BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis Yang Relevan - Devy Fajar Renantri Bab II

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis Yang Relevan Untuk membedakan penelitian yang berjudul Ciri-Ciri Dan Teknik-Teknik Persuasif Ujaran Motivator Pada Acara Talk show Generasi Emas Tvri Youtube Tayang April 2017 dengan penelitian yang telah ada sebelumnya, maka penulis

  meninjau dua penelitian mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto, yaitu skripsi Eti Veriyani dan Nurul Indah Sari. Melalui tinjauan ini peneliti dapat mengetahui persamaan dan perbedaan kedua penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan. Kemudian kedua skripsi tersebut peneliti jadikan acuan atau referensi untuk melakukan penelitian yang berbeda dari sebelumnya.

1. Penelitian dengan judul Wacana Persuasif Dalam Iklan Barang Elektronik Pada Surat Kabar Suara Merdeka, oleh Eti Veriyani tahun 2011.

  Skripsi di atas mendeskripsikan teknik- teknik persuasif, bentuk tindak tutur (lokusi, ilokusi dan perlokusi) dan aspek serta efek komunikasi yang terdapat pada wacana persuasif pada iklan barang elektronik dalam surat kabar Suara Merdeka. Data yang digunakan adalah kalimat-kalimat dalam wacana iklan barang elektronik. Sumber datanya adalah surat kabar Suara Merdeka yang terbit pada September 2010, Oktober 2010, Desember 2010. Jenis penelitian tersebut termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Tahap penyediaan data dibagi menjadi tiga yaitu : (a) pengumpulan data yang sudah ditandai dengan pencatatan data, (b) pemilah- pemilahan dengan membuang data yang tidak diperlukan, (c) penataan menurut tipe atau jenis terhadap apa yang telah dicatat, dan dipilah-pilah. Selanjutnya, teknik dasar

  10 yang digunakan adalah metode cakap. Tahap analisis data menggunakan metode padan referensial dengan teknik Pilah Unsur Penentu (PUP), dan teknik lanjutan adalah teknik Hubung Banding Menyamakan (HBS). Tahap penyajian hasil analisis data, menggunakan metode informal, yaitu metode penyajian dengan kata-kata biasa.

  Penelitian tersebut menghasilkan teknik-teknik persuasif yaitu: rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konformitas, kompensasi, penggantian, dan proyeksi. Tindak tutur (lokusi, ilokusi, dan perlokusi), aspek komunikasi yang berupa : aspek fisik, psikologis, sosial,dan waktu. Efek komunikasi berupa umpan balik positif dan negatif.

  Persamaan dari penelitian terdahulu yaitu sama-sama membahas mengenai teknik- teknik persuasif. Selanjutnya metode yang digunakan menggunakan metode padan dan teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) sebagai teknik lanjutnya. Perbedaan penelitian ini terletak pada materi ciri-ciri persuasif, metode penelitian, data dan sumber data.

2. Penelitian dengan judul Wacana Persuasif Dalam Spanduk Kampanye Pilkada

  Banyumas Tahun 2013, oleh Nurul Indah Sari

  Skripsi tersebut mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur, wujud imperatif pragmatik dan teknik-teknik persuasi yang terdapat dalam spanduk kampanye pilkada Banyumas tahun 2013. Jenis penelitian termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah wacana tulis yang terdapat dalam spanduk kampanye pilkada Banyumas tahun 2013. Pada penyediaan data, peneliti mengamati spanduk kampanye pilkada Banyumas tahun 2013, memotret spanduk pilkada Banyumas tahun 2013, mencatat wacana dalam spanduk tersebut mengklasifikasikan data berdasarkan bahasa, berdasarkan tindak tututr, bersadarkan wujud pragmatik imperatif, dan berdasarkan teknik-teknik persuasi. Tahap analisis data, dilakukan dengan metode agih dan metode padan. Metode agih yaitu metode yang alat penentunnya berupa bagian dari bahasa (language) yang bersangkutan itu sendiri dan metode padan yaitu metode yang alat penentunnya diluar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (language) yang bersangkutan. Metode padan yang dilakukan adalah metode padan ortografis yang alat penentunya tulisan dan metode padan pragmatis alat penentunya mitra wicara, sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik dasar metode agih. Teknik lanjutannya yaitu teknik ganti dengan teknik ganti akan diketahui kadar kesamaan kelas atau kategori unsur terganti dengan unsur pengganti. Tahap penyajian hasil analisis data, data disajikan secara informal. Penelitian tersebut menghasilkan jenis tindak tutur (lokusi, ilokusi dan perlokusi), sedangkan wujud tindak tutur yaitu tindak tutur langsung dan tidak langsung. Tindak tutur langsung disampaikan menggunakan kalimat berita (deklaratif), kalimat tanya (interogatif), dan kalimat perintah (imperatif), sedangkan tindak tutur tidak langsung disampaikan menggunakan kalimat berita (deklaratif), kalimat tanya (interogatif). Wujud imperatif pragmatik yang ditemukan adalah wujud imperatif pragmatik perintah dalam bentuk kalimat perintah (imperatif), yang ditandai dengan, wujud imperatif pragmatik permohonan yang ditandai dengan kata mohon, wujud imperatif pragmatik bujukan yang ditandai dengan hadiah yang mendukung, dan wujud imperatif pragmatik ajakan yang bernada mengajak. Teknik-teknik persuasi yang digunakan adalah teknik rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konformitas, kompensasi, dan penggantian.

  Perbedaannya, yaitu peneliti mengamati ciri-ciri persuasif, tidak mengamati tindak tutur. Penelitian ini juga terdapat perbedaan pada masalah penelitian dan sumber data.

  Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penelitian mengenai wacana persuasif pada tayangan talk show Generasi Emas belum pernah dilakukan. Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya terletak pada materi ciri persuasif, teknik persuasif, penyediaan data, data dan sumber data. Data yang dianalisis adalah ujaran motivator.

  Tahap penyediaan data dalam penelitian ini tidak menggunakan teknik lanjutan berupa teknik rekam, tetapi menggunakan simak dan teknik catat. Teknik catat yaitu peneliti menyimak/ menyadap kemudian mencatat wacana persuasif yang terdapat dalam tayangan Generasi Emas. Sumber datanya adalah tayangan talk show Generasi Emas.

  B.

   Ujaran 1.

   Pengertian Ujaran

  Ujaran adalah kalimat yang dilisankan (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,2008: 1518). Menurut Kridalaksana (2008:249) ujaran adalah kalimat atau bagian kalimat yang dilisankan. Jadi dapat disimpulkan ujaran merupakan kalimat yang dilisankan, kalimat yang disampaikan oleh penutur harus mempunyai maksud dan tujuan sehingga apa yang disampaikan oleh penutur mudah dipahami oleh lawan tutur. Ujaran biasanya berupa lisan, sementara representasi dari ujaran dalam bentuk tertulis.

2. Aneka Aspek Situasi Ujaran

  Menurut Tarigan (1984: 32-35) aneka aspek situasi ujaran ada beberapa aspek yaitu :

a. Pembicara/Penulis dan Penyimak/Pembaca

  Dalam setiap situasi ujaran harus ada pihak pembicara (penulis) dan pihak penyimak (pembaca). Pembicara merupakan orang yang menyatakan gagasan tertentu di dalam sebuah proses komunikasi. Sementara itu penyimak adalah orang yang menjadi sasaran atau lawan bicara di dalam penuturan. Oleh karena itu, dalam sebuah talk show, komunikasi antara pembicara dan penyimak dilakukan secara silih berganti agar dapat berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Keterangan ini mengandung implikasi bahwa pragmatik tidak hanya terbatas kepada bahasa tulis, tetapi mencakup bahasa lisan. Karena tidak semua tindak ujar yang dilakukan dalam suatu komunikasi hanya dilakukan lewat lisan saja melainkan sebuah komunikasi dapat berjalan melalui sebuah tulisan. Oleh karena itu untuk memudahkan pembicara selanjutnya pembicara/penulis disingkat menjadi pa dan penyimak/pembaca menjadi

  pk (Leech,1983:15).

  b. Konteks Ujaran

  Kata konteks dapat diartikan dengan berbagai cara, misalnya memasukkan aspek- aspek yang „sesuai‟ atau „relevan‟ mengenai latar fisik dan sosial suatu ucapan, agar apa yang menjadi pembicaraan tersebut dapat diterima oleh penyimak. Dalam hal ini, konteks diartikan sebagai setiap latar belakang pengetahuan yang diperkirakan dimiliki dan disetujui bersama oleh pa (pembaca) dan pk (penyimak) serta yang menunjang interpretasi pk terhadap apa yang dimaksud pa dengan ucapan tertentu. Di dalam pragmatic, konteks ini berarti semua latar belakang pengetahuan yang dipahami bersama oleh pembicara dan penyimak. Konteks ini berperan membantu penyimak/pembaca (pk) dalam menafsirkan maksud yang dinyatakan oleh pembicara/penulis (pa).

  c. Tujuan Ujaran

  Tujuan ujaran adalah apa yang ingin dicapai pembicara dengan melakukan tindakan komunikasi. Setiap situasi ujaran atau ucapan tentu mengandung maksud dan tujuan tertentu. Dengan kata lain, kedua belah pihak yaitu selanjutnya pembicara/penulis disingkat menjadi pa dan penyimak/pembaca menjadi pk terlibat dalam suatu kegiatan yang berorientasi pada tujuan tertentu. Konteks ini menjadikan hal yang melatarbelakangi ujaran, karena semua tutran yang disampaikan oleh pembicara memiliki suatu tujuan atau maksud yang diharapkan. Dalam hal ini bentuk ujaran yang bermacam-macam dapat digunakan untuk menyatakan maksud yang sama, ataupun sebaliknya. Misalkan bentuk ujaran pagi dapat digunakan untuk menyatakan maksud yang sama, yakni menyapa penyimak atau lawan tutur pada saat acara tersebut ditayangkan pagi hari. Selain itu ujaran selamat pagi pada konteks yang berbeda dapat diartikan mengejek apabila diucapkan dengan nada tertentu pada saat kita terlambat dating ke pertemuan, masuk kelas dan sebagainya.

d. Tindak Ilokasi

  Bila tata bahasa menggarap kesatuan-kesatuan statis yang abstrak seperti kalimat-kalimat (sintaksis) dan proposisi-proposisi (semantik), maka pragmatik menggarap tindak-tindak verbal atau performasi-performasi yang berlangsung di dalam situasi khusus dalam waktu tertentu. Dalam hal ini, pragmatik menggarap bahasa dalam tingkatan yang lebih konkret dari pada tata bahasa. Singkatnya, ucapan dianggap sebagai suatu bentuk kegiatan atau suatu tindak ujar. Tindakan ilokusi yang ingin dicapai oleh pembicara atau penutur pada saat menuturkan sesuatu dan dapat disebut tindakan yang menyatakan sebuah janji, permintaan maaf, mengancam, memerintah, meminta dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tindak ilokusi tidak hanya bermakna untuk menginformasikan sesuatu tetapi juga mengacu untuk melakukan sesuatu.

e. Ucapan sebagai Produk Tindak Verbal

  Ada pengertian lain dari yang dapat dipakai dalam pragmatik, yaitu mengacu pada produk suatu tindak verbal, bukan hanya tindak verbal itu sendiri. Sebagai contoh,”Dapatkah Anda tenang sedikit?” diucapkan dengan intonasi yang sopan dan hormat, dapat diartikan sebagai suatu kalimat atau sebagai suatu pertanyaan, ataupun sebagai permintaan. Akan tetapi, kita sudah terbiasa memperlakukan istilah-istilah seperti kalimat dan pertanyaan bagi kesatuan-kesatuan gramatik yang diturunkan dari system bahasa, dan memperlakukan istilah ucapan sebagai contoh dari kesatuan- kesatuan, yang didefinisikan oleh pemakaiaannya dalam system tertentu.

  Dengan demikian, suatu ucapan merupakan suatu contoh kalimat atau suatu bukti kalimat; tetapi jelas tidak merupakan suatu kalimat. Dalam pengertian kedua ini, ucapan merupakan unsur yang maknanya kita telaah dalam pragmatik. Sesungguhnya secara tepat kita dapat memberikan pragmatic sebagai ilmu yang menelaah makna ucapan, dan semantik yang menelaah makna kalimat. Akan tetapi, kita tidak perlu beranggapan bahwa semua ucapan merupakan bukti-bukti kalimat. Terkadang sukar membedakan ucapan yang termasuk pada (d) dan (e). Untuk menghindari salah pengertian itu maka ucapan yang dimaksud pada (d) di atas yang berkaitan dengan tindak ujar disebut tindak ilokusi, dan makna ucapan itu dapat disebut sebagai kekuatan ilokusi.

C. Persuasif 1. Pengertian Persuasif

  Wacana persuasif adalah wacana yang berisi paparan, berdaya-bujuk, berdaya- ajak, ataupun berdaya-himbau, yang dapat membangkitkan ketergiuran pembacanya untuk meyakini dan mengikuti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis atau pembacanya (Marwoto. Dkk., 1987: 176). Bentuk- bentuk persuasi yang dikenal secara umum adalah: propaganda yang dilakukan oleh golongan- golongan atau badan-badan tertentu, iklan, surat kabar, majalah, atau media masa lainnya, selebaran-selebaran, kampanye lisan dan sebagainya. Wacana persuasif bertujuan agar orang lain dapat menerima dan melakukan sesuatu yang diinginkan oleh penulis. Persuasif itu sendiri adalah suatu usaha menciptakan kesesuain dan kesepakatan melalui kepercayaan. Orang menerima persuasi akan turut puas dan gembira karena ia tidak menerima keputusan itu berdasarkan ancaman (Keraf, 2007 : 118- 119).

2. Ciri- ciri Persuasif

  Menurut Marwoto (1987:176) ciri-ciri persuasif dibagi menjadi tiga yaitu: a.

   Berdaya Bujuk

  Berdaya bujuk yaitu kemampuan yang dilakukan penutur untuk melakukan sesuatu atau mengarahkan lawan tutur kepada suatu sikap tertentu. Kemampuan melakukan sesuatu untuk meyakinkan penutur dengan kata-kata, bahwa yang dikatakan benar. Komunikasi yang dilakukan oleh penutur untuk meyakinkan sesuatu yang disampaikan bisa mempengaruhi lawan tutur. Agar lawan tutur dapat terpengaruh, kalimat yang digunakan harus sesuai dengan karakter orang dituju, Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan dimengerti oleh lawan tutur. Maka dari itu, bujukan yang disampaikan oleh penutur akan mudah mempengaruhi lawan tutur.

  Sehingga dapat disimpulkan bahwa berdaya bujuk adalah kemampuan yang dilakukan oleh penutur untuk mempengaruhi lawan tutur lewat penggunaan kalimat yang menarik perhatian serta daya tarik yang berwibawa.

  b. Berdaya Ajak

  Berdaya ajak yaitu kemampuan penutur untuk melakukan sesuatu tindakan dengan bertindak untuk meminta atau menyuruh. Tindakan yang dilakukan harus bisa meyakinkan lawan tutur yang diminta atau disuruh. Tindakan yang dilakukan harus bisa dipertanggungjawabkan. Untuk meyakinkan lawan tutur tersebut , penutur harus bisa menyesuaikan keadaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berdaya ajak yaitu meminta atau mengajak lawan tutur untuk melakukan hal yang diinginkan oleh penutur. Selanjutnya, tindakan yang dilakukan oleh lawan tutur yaitu memberikan respon atau melakukan apa yang menjadi keinginan penutur.

  c. Berdaya Himbau Berdaya himbau yaitu mengarahkan penutur kepada sesuatu sikap tertentu.

  Kemampuan melakukan sesuatu dengan cara bertindak untuk memanggil atau menyebut nama orang, meminta (menyerukan) dengan sungguh-sungguh. Informasi yang jelas akan memudahkan penonton untuk mengetahui hal yang disampaikan. Pernyataan yang dibuat harus sesuai dengan fakta. Hal tersebut akan menarik simpati lawan tutur dengan mudah untuk memperhatikan penutur yang sedang menyampaikan sesuatu. Dapat disimpulkan bahwa berdaya himbau adalah kemampuan untuk meminta atau mengajak lawan tutur dengan memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami sehingga apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh lawan bicaranya. Oleh sebab itu biasanya ciri berdaya himbau ditunjukkan lewat kalimat perintah seperti jangan, tolong, dan isi dari himbauan biasanya diikuti pertikel-lah.

3. Teknik- teknik persuasif

  Menurut Keraf (2007:124-131) teknik-teknik persuasif antara lain: rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konformitas, kompensasi, penggantian, proyeksi.

  a. Rasionalisasi

  Rasionalisasi sebagai sebuah teknik persuasi dapat dibatasi sebagai: suatu proses penggunaan akal pikiran untuk memberikan suatu dasar pembenaran pada suatu persoalan yang dasar atau alas an itu tidak merupakan sebab langsung dari masalah tersebut. Kebenaran yang dibicarakan dalam persuasi bukanlah kebenaran mutlak tetapi kebenarannya hanya berfungsi untuk melancarkan jalan agar keinginan, sikap, kepercayaan, atau tindakan yang telah dilakukan atau yang diambil dapat dibenarkan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan rasionalisasi merupakan situasi yang memperlihatkan yang tampaknya dapat diterima oleh akal sehat atau logika.

  Kemudian, rasionalisasi dapat berjalan baik apabila penutur mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan lawan bicara serta bagaimana sikap dan keyakinan mereka. Terkadang fakta atau data-data dalam pembicaraan akan mempermudah untuk mengetahui itu sebuah rasionalisasi.

  b. Identifikasi

  Menurut keraf (2007:124-131) identifikasi merupakan kunci keberhasilan penutur. Bila terdapat situasi konflik antara pembicara dengan lawan tutur, maka penutur harus berusaha mengaburkan situasi tersebut. Sehingga untuk dapat menemukan dasar umum yang sama, dalam pembicaraan lawan tutur selalu mengajukan pertanyaan: untuk siapa pertanyaan itu diajukan. Dengan berusaha menjawab pertanyaan itu dengan tepat, pembicara akan lebih mudah mengidentifikasi dirinya dengan ciri, tingkat pengetahuan, dan kemampuan lawan bicara atau mereka yang menjawab pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, identifikasi merupakan kemampuan yang dimiliki penutur untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh lawan tutur.

  c. Sugesti

  Menurut keraf (2007:124-131) sugesti adalah suatu usaha untuk membujuk atau mempengaruhi lawan tutur untuk menerima suatu keyakinan atau pendirian tertentu tanpa memberi suatu dasar tertentu atau kepercayaan yang logis pada penonton yang ingin dipengaruhi. Dalam kehidupan sehari-hari, sugesti biasanya dilakukan dengan kata- kata dan nada suara. Rangkaian kata-kata yang menarik dan meyakinkan, disertai dengan nada suara yang penuh dan berwibawa seseorang dapat mempengaruhi lawan bicara dengan mudah. Oleh karena itu, sugesti biasa dilakukan oleh penutur untuk memanfaatkan hasil sebagai apa yang diinginkan, dengan menggunakan kata-kata yang berulang juga dapat mempermudah penutur untuk mempengaruhi lawan tutur.

  d. Konformitas

  Menurut keraf (2007:124-131) konformitas adalah suatu keinginan atau suatu tindakan untuk membuat diri serupa dengan suatu hal yang lain. Sikap yang diambil pembicara untuk menyesuaikan diri dengan keadaan supaya timbul ketegangan juga termasuk konformitas. Teknik konformitas mirip dengan teknik identifikasi.

  Perbedaannya adalah dalam identifikasi pembicara hanya menyajikan beberapa hal yang menyangkut dirinya dengan lawan bicara, sedangkan konformitas pembicara memperlihatkan bahwa dirinya mampu berbuat dan bertindak sebagaimana para lawan bicara. Jadi dapat disimpulkan bahwa konformitas adalah kemampuan yang dilakukan oleh pembicara untuk memperlihatkan bahwa dirinya juga dapat melakukan seperti yang dilakukan oleh lawan bicaranya. Tidak hanya pengetahuan tetapi skill yang dimiliki antara penutur dan lawan tutur.

  e. Kompensasi

  Menurut keraf (2007:124-131) kompensasi adalah suatu tindakan atau suatu hasil dari usaha untuk mencari suatu pengganti (subsitut) bagi suatu hal yang tidak dapat diterima, suatu sikap atau keadaan yang tidak dapat dipertahankan. Usaha mencari penggantian terjadi karena tindakan atau keadaan asli sudah mengalami

  

frustasi . Substitute yang dicari harus merupakan suatu hal yang belum terlibat atau

  belum tercakup dalam hal keadaan yang asli. Dalam persuasif, pembicara dapat mendorong lawan tutur untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan lain yang diinginkan oleh penutur dengan menunjukkan secara meyakinkan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk itu. Apabila tindakan atau perbuatan tersebut dilakukan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan kemampuan kita, pembicara yakin akan dicapai hasil yang jauh lebih cemerlang, dan sekaligus akan mengangkat nama dan kedudukan orang terebut.

  f. Penggantian

  Menurut keraf (2007:124-131) penggantian (displacement) adalah suatu proses yang berusaha menggantikan suatu maksud atau hal yang mengalami rintangan dengan suatu maksud atau hal lain yang sekaligus menggantikan emosi kebencian asli, atau kadang-kadang emosi cinta kasih yang asli. Beberapa fenomena yang terdapat dalam masyarakat pada umumnya memperlihatkan dengan jelas teknik persuasi ini.

  Kita kenal apa yang dimaksud dengan kambing hitam (orang yang sebenarnya tidak bersalah, tetapi dipersalahkan atau dijadikan tumpuan permasalahan). Dalam kambing

  

hitam , suatu objek yang menjadi sasaran kebencian atau kemarahan dialihkan atau

  digantikan dengan objek lain yang sebenarnya tidak harus menerima kebencian atau kemarahan itu. Dalam persusif pembicara berusaha meyakinkan lawan bicara untuk mengalihkan suatu objek atau tujuan tertentu kepada suatu tujuan lain.

g. Proyeksi

  Menurut keraf (2007:124-131) proyeksi adalah suatu teknik untuk menjadikan sesuatu yang tadinya subjek menjadi objek. Sesuatu watak yang dimiliki seseorang, tidak mau diakui lagi sebagai sifat atau wataknya, tetapi dilontarkan sebagai sifat dan watak orang lain. Jika seseorang diminta untuk mendeskripsikan seseorang yang tidak disenanginya, ia akan berusaha untuk mendeskripsikan hal-hal yang baik mengenai dirinnya sendiri. Kesalahan yang dilakukan seseorang dilemparkannya kepada orang lain, bahwa orang lain itu yang melakukannya. Disimpulkan bahwa proyeksi merupakan teknik penggatian yang dilakukan oleh pembicara untuk mengganti suatu subjek pembicaraan menjadi topik utama sebuah pembicaraan.

D. Motivator

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) motivator memiliki dua arti, yaitu : (1) orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya sebuah motivasi kepada orang lain untuk melaksanakan sesuatu, pendorong dan penggerak. (2) orang yang ditunjuk untuk memberikan penerangan dan motivasi kepada seseorang. Motivator merupakan orang yang memiliki profesi atau pencaharian dari memberikan sebuah motivasi kepada orang lain. Pemberian motivasi ini biasanya melalui pelatihan (training), namun juga dapat dilakukan melalui sebuah mentoring atau sebuah counseling. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivator adalah orang yang memiliki sebuah pekerjaan yaitu untuk memberikan motivasi atau pencerahan bagi orang-orang dalam bentuk konseling. Pada umumnya motivasi dilakukan dalam bentuk pelatihan(training). Kecuali, bagi motivator yang yang memiliki acara di televisi hal itu akan dapat diakses secara gratis oleh pemirsa di rumah.

E. Talkshow 1. Pengertian Talkshow

  Morissan berpendapat bahwa talk show atau perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh pembawa acara. Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas. Menurut Wibowo (2007:8) program pembicaraan tiga orang atau lebih mengenai suatu permasalahan. Dalam program ini masing-masing tokoh yang diundang dapat saling bicara mengemukakan pendapat dan presenter bertindak sebagai moderator yang terkadang juga melemparkan pendapat atau membagi pembicaraan. Program talkshow ditelevisi memiliki empat komponen mendasar, yaitu : studio, televisi, host, dan penonton. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Talkshow merupakan program televisi yang dipandu oleh pembawa acara dan mendatangkan bintang tamu sebagai pengisi acara dan mereka yang diundang dalam acara tersebut adalah orang-orang yang ahli dalam bidangnya atau seseorang yang memang memiliki pengalaman hidup yang menarik.

2. Jenis-Jenis Program Talk Show dan Syarat Pengemasannya

  Berikut jenis-jenis program talk show (Wibowo, 2007 : 67-84) : a. Program Uraian Pendek atau Pernyataan (The Talk Program).

  Program ini ketika penonton menyaksikan acara televisi, pada saat itu muncul seorang presenter (penyaji) menceritakan sesuatu yang menarik. Presenter ini muncul di tengah suatu program feature, di antara sajian acara musik, dan di awal suatu acara sebagai pembukaan atau dalam suatu acara cerita menarik yang disajikan secara khusus. Dalam tahap perencanaan yang harus diperhatikan adalah permasalahan yang diuraikan sedang hangat menjadi bahan pembicaraan umum, sangat penting dan penonton membutuhkan penjelasan mengenai hal itu, uraian juga harus dapat membuat gembira penonton. Saat produksi presenter harus memulai uraian dengan sesuatu yang membangkitkan rasa ingin tahu dari penonton.

  b. Program Vox-pop Masyarakat.

  Suatu program yang mengetengahkan pendapat umum tentang suatu masalah. Tahap perencanaan dimulai dari menetapkan tema yang akan dipertanyakan, menetapkan pertanyaan, mencoba pertanyaan ke beberapa teman, memilih reporter yang cukup terlatih, menentukan siapa yang akan diberi pertanyaan. Teknik pelaksanaan, reporter harus menunjukkan sikap ramah, sopan dan simpatik, perkenalkan identitas dan kemukakan keperluan secara jelas. Apabila pribadi itu menyatakan kesediaannya, reporter dapat langsung mulai mengajukan pertanyaan sambil memberi tanda kepada kameramen untuk menyiapkan tombol kamera video.

  c. Program Wawancara (interview).

  Pertama-tama produser atau pewawancara harus menentukan siapa yang akan menjadi tamu. Dipilih seorang tokoh yang populer di masyarakat dalam bidangnya, atau bisa jadi seorang tokoh kontroversi, di mana masyarakat biasanya ingin tahu pandangan-pandangannya mengenai suatu peristiwa aktual. Kemudian, membuat pertanyaan-pertanyaan untuk program talk show wawancara. Tahap produksi, untuk program talk show interaktif, biasanya sudah hadir penonton yang akan terlibat dalam program tersebut, atau mungkin program tersebut ditayangkan tanpa penonton di studio televisi, tetapi interaktif dilaksanakan melalui telepon. Dalam program talk show interaktif, pewawancara harus memberi kesempatan baik kepada penonton di studio televisi, maupun penonton di rumah untuk mengajukan pertanyaan.

  d. Program Panel Diskusi.

  Program talk show diskusi adalah program pembicaraan tiga orang atau lebih mengenai suatu permasalahan. Dalam program ini masing-masing tokoh yang diundang dapat saling berbicara mengemukakan pendapat dan presenter bertindak sebagai moderator yang terkadang juga melontarkan pendapat atau membagi pembicaraan.

F. Acara Generasi Emas Acara Generasi Emas ditayangkan pertama kali pada tanggal 02 Juni 2015.

  Sehingga acara tersebut sudah berjalan kurang lebih tiga tahun sampai saat ini.

  Generasi yaitu angkatan atau turunan, emas/ keemasan yaitu kecermelangan atau kejayaan. Sehingga generasi emas merupakan angkatan yang memiliki kejayaan.

  Acara tersebut selalu memiliki pokok perbincangan yang menarik yaitu membahas mengenai berbagai hal yang melekat dengan pemuda-pemudi Indonesia. Oleh karena itu, acara tersebut mengharapkan banyak generasi muda Indonesia yang mau bangkit merubah pola pikir untuk membangun Indonesia yang lebih maju. Karena acara Generasi Emas banyak memberikan motivasi kepada generasi muda yang mau melangkah lebih baik. Dari beberapa acara talkshow di televisi, TVRI menghadirkan sebuah program acara talkshow yang menarik dan inspiratif. Generasi Emas merupakan acara talkshow yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi kepada putra-putri Indonesia untuk memiliki sebuah impian, cita-cita, dan semangat untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju dan unggul dari negara- negara di dunia. Acara Generasi Emas sangat berpengaruh bagi generasi muda Indonesia karena pada acara tersebut banyak menuangkan gagasan yang akan membangkitkan semangat anak muda Indonesia. Generasi Emas selalu dipandu oleh pembawa acara dan motivator ternama di Indonesia yaitu, Bapak Dr. Ari Ginanjar Agustian. Program acara ini terkadang dipandu oleh Nong Niken atau Marsya sebagai dan Dr. Ari Ginanjar Agustian sebagai motivator, serta sering juga

  Host

  mendatangkan bintang tamu yang memberikan pengalaman atau pelajaran hidup yang bermakna serta berpengaruh banyak untuk pemuda-pemudi Indonesia. Program Generasi Emas ditayangkan pada setiap hari Senin, pukul 21.00 WIB, dalam acara tersebut tema yang diangkat beraneka ragam dan tidak jauh dari kehidupan kita sehari- hari. Perbedaan acara Generasi Emas dengan talk show lain yaitu terletak pada tema, bintang tamu, pembawa acara dan penonton. Acara generasi emas selalu membawakan tema yang menarik, penuh dengan motivasi karena acara talk show tersebut dipandu oleh seorang motivator terkenal di Indonesia yaitu bapak Ari Ginanjar. Selain tema dan pembawa acara tentu bintang tamu yang diundang merupakan orang-orang ternama di Indonesia yang memiliki kehidupan menarik untuk diketahui, serta penonton yang didatangkan dalam talkshow tersebut adalah mahasiswa.