TREND PERKEMBANGAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2001-2010

TREND PERKEMBANGAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Ekonomi Oleh:

  

Darwis Alfonsus

  NIM : 05 1324 006

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

  

PERSEMBAHAN

  Karya sederhana ini saya persembahkan kepada orang-orang yang telah mendukung dan memberikan banyak perhatian kepada saya selama menempuh masa studi di perguruan tinggi dari awal hingga akhir serta dalam proses penulisan skripsi ini.

  Pertama , Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai saya

  dengan limpahan rahmat dan Roh Kudus yang tiada tara. Sering kali saya terjatuh, gagal bahkan putus asa, namun kasih dan perlindungan-Mu membuat saya kuat dan tetap bertahan menghadapi segala cobaan. Terima kasih Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria.

  , kedua orang tua saya Bapak Ignatius Peem dan Ibu Hilaria Aim yang

  Kedua

  selalu mendukung aktivitas akademik saya. Meskipun kita hidup dalam kondisi ekonomi yang serba kekurangan, namun kerja keras, doa dan harapan kalian mampu mengantarkan saya meraih cita-cita. Terima kasih atas izinnya meninggalkan sementara keluarga dan kampung halaman demi menuntut ilmu dan mengejar cita-cita di Tanah Sultan. Hal ini saya lakukan demi kemajuan keluarga, masyarakat dan bangsa.

  , adik-adikku yang tercinta Dirgo, Doyo dan Duta. Terima kasih atas

  Ketiga dukungan dan doanya untuk abang selama menyelesaikan masa kuliah. Keempat , Keluarga Besar Bujang Dare Kayong (Bedayong) Ketapang dan Sekber

  JC. Oevaang Oeraay Yogyakarta. Terima kasih atas perhatian dan motivasinya selama saya kuliah. Semoga skripsi ini menjadi referensi dan inspirasi kawan-kawan mahasiswa Dayak dalam berkarya demi kemajuan dan perkembangan Provinsi Kalimantan Barat yang kita cintai.

  

MOTTO

"Ubahlah Kegagalan Pertama menjadi Kemenangan Terakhir"

  (Penulis)

  

"Gagal itu Baik"

(Nistain Odop)

  

"Biawak Dudok Labuk Bakalindank"

(

Pepatah Tua Dayak Laor)

  

ABSTRAK

TREND PERKERMBANGAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2001-2010

  Darwis Alfonsus Universitas Sanata Dharma

  2012 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa trend perkembangan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2001-2010. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2012 di Provinsi Kalimantan Barat. Teknik pengambilan data menggunakan metode dokumenter yang dianalisa dengan analisis deret berkala, yaitu metode setengah rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trend perkembangan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2001-2010 mengalami peningkatan. Luas lahan rata-rata bertambah 37.906,4 hektar per tahun, jumlah produksi kelapa sawit mengalami kenaikan rata-rata 56.591,4 ton per tahun, jumlah petani meningkat sebanyak 3.629 Kepala Keluarga (KK) per tahun dan harga crude palm oil (CPO) mengalami kenaikan rata-rata Rp 529, 9 per kilogram.

  

ABSTRACK

THE TREND OF THE DEVELOPMENT OF PALM OIL PLANTANTION

IN WEST KALIMANTAN PROVINCE IN 2001-2010

  Darwis Alfonsus Universitas Sanata Dharma

  2012 This research aims to analyze the trend of the development of palm oil plantation in West Kalimantan Province during 2001-2010. This research is a descriptive research which was conducted in May-April 2012 in West Kalimantan Province. The technique to gather the data was a documentary method. Data were analyzed by a periodical progressien analysis that is a semi-average method. The results show that the trend of the development of palm oil plantation in West Kalimantan Province during 2001-2010 increased. The average volume of palm oil plantation increases 37.906,4 hectares per year. The total production increases 56.591,4 tons per year, the average sum of farmers increases to 3.629 family head per year, and the average price of crude palm oil (CPO) increases Rp 529, 9 per kilogram.

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberi berkat, hikmat, dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik skripsi yang berjudul "Trend Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010".

  Skripsi ini melaporkan hasil penelitian tentang trend perkembangan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2001-2010 yang dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2012. Pembuatan skripsi ini adalah salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi.

  Penyelesaian skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi.

  2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Ekonomi sekaligus Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dengan sabar dalam proses penulisan skripsi.

  3. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing I yang sangat sabar membimbing dan membantu penulis melaksanakan penelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan baik.

  4. Panitia Penguji: Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc. dan Dr. C. Teguh Dalyono, M.S.

  5. Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi: Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc., Dra. Catharina Wigati Retno Astuti M.Si., Drs. J. Markiswo dan P.A. Rubyanto. Terima kasih atas jasa-jasa kalian sehingga saya memperoleh gelar sarjana.

  6. Teman-teman Mahasiswa PE angkatan 2005. Kalian diibaratkan sebuah gitar yang telah mengiringi langkah penulis selama menempuh studi.

  7. PBS-KK yang telah membantu beasiswa selama penulis melaksanakan kuliah.

  8. Teman-teman Forum Bedayong, PBS KK, Sekber J.C. Oevaang Oeraay, GMPPK dan JMPKB yang sesalu memberi semangat dan motivasi saat penulis melaksanakan penelitian.

  9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga skripsi ini memberikan manfaat yang besar, bukan hanya untuk penulis saja, tetapi juga bagi semua pihak.

  Yogyakarta, 22 Agustus 2012 Penulis,

  Darwis Alfonsus

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

  ........................................................................... iii

  HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv

  ....................................................................................... v

  HALAMAN MOTTO PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

  ........................ vii

  KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

ABSTRACT

  ........................................................................................................ ix ....................................................................................... x

  KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii

  ........................................................................................... xix

  DAFTAR GRAFIK DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xx

  ................................................................................................ xxi

  DAFTAR PETA

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xxii

  BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Batasan Masalah ..................................................................................... 7 C. Rumusan Masalah ................................................................................... 7 D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

  E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9 ...................................................................... 10

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Trend/ Analisi Deret Berkala .................................................... 10

  1. Arti dan Pentingnya Analisis Trend .................................................. 10

  2. Klasifikasi dan Gerakan/Variasi dari Data Deret Berkala..................................................................... 11 B. Definisi Kelapa Sawit ............................................................................. 12

  C. Klasifikasi dan Ciri-ciri Fisiologis Kelapa Sawit ................................... 13

  1. Akar ................................................................................................... 14

  2. Batang ............................................................................................... 13

  3. Daun .................................................................................................. 14

  4. Bunga ................................................................................................ 15

  5. Buah .................................................................................................. 15

  6. Biji ..................................................................................................... 16

  D. Faktor-faktor yang Menyebabkan Kelapa Sawit Berkembang ............... 16

  1. Keunggulan Kelapa Sawit ................................................................. 16

  2. Permintaan Pasar Dunia .................................................................... 17

  3. Perkembangan Industri Biodiesel ..................................................... 17

  4. Ketersediaan Lahan ........................................................................... 18

  5. Manfaat Kelapa Sawit ....................................................................... 18

  6. Dukungan Pemerintah ....................................................................... 19

  E. Tujuan Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit.................................. 20

  F. Kebijakan Pemerintah Mengenai Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit ....................................................................... 21

  1. Fase PIR-Trans .................................................................................. 22

  2. Fase Deregulasi ................................................................................. 22

  3. Fase Privatisasi .................................................................................. 23

  4. Fase Kooferatif .................................................................................. 24

  5. Fase Desentralisasi ............................................................................ 24

  G. Proses Izin Perkebunan Kelapa Sawit ..................................................... 26

  1. Izin Informasi .................................................................................... 27

  2. Izin Lokasi ........................................................................................ 27

  3. Izin Usaha Perkebunan ..................................................................... 29

  4. Izin Lainnya ...................................................................................... 32

  5. Hak Guna Usaha (HGU) ................................................................... 37

  H. Pola Pemasaran Komiditi Kelapa Sawit ................................................. 41

  1. Pola Pemasaran Perkebunan Rakyat ................................................. 41

  2. Pola Pemasaran Perkebunan Besar Negara dan Swasta ................... 41

  I. Kemitraan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit ....................................................................... 42

  J. Harga ....................................................................................................... 47

  1. Pengertian Harga ............................................................................... 47

  2. Tujuan Penetapan Harga ................................................................... 48

  3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga ........................................ 50

  4. Fluktuasi Harga ................................................................................. 54 K. Harga CPO .............................................................................................. 59

  L. Produksi Kelapa Sawit ............................................................................ 62 M. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 67 N. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 68

  

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 71

A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 71 B. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 71 C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 72 D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Data ................................... 72 E. Variabel Penelitian .................................................................................. 72 F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 73 G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 73

  ........................................................................ 76

  BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Barat ........................................ 76

  1. Letak, Luas, dan Batas ...................................................................... 76

  2. Topografi dan Penggunaan Tanah .................................................... 79

  3. Kependudukan .................................................................................. 80

  4. Pendidikan ......................................................................................... 81

  5. Pertanian Perkebunan ........................................................................ 82

  B. Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat .................................................................. 83 ........................................ 87

  BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data ........................................................................................... 87 B. Pembahasan ............................................................................................. 111

  BAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ........................................................ 146 A. Simpulan ................................................................................................ 146 B. Saran ....................................................................................................... 148 C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 150

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 152

  

DAFTAR TABEL

  Tabel II. 1 Harga Rata-rata CPO Dunia .............................................................. 60 Tabel III. 1 Perhitungan Trend Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Di Provinsi Kalimantan Barat ............................................................................. 75 Tabel V.1 Perkembangan Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit di Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ............................................................... 88 Tabel V.2 Pembagian Kelompok Data Perkembangan Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 89 Tabel V. 3 Perhitungan Semi Total Data Perkembangan Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 90 Tabel V.4 Perhitungan Trend Perkembangan Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawitdi Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 93 Tabel V.5 Perkembangan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................ 94 Tabel V.6 Pembagian Kelompok Data Perkembangan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 95 Tabel V. 7 Perhitungan Semi Total Data Perkembangan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 96 Tabel V.8 Perhitungan Trend Perkembangan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 99 Tabel V.9 Perkembangan Jumlah Petani Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................ 100 Tabel V.10 Pembagian Kelompok Data Perkembangan Jumlah Petani Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 101

  Tabel V. 11 Perhitungan Semi Total Data Perkembangan Petani Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 102 Tabel V.12 Perhitungan Trend Perkembangan Petani Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 105 Tabel V.13 Perkembangan Harga CPO Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................ 106 Tabel V.14 Pembagian Kelompok Data Perkembangan Harga CPO Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 107 Tabel V. 15 Perhitungan Semi Total Data Perkembangan Harga CPO Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 108 Tabel V.16 Perhitungan Trend Harga CPO Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................ 111 Tabel V.17 Trend dan Persentase Perkembangan Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 112 Tabel V.18 Trend dan Perkembangan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 130 Tabel V.19 Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Kelapa Sawit .................. 136 Tabel V.20 Trend dan Perkembangan Jumlah Petani Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 137 Tabel V.21 Perkembangan Luas Lahan dan Jumlah Petani Kelapa Sawit ......... 139 Tabel V.22 Trend dan Perkembangan Harga CPO Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 142 Tabel V.23 Perkembangan Luas Lahan Kelapa Sawit, Produksi dan Harga CPO .................................................................................... 143

  

DAFTAR GRAFIK

  Grafik II. 1 Perkembangan Produksi Barang A .................................................. 11 Grafik II. 2 Fungsi Penawaran ............................................................................ 49 Grafik II. 3 Kurva Permintaan Pasar ................................................................... 52 Grafik II. 4 Akibat Terhadap Harga dari Suatu Perubahan yang Tidak direncanakan Tergantung pada Elastisitas Permintaan ....................................... 55 Grafik II. 5 Pola Reaksi yang Sangat Berbeda Sektor Pertanian dan Industri dalam Perekonomian ...................................................................... 57 Grafik V. 1 Trend Perkembangan Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 112 Grafik V. 2 Trend Perkembangan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 131 Grafik V.3 Trend Perkembangan Petani Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 138 Grafik V.4 Trend Perkembangan Harga CPO Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................................................................ 142

  

DAFTAR BAGAN

  Bagan II. 1 Prosedur Perolehan Izin HGU .......................................................... 40

  

DAFTAR PETA

  Peta IV. 1 Provinsi Kalimantan Barat ................................................................. 78 Peta IV. 2 Penyebaran Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2006 .......................................................... 86

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Perkembangan Komoditi Kelapa Sawit di Kalimantan Barat, Tahun 2001-2010 .............................................................. 154 Lampiran 2 Perhitungan Trend Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010 ................................................ 155 Lampiran 3 Data Perkebunan Kelapa Sawit di Kalimantan Barat Tahun 2009 ........................................................................ 162

BAB I PENDAHALUAN A. Latar Belakang Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis

  karena berhubungan dengan sektor perkebunan yang banyak berkembang di negara‐negara beriklim tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit mentah (CPO-crude palm oil) dan inti kelapa sawit (PKO-palm kernel oil) merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber pendapatan negara yaitu penghasil devisa non- migas.

  Prospek perkembangan industri minyak kelapa sawit saat ini sangat pesat, dimana terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa sawit seiring meningkatnya permintaan pasar dunia. Hasil industri minyak kelapa sawit bukan hanya minyak goreng saja, tetapi juga bisa digunakan sebagai bahan dasar industri lainnya seperti industri makanan, kosmetik dan industri sabun.

  Sebagai komoditas unggulan, kelapa sawit di Indonesia memiliki peluang bisnis yang sangat menjanjikan di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilihat dari permintaan pasar yang semakin meningkat dengan diiringi kenaikan harga minyak sawit. Menurut data Oilword 2010 dalam Pandamean (2011: 18), Indonesia berkontribusi sebesar 47 persen terhadap produksi minyak sawit dunia,

  1 sedangkan Malaysia hanya 39 persen. Negara produsen minyak sawit lainnya adalah Nigeria, Thailand, Kolombia, Ekuador, Papua Nugini, Pantai Gading dan Brasil.

  Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan data Dirjen Perkebunan Indonesia tahun 2010, selama lima tahun terakhir telah terjadi peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit sebesar 1.229.709 hektar, yaitu dari 6.594.914 hektar pada tahun 2006 menjadi 7.824.623 hektar di tahun 2010 (Pandamean, 2011).

  Pada tahun 1996, pemerintahan Orde Baru merencanakan untuk mengalahkan Malaysia sebagai eksportir minyak kelapa sawit terbesar di dunia dengan cara menambah luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dua kali lipat, yaitu menjadi 5,5 juta hektar pada tahun 2000. Separuh dari luasan perkebunan kelapa sawit ini dialokasikan untuk perusahaan perkebunan swasta asing. Pengembangan perkebunan kelapa sawit terutama akan dibangun di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua. Dengan pertambahan luas areal perkebunan kelapa sawit ini, pada awalnya (sebelum krisis ekonomi) diharapkan produksi minyak kelapa sawit Indonesia meningkat menjadi 7,2 juta ton pada tahun 2000 dan 10,6 juta ton pada tahun 2005 (Casson, 2000).

  Pengembangan areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi meliputi wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Tahun 2005 wilayah Sumatera merupakan yang terbesar, yaitu sebesar 4.280.094 hektar atau 76,46 persen dari total areal perkebunan kelapa sawit nasional. Di wilayah ini provinsi Riau tercatat memiliki areal terbesar, yaitu 1.383.477 hektar dan selanjutnya diikuti provinsi Sumatera Utara seluas 964.257 hektar.

  Wilayah lainnya yang juga memiliki areal perkebunan kelapa sawit cukup besar adalah Kalimantan seluas 1.108.288 hektar (19,80 persen). Provinsi Kalimantan Barat tercatat sebagai provinsi yang memiliki lahan perkebunan kelapa sawit terluas di Kalimantan dengan luas areal sebesar 466.901 hektar, kemudian disusul oleh Kalimantan Tengah seluas 269.043 hektar (http://www.datacon.co.id/CPO1-2009Sawit.html).

  Seiring dengan bertambahnya luas perkebunan kelapa sawit, total produksi minyak kelapa sawit Indonesia meningkat tajam, yaitu dari 17.350.848 ton pada tahun 2006 menjadi 17.664.725 ton pada tahun 2007. Pada tahun 2008, sehubungan dengan terjadinya krisis ekonomi global, produksi minyak sawit turun menjadi 17.539.788 ton. Namun pada tahun yang sama Indonesia berhasil menggeser Malaysia sebagai negara produsen CPO terbesar di dunia. Tahun 2009 produksi CPO kembali meningkat menjadi 18.640.881 ton dan terus meningkat menjadi 19.884.901 ton pada tahun 2010. Sedangkan nilai ekspor minyak sawit tertinggi dicapai pada tahun 2008, yaitu sebesar US$ 14.110.229, kemudian turun menjadi US$ 11.605.431 pada tahun 2009. Penurunan nilai ekspor ini terutama disebabkan pergerakan harga CPO tahun 2009 lebih rendah dari 2008 akibat kondisi ekonomi global yang fluktuatif (Dirjen Perkebunan, 2010).

  Faktor pendukung pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia salah satunya adalah ketersediaan tanah atau lahan. Departemen Pertanian Indonesia berpendapat bahwa terdapat sekitar 27 juta hektar wilayah hutan tidak produktif, di luar total luas lahan kering di Indonesia seluas 143.95 juta hektar, yang dapat ditawarkan kepada investor untuk selanjutnya dikonversi menjadi perkebunan. Lahan tidak produktif tersebut adalah wilayah hutan yang dinilai telah terdegradasi karena penebangan, pertanian dan aktivitas perusakan hutan lainnya. Lebih jauh, sebuah penelitian regional yang dilakukan oleh Uni Eropa dan Departemen Kehutanan Indonesia pada tahun 2001 menyimpulkan bahwa sekitar 4,279,300 hektar dari 11.5 juta hektar lahan gambut di Sumatra telah direncanakan akan dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit (Colchester, dkk., 2006: 27).

  Tidak hanya itu, berkembangnya sub-sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak lepas dari adanya kebijakan pemerintah yang memberikan berbagai insentif. Terutama kemudahan dalam hal perizinan dan bantuan subsidi investasi untuk pembangunan perkebunan rakyat dengan pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dan dalam perizinan pembukaan wilayah baru untuk areal perkebunan besar swasta. Pembangunan pola PIR bertujuan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dan sekaligus menghapus citra negatif masyarakat terhadap perkebunan besar. Fungsi PIR ini adalah untuk mengelola perkebunan secara mandiri. Artinya, masyarakat dapat mengelola sendiri perkebunan kelapa sawit. Pihak perusahaan hanya berfungsi sebagai pembimbing saja.

  Di masa pemerintahan reformasi, strategi yang paling menonjol dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit adalah penerapan lima (5) pola kemitraan, yaitu pola koperasi usaha perkebunan (KUP), pola patungan koperasi sebagai mayoritas pemegang saham dan investor sebagai minoritas pemegang saham, pola patungan investor sebagai mayoritas pemegang saham dan koperasi sebagai minoritas pemegang saham, pola built, operated, and transferred (BOT) dan pola bank tabungan negara (BTN) yang disertai dengan kebijakan perluasan areal perkebunan.

  Pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah memberikan dampak positif dalam pembangunan nasional karena kelapa sawit merupakan salah satu penghasil devisa negara. Selain itu, manfaat dari pengembangan kelapa sawit antara lain peningkatan pendapatan petani dan masyarakat, menyediakan bahan baku untuk industri minyak goreng dan industri hilir lainnya, peningkatan kesempatan kerja dan mendukung upaya pengembangan wilayah agar lebih maju dan berkembang.

  Pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten pun tidak ingin ketinggalan dalam isu prospek cerahnya harga minyak sawit serta dukungan kebijakan dari pemerintah pusat terhadap sektor perkebunan kelapa sawit. Hal ini dapat dipahami karena dengan terbitnya Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah memungkinkan pemerintah daerah melakukan kontrol yang lebih luas terhadap tanah, hutan, anggaran dan perencanaan yang terkait dengan daerah mereka. Perluasan perkebunan kelapa sawit yang dilakukan di wilayah mereka tentu akan berimbas pada peningkatan pendapatan daerah.

  Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang dengan pesatnya mengembangkan industri perkebunan kelapa sawit. Dalam penelitian tentang masyarakat dan ekspansi perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat, diungkapkan bahwa pada tahun 2005 Kalimantan Barat berencana untuk melakukan ekspansi perkebunan kelapa sawit seluas 5 juta hektar, terluas dibandingkan provinsi lain di Indonesia, diikuti oleh Provinsi Riau dan Papua yang keduanya merencanakan ekspansi seluas 3 juta hektar. Kawasan hutan dan lahan pertanian petani kecil tanpa sertifikat tanah seringkali diklasifikan oleh pemerintah sebagai “lahan tidak produktif” atau “lahan kosong” dan ditargetkan untuk dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Hingga tahun 2006, 152 perkebunan kelapa sawit telah dikembangkan di Kalimantan Barat dengan luas 3.2 juta hektar (Sirait, 2009).

  Pada tahun 2010 Kalimantan Barat memiliki luas wilayah perkebunan kelapa sawit seluas 750.948 ha dengan total produksi 921.560 ton. Tahun 2011 pemerintah provinsi mengalokasikan lahan untuk sektor perkebunan sebesar 3,5 juta ha. Sedangkan lokasi perkebunan kelapa dialokasikan 1,5 juta ha. Hampir semua kabupaten/kota di Kalimantan Barat mengembangkan perkebunan kelapa sawit sebagai produk unggulan dan sumber Pendapatan Asli Daerah (Dinas Perkebunan Kalimantan Barat, 2011).

  Berkembang pesatnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia, secara khusus di Provinsi Kalimantan Barat menarik perhatian penulis untuk mengetahui lebih jauh bagaimana trend perkembangannya. Oleh karena itu, judul penelitian yang penulis angkat adalah

  TREND PERKERMBANGAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2001- 2010 ”.

  B. Batasan Masalah

  Ada beberapa hal yang berkaitan dengan perkembangan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat, misalnya luas lahan, jumlah produksi, jumlah petani, harga CPO, jumlah perusahaan dan sebagainya. Namun dalam penelitian ini hanya dibatasi pada perkembangan luas lahan, jumlah produksi, jumlah petani dan harga CPO. Penulis akan menganalisis trend dari perkembangan luas lahan, jumlah produksi, jumlah petani dan harga CPO di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2001-2010.

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang dan batasan masalah, maka rumusan masalah yang akan diangkat oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana trend perkembangan luas lahan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2001-2010?

  2. Bagaimana trend perkembangan jumlah produksi perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2001-2010?

  3. Bagaimana trend perkembangan jumlah petani perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2001-2010?

  4. Bagaimana trend perkembangan harga CPO perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2001-2010? D.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui trend perkembangan luas lahan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2001-2010.

  2. Untuk mengetahui trend perkembangan jumlah produksi perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2001-2010.

  3. Untuk mengetahui trend perkembangan jumlah petani perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2001-2010.

  4. Untuk mengetahui trend perkembangan harga CPO perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2001-2010.

E. Manfaat Penelitian

  1. Departemen Pertanian Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan untuk bahan pertimbangan dalam menyusun berbagai kebijakan yang menyangkut pembangunan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

  2. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan dalam menyusun program pembangunan bagi Provinsi Kalimantan Barat, sehingga rencana pembangunan lebih terfokus pada bidang yang tepat sasaran serta penataan yang baik di bidang pengembangan sektor pertanian, khususnya perkebunan kelapa sawit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Trend/Analisis Deret Berkala 1. Arti dan Pentingnya Analisis Trend Data berkala atau yang sering disebut time series, adalah data yang

  dikumpulkan dari waktu ke waktu, untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan, jumlah penduduk miskin, dan sebagainya). Analisa data memungkinkan kita untuk mengetahui perkembangan suatu/beberapa kejadian serta hubungan/ pengaruhnya terhadap kejadian lainnya. Misalnya, kasus meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri. Apakah kenaikan harga BBM diikuti dengan kenaikan jumlah produksi suatu perusahaan, apakah kenaikan harga BBM diikuti dengan kenaikan jumlah penduduk miskin, apakah kenaikan harga BBM diikuti dengan kenaikan jumlah produksi petani perkebunan kelapa sawit, dan sebagainya. Dengan kata lain, apakah perubahan suatu kejadian mempengaruhi kejadian lainnya, kalau memang mempengaruhi berapa besar pengaruhnya secara kuantitatif.

  Data berkala terdiri dari komponen-komponen, maka dengan analisa data berkala kita dapat mengetahui masing-masing kompenen kalau kita ingin menyelidiki komponen tersebut secara mendalam tanpa kehadiran komponen- komponen yang lain. Data berkala, kerena adanya pengaruh dari komponen- komponen tersebut selalu mengalami perubahan-perubahan, sehingga apabila digambarkan dalam sebuah grafik akan menunjukan adanya fluktuasi, yaitu pergerakan naik turun. Contoh grafik:

  Grafik II.1 Perkembangan Produksi Barang A (Ton)

  120 100

  80

  60

  40

  20

  (Tahun)

  1

  2

  3

  4

  5

  6 Produksi (ton) Sumber: Olah data, 2012 2.

   Klasifikasi dan Gerakan/Variasi dari Data Deret Berkala

  Gerakan/variasi dari data berkala terdiri dari empat macam atau empat komponen, yaitu: a. Gerakan Trend Jangka Panjang, yaitu gerakan yang menunjukan arah perkembangan secara umum (kecendrungan naik/turun) b. Gerakan/Variasi Siklis, adalah gerakan/variasi jangka panjang di sekitar garis trend (berlaku untuk data tahunan). Gerakan siklis ini bisa terulang setelah jangka waktu tertentu (setiap 3 tahun, 5 tahun, atau lebih) bisa juga tidak terulang dalam jangka waktu yang sama.

  c. Gerakan/Variasi Musiman, adalah gerakan yang mempunyai pola tetap dari waktu ke waktu, misalnya meningkatnya harga daging sapi menjelang Hari Raya Idul Fitri, meningkatnya harga telur menjelang Hari Raya Natal, dan sebagainya.

  d. Gerakan Variasi yang Tidak Teratur, yaitu gerakan/variasi yang sporadic sifatnya, misalnya naik turunnya produksi padi akibat banjir yang datang tidak teratur, naik turunnya produksi industri akibat pemogokan, dan sebagainya.

B. Definisi Kelapa Sawit

  Kelapa sawit bukanlah tanaman asli di Indonesia dan baru ditanam secara komersil pada tahun 1991. Meskipun demikian, istilah "sawit" sudah digunakan sejak lama oleh masyarakat beberapa desa di pulau Jawa sebelum kelapa sawit masuk ke Indonesia pada tahun 1848 yang ditanam di Kebun Raya Bogor (Lubis, 2008).

  Menurut Lubis dan Widanarko (2011: 12), kelapa sawit yang bahasa Latinnya Elaeis guineesis Jacq merupakan tanaman industri penghasil minyak masak, minyak industri, dan bahan bakar (biodiesel). Selain itu, kelapa sawit merupakan bahan baku untuk industri sabun, indutri lilin, industri pembuatan lembaran-lembaran timah, dan industri kosmetik. Produktivitas dari perkebunan kelapa sawit menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan yang sudah lama terbengkalai dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika Barat, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

  Sedangkan menurut Pahan (2006), kelapa sawit merupakan tanaman

  monoecious (berumah satu). Artinya, bunga jantan dan bungan betina terdapat

  pada satu pohon, tetapi tidak pada tandan yang sama. Walaupun demikian, kadang-kadang dijumpai juga bunga dan betina pada satu tandan (hermafrodit).

C. Klasifikasi dan Ciri-ciri Fisiologis Kelapa Sawit

  Pohon kelapa sawit terdiri dari dua jenis spesies Arecaceae, yaitu Elaeis dan Elais oleifera. Elaeis guineensis (pohon kelapa sawit Afrika)

  guineensis

  berasal dari Afrika Barat tepatnya di Angola dan Gambia. Sedangkan Elais (pohon kelapa sawit Amerika) berasal dari Amerika Tengah dan Amerika

  oleifera Selatan (Hartanto, 2011: 10).

  Menurut Lubis dan Widanarko (2011: 13), ciri fisiologi pada tanaman kelapa sawit dapat dilihat dari:

  1. Akar Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam tanaman berbiji satu

  (monokotil) yang memiliki akar serabut. Saat awal perkecambahan, akar pertama muncul dari biji yang berkecambah. Setelah itu, radikula akan mati dan membentuk akar utama atau primer. Selanjutnya, akar primer akan membentuk akar sekunder, tertier, dan kuartener.

  2. Batang Tanaman kelapa sawit memiliki batang lurus, melawan arah gravitasi bumi, dan dapat berbelok jika tanaman (doyong). Fungsi utama batang sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air dan zat hara mineral dari akar melalui pembuluh xilem serta mengangkut hasil fotosintesis melalui pembuluh floem. Selain itu, batang juga sebagai penyangga daun, bunga, buah, dan sebagai penyimpan cadangan makanan.

  3. Daun Daun merupakan pusat produksi energi dan bahan makanan bagi tanaman. Bentuk daun, jumlah daun, dan susunannya sangat berpengaruh pada luas tangkapan sinar matahari untuk diproses menjadi energi. Pada saat kecambah, bakal daun pertama yang muncul adalah plumula, lalu mulai membelah menjadi dua helai daun pada umur satu bulan. Seiring bertambahnya daun, anak daun mulai membelah pada umur 3

  • –4 bulan sehingga terbentuk daun sempurna. Daun ini terdiri dari kumpulan anak daun (leaflet) yang memiliki tulang anak daun (midib) dengan helai anak daun (lamina). Sementara itu, tangkai daun (rachis) yang berfungsi sebagai tempat anak daun melekat akan semakin membesar menjadi pelepah sawit.

  4. Bunga Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 2,5 tahun, tetapi umumnya bunga tersebut gugur pada fase awal pertumbuhan generatifnya.

  Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman monoecious. Karena itu, bunga jantan dan bunga betina terletak pada satu pohon. Bunga sawit muncul dari ketiak daun yang disebut infloresen (bunga majemuk). Bakal bunga tersebut dapat berkembang menjadi bunga jantan atau bunga betina tergantung pada kondisi tanaman. Infloresen awal terbentuk selama 2

  • –3 bulan, lalu pertumbuhan salah satu organ reproduktifnya terhenti dan hanya satu jenis bunga yang dihasilkan dalam satu infloresen. Namun, tidak jarang juga organ betina (gynoecium) dapat berkembang bersama-sama dengan organ jantan (androecium) dan menghasilkan organ hermaprodit.

  5. Buah Buah kelapa sawit digolongkan sebagai buah drupe. Susunan buah kelapa sawit yaitu pericarp (daging buah) yang terbungkus oleh exocarp

  (kulit), mesocarp, dan endocarp (cangkang) yang membungkus 1

  • –4 inti atau kernel. Sementara itu. Inti memiliki testa (kulit), endosperm, dan sebuah embrio. Tandan kelapa sawit terdiri dari dua ribu buah sawit dengan tingkat kematangan yang bervariasi. Secara praktis, tandan yang dianggap matang atau layak panen dicirikan dengan tanda berwarna merah jingga yang menandakan adanya kandungan karotena. Buah yang masih muda berwarna
hijau pucat, semakin tua warnanya berubah menjadi menjadi hijau hitam hingga kuning.

  6. Biji Biji kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot yang berbeda untuk setiap jenisnya. Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah, kelapa sawit dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:

  a. Dura, memiliki cangkang tebal (3

  • –5 mm), daging buah tipis, dan rendemen minyak 15 –17 persen.

  b. Tenera, memiliki cangkang agak tipis (2-3 mm), daging buah tebal, dan rendemen minyak 21

  • –23 persen.