kondisi yang tidak lazim, yang dapat disebabkan oleh peningkatan keasaman didalam mulut atau peningkatan zat pati yang menstimulasi kelenjar saliva pada wanita yang rentan mengalami sekresi berlebihan.(Varney,2007;hal 536- 544).

  c. Keletihan

  Salah satu dugaan adalah bahwa keletihan diakibatkan oleh penurunan drastic laju metabolism dasar pada awal kehamilan, tetapi alasan ini masih belum jelas.(Varney,2007;hal 536-544):

  d. Nyeri punggu bagian atas Nyeri punggung bagian atas terjadi selama trimester pertama akibat peningkatan payudara yang mrembuat payudara menjadi lebih berat. (Varney,2007;hal 536-544)

  e. Leukorea Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar, dengan konsistensi kental atau cair, yang dimulai pada trimester pertama.Sekresi ini bersifat asam meskipun basil ini berfungsi untuk melindungi ibu dan janin dari kemungkinan infeksi yang mengancam, tetpai basil ini merupakan medium yang dapat mempercepat pertumbuhan organisme yang bertanggung jawab terhadap terjadinya vaginitis.(Varney,2007;hal 536-544):

  f. Penoingkatan frekuensi berkemih Peningkatan berat pada fundus uterus ini membuat istmus menjadi lunak (tanda hegar) menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar.Hal ini menyebabkan tekanan langsung pada kandung kemih. (Varney,2007;hal 536-544) g. Nyeri ulu hati

  Nyeri ulu hati timbul menjelang akhir trimester kedua dan bertahan hingga trimester ketiga adalah kata lain untuk regurgitasi atau refluks isi lambung yang asam menuju esophagus bagian bawah akibat peristaltis balikan.(Varney,2007;hal 536-544) h. Konstipasi Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltis yang disebabkan relaksasi otot polos pada usu besar ketika terjadi peningkatan hormone progesterone.(Varney,2007;hal 536-544) i. Hemoroid

  Hemoroid sering didahului dengan konstipasi, oleh karena iu semua penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan hemoroid.

  (Varney,2007;hal 536-544) j. Kram tungkai

  Kram kaki disebabkan oleh gangguan asupan kalsium atau asupan kalsium yang tidak adekuat atau ketidakseimbangan rasio kalsium dan fosfor dalam tubuh.(Varney,2007;hal 536-544): k. Edema dependen

  Edema dependen pada kaki timbul akibat sirkulasi vena pada ekstremitas bagian bawah.(Varney,2007;hal 536-544): l. Varises

  Varises dapat disebabkan oleh gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah.(Varney,2007;hal 536-544): m. Dyspareunia Nyeri saat berhubungan seksual selama kehamilan.

  (Varney,2007;hal 536-544). n. Insomnia

  Insomnia disebabkan karena kekhawatiran, kecemasan, terlalu gembira menyambut acara untuk keesokan hari.(Varney,2007;hal 536-544): o. Nyeri punggug bawah

  Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiringnya bertambah usia kehamilan karena diakibatkan oleh pergeseran pusat gravitasi tersebut dan postur tubuhnya.(Varney,2007;hal 536-544): p. Sesak napas

  Sesak napas merupakan ketidaknyamanan terbesar yang dialami pada trimester ke-3.Selama periode ini uterus membesar hingga terjadi penekanan diafragma.(Varney,2007;hal 536-544): q. Kesemutan

  Pertumbuhan pada pusat gravitasi akibat uterus membesar dan bertambah berat dapat menyebabkan wanita dengan mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh ke belakang dan kepala antefleksi sebagai upaya menyeimbangkan bert bagian depannya dan lengkung punggungnya.(Varney,2007;hal 536-544): r. Sindrom hipotensi terlentang

  Sindrom ini menyebabkan wanita merasa seperti ingin pingsan dan ia menjadi tidak sadarkan diri bila masalah tidak teratasi.

  (Varney,2007;hal 536-544).

  7. Pembagian kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu : a. Trimester I secara umum dipertimbangkan berlangsung pada minggu pertma hingga minggu ke- 12 (12 minggu).

  b. Trimester II pada minggu ke-13 hingga ke-27 (15 minggu).

  c. Trimester III pada minggu ke-28 hingga ke-40 (13minggu).

  (Varney,2007;h 492).

  8. Tanda bahaya dalam kehamilan :

  a. Trimester I 1) Abortus (Keguguran)

  Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.).(Mochtar,2011;h 150) Klinis abortus spontan dibagi menjadi 5 yaitu (Mochtar,2011;h 151-152) : a). Abortus immines adalah keguguran yang mengancam.

  Keguguran belum terjadi sehingga kehamilan dapat dipertahankan dengan cara tirah baring, tidak berhubungan badan, evaluasi secara berkala dengan USG untuk melihat perkembangan janin.(Mochtar,2011;h 151-152) : b). Abortus insipiens adalah proses keguguran yang sedang berlangsung ditandai dengan adanya rasa sakit karena kontraksi Rahim untuk mengeluarkan hasil konsepsi.(Mochtar,2011;h 151-152) : c). Abortus inkomplet adalah keguguran bersisa atau hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.(Mochtar,2011;h 151-152) : d). Abortus kompletus adalah seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus) sehingga rongga Rahim kosong. (Mochtar,2011;h 151-152) :

  e). Missed abortion adalah keadaan dimana janin yang telah mati masih berada di dalam Rahim. (Mochtar,2011;h 151-152) 2) Mola Hidatidosa

  Kehamilan mola adalah suatu kehamilan yang ditandai dengan hasil konsepsi yang tidak berkembang menjadi embrio setelah fertilisasi, namun terjadi proliferasi dari vili korialis disertai dengan degenerasi hidropik (Yulaikhah,2009;h 90).

  b. Trimester II 1). Hyperemesis Gravidarum

  Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi. (Mochtar,2011;h 141)

  2). Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus. (Saifuddin,2010;m-15 c. Trimester III

  1). Preeklamsia Preeklamsia dan eklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin, dan selama masa nifas, yang terdiri atas trias gejala yaitu hipertensi, proteinuria, dan edema, kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. (Yulaikhah,2009;h 95)

  Etiologi dari penyakit ini belum diketahui secara pasti.Teori yang terkenal sebagai penyebab preeklamsia adalah teori iskemia plasenta. Akan tetapi teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan preeklamsia.(Yulaikhah, 2009;h 95)

  Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya preeklamsia dan eklamsia adalah : (1) Jumlah primigravida terutama primigravida muda (2) Distensi Rahim yang berlebih, seperti hidramnion, hamil ganda, dan mola hidatidosa (3) Penyakit yang menyertai kehamilan seperti diabetes mellitus (DM), dan kegemukan.

  (4) Jumlah umur ibu diatas 35 tahun (5) Preeklamsia berkisar antara 3%-5% dari kehamilan yang dirawat (Yulaikhah,2009;h 96)

  2) Hipertensi Esensial Hipertensi esensial adalah penyakit hipertensi yang mungkin disebabkan oleh faktor herediter serta faktor emosi dan lingkungan.(Yulaikhah,2009;h 104)

  3) Plasenta Previa Plasenta previa adalah plasenta dengan implantasi di sekitar segmen bawah Rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. (Yulaikhah,2009;h 109)

  4) Solusio Plasenta Solusio Plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya dengan implantasi normal pada kehamilan lebi dari

  28 minggu. (Yulaikhah,2009;hal 113) 5) Ketuban Pecah Dini (KPD)

  KPD adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan setelah ditunggu satu jam belum ada tanda persalinan. Waktu sejak pecah ketuban sampai terjadi kontraksi Rahim disebut periode laten. (Yulaikhah,2009;hal 116)

  9. Standar Pelayanan Antenatal Care: Dalam melaksanakan pelayanan antenatal care ada 10 standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau, tenaga kesehatan.

  Yang dikenal dengan 10T, pelayanan atau asuhan standar minimal 10T adalah sebagai berikut (Sulistiyawati,2011;h 121) : a. Timbang berat badan dan ukuran tinggi badan

  b. Pemeriksaan tekanan darah

  c. Nilai status gizi (nilai lengan atas)

  d. Pemeriksaan puncak Rahim (tinggi fundus uteri)

  e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

  f. Skrining status imunisasi tetanus dan diberikan imunisasi tetanus toksoid (TT) g. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan h. Tes laboratorium (rutin dan khusus) i. Tata laksanaan kasus j. Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan, pencegahan, komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

Table 2.2 kunujungan antenatal

  

Kunjungan Waktu Informasi penting

Trimester I Sebelum minggu Membangun hubungan saling percaya ke 14 antara petugas kesehatan dan ibu hamil.

  Mendeteksi masalah dan menanganinya. Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan.

  Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikas Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebrsihan, istirahat, dan sebagainya). Trimester II Sebelum minggu Sama seperti diatas, ditambah ke 28 kewaspadaan khusus mengenai preeklamsia (Tanya ibu tentang gejala- gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengenai proteinuria). Trimester III Antara 28-36 Sama seperti diatas, ditambah palpasi minggu abdomen untuk mengetahui apakah kehamilan ganda Trimester III Setelah

  36 Sama seperti diatas, ditambah deteksi minggu letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.

  Sumber dari (Saiffudin,2010;h N-2)

  1. Definisi Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba,2010;h 164). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat hidup kedunia luar dari Rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Mochtar,2011;h 69).

  Persalinan adalah rangkain proses yang diakhiri dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta. (Varney,2008;h 672)

  2. Tanda dan gejala persalinan

  a. Lightening Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa keadaanya menjadi lebih ringan.Ia merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit sulit, dan sering terganggu oleh rasa nyeri pada anggota gerak bagian bawah (Erawati,2011;h 11).

  b. Pollakisuria Pada akhir bulan ke-9, hasil pemeriksaan menunjukkan epigastrium kendur, tinggi fundus uterus lebih rendah daripada letak sebenarnya, dan kepala janin sudah masuk pintu atas panggul.Keadaan ini menyebabkan kandung kemih tertekan sehingga menstimulasi ibu untuk sering berkemih yang disebut akibat pollakisuria (Erawati,2011;h 11).

  c. False Labor 3 atau 4 minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa terganggu oleh his pendahuluan yang sebenarnya hanya merupakan peningkatan kontraksi Braxton Hicks (Erawati, 2011;h 11).

  d. Perubahan servik Pada akhir bulan ke-9, hasil pemeriksaan servik menunjukan bahwa servik yang sebelumnya tertutup, panjang, dan kurang lunak menjadi lebih lunak (Erawati,2011;h 11).

  e. Energy Spurt Peningkatan energy kira-kira 24-28 jam sebelum persalinan dimulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan fisik karena bertambahnya usia kehamilan, ibu merasakan energy yang penuh satu hari sebelum persalinan (Erawati,2011;h 12) f. Gastrointestinal Upset

  Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare, obstipasi, mual, dan muntah karena efek penurunan hormone terhadap system pencernaan.(Erawati, 2011; h12)

  3. Tanda persalinan Tanda persalinan

  a. Terjadinya his persalinan His persalinan mempunyai ciri khas pinggang terasa nyeri menjalar ke depan, sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks, makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah.(Manuaba,2012;h173) b. Pengeluaran lender dan darah

  Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran dan pembukaan.Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas.(Manuaba,2012;h173) c. Pengeluaran cairan

  Pada beberapa kasus terjadi ketuban yang menimbulkan pengeluaran cairan.Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan baru lengkap.Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinanberlangsung dalam waktu 24 jam.(Manuaba,2012;h173)

  4. Perubahan Fisiologis Pada Persalinan Sejumlah perubahan fisiologis yang normal akan terjadi selama persalinan, hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan. Perubahan

  • – perubahan yang dapat dilihat secara klinis bertujuan untuk dapat secara tepat dan cepat mengiterprestasikan tanda
  • – tanda, gejala tertentu dan penemuan perubahan fisik dan laboratorium apakah normal apa tidak persalinan kala 1.

  a. Perubahan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata

  • – rata sebesar 10 – 20mmHg dan kenaikan diastolik rata
  • – rata 5 – 10 mmHg diantara kontraksi – kontraksi uterus, tekanan darah akan turun seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi bila terjadi kontraksi (Walyani, 2015;
b. Perubahan Metabolisme Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik maupun anaerobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar diakibatkan karena kecemasan serta kegiatan otot Perubahan tekanan darah rangka tubuh. Kegiatan metabolisme yang meningkat tercemin dengan kenaikan suhu badan, denyut nadi,pernafasan, kardiak ouput dan kehilangan cairan (Walyani,2015; h.30).

  c. Perubahan Suhu Badan Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan suhu mencapai tertinggi selama persalinan dan segera setelah persalinan. Kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi 0,5 – 1 derajat C (Walyani,2015; h.30).

  d. Denyut Jantung Penurunan yang menyolok selama kontraksi uterus tidakterjadi jika ibu berada dalam posisi miring bukan posisi terlentang.

  Denyut jantung diantara kontraksi sedikit lebih tingggi dibanding selama periode persalinan atau belum masuk persalinan (Walyani,2015; h.30).

  e. Pernafasan Kenaikan pernafasan dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri,kekhwatiran serta penggunaan teknik pernafasan yang tidak benar (Walyani,2015; h.31).

  f. Perubahan Gastrointestinal

  Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan makanan padat berkurang akan menyebabkan percernaan hampir berhenti selama persalinan dan akan menyebabkan kontipasi (Walyani,2015; h.33 - 35).

  5. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan ada 5P

  a. Passage (jalan lahir)

  b. Passanger (janin) c. Power (tenaga ibu/his/kontraksi).

  d. Psikis ibu

  e. Penolong (Mochtar,2011;h 58)

  6. Bentuk persalinan berdasarkan definisi :

  a. Persalinan spontan adalah bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.

  b. Persalinan buatan adalah bila persalina dengan bantuan tenaga dari luar.

  c. Persalinan anjuran (Partus Presipitatus). (Manuaba,2012;h 164)

  7. Kala dalam persalinan

  A. Kala I

  a. Kala Iwaktu pembukaan servik sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm.(Mochtar,2011;h 71).Kala satu persalinan terdiri dari dua fase, yaitu:

  a) Fase laten (1) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.

  (2) Berlangsung hingga serviks membuka kurag dari 4cm.

  (3) Pada umumnya berlangsung antara 6 hingga 8 jam

  b) Fase aktif Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata- rata 1 cm perjam pada nulipara atau primigravida dan lebih dari 1 cm hingga 2 cm perjam pada multipara. fase aktif dibagi menjadi 3, yaitu: (1) Periode akselerasi : Berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.

  (2) Periode dilatasi maksimal : selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat sehingga menjadi 9 cm.

  (3) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm (lengkap).Mochtar (2011; h.71).

  B. Kala II

  a. Kala II adalah pengeluaran janin, sewaktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir (Mochtar,2011;h 71)

  a) Tanda kala II persalinan Tanda-tanda kala II persalinan, yaitu: (1) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.

  (2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum atau vagina.

  (3) Perineum menonjol

  (4) Vulva dan sfingter ani membuka (5) Menigkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.

  (6) Pembukaan serviks telah lengkap (7) Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

  JNPK-KR (2014, h. 73)

  C. Kala III

  a. Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta (Mochtar,2011;h 71)

  a) Tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu (1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus.

  (2) Tali pusat memanjang (3) Semburan darah mendadak dan singkat. (JNPK-KR 2014, h.91-92)

  b. Cara melahirkan plasenta adalah menggunakan teknik dorsokranial. Pengeluaran selaput ketuban selaput ketuban biasanya lahir dengan mudah, namun kadang-kadang masih ada bagian plasenta yang tertinggal. Bagian tertinggal tersebut dapat dikeluarkan dengan cara: a) Menarik pelan-pelan.

  b) Memutar atau memilinnya seperti tali.

  c) Memutar pada klem.

  d) Manual atau digital.

  Plasenta dan selaput ketuban harus diperiksa secara teliti setelah dilahirkan, apakah ada setiap bagian plasenta yang permukaan maternal yang pada normalnya memiliki 6-20 kotiledon, permukaan fetal, dan apakah terdapat tanda-tanda plasenta suksenturia. Jika plasenta tidak lengkap, maka disebut ada sisa plasenta. Keadaan ini dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan infeksi.

  c. Pada kala III tanda-tanda vital yang harus diperiksa adalah:

  a) Tinggi Fundus Uteri (TFU), yang diantaranya bertujuan untuk mengetahui masih adakah janin di dalam uterus.

  b) Kontraksi uterus, untuk memastikan tidak terjadi inersia uteri.

  c) Kandung kemih, karena kandung kemih yang penuh mengganggu kontraksi uterus (Sondakh, 2013;h.140141).

  d. Asuhan pada kala III

  a) Pemeriksaan plasenta

  b) Pemeriksaan selaput ketuban

  c) Pemeriksaan tali pusat

  d) Pemantauan kontraksi

  e) Pemantauan tanda vital

  f) Pemantauan robekan jalan lahir dan perineum g) Pemantauan hygiene (Sondakh, 2013;h. 135).

  D. Kala IV Kala IV adalah mulai dari lahirmya plasenta 1-2 jam

  (Mochtar,2011;h 71) Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum (Saifuddin,2009; h.101). Menurut JNPK-KR

  (2014; h.91) Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu Dari definisi diatas dapat disimpulkanbahwa kala IV dalam persalinan dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir 2 jam setelah itu.

  8. Komplikasi dalam persalinan Perdarahan post partum merupakan penyebab penting kematian maternal khususnya di Negara berkembang. Faktor yang menyebabkan pendarahan post partum adalah grandemultipara, jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun, persalinan yang dilakukan dengan tindakan pertolongan persalinan dengan paksa, dan persalinan dengan narkosa. (Manuaba,2012;h 395) Kegawatdaruratan persalinan :

  a. Retensio plasenta Terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam (30 menit) setelah persalinan bayi (Manuaba, 2012; h.399).

  b. Persalinan lama Persalinan yang berjalan lebih dari 24 jam pada primigravida dan 18 jam pada multigravida (Manuaba, 2012; h.389).

  c. Atonia uteri Keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak mau menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir (Prawiroharjo, 2010; h. 524).

  Keadaan ketika fundus uteri masuk kedalam kavum uteri, yang dpaat terjadi secara mendadak atau perlahan (Manuaba,2012;h 406).

  9. Kebijakan program dan kebijakan teknis (Saifuddin,2009;hal 101) :

  a. Kebijakan program

  a) Semua persalinan harus dihadapi dan dipantau oleh petugas kesehatan terlatih b) Rumah bersalin dan tempat rujukan dengan fasilitas memadai untuk menangani kegawatdaruratan obstetric dan neonatal harus tersedia 24 jam

  c) Obat-obatan esensial, bahan dan perlengkapan harus tersedia bagi seluruh petugas terlatih b. Kebijakan teknis

  a) Asuhan saying ibu dan saying bayi harus dimasukkan sebagai bagian dari persalinan bersih dan aman, termasuk hadirnya keluarga atau orang-orang yang memberi dukungan bagi ibu

  b) Partograf harus digunakan untuk memantau persalinan dan berfungsi sebagai suatu catatan atau rekam medic untuk persalinan

  c) Selama persalinan normal, intervensi hanya dilaksanakan jika benar-benar dibutuhkan. Prosedur ini hanya dibutuhkan jika ada infeksi atau penyulit

  d) Manajemen aktif kala III, termasuk melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat secara dini, memberikan suntikan oksitosin IM, melakukan penegangan tali pusat terkendali

  (PTT) dan segera melakukan masase fundus, harus dilakukan pada semua persalinan normal e) Penolong persalinan harus tetap tinggal bersama ibu dan bayi setidak-tidaknya 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu sudah dalam keadaan stabil. Fundus harus diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua. Masase fundus harus dilakukan sesuai kebutuhan untuk memastikan tonus uterus tetap baik, pendarahan minimal dan pencegah pendarahan

  f) Selama 24 jam pertama setelah persalinan, fundus harus sering diperiksa dan di masase sampai tonus baik. Ibu atau anggota keluarga dapat diajarkan melakukan hal ini

  g) Segera setelah lahir, seluruh tubuh terutama kepala bayi harus segera diselimuti dan bayi dikeringkan serta dijaga kehangatannya untuk mencegah terjadinya hipotermi

  h) Obat-obatan esensial, bahan dan perlengkapan harus disediakan oleh petugas dan keluarga.

  10. Tatalaksana kala II, III dan IV tergabung dalam 58 langkah APN yaitu:

  a. Mengenali tanda dan gejala kala II (1) Memeriksa tanda berikut: (a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

  (b) Ada tekanan pada anus (c) Perinium menojol dan menipis (d) Vagina dan spingter ani membuka.

  b. Menyiapkan pertolongan persalinan

  (2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat- obatan esensial yaitu: (a) Klem, gunting tali pusat, benang tali pusat, penghisap lendir steril siap dalam wadahnya.

  (b) Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk bayi dalam kondisi bersih serta hangat.

  (c) Timbangan, metline, stetoskop bayi, dan termometer dalam kondisi bersih dan hangat.

  (d) Patahkan ampul oksitosin 10 IU dan tempatkan kedalam spuit steril sekali pakai di dalam partus set. (e) Untuk tempat resusitasi : tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm di atas tubuh bayi.

  (f) Persiapan bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu : Set infus, cairan kristaloid.

  (3) Gunakan celemek plastik yang bersih, sepatu tertutup kedap air, tutup kepala, masker dan kacamata.

  (4) Lepaskan semua perhiasan pada lengan dan tangan, kemudian cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan handuk atau tisu bersih. (5) Pakai handscoon steril untuk melakukan pemeriksaan dalam.

  (6) Ambil spuit dengan tangan yang menggunakan handscoon, isi dengan oksitosin 10 IU dan letakan kembali spuit tersebut kedalam partus set.

  c. Memastikan pembukaan lengkap dan janin dalam keadaan baik.

  (7) Bersihkan vulva dari depan ke belakang dengan kapas atau kasa yang dibasahi dengan air DTT.

  (8) Lakukan pemerikaan dalam untuk mematikan pembukaan lengkap. Lakiukan amniotomi jika elaput ketuban beelum pecah, dengan yarat: kepala udah mauk kedalam panggul dan tali puat tidak teraba.

  (9) Dekontamiaihandscoon dengan mencelupkan tangan yang masih memakai handscoon ke dalam larutan clorin 0,5%, kemudian lepaskan handscoon dalam posisi terbalik dan rendam kedalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

  Selanjutnya cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

  (10) Periksa DJJ segera setelah kontraksi berakhir untuk memastikan DJJ dalam batas normal (120- 160 X/Mnt).

  Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

  d. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran.

  (11) Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan janin dalam keadaan baik.

  (12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi meneran.

  (a) Bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan dia merasa nyaman.

  (b) Anjurkan ibu untuk cukup minum. (13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.

  (a) Perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai. (b) Nilai DJJ setiap konteraksi uterus selesai. (c) Lakukan rujukan jika bayi tidak lahir segera setelah 2 jam meneran bagi primigravida dan 1 jam untuk multigravida. (14) Anjurkan ibu untuk berjalan, jongkok atau mengambil posisi yang nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan meneran dalam waktu 60 menit. (a) Mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi. (15) Jika kepala bayi sudah terlihat 5-6 cm di depan vulva maka letakan handuk bersih di atas perut ibu.

  (16) Letakan kain bersih atau underpad di bawah bokong ibu. (17) Buka tutup partus set dan periksa kelengkapannya. (18) Pakai handscoon steril pada kedua tangan.

  (a) Membantu lahirnya kepala. (19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5- 6 cm, lindungi perinium dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering, sementara tangan yang lain menahan kepala bayi untuk mencegah posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran sambil bernafas cepat- cepat.

  (20) Periksa lilitan tali pust dan lakukan tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi.

  (a) Jika lilitan tali pusat di leher bayi masih longgar, selipkan tali pusat lewat kepala bayi.

  (b) Jika lilitan tali pusat terlalu ketat, klem tali pusat di dua titik lalu gunting diantaranya. Jangan lupa untuk tetap lindungi leher bayi. (21) Tunggu kepala bayi melakkan putaran paksi luar secara spontan.

  (a) Membantu lahirnya bahu. (22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat konttraksi. (a) Dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis. (b) Gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

  (c) Membantu lahirnya badan dan tungkai. (23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang berada di bawah ke arah perinium ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah.

  (a) Gunakan tangan yang berada di atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas. (24) Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan penelusuran tangan yang berada diatas punggung, bokong tungkai dan sampai mata kaki. (a) Pegang kedua mata kaki ( masukan telunjuk di antara kaki dan pegang masing- masing mata kaki dengan ibu jari dan jari- jari lainnya). (b) Penanganan bayi baru lahir

  (25) Lakukan penilian sekilas untuk menilai: (a) Apakah bayi cukup bulan? (b) Apakah bayi menangis atau bernafas/ tidak megap- megap? (c) Apakah bayi bergerak aktif/ tonus otot bayi baik? (d) Apakah air ketuban bercamur mekonium?

  Bila salah satu jawaban tidak maka lakukan tindakan resusitasi.

  (26) Keringkan dan posisikan bayi di atas perut ibu.

  (a) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. (b) Ganti handuk basah dengan handuk yang kering. (c) Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas dada atau perut ibu.

  (27) Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain dalam uterus (janin tunggal).

  (a) Manajemen aktif kala III. (28) Beritahukan kepada ibu bahwa akan disuntikan oksitosin untuk membantu uterus berkontraksi dengan baik.

  (29) Dalam waktu kurang dari 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan oksitosin 10 IU IM di sepertiga paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).

  (a) Jika tidak ada oksitosin maka rangsang puting susu ibu atau minta ibu menyusui untuk menghasilkan oksitosin alamiah. (b) Beri ergometrin 0,2 mg IM. Namun tidak boleh diberikan pada pasien preeklamsia, eklamsia, dan hipertensi karena dapat memicu terjadinya penyakit serebrovaskuler.

  (30) Dengan menggunakan klem, 2 menit setelah bayi lahir jepit tali pusat menggunakan klem pertama dengan jarak 3 cm dari umbilikal bayi (dorong isi tali pusat kearah distal {ibu}) dan jepit dengan klem ke dua 2 cm dari klem pertama

  (31) Potong dan ikat tali pusat (a) Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian gunting tali pusat diantara 2 klem tersebut (sambil lindungi perut bayi).

  (b) Ikat tali pusat dengan benang steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan simpul kunci.

  (c) Lepaskan klem dan masukan dalam larutan Klorin 0,5%.

  (32) Lakukan IMD minimal 1 jam. (33) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering serta pasang toppi pada kepala bayi.

  (34) Pindahkan tali pusat hingga berjarah 5- 10 cm dari vulva. (35) Letakan satu tangan di atas kain yang ada diperut ibu, tepat di tepi atas symfisis dan tegangkan tali pusat serta klem dengan tangan yang lain. (36) Setelah uterus berkonteraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah yambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah dorso kranial secara hati- hati untuk mencegah terjadinya inversio uteri.

  (a) jika uterus tidak segera konteraksi minta keluarga untuk menstimulasi puting susu.

  (b) Jika plasenta tidak lahir setelah 30- 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tinggu sampai ada konteraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas. (37) Lakukan penegangan dan dorso kranial hingga plasenta terlepa, lalu meminta ibu meneran ambil menarik tali puat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke atas ke bawah mengikuti poros jalan lahir dengan tetap melakukan dorso kranial.

  (a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm di depan vulva.

  (b) Jika plasenta tidak lahir selama 15 menit maka: 1) Beri dosis ulang oksitosin 10 IU IM 2) Lakukan kateterisasi jika kandung kemih penuh 3) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

  4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya 5) Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir 6) Jika terjadi perdarahan lakukan manual plasenta. (38) Saat plasenta terlihat di introitus vagina lanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan.

  (a) Jika selaput ketuban robek, pakai handscoon steril untuk melakukan eksploraasi sisa selaput kemudian gunakan jari- jari tangan atau klem untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.

  (39) Segera setelah plsenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase uterus dengan meletakan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan secara lambat hingga uterus berkonteraksi.

  (a) Menilai perdarahan. (40) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian fetal maupun maternal dan pastikan bahwa selaput lengkap dan utuh.

  (41) Evaluasi adanya laserasi jalan lahir dan lakukan heacting apabila laserasi menyebabkan perdarahan aktif.

  (a) Melakukan asuhan pasca persalinan (Kala IV) (42) Pastikan uterus berkonteraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.

  (43) Mulai melakukan IMD dengan memberi bayi cukup waktu untuk melakukan kontak kulit dengan ibu (di dada ibu minimal 1 jam) (a) Biarkan bayi mencari dan menemukan puting dan mulai menyusu.

  (b) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung pada menit ke 45- 60 dan berlangsung selama 10-20 menit. Bayi cukup menyusu dengan satu payudara. (c) Tunda asuhan bayi baru lahir normal lainya dan biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu. (d) Bila bayi harus dipindahkan dari kamar bersalin sebelum 1 jam atau sebelum bayi menyusu, usahakan ibu dan bayi dipindah bersama dengan mempertahankan kontak kulit ibu dan bayi.

  (e) Jika bayi belum menemukan putig ibu, IMD dalam waktu 1 jam, posisikan bayi lebih dekat dengan puting susu ibu dan biarkan kontak kulit selama 30-60 menit.

  (f) Jika bayi masih belum dapat melakukan IMD dalam waktu 2 jam, pindahkan ibu ke ruang pemulihan dengan bayi tetap berada di dada ibu. Lanjutkan asuhan perawatan neonatal esensial lainnya (Pengukuran antopometri, pemberian Vit K1, salf mata) dan kemudian kembalikan bayi kepada ibu untuk menyusu. (g) Kenakan pakaian pada bayi atau tetap diselimuti untuk menjaga kehangatannya.

  (h) Tetap tutupi kepala bayi dengan topi selama beberapa hari pertama. Bila suatu saat kaki bayi terasa dingin saat disentuh, buka pakaiannya kemudian telungkupkan kembali di dada ibu dan selimuti keduanya sampai bayi hangat kembali. (i) Tempatkan ibu dan bayi diruangan yang sama. Bayi harus selalu dalam jangkauan ibu selama 24 jam dalam sehari sehingga bayi bisa menyusu sesering mungkin sesuai keinginannya.

  (44) Setelah kontak kulit ibu- bayi dan IMD selesai: (a) Lakukan pengukuran antopometri (b) Beri bayi salf atau tetes mata antibiotika profilaksis(tetrasiklin 1% atau antibiotika lain) (c) Suntikan Vitamin K1 1 mg (0,5 mL untuk sediaan 2 mg/mL) IM di paha kiri anterolateral bayi.

  (d) Pastikan suhu bayi dalam batas normal (36,5°C – 37,5°C)

  (e) Berikan gelang pengenal pada bayi (f) Lakukan pemeriksaan untuk melihat adanya kelainan kongenital dan tanda- tanda bahaya pada bayi.

  (45) Satu jam setelah pemberian vitamin K1, berikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral pada bayi. (46) Lanjutkan pemantauan kotraksi dan pencegahan perdarahan pervaginam:

  (a) Setiap 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.

  (b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama. (c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan. (d) Lakukan asuhan yang sesuai untuk penatalaksanaan atonia uteri jika uterus tidak berkonteraksi dengan baik. (47) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai konteraksi, mewaspadai tanda bahaya pada ibu, serta kapan harus memanggil bantuan medis. (48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah. (49) Periksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih ibu setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam ke dua pasca persalinan.

  (a) Periksa temperatur ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan.

  (b) Lakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.

  (50) Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5°C – 37,5°C). (a) Tunda proses memandikan bayi minimal 24 jam setelah suhu stabil.

  (51) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi selama 10 menit.

  Kemudian cuci dan bilas peralatan yang telah didekontaminasi.

  (52) Buang bahan- bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai.

  (53) Bersihkan badan ibu menggunkan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering. (54) Pastikan ibu merasa nyaman.

  (a) Bantu ibu memberikan ASI (b) Anjurkan keluarga untuk memberikan ibu makan dan minum sesuai dengan keinginannya.

  (55) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan Klorin 0,5%.

  (56) Celupkan handscoon kotor kedalam larutan klorin 0,5% balikan bagian dalam keluar dan rendam dalam selama 10 menit. (57) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan handuk atau tisu kering.

  (58) Lengkapi partograf.

  (Kemenkes RI,2013;h.39-49).

  10. Indikasi-indikasi untuk Melakukan Tindakan dan/ atau Rujukan Segera Selama Persalinan

Tabel 2.3 Indikasi melakukan tindakan atau rujukan segera selama persalinan Kala I Temuan Rencana untuk asuhan atau perawatan – temuan anamnesis atau pemeriksaan

  Riwayat bedah sesar Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan untuk melakukakn bedah sesar.

  Dampingi ibu ke tempat rujukan dengan memberikan dukungan dan semangat. Perdarahan pervaginam Jangan melakukan pemeriksaan dalam : selain lendir bercampur baringkan ibu ke sisi kiri, pasang infus darah (show) menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan Ringer Laktat, segera rujuk ke fasilitas yang memiliki kemampuan untuk melakukan bedah sesar, dampingi ibu ke tempat rujukan. Kurang dari 37 minggu Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki (persalinan kurang bulan) kemampuan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir, dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat. Ketuban pecah disertai Baringkan ibu miring kiri, dengarkan DJJ, segera dengan keluarnya rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan mekonium kental bedah sesar, dampingi ibu ke tempat rujukan dan bawa partus set, kateter penghisap lendir Dee

  Lee dan handuk/kain untuk mengeringkan dan menyelimuti bayi untuk mengantisipasi jika ibu melahirkan diperjalanan. Ketuban pecah (lebih dari 24 jam atau ketubahn pecah pada kehamilan kurang bulan (usia kehamilan <27 minggu.

  Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan gawatdarurat obstetri, dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan serta semangat.

Dokumen yang terkait

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN MASA ANTARA PADA NY I UMUR 25 TAHUN G3P1A1 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 6 HARI DI PUSKESMAS WANGON II BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN MASA ANTARA PADA NY I UMUR 25 TAHUN G3P1A1 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 6 HARI DI PUSKESMAS WANGON II BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN MASA ANTARA PADA NY I UMUR 25 TAHUN G3P1A1 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 6 HARI DI PUSKESMAS WANGON II BANYUMAS - repository perpustakaan

0 1 64

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB), PADA NY M UMUR 16 TAHUN G1P0A0 DI PUSKESMAS II SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 17

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.S UMUR 43 TAHUN DI PUSKESMAS PATIKRAJA KARYA TULIS ILMIAH

0 0 15

HALAMAN PERSETUJUAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPERHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.M UMUR 27 TAHUN G2P1AO DI BIDAN SRI WIJI ASTUTI DI BANYUMAS

0 0 14

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD), BAYI BARU LAHIR, NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.U G3P2A0 UMUR 30 TAHUN UMUR KEHAMILAN 11 MINGGU 5 HARI DI DESA KEBARONGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS II KEMRANJEN

0 1 15

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. H UMUR 22 TAHUN G20PA1 DI PUSKESMAS PATIKRAJA - repository perpustakaan

0 0 13

HALAMAN PENGESAHAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPERHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.M UMUR 27 TAHUN G2P1AO DI BIDAN SRI WIJI ASTUTI DI BANYUMAS

0 0 14

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS, KELUARGA BERENCANA PADA NY. R UMUR 19 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 5 HARI DI PUSKESMAS II KEMRANJEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 16