MODEL PEMBELAJARAN KLARIFIKASI NILAI MASYARAKAT PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA BAGI ORANG TUA DENGAN ANAK USIA 3-6 TAHUN Pengarah

  (c ) P

  P- PA U D

  & D

  IK M AS J AB AR

MODEL PEMBELAJARAN KLARIFIKASI NILAI

  

MASYARAKAT PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA

BAGI ORANG TUA DENGAN ANAK USIA 3-6 TAHUN

Pengarah

  Ir.Djajeng Baskoro,M.Pd Penanggung Jawab

  Dadan Supriatna.M.Pd Tim Penyususn Model Ketua

  Drs Uus Darus Sodli Anggota

  H.Moch.Syamsuddin, S.Pd Reni Anggraeni Sadiah, S.Psi Dra. Letty Suharti Yedi.Kusmayadi, S.Pd

  Kontributor TK Gagas Ceria Kotamadya Bandung Yayasan Guna Bakti Cicalengka Kab. Bandung

  KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL,DAN INFORMAL (PP-PAUDNI) REGiONAL I BANDUNG

  (c ) P

  P- PA U D

  & D

  IK M AS J AB AR

  

Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga Bagi

ABSTRAK Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga Bagi Orang tua dengan Anak Usia 3-6 Tahun

  Klarifikasi nilai ( value clarification model

  ) merupakan

pendekatan mengajar dengan menggunakan pertanyaan atau proses

menilai dan membantu para orangtua untuk mengenali pola perilaku

pribadi masing-masing dan menguasai kemampuan mendengarkan,

menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan nilai yang disepakati.

  Para orang tua akan memunculkan pengalamannya untuk

dianalisis bersama orang tua lainnya dalam kumpulan mereka.

Pengalaman tersebut mengandung perilaku dan nilai–nilai yang

hidup dalam bergaul di masyarakat, baik nilai yang positif maupun

negatif. Nilai-nilai tersebut hendaknya juga ditanamkan dalam

keluarga, termasuk pada anak usia dini atau saat anak memasuki

pendidikan awal, karena pada usia ini anak merupakan masa

terpenting bagi pengembangan intelegensi permanen di diri anak.

  Kondisi pola pengasuhan dan pendidikan tentang budi pekerti

saat ini dirasakan mengalami penurunan bahkan ketidakjelasan.

Permasalahan yang ditemukan pula saat ini adalah adanya

perbedaan pola dan isi pendidikan antara sekolah (satuan

pendidikan), rumah (keluarga), dan masyarakat (lingkungan). Hal ini

disebabkan kurangnya pengetahuan dan pemahaman dari orang tua

maupun pendidik tentang bagaimana menanamkan dan

mengembangkan nilai-nilai budi pekerti yang baik pada anak sejak

usia dini.

  Tujuan Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat ini

adalah sebagai panduan atau acuan bagi pendidik PAUD dan orang

tua dalam mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai budi pekerti

yang baik pada anak melalui pembiasaan perilaku kehidupan sehari-

hari. Adapun sasaran pengguna model adalah pendidik PAUD,

Pengelola PAUD, Orangtua yang memiliki anak 3 – 6 tahun,

Pembina/Penilik/Pengawas PAUD dan satuan pendidikan PAUD

lainnya,

  Dalam model ini (kasus ujicoba) nilai yang akan dibelajarkan,

dibatasi pada nilai sebagai berikut; K (Kreatif), A. (Amanah), M

(Mandiri), P (Percaya diri), I (Inovatif), UN (Unggul). Nilai–nilai

tersebut di atas disingkat menjadi akronim KAMPIUN. Nilai-nilai

tersebut kemudian dijabarkan dan diwujudkan dalam perilaku.

  (c ) P

  P- PA U D

  & D

  IK M AS J AB AR Model ini telah diujicobakan pada 2 lokasi ujicoba yaitu di

Kelompok TK. Gagas Ceria Jalan Malabar Kota Bandung dan

kelompok di Yayasan Guna Bakti Cicalengka Kabupaten Bandung.

Model ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi pengguna di lapangan

untuk melakukan kegiatan pembelajaran di Kelompok PAUD yang

memiliki karakteristik sasaran relatif sama serta pengguna lain dengan

menyesuaikan pada karakteristik sasarannya.

  AR AB J AS M

  IK D &

  D U PA P-

  ) P (c

  

Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga Bagi

KATA PENGANTAR

  value clarification model Klarifikasi nilai ( ) merupakan

pendekatan mengajar dengan menggunakan pertanyaan atau proses

menilai dan membantu para orangtua untuk menguasai kemampuan

mendengarkan, menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan nilai

yang disepakati dan tumbuh disekelililing pertumbuhan dan

perkembangan anak.

  AR

  Dalam model ini, nilai yang akan dibelajarkan dibatasi pada nilai

  AB

  

sebagai berikut; K (Kreatif), A. (Amanah), M (Mandiri), P (Percaya

  J

  

diri),I (Inovatif), UN (Unggul). Pendekatan ini bertujuan

  AS

  

menumbuhkan kesadaran dan mengembangkan kemampuan

  M

  

orangtua untuk mengidentifikasi serta menstimulasi tumbuh kembang

  IK D anak pada pendidikan karakter unggul. &

  PP-PAUDNI Regional I Jayagiri pada Tahun Anggaran 2015

  D

  

mencoba menyusun Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat

  U

  

Program Pendidikan Keluarga Bagi Orangtua dengan Anak 3 – 6

  PA

  

Tahun. Model ini masih memiliki kekurangan dan keterbatasan untuk

  P-

  

menjadi sebuah model yang laik uji dan layak terap, untuk itu kritik,

  ) P

  

saran, serta masukan-masukan konstruktif sangat kami harapkan

  (c demi perbaikan model selanjutnya.

  Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu terlaksananya penyusunan model ini. Semoga apa

yang telah kita lakukan dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Amin.

  Lembang, Oktober 2015 Kepala, Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd NIP. 196306251990021001

  

Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga Bagi

Orang tua dengan Anak Usia 3-6 Tahun

  

Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga Bagi

Orang tua dengan Anak Usia 3-6 Tahun

DAFTAR ISI

  45

  7. Evaluasi..................................................................................

  28

  29

  29

  29

  29

  29

  31

  32

  45 BAB IV PELUANG dan TANTANGAN A. Peluang.....................................................................................

  5. Strategi dan Cara Pembelajaran...................................

  B. Tantangan................................................................................

  47

  48 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................

  B. Rekomendasi.............................................................................

  51

  52 DAFTAR PUSTAKA

  (c ) P

  P- PA U D

  & D

  6. Tempat Kegiatan...............................................................

  4. Bahan/Materi (nilai-nilai KAMPIUN)...........................

  

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………….. i

Daftar Isi………………………………………………………………………………………………… ii

  F. Komunikasi Timbal Balik......................................................

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................ B. Tujuan dan Mafaat................................................................ C. Pengguna.............................................................................. D. Ruang Lingkup........................................................................

  1

  6

  7

  7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)..................

  B. Pendidikan Keluarga.............................................................

  C. Klarifikasi Nilai Masyarakat.................................................

  D. Konsep Tripusat dalam Pendidikan..................................

  E. Teknik Parenting.....................................................................

  9

  3. Fasilitator...............................................................................

  10

  17

  21

  23

  26 BAB III

  IMPLEMENTASI MODEL A. Prasyarat Penggunaan Model............................................

  B. Batasan Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat (KLANIMA)................................................................................

  C. Komponen Model...................................................................

  1. Tujuan.....................................................................................

  2. Sasaran...................................................................................

  IK M AS J AB AR

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20, Tahun 2003, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20, Tahun 2003,

  tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk AR mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

  AB peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

  J memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

  AS kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

  M diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

  IK Sepaham dengan maksud pendidikan menurut undang- Sepaham dengan maksud pendidikan menurut undang-

  D & undang di atas, muncul penafsiran bahwa suasana dan proses undang di atas, muncul penafsiran bahwa suasana dan proses

  D pembelajaran tidak hanya terjadi di sekolah atau satuan pembelajaran tidak hanya terjadi di sekolah atau satuan

  U pendidikan, tetapi juga terjadi di dalam keluarga dan lingkungan pendidikan, tetapi juga terjadi di dalam keluarga dan lingkungan

  PA atau masyarakat. atau masyarakat. P-

  Atas penafsiran inilah kemudian dikenal istilah Tripusat atau Atas penafsiran inilah kemudian dikenal istilah Tripusat atau ) P

  Tricentrum Tricentrum pendidikan, pendidikan, (c yaitu bahwa pendidikan yaitu bahwa pendidikan anak bangsa berpusat di anak bangsa berpusat di keluarga, keluarga, satuan satuan pendidikan (Satdik atau pendidikan (Satdik atau sekolah), dan lingkungan sekolah), dan lingkungan (masyarakat). (masyarakat).

  Gambar skematik tripusat Pendidikan Gambar skematik tripusat Pendidikan Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga Kondisi saat ini, bermunculan sekolah-sekolah yang memfasilitasi pendidikan anak. Selain sekolah negeri yang terus bertambah seiring pertambahan jumlah penduduk, juga sekolah swasta dengan berbagai penawaran program full day bahkan

  boarding school

  ada (siswa tinggal di lingkungan sekolah). Sebuah pertanyaan yang muncul adalah yang manakah wahana utama pendidikan anak? Rumah atau sekolah ?

  AR Permasalahan yang ditemukan pula saat ini adalah adanya

  AB perbedaan pola dan isi pendidikan antara sekolah (satuan

  J pendidikan), rumah (keluarga), dan masyarakat (lingkungan). Di

  AS sekolah anak belajar tentang bahasa sopan, di rumah kedua

  M orang tuanya saling mencaci maki. Di sekolah anak belajar

  IK mandiri memakai sepatu sendiri, di rumah orang tua sengaja

  D memasangkan sepatu setiap berangkat sekolah, dan sebagainya. &

  D Begitu pula ketika anak bermasyarakat, apa yang ia peroleh di

  U sekolah atau rumah berbeda dengan apa yang ia temukan di

  PA masyarakat. Salah satu hasilnya dari kondisi tersebut adalah

  P- terhambatnya pembentukan berbagai nilai dan perilaku dalam

  ) P diri anak. (c

  Sebahagian besar pengelola dan pendidik sekolah saat ini mengeluhkan adanya sebagian (besar) orang tua yang menyerahkan tanggung jawab pendidikan anaknya ke sekolah (Satdik), dan berkecenderungan berharap agar anaknya menjadi anak yang cerdas, berprestasi dan juga berkarakter unggul. Akan tetapi dengan adanya pelepasan tanggung jawab pendidikan serta dan ketidaksamaan pola penanaman nilai dan serta perilaku antara Satdik dengan keluarga (orangtua), maka dapat dipastikan penanaman karakter unggul terhadap anak menjadi

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga sulit. Bila penanaman karakter ini diumpamakan mendorong sebuah pesawat ulang alik ke orbitnya, maka orang tua dan pendidik (dan tenaga kependidikan Satdik) adalah bagian dari roket pendorong pesawat. Bayangkan bila yang berfungsi hanya satu roket, maka pesawat tidak akan pernah bisa terdorong ke orbit. Bayangkan pula bila arah roket berbeda, ada yang ke atas, ada yang ke kanan, maka pesawat tersebut juga bergerak tidak

  AR lurus menuju yang seharusnya, tapi bisa ke arah mana saja,

  AB sehingga sulit mencapai orbit yang merupakan posisi dimana nilai

  J dan perilaku tertanam sehingga sang anak berperilaku baik

  AS dengan kesadarannya sendiri. M

  Anak memasuki

  IK

  golden age

  masa pada usia D

  0 – 6 tahun, dimana pada & D saat itu ia mengalami

  U pertumbuhan yang pesat

  PA dalam berbagai aspek. P-

  Salah satu yang pesat ) P berkembang dalam

  (c rentang usia tersebut adalah saraf otak yang berpengaruh pada kecerdasan anak, juga pembentukan dasar karakter yang akan terbawa sampai anak menjadi dewasa. Oleh karena itu, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) merupakan suatu kebutuhan yang penting dalam membentuk generasi penerus yang berkualitas.

  Pendidikan anak usia dini usia 0-3 tahun, saat ini sebagian besar dilaksanakan di keluarga, sedangkan pada usia 3-6 tahun

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga umumnya sebagian orang tua sudah menyekolahkan anaknya di berbagai lembaga PAUD, antara lain Taman Kanak-kanak, Raudhatul Athfal, Taman Pendidikan Quran, Kelompok Bermain, dan sebagainya. Hal ini berarti pendidikan anak dilaksanakan di dua tempat, yaitu di sekolah dan (semestinya juga) di dalam keluarga.

  Dari berbagai literatur yang berkenaan dengan produk AR kebijakan dan program yang bertujuan menjembatani

  AB pendidikan yang terjadi di sekolah dengan pendidikan di

  J keluarga dan lingkungan, menyiratkan kesimpulan bahwa

  AS tumbuh kembang optimal dan karakter unggul peserta didik

  M sangat terdukung oleh keterlibatan orang tuanya. Hal ini

  IK diperkuat oleh hasil studi eksplorasi dalam rangka

  D pengembangan pembelajaran dan bahan ajar program &

  D pendidikan keluarga (2015) yang menyatakan jalinan komunikasi

  U antara satuan pendidikan (khususnya PAUD) dengan orang tua

  PA telah terjadi namun frekuensi dan konten serta konteksnya belum

  P- terkelola secara efektif. ) P

  Beranjak dari hal tersebut, maka penulis memandang perlu (c untuk menemukan suatu model pembelajaran bagi para orang tua dari peserta didik berusia 3-6 tahun, agar mereka mau melaksanakan pendidikan di rumah dan dalam keluarga secara sinergis, sinkron, dan saling mendukung. Konsekuensi logis dari kegiatan pendidikan adalah materi belajar. Oleh sebab itu, pengembangan model pembelajaran tersebut sekaligus mengembangkan juga materi-materi belajarnya. Baik model pembelajaran maupun materi belajarnya diarahkan untuk membantu para orang tua mensinergikan pendidikan yang

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga dilakukan di rumah (keluarga), di sekolah, maupun di lingkungan, sehingga mendukung tumbuh kembang optimal dan karakter unggul bagi anak usia 3-6 tahun.

  Berbagai model pembelajaran dapat dilakukan untuk mengajak dan membelajarkan para orang tua di dalam suatu komunitas tentang cara melaksanakan pendidikan keluarga. Model pembelajaran ini juga mempertimbangkan latar belakang

  AR orang tua, baik itu ekonomi, sosial, budaya, agama, sifat, dan

  AB kepribadian orang tua. Walaupun latar belakang orang tua yang

  J berbeda-beda, semua memiliki kemampuan untuk bisa

  AS mentransferkan berbagai nilai yang berlaku di masyarakat

  M kepada anak-anaknya. Nilai – nilai tersebut merupakan

  IK kesepakatan seluruh unsur keluarga, dan pada gilirannya melalui

  D kebiasaan anjangsono antarkeluarga nilai – nilai tersebut menjadi &

  D nilai bersama secara komunitas, bahkan selanjutnya menjadi nilai

  U suatu masyarakat. Kebiasaan anjangsono dan mengobrol

  PA antarkeluarga tentang nilai – nilai kehidupan yang bisa jadi

  P- berujung kesepakatan atau ketidaksepakatan setelah melalui

  ) P proses klarifikasi antarmereka. Proses klarifikasi melalui

  (c anjangsono dan obrolan inilah penulis sebut sebagai kegiatan potensial yang dapat direvitalisasi menjadi kegiatan pembelajaran (utamanya tentang nilai) di masyarakat atau di lingkungan keluarga atau beberapa keluarga yang bergabung untuk itu. Muatan atau materi pembelajaran diutamakan tentang nilai, karena fenomena yang ada saat ini mengindikasikan semakin lunturnya penghayatan dan implementasi tentang nilai – nilai kehidupan yang unggul, baik di masyarakat maupun di keluarga.

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga

  Proses transformasi nilai melalui diskusi (obrolan) dalam keluarga serta anjangsono dan obrolan klarifikatif antarkeluarga penulis angkat menjadi Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat.

  value clarification model

  Klarifikasi nilai ( ) merupakan pendekatan mengajar dengan menggunakan pertanyaan atau proses menilai dan membantu para orangtua untuk mengenali

  AR pola perilaku pribadi masing-masing dan menguasai kemampuan

  AB mendengarkan, menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan

  J nilai yang disepakati. AS

  Para orang tua akan memunculkan pengalamannya untuk M dianalisis bersama orang tua lainnya dalam kumpulan mereka.

  IK Pengalaman tersebut mengandung perilaku dan nilai–nilai yang

  D hidup dalam masyarakat, baik nilai yang positif maupun negatif. &

  D Bermula dari nilai inilah kemudian didiskusikan dan diklarifikasi

  U tingkat penerimaan, penolakan, dan penerapannya bagi

  PA perkembangan prestasi dan karakter unggul anak–anaknya. P-

  ) P

B. Tujuan dan Manfaat

  (c Penyusunan model pembelajaran klarifikasi nilai masyarakat program pendidikan keluarga bagi orang tua dengan anak usia 3-6 tahun ini bertujuan untuk memberikan acuan kepada pengelola, pendidik, dan unsur pembina PAUD di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota dalam melaksanakan program pendidikan keluarga sebagai wahana pembelajaran orang tua untuk melaksanakan klarifikasi nilai masyarakat dan membentuk sinergi orang tua (keluarga) dengan satuan pendidikan dalam mendidik anak-anaknya.

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga

  Manfaat model pembelajaran klarifikasi nilai masyarakat program pendidikan keluarga bagi orang tua dengan anak usia 3-6 tahun ini adalah terbentuknya sinergi orang tua (keluarga) dengan satuan pendidikan dalam menstimulasi tumbuh kembang optimal, prestasi dan karakter unggul anak usia 3-6 tahun.

  C. Pengguna

  AR Model pembelajaran klarifikasi nilai masyarakat program

  AB pendidikan keluarga bagi orang tua yang memiliki anak usia 3-6

  J tahun ini diharapkan digunakan oleh beberapa pihak sebagai

  AS berikut:

  M

  1. Pengelola PAUD;

  IK D

  2. Pendidik PAUD; &

  3. Orang tua; D 4. Pembina/penilik/pengawas PAUD.

  U PA

  D. Ruang Lingkup

  P- Lingkup penulisan model pembelajaran klarifikasi nilai

  ) P (c masyarakat program pendidikan keluarga bagi orang tua dengan anak usia 3-6 tahun terdiri dari lima bab, dengan sistematika penyusunan sebagai berikut:

  1. Bab I, Pendahuluan, berisi uraian tentang: latar belakang, tujuan, sasaran pengguna, ruang lingkup model;

  2. Bab II, Konsep Dasar, memaparkan tentang: konsep PAUD, konsep pendidikan keluarga, konsep tripusat dalam pendidikan, teori komunikasi timbal balik;konsep terpusat dalam pendidikan Klarifikasi Nilai Masyarakat

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga

  3. Bab III, Operasionalisasi Model, berisi uraian tentang: Prasyarat Penggunaan Model, batasan pembelajaran, tujuan pembelajaran, kurikulum pembelajaran, peserta pembelajaran, fasilitator dan narasumber (pendidik), strategi dan metode pembelajaran, tempat dan sarana pembelajaran, waktu dan biaya, hasil pembelajaran;

  4. Bab IV, Peluang dan Tantangan, menguraikan tentang: AR peluang dan tantangan dari model;

  AB

  5. Bab V, Penutup yang menguraikan tentang kesimpulan dan J rekomendasi.

  AS M

  IK D &

  D U PA P-

  ) P (c

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga

BAB II BAB II KONSEP DASAR KONSEP DASAR A. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) A. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1.

1. Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Anak Usia Dini

  Pendidikan Anak Usia Dini atau disingkat PAUD adalah Pendidikan Anak Usia Dini atau disingkat PAUD adalah AR suatu upaya pembinaan terhadap anak sejak lahir sampai suatu upaya pembinaan terhadap anak sejak lahir sampai

  AB dengan usia enam tahun, dengan usia enam tahun,

  J yang yang dilakukan dilakukan melalui melalui

  AS pemberian pemberian rangsangan rangsangan

  M

  IK pendidikan pendidikan untuk untuk

  D membantu membantu pertumbuhan pertumbuhan

  & dan perkembangan jasmani dan perkembangan jasmani

  D dan rohani agar anak dan rohani agar anak U memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

  PA PAUD bertujuan untuk membentuk anak yang berkualitas, PAUD bertujuan untuk membentuk anak yang berkualitas,

  P- dan memiliki dasar karakter unggul di masa dewasa. dan memiliki dasar karakter unggul di masa dewasa. ) P

  (c PAUD diselenggarakan PAUD diselenggarakan atas prinsip-prinsip sebagai atas prinsip-prinsip sebagai berikut: berikut: a. Berorientasi pada kebutuhan anak.

  a. Berorientasi pada kebutuhan anak.

  b. Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain.

  b. Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain.

  c. Merangsang munculnya kreativitas dan inovasi.

  c. Merangsang munculnya kreativitas dan inovasi.

  d. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar.

  d. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar.

  e. Mengembangkan kecakapan hidup anak.

  e. Mengembangkan kecakapan hidup anak.

  f. Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan sekitar. ada di lingkungan sekitar.

  f. Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga g. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang dengan mengacu pada prinsip-prinsip perkembangan anak.

  h. Rangsangan pendidikan bersifat menyeluruh yang mencakup semua aspek perkembangan berbagai aspek perkembangan/ kecerdasannya. i. Memperhatikan berbagai kearifan lokal dalam menanamkan berbagai nilai dan perilaku, memperhatikan

  AR berbagai kearifan lokal dalam menanamkan berbagai nilai

  AB dan perilaku, yaitu gagasan-gagasan setempat yang

  J bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang

  AS tertanam dan diakui oleh masyarakatnya (M. Echols). M

  Gagasan-gagasan tersebut sudah ada dalam masyarakat

  IK sejak zaman nenek moyang dan diturunkan dari generasi ke

  D generasi. Contoh kearifan lokal yang berhubungan dengan &

  D pendidikan anak usia dini adalah berbagai permainan anak

  U di daerahnya yang memiliki manfaat dalam penanaman

  PA berbagai nilai dan perilaku. P-

  ) P

B. Pendidikan Keluarga

  (c

  Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan lingkungan budaya pertama dan utama dalam rangka menanamkan berbagai nilai dan norma serta mengembangkan berbagai perilaku yang dianggap penting bagi kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Pendidikan dalam keluarga yang

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga terlaksana dengan baik, akan menghasilkan kehidupan yang harmonis dalam keluarga.

  Nick dan De Frain (1987) mengemukakan beberapa hal tentang pegangan menuju hubungan keluarga yang sehat dan bahagia, yaitu:

  1. Terciptanya kehidupan beragama dalam keluarga

  2. Tersedianya waktu untuk bersama keluarga

  3. Interaksi segitiga antara ayah, ibu, dan anak

  4. Saling menghargai dalam interaksi ayah, ibu, dan anak

  5. Keluarga menjadi prioritas utama dalam setiap situasi dan kondisi Keluarga mempunyai 8 fungsi yaitu:

  1. Fungsi Keagamaan Orang tua menjadi contoh panutan bagi anak-anaknya dalam beribadah termasuk sikap dan perilaku sehari-hari sesuai dengan norma agama.

  2. Fungsi Sosial Budaya Orang tua menjadi contoh perilaku sosial budaya dengan cara bertutur kata, bersikap, dan bertindak sesuai dengan budaya timur agar anak-anak bisa melestarikan dan mengembangkan budaya dengan rasa bangga.

  3. Fungsi Cinta Kasih Orang tua mempuyai kewajiban memberikan cinta kasih, orang tua mempuyai kewajiban memberikan cinta kasih kepada anak-anak, anggota keluarga lain sehingga keluarga menjadi wadah utama menanamkan cinta kasih dalam kehidupan anak.

  (c ) P

  P- PA U D

  & D

  IK M AS J AB AR Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga

  4. Fungsi Perlindungan Orang tua selalu berusaha menumbuhkan rasa aman, nyaman dan kehangatan bagi seluruh anggota keluarganya sehingga anak-anak merasa nyaman berada di rumah.

  6. Fungsi Sosial dan Pendidikan Orang tua mampu mendorong anak-anaknya untuk bersosialisasi dengan lingkungannya serta mengenyam memperoleh pendidikan untuk masa depannya.

  & D

  P- PA U D

  (c ) P

  Pendidikan keluarga adalah usaha sadar yang dilakukan orang tua, karena mereka pada umumnya merasa terpanggil (secara naluriah) untuk membimbing dan mengarahkan, pengetahuan nilai dan

  8. Fungsi Lingkungan Orang tua selalu mengajarkan kepada anak-anak untuk menjaga dan memelihara lingkungan keharmonisan keluarga dan lingkungan sekitar.

  7. Fungsi Ekonomi Orang tua bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

  5. Fungsi Reproduksi Orang tua sepakat untuk mengatur jumlah anak serta jarak kelahiran dan menjaga anak-anaknya terutama yang sudah remaja untuk menjaga kesehatan reproduksinya, salah satunya dengan menghindari sex kehamilan sebelum menikah.

  5. Fungsi Reproduksi Orang tua sepakat untuk mengatur jumlah anak serta jarak kelahiran dan menjaga anak-anaknya terutama yang sudah remaja untuk menjaga kesehatan reproduksinya, salah satunya dengan menghindari sex kehamilan sebelum menikah.

  4. Fungsi Perlindungan Orang tua selalu berusaha menumbuhkan rasa aman, nyaman dan kehangatan bagi seluruh anggota keluarganya sehingga anak-anak merasa nyaman berada di rumah.

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga

  Pendidikan keluarga adalah usaha sadar yang dilakukan orang tua, karena mereka pada umumnya merasa terpanggil (secara naluriah) untuk membimbing dan mengarahkan, pengetahuan nilai dan

  8. Fungsi Lingkungan Orang tua selalu mengajarkan kepada anak-anak untuk menjaga dan memelihara lingkungan keharmonisan keluarga dan lingkungan sekitar.

  7. Fungsi Ekonomi Orang tua bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

  6. Fungsi Sosial dan Pendidikan Orang tua mampu mendorong anak-anaknya untuk bersosialisasi dengan lingkungannya serta mengenyam memperoleh pendidikan untuk masa depannya.

  IK M AS J AB AR ketrampilan bagi putra-putri mereka sehingga mampu menghadapi tantangan hidup di masa datang.

  Tujuan Pendidikan Keluarga adalah:

  1. Memberikan pengalaman pertama masa anak-anak Pengalaman pertama merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi

  AR anak. Dalam keluarga tentu

  AB interaksi pertama yang dialami

  J seorang anak adalah interaksi

  AS dengan ibunya. Interaksi inilah

  M menjadi pengalaman

  IK (pembelajaran) pertama, utama, dan penting bagi

  D pertumbuhan dan perkembangan anak. &

  D

2. Memberikan kebutuhan emosional anak

  U

  Pendidikan keluarga memenuhi kebutuhan emosional

  PA

  terutama kebutuhan rasa kasih sayang anak. Kebutuhan akan

  P-

  rasa kasih sayang merupakan kebutuhan dasar anak. Anak

  ) P

  memerlukan penerimaan dari orang-orang terdekat dalam

  (c

  hidupnya dan itu adalah keluarga. Terpenuhinya kebutuhan emosional anak pada waktu kecil, membentuk kepribadian anak dengan rasa empati yang penting bagi anak dalam membentuk hubungan sosial di tahapan kehidupan selanjutnya.

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga

  3. Menanamkan dasar pendidikan moril

  Anak belajar untuk membedakan berbagai perilaku, mana yang benar dan mana yang salah. Anak juga belajar untuk melakukan hal yang benar. Di sisi lain anak

  AR

  juga belajar menerima

  AB

  perbedaan, bahwa

  J

  penilaian setiap orang bisa berbeda-beda. Anak belajar saling

  AS

  menghargai perbedaan dan membangun kerja sama dalam

  M kehidupan.

  IK

4. Memberikan dasar pendidikan sosial

  D

  Dalam kehidupan keluarga, anak-anak pun belajar tentang &

  D

  saling tolong antar keluarga, misalnya menjenguk dan

  U

  menyumbang untuk saudaranya yang sakit, berbagi tanggung

  PA

  jawab dalam merawat rumah, bersama-sama menjaga

  P-

  ketertiban keluarga, dan sebagainya. Hal-hal tersebut

  ) P

  memberikan dasar terutama memupuk berkembangnya

  (c kesadaran sosial pada anak.

  Keluarga terdiri dari ayah, ibu, anak, dan komponen pengasuhan lain. Setiap anggota memiliki peran yang berbeda. Peran dalam keluarga menggambarkan watak dan sifat dalam kegiatan yang berhubungan baik

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga secara individu maupun sosial dalam situasi dan posisi tertentu. Peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan perilaku keluarga, kelompok dan masyarakat.

  Berbagai peran anggota keluarga masing-masing adalah sebagai berikut:

1. Peran ayah

  a. Kepala keluarga

  AR

  b. Suami untuk istrinya

  AB

  c. Ayah untuk anaknya

  J

  d. Pencari nafkah utama

  AS

  e. Pendidik

  M

  f. Pelindung

  IK

  g. Anggota dari kelompok sosialnya

  D

  h. Anggota masyarakat dan lingkungan &

  D

2. Peran Ibu

  U

  a. Istri untuk suaminya

  PA

  b. Ibu untuk anaknya

  P-

  

c. Pengurus rumah tangga (penanggung jawab utama)

  ) P

  d. Pengasuh dan pendidik

  (c

  e. Anggota dari kelompok sosial

  f. Anggota masyarakat dan lingkungan

  g. Pencari nafkah (ibu bekerja)

  3. Peran Anak Anak melaksanakan peran sebagai murid yang sedang belajar bertahap sesuai tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, dan spritual sampai ia mampu mengambil peran sebagai orang tua dan anggota masyarakat serta lingkungan.

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga

  4. Peran komponen pengasuhan lain (kakek, nenek, bibi, uwa,

  pengasuh)

  a. Keluarga bagi ayah, ibu, dan anak

  b. Pengasuh dan pendidik

  c. Anggota dari kelompok sosial

  d. Anggota masyarakat dan lingkungan

  e. Pencari nafkah bila ayah dan ibu tidak ada

  AR Tumbuh kembang optimal anak memerlukan 3 komponen,

  AB yaitu:

  J

  1. ASUH (fisik-biologis) AS

  Makan yang bergizi, pemukiman yang layak/rumah yang M sehat, pakaian yang layak/bersih, perawatan kesehatan

  IK teratur, imunisasi, menjaga kebersihan diri

  D

  2. ASIH (kasih sayang) & D

  Kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya dan anggota U keluarga lainnya.

  PA

  3. ASAH (stimulasi/rangsangan) P-

  Stimulasi (rangsangan) yang bertujuan mengoptimalkan ) P perkembangan anak seperti kecerdasan, keterampilan,

  (c kemandirian, budi pekerti, sopan santun, moral-etika, kreatifitas, produktifitas, dsb.

  Anak yang tidak mendapat lingkungan baik untuk merangsang pertumbuhan otak, misalnya: jarang disentuh, jarang diajak bermain, jarang diajak berkomunikasi, maka perkembangan otaknya lebih kecil 20-30% dari ukuran normal seusianya.

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga

  stabllity and change in human

  Benjamin S. Bloom, dalam

  characteristic menemukan bahwa perkembangan otak pada

  seseorang sebagai berikut: 1. 50% kemampuan belajar seseorang ditentukan dalam 4 tahun pertamanya.

  2. 30% dikembangkan dalam 4 tahun berikutnya; dan 3. 20% sisanya dikembangkan dalam 10 tahun berikutnyanya.

  AR Melihat data tersebut jelaslah mengapa usia dini disebut masa

  AB

  Golden Age

  emas ( ). Pemberian komponen asuh, asah, dan asih J merupakan hal yang penting untuk mendukung tumbuh

  AS kembang optimal anak di rentang usia tersebut. M

  Hasil penelitian di Bailor College of Medicine menyatakan

  IK bahwa lingkungan memberi peran yang sangat besar dalam

  D pembentukan sikap, & kepribadian, dan pengembangan

  D kemampuan anak secara optimal. Intinya lngkungan berperan

  U sebagai penyedia tiga kebutuhan dasar anak untuk tumbuh

  PA kembang yang optimal, yaitu asuh, asah dan asih. P-

  ) P

C. Klarifikasi Nilai Masyarakat

  (c Klarifikasi nilai ( value clarification model ) merupakan pendekatan mengajar dengan menggunakan pertanyaan

  valuing

  atau proses menilai (

  process ) dan membantu para

  orangtua untuk menguasai kemampuan mendengarkan, menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan nilai yang disepakati. Nilai tersebut adalah nilai-

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga nilai yang tumbuh disekelililing pertumbuhan dan perkembangan anak.

  Dalam model ini (kasus ujicoba) nilai yang akan dibelajarkan, dibatasi pada nilai sebagai berikut;

  1. K (Kreatif)

  2. A. (Amanah)

  3. M (Mandiri) AR

  4. P (Percaya diri) AB

  5. I (Inovatif) J

  6. UN (Unggul) AS

  Nilai–nilai tersebut di atas disingkat menjadi akronim M

  KAMPIUN. Nilai-nilai tersebut kemudian dijabarkan dan

  IK diwujudkan dalam perilaku. Berikut ini uraian perilaku yang

  D merupakan target pelaksanaan pengasuhan anak dan juga tolak &

  D ukur penilaian keberhasilan teknik parenting yang dilaksanakan

  U orang tua :

  PA No Nilai Perilaku

  P-

  1 Kreatif - Memiliki banyak ide/ gagasan

  • Memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan

  ) P banyak mengajukan pertanyaan

  (c

  • Senang membuat sesuatu dari bahan yang ada disekitarnya
  • Senang dengan hal-hal baru dan menantang
  • Tidak pernah merasa bosan

  2 Amanah - Menepati janji dan terbiasa berkata jujur

  • Bisa menyimpan dan menjaga rahasia
  • Menyampaikan pesan yang dititipkan padanya
  • Melakukan tugas yang diberikan guru/orang tua/orang lain
  • Mengerti mana barang miliknya sendiri dan mana milik orang lain

  3 Mandiri - Memakai sepatu sendiri

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga

  No Nilai Perilaku

  • Makan sendiri
  • Memakai baju sendiri
  • Ke toilet dan cebok sendiri
  • Mandi sendiri

  4 Percaya - Berani menyatakan pendapatnya diri - Berani bertanya dan menjawab dan menjawab pertanyaan

  • Bangga dengan dirinya
  • Berani melakukan sesuatu tanpa bantuan

  AR

  • Berani mencoba hal yang baru
  • Mau melakukan tantangan dan tidak

  AB mudah menyerah

  J

  • Berani mempertahankan apa yang dipahami

  AS

  • Ingin tampil menjadi juara

  M

  • Bangga terhadap hasil karya

  IK

  5 Inovatif - Mengerjakan tugas dengan prinsip terbaik D

  6 Unggul - Melaksanakan tugas dengan sempurna tahapannya &

  • Disiplin waktu

  D U Pendekatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran

  PA dan mengembangkan kemampuan orangtua untuk

  P- mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri dan nilai-nilai yang lain. ) P

  Cara yang dapat dimanfaatkan dalam pendekatan klarifikasi (c nilai masyarakat, antara lain; bermain peran, simulasi, analisis mendalam tentang nilai sendiri, aktifitas yang mengembangkan sensitifitas kegiatan orangtua dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak yang focus pada pendidikan karakter unggul.

  Selanjutnya setelah klarifikasi nilai masyarakat dilaksanakan, adalah pembentukan nilai dan perilaku tersebut kepada anak. Langkah-langkah pembentukan perilaku pada anak adalah pemberian pemahaman, pelatihan, dan pembiasaan yang dilakukan di rumah (keluarga) dan Satdik. Berikut ini

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga

  Model Pembelajaran Klarifikasi Nilai Masyarakat Program Pendidikan Keluarga

  lengkapi siapa  Buat daftar perilaku mandiri yang akan ditanamkan kepada anak.

  & D

  P- PA U D

  (c ) P

  21 hari.  Selama pembiasaan, pemberian pemahaman tentang pentingnya kemandirian tetap dilaksanaka n untuk terus menguatkan motivasi dalam diri anak.

  latihan berulang- ulang minimal sampai

  setting

   Ulang kembali

   Motivasi anak untuk melakukan latihannya, contoh: “Nak, ayo pakai sepatunya sendiri, bunda sedang berpakaian juga, setelah selesai kita berangkat .”  Biarkan anak melakukan sendiri, kita cukup mengamati. Bila ada kesulitan, coba biarkan

   Siapkan diri untuk bisa membimbing saat pelatihan, misalnya saat anak akan memakai sepatu sendiri pastikan kita siapkan waktu, bahan- bahan, kata motivasi, dan apresiasinya.

   Pilih satu atau dua perilaku mandiri yang akan dilatihkan.

   who /siapa:

  contoh gambaran praktek langkah-langkah menanamkan perilaku mandiri : Pemberian

  /di mana: Lengkapi dengan keterangan tempat perilaku mandiri tersebut dilaksanakan

   where

  Kapan mengerjakan sesuatu dengan mandiri, kapan bisa meminta tolong.

   when /kapan:

  /mengapa: mengapa anak perlu mandiri, apa manfaat melakukannya, apa akibat bila tidak mandiri.

   why

  /apa: apa itu mandiri, apa saja yang harus dilakukan anak dengan mandiri. Siapkan media ilustrasi (gambar) agar anak 3-6 tahun lebih mengerti.

   what

  Terangkan definisi perilaku mandiri yang akan diajarkan secara detil dengan menjawab 4 w 1 h;

  Pemahaman Pelatihan Pembiasaan

  IK M AS J AB AR Pemberian Pelatihan Pembiasaan

  Pemahaman yang harus anak mandiri, dan siapa menyelesaikan yang bisa dimintai sendiri dulu. Buat tolong alasan misalnya

  how /bagaimana: kita sedang

   langkah-langkah mengerjakan melakukan yang lain. Contoh berbagai kegiatan kata-katanya : AR secara mandiri, “Dicoba dulu ya,

  Nak! Bunda masih contoh: AB bagaimana cara belum selesai

  J memasang sepatu mandi.” sendiri? usaha

   Apresiasi AS anak baik bila