ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA APBD PEMERINTAH KOTA PALEMBANG DALAM MENILAI KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS SKRIPSI
'••.L/i
M y ' ' A n
ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA APBD PEMERINTAH
KOTA PALEMBANG DALAM MENILAI
KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS
S K R I P S I
OLEH:
Nama
Nim
: INDAH FEBRIANI
:222005048
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS EKONOMI
2009
r . . . . . . ..
.
.
Usolan Penelitian
ANAUSIS RASIO KEUANGAN PADA APBD PEMERINTAH
KOTA PALEMBANG D A L A M MENILAI
KEMANDIRIAN DAN EFEKriYITAS
U n t u k M e m e n u h i Salab Satu Persyaratan
Memperolefa G d a r Saoana EkoDomi
O L E H :
Nama
Nim
: INDAH FEHUANI
:222005048
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
FAKULTAS EKONOMI
2009
Fakuhas Ekonomi
Universitas M u h a m m a d i y a h
PaknibaDg
TANDA PENGESAHAN
SKRIPSI
Judul
: ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA APBD
PEMERINTAH KOTA PALEMBANG DALAM
MENILAI KEMANDIRIAN DAN EFEKTIFITAS
Nana
NIM
Fakultas
Jurusan
MataKuHahPokok
:
:
:
:
:
faidah F e b r t a n i
22:2005.04s
Ekonomi
Akuntansi
Akuntansi SektcrPnbHk
Diterinia dan Disyahkan
Padatanggai, 27Agustus2009
Pcmbimbing
{ O n . S u n a r d i , S£,
Mengetahui
M.si)
PERNYATAAN BEBAS
PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: INDAH FEBRIANI
NIM
: 22.2005.048
Jurusan
: Akuntansi
Menyatakan bahwa skripsi ini ditulis sendiri dengan sungguh-sungguh dan tidak
ada bagian penjiplakan k a r y a o r a n g lain.
Apabila di k e m u d i a n hari terbukti i n i tidak benar, m a k a saya sanggup m e n e r i m a
sankst a p a p u n sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Palembang,
Agustus 2009
Penulis
(INDAH
iii
FEBRIANI)
Motto:
o
Beu're
self
o
Lupakan
kebaikan
yang
lain
perbuat.
y a n g orang
o
Jenius
adalah
mertggantikan
ketika
kesempatan
1%
inspirasi
kerja
keras.
bertemu
p e m a h dilakukan
dan
99%
keringat.
Keberuntungan
dengan
dan
Tidak
adalah
kesitqxm.
Lupakan
kesalahan
ada yang
sesuatu
( Thomas
yang
A.
dcqxJt
terjadi
Edison)
(Indah Fb)
Kupersembahkan:
V
o
A y a h d a n I b u tercinta
o
K a k a k dan A d d c tersayang
o
Bapak
o
Yang Terkasib
o
Hijannya Kampus k u
Pembimbmg
PRAKATA
A i h a m d u l i l a h i r o b b i l A * i a m i n , segala puji dan s y u k u r kehadrrat A l l a h S W T ,
penulis dapat menyelesaikan skripsi i n i yang berjudul " Analisis Rasio
Pada
APBD
Pemerintah
Kota
Palembang
Dalam
Menilai
Keuangan
Kemandirian
dan
Efektivitas".
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada A l l a h S W T yang
selalu
memberi kekuatan dan ketabahan dalam menyusun skripsi. A y a h d a n I b n (Syaukani
dan R u s m i n i ) dan K a k a k d a n A d e k (Andriansyah, A . m d dan D i a n Maretsyah) yang
telah m e n d i d i k , m e m b i a y a i , m e n d o o k a n , dan m e m b e r i k a n dorongan serta s e m a n g a t
kepada penulis. Penulis juga menyampaikan
terima kasih kepada Bapak
Drs.
Sunardi, S.E, M . s i yang telah m e m b i m b i n g dan m e m b e r i k a n pengarahan serta saransaran dengan
disampaikan
tulus dan
juga
ikhlas dalam
menyelesaikan
skripsi ini. Selain itu,
terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu penulis dalam menyelesaikan
telah
mengizinkan,
studi di Fakultas E k o n o m i
Universitas
Muhammadiyah Palembang.
1. B a p a k H . M . I d r i s , S . E , M . s i . , s e l a k u R e k t o r U n i v e r s i t a s
Muhammadiyah
P a l e m b a n g beserta s t a f dan k a r y a w a n / k a r y a w a t L
2.
Bapak H . Drs. Rosyadi, M . M . , selaku Dekan Fakultas E k o n o m i
beserta
Pembantu Dekan dan staf karyawan/karyawati Fakultas E k o n o m i Universitas
Muhammadiyah Palembang.
vi
3.
Bapak Drs. Sunardi, S.E, M.si., selaku Ketua Junisan Akuntansi dan M . I r f i m
Tarmizi, S.E, Ak, M B A . ,
selaku Sekretaris Junisan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Muhammadiyah Palembang.
4.
Ibu H j . Yuhanis Ladewi, S.E, A k , M.si selaku Pembimbing
Akademik.
5.
Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen yang telah mendidik penulis dalam m e n u n t m
i l m u dan memberikan pengetahuan yang bennanfaat
6.
Kantor
Pemerintah
Kota
Palembang yang
telah memberikan
data
dan
informasi.
7. A n a k k a m p u s D w i L i a d i a n a , S E , E r d i a n i , S E , E r f i n , S E , F i t r i n M e t a s a n i , S E ,
Mardalena, SE, Ramdona, SE, Shintya Oktaviani, S.E,
Siska E k a Sari, S E ,
semangat kita tidak sia-sia.
8. K a w a n - k a w a n a k t i v i s B E M F E - U M P R a h i m a n , R M . H e r y O k t a r i a n s y a h ,
Handri Saputra, Yds Sudarso, Andrian Saputra, Yuhelvira, adek-adek H M J
tenkz semangat nya.
9.
Kawan-kawan S M K Negeri 1 Palembang Etik Mandala Sari, I r m a Oktaviani,
Supriani tenkz support kalian.
t o . Y a n g p e n u l i s sayangi A r i n d a h m a k a s i h atas d u k u n g a n m o r i l dan m a t e r i l n y a .
Semoga Allah S W T membalas semua budi baik kalian. A k h i n i l K a l a m
dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak t e r i m a kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga a m a l
dan ibadah yang d i l a k u k a n mendapat balasan dari-Nya. A m i e n .
Palembang,
Agustus 2009
Penulis
vn
D A F T A R ISI
HALAMAN DEPAN
i
HALAMAN JUDUL
"
HALAMAN PENGESAHAN BEBAS PLAGIAT
iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN M O T T O
v
HALAMAN PRAKATA
vi
H A L A M A N D A F T A R ISI
viu
HALAMAN DAFTAR TABEL
xi
HALAMAN GAMBAR
xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN
xiii
HALAMAN ABSTRAK.
liv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A
Latar Beiakang Masalah
1
B
Perumusan Masalah
6
C. T u j u a n P e n e l i t i a n
6
D. Manfaat Penelitian
6
KAJIAN
PUSTAKA
A. Penelitian Sebelumnya
8
B. Landasan Teori
9
vui
BAB III
BAB IV
METODE
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
39
B. Tempat Penelitian
40
C. Operasionalisasi V a r i a b e l
40
D. Data yang diperlukan
41
E. T e k n i k P e n g u m p u l a n D a t a
41
F. Analisis Data dan T e k n i k Analisis
43
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B.
1. G a r a b a r a n U m u m T e n t a n g K o t a P a l e m b a n g
44
2.
Sejarah Singkat Pemerintah Kota Palembang
45
3.
Stniktur Organisasi Pemerintah Kota Palembang
48
Pembahasan
1.
Pengelolaan P A D
Dalam Rangka Meningkatkan
Rasio
Kemandirian dan Efektivitas
2.
Pengelolaan
Dana
Perimbangan
Menmgkatkan Rasio Kemandirian
BAB V
SIMPULAN DAN
A
53
Dalam
Usaha
61
SARAN
Simpulan
63
B. S a r a n
64
ix
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
LI.
Ehita Pendapatan
TABEL
Asli Daerah (PAD)
dan Bantuan Pemerintah
Provinsi dan Pinjaman Pada A P B D Pemerintah Kota Palembang
1.2.
Rasio Kemandirian Pada A P B D Pemerintah K o t a
1.3.
Rasio Efektivitas Pada A P B D Pemermtah K o t a
IILl.
Operasionahsasi Variabel
IV.2.
Perhitungan Rasio Kemandirian Kota Palembang Tahun 2003-2007
IV.3.
Perhitungan Rasio Efektivitas Kota Palembang tahun 2003-2007
xi
Palembang
Palembang
Pusat/
DAFTAR
IV.l
GAMBAR
Stniktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Palembang
xii
DAFTAR
LAMPIRAN
I.
D a t a Realisasi P e n e r i m a a n Daerah K o t a P a l e m b a n g T a h u n 2 0 0 3
II.
Data Realisasi Penerimaan Daerah K o t a P a l e m b a n g T a h u n 2 0 0 4
III.
Data Reahsasi Penerimaan Daerah K o t a P a l e m b a n g T a h u n 2005
[V.
Data Realisasi Penerimaan Daerah K o t a P a l e m b a n g T a h u n 2 0 0 6
V.
Data Realisasi Penerimaan Daerah K o t a Palembang T a h u n 2007
VI.
Surat Keterangan Penelitian dari Pemerintah Kota Palembang
VII.
Sertifikat M e m b a c a dan Hafalan Al-quran
V i n . Kartu Aktivitas Bimbingan Skripsi
IX.
Biodata Penuhs
xiii
ABSTRAK
Indah Febriani/222005048/Analisis rasio keuangan pada A P B D pemerintah kota
Palembang dalam menilai kemandirian dan efektivitas/AKUNTANSI.
pengelolaan
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
pendapatan asli daerah d a l a m r a n g k a m e n i n g k a t k a n rasio k e m a n d i r i a n d a n
efektivitas dan bagaimana pengelolaan dana perimbangan dalam usaha
meningkatkan rasio kemandirian. Tujuannya untuk mengetahui pengelolaan P A D
dalam rangka meningkatkaan rasio kemandirian dan efektivitas dan mengetahui
pengelolaan dana perimbangan dalam usaha meningkatkan rasio kemandirian.
Penehtian ini termasuk penehtian deskrillif yaitu penehtian ini untuk mengetahui
hubungan antara P A D dan D a n a Perimbangan yaitu d a l a m pengelolaan guna
m e n i n g k a t k a n rasio kemandirian dan efektivitas. D a t a yang digunakan adalah data
primer dimana dokumen yang berkaitan dengan keuangan A P B D Pemerintah
K o t a Palembang, teknik pengumpulan data d a l a m penulisan skripsi i n i adalah
wawancara dan dokumentasi. D a n analisis y a n g digunakan adalah analisis
kualitatif dan kuantitatif
Hasil penelitian i n i m e n u n j u k k a n b a h w a u n t u k pengelolaan P A D dapat d i l a k u k a n
d e n g a n cara : evaluasi s u m b e r - s u m b e r pajak daerah d a n retribusi, m e n j a d i k a n
P B B sebagai pajak daerah, m e m p e r b a i k i system perpajakan daerah, dan
pengelolaan dana
optimalisasi peran B U M D dan B U M N . D a n dalam
perimbangan factor-faktor yang digunakan y a i t u : j u m l a h penduduk, luas w i l a y a h ,
indeks kemahalan konstruksi, produk domestic regional bruto perkapita, dan
indeks pembangunan manusia.
K a t a k u n c i : Rasio kemandirian dan rasio efektivitas
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Beiakang
K e u a n g a n Daerah d i era reformasi dan pasca reformasi m e m i l i k i ciri y a n g
berbeda. Secara u m u m , keuangan daerah di era pra reformasi, m e s k i p u n telah
menyinggung
o t o n o m i daerah, m a s i h memberikan w e w e n a n g
yang
terbatas
kepada pemerintah daerah sebagai k e k u a t a n eksekutif. H a l i n i tercermin dari
defenisi P E M D A y a n g m e l i p u t i kepala daerah dan D P R D . T i d a k d e m i k i a n halnya
d e n g a n k e u a n g a n d a e r a h d i e r a p a s c a r e f o r m a s i . P a d a em i n i w e w e n a n g
kepada
p e m e r i n t a h daerah telah terlihat secara n y a t a m e l a l u i defenisi P E M D A
yang
m e l i p u t i kepala daerah beserta perangkat daerah lainnya.
Sesuai dengan Undang-undang N o . 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
daerah, Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas dalam menyelenggarakan
semua urusan pemerintahan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengendaiian
dan evaluasi kecuali kewenangan
pertahanan keamanan, peradilan, moneter,
fiskal,
bidang
pengawasan,
politik luar
negeri,
agama dan kewenangan
yang ditetapkan peraturan pemerintah. Sebagai konsekuensi dari
Iain
kewenangan
o t o n o m i y a n g luas, kesejahteraan m a s y a r a k a t secara d e m o k r a t i s , adil, merata, d a n
berkesinambungan.
Kewajiban
i t u bisa dipenuhi apabila pemerintah
daerah
m a m p u mengelola potensi daerahnya yaitu potensi sumber daya alam, sumber
daya
manusia
dan
potensi
sumber
daya
1
keuangannya
secara
optimal.
2
P e m e r m t a h d a ^ a h sebagai p i h a k y a n g d i s m h i tugas m e n j a l a n k a n roda
pemerintahan,
pembangunan
keuangan
daerahnya
untuk
dinilai
apakah
pemerintah daerah bofaasil menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak. Salah
satu alat u n t u k
menganalisis
kinerja pemerintah daerah
dalam
mengelola
keuangan daerahnya adalah dengan m e l a k u k a n analisis rasio keuangan terhadap
A P B D yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
Pendapatan Asli Daerah ( P A D )
yaitu penerimaan yang diperoleh dari
sumber-sumber dalam wilayahnya yang dipungut berdasarkan peraturan daerah
sesuai dengan p e r u n d a n ^ u n d a n g a n y a n g berlaku. Poidapatan A s l i D a m h
(PAD)
yang merupakan sumber penerimaan dari daerah sendiri perlu terus ditingkatkan
agar dapat m e m b a n t u d a l a m m e m i k u l sebagian beban biaya yang diperlukan
untuk menyelenggarakan pemerintahan dan kegiatan pembangunan yang semakin
meningkat, sehingga kemandirian dan o t o t m m i daerah y a n g luas, nyata dan
bertanggung
jawab
dapat dilaksanakan. P A D
j u g a dapat digunakan
sebagai
pengukuran kemandirian suatu daerah. K e l o m p o k pendapatan asli daerah y a n g
berasal dipisahkan menjadi empat jenis, yaitu: Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Bagian Laba usaha Daerah, dan Iain-lain P A D .
Berdasarkan U U No.33 tahun 2004, Pemermtah memberikan
sumber pembiayaan
sumber-
y a n g m e m a d a i m e i a l u i dana perimbangan, agar
daerah
m a m p u melaksanakan k e w e n a n g a n n y a secara optimal. Sejalan dengan i t u , t a h u n
P e m e r m t a h m e n e r a p k a n kebijakan tentang dana p e r i m b a n g a n sebagai berikut
bahwa dana perimbangan terdiri dari: Pertama, Bagian dari penerimaan
B u m i d a n B a n g u n a n ( P B B ) , B e a P e r o l e h a n H a k atas T a n a h d a n
Pajak
Bangunan
1
3
( B P H T B ) dan penerimaan dari sumber daya alam berdasaikan potensi
daerah
penghasii. Kedua, D a n a A l o k a s i U m u m ( D A U ) y a n g bertujuan dalam pemerataan
k e m a m p u a n keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya
d a l a m r a n g k a pelaksanaan azas desentralisasi d a n penetapannya oleh pemerintah.
D a n ketiga, memperhatikan teredianya dana dalam A P B D , bagian daerah yang
menyetorkan
dana
reboisasi
ke
pemermtah
pusat
dapat
menganggarkan
p e n e r i m a a n sebesar 4 0 % . P e m ^ i n t a h t i d a k lagi m e n y e d i a k a n dana rutin daerah
( D R D ) dan D a n a Pembangunan Daerah ( D P D ) karena dana-dana dimaksud sudah
termasuk dalam
DAU.
Pengaturan
penggunaan D A U
sepenuhnya
menjadi
kewenangan Daerah.
B e r i k u t adalah D a t a Pendapatan A s l i D a e r a h serta B a n t u a n P e m e r i n t a h
Pusat/Propinsi dan Pinjaman ( D a n a Perimbangan), D a n hasil perhitungan rasio
kemandirian Pemermtah Kota Palembang periode 2003-2007.
T a b d . 1.1
Data Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
Bantuan Pemerintah Pusat/Provinsi dan P i n j a m a n
Pada A P B D Pemerintah Kota Palembang
No.
Tahun
Pandapatan A s l i Daerah
(PAD)
1.
2.
3.
4.
5.
2003
2004
2005
2006
2007
63.522.968.156,65
61.586.178.324,00
78.714.175.202,96
89.676.046.899,37
120.255.444.816,55
Bantuan Pemerintah
Pusat/Provinsi dan P m j a m a n
(Dana Perimbangan)
457.304.356.688,00
490.729.761.466,00
591-227^72.622,76
772.%1.769.267,00
860-375381.516,00
S u m b e r Data : A P B D Pemkot Palembang Tahun Anggaran 2003 - 2 0 0 7
4
T a b e L 1.2
Rasio Kemandirian
Pada A P B D Pemerintah Kota Palembang
Persentase
Tahun
No.
13,89%
2003
1
1
2,55 %
2004
2
2005
1331 %
3
11,60%
2
0
0
6
4
10,60%
2007
5
S u m b e r D a t a : A P B D Pemkot Palembang T a h u n Anggaran 2003 - 2007
D a t a diatas m e n u n j u k k a n b a h w a P e m e r i n t a h K o t a P a l e m b a n g dari t a h u n
2003-2007
terlihat jelas
bahwa
rasio
kemandirian pada
Pemerintah
Kota
P a l e m b a n g i n i dari tahun k e t a h i m m e n g a l a m i penurunan, persentase y a n g didapat
s a n g a t readah s e h i n g g a k e t e r g a n t u n g a n p a d a p i h a k e k s t e m a l i t u m e n i n g k a t .
Persentase rasio kemandirian rendah m a k a tingkat kesadaran masyarakat akan
kewajiban n y a sangatlah rendah bahkan m e n u r u a
Rasio
efektivitas
menggambarkan
kemampuan
pemermtah
dalam
merealisasikan pendapatan asli daerah y a n g direncanakan dibandingkan dengan
target y a n g ditetapkan berdasarkan potensi n i l daerah. K e m a m p u a n daerah d a l a m
m ^ j a l a n k a n tugas dikategorikan efektif apabila rasio y a n g d i c ^ i
m i n i m a l 100 persen. N a m u n d e m i k i a n tinggi rasio efektivitas,
mencapai
menggambarkan
keuangan daerah yang s e m a k m baik. G u n a memperoleh ukuran yang baik rasio
efektivitas tersebut perlu diperbandingkan dengan rasio efisiensi y a n g
dicapai
p ^ e r i n t a h daerah. B e r i k u t adalah hasil perfaitungan rasio efektivitas P e m e r i n t a h
Kota Palembang 2003-2007.
5
TabeL 1 3
Rasio Efektivitas
Pada A P B D Pemerintah Kota Palembang
No.
1
2
3
4
5
Tahun
2003
2004
2005
2006
2007
Persentase
98,98 %
81,71 %
77,92 %
7 9 3 9 %
91,42%
S u m b e r D a t a : A P B D Pemkot Palembang Tahun Anggaran 2003 ~ 2007
D a t a diatas m e n u n j u k k a n b a h w a pada t a h u n 2 0 0 3 - 2 0 0 7 rasio efektifitas
dibawah
1 0 0 % , data tersebut m e n u n j u k k a n b a h w a realisasi y a n g didapat dari
pendapatan
asli daerah tersebut tidak terpenuhi sehingga k e m a m p u a n
daerah
d a l a m m e n j a l a n k a n tugas dikategorikan tidak efektif.
D a r i data rasio kemandirian dan rasio efektifitas dapat dilihat bahwa
P e m e r m t a h dan peran serta masyarakat i n i m a s i h tergantung pada p i h a k e k s t e m a l
dan tidak terpenuhi sehingga k e m a m p u a n P e m e r m t a h dalam m e n j a l a n k a n tugas
n y a tidak e f e k t i f . H a l i n i l a h y a n g m e n d o r o n g p e n u h s i m t u k m e m i l i h j u d u l s k r i p s i :
"Analisis Rasio Keuangan Pada A P B D Pemerintah Kota Palembang Dalam
M e n i l a i K e m a n d i r i a n D a n E f e k t i f i t a s ".
6
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar beiakang masalah diatas, y a n g m e n j a d i
masalahnya
yaitu:
a.
Bagaimana
pengelolaan
PAD
dalam
rangka
meningkatkan
Rasio
Kemandirian dan Efektivitas?
b.
Bagaimana pengelolaan Dana Perimbangan
dalam usaha meningkatkan
Rasio Kemandirian?
C. Tujuan Penehtian
Adapun tujuan penelitian i n i adalah:
a.
Mengetahui
pengelolaan
PAD
dalam
rangka
meningkatkan
Rasio
Kemandirian dan Efektivitas.
b.
Mengetahui pengelolaan Dana Perimbangan dalam usaha meningkatkan
Rasio Kemandirian.
D. Manfeat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a.
Bagi Penulis
Penelitian i n i dilakukan u n t u k menerapkan i l m u y a n g telah didapat dalam
perkuliahan
serta
diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan
dan
pengalaman penulis khususnya dalam bidang audit pada akuntansi sektor
publik.
7
b.
Bagj Pemermtah Kota
Palembang
H a s i l penelitian i n i d i h a r a p k a n dapat m e n j a d i b a h a n m a s u k a n d a n saran
bagi P ^ e r i n t a h K o t a Palembang,
k h u s u s i ^ memperhatikan masalah-
masalah yang berkaitan dengan Bagian Keuangan Kesekretariatan Daerah
Kota Palembang.
c.
Bagj Almamater
H a s i l penelitian i n i d i h a r a p k a n dapat m e m b e r i k a n s u m b a n g a n p e m i k i r a n
d a n i n f o n n a s i y a n g dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian
l a i n y a n g b e r k a i t a n dengan m a s a l a h diatas.
BAB II
KAJIAN
A
PUSTAKA
Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang terkait dengan
penelitian ini adalah penehtian
dilakukan W i d o d o (2001) yang berjudul "Analisis Ratio Keuangan pada
yang
APBD
Kabupaten B o y o l a l i " . Penelitian tersebut bertujuan u n t u k m e n i l a i k e m a n d i r i a n
keuangan daerah dalam membiayai penyelenggaraan otonomi daerah, m e n g u k u r
efektivitas dan efisiensi dalam merealisasikan pendapatan daerah,
mengukur
kontribusi masing-masing sumber pend^atan daiam pembentukan
pendapatan
daerah
dan
melihat pertumbuhan/perkembangan
perolehan
pendapatan
dan
pengeluaran y a n g d i l a k u k a n selama p ^ o d e w a k t u tertentu. Penelitian tersebut
m e n y i m p u i k a n bahwa kemandirian pemerintah daerah Boyolali dalam m e m e n u h i
kebutuhan
dana
untuk
menyelenggarakan
tugas-tugas
pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan masyarakat masih relative rendah bahkan cenderung
turun. Pendapatan daerah B ^ o l a l i sebagian besar m a s i h d i p r i o r i t a ^ a n u n t u k
m e n c u k u p i belanja rutin, yaitu rata-rata mencapai 8 0 % dari total pendapatan yang
diterima.
Sedangkan
1997/1998-1999/2000
pertumbuhan
menunjukkan
APBD
Boyolah
pertumbuhan
kecenderungan pertumbuhannya semakm b^ioirang.
pada
yang
tahun
anggaran
positif
meskipun
9
B. Landasan Teori
1. A n g g a r a n P e n d a p a t a n d a n B e l a n j a D a e r a h ( A P B D )
a.
Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( A P B D )
D a l a m U U N o . 33 tahun 2004 yang dimaksud dengan
Anggaran
P^dapatan dan Belanja Daerah ( A P B D ) yaitu rencana keuangan tahunan
Pemerintah Daerah yang
dibahas
dan disetujui bersama
Pemerintah
Daerah d a n D P R D , dan ditetapkan d a l a m peraturan daerah.
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah ( A P B D ) merupakan instrument kebijakan
y a n g u t a m a bagi pemerintah daerah. Sebagai instrument kebijakan, A P B D
m e m d u d u k i posisi sentral dalam upaya pengembangan kepabilitas
efektivitas pemerintah
daerah. A P B D
m e n e n t u k a n besar pendapatan
digunakan sebagai alat
dan pengeluaran, m e m b a n t u
dan
untuk
mengambil
keputusan dan perencanaan pembangunan, otorisasi pengeluaran
dimasa
yang akan datang, sumber pengembangan ukuran standar untuk evaluasi
kinerja, alat untuk m e m o t i v a s i para pegawai dan alat koordinasi
bagi
semua aktivitas dari berbagai unit kerja ( M a r d i a s m o , 2 0 0 2 ; 63).
Menurut Baldric dan B o n n i ( 2 0 0 1 ; 315) A P B D merupakan suatu
rangkaian yang tidak terpisahkan dari Trilogi Pembangunan yang meliputi
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang
c u k u p tinggi, d a n stabihtas nasional y a n g sehat d a n d i n a m i s .
Jadi Anggaran
rangkaian
tahunan
pembangunan
Pendapatan
pemerintah
dan
daerah
Belanja Daerah adalah
yang
meliputi
Suatu
pemerataan
hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
10
dan stabilitas nasional y a n g sdiat d a n dinamis y a n g dibahas d a n disetujui
bersama Pemerintah Daerah, D P R D , dan ditetapkan dalam Peraturan
Daerah.
b.
Unsur-unsur A P B D
B a g i a n sisa lebih P e r h i t u n g a n A n g g a r a n T a h u n l a l u h e n d a k n y a
diperkirakan secara cennat, sehingga rencana p e n e r i m a a n m e n g h e n d a k i
j u m l a h y a n g s e b e n a m y a d a r i p e n j u m l a h a n y a i t u sisa t u n a i p a d a k a s daerah,
termasuk didalamnya D l P D A - L dan kewajiban kepada pihak ketiga yang
b e l u m diselesaikan d a n sisa t u n a i pada p e m e g a n g kas dinas.
Unsur-unsur, Anggaran pendapatan dan Belanja daerah yaitu:
1) P e n d a p a t a n D a e r a h
a)
Pendapatan asli daerah
Pendapatan asli daerah m e m p a k a n sumber u t a m a penerimaan
bagi
daerah
perimbangan,
dalam
rangka
pinjaman daerah,
pelaksanaan
dan
desentralisasi.
penerimaan
lain
Dana
merupakan
sumber pendapatan tambahan untuk m e n d u k u n g P A D . P A D
daerah meliputi: pajak daerah, retribusi daerah, hasil B U M D
suatu
dan
pengelolaan k e k a y a a n daerah, serta pendapatan lain.
b) D a n a Perimbangan
Dana
perimbangan
adalah
dana
yang
bersumber
dari
penerimaan A P B D yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai
11
kebutuhan daerah d a l a m r a n g k a pelaksanaan desentralisasi.
Dana
perimbangan
yang
merupakan
bagian
dari
penerimaan
pusat
diserahkan kepada daerah. D a n a i n i digunakan oleh pemerintah pusat
u n t u k m e n y e i m b a n g k a n h u b u n g a n k e u a n g a n pusat dan daerah serta
hubungan keuangan antar daerah. Unsur-unsurpenerimaan dalam dana
perimbangan i n i adalah:
(1) Bagi hasil pajak dan b u k a n pajak
(2) Dana alokasi u m u m
(3) Dana alokasi khusus.
c)
Lain-lain pendapatan daerah y a n g sah
Sesuai
Nomor
13
dengan
Tahun
peraturan terbaru, yaitu
2006,
pendapatan
PERMENDAGRI
ini dibagi
menurut jenis
pendapatan yang mencakup:
(1) Pendapatan hibah
(2) Pendapatan dana darurat
(3) Pendapatan
dana
bagi
hasil
pajak
dari
provinsi
kepada
kabupaten/kota
(4) Pendapatan
dana penyesuaian dan dana o t o n o m i khusus yang
ditet^kan oleh pemointah
(5) Pendapatan bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemermtah
daerah laini^ra
12
2)
Belanja Daerah
Belanja daerah disusun dengan
berorientasi pada pencapaian
pendekatan prestasi kerja
yang
hasil dari input yang direncanakan,
oleh
karena itu dalam penyusunan
m e n g u t a m a k a n pada pencapaian
APBD
Tahun Anggaran
supaya
hasil melalui program dan kegiatan
Belanja Langsung) dari pada Belanja Tidak
a)
2009
(
Langsung).
Belanja Tidak Langsung, meliputi:
(1)
Belanja pegawai
(2)
Subsidi dan
iuran pemerintah dalam
pelenggaraan
asuransi
kesehatan bagi pegawai negeri sipil dan penerima pensiun dan
tarif pelayanan kesehatan bagi peserta P T . Askes ( Persero) dan
anggota keluarganya di puskesmas dan r u m a h sakit daerah.
(3)
Penganggaran penghastlan dan penerimaan lain pimpinan dan
anggota D P R D serta belanja penunjang kegiatan.
(4)
Belanja kepala daerah dan w a k i l kepala daerah
(5)
Belanja bunga
(6)
Belanja subsidi
(7)
Belanja hibah
(8)
Belanja bantuan sosial
(9)
Belanja bagi hasil
(10) Belanja bantuan keuangan
(11) Belanja tidak terduga
(12) Belanja operasi dan pemeliharaan
13
b)
Belanja Langsung, meliputi:
(1) D a l a m m e r e n c a n a k a n alokasi belanja u n t u k setiap kegiatan harus
dilakukan analisis kewajaran biaya y a n g dikaitkan dengan output
y a n g dihasilkan dari satu kegiatan. O l e h k a r e n a i t u m e n g h i n d a r i
adanya pemborosan, program dan kkegtatan yang direncanakan
didasarkan pada kebutuhan
riil.
(2) Terhadap kegiatan pembangunan yang b m i f e t
fisik.
(3) Belanja pegawai
(4) Belanja barang dan jasa
(5) Belanja modal.
3)
Pembiayaan
Pembiayaan
adalah
sumber-sumber
penerimaan
dan
pengeluaran daerah y a n g d i m a k s u d k a n u n t u k m e n u t u p defisit anggaran
atau sebagai alokasi surplus anggaran.
a)
Sumber penerimaan
S u m b e r p e m b i a y a a n b e r u p a p e n e r i m a a n d a e r a h m e r u p a k a n sisa
lebih anggaran tahun sebelumnya, penerimaan pinjaman dan obligasi,
hasil p e n j u a l a n aset daerah d i p i s a h k a n , d a n d i transfer dari
dana
cadangan.
b)
Sumber pengeluaran daerah
S u m b e r p e m b i a y a a n berupa pengeluaran daerah terdiri atas
p e m b a y a r a n u t a n g p o k o k y a n g t e l a h j a t i d i tempo,
pwiyertaan modal,
14
transfer k e dana cadangan, dan sia lebih anggaran t a h u n y a n g sedang
berlangsung.
2.
Pendapatan Daerah
a.
Pendapatan A s l i Daerah
1) Pengertian Pendapatan A s l i D a e r a h
M e n u r u t H a l i m ( 2004; 96) Pendapatan A s l i Daerah merupakan
semua penerimaan daerah y a n g berasal dari sumber e k o n o m i asli
daerah.
M e n u r u t Baldric dan B o n n i ( 2 0 0 1 ; 395) Pendapatan
Daerah merupakan sumber u t a m a penerimaan bagi daerah
Asli
dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi.
Jadi Pendapatan Asli Daerah merupakan semua sumber utama
penerimaan daerah y a n g berasal dari sumber e k o n o m i asli daerah
d a l a m rangka pelaksanaan desentralisasi.
2) Unsur-unsur P A D
a)
Pajak daerah
Pajak daerah m e m p a k a n pendapatan daerah y a n g berasal
dari pajak.
Pada
bagian
l a m p i r a n dapat
dilihat bahwa
kode
rekening u n t u k provinsi dan kabupaten/kota adalah betheda. H a l
ini terkait dengan pendapatan pajak y a n g berbeda bagi provinsi dan
kabupaten/kota seuai dengan
Undang-Undang
(UU)
Nomor
34
15
T a h u n 2 0 0 0 tentang Perubahan U U N o m o r 18 T a h u n 1997 tentang
Pajak
dan
pendapatan
Retribusi
pajak
Daerah.
untuk
Menumt
UU
tersebut,
provinsi meliputi objek
jenis
pendapatan
berikut.
(1) Pajak keodaraan bermotor
(2) Bea balik nama kendaraan bermotor
(3) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
(4) Pajak kendaraan diatas air
(5) Pajak air dibawah tanah
(6) Pajak air dipermukaan.
(7) Retribusi daerah
S e l a n j u t n y a , j e n i s pajak kabupaten/kota tersusun atas:
(1) Pajak hotel
(2) Pajak restoran
(3) Pajak hiburan
(4) Pajak reklame
(5) Pajak penerangan jalan
(6) Pajak pengambilan bahan galian golongan C
(7) Pajak parkir.
b)
Retribusi Daerah
Retribusi daerah m e r u p a k a n pandapatn daerah y a n g berasal
dari retribusi. Pendapatan retribusi juga berbeda untuk provinsi dan
16
kabupaten/kota, terkait dengan U U N o m o r 34 T a h u n 2000. U n t u k
provinsi, jenis pendapatan i n i meliputi objek pendapatan berikut:
(1)
Retribusi palayanan kesehatan
(2)
Retribusi pemakaian kekayaan daerah
(3)
Retribusi panggantian biaya cetak peta
(4)
Retribusi pangujian kapal perikanan
Selanjutnya
jenis
pendapatan
retribusi
untuk
kabupaten/kota meliputi objek pendapatan berikut:
(1)
Retribusi pelayanan kesehatan
(2)
Retribusi pelayanan kebersihan
(3)
Retribusi pencetakan K T P dan akte catatan sipil
(4)
Retribusi pemakaman
(5)
Retnbusi parkir
(6)
Retribusi pasar
(7)
R e t n b u s i air bersih
(8)
Retribusi pengujtan kendaraan bermotor
(9)
Retribusi pemeriksaan alat p e m a d a m kebakaran
(10) Retribusi biaya cetak peta dan
(11) Reliibusi pengujian kapal penkanan
c)
Hasil pengelolaan kekayaan m i l i k daerah yang dipisahkan
Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan
mempakan
penerimaan
daerah yang
berasal
dari
pengelolaan
17
kekayaan daerah y a n g dipisahkan. Jenis pendapatan i n i dirinci
menurut objek pendapatan yang mencakup :
( 1 ) B a g i a n laba atas penyertaan m o d a l pada perusahaan
milik
daerah/BUMD.
( 2 ) B a g i a n laba atas penyertaan m o d a l pada perusahaan
milik
negara/BUMN.
( 3 ) B a g i a n laba atas penyertaan m o d a l pada perusahaan
milik
swasta atau k e l o m p o k usaha masyarakat.
d)
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
Pendapatan i n i m e r u p a k a n p e n e r i m a a n daerah y a n g berasal
dari
Iain-Iain
milik
pemda.
Rekening
ini disediakan
untuk
m e n g a k u n t a n s i k a n p e n e r i m a a n daerah selain y a n g disebut diatas.
Jenis pendapatan i n i m e l i p u t i objek pendapatan berikut:
(1)
H a s i l penjualan aset daerah y a n g t i d a k dipisahkan
(2)
Jasa g i r o
(3)
Pendapatan bunga
(4)
P e n e r i m a a n atas t u n t u t a n ganti k e r u g i a n daerah
(5)
Penerimaan k o m i s i , potongan, ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan, pengadaan barang,
dan jasa
oleh
daerah.
(6)
Penerimaan keuangan dari sehsih nilai tukar m p i a h terhadap
m a t a u a n g asing.
18
(7)
Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.
(8)
Pendapatan denda pajak
(9)
Pendapatan denda retribusi
( 1 0 ) Pendapatan hasil e k s e k u s i atas j a m i n a n
(11) Pendapatan dari pengembalian
(12) Fasilitas sosial dan u m u m
(13) Pendapatan dari penyelenggara pendidikan dan pelatiban
(14) Pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan.
3) Manajemen Pendapatan A s l i Daerah
Sistem pemerintahan yang sentralistik yang dialami bangsa
Indonesia selama masa Orde L a m a dan Orde B a m memberikan
pelajaran
kepada
kita
bahwa
pendekatan
sentralistik
dalam
p e m b a n g u n a n telah m e n i m b u l k a n efek-efek y a n g negatif.
Efek
negatif tersebut m i s a l n y a desentralisasi telah m e m a s u n g kreativitas
daerah
untuk
keinginan
mengembangkan
masyarakat
mei^ebabkan
daerah.
pemerintah
potensi
Selain
daerah
daerah
sesuai
i t u desentralisasi
semakin
kuat
dengan
telah
tingkat
ketergantungannya terhadap p e m e r i n t a h pusat. K e d u a h a l tersebut
cukiq) membuat pemerintah dan masyarakat daerah tidak berdaya
m e m b a n g i m daerahnya. B e s a m y a intervensi p e m e r m t a h pusat yang
dilakukan pada masa lalu telah m o i i m b u l k a n distorsi. H a l tersebut
d i p e r p a r a h d e n g a n m a s i h k u a t n y a p e r i l a k u rent seeking
dan kompsi
19
yang
akibatnya mengganggu mekanisme
pasar.
Efek
tersebut
m a s i h terasa saat i n i .
Unsur-unsur manajemen
pendapatan
asli daerah ada
4
yaitu:
a)
Evaluasi sumber-sumber pajak daerah dan retribusi daerah
Masyarakat
jangan
dengan
dibebani
pajak
bam,
s e b a g a i m a n a t e i a h d i k a t a k a n p a d a b a g i a n a w a l b a h w a saat i n i
masih ada b e b e r ^ a pihak yang m e m i l i k i kesalah pahaman dan
perbedaan
pemahaman
otonomi
persepsi
mengenai
yang
k u r a n g tepat
yang
diartikan
otonoami
daerah.
Salah
adalah
pemahaman
automoney".
Mereka
tersebut
sebagai
"
satu
beranggapan bahwa o t o n o m i daerah braiti pemermtah daerah h a m s
mencukupi kebutuhan daerahnya dengan pendapatan ash daerah
sendiri.
Akhimya
pendapatan
pemerintah
daerah
bemsaha
asli daerah setinggi-tingginya
melalui
meningkatkan
peningkatan
pajak dan retribusi daerah serta bagian laba B U M D .
Kebijakan imtuk tidak menambah
pungutan pajak
dan
m e n i n g k a t k a n retribusi didasarkan atas beberapa p e r t i m b a n g a n :
(1) Pungutan retribusi langsung berhubimgan dengan masyarakat
pengguna layanan publik.
(2) Investor akan lebih bergairah m e l a k u k a n investasi
didaerah
apabila terdapat k e m u d a h a n sistem perpajakan didaerah.
20
b)
M e n j a d i k a n P B B sebagai pajak daerah
U p a y a lain y a n g dapat d i l a k u k a n pemerintah daerah i m t u k
meningkatkan
PAD
namun tidak
membebani
masyarakatnya
adalah dengan cara m e n j a d i k a n P B B sebagai pajak daerah.
Periunya P B B dijadikan sebagai pajak daerah, diantaranya:
(1) P B B m e m b e r i k a n hasil y a n g substansial ( besar) bagi daerah
(2) Perolehan hasil dari P B B relatif stabil dan dapat diprediksi
yang memiliki tanah
( 3 ) P u n g u t a n P B B c u k u p a d i l ( equitable),
dan bangunan yang bemilai tinggi akan dikenakan pajak yang
tinggi pula.
( 4 ) P u n g u t a n P B B t i d a k berpengaruh besar terhadap
harga-harga
sehingga tidak mengganggu efisiensi e k o n o m i ( p e r e k o n o m i a n )
(5) Dasar pengenaan pajak c u k u p jelas dan m u d a h dipahami o l e h
pembayar pajak
( 6 ) O b j e k P B B t i d a k b e r p i n d a h - p i n d a h ( immovable),
sehingga
objek pajak tersebut tidak dapat disembunyikan.
(7) Pengadministrasiannya relatif mudah; dan
( 8 ) Jelas
pemerintah
daerah
mana
yang
berhak
menerima
pendapatan pajak atas P B B .
Jika P B B dijadikan pajak daerah, m a k a pemerintah daerah
akan mendapatkan pendapatan pajak daerah y a n g besar sehingga
nantinya pemerintah daerah tidak perlu lagi mengurusi pajak-pajak
yang kecil nilainya dan pemerintah daerah dapat menarik investor
21
berinvestasi
didaerahnya
dengan
m i s a l n y a b e r u p a p e m b e r i a l local
c)
memberikan
insentif
PBB
kepada investasi baru.
tax holiday
Memperbaiki sistem perpajakan daerah
Pada
prinsipnya,
sistem
e f i s i e n , d a n a d i l (economic,
perpajakan
efficiency,
harus
dan equity)
ekonomis,
serta sederhana
dalam pengadministrasiannya.
Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah untuk
memperbaiki sistem perpajakan daerah antara lain:
(1) Periunya dilakukan perbaikan administrasi penerimaan d a m h (
revenue
untuk
administration)
menjamin
agar
semua
pendapatan dapat t e r k u m p u l dengan baik
( 2 ) Checking
system.
catatan-catatan
Pada
setiap
tersebut
p e n g e c e k a n m e n a d a k ( spot
tahap
di
sangat perlu
cross-checked,
check)
bahwa
dilakukan
o l d i staf senior secara
acak.
(3) Pelaporan hasil pengumpulan pajak dan retribusi daerah perlu
dimonitor
secara teratur d i b a n d i n g k a n dengan target
potensi, dan hasilnya dilaporkan kepada staf senior
memiliki
masalah.
kewenangan
mengambil
keputusan
bila
dan
yang
terjadi
22
d)
Optimalisasi peran B U M D dan B U M N
Pemerintah
daerah
juga
dapat
melakukan
upaya
peningkatan P A D melalui optimalisasi peran B U M D dan B U M N .
Peranan investasi swasta dan perusahaan m i l i k
negara/daerah
diharapkan dapat berfimgsi sebagai pemacu utama pertumbuhan
d a n p e m b a n g u n a n e k o n o m i d a e r a h ( engine
center
of economic
activity).
of growth
d a n sebagai
D a r i sisi e k s t e m a l , daerah dituntut
untuk m e n a r i k investasi asing agar bersama-sama swasta domestik
mampu
mendorong
m e n i m b u l k a n multiplier
b.
pertumbuhan
effect
ekonomi
daerah
serta
y a n g besar.
Dana Perimbangan
1) P e n g e r t i a n D a n a P e r i m b a n g a n
Menurut
PERMENDAGRI
No.
13
Tahun 2006
Dana
Perimbangan merupakan dana y a n g bersumber dari dana penerimaan
A P B D yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan
daerah d a l a m rangka pelaksanaan desentralisasi.
Menurut U U N o 33 Tahun 2004 Dana perimbangan merupakan
pendanaan daerah y a n g b e r s u m b e r dari A P B N y a n g terdiri atas dana
bagi hasil ( D B H ) , dana alokasi u m u m ( D A U ) , dana alokasi khusus
( D A K ) , selain d i m a k s u d k a n u n t u k m e m b a n t u daerah dalam mendanai
kewenangannya,
juga
bertujuan untuk
mengurangi
ketimpangan
23
s u m b e r pendanaan p e m e r i n t a h antara pusat d a n daerah serta u n t u k
mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintah antar-daerah.
Jadi D a n a Perimbangan merupakan dana yang bersumber dari
p e n e r i m a a n A P B D y a n g terdiri atas dana bagi hasil, d a n a a l o k a s i
u m u m , dan dana alokasi khusus yang bertujuan untuk
membiayai
k e b u t u h a n daerah dan m e n g u r a n g i k e t i m p a n g a n serta
mengurangi
kesenjangan sumber pendanaan p e m e r m t a h antara pusat d a n daerah.
2) Unsur-Unsur Dana Perimbangan
a)
Bagi hasil pajak dan b u k a n pajak
Pemermtah
menyerahkan
sebagian
penerimaan
yang
diperolehnya baik penerimaan pajak m a u p u n penerimaan bukan
pajak. Bagi hasil tersebut m e l i p u t i beberapa unsur penerimaan
negara, yaitu:
(1) Penerimaan pertambangan m i n y a k
( 2 ) P e n e r i m a a n p e r t a m b a n g a n gas a l a m
(3) Penerimaan Pajak B u m i dan Bangunan
( 4 ) P e n e r i m a a n B e a P e r o l e h a n H a k atas T a n a h d a n
(BPHTB)
(5) Penerimaan sektor pertambangan u m u m
(6) Penerimaan sektor kehutanan
(7) Penerimaan sektor perikanan
D a n a bagi hasil yang bersumber dari pajak yaitu:
Bangunan
24
(9) Pajak B u m i dan Bangunan ( P B B )
(10)
B e a P e r o l e h a n H a k atas T a n a h d a n B a n g u n a n ( B P H T B )
(11)
Pajak Penghasilan ( P P h ) Pasal 2 5 d a n Pasal 2 9
Wajib
Pajak O r a n g Pribadi D a l a m Negeri
D a n a b a g j h a s i l y a n g b e r s u m b o ' d a r i s u m b e r daya
alam yaitu:
( 1 ) Kehutanan
(2) Pertambangan umiun
(3) Perikanan
(4) Patambangan minyak b u m i
( 5 ) P e r t a m b a n g a n gas b u m i
(6) Pertambangan panas b u m i
b) Dana alokasi u m u m ( D A U )
Dana Alokasi U m u m ( D A U ) adalah dana yang bersumber
dari
pendapatan
APBN
yang
dialokasikan
dengan
tujuan
pemerataan k e m a m p u a n keuangan antar daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah d a l a m rangka pelaksanaan desentralisasi.
Daerah-daeiafa
yang
ada
di
Indonesia
tidak m e m i l i k i
kekayaan sumber daya, khususnya alam, yang sama antara satu
dengan lainnya. Dengan adanya D A U , daerah yang minus sumber
daya a l a m a k a n t e r b a n t u sebab daerah i n i a k a n m e n e r i m a subsidi
dari daerah yang sumber daya alanmya kaya. Besamya D A U yang
diambil dari A P B N untuk daerah adalah 2 5 % dari penerimaan
25
dalam negeh. D a n a i n i dialokasikan kepada seluruh provinsi dan
kabupaten/kota y a n g ada di Indonesia dengan provinsi m a s i n g masing 1 0 % dan 9 0 % .
Proporsi D A U antara daerah provinsi dan kabupaten/kota
ditetapkan berdasaikan imbangan kewenangan antara provinsi dan
kabupaten kota. Pemermtah merumuskan formula dan perhitungan
D A U sebagaimana dimaksud dalam:
(4) D A U atas dasar celah f i s k a l u n t u k daerah p r o v i n s i d i h i t u n g
berdasaikan
peikatiian
bobot
daerah
provmsi
yang
bersangkutan dengan j u m l a h D A U seluruh daerah provinsi
(5) Bobot daerah provinsi merupakan perbandingan antara celah
fiskal daerah provinsi yang bersangkutan dan total celah
fiskal
seluruh daerah provinsi
( 6 ) D A U a t a s d a s a r c e l a h fiscal u n t u k s u a t u d a e r a h k a b u p a t e n / k o t a
dihitung berdasarkan perkaiian bobot daerah
yang
bersangkutan
dengan
jumlah D A U
kabupaten/kota
seluruh
daerah
kabupatoi/kota
(7) Bobot kabupaten/kota merupakan perbandingan
antara celah
fiskal
daerah kabupaten/kota y a n g bersangkutan dan total celah
fiskal
seluruh daerah kabupaten/kota.
(8) Daerah y a n g m e m i l i k i nilai celah fiskal sama dengan
menCTuna D A U sebesar alokasi dasar
nol
26
( 9 ) D a e r a h y a n g m e m i l i k i n i l a i c e l a h fiskal n e g a t i f d a n n i l a i n e g a t i f
tersebut lebik k e c i l dari a l o k a s i dasar m e n e r i m a D A U sebesar
alokasi dasar setelah d i k u r a n g i nilai celah fiskal
(10)
Daerah yang m e m i l i k i nilai celah
fiskal
negatif tersebut
sama atau lebih besar dari alokasi dasar tidak m e n e r i m a D A U
Data yang digunakan untuk menghitung kebutuhan
dan kapasitas
fiskal
fiskal
diperoleh dari lembaga statistik pemerintah
dan/atau lembaga p e m e r i n t a h y a n g b e r w e n a n g m e n e r b i t k a n data
y a n g dapat dipertanggungjawabkan.
DAU
per
provinsi,
kepuusan presiden.
kabupaten,
Sehingga
dan
kota
D a n penyaluran D A U
hasil perhitungan
ditetapkan
dengan
dilaksanakan
setiap
b u l a n m a s i n g - m a s i n g s e b e s a r 1/12 ( s a t u p e r d u a b e l a s ) d a r i D A U
daerah yang bersangkutan, dan penyaluran D A U
dilaksanakan
sebelum bulan bersangkutan.
c)
Dana alokasi khusus ( D A K )
Dana Alokasi Khusus ( D A K ) adalah dana yang bersumber
dari pendapatan A P B N yang dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang
m e n q i a k a n urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
DAK
diberikan kepada daerah apabila daerah
menghadapi
masalah-masalafa khusus. Masalah-masalah khusus y a n g dimaksud
adalah:
28
dikelompokkan
dalam
jenis
pendapatan
bantuan
dana
kontijensi/penyeimbang dari pemerintah dan dana danirat
Sesuai
Nomor
13
dengan
Tahun
peraturan teibaru, yaitu
2006,
pendapatan
ini dibagi
PERMENDAGRI
menurut
jenis
pendapatan yang mencakup:
(1) Pendapatan hibah
(2) Pendapatan dana damrat
(3) Pendapatan
dana
bagi
hasil
pajak
dari
provinsi
kepada
kabupaten/kota
(4) Pendapatan
dana penyesuaian dan dana o t o n o m i khusus yang
ditetapkan oleh pemerintah
(5) Pendapatan bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah
daerah lainnya
Pemerintah
menjalankan
masyarakat
daerah
sebagai
pihak
yang
roda
pemerintahan,
pembangunan,
wajib
menyampaikan
laporan
diserahi
dan
pertanggung
tugas
pelayanan
jawaban
keuangan daerahnya untuk dinilai apakah pemerintah daerah berhasil
menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak. Salah satu alat untuk
menganalisa kinerja pemerintah daerah dalam mengelola
keuangan
daerahnya adalah dengan m e l a k u k a n analisis rasio keuangan terhadap
A P B D yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
29
3) Manajemen Dana Alokasi U m u m
Sumber
desentrahsasi
penerimaan
daerah
dalam
konteks
otonomi
dan
u n t u k saat i n i m a s i h d i d o m i n a s i o l e h b a n t u a n d a n
sumbangan dari p e m e r m t a h pusat baik dalam bentuk D a n a A l o k a s i
Umum
(DAU),
Dana
Alokasi
Khusus (DAK),
dan
bagi
hasil,
sedangkan porsi P A D m a s i h relatif kecil. Secara rata-rata nasional,
P A D hanya m e m b e r i kontribusi 1 2 - 2 5 % dari total penerimaan daerah,
sedangkan
yang
±
7 0 % masih menggantungkan
sumbangan
dan
bantuan dari p e m e r i n t a h pusat.
Di
angg^ian
kalangan
bahwa
menggunakannya
pemerintah
terhadap
untuk
daerah
PAD,
kepentingan
sendiri
pemerintah
daerah,
masih
terdapat
daerah
bebas
sedangkan
Dana
Perimbangan penggunaannya perlu menunggu petunjuk dan arahan
pusat. Y a n g h a r u s di p a h a m i adalah b a h w a k e w e n a n g a n y a n g d i m i l i k i
daerah t i d a k sebatas d a l a m m e n g g u n a k a n P A D - n y a saja, a k a n tetapi
juga kewenangan
dalam menggunakan Dana Perimbangan. Dan juga
perlu d i p a h a m i adalah bahwa o t o n o m i dan desentralisasi t i d a k berarti
tiap daerah harus dapat m e m b i a y a i seluruh pengeluaran rutin
dan
modalnya dari Paidapatan A s h Daerah.
D a l a m kaitannya manajemen penerimaan daerah, manajemen
D a n a Perimbangan j u g a merupakan aspek yang harus diperhatikan
oleh pemerintah daerah. Beberapa daerah mengeluhkan bagian
yang diterima tidak cukup untuk membiayai pengeluaran
DAU
daerah.
30
Idealnya penerimaan daerah y a n g berasal dari D a n a B a g i m i Daerah
atas P P h Perseorangan, P B B , B P H T B , d a n p e n e r i m a a n S D A , serta d a r i
D a n a Alokasi U m u m sudah cukup untuk membiayai belanja pegawai,
sehingga perlu dana b a n t u a n dari p e m e r m t a h pusat.
Unsur manajemen alokasi u m u m yaitu evaluasi formula dana
alokasi u m u m .
4)
Perhitungan Dana Perimbangan
D a e r a h y a n g m e m i l i k i n i l a i c e l a h fiskal s a m a d e n g a n n o l m e n e r i m a
D A U s e b e s a r a l o k a s i d a s a r . K e b u t u h a n fiskal s a m a d e n g a n k a p a s i t a s
fiskal.
Contoh peihitungannya:
Kebutuhan Fiskal = R p 100 miliar
Kapasitas Fiskal
= Rp 100 miliar
Alokasi Dasar
= Rp
Celah Fiskal
= Kebutuhan Fiskal - Kapasitas Fiskal
50 miliar
= Rp 100 miliar - R p 100 miliar
= 0
DAU
= Alokasi Dasar
Total D A U
= Rp 50 mUiar
Daerah yang m e m i l i k i nilai celah
fiskal
negatif dan nilai negatif
tersebut lebih k e c i l d a r i a l o k a s i dasar setelah d i k u r a n g i n i l a i celah
31
fiskal.
D a l a m h a l c e l a h fiskal n e g a t i f m a k a j u m l a h D A U y a n g d i t e r i m a
daerah adalah sebesar alokasi dasar setelah
celah
diperhitungkan
dengan
fiskalnya
Contoh
perhitungannya;
Kebutuhan Fiskal = R p 100 miliar
Kapasitas Fiskal
= R p 125 m i l i a r
Alokasi Dasar
= Rp
Celah Fiskal
= Kebutuhan Fiskal - Kapasitas Fiskal
50 miliar
= R p 100 m i l i a r - R p 125 m i l i a r
= Rp-25 miliar (negatif)
DAU
= Alokasi Dasar + Celah Fiskal
Total D A U
= R p 50 miliar + Rp-25 miliar
= Rp 25 miliar
Daerah yang m e m i l i k i nilai celah
negatif dan nilai
negattf
tersebut sama atau lebih besar dari alokasi dasar tidak m e n e r i m a
DAU.
Celah Fiskal (negatif) melebihi Alokasi
Contoh
fiskal
Dasar.
perhitungannya:
Kebutuhan Fiskal = R p 100 miliar
Kapasitas Fiskal
= R p 175 m i l i a r
Alokasi Dasar
= Rp
Celah Fiskal
= Kebutuhan Fiskal - Kapasitas Fiskal
50 miliar
= R p 100 m i l i a r - R p 175 m i l i a r
32
= R p -75 m i l i a r ( negatif).
DAU
= Alokasi Dasar + Celah Fiskal
Total D A U
= R p 50 miliar + Rp -75 miliar
= R p -25 miliar atau disesuaikan menjadi R p 0 (nol)
Rasio Keuangan Daerah
a.
Pengertian Keuangan pada A P B D
M e n u m t H a l i m (2004:149) Analisa rasio keuangan adalah usaha
mengidentifikasian ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan
tersedia.
Menumt
Sofyan
(2006:297)
Analisis Rasio
Keuangan
adalah
angka yang di peroleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan
keuangan dengan pos lainnya yang m e m p u n y a i hubungan yang relevan
dan signifikan.
Jadi Analisis Rasio Keuangan adalah usaha mangidentifUcasi ciriciri
Uqioran
keuangan
yang
tersedia
dan
diperoleh
dari
hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya y a n g
m o n p u n y a i hubungan yang relevan dan signifikan.
b.
Unsur-unsur Rasio Keuangan Daerah
Hasil analisis rasio keuangan i n i selanjutnya digunakan untuk tolok
ukuT dalam:
33
1) M e n i l a i
kemandirian
keuangan
daerah
dalam
membiayai
penyelenggaraan o t o n o m i daerah.
2) Mengukur
efektivitas
dan
efisiensi
dalam
merealisasikan
pendapatan daerah.
3) Mengukur
sejauh
mana
aktivitas pemerintah
daerah
dalam
4) M e n g u k u r kontribusi masing-masing sumber pendapatan
dalam
membelanjakan pendapatan daerahnya.
p e m b e n t u k a n pendapatan daerah.
5) M e l i h a t pertumbuhan/perkembangan perolehan pendapatan
dan
pengeluaran y a n g dilakukan selama periode w a k t u tertentu.
Beberapa Rasio yang dapat d i k e m b a n ^ t a n berdasarkan data
keuangan y a n g bersumber dari A P B D antara lain:
I)
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Kemandirian
keuangan
daerah
menunjukan
kemampuan
Pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar
pajak d a n retribusi sebagai sumber pendapatan y a n g diperlukan daerah.
Kemandirian
keuangan
daerah
ditunjukan
oleh
besar
kecilnya
pendapatan asli daerah dibandingkan dengan pendapatan daerah y a n g
berasal dari sinnber lain, m i s a l n y a bantuan p e m e r i n t a h pusat ataupun
pinjaman.
PAD
Rasio k e m a n d i n a n =
B a n t u a i p e m m n t a h pusat/propinsi dan pinjaman
34
2) Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
Rasio
efktivitas menggambarkan
dalam merealisasikan pendapatan
asli
kemampuan
daerah yang
pemerintah
direncanakan
dibandingkan dengan target y a n g ditetapkan berdasarkan potensi
riil
daerah.
realisasi penerimaan P A D
Rasio efektivitas =
Target penerimaan P A D yang ditetapkan berdasarkan p o t m s i r i l daerah
K e m a m p u a n daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan
e f e k t i f apabila rasio y a n g dicapai m e n c a p a i m i n i m a l sebesar I (satu)
atau
100
persen.
menggambarkan
memperoleh
Namun
keuangan
ukuran
yang
dipersandingkan dengan
daerah.
Rasio
perbandingan
daerah
baik
tinggi
yang
rasio
adalah
besamya
rasio
biaya
rasio
semakin
efktivitas
rasio efisiensi y a n g
efisiensi
antara
demikian
yang
baik.
Guna
tersebut
perlu
dicapai
yang
efektivitas,
pemerintah
menggambarkan
dikeluarkan
untuk
memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan y a n g diterima.
Kinerja
pemermtah
daerah
melakukan
pemungutan
pendapatan
dilategorikan efisien apabila rasio yang dicapai k u r a n g dari satu atau
dibawah
100 persen.
S e m a k i n kecil rasio efiensi berarti kinerja
pemerintah daerah semakin baik. U n t u k i t u pemrintah daerah perlu
m e n ^ t u n g secara cermat b e r ^
besamya biaya yang dikeluarkan
untuk merealisasikan seluruh pendapatan yang diterimanya sehingga
dapat diketahui apakah kegiatan p e m u n g u t a n pendapatannya tersebut
35
efisien atau tidak. H a l i t u perlu dilakukan karena m e ^ p u n pemerintah
daerah berhasil merealisasikan p e n e r i m a a n pendapatan sesuai dengan
target y a n g
M y ' ' A n
ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA APBD PEMERINTAH
KOTA PALEMBANG DALAM MENILAI
KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS
S K R I P S I
OLEH:
Nama
Nim
: INDAH FEBRIANI
:222005048
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS EKONOMI
2009
r . . . . . . ..
.
.
Usolan Penelitian
ANAUSIS RASIO KEUANGAN PADA APBD PEMERINTAH
KOTA PALEMBANG D A L A M MENILAI
KEMANDIRIAN DAN EFEKriYITAS
U n t u k M e m e n u h i Salab Satu Persyaratan
Memperolefa G d a r Saoana EkoDomi
O L E H :
Nama
Nim
: INDAH FEHUANI
:222005048
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
FAKULTAS EKONOMI
2009
Fakuhas Ekonomi
Universitas M u h a m m a d i y a h
PaknibaDg
TANDA PENGESAHAN
SKRIPSI
Judul
: ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA APBD
PEMERINTAH KOTA PALEMBANG DALAM
MENILAI KEMANDIRIAN DAN EFEKTIFITAS
Nana
NIM
Fakultas
Jurusan
MataKuHahPokok
:
:
:
:
:
faidah F e b r t a n i
22:2005.04s
Ekonomi
Akuntansi
Akuntansi SektcrPnbHk
Diterinia dan Disyahkan
Padatanggai, 27Agustus2009
Pcmbimbing
{ O n . S u n a r d i , S£,
Mengetahui
M.si)
PERNYATAAN BEBAS
PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: INDAH FEBRIANI
NIM
: 22.2005.048
Jurusan
: Akuntansi
Menyatakan bahwa skripsi ini ditulis sendiri dengan sungguh-sungguh dan tidak
ada bagian penjiplakan k a r y a o r a n g lain.
Apabila di k e m u d i a n hari terbukti i n i tidak benar, m a k a saya sanggup m e n e r i m a
sankst a p a p u n sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Palembang,
Agustus 2009
Penulis
(INDAH
iii
FEBRIANI)
Motto:
o
Beu're
self
o
Lupakan
kebaikan
yang
lain
perbuat.
y a n g orang
o
Jenius
adalah
mertggantikan
ketika
kesempatan
1%
inspirasi
kerja
keras.
bertemu
p e m a h dilakukan
dan
99%
keringat.
Keberuntungan
dengan
dan
Tidak
adalah
kesitqxm.
Lupakan
kesalahan
ada yang
sesuatu
( Thomas
yang
A.
dcqxJt
terjadi
Edison)
(Indah Fb)
Kupersembahkan:
V
o
A y a h d a n I b u tercinta
o
K a k a k dan A d d c tersayang
o
Bapak
o
Yang Terkasib
o
Hijannya Kampus k u
Pembimbmg
PRAKATA
A i h a m d u l i l a h i r o b b i l A * i a m i n , segala puji dan s y u k u r kehadrrat A l l a h S W T ,
penulis dapat menyelesaikan skripsi i n i yang berjudul " Analisis Rasio
Pada
APBD
Pemerintah
Kota
Palembang
Dalam
Menilai
Keuangan
Kemandirian
dan
Efektivitas".
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada A l l a h S W T yang
selalu
memberi kekuatan dan ketabahan dalam menyusun skripsi. A y a h d a n I b n (Syaukani
dan R u s m i n i ) dan K a k a k d a n A d e k (Andriansyah, A . m d dan D i a n Maretsyah) yang
telah m e n d i d i k , m e m b i a y a i , m e n d o o k a n , dan m e m b e r i k a n dorongan serta s e m a n g a t
kepada penulis. Penulis juga menyampaikan
terima kasih kepada Bapak
Drs.
Sunardi, S.E, M . s i yang telah m e m b i m b i n g dan m e m b e r i k a n pengarahan serta saransaran dengan
disampaikan
tulus dan
juga
ikhlas dalam
menyelesaikan
skripsi ini. Selain itu,
terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu penulis dalam menyelesaikan
telah
mengizinkan,
studi di Fakultas E k o n o m i
Universitas
Muhammadiyah Palembang.
1. B a p a k H . M . I d r i s , S . E , M . s i . , s e l a k u R e k t o r U n i v e r s i t a s
Muhammadiyah
P a l e m b a n g beserta s t a f dan k a r y a w a n / k a r y a w a t L
2.
Bapak H . Drs. Rosyadi, M . M . , selaku Dekan Fakultas E k o n o m i
beserta
Pembantu Dekan dan staf karyawan/karyawati Fakultas E k o n o m i Universitas
Muhammadiyah Palembang.
vi
3.
Bapak Drs. Sunardi, S.E, M.si., selaku Ketua Junisan Akuntansi dan M . I r f i m
Tarmizi, S.E, Ak, M B A . ,
selaku Sekretaris Junisan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Muhammadiyah Palembang.
4.
Ibu H j . Yuhanis Ladewi, S.E, A k , M.si selaku Pembimbing
Akademik.
5.
Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen yang telah mendidik penulis dalam m e n u n t m
i l m u dan memberikan pengetahuan yang bennanfaat
6.
Kantor
Pemerintah
Kota
Palembang yang
telah memberikan
data
dan
informasi.
7. A n a k k a m p u s D w i L i a d i a n a , S E , E r d i a n i , S E , E r f i n , S E , F i t r i n M e t a s a n i , S E ,
Mardalena, SE, Ramdona, SE, Shintya Oktaviani, S.E,
Siska E k a Sari, S E ,
semangat kita tidak sia-sia.
8. K a w a n - k a w a n a k t i v i s B E M F E - U M P R a h i m a n , R M . H e r y O k t a r i a n s y a h ,
Handri Saputra, Yds Sudarso, Andrian Saputra, Yuhelvira, adek-adek H M J
tenkz semangat nya.
9.
Kawan-kawan S M K Negeri 1 Palembang Etik Mandala Sari, I r m a Oktaviani,
Supriani tenkz support kalian.
t o . Y a n g p e n u l i s sayangi A r i n d a h m a k a s i h atas d u k u n g a n m o r i l dan m a t e r i l n y a .
Semoga Allah S W T membalas semua budi baik kalian. A k h i n i l K a l a m
dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak t e r i m a kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga a m a l
dan ibadah yang d i l a k u k a n mendapat balasan dari-Nya. A m i e n .
Palembang,
Agustus 2009
Penulis
vn
D A F T A R ISI
HALAMAN DEPAN
i
HALAMAN JUDUL
"
HALAMAN PENGESAHAN BEBAS PLAGIAT
iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN M O T T O
v
HALAMAN PRAKATA
vi
H A L A M A N D A F T A R ISI
viu
HALAMAN DAFTAR TABEL
xi
HALAMAN GAMBAR
xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN
xiii
HALAMAN ABSTRAK.
liv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A
Latar Beiakang Masalah
1
B
Perumusan Masalah
6
C. T u j u a n P e n e l i t i a n
6
D. Manfaat Penelitian
6
KAJIAN
PUSTAKA
A. Penelitian Sebelumnya
8
B. Landasan Teori
9
vui
BAB III
BAB IV
METODE
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
39
B. Tempat Penelitian
40
C. Operasionalisasi V a r i a b e l
40
D. Data yang diperlukan
41
E. T e k n i k P e n g u m p u l a n D a t a
41
F. Analisis Data dan T e k n i k Analisis
43
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B.
1. G a r a b a r a n U m u m T e n t a n g K o t a P a l e m b a n g
44
2.
Sejarah Singkat Pemerintah Kota Palembang
45
3.
Stniktur Organisasi Pemerintah Kota Palembang
48
Pembahasan
1.
Pengelolaan P A D
Dalam Rangka Meningkatkan
Rasio
Kemandirian dan Efektivitas
2.
Pengelolaan
Dana
Perimbangan
Menmgkatkan Rasio Kemandirian
BAB V
SIMPULAN DAN
A
53
Dalam
Usaha
61
SARAN
Simpulan
63
B. S a r a n
64
ix
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
LI.
Ehita Pendapatan
TABEL
Asli Daerah (PAD)
dan Bantuan Pemerintah
Provinsi dan Pinjaman Pada A P B D Pemerintah Kota Palembang
1.2.
Rasio Kemandirian Pada A P B D Pemerintah K o t a
1.3.
Rasio Efektivitas Pada A P B D Pemermtah K o t a
IILl.
Operasionahsasi Variabel
IV.2.
Perhitungan Rasio Kemandirian Kota Palembang Tahun 2003-2007
IV.3.
Perhitungan Rasio Efektivitas Kota Palembang tahun 2003-2007
xi
Palembang
Palembang
Pusat/
DAFTAR
IV.l
GAMBAR
Stniktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Palembang
xii
DAFTAR
LAMPIRAN
I.
D a t a Realisasi P e n e r i m a a n Daerah K o t a P a l e m b a n g T a h u n 2 0 0 3
II.
Data Realisasi Penerimaan Daerah K o t a P a l e m b a n g T a h u n 2 0 0 4
III.
Data Reahsasi Penerimaan Daerah K o t a P a l e m b a n g T a h u n 2005
[V.
Data Realisasi Penerimaan Daerah K o t a P a l e m b a n g T a h u n 2 0 0 6
V.
Data Realisasi Penerimaan Daerah K o t a Palembang T a h u n 2007
VI.
Surat Keterangan Penelitian dari Pemerintah Kota Palembang
VII.
Sertifikat M e m b a c a dan Hafalan Al-quran
V i n . Kartu Aktivitas Bimbingan Skripsi
IX.
Biodata Penuhs
xiii
ABSTRAK
Indah Febriani/222005048/Analisis rasio keuangan pada A P B D pemerintah kota
Palembang dalam menilai kemandirian dan efektivitas/AKUNTANSI.
pengelolaan
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
pendapatan asli daerah d a l a m r a n g k a m e n i n g k a t k a n rasio k e m a n d i r i a n d a n
efektivitas dan bagaimana pengelolaan dana perimbangan dalam usaha
meningkatkan rasio kemandirian. Tujuannya untuk mengetahui pengelolaan P A D
dalam rangka meningkatkaan rasio kemandirian dan efektivitas dan mengetahui
pengelolaan dana perimbangan dalam usaha meningkatkan rasio kemandirian.
Penehtian ini termasuk penehtian deskrillif yaitu penehtian ini untuk mengetahui
hubungan antara P A D dan D a n a Perimbangan yaitu d a l a m pengelolaan guna
m e n i n g k a t k a n rasio kemandirian dan efektivitas. D a t a yang digunakan adalah data
primer dimana dokumen yang berkaitan dengan keuangan A P B D Pemerintah
K o t a Palembang, teknik pengumpulan data d a l a m penulisan skripsi i n i adalah
wawancara dan dokumentasi. D a n analisis y a n g digunakan adalah analisis
kualitatif dan kuantitatif
Hasil penelitian i n i m e n u n j u k k a n b a h w a u n t u k pengelolaan P A D dapat d i l a k u k a n
d e n g a n cara : evaluasi s u m b e r - s u m b e r pajak daerah d a n retribusi, m e n j a d i k a n
P B B sebagai pajak daerah, m e m p e r b a i k i system perpajakan daerah, dan
pengelolaan dana
optimalisasi peran B U M D dan B U M N . D a n dalam
perimbangan factor-faktor yang digunakan y a i t u : j u m l a h penduduk, luas w i l a y a h ,
indeks kemahalan konstruksi, produk domestic regional bruto perkapita, dan
indeks pembangunan manusia.
K a t a k u n c i : Rasio kemandirian dan rasio efektivitas
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Beiakang
K e u a n g a n Daerah d i era reformasi dan pasca reformasi m e m i l i k i ciri y a n g
berbeda. Secara u m u m , keuangan daerah di era pra reformasi, m e s k i p u n telah
menyinggung
o t o n o m i daerah, m a s i h memberikan w e w e n a n g
yang
terbatas
kepada pemerintah daerah sebagai k e k u a t a n eksekutif. H a l i n i tercermin dari
defenisi P E M D A y a n g m e l i p u t i kepala daerah dan D P R D . T i d a k d e m i k i a n halnya
d e n g a n k e u a n g a n d a e r a h d i e r a p a s c a r e f o r m a s i . P a d a em i n i w e w e n a n g
kepada
p e m e r i n t a h daerah telah terlihat secara n y a t a m e l a l u i defenisi P E M D A
yang
m e l i p u t i kepala daerah beserta perangkat daerah lainnya.
Sesuai dengan Undang-undang N o . 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
daerah, Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas dalam menyelenggarakan
semua urusan pemerintahan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengendaiian
dan evaluasi kecuali kewenangan
pertahanan keamanan, peradilan, moneter,
fiskal,
bidang
pengawasan,
politik luar
negeri,
agama dan kewenangan
yang ditetapkan peraturan pemerintah. Sebagai konsekuensi dari
Iain
kewenangan
o t o n o m i y a n g luas, kesejahteraan m a s y a r a k a t secara d e m o k r a t i s , adil, merata, d a n
berkesinambungan.
Kewajiban
i t u bisa dipenuhi apabila pemerintah
daerah
m a m p u mengelola potensi daerahnya yaitu potensi sumber daya alam, sumber
daya
manusia
dan
potensi
sumber
daya
1
keuangannya
secara
optimal.
2
P e m e r m t a h d a ^ a h sebagai p i h a k y a n g d i s m h i tugas m e n j a l a n k a n roda
pemerintahan,
pembangunan
keuangan
daerahnya
untuk
dinilai
apakah
pemerintah daerah bofaasil menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak. Salah
satu alat u n t u k
menganalisis
kinerja pemerintah daerah
dalam
mengelola
keuangan daerahnya adalah dengan m e l a k u k a n analisis rasio keuangan terhadap
A P B D yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
Pendapatan Asli Daerah ( P A D )
yaitu penerimaan yang diperoleh dari
sumber-sumber dalam wilayahnya yang dipungut berdasarkan peraturan daerah
sesuai dengan p e r u n d a n ^ u n d a n g a n y a n g berlaku. Poidapatan A s l i D a m h
(PAD)
yang merupakan sumber penerimaan dari daerah sendiri perlu terus ditingkatkan
agar dapat m e m b a n t u d a l a m m e m i k u l sebagian beban biaya yang diperlukan
untuk menyelenggarakan pemerintahan dan kegiatan pembangunan yang semakin
meningkat, sehingga kemandirian dan o t o t m m i daerah y a n g luas, nyata dan
bertanggung
jawab
dapat dilaksanakan. P A D
j u g a dapat digunakan
sebagai
pengukuran kemandirian suatu daerah. K e l o m p o k pendapatan asli daerah y a n g
berasal dipisahkan menjadi empat jenis, yaitu: Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Bagian Laba usaha Daerah, dan Iain-lain P A D .
Berdasarkan U U No.33 tahun 2004, Pemermtah memberikan
sumber pembiayaan
sumber-
y a n g m e m a d a i m e i a l u i dana perimbangan, agar
daerah
m a m p u melaksanakan k e w e n a n g a n n y a secara optimal. Sejalan dengan i t u , t a h u n
P e m e r m t a h m e n e r a p k a n kebijakan tentang dana p e r i m b a n g a n sebagai berikut
bahwa dana perimbangan terdiri dari: Pertama, Bagian dari penerimaan
B u m i d a n B a n g u n a n ( P B B ) , B e a P e r o l e h a n H a k atas T a n a h d a n
Pajak
Bangunan
1
3
( B P H T B ) dan penerimaan dari sumber daya alam berdasaikan potensi
daerah
penghasii. Kedua, D a n a A l o k a s i U m u m ( D A U ) y a n g bertujuan dalam pemerataan
k e m a m p u a n keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya
d a l a m r a n g k a pelaksanaan azas desentralisasi d a n penetapannya oleh pemerintah.
D a n ketiga, memperhatikan teredianya dana dalam A P B D , bagian daerah yang
menyetorkan
dana
reboisasi
ke
pemermtah
pusat
dapat
menganggarkan
p e n e r i m a a n sebesar 4 0 % . P e m ^ i n t a h t i d a k lagi m e n y e d i a k a n dana rutin daerah
( D R D ) dan D a n a Pembangunan Daerah ( D P D ) karena dana-dana dimaksud sudah
termasuk dalam
DAU.
Pengaturan
penggunaan D A U
sepenuhnya
menjadi
kewenangan Daerah.
B e r i k u t adalah D a t a Pendapatan A s l i D a e r a h serta B a n t u a n P e m e r i n t a h
Pusat/Propinsi dan Pinjaman ( D a n a Perimbangan), D a n hasil perhitungan rasio
kemandirian Pemermtah Kota Palembang periode 2003-2007.
T a b d . 1.1
Data Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
Bantuan Pemerintah Pusat/Provinsi dan P i n j a m a n
Pada A P B D Pemerintah Kota Palembang
No.
Tahun
Pandapatan A s l i Daerah
(PAD)
1.
2.
3.
4.
5.
2003
2004
2005
2006
2007
63.522.968.156,65
61.586.178.324,00
78.714.175.202,96
89.676.046.899,37
120.255.444.816,55
Bantuan Pemerintah
Pusat/Provinsi dan P m j a m a n
(Dana Perimbangan)
457.304.356.688,00
490.729.761.466,00
591-227^72.622,76
772.%1.769.267,00
860-375381.516,00
S u m b e r Data : A P B D Pemkot Palembang Tahun Anggaran 2003 - 2 0 0 7
4
T a b e L 1.2
Rasio Kemandirian
Pada A P B D Pemerintah Kota Palembang
Persentase
Tahun
No.
13,89%
2003
1
1
2,55 %
2004
2
2005
1331 %
3
11,60%
2
0
0
6
4
10,60%
2007
5
S u m b e r D a t a : A P B D Pemkot Palembang T a h u n Anggaran 2003 - 2007
D a t a diatas m e n u n j u k k a n b a h w a P e m e r i n t a h K o t a P a l e m b a n g dari t a h u n
2003-2007
terlihat jelas
bahwa
rasio
kemandirian pada
Pemerintah
Kota
P a l e m b a n g i n i dari tahun k e t a h i m m e n g a l a m i penurunan, persentase y a n g didapat
s a n g a t readah s e h i n g g a k e t e r g a n t u n g a n p a d a p i h a k e k s t e m a l i t u m e n i n g k a t .
Persentase rasio kemandirian rendah m a k a tingkat kesadaran masyarakat akan
kewajiban n y a sangatlah rendah bahkan m e n u r u a
Rasio
efektivitas
menggambarkan
kemampuan
pemermtah
dalam
merealisasikan pendapatan asli daerah y a n g direncanakan dibandingkan dengan
target y a n g ditetapkan berdasarkan potensi n i l daerah. K e m a m p u a n daerah d a l a m
m ^ j a l a n k a n tugas dikategorikan efektif apabila rasio y a n g d i c ^ i
m i n i m a l 100 persen. N a m u n d e m i k i a n tinggi rasio efektivitas,
mencapai
menggambarkan
keuangan daerah yang s e m a k m baik. G u n a memperoleh ukuran yang baik rasio
efektivitas tersebut perlu diperbandingkan dengan rasio efisiensi y a n g
dicapai
p ^ e r i n t a h daerah. B e r i k u t adalah hasil perfaitungan rasio efektivitas P e m e r i n t a h
Kota Palembang 2003-2007.
5
TabeL 1 3
Rasio Efektivitas
Pada A P B D Pemerintah Kota Palembang
No.
1
2
3
4
5
Tahun
2003
2004
2005
2006
2007
Persentase
98,98 %
81,71 %
77,92 %
7 9 3 9 %
91,42%
S u m b e r D a t a : A P B D Pemkot Palembang Tahun Anggaran 2003 ~ 2007
D a t a diatas m e n u n j u k k a n b a h w a pada t a h u n 2 0 0 3 - 2 0 0 7 rasio efektifitas
dibawah
1 0 0 % , data tersebut m e n u n j u k k a n b a h w a realisasi y a n g didapat dari
pendapatan
asli daerah tersebut tidak terpenuhi sehingga k e m a m p u a n
daerah
d a l a m m e n j a l a n k a n tugas dikategorikan tidak efektif.
D a r i data rasio kemandirian dan rasio efektifitas dapat dilihat bahwa
P e m e r m t a h dan peran serta masyarakat i n i m a s i h tergantung pada p i h a k e k s t e m a l
dan tidak terpenuhi sehingga k e m a m p u a n P e m e r m t a h dalam m e n j a l a n k a n tugas
n y a tidak e f e k t i f . H a l i n i l a h y a n g m e n d o r o n g p e n u h s i m t u k m e m i l i h j u d u l s k r i p s i :
"Analisis Rasio Keuangan Pada A P B D Pemerintah Kota Palembang Dalam
M e n i l a i K e m a n d i r i a n D a n E f e k t i f i t a s ".
6
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar beiakang masalah diatas, y a n g m e n j a d i
masalahnya
yaitu:
a.
Bagaimana
pengelolaan
PAD
dalam
rangka
meningkatkan
Rasio
Kemandirian dan Efektivitas?
b.
Bagaimana pengelolaan Dana Perimbangan
dalam usaha meningkatkan
Rasio Kemandirian?
C. Tujuan Penehtian
Adapun tujuan penelitian i n i adalah:
a.
Mengetahui
pengelolaan
PAD
dalam
rangka
meningkatkan
Rasio
Kemandirian dan Efektivitas.
b.
Mengetahui pengelolaan Dana Perimbangan dalam usaha meningkatkan
Rasio Kemandirian.
D. Manfeat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a.
Bagi Penulis
Penelitian i n i dilakukan u n t u k menerapkan i l m u y a n g telah didapat dalam
perkuliahan
serta
diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan
dan
pengalaman penulis khususnya dalam bidang audit pada akuntansi sektor
publik.
7
b.
Bagj Pemermtah Kota
Palembang
H a s i l penelitian i n i d i h a r a p k a n dapat m e n j a d i b a h a n m a s u k a n d a n saran
bagi P ^ e r i n t a h K o t a Palembang,
k h u s u s i ^ memperhatikan masalah-
masalah yang berkaitan dengan Bagian Keuangan Kesekretariatan Daerah
Kota Palembang.
c.
Bagj Almamater
H a s i l penelitian i n i d i h a r a p k a n dapat m e m b e r i k a n s u m b a n g a n p e m i k i r a n
d a n i n f o n n a s i y a n g dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian
l a i n y a n g b e r k a i t a n dengan m a s a l a h diatas.
BAB II
KAJIAN
A
PUSTAKA
Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang terkait dengan
penelitian ini adalah penehtian
dilakukan W i d o d o (2001) yang berjudul "Analisis Ratio Keuangan pada
yang
APBD
Kabupaten B o y o l a l i " . Penelitian tersebut bertujuan u n t u k m e n i l a i k e m a n d i r i a n
keuangan daerah dalam membiayai penyelenggaraan otonomi daerah, m e n g u k u r
efektivitas dan efisiensi dalam merealisasikan pendapatan daerah,
mengukur
kontribusi masing-masing sumber pend^atan daiam pembentukan
pendapatan
daerah
dan
melihat pertumbuhan/perkembangan
perolehan
pendapatan
dan
pengeluaran y a n g d i l a k u k a n selama p ^ o d e w a k t u tertentu. Penelitian tersebut
m e n y i m p u i k a n bahwa kemandirian pemerintah daerah Boyolali dalam m e m e n u h i
kebutuhan
dana
untuk
menyelenggarakan
tugas-tugas
pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan masyarakat masih relative rendah bahkan cenderung
turun. Pendapatan daerah B ^ o l a l i sebagian besar m a s i h d i p r i o r i t a ^ a n u n t u k
m e n c u k u p i belanja rutin, yaitu rata-rata mencapai 8 0 % dari total pendapatan yang
diterima.
Sedangkan
1997/1998-1999/2000
pertumbuhan
menunjukkan
APBD
Boyolah
pertumbuhan
kecenderungan pertumbuhannya semakm b^ioirang.
pada
yang
tahun
anggaran
positif
meskipun
9
B. Landasan Teori
1. A n g g a r a n P e n d a p a t a n d a n B e l a n j a D a e r a h ( A P B D )
a.
Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( A P B D )
D a l a m U U N o . 33 tahun 2004 yang dimaksud dengan
Anggaran
P^dapatan dan Belanja Daerah ( A P B D ) yaitu rencana keuangan tahunan
Pemerintah Daerah yang
dibahas
dan disetujui bersama
Pemerintah
Daerah d a n D P R D , dan ditetapkan d a l a m peraturan daerah.
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah ( A P B D ) merupakan instrument kebijakan
y a n g u t a m a bagi pemerintah daerah. Sebagai instrument kebijakan, A P B D
m e m d u d u k i posisi sentral dalam upaya pengembangan kepabilitas
efektivitas pemerintah
daerah. A P B D
m e n e n t u k a n besar pendapatan
digunakan sebagai alat
dan pengeluaran, m e m b a n t u
dan
untuk
mengambil
keputusan dan perencanaan pembangunan, otorisasi pengeluaran
dimasa
yang akan datang, sumber pengembangan ukuran standar untuk evaluasi
kinerja, alat untuk m e m o t i v a s i para pegawai dan alat koordinasi
bagi
semua aktivitas dari berbagai unit kerja ( M a r d i a s m o , 2 0 0 2 ; 63).
Menurut Baldric dan B o n n i ( 2 0 0 1 ; 315) A P B D merupakan suatu
rangkaian yang tidak terpisahkan dari Trilogi Pembangunan yang meliputi
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang
c u k u p tinggi, d a n stabihtas nasional y a n g sehat d a n d i n a m i s .
Jadi Anggaran
rangkaian
tahunan
pembangunan
Pendapatan
pemerintah
dan
daerah
Belanja Daerah adalah
yang
meliputi
Suatu
pemerataan
hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
10
dan stabilitas nasional y a n g sdiat d a n dinamis y a n g dibahas d a n disetujui
bersama Pemerintah Daerah, D P R D , dan ditetapkan dalam Peraturan
Daerah.
b.
Unsur-unsur A P B D
B a g i a n sisa lebih P e r h i t u n g a n A n g g a r a n T a h u n l a l u h e n d a k n y a
diperkirakan secara cennat, sehingga rencana p e n e r i m a a n m e n g h e n d a k i
j u m l a h y a n g s e b e n a m y a d a r i p e n j u m l a h a n y a i t u sisa t u n a i p a d a k a s daerah,
termasuk didalamnya D l P D A - L dan kewajiban kepada pihak ketiga yang
b e l u m diselesaikan d a n sisa t u n a i pada p e m e g a n g kas dinas.
Unsur-unsur, Anggaran pendapatan dan Belanja daerah yaitu:
1) P e n d a p a t a n D a e r a h
a)
Pendapatan asli daerah
Pendapatan asli daerah m e m p a k a n sumber u t a m a penerimaan
bagi
daerah
perimbangan,
dalam
rangka
pinjaman daerah,
pelaksanaan
dan
desentralisasi.
penerimaan
lain
Dana
merupakan
sumber pendapatan tambahan untuk m e n d u k u n g P A D . P A D
daerah meliputi: pajak daerah, retribusi daerah, hasil B U M D
suatu
dan
pengelolaan k e k a y a a n daerah, serta pendapatan lain.
b) D a n a Perimbangan
Dana
perimbangan
adalah
dana
yang
bersumber
dari
penerimaan A P B D yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai
11
kebutuhan daerah d a l a m r a n g k a pelaksanaan desentralisasi.
Dana
perimbangan
yang
merupakan
bagian
dari
penerimaan
pusat
diserahkan kepada daerah. D a n a i n i digunakan oleh pemerintah pusat
u n t u k m e n y e i m b a n g k a n h u b u n g a n k e u a n g a n pusat dan daerah serta
hubungan keuangan antar daerah. Unsur-unsurpenerimaan dalam dana
perimbangan i n i adalah:
(1) Bagi hasil pajak dan b u k a n pajak
(2) Dana alokasi u m u m
(3) Dana alokasi khusus.
c)
Lain-lain pendapatan daerah y a n g sah
Sesuai
Nomor
13
dengan
Tahun
peraturan terbaru, yaitu
2006,
pendapatan
PERMENDAGRI
ini dibagi
menurut jenis
pendapatan yang mencakup:
(1) Pendapatan hibah
(2) Pendapatan dana darurat
(3) Pendapatan
dana
bagi
hasil
pajak
dari
provinsi
kepada
kabupaten/kota
(4) Pendapatan
dana penyesuaian dan dana o t o n o m i khusus yang
ditet^kan oleh pemointah
(5) Pendapatan bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemermtah
daerah laini^ra
12
2)
Belanja Daerah
Belanja daerah disusun dengan
berorientasi pada pencapaian
pendekatan prestasi kerja
yang
hasil dari input yang direncanakan,
oleh
karena itu dalam penyusunan
m e n g u t a m a k a n pada pencapaian
APBD
Tahun Anggaran
supaya
hasil melalui program dan kegiatan
Belanja Langsung) dari pada Belanja Tidak
a)
2009
(
Langsung).
Belanja Tidak Langsung, meliputi:
(1)
Belanja pegawai
(2)
Subsidi dan
iuran pemerintah dalam
pelenggaraan
asuransi
kesehatan bagi pegawai negeri sipil dan penerima pensiun dan
tarif pelayanan kesehatan bagi peserta P T . Askes ( Persero) dan
anggota keluarganya di puskesmas dan r u m a h sakit daerah.
(3)
Penganggaran penghastlan dan penerimaan lain pimpinan dan
anggota D P R D serta belanja penunjang kegiatan.
(4)
Belanja kepala daerah dan w a k i l kepala daerah
(5)
Belanja bunga
(6)
Belanja subsidi
(7)
Belanja hibah
(8)
Belanja bantuan sosial
(9)
Belanja bagi hasil
(10) Belanja bantuan keuangan
(11) Belanja tidak terduga
(12) Belanja operasi dan pemeliharaan
13
b)
Belanja Langsung, meliputi:
(1) D a l a m m e r e n c a n a k a n alokasi belanja u n t u k setiap kegiatan harus
dilakukan analisis kewajaran biaya y a n g dikaitkan dengan output
y a n g dihasilkan dari satu kegiatan. O l e h k a r e n a i t u m e n g h i n d a r i
adanya pemborosan, program dan kkegtatan yang direncanakan
didasarkan pada kebutuhan
riil.
(2) Terhadap kegiatan pembangunan yang b m i f e t
fisik.
(3) Belanja pegawai
(4) Belanja barang dan jasa
(5) Belanja modal.
3)
Pembiayaan
Pembiayaan
adalah
sumber-sumber
penerimaan
dan
pengeluaran daerah y a n g d i m a k s u d k a n u n t u k m e n u t u p defisit anggaran
atau sebagai alokasi surplus anggaran.
a)
Sumber penerimaan
S u m b e r p e m b i a y a a n b e r u p a p e n e r i m a a n d a e r a h m e r u p a k a n sisa
lebih anggaran tahun sebelumnya, penerimaan pinjaman dan obligasi,
hasil p e n j u a l a n aset daerah d i p i s a h k a n , d a n d i transfer dari
dana
cadangan.
b)
Sumber pengeluaran daerah
S u m b e r p e m b i a y a a n berupa pengeluaran daerah terdiri atas
p e m b a y a r a n u t a n g p o k o k y a n g t e l a h j a t i d i tempo,
pwiyertaan modal,
14
transfer k e dana cadangan, dan sia lebih anggaran t a h u n y a n g sedang
berlangsung.
2.
Pendapatan Daerah
a.
Pendapatan A s l i Daerah
1) Pengertian Pendapatan A s l i D a e r a h
M e n u r u t H a l i m ( 2004; 96) Pendapatan A s l i Daerah merupakan
semua penerimaan daerah y a n g berasal dari sumber e k o n o m i asli
daerah.
M e n u r u t Baldric dan B o n n i ( 2 0 0 1 ; 395) Pendapatan
Daerah merupakan sumber u t a m a penerimaan bagi daerah
Asli
dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi.
Jadi Pendapatan Asli Daerah merupakan semua sumber utama
penerimaan daerah y a n g berasal dari sumber e k o n o m i asli daerah
d a l a m rangka pelaksanaan desentralisasi.
2) Unsur-unsur P A D
a)
Pajak daerah
Pajak daerah m e m p a k a n pendapatan daerah y a n g berasal
dari pajak.
Pada
bagian
l a m p i r a n dapat
dilihat bahwa
kode
rekening u n t u k provinsi dan kabupaten/kota adalah betheda. H a l
ini terkait dengan pendapatan pajak y a n g berbeda bagi provinsi dan
kabupaten/kota seuai dengan
Undang-Undang
(UU)
Nomor
34
15
T a h u n 2 0 0 0 tentang Perubahan U U N o m o r 18 T a h u n 1997 tentang
Pajak
dan
pendapatan
Retribusi
pajak
Daerah.
untuk
Menumt
UU
tersebut,
provinsi meliputi objek
jenis
pendapatan
berikut.
(1) Pajak keodaraan bermotor
(2) Bea balik nama kendaraan bermotor
(3) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
(4) Pajak kendaraan diatas air
(5) Pajak air dibawah tanah
(6) Pajak air dipermukaan.
(7) Retribusi daerah
S e l a n j u t n y a , j e n i s pajak kabupaten/kota tersusun atas:
(1) Pajak hotel
(2) Pajak restoran
(3) Pajak hiburan
(4) Pajak reklame
(5) Pajak penerangan jalan
(6) Pajak pengambilan bahan galian golongan C
(7) Pajak parkir.
b)
Retribusi Daerah
Retribusi daerah m e r u p a k a n pandapatn daerah y a n g berasal
dari retribusi. Pendapatan retribusi juga berbeda untuk provinsi dan
16
kabupaten/kota, terkait dengan U U N o m o r 34 T a h u n 2000. U n t u k
provinsi, jenis pendapatan i n i meliputi objek pendapatan berikut:
(1)
Retribusi palayanan kesehatan
(2)
Retribusi pemakaian kekayaan daerah
(3)
Retribusi panggantian biaya cetak peta
(4)
Retribusi pangujian kapal perikanan
Selanjutnya
jenis
pendapatan
retribusi
untuk
kabupaten/kota meliputi objek pendapatan berikut:
(1)
Retribusi pelayanan kesehatan
(2)
Retribusi pelayanan kebersihan
(3)
Retribusi pencetakan K T P dan akte catatan sipil
(4)
Retribusi pemakaman
(5)
Retnbusi parkir
(6)
Retribusi pasar
(7)
R e t n b u s i air bersih
(8)
Retribusi pengujtan kendaraan bermotor
(9)
Retribusi pemeriksaan alat p e m a d a m kebakaran
(10) Retribusi biaya cetak peta dan
(11) Reliibusi pengujian kapal penkanan
c)
Hasil pengelolaan kekayaan m i l i k daerah yang dipisahkan
Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan
mempakan
penerimaan
daerah yang
berasal
dari
pengelolaan
17
kekayaan daerah y a n g dipisahkan. Jenis pendapatan i n i dirinci
menurut objek pendapatan yang mencakup :
( 1 ) B a g i a n laba atas penyertaan m o d a l pada perusahaan
milik
daerah/BUMD.
( 2 ) B a g i a n laba atas penyertaan m o d a l pada perusahaan
milik
negara/BUMN.
( 3 ) B a g i a n laba atas penyertaan m o d a l pada perusahaan
milik
swasta atau k e l o m p o k usaha masyarakat.
d)
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
Pendapatan i n i m e r u p a k a n p e n e r i m a a n daerah y a n g berasal
dari
Iain-Iain
milik
pemda.
Rekening
ini disediakan
untuk
m e n g a k u n t a n s i k a n p e n e r i m a a n daerah selain y a n g disebut diatas.
Jenis pendapatan i n i m e l i p u t i objek pendapatan berikut:
(1)
H a s i l penjualan aset daerah y a n g t i d a k dipisahkan
(2)
Jasa g i r o
(3)
Pendapatan bunga
(4)
P e n e r i m a a n atas t u n t u t a n ganti k e r u g i a n daerah
(5)
Penerimaan k o m i s i , potongan, ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan, pengadaan barang,
dan jasa
oleh
daerah.
(6)
Penerimaan keuangan dari sehsih nilai tukar m p i a h terhadap
m a t a u a n g asing.
18
(7)
Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.
(8)
Pendapatan denda pajak
(9)
Pendapatan denda retribusi
( 1 0 ) Pendapatan hasil e k s e k u s i atas j a m i n a n
(11) Pendapatan dari pengembalian
(12) Fasilitas sosial dan u m u m
(13) Pendapatan dari penyelenggara pendidikan dan pelatiban
(14) Pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan.
3) Manajemen Pendapatan A s l i Daerah
Sistem pemerintahan yang sentralistik yang dialami bangsa
Indonesia selama masa Orde L a m a dan Orde B a m memberikan
pelajaran
kepada
kita
bahwa
pendekatan
sentralistik
dalam
p e m b a n g u n a n telah m e n i m b u l k a n efek-efek y a n g negatif.
Efek
negatif tersebut m i s a l n y a desentralisasi telah m e m a s u n g kreativitas
daerah
untuk
keinginan
mengembangkan
masyarakat
mei^ebabkan
daerah.
pemerintah
potensi
Selain
daerah
daerah
sesuai
i t u desentralisasi
semakin
kuat
dengan
telah
tingkat
ketergantungannya terhadap p e m e r i n t a h pusat. K e d u a h a l tersebut
cukiq) membuat pemerintah dan masyarakat daerah tidak berdaya
m e m b a n g i m daerahnya. B e s a m y a intervensi p e m e r m t a h pusat yang
dilakukan pada masa lalu telah m o i i m b u l k a n distorsi. H a l tersebut
d i p e r p a r a h d e n g a n m a s i h k u a t n y a p e r i l a k u rent seeking
dan kompsi
19
yang
akibatnya mengganggu mekanisme
pasar.
Efek
tersebut
m a s i h terasa saat i n i .
Unsur-unsur manajemen
pendapatan
asli daerah ada
4
yaitu:
a)
Evaluasi sumber-sumber pajak daerah dan retribusi daerah
Masyarakat
jangan
dengan
dibebani
pajak
bam,
s e b a g a i m a n a t e i a h d i k a t a k a n p a d a b a g i a n a w a l b a h w a saat i n i
masih ada b e b e r ^ a pihak yang m e m i l i k i kesalah pahaman dan
perbedaan
pemahaman
otonomi
persepsi
mengenai
yang
k u r a n g tepat
yang
diartikan
otonoami
daerah.
Salah
adalah
pemahaman
automoney".
Mereka
tersebut
sebagai
"
satu
beranggapan bahwa o t o n o m i daerah braiti pemermtah daerah h a m s
mencukupi kebutuhan daerahnya dengan pendapatan ash daerah
sendiri.
Akhimya
pendapatan
pemerintah
daerah
bemsaha
asli daerah setinggi-tingginya
melalui
meningkatkan
peningkatan
pajak dan retribusi daerah serta bagian laba B U M D .
Kebijakan imtuk tidak menambah
pungutan pajak
dan
m e n i n g k a t k a n retribusi didasarkan atas beberapa p e r t i m b a n g a n :
(1) Pungutan retribusi langsung berhubimgan dengan masyarakat
pengguna layanan publik.
(2) Investor akan lebih bergairah m e l a k u k a n investasi
didaerah
apabila terdapat k e m u d a h a n sistem perpajakan didaerah.
20
b)
M e n j a d i k a n P B B sebagai pajak daerah
U p a y a lain y a n g dapat d i l a k u k a n pemerintah daerah i m t u k
meningkatkan
PAD
namun tidak
membebani
masyarakatnya
adalah dengan cara m e n j a d i k a n P B B sebagai pajak daerah.
Periunya P B B dijadikan sebagai pajak daerah, diantaranya:
(1) P B B m e m b e r i k a n hasil y a n g substansial ( besar) bagi daerah
(2) Perolehan hasil dari P B B relatif stabil dan dapat diprediksi
yang memiliki tanah
( 3 ) P u n g u t a n P B B c u k u p a d i l ( equitable),
dan bangunan yang bemilai tinggi akan dikenakan pajak yang
tinggi pula.
( 4 ) P u n g u t a n P B B t i d a k berpengaruh besar terhadap
harga-harga
sehingga tidak mengganggu efisiensi e k o n o m i ( p e r e k o n o m i a n )
(5) Dasar pengenaan pajak c u k u p jelas dan m u d a h dipahami o l e h
pembayar pajak
( 6 ) O b j e k P B B t i d a k b e r p i n d a h - p i n d a h ( immovable),
sehingga
objek pajak tersebut tidak dapat disembunyikan.
(7) Pengadministrasiannya relatif mudah; dan
( 8 ) Jelas
pemerintah
daerah
mana
yang
berhak
menerima
pendapatan pajak atas P B B .
Jika P B B dijadikan pajak daerah, m a k a pemerintah daerah
akan mendapatkan pendapatan pajak daerah y a n g besar sehingga
nantinya pemerintah daerah tidak perlu lagi mengurusi pajak-pajak
yang kecil nilainya dan pemerintah daerah dapat menarik investor
21
berinvestasi
didaerahnya
dengan
m i s a l n y a b e r u p a p e m b e r i a l local
c)
memberikan
insentif
PBB
kepada investasi baru.
tax holiday
Memperbaiki sistem perpajakan daerah
Pada
prinsipnya,
sistem
e f i s i e n , d a n a d i l (economic,
perpajakan
efficiency,
harus
dan equity)
ekonomis,
serta sederhana
dalam pengadministrasiannya.
Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah untuk
memperbaiki sistem perpajakan daerah antara lain:
(1) Periunya dilakukan perbaikan administrasi penerimaan d a m h (
revenue
untuk
administration)
menjamin
agar
semua
pendapatan dapat t e r k u m p u l dengan baik
( 2 ) Checking
system.
catatan-catatan
Pada
setiap
tersebut
p e n g e c e k a n m e n a d a k ( spot
tahap
di
sangat perlu
cross-checked,
check)
bahwa
dilakukan
o l d i staf senior secara
acak.
(3) Pelaporan hasil pengumpulan pajak dan retribusi daerah perlu
dimonitor
secara teratur d i b a n d i n g k a n dengan target
potensi, dan hasilnya dilaporkan kepada staf senior
memiliki
masalah.
kewenangan
mengambil
keputusan
bila
dan
yang
terjadi
22
d)
Optimalisasi peran B U M D dan B U M N
Pemerintah
daerah
juga
dapat
melakukan
upaya
peningkatan P A D melalui optimalisasi peran B U M D dan B U M N .
Peranan investasi swasta dan perusahaan m i l i k
negara/daerah
diharapkan dapat berfimgsi sebagai pemacu utama pertumbuhan
d a n p e m b a n g u n a n e k o n o m i d a e r a h ( engine
center
of economic
activity).
of growth
d a n sebagai
D a r i sisi e k s t e m a l , daerah dituntut
untuk m e n a r i k investasi asing agar bersama-sama swasta domestik
mampu
mendorong
m e n i m b u l k a n multiplier
b.
pertumbuhan
effect
ekonomi
daerah
serta
y a n g besar.
Dana Perimbangan
1) P e n g e r t i a n D a n a P e r i m b a n g a n
Menurut
PERMENDAGRI
No.
13
Tahun 2006
Dana
Perimbangan merupakan dana y a n g bersumber dari dana penerimaan
A P B D yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan
daerah d a l a m rangka pelaksanaan desentralisasi.
Menurut U U N o 33 Tahun 2004 Dana perimbangan merupakan
pendanaan daerah y a n g b e r s u m b e r dari A P B N y a n g terdiri atas dana
bagi hasil ( D B H ) , dana alokasi u m u m ( D A U ) , dana alokasi khusus
( D A K ) , selain d i m a k s u d k a n u n t u k m e m b a n t u daerah dalam mendanai
kewenangannya,
juga
bertujuan untuk
mengurangi
ketimpangan
23
s u m b e r pendanaan p e m e r i n t a h antara pusat d a n daerah serta u n t u k
mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintah antar-daerah.
Jadi D a n a Perimbangan merupakan dana yang bersumber dari
p e n e r i m a a n A P B D y a n g terdiri atas dana bagi hasil, d a n a a l o k a s i
u m u m , dan dana alokasi khusus yang bertujuan untuk
membiayai
k e b u t u h a n daerah dan m e n g u r a n g i k e t i m p a n g a n serta
mengurangi
kesenjangan sumber pendanaan p e m e r m t a h antara pusat d a n daerah.
2) Unsur-Unsur Dana Perimbangan
a)
Bagi hasil pajak dan b u k a n pajak
Pemermtah
menyerahkan
sebagian
penerimaan
yang
diperolehnya baik penerimaan pajak m a u p u n penerimaan bukan
pajak. Bagi hasil tersebut m e l i p u t i beberapa unsur penerimaan
negara, yaitu:
(1) Penerimaan pertambangan m i n y a k
( 2 ) P e n e r i m a a n p e r t a m b a n g a n gas a l a m
(3) Penerimaan Pajak B u m i dan Bangunan
( 4 ) P e n e r i m a a n B e a P e r o l e h a n H a k atas T a n a h d a n
(BPHTB)
(5) Penerimaan sektor pertambangan u m u m
(6) Penerimaan sektor kehutanan
(7) Penerimaan sektor perikanan
D a n a bagi hasil yang bersumber dari pajak yaitu:
Bangunan
24
(9) Pajak B u m i dan Bangunan ( P B B )
(10)
B e a P e r o l e h a n H a k atas T a n a h d a n B a n g u n a n ( B P H T B )
(11)
Pajak Penghasilan ( P P h ) Pasal 2 5 d a n Pasal 2 9
Wajib
Pajak O r a n g Pribadi D a l a m Negeri
D a n a b a g j h a s i l y a n g b e r s u m b o ' d a r i s u m b e r daya
alam yaitu:
( 1 ) Kehutanan
(2) Pertambangan umiun
(3) Perikanan
(4) Patambangan minyak b u m i
( 5 ) P e r t a m b a n g a n gas b u m i
(6) Pertambangan panas b u m i
b) Dana alokasi u m u m ( D A U )
Dana Alokasi U m u m ( D A U ) adalah dana yang bersumber
dari
pendapatan
APBN
yang
dialokasikan
dengan
tujuan
pemerataan k e m a m p u a n keuangan antar daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah d a l a m rangka pelaksanaan desentralisasi.
Daerah-daeiafa
yang
ada
di
Indonesia
tidak m e m i l i k i
kekayaan sumber daya, khususnya alam, yang sama antara satu
dengan lainnya. Dengan adanya D A U , daerah yang minus sumber
daya a l a m a k a n t e r b a n t u sebab daerah i n i a k a n m e n e r i m a subsidi
dari daerah yang sumber daya alanmya kaya. Besamya D A U yang
diambil dari A P B N untuk daerah adalah 2 5 % dari penerimaan
25
dalam negeh. D a n a i n i dialokasikan kepada seluruh provinsi dan
kabupaten/kota y a n g ada di Indonesia dengan provinsi m a s i n g masing 1 0 % dan 9 0 % .
Proporsi D A U antara daerah provinsi dan kabupaten/kota
ditetapkan berdasaikan imbangan kewenangan antara provinsi dan
kabupaten kota. Pemermtah merumuskan formula dan perhitungan
D A U sebagaimana dimaksud dalam:
(4) D A U atas dasar celah f i s k a l u n t u k daerah p r o v i n s i d i h i t u n g
berdasaikan
peikatiian
bobot
daerah
provmsi
yang
bersangkutan dengan j u m l a h D A U seluruh daerah provinsi
(5) Bobot daerah provinsi merupakan perbandingan antara celah
fiskal daerah provinsi yang bersangkutan dan total celah
fiskal
seluruh daerah provinsi
( 6 ) D A U a t a s d a s a r c e l a h fiscal u n t u k s u a t u d a e r a h k a b u p a t e n / k o t a
dihitung berdasarkan perkaiian bobot daerah
yang
bersangkutan
dengan
jumlah D A U
kabupaten/kota
seluruh
daerah
kabupatoi/kota
(7) Bobot kabupaten/kota merupakan perbandingan
antara celah
fiskal
daerah kabupaten/kota y a n g bersangkutan dan total celah
fiskal
seluruh daerah kabupaten/kota.
(8) Daerah y a n g m e m i l i k i nilai celah fiskal sama dengan
menCTuna D A U sebesar alokasi dasar
nol
26
( 9 ) D a e r a h y a n g m e m i l i k i n i l a i c e l a h fiskal n e g a t i f d a n n i l a i n e g a t i f
tersebut lebik k e c i l dari a l o k a s i dasar m e n e r i m a D A U sebesar
alokasi dasar setelah d i k u r a n g i nilai celah fiskal
(10)
Daerah yang m e m i l i k i nilai celah
fiskal
negatif tersebut
sama atau lebih besar dari alokasi dasar tidak m e n e r i m a D A U
Data yang digunakan untuk menghitung kebutuhan
dan kapasitas
fiskal
fiskal
diperoleh dari lembaga statistik pemerintah
dan/atau lembaga p e m e r i n t a h y a n g b e r w e n a n g m e n e r b i t k a n data
y a n g dapat dipertanggungjawabkan.
DAU
per
provinsi,
kepuusan presiden.
kabupaten,
Sehingga
dan
kota
D a n penyaluran D A U
hasil perhitungan
ditetapkan
dengan
dilaksanakan
setiap
b u l a n m a s i n g - m a s i n g s e b e s a r 1/12 ( s a t u p e r d u a b e l a s ) d a r i D A U
daerah yang bersangkutan, dan penyaluran D A U
dilaksanakan
sebelum bulan bersangkutan.
c)
Dana alokasi khusus ( D A K )
Dana Alokasi Khusus ( D A K ) adalah dana yang bersumber
dari pendapatan A P B N yang dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang
m e n q i a k a n urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
DAK
diberikan kepada daerah apabila daerah
menghadapi
masalah-masalafa khusus. Masalah-masalah khusus y a n g dimaksud
adalah:
28
dikelompokkan
dalam
jenis
pendapatan
bantuan
dana
kontijensi/penyeimbang dari pemerintah dan dana danirat
Sesuai
Nomor
13
dengan
Tahun
peraturan teibaru, yaitu
2006,
pendapatan
ini dibagi
PERMENDAGRI
menurut
jenis
pendapatan yang mencakup:
(1) Pendapatan hibah
(2) Pendapatan dana damrat
(3) Pendapatan
dana
bagi
hasil
pajak
dari
provinsi
kepada
kabupaten/kota
(4) Pendapatan
dana penyesuaian dan dana o t o n o m i khusus yang
ditetapkan oleh pemerintah
(5) Pendapatan bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah
daerah lainnya
Pemerintah
menjalankan
masyarakat
daerah
sebagai
pihak
yang
roda
pemerintahan,
pembangunan,
wajib
menyampaikan
laporan
diserahi
dan
pertanggung
tugas
pelayanan
jawaban
keuangan daerahnya untuk dinilai apakah pemerintah daerah berhasil
menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak. Salah satu alat untuk
menganalisa kinerja pemerintah daerah dalam mengelola
keuangan
daerahnya adalah dengan m e l a k u k a n analisis rasio keuangan terhadap
A P B D yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
29
3) Manajemen Dana Alokasi U m u m
Sumber
desentrahsasi
penerimaan
daerah
dalam
konteks
otonomi
dan
u n t u k saat i n i m a s i h d i d o m i n a s i o l e h b a n t u a n d a n
sumbangan dari p e m e r m t a h pusat baik dalam bentuk D a n a A l o k a s i
Umum
(DAU),
Dana
Alokasi
Khusus (DAK),
dan
bagi
hasil,
sedangkan porsi P A D m a s i h relatif kecil. Secara rata-rata nasional,
P A D hanya m e m b e r i kontribusi 1 2 - 2 5 % dari total penerimaan daerah,
sedangkan
yang
±
7 0 % masih menggantungkan
sumbangan
dan
bantuan dari p e m e r i n t a h pusat.
Di
angg^ian
kalangan
bahwa
menggunakannya
pemerintah
terhadap
untuk
daerah
PAD,
kepentingan
sendiri
pemerintah
daerah,
masih
terdapat
daerah
bebas
sedangkan
Dana
Perimbangan penggunaannya perlu menunggu petunjuk dan arahan
pusat. Y a n g h a r u s di p a h a m i adalah b a h w a k e w e n a n g a n y a n g d i m i l i k i
daerah t i d a k sebatas d a l a m m e n g g u n a k a n P A D - n y a saja, a k a n tetapi
juga kewenangan
dalam menggunakan Dana Perimbangan. Dan juga
perlu d i p a h a m i adalah bahwa o t o n o m i dan desentralisasi t i d a k berarti
tiap daerah harus dapat m e m b i a y a i seluruh pengeluaran rutin
dan
modalnya dari Paidapatan A s h Daerah.
D a l a m kaitannya manajemen penerimaan daerah, manajemen
D a n a Perimbangan j u g a merupakan aspek yang harus diperhatikan
oleh pemerintah daerah. Beberapa daerah mengeluhkan bagian
yang diterima tidak cukup untuk membiayai pengeluaran
DAU
daerah.
30
Idealnya penerimaan daerah y a n g berasal dari D a n a B a g i m i Daerah
atas P P h Perseorangan, P B B , B P H T B , d a n p e n e r i m a a n S D A , serta d a r i
D a n a Alokasi U m u m sudah cukup untuk membiayai belanja pegawai,
sehingga perlu dana b a n t u a n dari p e m e r m t a h pusat.
Unsur manajemen alokasi u m u m yaitu evaluasi formula dana
alokasi u m u m .
4)
Perhitungan Dana Perimbangan
D a e r a h y a n g m e m i l i k i n i l a i c e l a h fiskal s a m a d e n g a n n o l m e n e r i m a
D A U s e b e s a r a l o k a s i d a s a r . K e b u t u h a n fiskal s a m a d e n g a n k a p a s i t a s
fiskal.
Contoh peihitungannya:
Kebutuhan Fiskal = R p 100 miliar
Kapasitas Fiskal
= Rp 100 miliar
Alokasi Dasar
= Rp
Celah Fiskal
= Kebutuhan Fiskal - Kapasitas Fiskal
50 miliar
= Rp 100 miliar - R p 100 miliar
= 0
DAU
= Alokasi Dasar
Total D A U
= Rp 50 mUiar
Daerah yang m e m i l i k i nilai celah
fiskal
negatif dan nilai negatif
tersebut lebih k e c i l d a r i a l o k a s i dasar setelah d i k u r a n g i n i l a i celah
31
fiskal.
D a l a m h a l c e l a h fiskal n e g a t i f m a k a j u m l a h D A U y a n g d i t e r i m a
daerah adalah sebesar alokasi dasar setelah
celah
diperhitungkan
dengan
fiskalnya
Contoh
perhitungannya;
Kebutuhan Fiskal = R p 100 miliar
Kapasitas Fiskal
= R p 125 m i l i a r
Alokasi Dasar
= Rp
Celah Fiskal
= Kebutuhan Fiskal - Kapasitas Fiskal
50 miliar
= R p 100 m i l i a r - R p 125 m i l i a r
= Rp-25 miliar (negatif)
DAU
= Alokasi Dasar + Celah Fiskal
Total D A U
= R p 50 miliar + Rp-25 miliar
= Rp 25 miliar
Daerah yang m e m i l i k i nilai celah
negatif dan nilai
negattf
tersebut sama atau lebih besar dari alokasi dasar tidak m e n e r i m a
DAU.
Celah Fiskal (negatif) melebihi Alokasi
Contoh
fiskal
Dasar.
perhitungannya:
Kebutuhan Fiskal = R p 100 miliar
Kapasitas Fiskal
= R p 175 m i l i a r
Alokasi Dasar
= Rp
Celah Fiskal
= Kebutuhan Fiskal - Kapasitas Fiskal
50 miliar
= R p 100 m i l i a r - R p 175 m i l i a r
32
= R p -75 m i l i a r ( negatif).
DAU
= Alokasi Dasar + Celah Fiskal
Total D A U
= R p 50 miliar + Rp -75 miliar
= R p -25 miliar atau disesuaikan menjadi R p 0 (nol)
Rasio Keuangan Daerah
a.
Pengertian Keuangan pada A P B D
M e n u m t H a l i m (2004:149) Analisa rasio keuangan adalah usaha
mengidentifikasian ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan
tersedia.
Menumt
Sofyan
(2006:297)
Analisis Rasio
Keuangan
adalah
angka yang di peroleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan
keuangan dengan pos lainnya yang m e m p u n y a i hubungan yang relevan
dan signifikan.
Jadi Analisis Rasio Keuangan adalah usaha mangidentifUcasi ciriciri
Uqioran
keuangan
yang
tersedia
dan
diperoleh
dari
hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya y a n g
m o n p u n y a i hubungan yang relevan dan signifikan.
b.
Unsur-unsur Rasio Keuangan Daerah
Hasil analisis rasio keuangan i n i selanjutnya digunakan untuk tolok
ukuT dalam:
33
1) M e n i l a i
kemandirian
keuangan
daerah
dalam
membiayai
penyelenggaraan o t o n o m i daerah.
2) Mengukur
efektivitas
dan
efisiensi
dalam
merealisasikan
pendapatan daerah.
3) Mengukur
sejauh
mana
aktivitas pemerintah
daerah
dalam
4) M e n g u k u r kontribusi masing-masing sumber pendapatan
dalam
membelanjakan pendapatan daerahnya.
p e m b e n t u k a n pendapatan daerah.
5) M e l i h a t pertumbuhan/perkembangan perolehan pendapatan
dan
pengeluaran y a n g dilakukan selama periode w a k t u tertentu.
Beberapa Rasio yang dapat d i k e m b a n ^ t a n berdasarkan data
keuangan y a n g bersumber dari A P B D antara lain:
I)
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Kemandirian
keuangan
daerah
menunjukan
kemampuan
Pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar
pajak d a n retribusi sebagai sumber pendapatan y a n g diperlukan daerah.
Kemandirian
keuangan
daerah
ditunjukan
oleh
besar
kecilnya
pendapatan asli daerah dibandingkan dengan pendapatan daerah y a n g
berasal dari sinnber lain, m i s a l n y a bantuan p e m e r i n t a h pusat ataupun
pinjaman.
PAD
Rasio k e m a n d i n a n =
B a n t u a i p e m m n t a h pusat/propinsi dan pinjaman
34
2) Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
Rasio
efktivitas menggambarkan
dalam merealisasikan pendapatan
asli
kemampuan
daerah yang
pemerintah
direncanakan
dibandingkan dengan target y a n g ditetapkan berdasarkan potensi
riil
daerah.
realisasi penerimaan P A D
Rasio efektivitas =
Target penerimaan P A D yang ditetapkan berdasarkan p o t m s i r i l daerah
K e m a m p u a n daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan
e f e k t i f apabila rasio y a n g dicapai m e n c a p a i m i n i m a l sebesar I (satu)
atau
100
persen.
menggambarkan
memperoleh
Namun
keuangan
ukuran
yang
dipersandingkan dengan
daerah.
Rasio
perbandingan
daerah
baik
tinggi
yang
rasio
adalah
besamya
rasio
biaya
rasio
semakin
efktivitas
rasio efisiensi y a n g
efisiensi
antara
demikian
yang
baik.
Guna
tersebut
perlu
dicapai
yang
efektivitas,
pemerintah
menggambarkan
dikeluarkan
untuk
memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan y a n g diterima.
Kinerja
pemermtah
daerah
melakukan
pemungutan
pendapatan
dilategorikan efisien apabila rasio yang dicapai k u r a n g dari satu atau
dibawah
100 persen.
S e m a k i n kecil rasio efiensi berarti kinerja
pemerintah daerah semakin baik. U n t u k i t u pemrintah daerah perlu
m e n ^ t u n g secara cermat b e r ^
besamya biaya yang dikeluarkan
untuk merealisasikan seluruh pendapatan yang diterimanya sehingga
dapat diketahui apakah kegiatan p e m u n g u t a n pendapatannya tersebut
35
efisien atau tidak. H a l i t u perlu dilakukan karena m e ^ p u n pemerintah
daerah berhasil merealisasikan p e n e r i m a a n pendapatan sesuai dengan
target y a n g