GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG ASI EKSKLUSIF DI RSIA SITI FATIMAH MAKASSAR

  

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III

TENTANG ASI EKSKLUSIF

DI RSIA SITI FATIMAH MAKASSAR

KARYA TULIS ILMIAH

  Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Diploma jurusan kebidanan pada fakultas ilmu kesehatan

  UIN Alauddin Makassar

  

OLEH KALISOM HS

NIM.70400008017

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR FAKULTAS ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEBIDANAN PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH Karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil

  Trimester III di RSIA Siti Fatimah Makassar” yang disusun oleh Kalisom Hs, Nim : 70400008017 ini telah disetujui dan dipertahankan dalam ujian karya tulis ilmiah dihadapan tim penguji dan pembimbing Jurusan Kebidanan UIN Alauddin Makassar.

  Makassar,16 Juni 2011 Pembimbing

  Sitti Saleha S.SIT,,SKM,,M.Keb Nip.1976 0126 700604 2001

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

   Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini,

  menyatakan bahwa karya tulis ilmiah ini adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya tulis ilmiah ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, dibuat atau dibantu orang lain secara keseluruhan atau sebagian, maka karya tulis ilmiah dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Makassar,16 Juni 2011 Penyusun Kalisom Hs Nim.70400008017

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah mengkaruniakan hikmat dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang ASI Eksklusif Di RSIA Siti Fatimah Makassar”.

  Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, banyak hal yang dialami oleh penulis baik suka maupun duka, tetapi itu semua penulis ambil hikmahnya dan memberi motivasi untuk menyelesaikan tugas akhir ini, namun berkat bimbingan, bantuan dan dorongan berbagai pihak sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.

  Dengan selesainya penulisan karya tulis ini, penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

  1. Bapak Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan yang telah memberikan izin pengambilan data dan penelitian.

  2. dr. H. Leo Prawirohardjo, Sp.OG(K),M.Kes, M.M, Phd selaku kepala RSIA Siti Fatimah yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di ruang ANC RSIA Siti Fatimah Makassar

  3. Ibu Sitti Saleha S.SIT.,SKM.,M.Keb selaku pembimbing, yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

  4. dr.Nurhira Abdul Kadir S.Ked selaku penguji I yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

  5. Drs.Supardin M.HI selaku penguji II yang telah banyak meluangkan waktunya dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

  6. Para dosen dan staf jurusan Kebidanan UIN Alauddin Makassar yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi penulis selama mengikuti pendidikan.

  Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

  Akhir kata penulis ucapkan semoga bantuan dari semua pihak mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis berikutnya.

  Makassar,17 Juni 2011 ( Penulis)

  DAFTAR ISI PERNYATAAN PESERTA KARYA TULIS ILMIAH PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH PENGESAHAN TIM PENGUJI BIODATA PENULIS KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN Halaman A. Latar Belakang

  1 B. Rumusan Masalah

  4 C. Tujuan Penelitian

  4 D. Manfaat Penelitian

  5 A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan Trimester III

  7 1. ngertian kehamilan trimester III

  23

  38 C. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif

  35 B. Kerangka Konsep

  A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Di Teliti

  33 BAB III KERANGKA KONSEP

  3. Pengukuran pengetahuan

  32

  2. Tingkat pengetahuan

  31

  1. Pengertian pengatahuan

  31

  30 C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

  8. Cara menyimpan ASI di rumah

  25

  7. Tata cara menyusui

  6. Volume ASI

  7

  8

  2. Fisiologi mamma pada kehamilan trimester III

  7

  3. Psikologi ibu hamil trimester III

  8 B. Tinjauan Umum Tentang ASI Eksklusif

  8

  1. Pengertian ASI

  2. Manfaat ASI

  20

  11

  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi

  15

  4. Masalah-masalah yang dihadapi ibu menyusui

  17

  5. Komposisi ASI

  39

BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

  44 B. Lokasi dan Waktu

  44 C. Populasi dan Sampel

  44 BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  A. Hasil penelitian

  47

  1. Karakteristik umum responden

  47

  2. Variabel yang diteliti

  51 B. Pembahasan

  56 BAB VI. PENUTUP

  A. Kesimpulan

  66 B. Saran

  67 DAFTAR PUSTAKA

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 6.1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar .............................. 25Gambar 6.2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar .............................. 26

  Gambar 6.3.posisi menyusui sambil rebahan yang benar ............................. 26

Gambar 6.4. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah………. 26Gambar 6.5. menyendawakan bayi………………………………………... 29Gambar 7.1 Tata cara menyusui yang benar……………………………… 30

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 5.1. Distribusi Responden Menurut umur ......................................... 47Tabel 5.2. Distribusi responden menurut pendidikan .................................. 48Tabel 5.3. Distribusi responden menurut suku. ........................................... 49Tabel 5.4. Distribusi responden menurut pekerjaan..................................... 49Tabel 5.5. Distribusi responden menurut jumlah anak ................................ 50Tabel 5.6. Distribusi responden menurut agama

  51 Tabel 5.7. Distribusi pengetahuan responden tentang pengertian ASI

  51 Tabel 5.8. Distribusi pengetahuan responden tentang manfaat ASI

  52 Tabel 5.9. Distribusi pengetahuan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ASI

  53 Tabel 5.10. Distribusi pengetahuan responden tentang masalah yang dihadapi ibu menyusui

  54 Tabel 5.11. Distribusi pengtahuan responden tentang komposisi ASI

  54 Tabel 5.12. Distribusi pengetahuan responden tentang volume ASI

  55 Tabel 5.13. Distribusi pengetahuan responden tentang langkah-langkah menyusui yang benar

  56

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Surat pengantar ijin untuk melakukan penelitian dari UIN Alauddin Makassar

  Lampiran 2. Surat keterangan telah melakukan penelitian di RSIA Siti Fatimah Makassar

  Lampiran 4 Surat persetujuan menjadi responden dan kuesioner Lampiran 5. Master tabel Lampiran 6. Lembar konsul KTI

  

ABSTRAK

PROGRAM STUDI KEBIDANAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

KARYA TULIS ILMIAH MEI 2011

KALISOM HS,70400008017

  

“GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III

TENTANG ASI EKSKLUSIF DI RSIA SITI FATIMAH MAKASSAR

TANGGAL 19 S.D 10 MEI 2011

  ” (Dibimbing oleh Sitti Saleha S.SIT.,S.KM.,M.Keb) (x + 68 + 13 tabel + 6 gambar + 6 lampiran)

  Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu yang buta hurufpun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Utami Roeli, 2000).

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Pengertian ASI eksklusif, manfaat ASI, faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI, masalah-masalah yang dihadapi ibu menyusui, komposisi ASI, volume ASI,serta tata cara pemberian ASI.

  Jenis penelitian yang digunakan adalah survey dengan pendekatan deskriftif, cara pengambilan sampel dengan cara purposive sampling sampel yang di ambil sebanyak 46 responden yaitu ibu hamil trimester III di RSIA Siti Fatimah Makassar pada tanggal 19 s.d 4 Mei 2011.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden mengenai pengertian ASI adalah baik yakni dari 46 responden 25 responden memiliki pengetahuan tinggi (54,4%), begitupun pengetahuan tentang manfaat ASI dikatakan baik yakni 28 dari 46 responden memiliki pengetahuan tinggi (60,4%), sedangkan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ASI dikatakan kurang yakni dari 46 responden, 25 responden memiliki pengetahuan kurang (43,5%), pengetahuan tentang masalah yang di hadapi ibu menyusui juga dikatakan kurang yakni 38 responden dari 46 responden memiliki pengetahuan kurang ( 43,4%), pengetahuan tentang komposisi ASI dikatakan baik yakni 20 dari 46 responden, memiliki pengetahuan tinggi (43,5%). Pengetahuan tentang volume ASI dikatakan kurang, yakni dari 46 responden, 28 responden memiliki pengetahuan kurang (60,8%) Pengetahuan responden tentang langkah-langkah menyusui yang benar dikatakan baik yakni 20 responden dari 46 responden, memiliki pengetahuan tinggi (43,4%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan agar pengetahuan ibu hamil trimester III tentang pemberian ASI eksklusif ditingkatkan lagi melalui penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan. Dan lebih memperluas informasi tentang pemberian ASI eksklusif. Kata Kunci : Pemberian ASI eksklusif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi di seluruh dunia saat ini di setiap tahunnya

  mencapai 4 juta jiwa. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) Indonesia masih tertinggi di Asia. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2006

  • – 2007, AKI di Indonesia adalah 244 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2008 menjadi 235 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2009.di akses tanggal 15 januari 2011). WHO melansir ada 10 juta anak di dunia ini yang meninggal sebelum usia 5 tahun yang disebabkan oleh beberapa hal yang sebetulnya dapat dicegah. Kekurangan gizi yang semakin merajalela bahkan merupakan faktor penyebab kematian terhadap lebih dari setengah jumlah tersebut. Dengan demikian pemberian ASI pada satu jam pertama diharapkan akan mampu mengatasi hal ini. Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup faktor-faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi, praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode pasca kelahiran dini, kurangnya dukungan dari masyarakat luas (Hasselquist, 2006).

  2

  Di Indonesia saat ini tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 35 tiap 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2008, yang artinya dalam 1 tahun sekitar 175.000 bayi meninggal sebelum usia 1 tahun. http://www.indonesia.com, (diakses 15 januari 2011). Menurut hasil suksenas/sulsel AKB di sulawesi selatan sebesar 47/1000 kelahiran hidup sedangkan hasil susenas 2006 menunjukan AKB di sulses pada tahun 2005 sebesar 36/1000 kelahiran hidup, dan hasil SDKI 2007 menunjukan 41/1000 kelahiran hidup. Fluktuasi ini bisa terjadi karena perbedaan besar sampel yang diteliti, sementara itu data proyektif yang di keluarkan oleh Depkes RI bahwa AKB di sulsel pada tahun 2007 sebesar 27,52 per kelahiran hidup (Depkes, 2009, diakses 15 januari 2011). Sementara laporan tahun 2006 sebesar 566 bayi, atau 4,32/1000 kelahiran hidup. Dari dinas kesehatan kabupaten/kota bahwa jumlah kematian bayi, mengalami peningkatan pada tahun 2007 menjadi 709 kematian bayi atau 4,61/1000 kelahiran hidup. Untuk tahun 2008 jumlah kematian bayi turun menjadi 368 atau 4,36/1000 kelahiran hidup (Depkes, 2009, diakses 15 januari 2011). Pada tahun 2007 angka kematian bayi sebesar 54 per 1000 kelahiran hidup, suryono (1999) menyatakan bahwa pemberian dini susu formula mengakibatkan 6 kali lebih banyak yang sakit dari pada pemberian ASI, penelitian menyatakan bahwa pemberian susu formula menyebabkan diare 16 kali lebih banyak dari pada bayi yang mendapat ASI (Idawati,2010,3).

  3

  Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar adalah RSIA milik pemerintah yang berada di wilayah propinsi Sulawesi Selatan, yang dalam sistim pelayanannya sangat mendukung program PP-ASI, tetapi dalam hal ini tidaklah sesuai dengan kenyataan / pengamatan peneliti saat praktek lapangan pada tanggal 04-10 februari 2011 di RSIA tersebut yakni sebanyak 25 ibu melahirkan, dan yang langsung memberikan ASI dalam 1 jam melahirkan hanya 40 % sedangkan yang lainnya tidak di lakukan IMD dan beberapa jam kemudian baru diberika susu formula sebelum memperoleh ASI.

  Secara kultural pandangan sebagian masyarakat, bahwa ibu menyusui dapat merusak payudara sehingga dapat mengganggu kecantikan ibu tersebut dan sebagian lainnya beranggapan bahwa menyusui merupakan perilaku kuno. Ibu yang menggunakan susu formulalah yang modern. Oleh karena itu sangat penting bagi petugas kesehatan yang berada di instansi tersebut untuk menyuluhkan pentingnya ASI dan menyusui. (Nurhidayah 2008, 3) Berdasarkan kurangnya pengetahuan dan penerapan tentang ASI eksklusif tersebut maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian di RSIA Siti Fatimah Makassar mengenai gambaran pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ASI Eksklusif. Peneliti berharap dengan adanya penelitian tersebut mereka dapat memahami lebih dini tentang pentingnya pemberian ASI tersebut dan berharap mereka dapat menerapkannya ketika mereka memiliki bayi nantinya.

  4 B. Perumusan masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah di rumuskan maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana gambaran pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ASI eksklusif.

  C. Tujuan penelitian

  1. Tujuan umum Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ASI eksklusif dan pentingnya ASI eksklusif.

  2. Tujuan khusus

  a. Untuk mengukur gambaran pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Pengertian ASI b. Untuk mengkur tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang manfaat ASI c. Untuk mengukur pengetahuan ibu tentang masalah yang dihadapi ibu menyusui d. Untuk mengukur pengetahuan ibu hamil trimester III tentang komposisi ASI e. Untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang volume ASI f. Untuk mengukur pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tata cara pemberian ASI g. Untuk mengukur pengetahuan ibu hamil tentang Faktor-faktor yang

  5

D. Manfaat penelitian

  1. Bagi masyarakat

  a. Diharapkan dapat mengetahui pentingnya pemberian ASI eksklusif

  b. Diharapkan dapat mengetahui manfaat ASI eksklusif

  c. Diharapkan kepada masyarakat untuk dapat memberikan ASI Eksklusif mulai dari 0-6 bulan kepada bayinya.

  2. Bagi Rumah Sakit Diharapkan akan memberikan manfaat sebagai masukan atau tambahan dalam memberikan pengetahuan pada ibu hamil trimester III, sehingga mereka dapat memahami lebih dini tentang pentingnya ASI Eksklusif

  3. Bagi ibu Diharapkan dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dibandingkan dengan susu formula dan susu-susu lainnya. Sehingga mereka dapat menerapkan pada bayinya kelak lahir nantinya.

  4. Bagi institusi Diharapkan dapat melengkapi bacaan di perpustakaan sebagai acuan untuk penelitian sejenis dengan variabel penelitian yang lebih komplek.

  5. Bagi penulis

  a. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi diploma kebidanan sehingga dapat menempuh jenjang diploma.

  6

  b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu-ibu, terutama ibu hamil, ibu menyusui dan ibu-ibu lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan Trimester III 1. Pengertian kehamilan trimester III Kehamilan trimester III sering disebut periode menunggu dan

  waspada. sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Kadang-kadang ibu hamil merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Hal ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya. Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan (Damopolii, dkk 2006, 47). Kehamilan trimester III adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Oleh karena itu perlu diberikan pengetahuan lebih awal kepada ibu sebelum menjadi orang tua. Salah satunya adalah pemberin pengetahuan lebih awal tentang pentingnya pemberisan ASI Eksklusif (Damopolli, 2006).

2. Fisiologi mammae pada kehamilan trimester III Pada kehamilan trimester III mammae akan bertambah besar.

  Mammae yang bertambah besar juga membutuhkan kutang atau BH yang lebih besar dan cukup menunjang. Mammae hendaknya dipelihara dan dirawat pada kehamilan trimester III agar kelak dapat menyusui bayi yang dilahirkan (Wiknjosastro, 2005, 161).

  8

3. Psikologi ibu hamil trimester III

  Dukungan psikologis pada masa transisi untuk menjadi orang tua telah terbukti membantu penyesuaian diri ibu menjadi orang tua. Seperti diketahui bahwa pada umumnya ibu hamil mengalami keanehan atas bawaan janinnya, sehingga boleh jadi sikap-sikapnya pun aneh yang kadang-kadang tidak rasional. Oleh karena itu,kita perlu memberikan perhatian terhadap ibu yang hamil,maka perhatian-perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhannya perlu disikapi secara patut (Damapolii 2006, 84).

B. Tinjauan Umum Tentang Asi Eksklusif 1. Pengertian ASI

  Air susu ibu adalah makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan bulan pertama, karena mengandung zat gizi yang diperlukan bayi untuk membangun dan menyediakan energi ( Pudjiadi, 2000, 14 ). Di dalam ayat-Nya Allah berfirman

                   

  Terjemahnya : “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya,ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kemb alimu.”(Qs. Al-luqman 31:14)

  Begitu pentingnya pemberian ASI, maka dalam Al- Qur’an pun Allah

  9

  dua tahun. Ayat tersebut mengandung dua pengertian, yaitu : yang pertama adalah perintah bagi seorang ibu untuk menyusui anaknya selama dua tahun penuh. Kedua, perintah kepada anak untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya karena ibunya telah merawatnya siang dan malam.

  Terdapat kewajiban anak untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, sementara terdapat hak anak untuk diberi ASI selama dua tahun, terdapat kewajiban ibu untuk menyusukan anaknya selama dua tahun penuh, Sementara terdapat hak ibu agar anaknya berbakti kepadanya (http://Parenting islam.wordpress.com, diakses tanggal 10 februari 2011).

  ASI eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan makanan lainnya ataupun cairan lainnya seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat apapun seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim sampai usia enam bulan (Roesli, 2000, 3). Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi, karena mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Namun adakalanya seorang ibu mengalami masalah dalam pemberian ASI. Kendala yang utama adalah karena produksi ASI tidak lancer ( Saleha, 2009, 11 ). Stadium laktasi terdiri dari tiga tingkatan yaitu :

  a. Kolostrum Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh

  10

  empat hari setelah ASI pertama kali keluar. Kolostrum mempunyai karakteristik yaitu cairan ASI lebih kental dan berwarna lebih kuning dari pada ASI mature. Lebih banyak mengandung protein dimana protein pada umumnya adalah gama globulin. Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan dengan ASI mature dan dapat memberikan perlindungan pada bayi sampai usia enam bulan.

  Kadar karbohidrat dan lemaknya lebih rendah dari pada ASI mature. Lebih tinggi mengandung mineral terutama sodium dibandingkan ASI mature. pH lebih alkali, dan total energinya hanya 58 kalori/ 100 ml kolostrum. Vitamin yang larut lemak lebih banyak dibandingkan ASI mature sedangkan vitamin yang larut air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Bila dipanaskan akan menggumpal. Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lecitinin dibandingkan ASI mature. Volume kolostum berkisar 150-300 ml/ 24 jam.

  b. ASI Peralihan Air susu peralihan merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI mature. ASI peralihan berlangsung dari hari ke empat sampai hari kesepuluh dari masa laktasi. Beberapa karakteristik ASI peralihan meliputi kadar protein lebih rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat lebih tinggi dibandingka kolostrum serta volume ASI peralihan ini lebih tinggi dibandingkan dengan kolostrum.

  11

  c. ASI Mature ASI Mature adalah ASI yang disekresi pada hari ke-sepuluh atau setelah minggu ke-tiga sampai minggu ke-empat dan seterusnya.

  Komposisi ASI masa ini relatif konstan. Karakteristik dari ASI mature ini adalah cairan berwarna kekuning-kuningan. Tidak menggumpal bila dipanaskan. pH 6,6-6,9. Terdapat anti microbial faktor. Kadar air dalam ASI mature 88 gram/ 100 ml. Volume ASI mature antara 300- 850 ml/ 24 jam.

2. Manfaat ASI

  Pemberian ASI mempunyai manfaat yang besar, baik bagi ibu, bagi bayi, bagi negara hingga bagi lingkungan. Bahkan agama Islam menekankan untuk memberikan ASI.

               Terjemahnya:

  “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. ..”(Al- Baqarah :2:233). Berdasarkan ayat di atas, dapat dikatakan bahwa menyusukan anak selama dua tahun penuh akan memberikan dampak secara langsung dan mendalam terhadap kesehatan jasmani dan rohani anak. Di samping memberikan anak syarat-syarat potensi, kemampuan dan tubuh yang sehat, ia juga memiliki dampak yang dalam terhadap pembentukan spiritual

  12

  rohani anak dan potensi-potensi kejiwaannya (http://rumahqorma.com,di akses tanggal 10 februari 2011).

  a. Manfaat Pemberian ASI Pada Bayi ASI sebagai nutrisi yaitu merupakan sumber gizi yang sangat ideal, dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan yang sempurna baik kualitas maupun kwantitasnya (Roesli, 2000, 6).

  ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi yaitu merupakan cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. Zat kekebalan yang terdapat pada ASI akan melindungi bayi dari penyakit diare, juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena infeksi telinga, batuk, pilek dan penyakit alergi lainnya (Roesli, 2000, 7).

  ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan karena dalam ASI terkandung nutrien-nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi. Nutrient-nutrien tersebut antara lain : 1) Taurin yaitu suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat pada ASI.

  2) Laktosa merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali terdapat dalam susu sapi.

  13

  3) Asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, Omega 3, Omega 6), merupakan asam lemak utama dari ASI yang terdapat sedikit dalam susu sapi (Roesli, 2000, 8). ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih saying karena bayi yang sering berada dalam dekapan ibu akan merasa kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tenteram yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian dan percaya diri dan dasar spiritual yang baik (Roesli, 2000, 9). ASI mengandung komposisi sesuai kebutuhan bayi,kandungan kalorinya memenuhi kebutuhan bayi sampai 6 bulan. Asi mengandung zat pelindung untuk bayi,ASI bisa mempercepat perkembangan psikomotorik pada bayi (Saleha , 2009, 31) b. Manfaat ASI bagi Ibu

  1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan apabila bayi segera disusui setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadi perdarahan setelah melahirkan akan berkurang,karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan oksitosin yang berguna untuk menutup pembuluh darah sehingga perdarahan akan cepat berhenti. 2) Mengurangi terjadinya anemia karena kekurangan zat besi akibat perdarahan.

  3) Menjarangkan kehamilan karena menyusui merupakan alat kontrasepsi yang aman, mudah dan cukup berhasil.

  14

  4) Mengecilkan rahim karena kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. 5) Lebih cepat langsing kembali karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil, sehingga berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil.

  6) Mengurangi kemungkinan menderita kanker pada ibu yang memberikan ASI eksklusif 7) Lebih ekonomis dan mudah karena menghemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan untuk menyusui dan persiapan untuk pembuatan susu formula (Roesli, 2000,10-11).

  c. Manfaat ASI bagi negara Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui serta biaya menyiapka susu. Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah, mencret, dan sakit saluran nafas. Penghematan obat- obat, tenaga dan sarana kesehatan. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun negara (Roesli, 2000:14).

  d. Manfaat ASI bagi lingkungan ASI akan mengurangi bertambahnya sampah dan polusi di udara.

  Dengan hanya memberi ASI manusia tidak memerlukan kaleng susu,

  15

  menambah polusi udara karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap dan tidak memerlukan alat transportasi (Roesli, 2000:15).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memberikan ASI pada bayi

  Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:

  a. Perubahan Sosial Budaya Perubahan sosial budaya ini dapat dicontohkan misalnya ibu bekerja atau memiliki kesibukan sosial lainnya. Selain itu budaya meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu formula kepada anaknya.

  b. Faktor Psikologis Faktor psikologis ini dapat dicontohkan seorang ibu takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita dan mungkin seorang ibu merasa tertekan batinnya. Dalam ajaran islam, para ibu di haruskan untuk menjaga makanan dan akhlaknya karena hal tersebut akan berdampak langsung terhadap janin baik secara mental maupun spiritual. Keadaan itu pula yang difirmankan Allah SWT dalam ayat- Nya:

                   

  16

  Terjemahnya ; “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan,karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”(Q.S : Al Baqarah 2: 168)

               

  

  Terjemahannya: “Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ” (Q.S : Al Anfaal 8: 69).

                   

  Terjemahnya: “Dan kami cegah musa dari menyusu kepada perempuan- perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu.Maka berkatalah saudara musa

  : “Maukah kamu aku tunjukan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya? ” (Q.S: Al-Qashas 28:12).

  Berdasarkan kedua ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kondsi kejiwaan ibu sangat berpengaruh terhadap kondisi janinnya. Lebih parah dari itu, kondisi-kondisi ini pengaruhnya beralih dari air susu yang diberikan seorang ibu kepada anaknya. Seorang ibu yang iri dan dengki akan melahirkan anak-anak yang pendengki pula. Adapun ibu yang pengasih dan penyayang akan melahirkan anak yang pengasih dan lemah lembut. Demikian pula air susu yang berasal dari makanan

  17

  yang menyala. Jika seorang anak hidup dan tumbuhnya berkembang dari susu yang seperti ini, maka dengan itu ibunya membawanya menuju kesengsaraan dan akhir yang hitam.

  c. Faktor Fisik Ibu Ibu sakit apabila menyusui bayinya karena payudaranya terasa nyeri apabila digunakan untuk menyusui.

  d. Kurangnya petugas kesehatan Sedikitnya jumlah petugas kesehatan membuat masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat memberikan ASI.

  e. Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI

  f. Keterangan yang Salah Keterangan yang salah datangnya dari petugas kesehatan yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu kaleng (Soetjiningsih, 2000, 17).

4. Masalah-masalah yang dihadapi ibu menyusui.

  a. Puting Susu Datar/ Terbenam Pada awalnya bayi akan mengalami kesulitan, tetapi setelah beberapa minggu dengan usaha yang ekstra, puting susu yang datar akan menonjol keluar sehingga bayi dapat menyusu dengan mudah. Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan jalan menarik-narik puting sejak hamil dan harus terus menyusui agar putting selalu sering

  18

  Susu yang terbenam ini dapat dilakukan dengan cara menyusui bayi segera secepatnya setelah lahir bayi aktif dan ingin menyusu.

  Menyusui bayi sesering mungkin (misalnya 2-2 ½ jam) akan menghindarkan payudara terisi terlalu penuh dan memudahkan bayi untuk menyusu. Mengeluarkan ASI secara manual sebelum menyusui dapat membantu bila terdapat kandungan payudara dan puting susu tertarik ke dalam. Pompa ASI yang efektif ( bukan yang berbentuk terompet atau bentuk squeeze dan bulb ) dapat dipakai untuk mengeluarkan puting susu pada waktu menyusui ( Depkes RI, 2001, 40 ).

  b. Puting Susu Nyeri Pada umumnya ibu akan mengalami sakit pada waktu awal menyusui. Rasa nyeri ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu ibu benar, perasaan nyeri ini akan menghilang. Cara menanganinya adalah dengan memastikan posisi menyusui sudah benar. Memulai menyusui pada puting susu yang tidak sakit guna membantu mengurangi sakit pada puting susu yang sedang sakit. Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI, oleskan di puting susu dan biarkan payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai puting susu kering. Jangan membersihkan puting susu dengan sabun. Hindarkan puting susu menjadi lembab ( Depkes RI, 2001,41 ).

  19

  c. Puting Susu Lecet Puting susu yang nyeri, bila tidak segera ditangani dengan benar akan menjadi lecet, sehingga menyusui akan terasa menyakitkan dan dapat mengeluarkan darah. Puting susu yang lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh thrush ( candidiasis ) atau dermatitis. Hal ini dapat diatasi dengan cara mengobati puting susu yang lecet dan memperhatikan posisi menyusui.

  Apabila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang sakit untuk sementara untuk memberi kesempatan lukanya sembuh.

  Mengeluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran pembentukan ASI. Memberikan ASI perah dengan sendok atau gelas tetapi jangan dengan dot. Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula- mula dengan waktu yang lebih singkat. Apabila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke Puskesmas. Posisi menyusui yang benar adalah bayi diletakkan mengahadap ibu, perut bayi menempel ke perut ibu, telinga bayi segaris dengan lengan, mulut bayi terbuka lebar, bibir lengkung keluar, dagu menempel pada payudara, sebagian besar areola tidak kelihatan ( Depkes RI, 2001,41-42 ).

  d. Payudara Bengkak Pada hari pertama ( sekitar 2- 4 jam ), payudara sering terasa

  20

  bersamaan dengan ASI mulai diproduksi dalam jumlah banyak. Penyebab payudara bengkak adalah posisi mulut bayi dan puting susu ibu yang salah, produksi ASI berlebih, terlambat menyusui, pengeluaran ASI yang jarang, waktu menyusui yang terbatas. Cara mengatasinya adalah dengan menyusui bayi sesering mungkin tanpa terjadwal/tanpa batas waktu. Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan/ pompa ASI yang efektif sebelum menyusui. Sebelum menyusui dapat dilakukan dengan kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit dan setelah menyusui dikompres dengan air dingin untuk mengurangi oedema (Depkes RI,2001,42).

5. Komposisi ASI

  ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam organik yang diseksresi oleh kedua belah kelenjer payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Adapun komposisi zat gizi yang terdapat pada ASI antara lain :

  a. Karbohidrat Karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa yang jumlahnya berubah

  • – ubah setiap hari menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7 : 4 sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan dengan PASI. Hal ini menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau

  21

  Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan sel syaraf otak dan pemberi energi untuk kerja sel-sel syaraf otak. Selain itu karbohidrat memudahkan penyerapan kalsium, mempertahankan faktor bifidus di dalam usus (faktor yang menghambat petumbuhan bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang baik bagi bakteri yang menguntungkan) dan mempercepat pengeluaran kolostrum sebagai antibodi bayi.

  b. Protein Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan PASI.

  Namun demikian protein ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi yaitu protein unsur whey. Perbandingan protein unsur whey dan kasein dalam ASI adalah 65:35, sedangkan dalam PASI 20:80. Artinya protein pada PASI hanya sepertiganya protein ASI yang dapat diserap oleh sistem pencernaan bayi dan harus membuang dua kali lebih banyak protein yang sukar di absorpsi. Hal ini yang memungkinkan bayi akan sering menderita diare dan defekasi dengan feses berbentuk biji cabe yang menunjukkan adanya makanan yang sukar diserap bila bayi diberikan PASI.

  c. Lemak Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat jumlahnya. Selain jumlahnya yang mencukupi, jenis lemak

  22

  merupakan lemak untuk kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna dalam bentuk omega 3, omega 6, DHA (Decosahexanoic Acid), dan AA( Arachihidonic Acid ).

  d. Mineral ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relative rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium di dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu.

  Fe dan Ca paling stabil tidak dipengaruhi diet ibu. Garam organik yang terdapat dalam ASI terutama adalah kalsium, kalium, dan natrium dari Asam klorida dan fosfat, yang terbanyak adalah kalium, sedangkan kadar Cu, Fe, dan Mn yang merupakan bahan pembuat darah relatif sedikit. Ca dan P yang merupakan bahan pembentuk tulang kadarnya dalam ASI cukup.

  e. Vitamin ASI mengandung vitamin yang lengkap terdiri dari vitamin A, D, dan C cukup sedangkan golongan vitamin B, kecuali riboflavin dan asam pantothenik sangat kurang, tetapi tidak perlu ditambahkan karena kebutuhan bayi akan dicukupi oleh makanan (menu) yang dikonsumsi oleh ibu menyusui.

  f. Air

  23

  zat-zat yang terdapat di dalamnya. ASI merupakan sumber air yang secara metabolik adalah aman. Air yang relatif tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan haus dari bayi ( Baskoro, 2008 ). Komposisi ASI setiap ibu tidak sama. Yang mempengaruhi perbedaan komposisi ASI ibu bukan karena makanan yang berlainan dan perbedaan etnik, bukan pula karena kekayaan atau kegemukan tetapi sesuai dengan kondisi usus bayi yang dikandungnya. Bayi yang dilahirkan pada usia 7 bulan akan berbeda komposisinya dengan bayi yang dilahirkan pada usia 8 bulan, begitu pula dengan bayi yang dilahirkan 9 bulan dan sembilan bulan lebih ( Rusli 2008, 42 ). Komposisi ASI ibu dari hari ke hari juga tidak tetap. Komposisi ibu hari ini disesuaikan dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang hari ini. Oleh karena itu tidak ada satu haripun yang komposisi ASI-nya persis sama. Bahkan komposisi ASI isapan-isapan pertama tidak sama dengan komposisi-komposisi ASI isapan terakhir. Isapan-isapan pertama merupakan susu awal yang banyak mengandung air, sedangkan isapan- isapan terakhir lebih banyak mengandung karbohidrat atau nasi dan lemak. Jadi, sekali menyusu, bayi dapat mendapatkan air dan nasi ( Roesli 2008, 42 ).

6. Volume ASI

  Pada bulan-bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi kolostrum pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan, apabila bayi mulai

  24

  kondisi normal ASI diproduksi sebanyak 10-100 cc pada hari-hari pertama. Produksi ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai hari ke

  14. Bayi yang sehat akan mengkonsumsi sebanyak 700-800 cc ASI perhari, namun kadang-kadang ada yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc/ hari, bahkan hampir 1 liter / hari dan tetap menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sama.

  Keadaan kurang gizi pada ibu pada tingkat yang berat baik pada waktu hamil maupun menyusui dapat mempengaruhi volume ASI.

  Produksi ASI menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara 500-700 cc pada bulan ke-dua usia bayi. 400-600 cc pada bulan 6 bulan awal kehidupan bayi dan 300-500 cc pada tahun ke 2 usia anak ( Depkes RI, 2001, 16 ).

  Volume ASI yang dapat dikonsumsi bayi dalam satu kali menyusu selama sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume dalam susu yang dapat diproduksi meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan, hanya memproduksi sejumlah ASI yang sedikit. Emosi seperti tekanan (stress) atau kegelisahan merupakan faktor penting yang mempengaruhi jumlah produksi ASI selama minggu- minggu pertama menyusui ( Sunoto 2001, 17 ).

  25

7. Tata cara menyusui yang benar

  a. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan di sekitar areola payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai disinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.

  b. Posisi Menyusui Ada berbagi macam posisi menyusui, yang biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring. Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu paska oprasi sesar, bayi diletakan disamping kepala ibu dengan kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara memegang bola, dimana kedua bayi disusui bersamaan kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi tidak akan tersedak.

  Berbagai macam gambar posisi menyusui : Gambar b.1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar

  26

  Gambar b.2 Posisi menyusui sambil duduk yang benar Gambar b.3 Posisi menyusui sambil rebahan yang benar Gambar b.4 Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (Perinasia, 2004)

  27

  c. Bayi diletakkan menghadap perut dan payudara ibu.

  1) lbu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. 2) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan). 3) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan.

  4) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).

  5) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. 6) lbu menatap bayi dengan kasih sayang.

  d. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah, jangan menekan puting susu atau areola payudaranya saja.

  e. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting refleks) dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu dan menyentuh sisi mulut bayi.

  f. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi. Usahakan sebagian areola payudara dapat masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada dilangit-langit dan lidah bayi akan

  28

  menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola payudara.

  g. Melepas isapan bayi setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti dengan payudara yang satunya. Cara melepas isapan bayi: 1) Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut.

  2) Dagu bayi ditekan ke bawah. 3) Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan disekitar kalang payudara, biarkan kering dengan sendirinya.

  h. Menyendawakan Bayi Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi : 1) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.

  2) Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan.

  29