PENGARUH SOSIALISASI KELUARGA BERENCANA (KB) TERHADAP EFEKTIFITAS PROGRAM KB DI KECAMATAN SERANG

  

PENGARUH SOSIALISASI KELUARGA

BERENCANA (KB) TERHADAP EFEKTIFITAS

PROGRAM KB DI KECAMATAN SERANG

SKRIPSI

  

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mata Kuliah untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh :

  

VINA NIRMALA

NIM. 6661 072810

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2011

  

“Tuhan menjawab doa dalam 3 cara: YA, Dia berikan yang kamu minta; TIDAK, Dia akan beri

yang lebih baik; TUNGGU, Dia akan berikan yang terbaik.” (Vina Nirmala)

  Skripsi ini ku persembahkan kepada : kedua orang tuaku tercinta kakaku tersayang dan seluruh keluarga besarku

  

ABSTRAK

Vina Nirmala. NIM. 072810. SKRIPSI. Pengaruh Sosialisasi Keluarga

Berencana (KB) Terhadap Efektivitas Program KB di Kecamatan Serang.

  Pelaksanaan keluarga berencana (KB) merupakan usaha langsung yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengatasi jumlah penduduk yang meningkat, namun pada kenyataannya masih banyak faktor yang menghambat dalam pencapaian program keluarga berencana. Tujuan penelitian ini adalah melakukan penelitian terhadap pengaruh sosialisasi KB terhadap efektifitas program KB di Kecamatan Serang dan mengetahui besarnya pengaruh sosialisasi KB terhadap efektifitas proram KB di Kecamatan Serang. Penelitian ini merupakan penelitian metode eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yang diteliti adalah seluruh pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan Serang, berjumlah 32.028 PUS dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling, dengn jumlah sampel 100 PUS. Variabel independen yang diukur adalah sosialisasi KB, sedangkan variabel dependen yang diukur adalah efektifitas program KB, kemudian diuji dengan menggunakan metode regresi linier sederhana. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,527 atau 52,7% yang artinya sosialisasi KB dapat mempengaruhi efektifitas program KB sebesar 52,7%. Dari perhitungan signifikansi, hasil perhitungan didapat bahwa t-hitung sebesar 10,444 dan t-tabel diperoleh 1,89, oleh karena t- hitung lebih besar dari t-tabel (10,444 > 1,98) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya adalah terdapat pengaruh antara sosialisasi KB terhadap efektivitas program KB di Kecamatan Serang sebesar 52,7%. Saran peneliti adalah memperbanyak tenaga penyuluh KB dan perlu adanya pelatihan bagi petugas KB dalam penyampaian informasi agar memaksimalkan jalannya pelaksanaan program KB guna tercapainya tujuan pelaksanaan program KB.

  Kata Kunci: Sosialisasi, Efektifitas, Program Keluarga Berencana (KB)

  

ABSTRACT

Vina Nirmala. NIM. 072810. SKRIPSI. The Influence Socialization of KB to

The Effectiveness of Family Planning Programs In Sub-District of Serang.

  The Implementation of Keluarga Berencana (KB) is a direct effort that aims to growing the welfare of society by surpassing the increasing of population. But in the reality, there are many factors that chaser of Keluarga Berencana Programs reached. The purpose of this research is to researching of KB socialization influence on the effectiveness of KB programs in Serang district. And to know the influence highest of KB socialization on the effectiveness of KB Programs in Serang district. The research is explanative research method with quantitative approach. The populations studied were all couple of childbearing age (EFA) in Serang district, totaling 32,028 EFA using the Cluster Random Sampling technique. With 100 EFA less number sample, independent variables measured were KB socialization, while the dependent variables being measured is KB programs effectiveness. And then it would be tested using simple linear regression method. From the results of calculations show that the value of R Square is 0.527 or 52.7%, which means that socialization can affect the effectiveness of program KB by 52.7%. The calculation of significance, the calculation results obtained that the t-count of 10.444 and 1.89 t-table is obtained, therefore t-count is greater than t-table (10.444> 1.98), then Ho is rejected and Ha accepted. So the conclusion is there is influence between the socialization of KB on the effectiveness of program KB in the district of Serang by 52.7%. Advice of researchers is to multiply the extension workers of KB and the need training for staff in the delivery of information in order to maximize the course of implementation of program KB in order to achieve the purpose of program KB.

  Keywords: Socialization, Effectiveness, The Family Planning Program

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa, berkat kasih dan karunia-nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Sosialisasi Keluarga Berencana (KB) Terhadap Efektivitas Program KB di Kecamatan Serang.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam skripsi ini. Kekurangan dan kelemahan tersebut semata-mata muncul karena keterbatasan wawasan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dari semua pihak, untuk itu tepat kiranya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. Selaku Rektor Universitas Sultan ageng Tirtayasa.

  2. Dr. Ahmad Sihabudin, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Rahmi Winangsih, Dra., M.Si Selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Idi Dimyati, S. Ikom Selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si Selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas sultan ageng Tirtayasa.

  7. Rina Yulianti, S.IP., M.Si Selaku sekretaris Program Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan ageng Tirtayasa.

  8. Maulana Yusuf, S.IP., M.Si selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan arahan dan masukan selama perkuliahan.

  9. Dr. Asnawi Syarbini, S.IP., M.PA, Selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa membimbing dan memberikan saran kepada peneliti dalam setiap bimbingan yang telah dilakukan.

  10. Arenawati, S. Sos. M.Si, Selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa membimbing dan memberikan saran kepada peneliti dalam setiap bimbingan yang telah dilakukan.

  11. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan ageng Tirtayasa yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

  12. Seluruh pegawai Dinas Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Kota Serang yang mengizinkan penulis meminta waktu dan tenaganya dalam membantu peneliti mencapai tujuan penelitian.

  13. Seluruh pegawai Kecamatan Serang yang mengizinkan penulis meminta waktu dan tenaganya dalam membantu peneliti mencapai tujuan penelitian.

  14. Masyarakat Kecamatan Serang khususnya PUS yang senantiasa membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

  15. Papa dan Mama tercinta yang dengan sabar menghadapi aku dan semua do’a-do’anya yang memberikan keberkahan dalam perjalanan hidupku hingga sejauh ini, sungguh peneliti tidak sanggup membalasnya dalam bentuk apapun.

  16. Harry Multahadi, terimaksih atas segala dukungan, arahan, bantuan, sekaligus doa yang selalu diberikan dengan kasih sayang hingga terselesaikannya skripsi ini.

  17. Sahabatku Niken yang selalu memberi dukungan, arahan dan doa yang diberikan serta ceramahan yang selalu diberikan pada penulis.

  18. Teman-teman seperjuanganku Nie, Meta, Tia, Icha, Sendi, Yeni, Itin, Dace yang selalu mendukung dan doa yang selalu diberikan pada penulis, tetap semangat yah.

  19. Seluruh teman-teman Administrasi Negara angkatan 2007 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

  Tidak lupa penulis memohon maaf atas semua kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini. Penulis memohon kritik dan saran yang dapat membawa skripsi ini menjadi lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat dilanjutkan menjadi sebuah skripsi yang dapat bermanfaat dan berguna bagi siapa saja yang membacanya dan penulis khususnya.

  Serang, Oktober 2011 Penulis

  

DAFTAR ISI

Halaman

  PERSYARATAN ORISIONALITAS LEMBAR PERSETUJUAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK................................................................................................. v KATA PENGANTAR............................................................................... vii DAFTAR ISI............................................................................................. x DAFTAR TABEL..................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR................................................................................ xv

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1

  1.2 Identifikasi Masalah................................................................. 14

  1.3 Perumusan Masalah.................................................................. 14

  1.4 Tujuan Penelitian...................................................................... 15 1.5 Manfaat Penelitian...................................................................

  15 1.6 Sistematika Penulisan..............................................................

  16 BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

  2.1 Deskripsi Teori ………………………………………………. 18

  2.1.1 Sosialisasi....................................................................... 18

  2.1.2 Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)…………... 20 2.1.3 Efektifitas......................................................................

  32

  2.1.5 Macam-Macam Metode Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana....................................................... 45 2.1.6 Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera..............

  55 2.2 Kerangka Berfikir....................................................................

  56

  2.3 Hipotesis Penelitian.................................................................. 61

  BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian....................................................................

  62

  3.2 Instrumen Penelitian................................................................. 63

  3.3 Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 67

  3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data..................................... 70

  3.4.1 Uji Validitas…………………………………………... 71

  3.4.2 Uji Realibilitas………………………………………… 75

  3.5 Uji Koefisien Korelasi Prodact Moment …………………….. 77

  3.6 Uji Signifikansi………………………………………………. 78

  3.7 Uji Koefisien Determinasi………………………………….... 79

  3.8 Uji Regresi Linier Sederhana………………………………... 79

  3.9 Lokasi dan Jadwal Penelitian................................................... 81

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian…………………………………… 82

  4.1.1 Jum lah Kota Penduduk………………………………... 84

  4.1.2 Jumlah Kota Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur…………………………………………………… 87

  4.1.3 Keadaan Penduduk…………………………………….. 88

  4.1.4 Jumlah Penduduk Menurut Regristrasi Penduduk Kecamatan Serang………………………………………. 90

  4.2 Deskripsi Data………………………………………………… 91

  4.2.1 Identitas Responden…………………………………… 91

  4.2.2 Analisis Data…………………………………………… 95

  4.2.3 Deskripsi Analisis Data………………………………… 97

  4.3 Pengujian Hipotesis…………………………………………… 120

  4.3.1 Uji Koefisien Korelasi Prodact Moment ………………. 121

  4.3.2 Uji Regresi Linier Sederhana…………………………... 122

  4.3.3 Uji Signifikansi………………………………………… 123

  4.3.4 Analisis Determinasi…………………………………… 124

  4.4 Interprestasi Hasil Penelitian…………………………………. 125

  4.5 Pembahasan…………………………………………………… 127

  BAB V PENUTUP

  5.1 K esimpulan…………………………………………………… 133

  5.2 Saran………………………………………………………….. 134

  DAFTAR PUSTAKA

  …………………………………………………… 136

  

LAMPIRAN............................................................................................... xvi

  DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pendataan Peserta KB Aktif

  …………………………………………... 7

Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Akseptor KB Tahun 2008-2009

  ……………... 8

Tabel 3.1 Skoring Item Instrumen

  …………………………………………........ 63

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian

  ………………………...………………………... 64

Tabel 3.3 Teknik Perhitungan Sampel

  ……….………………………………….. 69 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X (Uji Butir Pertanyaan X)....

  73 Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y (Uji Butir Pertanyaan Y)....

  74 Tabel 3.6 Statistik Reliabilitas (Variabel X) …………………………………….. 77

Tabel 3.7 Statistik Reliabilitas (variabel Y)

  ……………………………………... 77

Tabel 3.8 Waktu Penelitian

  ………………………………………………………. 81

Tabel 4.1 Jumlah Total Penduduk Kecamatan Serang

  ………….……………….. 84

Tabel 4.2 Luas Wilayah Desa/Kelurahan di Kecamatan Serang

  …………………. 86

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kecamatan Serang Berdasarkan Kelompok Umur... 87Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Kecamatan serang Berdasarkan Mata Pencaharian... 89Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Menurut Regristrasi Penduduk Kec. Serang

  ………. 91

Tabel 4.6 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.1 (Variabel X

  )………………………. 98

Tabel 4.7 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.2 (Variabel X

  )………………………. 99

Tabel 4.8 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.3 (Variabel X

  )………………………. 101

Tabel 4.9 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.4 (Variabel X

  )………………………. 102

Tabel 4.11 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.6 (Variabel X

  )…………………….. 104

Tabel 4.12 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.7 (Variabel X

  )…………………….. 106

Tabel 4.13 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.8 (Variabel X

  )…………………….. 107

Tabel 4.14 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.9 (Variabel X

  )……………………. 108

Tabel 4.15 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.10 (Variabel

  Y)…………………… 109

Tabel 4.16 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.11 (Variabel

  Y)…………………… 110

Tabel 4.17 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.12 (Variabel

  Y)…………………… 111

Tabel 4.18 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.13 (Variabel

  Y)…………………… 112

Tabel 4.19 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.14 (Variabel

  Y)…………………… 113

Tabel 4.20 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.15 (Variabel

  Y)…………………… 114

Tabel 4.21 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.16 (Variabel

  Y)…………………… 115

Tabel 4.22 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.17 (Variabel

  Y)…………………… 116

Tabel 4.23 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.18 (Variabel

  Y)…………………… 117

Tabel 4.24 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.19 (Variabel

  Y)…………………… 118

Tabel 4.25 Tabel Skor hasil Pertanyaan No.20 (Variabel

  Y)…………………… 119

Tabel 4.26 Hasil Perhitu ngan Koefisien Korelasi………………………………. 121Tabel 4.27 Hasil Perhitungan R egresi Linier Sederhana……………………….. 122Tabel 4.28 Hasil Per hitungan Uji Signifikansi…………………………………. 123Tabel 4.29 Hasil Perhitungan

  Uji Koefisien Determinasi………………………. 124

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Jumlah Responden Per Kelurahan ………………………………...

  92 Gambar 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ……………………………..

  93 Gambar 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ……………..

  94

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Kendala yang dihadapi oleh negara Indonesia dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan hampir semuanya sama, yaitu pada umumnya bersumber pada permasalahan kependudukan. Mulai dari masih tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan, rendahnya kesadaran masyarakat tentang hak-hak reproduksi, serta masih cukup tingginya laju petumbuhan penduduk yang tidak sebanding dengan daya dukung lingkungan. Semua jenis program pembangunan tentunya diintegrasikan dan akan dibawa ke dalam suatu tujuan pembangunan, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup penduduk. Tanpa disadari betapa besar pengaruh faktor kependudukan terhadap kesejahteraan rakyat.

1 Teori menurut Malthus , “reproduksi manusia cenderung deret ukur.

  Pasokan bahan pangan hanya tumbuh secara deret hitung. Akibatnya akan terjadi kesenjangan dalam penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk”. Malthus sudah tegas mempersoalkan tentang kekeringan, banjir, bahaya kelaparan, wabah penyakit, yang disebut positive checks, terjadi sebagai akibat ketidak-seimbangan pertambahan jumlah penduduk dan lingkungan alam. Malthus yakin bahwa manusia akan tetap hidup 1 miskin/melarat dan berakhir dengan kematian, selama terjadi ketidak- seimbangan jumlah penduduk dengan daya dukung lingkungan , khususnya . ketidak-seimbangan jumlah penduduk dengan persediaan bahan makanan

  Maka dari itu penduduk merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan

  dalam proses pembangunan dewasa ini. Dimana, jumlah penduduk yang besar dengan komposisi dan distribusi yang lebih merata, dapat menjadi potensi tetapi dapat pula menjadi beban dalam proses pembangunan apabila berkualitas rendah. Karena itu, proses pengembangan yang dilakukan selain diarahkan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, harus pula mencangkup upaya untuk mengendalikan laju pertumbuhan serta menyeimbangkan komposisi dan distribusi penduduk. Begitu pula di Banten,

  2

  jumlah penduduk Banten tahun 2009 sebanyak 9,78 juta jiwa merupakan penduduk yang sangat banyak bila dibandingkan dengan jumlah wilayah daerah Banten. Setiap tahunnya meningkat dan sangat tinggi, populasi Banten merupakan kelima terbesar di Indonesia, ini membuktikan bahwa begitu besar jumlah penduduk di Banten ini. Dengan jumlah penduduk yang meningkat di Banten haruslah berkomposisi lebih merata agar menghasilkan penduduk yang berkualitas.

  Jumlah penduduk semakin tahun semakin meningkat, menurut data BPS Provinsi Banten, pada tahun 2000 awal berdirinya Banten menjadi provinsi, Banten berjumlah 8,10 juta jiwa tapi pada tahun 2009 meningkat menjadi 9,78 juta jiwa atau tumbuh rata-rata sebesar 2,12 persen per tahun. 2 Apabila dibandingkan dengan proyeksi penduduk Indonesia yang mencapai

  231,37 juta orang maka penduduk Banten pada tahun 2009 sudah mencapai 4,20 persen dari total penduduk Indonesia, sehingga Banten menjadi provinsi dengan populasi terbesar kelima di Indonesia. Pada tahun 2009, banten juga termasuk empat besar provinsi yang terpadat penduduknya yaitu dengan

  2

  tingkat kepadatan mencapai 1.085 jiwa per km atau untuk setiap satu kilometer persegi wilayah Provinsi Banten dihuni oleh sekitar 1.085

  3 penduduk.

  Persebaran penduduk di Banten secara spasial tidak merata, karena masih terkonsentrasi di wilayah Kabupaten Tangerang, kota Tangerang, dan kota Tangerang Selatan. Dengan luas wilayah kurang dari 14 persen dari seluruh luas wilayah Provinsi Banten, ketiga wilayah tersebut pada tahun 2009 dihuni oleh sekitar 53,47 persen dari seluruh penduduk Banten. Akibatnya, tingkat kepadatan penduduk antar wilayah di Banten menjadi sangat tidak merata. Tercatat, kota Tangerang merupakan wilayah dengan

  2

  tingkat kepadatan tertinggi, mencapai 10.101 jiwa per km . Sedangkan yang terendah adalah Kabupaten lebak yaitu dengan tingkat kepadatan penduduk

  2

  hanya 367 jiwa per km . Berarti kota Tangerang hampir 28 kali lebih padat

  4 bila dibandingkan dengan kabupaten Lebak.

  Jumlah penduduk yang terlalu besar akan menimbulkan padatnya penduduk yang akan menimbulkan peningkatan kemiskinan; peningkatan jumlah pengangguran karena keterbatasan lowongan pekerjaan; keterbatasan 3 tempat tinggal; dan akan menimbulkan kondisi alam misalnya banjir karena lahan hutan telah dijadikan pemukiman dan pabrik, serta kondisi alam seperti isu tenggelamnya kota Jakarta karena begitu padatnya penduduk di jakarta.

  Penyebaran penduduk yang kurang seimbang juga dipersulit pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia bagi pembangunan. Di daerah dengan kepadatan penduduk tinggi, timbul tekanan besar bagi tanah, dan air serta sumber-sumber alam lainnya. Sementara sumber daya manusia di daerah jarang penduduk masih belum termanfaatkan sepenuhnya. Jumlah penduduk di suatu daerah sebenarnya merupakan aset dan potensi pembangunan yang besar manakala penduduk tersebut berkualitas. Sebaliknya dengan jumlah dan pertumbuhan penduduk yang pesat tetapi dengan kualitas yang rendah akan menjadi beban besar bagi proses pembangunan yang akan dilaksanakan.

  Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan bagi sebuah provinsi, daerah maupun kabupaten. Pembangunan antara lain dilaksanakan melalui pertumbuhan penduduk yakni melalui keluarga berencana dan dengan cara pengembangan kualitas penduduk melalui keluarga kecil yang berkualitas. Pertambahan penduduk yang cepat tidak seimbang dengan peningkatan produksi yang akan mengakibatkan ketegangan sosial dengan segala akibat yang luas. Untuk menekan itu semua pemerintah mencanangkan adanya program KB (Keluarga Berencana) untuk menghindari terjadinya ledakan penduduk yang luar biasa. Membuat kebijakan keluarga berencana yang berbeda untuk jumlah penduduk yang padat “2 anak cukup” dan untuk jumlah penduduk yang renggang “boleh lebih dari 2”.

  Program KB masih memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan laju pertumbuhan pembangunan dan ekonomi. Kekhawatiran akan terjadinya ledakan penduduk mendorong pemerintah membuat sejumlah kebijakan penting mengenai pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk.

  Oleh karena itu, penduduk yang besar tanpa disertai dengan kualitas memadai justru menjadi beban pembangunan dan menyulitkan pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Sebagai suatu kebutuhan, kontrasepsi terkait dengan kebutuhan fisik dan sosial. Bagi kebutuhan fisik, kontrasepsi berperan dalam setiap fase reproduksi, yaitu untuk menunda kehamilan, menjarangkan serta mencegah lehamilan.

  Sementara sebagai kebutuhan sosial, kontrasepsi berkaitan dengan upaya mewujudkan program pembangunan suatu negara.

  Persepsi masyarakat tentang “banyak anak, banyak rezeki” masih menjadi dominan di kalangan masyarakat pedesaan, yang membuat masyarakat enggan untuk mengikuti program KB. Kurangnya pengetahuan mengenai KB yang membuat masyarakat tidak mengetahui betapa pentingnya program KB untuk kesehatan maupun pembangunan. Lain hal dengan masyarakat perkotaan yang berpendidikan tinggi yang tahu mengenai pentingnya program KB bagi kesehatan pada khususnya, dengan sendirinya mereka mengikuti program KB.

  Begitu juga Kota Serang, kota Serang merupakan ibu kota dari Banten yang berdiri sejak 10 tahun yang lalu, kota Serang juga merupakan daerah yang masih berkembang yang memerlukan perhatian terutama dari segi pembangunan. pembangunan berkelanjutan tidak luput dari pembangunan kependudukan, dengan membangun kependudukan yang berkualitas dapat mencerminkan keberhasilan suatu pembangunan. Laju pertumbuhan penduduk di Kota Serang tidak merata, menurut data BPS laju pertumbuhan penduduk di Kota Serang mencapai angka 2,6 persen. Jumlah penduduk Kota Serang yang sebelumnya berjumlah sebanyak 435.791 jiwa mengalami kenaikan sekitar 60.000 jiwa. Sehingga pada tahun 2010 jumlah penduduk mencapai sebanyak 497.910 jiwa. Hal ini diketahui berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei hingga Juni lalu di 6 kecamatan di Kota Serang. Hasil sensus penduduk 2010 menunjukkan ada kenaikan jumlah penduduk sekitar 60.000 jiwa dibandingkan hasil sensus tahun 2000 yang mencapai 435.791 jiwa. Dalam waktu tiga bulan, penduduk kota serang mengalami pertambahan penduduk 500-1000 orang, angka tersebut berasal dari urbanisasi dan angka kelahiran.

  Di kota Serang masih banyak terdapat masyarakat pada usia subur yang memungkinkan terus menerus bereproduksi. Dengan menekan jumlah penduduk Kota Serang, program KB sangat berperan penting dalam mengembangkan pembangunan berkelenjutan. Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Kota Serang Sedikitnya masih terdapat 32.332 pasangan usia subur (PUS)warga Kota Serang yang belum melaksanakan program keluarga berencana (KB). Dari jumlah PUS 100.840 PUS, baru 68.508 yang sudah melakukan KB dengan tujuh pemakaian alat kontrasepsi. Masih adanya peserta PUS yang belum melakukan KB ada beberapa alasan yaitu ada yang ingin hamil, ingin memiliki anak secepatnya, ingin anaknya ditunda dan tidak ingin anak lagi. Berdasarkan data dari BPMPKB Kota Serang, jumlah yang sudah menjadi peserta KB aktif ada 66.508 PUS, dari jumlah PUS 100.840 jiwa. Adapun rincian pemakaian alat kontrasepsinya, IUD 4.753 orang, medis operasi wanita (MOW) 1.420 orang, medis operasi pria (MOP) 425 orang, implant 2.268 orang, kondom 910 orang, KB suntik 38.940 orang, dan

  5 pil 17.791 orang.

Tabel 1.1 Pendataan Peserta KB Aktif

  PESERTA KB AKTIF PERMIX KONTRASEPSI NO KEC. PUS JUMLAH

IUD MOW MOP

  1 Serang 30.028 2.936 790 42 219 9.836 6.372 310 20.505

  2 Cipocok jaya 13.297 686 147 27 245 6.289 1.020 83 8.491

  3 Kasemen 15.861 137

  86 93 427 6216 3.754 57 10.770

  

4 Taktakan 14.821 532 125 168 427 6.359 1.782 286 9.699

  5 Walantaka 15.301 359 185 72 797 4.634 4.000 160 10.207

  6 Curug 9.532 103

  87 29 134 5.606 863 14 6.836

KABUPATEN/KOTA 100.840 4.753 1.420 425 2.269 38.940 17.791 910 66.508

Sumber : BPMPKB Kota Serang Tahun 2010

Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Akseptor KB Tahun 2008-2009

  

Target Pengguna Target Pengguna

Kecamatan Tahun 2008 Tahun 2009

KB Tahun 2008 KB Tahun 2009

  

Curug 1.141 1.099 1.800 1.306

Walantaka 1.278 1.378 1.848 2.146 Cipocok Jaya 1.666 1.450 2.094 1.858

Serang 2.449 3.059 2.263 4.942

  Taktakan 1.303 1.138 1.918 2.431 Kasemen 1.468 2.512 2.006 4.135

Jumlah 9.305 10.636 11.929 16.821

5 Sumber : BPMPKB Kota Serang tahun 2010 (pendataan keluarga tingkat kab/kota)

  Pada tabel 1.1 terlihat bahwa target penggunaan KB lebih kecil dari pada realisasinya, maka penggunaan KB di Kota Serang sudah mencapai pada target yang telah ditentukan melainkan melebihi target yang telah di capai. Namun pencapaian tersebut tidak merata ke seluruh kecamatan. Seperti di Kecamatan Curug dan Kecamatan Cipocok Jaya, penggunaan KB tidak mencapai pada targetnya berarti di Kecamatan Curug dan Kecamatan Cipocok Jaya masih rendahnya pengetahuan tentang KB dan tidak menginginkan untuk menggunakan KB. Di Kecamatan Taktakan, pada tahun 2008, penggunaan KB tidak mencapai pada targetnya tetapi pada tahun 2009, penggunaan KB melebihi pada targetnya. Hal ini terjadi karena pengetahuan tentang KB di daerah Taktakan sudah menyebar dan penjangkauan media cetak pun sudah tersebar di daerah Taktakan. Namun di Kecamatan Serang dan Kecamatan Kasemen penggunaan KB sudah melebihi dari pencapaian target.

  Upaya pemerintah mengurangi laju pertumbuhan penduduk tidak berhenti sampai pada program KB saja, pemerintah mengadakan sosialisasi penyuluhan KB untuk masyarakat agar masyarakat sadar akan pentingnya program KB bagi kehidupan mereka. Peranan dan fungsi penyuluhan Keluarga Berencana dewasa ini memerlukan berbagai penyesuaian selaras dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam perkembangan system penyelenggaraan Program KB di Kabupaten dan Kota, perkembangan teknologi, serta perubahan sosial ekonomi masyarakat yang sangat cepat.

  Kondisi masyarakat yang agamis dapat mempengaruhi terhambatnya proses sosialisasi KB. Apalagi sosialisasi KB yang tidak didasari tokoh agama yang membuat mereka tidak mau mengikuti program KB. Menurut pandangan para ustadz, KB bukan tidak diperbolehkan tetapi yang dibenarkan adalah mencegah sementara kehamilan untuk mengatur jarak kelahiran itu sendiri atau karena alasan medis berdasarkan penelitian para ahli berkaitan dengan keselamatan nyawa manusia bila harus mengandung anak. Dalam kasus tertentu, seorang wanita bila hamil bisa membahayakan nyawanya

  6

  sendiri atau nyawa anak yang dikandungnya, dengan demikian maka dharar itu harus ditolak. Metode pencegah kehamilan serta alat-alat yang digunakan haruslah yang sejalan dengan syariat Islam.

  Penyebaran berbagai informasi program KB yang selama ini dilakukan langsung pada sasaran , perlu dibarengi dengan dukungan media cetak maupun media elektronik dan tentunya saat ini untuk Radio dan Televisi terdiri dari berbagai stasiun sehingga apa yang dilakukan saat ini memang dirasakan tidak memadai . Pertemuan kelompok atau pertemuan tatap muka selama ini dirasakan paling efektif, tetapi dengan dinamika kehidupan masyarakat yang terus bergerak metoda ini jangkauannya sangat terbatas, sehingga perlu dibarengi dengan peretemuan melalui kerja sama dengan kelompok pengajian,kelompok arisan bahkan mungkin dengan Media 6 cetak.

  

Kata “Dharar” menurut bahasa adalah lawan dari bermanfaat, dengan kata lain tidak bermanfaat atau bahkan

dapat mendatangkan bahaya atau mudharat jika dikerjakan, baik kepada dirinya sendiri ataupun kepada orang

  Menurut ibu Eti sebagai pegawai bidang Keluarga Berencana di dinas BPMPKB kota Serang, mengatakan bahwa “kondisi ini hampir dirasakan oleh seluruh Petugas Penyuluh KB dimanapun berada bahkan mengalami kesulitan dalam menjangkau sasaran pelayanan KB. Perlu dilakukan modifikasi dan inovasi yang terus menerus dalam upaya penyebarluasan informasi secara komprehensif baik melalui penyuluhan langsung dengan memanfaatkan kader, Toga,Toma serta memanfaatkan media tradisional, kerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat memanfaatkan media cetak, radio dan semua media berjalan bersama terus menerus dan atau menggunakan jaringan internet, facebook, Blog atau twiter, SMS dan semuanya

  ”. Pengembangan Media komprehensif ini perlu dijadikan sebagai suatu sistem penyebarluasan program, bertujuan untuk mengembangkan Media informasi program KB secara terpadu, terintegrasi, tepat guna dan bermanfaat bagi penyuluh, kelembagaan penyuluhan serta stakeholder lain yang membutuhkan karena ini sudah menjadi tantangan diera digital sekarang ini . Lengkapi informasi dengan data dan fakta yang realistis faktual sesuai dengan kondisi masyarakat setempat dan jangan sampai memberikan informasi yang tidak jelas tentunya justru akan menjadi boomerang bagi program KB itu sendiri. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa penyuluhan KB ini hendaknya merupakan suatu bentuk rangkaian komunikasi strategis yang dirancang secara sistematis dan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu baik oleh individu ataupun kelompok dengan maksud agar masyarakat atau kelompok masyakat khususnya Pasangan Usia Subur yang berumur >20 tahun hingga berumur 40 tahun yang mau menggunakan kontrasepsi sesuai dengan pilihannya . Untuk itu perlu banyak kerjasana dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Lembaga Swadaya Organisasi Masyarakat (LSOM) adalah kumpulan orang-orang yang terorganisir dan mempunyai tujuan yang hendak dicapai.

  Kecamatan Serang merupakan pusat wilayah pembangunan bagian pusat kota. Hal ini sesuai dengan potensi daerah dari karakteristik yang dimiliki wilayah Kecamatan serang, dimana sebagian besar letak geografisnya merupakan daerah dataran, maka pembangunan jangka panjangnya dititikberatkan pada sektor pengembangan perumahan dan tata kota yang harus dibenahi.

  Menurut ibu Veni selaku petugas KB di Kecamatan Serang, sosialisasi dilakukan minimal 1 bulan sekali namun sosialisasi dilakukan tergantung pada daerah mana saja yang pencapaian peserta KB barunya masih rendah. Metode sosialisasi yang diberikan petugas KB kepada masyarakat ialah dengan cara mengunjungi kerumah-rumah warga dengan menggunakan pendekatan psikologis yaitu dengan cara memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan yang dimiliki masyarakat dan juga mempraktekan dengan media alat peraga. Bukan saja dengan mengunjungi kerumah-rumah, namun sosialisasi juga diberikan di kelurahan atau di posyandu.

  Kendala yang dihadapi petugas KB dalam pelaksanaan sosialisasi KB di Kecamatan Serang ialah masyarakat agak sulit untuk mengikuti kegiatan sosialisasi yang telah disediakan di kelurahan atau diposyandu. Hal tersebut terlihat dari kurangnya rangsangan konsumsi dari pelaksana sosialisasi agar masyarakat termotivasi untuk mengikuti kegiatan tersebut, masih menganggapnya KB itu tabu, kepercayaan masyarakat banyak anak banyak rejeki masih menjadi dominan pemikiran masyarakat dan juga kurangnya kerja sama antara petugas KB dengan para tokoh agama setempat, karena faktor dari tokoh agama dapat menjadi acuan masyarakat untuk mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut.

  Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan para pegawai BPS, penulis menemukan masalah-masalah dalam keberhasilan program KB. Pertama, kesadaran akan pentingnya kontrasepsi di Kecamatan Serang saat ini masih rendah. Padahal, penggunaan kontrasepsi sangat penting untuk mencegah terjadinya ledakan penduduk di Banten. Saat ini, ledakan penduduk merupakan salah satu masalah global di seluruh dunia, di samping isu tentang pemanasan global, perburukan ekonomi, krisis pangan dan menurunnya derajat kesehatan penduduk. Sama halnya seperti di provinsi Banten, sebagian masyarakatnya masih belum sadar akan pentingnya kontrasepsi. Di Banten ini masih banyak sekali daerah-daerah yang belum berkembang dengan pesat dan belum mengerti arti penting dari kontrasepsi. Sebagian masyarakat perkotaan sudah sadar akan pemakaian kontrasepsi, namun masyarakat pedesaan sepertinya belum sadar akan pemahaman KB dan hal-hal yang akan terjadi nanti bila kita tidak memakai alat kontrasepsi dan mengikuti program KB (Keluarga Bere ncana). Ungkapan “banyak anak banyak rejeki” yang sering disebut oleh masyarakat pedesaan, ada yang beranggapan bahwa pemakaian alat kontrasepsi bisa menyebabkan tubuh menjadi gemuk dsb.

  Kedua, Masih tingginya tingkat kelahiran penduduk di Kecamatan

  Serang. Dapat di lihat dari banyaknya jumlah anak-anak, pada tahun 2009 sekitar dari usia 0-4 tahun dengan jumlah 15.101 jiwa dan pada tahun 2010 dari usia 0-4 tahun dengan jumlah 21.289, hal ini merupakan jumlah terbanyak jika dibandingkan dengan kelompok umur yang lain perbandingan setiap tahun nya pun meningkat dengan pesat. Tingkat kelahiran penduduk setiap tahunnya pun terus bertambah karena banyak usia muda yang melakukan pernikahan sehingga usia subur melahirkan meninggi. Penyebab tingginya tingkat kelahiran penduduk di Kecamatan Serang karena terbatasnya alat kontrasepsi yang ada sehingga pemakaian alat kontrasepsi tidak efektif.

  Ketiga, kurangnnya pengetahuan dan kesadaran pasangan usia subur

  dan remaja tentang hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi, karena banyak pasangan muda yang tidak memakai alat kontrasepsi. Di lihat dari banyaknya usia muda yang telah melakukan hub seksual diluar nikah tanpa penggunaan alat kontrasepsi yang menyebabkan terjadinya hamil di luar pernikahan atau hamil pada saat usia belum mencukupi. Dengan pengetahuan akan hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi akan mencegah terjadinya peningkatkan angka kelahiran penduduk. Menurut wawancara dengan bu Veni selaku petugas KB di Kecamatan Serang, alasan wanita tidak mau memakai alat kontrasepsi yaitu takut akan efek samping yang muncul seperti gemuk atau bercak-bercak di kulit.

  Dan keempat, kurangnya tenaga penyuluh Kecamatan Serang. Idealnya tenaga penyuluh untuk Kecamatan Serang sekitar 2 desa per 1 penyuluh, namun pada kenyataannya dari 12 kelurahan di Kecamatan Serang ini hanya bertotal 3 orang penyuluh. Adapun rinciannya per kelurahan pada Kel. Serang, Kel. Cipare, Kel. Sumurpecung dan Kel. Cimuncang terdiri dari 1 penyuluh. Pada Kel. Kota Baru, Kel. Lontar Baru, Kel.Kagungan dan Kel Lopang terdiri dari 1 penyuluh. Serta pada Kel. Unyur, Kel. Kaligandu, Kel. Trondol dan Kel. Sukawana terdiri dari 1 penyuluh.

  Berdasarkan beberapa uraian permasalahan dengan indikasi penyebabnya pada program Keluarga Berencana di Kecamatan Serang yang telah penulis kemukakan tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh sosialisasi pada program KB di Kecamatan Serang yang dapat mempengaruhi efektifitas program KB. Karena Kec. Serang merupakan pusat wilayah pembangunan bagian pusat kota dan Kec. Serang merupakan jumlah penduduk yang paling besar seluruh Kec. Kota Serang serta banyaknya anak-anak sekitar 24,72% dari seluruh jumlah penduduk Kec. Serang. Maka dari itu untuk selanjutnya tulisan ini akan penulis tuangkan dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Sosialisasi Keluarga Berencana (KB) Terhadap

  Efektifitas Program KB di Kecamatan Serang”.

  1.2 Identifikasi Masalah

  Pelaksanaan keluarga berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membatasi jumlah penduduk yang meningkat serta laju penduduk yang tidak merata akan mengurangi tingkat kelahiran atau bertambahnya jumlah penduduk.

  Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menfokuskan pada beberapa identifikasi masalah sebagai berikut :

  1. Rendahnya kesadaran akan pentingnya alat kontrasepsi di Kecamatan Serang.

  2. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pasangan usia subur tentang hak reproduksi dan kesehatan reproduksi .

  3. Makin tingginya tingkat kelahiran penduduk Kecamatan Serang yang tentunya akan beriringan dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk.

  4. Kurangnya tenaga penyuluh Kecamatan Serang.

  1.3 Perumusan Masalah

  Berangkat dari beberapa masalah yang terurai diatas maka penyusuna tugas akhir ini hanya memfokuskan pada masalah “Seberapa besar