BAB II LANDASAN TEORI A.Pengetahuan Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Pengetahuan Ilmu Pengetahuan Sosial - PENGARUH TUGAS MENGGAMBAR PETA TERHADAP PENGETAHUAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VII MTs ANNUR WALANGSANGA TAHUN PELAJARAN 2011-2012 - reposit

BAB II LANDASAN TEORI A.Pengetahuan Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Pengertian Pengetahuan Ilmu Pengetahuan Sosial

  Pengetahuan Sosial adalah bahan kajian yang terpadu, merupakan penyederhanaan adaptasi, seleksi dan motifikasi konsep-konsep dan keterampilan disiplin ilmu sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, ekonomi, yang diorganisasikan secara ilmiah, dan psikologi untuk tujuan pembelajaran. Dengan adanya pengetahuan sosial diharapkan peserta didik dapat atau mampu mengenal kehidupan sosial dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan cinta damai, sehingga IPS dijadikan sebagai bagian dari ilmu yang ada, merupakan ilmu yang sarat dengan fakta sehingga pengajarannya menuntut kemampuan pengetahuan dariseorang pendidik, dengan demikian maka peserta didik mampu mengenal dan memahami pentingnya pengetahuan IPS untuk dipelajari.

  Pengetahuan adalah segala sesuatu yang kita ketahui. Dengan demikian pengetahuan kita sangatlah banyak dan beragam, mulia dari pengetahuan tentang keyakinan, kesenian, sampai dengan pengetahuan yang disebut ilmu (Suhadjono : 1995, 10).

  Menurut Bloom, dalam Uzer Usman (1993, 111-112), pengetahuan didefinisikan sebagai ingatan terhadap materi-materi atau bahan yang telah dipelajari sebelumnya. Ini menyangkut mengingat semua hal, dari fakta-fakta

  6 yang sangat khusus sampai pada teori yang komplek, tetapi semuanya itu diperlukan untuk menyimpan informasi yang tepat.

  Apabila ditinjau dari cara penerapannya, ilmu pengetahuan terdiri atas dua macam, yaitu : “pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedur”. Kedua macam pengetahuan itu dikemukakan oleh Best dan Anderson, dalam Muhibbin Syah (1997, 97), bahwa pengetahuan deklaratif atau pengetahuan proposisional ialah pengetahuan mengenai informasi faktual yang pada umumnya bersifat statis- normatif dan dapat dijelaskan secara lisani/verbal. Sedangakn pengetahuan

  prosedural adalah pengetahuan yang mendasari kecakapan atau keterampilan perbuatan jasmaniah yang cenderung bersifat dinamis.

2.Ruang Lingkup Kajian IPS

  Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya; memamfaatkan sumber-daya yang ada dipermukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.

  Dengan pertimbangn bahwa manusia dalam konteks sosial demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang lingkup pengajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pada jenjang pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas. Begitu juga pada jenjang pendidikan tinggi: bobot dan keluasan materi dan kajian semakin dipertajam dengan berbagai pendekatan.

  Pendekatan interdisipliner atau multidisipliner dan pendekatan sistem menjadi pilihan yang tepat untuk diterapkan karena IPS pada jenjang pendidikan tinggi menjadi sarana melatih daya pikir dan daya nalar mahasiswa secara berkesinambungan. Sebagaimana telah dikemukakan di depan, bahwa yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi (a) substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan (b) gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat. Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat ( Sofa.blogspot).

  Pengembangan kurikulum IPS di Indonesia pada tahun 1972 paling tidak telah menetapkan delapan tujuan umum pengajaran IPS/SS di Indonesia: a. Meningkatkan kesadaran ekonomi rakyat

  b. Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan kesejahteraan rohani

  c. Meningkatkan efesiensi, kejujuran dan keadilan bagi semua warga negara

  d. Meningkatkan mutu lingkungan

  e. Menjamin keamanan dan keadilan bagi semua warganegara

  f. Memberi pengertian tentang hubungan internasional bagi kepentingan bangsa Indonesia dan perdamaian dunia g. Meningkatkan saling pengertian dan kerukunan antar golongan dan daerah dalam menciptakan kesatuan dan persatuan nasional h. Memelihara keagungan sifat-sifat kemanusiaan, kesejahteraan rohaniah dan tatasusila yang luhur

  (IPS Dep. P dan K 1973, h. 28 dalam Abdul Aziz W : 2007, 33-34)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Ilmu Pengatahuan Sosial

  Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu : a. Pendidikan.

  Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

  Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.

  b. Informasi.

  Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

  c. Sosial budaya dan ekonomi.

  Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

  d. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

  e. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

  Dari kelima faktor-faktor diatas dapat dikaitkan dengan pemberian tugas menggambar peta terhadap peserta didik, bahwa adanya tugas menggambar peta dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam menerima pelajaran khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, karna dalam pendidikan berkaitan dengan kegiatan belajar peserta didik,dan kegiatan tersebut tidak hanya mampu membuat peserta didik pintar tetapi juga harus dapat memberikan informasi tentang pengetahuan yang didapatkannya. Dengan adanya tugas menggambar peta dapat memberikan informasi tentang letak suatu daerah kepada peserta didik sehingga mampu meningkatkan pengetahuan tentang kondisi sosial suatu tempat.

  Dalam pendidikan belajar merupakan suatu proses internal yang komplek dan yang terlibat didalamnya adalah seluruh mental, yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses belajar tersebut tampak melalui perilaku peserta didik mempelajari bahan belajar. Perilaku belajar tersebut merupakan respon peserta didik terhadap tindakan mengajar atau atau tindakan pembelajaran dari guru. Penggolongan atau tingkatan jenis perilaku belajar terdiri dari tiga ranah atau kawasan , yaitu : (a) ranah kognitif (Bloom, dkk), yang mencakup enam jenis tingkatan perilaku, (b) ranah afektif (Krathwohl, Bloom dkk), yang mencakup lima jenis perilaku, (c) ranah psikomotor (Simpson) yang terdiri dari tujuh perilaku atau kemampuan psikomotorik.

  Dalam ranah Kognitif (Bloom,dkk), terdiri dari enam jenis perilaku: 1) Pengetahuan, 2) Pemahaman, 3) Penerapan, 4) Analisis, 5) Sintesis, 6) Evaluasi.Keenam jenis perilaku ini bersifat hirarkis, artinya perilaku tersebut menggambarkan tingkat kemampuan yang dimiliki seseorang. Perilaku terendah sebaiknya dimiliki terlebih dahulu sebelum mempelajari atau memiliki perilaku yang lebih tinggi. Sehingga dalam pembahasan ini yang akan lebih ditekankan yaitu perilaku yang berkaitan dengan pengetahuan peserta didik sehingga mempunyai kemampuan untuk mengingat tentang hal-hal yang telah dipelajari.

  Pengetahuan dalam ranah kognitif mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah di pelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah, dan prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali, contoh: peserta didik mampu menunjukan tempat-tempat pada peta.

  Hasil belajarpengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadiprasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Hafalan menjadi prasarat bagi pemahaman. Hal ini berlaku bagisemua bidang ilmu, baik matematika, pengetahuan alam, ilmu sosial, maupun bahasa.

  Dalam pembelajaran menekankan pada pengetahuan peserta didik terhadap mata pelajaran yang diajarkan dengan demikian maka peserta didik harus memiliki untuk memperdayakan fungsi-fungsi psikis dan mental yang dimilikinya.

  Hal ini menuntut beberapa kemampuan dasar, yaitu; (1) kemampuan mengingat dan memgungkapkan kembali apa yang sudah dipelajari, (2) kemampuan membandingkan, mengambil keputusanmengenai persamaan dan perbedaan, (3) kemampuan lebih menyukai pengalaman yang satu dari pada pengalaman yang lain. Dalam pengetahuan juga mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan.

  Mengingat merupakan suatu aktivitas kognitif, dimana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa yang lampau atau berdasarkan kesan- kesan yang diperoleh pada masa lampau. Ingatan juga disebut sebagai penarikan kembali informasi yang pernah diperoleh sebelumnya. Informasi yang diterima dapat disimpan untuk; (1) beberapa saat saja, (2) beberapa waktu, (3) jangka waktu yang tidak terbatas. Prinsip ingatan yang harus diketahui:

  1. Belajar yang berarti lebih mudah terjadi dan lebih lama diingat dibandingkan dengan belajar yang tampaknya tidak ada artinya.

  2. Belajar menghubungkan atau merangkaikan dua obyek atau peristiwa.

  3. Belajar dipengaruhi oleh frekuensi perjumpaan dengan rangsangan dan tanggapan yang sama.

  4. Belajar tergantung pada akibat yang ditimbulkannya.

  5. Belajar sebagai suatu keutuhan yang dapa diukur.

B. Tugas Menggambar Peta

1. Pengertian Tugas

  Pemberian tugas merupakan suatu pengajar yang diterapkan dalam proses belajar mengajar, yang biasa disebut dengan metode pemberian tugas.

  MenurutRoestiyah NK (2008) mengatakan teknik pemberian tugas memiliki tujuan agar peserta didik menghasilkan hasil belajar yang lebih mantap, karena peserta didik melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu menjadi lebih terintegrasi.

  Metode pemberian tugas atau resitasi adalah suatu cara menyajikan pelajaran dengan cara guru memberikan tugas tertentu kepada peserta didik dalam waktu yang telah ditentukan dan peserta didik mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya (M. Uzer Usman dan Lilis S . :1993, 128)

  Dengan pengertian lain tugas ini jauh lebih luas dari pekerjaan rumah karena pemberian tugas diberikan dari guru kepada peserta didik untuk diselesaikan dan dipertanggung jawabkan. Peserta didik dapat menyelesaikan di sekolah, atau dirumah atau di tempat lain yang kiranya dapat menunjang penyelesaian tugas tersebut, baik secara individu atau kelompok. Tujuannya untuk melatih atau menunjang terhadap materi yang diberikan dalam kegiatan intra kurikuler, juga melatih tanggung jawab akan tugas yang diberikan. Lingkup kegiatannya adalah tugas guru bidang studi di luar jam pelajaran tatap muka.

  Tugas ditetapkan batas waktunya, dikumpulkan, diperiksa, dinilai, dan dibahas tentang hasilnya.

  Dalam memberikan tugas keadaan peserta didik, guru harus memperhatikan hal-hal berikut ini : (1) Tujuan penugasan, (2) Bentuk pelaksanaan tugas, (3) Manfaat tugas, (4) Bentuk Pekerjaan, (5) Tempat dan waktu penyelesaian tugas, (6) Memberikan bimbingan dan dorongan, (7) Memberikan penilaian.

  Menurut Roestiyah NK ( 2008 ) dalam melaksanakan teknik pemberian tugas dan resitasi perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut : a. Merumuskan tujuan khusus dari tugas-tugas yang diberikan.

  b. Mempertimbangkan betul-betul apakah pemilihan tehnik penugasan atau resitasi itu telah tepat dapat mencapai tujuan yang dirumuskan.

  c. Pendidikan perlu merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti.

2. Kelebihan dan Kelemahan Pemberian Tugas

  Metode pemberian tugas ini dalam pelaksanaannya memiliki beberapa kelebihan disamping itu juga mempunyai beberapa kelemahan. Adapun kelebihan pemberian tugas diantaranya adalah Metode ini merupakan aplikasi pengajaran modern disebut juga azas aktivitas dalam mengajar yaitu guru mengajar harus merangsang peserta didik agar melakukan berbagai aktivitas sehubungan dengan apa yang dipelajari, sehingga : (1) Dapat memupuk rasa percaya diri sendiri, (2) Dapat membina kebiasaan peserta didik untuk mencari, mengolah menginformasikan dan dan mengkomunikasikan sendiri, (3) Dapat mendorong belajar, sehingga tidak cepat bosan, (4) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik, (5) Dapat mengembangkan kreativitas peserta didik,(6) Dapat mengembangkan pola berfikir dan ketrampilan anak.

  Adapun kelemahan metode pemberian tugas,yaitu sebagai berikut: (1) Tugas tersebut sulit dikontrol guru kemungkinan tugas itu dikerjakan oleh orang lain yang lebih ahli dari peserta didik, (2) Sulit untuk dapat memenuhi pemberian tugas, (3) Pemberian tugas terlalu sering dan banyak, akan dapat menimbulkan keluhan peserta didik, (4) Dapat menurunkan minat belajar peserta didik kalau tugas terlalu sulit, (5) Pemberian tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan peserta didik apabila terlalu sering, (6) Khusus tugas kelompok juga sulit untuk dinilai siapa yang aktif.

  Ada beberapa langkah pemberian tugas sebagaimana diuraikan oleh Moh. Uzer Usman dan Lilis S. (1993, 128-129) antara lain: (1) Menetapkan tujuan pemberian tugas, hal ini diperlukan dalam rangka memudahkan penentuan jenis tugas yang akan diberikan kepada siswa; (2) Menetapkan jenis tugas yang diberiakn kepada siswa; (3) Menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas tersebut; (4) Menetapkan batas waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tugas; (5) Pelaksanaan tugas oleh siswa; (6) Fase resitasi (mempertanggungjawabkan) tugas yang diberikan kepada siswa, baik secara tertulis maupun lisan.

3. Hubungan Pemberian Tugas Terhadap Pengetahuan IPS

  Penerapanpemberian tugas dalam proses pembelajaran mapel

  IPS,dimaksudkan untuk melatih peserta didik agar mereka dapat aktif, baik di dalam kelas maupun di tempat lain dalam kegiatan belajar pembelajaran. Tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk seperti daftar pertanyaan mengenai suatu pokok bahasan tertentu, suatu perintah yang harus dibahas melalui diskusi. Ataupun dalam bentuk tugas tertulis atau tugas lisan, dengan cara mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu, dan berbagai bentuk tugas lainnya. Kesemuanya itu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Sehingga dalam hal ini guru diharapka mampu memberikan tugas yang dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik terutama pada mata pelajaran IPS.Dalam hubungan ini, guru sangat diharapkan agar setelah memberikan tugas kepada peserta didik supaya dicek atau diperiksa pada pertemuan berikutnya apakah sudah dikerjakan oleh peserta didik atau tidak. Kesan model pengajaran seperti ini memberikan manfaat yang banyak bagi peserta didik, terutama dalam meningkatkan aktivitas dan motivasi belajarnya.

  Begitu juga dengan adanya tugas menggambar peta menjadikan peserta didik lebih aktif, pemahaman peserta didik terhadap peta akan lebih baik, melatih ketrampilan pesrta didik dalam menggambar. Sehingga dengan adanya tugas menggambar peta memberikan pengaruh positif terhadap Pengetahuan Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VII MTs Annur Walangsanga kec.Moga Kab.Pemalang.

  Dalam penggunaan teknik pemberian tugas, peserta didik memiliki kesempatan yang besar untuk membandingkan antara hasil pekerjaannya dengan hasil pekerjaan orang lain. Ia juga dapat mempelajari dan mendalami hasil uraian orang lain. Kesemuanya itu dapat memperluas cakrawala berfikir peserta didik, meningkatkan pengetahuan dan menambah pengalaman berharga bagi peserta didik.

4. Tujuan Menggambar peta

  Menurut Oemar Hamalik (1985:146-147), Peta memiliki tujuan : (1) Memungkinkan para peserta didik untuk mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah, kepulauan dan sungai-sungai; (2) Memberikan keterangan tentang wilayah, jarak, bentuk, arah, luas dan hubungan-hubungan; (3) melengkapi orientasi pengertian dan pengalaman tentang berbagai daerah yang luas dan yang bergerak; (4) Memberikan bahan diskriptif; (5) Melengkapin suatu dasar guna perbandingan dan perkembangan; (6) Memberikan pengertian untuk mempelajari regional; (7) Merangsang minat terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh geografis; (8) Memungkinkan para peserta didik memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi penduduk. Tentu saja tidak ada peta yang mencakup semua fungsi ini setiap peta mempunyai fungsi khusus. Dengan demikian tujuan peserta didik harus menggambar peta agar peserta didik mampu mengapresiasikan imajinasinya sekaligus memahami tujuan mempelajari peta sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman materi peserta didik.

C. Penelitian Relevan

  Joko Hery Supriyanto (2004)melakukan sebuah penelitian berjudul “Pengaruh Tugas Menggambar Peta Terhadap Perstasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri MARGASARI 07 Kec. Margasari Kab. Tegal Tahun Pelajaran 2004 / 2005 Untuk MataPelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Penelitian menggunakan metode Eksperimen. Hasil penelitianeksperimenyang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh positif tugas menggambar peta terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Margasari 07 Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2004/ 2005 untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Artinya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS yang diajarkan hanya dengan menggunakan metode tugas menggambar peta kurang berhasil bila dibandingkan dengan menggunakan metode casmpuran. Hal ini didasari pada hasil perhitungan yang menujukkan α hitung > α yang dipersyaratkan yaitu 0,795 > 0, 025.

D. Kerangka Berpikir

  Dalam kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi hasil belajar pesera didik. Pada pendidikan, salah satu aspek yang harus diperhatikan yaituyang berkaitan dengan ranah kognitrif yangdidalamnya terdapat salah satu jenis perilaku yaitu pengetahuan yang mencakup kepada kemampuan ingatan(recall) peserta didik.Proses belajar mengajar dengan memberikan tugas menggambar peta dapat berpengaruh terhadap pengetahuan peserta didik. Sehingga dengan adanya tugas menggambar peta selain dapat berpengaruh terhadap pengetahuan peserta didik juga diharapka dapat berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pada suatu kondisi atau keadaan yang mencakup lingkungan alam, sosial, dan budaya.

  Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode tugas menggambar peta memberikan pengalaman-pengalaman yang didapat oleh peserta didik.

  Dengan pengalaman tersebut sehingga dapat berpengaruh terhadap kemampuan ingatan peserta didik yang mampu memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar pesera didik.

  Dari uraian diatas dapat diambil pengertian bahwa dengan melaksanakan tugas menggambar peta , berarti peserta didik telah memperbanyak frekuensi belajarnya, selain itu peserta didik juga dilatih untuk memahami materi pelajaran secara keseluruhan. Metode pemberian tugas dapat mengaktifkan pesera didik dalam belajar baik secara fisik, menta, maupun emosional. Sehingga metode tugas ini duharapkan akan mempermudah peserta didik menguasai materi pelajaran atau pengetahuan IPS.

E. Hipotesis

  Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Terdapat pengaruh positif tugas menggambar peta terhadap pengetahuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada peserta didik kelas VII MTs Annur Walangsanga Kecamatan Moga ”.