HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA TENGAH

  

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DAN

KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF

PADA REMAJA TENGAH

  SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh : Maria Asti Wardani

  059114022

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  :

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Karya tulis ini kupersembahkan untuk : A lmamaterku F akultas P sikologi U niversitas Sanata D harma T uhanku, Y esus K ristus Sang M aha Cinta

  A yah dan ibuku, kakak dan adikku yang selalu dengan tulus menyayangiku Sahabat-sahabatku yang selalu menemaniku dalam tangis dan tawa.

  Semua orang yang menyayangiku...

  

Bersyukurlah karena ada orang-orang disekitarmu, yang memegang tanganmu

ketika kamu tertinggal. M ereka yang berkata, "M ari kita lakukan bersama-sama".

  

Y ang selalu bilang, "Jangan ungkit masa lalu lagi, kamu sudah dimaafkan."

Bersyukur karena di antara orang-orang yang meninggalkanmu, masih ada

mereka yang selalu mendukungmu ( www.rumahrenungan.com)

  Bila gunung di hadapanku tak j ua berpindah K au berikanku kekuatan untuk mendakinya K ulakukan yang terbaik K au yang selebihnya T uhan selalu punya membuatku menang pada akhirnya ( T uhan selalu punya cara) " I a membuat segala sesuatu indah pada waktunya.... " (P engkotbah3:11)

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA TENGAH

  Maria Asti Wardani ABSTRAK

  Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara regulasi diri dan tingkat kecenderungan pembelian impulsif pada remaja tengah (middle adolescence). Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.Variabel dalam penelitian ini adalah regulasi diri yakni kemampuan seseorang untuk mengendalikan perilakunya sendiri, sedangkan kecenderungan pembelian impulsif artinya kegiatan membeli sesuatu karena dorongan yang kuat untuk memiliki sesuatu dilakukan secara spontan dan tanpa perencanaan sebelumnya oleh konsumen. Kedua variabel diukur menggunakan skala. Koefisien reliabilitas skala regulasi diri adalah sebesar 0,840 sedang koefisien reliabilitas skala kecenderungan pembelian impulsif adalah sebesar 0,862. Validitas skala regulasi diri dan kecenderungan pembelian impulsif menggunakan indeks daya beda item >0,30. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang negatif antara regulasi diri dengan tingkat kecenderungan pembelian impulsif pada remaja tengah. Apabila tingkat kecenderungan pembelian impulsif tinggi maka regulasi diri rendah. Sebaliknya, jika tingkat kecenderungan pembelian impulsif rendah maka regulasi diri tinggi. Hipotesis penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi Spearman. Subyek penelitian adalah siswa SMA Bopkri I Yogyakarta berjumlah 83 orang. Hasil penelitian menunjukkan korelasi r = -0,912 dengan taraf signifikansi 0,05. Hal ini berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara kecenderungan pembelian impulsif dan regulasi diri pada remaja tengah. Kata kunci : Kecenderungan pembelian impulsif, regulasi diri, remaja.

THE RELATION BETWEEN SELF REGULATION BEHAVIOUR AND

  

IMPULSIVE BUYING TENDENCIES AT MIDDLE ADOLESCENCE

Maria Asti Wardani

ABSTRACT

  The aim of the research is to know the correlation between self regulation behaviour and

impulsive buying tendencies at middle adolescence. The type of this research is correlation

research. The variable in this study is that self regulation a person's ability to control their own

behavior, whereas the means of impulsive buying tendency to buy something because a strong

urge to have something done spontaneously and without planning beforehand by the consumers.

The reliability coefficient of self regulation behaviour scale is 0,840, while coefficient of impulsive

buying tendencies scale is 0,862. The Validities of self regulation behaviour and impulsive buying

tendencies used differentiability index criteria item ≥0,30. The hypothesis of this research is “there

is a negative correlation between self regulation behaviour and impulsive buying tendencies”. It

means, when the self regulation behaviour is positive, the impulsive buying tendencies will be low,

and when the self regulation behaviour is negative, the impulsive buying tendencies will be high.

The hypothesis is analyzed using correlation Spearman. The subjects of this research are 83

students at Bopkri I Senior High School of Yogyakarta. The result of this research shows that the

correlation is (r) = -0,912 with significant level of 0,05. it means that there is negative

significant correlation between self regulation behaviour and impulsive buying tendencies at

middle adolescence.. Key words : impulsive buying tendencies, self regulation behaviour, adolescence.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur atas kasih dan rahmat dari Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Sanata Dharma.

  Penulis menyadari banyak kendala dan keterbatasan yang mengiringi penulisan skripsi ini, namun dengan bantuan dari banyak pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Sadar akan keterbatasan itu, maka penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani, M. Si., selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si., yang telah memberikan ijin melakukan penelitian kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi.

  3. Ibu M. L. Anantasari, S. Psi., M. Si.,selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memberikan arahan, bimbingan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi.

  4. Ibu Kristiana Dewayani, S. Psi., M. Si., selaku dosen pembimbing akademik terimakasih atas bimbingan dan pengarahan selama penulis menempuh pendidikan di fakultas ini.

  5. Seluruh dosen di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  6. Mas Gandung, Mbak Nanik, Pak Gie yang selalu membantu kelancaran pengurusan administrasi kesekretariatan selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi. Mas Muji dan Mas Doni yang selama ini membantu penulis dalam hal praktikum dan kelengkapan bahan bacaan di Fakultas Psikologi.

  7. Ibu Sunu Guru BP di SMA Bopkri I yang berkenan membantu penulis dalam melakukan penelitian dan keluarga besar SMA Bopkri I Yogyakarta.

  8. Ayah dan ibuku. Terimakasih atas pengorbanan dan kasih sayang yang diberikan selama ini.

9. Teman-teman di psikologi : Frettyana bangun, Karen Diana. Terimakasih

  sudah mau menjadi temanku. Mendengarkan ceritaku, ketawa bersama, menangis bersama.. terima kasih juga sudah membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini. I Love you all... Paul, yang sudah membantuku sebelum dan sesudah penelitian. Terimakasih, tanpa dirimu penelitianku tidak dapat berjalan dengan lancar. Alit, yang sama-sama berjuang menyelesaikan skripsi. Mari kita berjuang bersama.

  10. Kakak-kakakku dan adikku : Ary, Novi, Apri, Hari. Terimakasih sudah mau mengantarku kemanapun aku pergi dan selalu mengajakku jalan- jalan. Untuk Micko, terimakasih sudah membantuku membetulkan komputer yang mati supaya aku bisa mengerjakan skripsi. Kapan kita

  masak-masak lagi? 11. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Terimakasih atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna menunjang kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca sekalian.

  Yogyakarta, 23 April 2010 Penulis

  Maria Asti Wardani

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv HALAMAN MOTTO................................................................................. v HALAMAN KEASLIAN KARYA............................................................ vi ABSTRAK.................................................................................................. vii ABSTRACT ............................................................................................... viii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................ x DAFTAR ISI .............................................................................................. xii DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv

  BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG .................................................................... 1 B. RUMUSAN MASALAH ................................................................ 6 C. TUJUAN PENELITIAN ................................................................ 6 D. MANFAAT PENELITIAN............................................................. 6

  1. Manfaat Teoritis .................................................................. 6

  2. Manfaat Praktis ................................................................... 6

  BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 8 A. PEMBELIAN IMPULSIF............................................................... 8

  1. Pengertian Pembelian Impulsif............................................ 8

  2. Aspek-Aspek Pembelian Impulsif....................................... 9

  3. Ciri-ciri Pembelian Impulsif................................................ 10

  4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif..... 10

  B. REGULASI DIRI............................................................................ 13

  1. Pengertian Regulasi Diri...................................................... 13

  2. Aspek-Aspek Regulasi Diri................................................. 14

  1. Regulasi diri..................................................................... 25

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................... 34 A. PELAKSANAAN PENELITIAN............................................. 34 B. DESKRIPSI SUBYEK.............................................................. 34 C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN.......................................... 35 D. ANALISIS DATA PENELITIAN............................................ 36

  H. ANALISIS DATA..................................................................... 32

  3. Reliabilitas.................................................................... 32

  2. Seleksi Item.................................................................. 30

  1. Validitas......................................................................... 29

  G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS......................................... 29

  F. UJI COBA ALAT UKUR.......................................................... 28

  E. METODE DAN ALAT PENGAMBILAN DATA.................... 26

  2. Kecenderungan Pembelian Impulsif............................... 25

  D. DEFINISI OPERASIONAL........................................................ 25

  3. Dampak Regulasi Diri......................................................... 16

  2. Variabel tergantung......................................................... 24

  1. Variabel bebas.................................................................. 24

  BAB III METODE PENELITIAN........................................................... 24 A. JENIS PENELITIAN................................................................... 24 B. SUBYEK PENELITIAN............................................................. 24 C. VARIABEL PENELITIAN......................................................... 24

  E. HIPOTESIS................................................................................... 23

  D. REGULASI DIRI DAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF ........................................................... 20

  3. Tugas Perkembangan Remaja............................................. 19

  2. Karakteristik Remaja.......................................................... 18

  1. Pengertian Remaja.............................................................. 17

  C. REMAJA......................................................................................... 17

  1. Uji Asumsi..................................................................... 36

  2. Uji Hipotesis................................................................... 37

  E. PEMBAHASAN......................................................................... 38

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 43 A. KESIMPULAN............................................................................ 43 B. SARAN........................................................................................ 43

  1. Bagi Subyek..................................................................... 43

  2. Bagi Peneliti Selanjutnya................................................. 44 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 45 LAMPIRAN............................................................................................. 48

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1 : Skor Jawaban............................................................................. 27 Tabel 2 : Blue Print Kecenderungan Pembelian Impulsif........................ 27 Tabel 3 : Blue Print Regulasi Diri............................................................. 28 Tabel 4 : Blue Print Kecenderungan Pembelian Impulsif

  Setelah uji coba......................................................................... 31 Tabel 5 : Blue Print Regulasi Diri setelah uji coba.................................. 31 Tabel 6 : Identitas Subyek....................................................................... 35 Tabel 7 : Data Penelitian.......................................................................... 35 Tabel 8 : Uji Normalitas.......................................................................... 36 Tabel 9 : Uji Linearitas data regulasi diri dengan kecenderungan pembelian impulsif................................................................. 37 Tabel 10 : Uji Hipotesis.......................................................................... 38

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini, terjadi berbagai macam perubahan dalam setiap aspek kehidupan, salah satunya adalah perubahan gaya hidup dalam masyarakat. Masyarakat dihadapkan pada berbagai kemudahan, seperti kemudahan

  untuk memperoleh informasi, kemudahan dalam melakukan perjalanan atau bahkan kemudahan dalam melakukan transaksi pembelian. Setiap bentuk kemudahan yang ditawarkan tersebut menyebabkan adanya perubahan dalam menilai suatu kebutuhan. Kebutuhan yang dimasa lalu dianggap sebagai suatu kebutuhan sekunder kini beralih menjadi kebutuhan primer.

  Perubahan pola pikir dalam menilai suatu kebutuhan juga didukung dengan stimulus seperti iklan yang dapat dilihat maupun didengar oleh masyarakat setiap hari melalui media-media komunikasi yang ada, sehingga untuk memenuhi kebutuhan, masyarakat melakukan aktivitas pembelian seperti berbelanja.

  Berbelanja merupakan aktivitas pembelian yang cukup menyenangkan bagi banyak orang baik wanita atau pria, orang dewasa atau remaja. Belanja dilakukan ketika seseorang membutuhkan suatu barang.

  Aktivitas berbelanja menjadi semakin menyenangkan ketika toko atau mall memberikan diskon atau potongan harga atas barang yang dibutuhkan, sehingga tidak sedikit konsumen yang membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Widyasmoro (Intisari, 2009) mengatakan diskon merangsang seseorang untuk menimbang-nimbang apakah suatu barang dapat dibeli atau tidak bukan dibutuhkan atau tidak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga survey AGB Neilsen juga menyimpulkan bahwa konsumen di Indonesia lebih tertarik dengan promosi yang memberikan keuntungan secara langsung, seperti diskon.

  Tinggal di kota besar, seperti Jakarta, tentu berbeda dengan tinggal di kota-kota kecil. Kota-kota besar banyak menawarkan berbagai hal menarik, termasuk barang-barang yang menarik. Hal tersebut tentu semakin memudahkan dalam memuaskan hasrat berbelanja. Begitu juga ketika bergaul dengan orang-orang yang gemar berbelanja, mungkin akan memiliki banyak waktu yang diluangkan untuk berbelanja bersama di mal,

  department store atau pusat perbelanjaan lainnya.

  Aktivitas belanja yang terlalu sering memicu terjadinya pembelian yang tidak direncanakan dan diwarnai dorongan kuat untuk membeli secara tiba-tiba serta sering kali sulit ditahan, yang umumnya disertai perasaan menyenangkan serta penuh gairah (Fika dan Sumaryono, 2008).

  Kondisi demikian ini dinamakan pembelian impulsif. Hawkins Stern (Stuart,1966) mengatakan bahwa pembelian impulsif dideskripsikan sebagai pembelian yang dilakukan tanpa melakukan rencana untuk membeli barang tersebut.

  Masa perkembangan pada remaja tengah (middle adolescence) menjadi latar belakang remaja melakukan pembelian impulsif. Remaja memiliki minat akan simbol status. Simbol status merupakan simbol

  

prestise yang menunjukkan bahwa orang yang memilikinya lebih tinggi

  atau mempunyai status yang lebih tinggi dalam kelompok, seperti dapat membelanjakan uang tanpa harus bekerja dapat menyatakan status sosial ekonomi yang lebih tinggi (Hurlock,1982). Kondisi emosional remaja yang belum matang membuat remaja tidak memikirkan segala sesuatunya dengan baik, sehingga pengambilan keputusan dapat terganggu.

  Pembelian impulsif yang dilakukan terus menerus, dapat berkembang menjadi perilaku konsumtif. Kecenderungan membeli secara impulsif dapat dilihat dari banyaknya remaja yang mengaku akan langsung membeli ketika melihat barang menarik ketika berjalan-jalan di sebuah toko.Rostiana(Http://kisah.belanja.blogspot.com/2006/11/berapapunharga nya_asal_sukabeli.html) mengatakan bahwa perilaku konsumtif mulai dari saat mereka remaja. Perilaku konsumtif sudah bisa dibentuk dari pergaulan saat remaja dan tidak jarang perilaku ini berlanjut terus hingga dewasa.

  Kebiasaan membeli barang secara tidak terencana membawa dampak bagi perkembangan remaja. Remaja memiliki tugas perkembangan yang harus dicapai yakni memperoleh kemandirian secara emosional dari orang tua dan mempersiapkan kemandirian secara ekonomis. Remaja khususnya di Indonesia yang belum mandiri secara ekonomi harus mengeluarkan uang dari pemberian orang tua, sehingga orang tua harus mengawasi setiap pengeluaran yang dikeluarkan anak remaja. Hal ini membuat remaja menjadi tidak memperoleh kemandirian secara emosional dari orang tua.

  Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya pembelian impulsif. Hawkins Stern (dalam Stuart, 1966) menjelaskan bahwa pembelian impusif dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, kepribadian, waktu, lokasi, faktor budaya serta faktor emosional. Nataraajan dan Goff (LaRose, 2001) mengatakan bahwa pembelian impulsif merupakan karakteristik kurangnya regulasi diri. Hasil-hasil studi yang ada juga mengatakan bahwa banyak kasus pembelian impulsif disumbangkan oleh regulasi diri.

  Regulasi diri yang kemudian menjadi faktor yang penting dalam perkembangan remaja. Kowalski (Wulandari dan Anita, 2007) mengatakan regulasi diri adalah tugas seseorang untuk mengubah respon-respon, seperti mengendalikan impuls perilaku, menahan hasrat, mengontrol pikiran dan mengubah emosi. Seseorang yang memiliki regulasi diri yang baik mampu menetapkan tujuan yang ingin diraih, mampu memotivasi dirinya sendiri, mampu menyadari perilakunya sendiri dan mengontrol dirinya. Sebaliknya, seseorang yang memiliki regulasi diri rendah kurang memiliki kontrol terhadap diri sendiri, sehingga mudah tergoda terhadap stimulus yang ada untuk melakukan pembelian secara impulsif. Kathleen dan Ronald (2007) dalam penelitiannya menemukan bahwa kondisi regulasi seseorang dapat memprediksikan apakah seseorang mampu menahan diri dari godaan membeli secara impusif.

  Semakin banyak mal yang didirikan membuat sebagian besar orang terutama remaja memanfaatkannya sebagai ruang publik untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti berbelanja, meeting, maupun sekedar jalan-jalan. Sekarang ini, dapat dilihat bahwa sebagian besar pengunjung mal-mal besar adalah remaja dan yang lebih banyak melakukan pembelian adalah remaja.

  Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara regulasi diri dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja tengah. Penelitian ini dilakukan sebab muncul adanya keprihatinan dari berbagai pihak mengenai perilaku membeli dan perilaku konsumsi remaja saat ini yang kemudian berkembang menjadi perilaku konsumtif. Remaja yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah remaja yang berada pada tahap remaja tengah yang usianya antara usia 14-18 tahun (Steinberg, 2002) . dan masih bersekolah di kelas X.

  SMA Bopkri I dipilih dengan pertimbangan sekolah tersebut lokasinya dekat dengan mal besar, selain itu sekolah tersebut juga telah berstandar internasional dan banyak orang tua dengan kondisi ekonomi menengah ke atas. Mutu sekolah pun menjadi lebih bagus. Faktor ekonomi merupakan salah satu hal yang turut menyumbang adanya kecenderungan perilaku pembelian impulsif

  B. RUMUSAN MASALAH

  Apakah ada hubungan antara regulasi diri dan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja tengah (middle adolescence).

  C. TUJUAN PENELITIAN

  Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara regulasi diri dan tingkat kecenderungan pembelian impulsif pada remaja tengah (middle

  adolescence ).

  D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

  Memberikan sumbangan penelitian yang nantinya dapat dikembangkan lagi demi kemajuan ilmu pengetahuan terutama di bidang ilmu psikologi perkembangan, khususnya mengenai hubungan antara regulasi diri dan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja

2. Manfaat Praktis

  a. Manfaat untuk remaja Remaja dapat melakukan evaluasi mengenai perilaku membeli untuk diri sendiri dengan melihat hasil penelitian yang telah dilakukan. b. Manfaat untuk orang tua Berdasarkan hasil penelitian ini, orang tua dapat melakukan evaluasi dan memberikan pendampingan pada anak remaja.

  c. Manfaat untuk sekolah Sekolah mendapatkan informasi dan menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi yang berguna bagi siswa.

BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBELIAN IMPULSIF

1. Pengertian Pembelian Impulsif

  Hawkins Stern (dalam Stuart,1966) mengatakan bahwa pembelian impulsif dideskripsikan sebagai setiap pembelian yang dilakukan tanpa melakukan rencana untuk membeli barang tersebut.

  Pembelian impulsif (unplanned purchase) juga didefinisikan sebagai pembelian yang terjadi secara spontan karena munculnya dorongan yang kuat untuk membeli dengan segera (Fika dan Sumaryono,2008).

  Rook dan Gardner (Chien-Huang Lin, 2005) mengungkapkan bahwa pembelian impulsif adalah pembelian yang tidak terencana dengan karakteristik pengambilan keputusan yang relatif cepat.dan bias subjektif untuk memiliki suatu barang.

  Engel dan Blacwell (1982) mendefinisikan pembelian impulsif adalah suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa direncanakan sebelumnya atau keputusan pembelian dilakukan pada saat di dalam toko.

  John Mowen dan Michael Minor (Mowen,2002) mengatakan bahwa pembelian impulsif adalah pembelian yang dilakukan dengan sedikit pengendalian kognitif dan sebagian besar terjadi secara otomatis.

  Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif adalah suatu kegiatan membeli sesuatu karena dorongan yang kuat untuk memiliki sesuatu dilakukan secara spontan dan tanpa perencanaan sebelumnya oleh konsumen.

2. Aspek-aspek pembelian Impulsif

  Verplanken dan Herabadi (Michael, Adriana, Denis, 2009), ada dua aspek pembelian impulsif yakni : a. Aspek kognitif

  Aspek kognitif yaitu adanya kekurangan pada unsur pertimbangan dan unsur perencanaan dalam pembelian yang dilakukan.

  b. Aspek afektif Aspek afektif yaitu dorongan emosional yang meliputi perasaan senang, gembira, hasrat untuk melakukan pembelian berkali-kali (kompulsif), tidak terkontrol, kepuasan, kecewa dan penyesalan. Loudon & Bitta (1993) mengemukakan 5 elemen dalam pembelian impulsif yakni : a. Konsumen merasakan adanya dorongan yang tiba-tiba dan spontan untuk melakukan suatu tindakan yang berbeda dengan tingkah laku sebelumnya.

  b. Dorongan tiba-tiba untuk melakukan suatu pembelian menempatkan konsumen dalam keadaan ketidakseimbangan secara psikologis, dimana untuk sementara waktu ia merasa kehilangan kendali. c. Konsumen akan mengalami konflik psikologis dan ia berusaha untuk menimbang antara pemuasan kebutuhan langsung dan konsekuensi jangka panjang dari pembelian.

  d. Konsumen akan mengurangi evaluasi kognitif dari suatu produk.

  e. Konsumen seringkali membeli secara impulsif tanpa memperhatikan konsekuensi yang akan datang.

  Berdasarkan teori-teori tersebut, peneliti memilih teori dari Verplanken dan Herabadi (Michael, Adriana, Denis, 2009) sebab, teori tersebut menjelaskan aspek-aspek pembelian impulsif dari dalam diri.

  3. Ciri-ciri Pembelian Impulsif

  Verplanken dan Herabadi (Michael, Adriana, Denis, 2009) mengatakan ciri-ciri pembelian impulsif : a. Kurangnya pertimbangan.

  b. Kurangnya perencanaan.

  c. Perasaaan senang, puas, kecewa.

  d. Hasrat untuk melakukan pembelian berkali-kali.

  e. Tidak terkontrol.

  4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif

  Hawkins Stern (dalam Stuart, 1966) mengemukakan pembelian impusif dipengaruhi oleh: a. Kondisi Ekonomi

  Kondisi ekonomi meliputi pendapatan, tabungan dan jumlah kekayaan. Kondisi ekonomi seseorang berpengaruh terhadap pemilihan produk. Seseorang yang memiliki pendapatan memadai lebih mudah dalam membelanjakan uangnya untuk membeli suatu barang.

  b. Kepribadian Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya. Kepribadian meliputi konsep diri. Seseorang akan merasa percaya diri ketika mampu membeli suatu barang tertentu yang menjadi mode saat ini.

  c. Waktu Faktor waktu dalam pembelian impulsif adalah kondisi seseorang yang sedang membutuhkan suatu barang. Kondisi ini membuat seseorang menjadi lebih peka terhadap suatu barang.

  d. Lokasi Lokasi toko yang ada juga turut berpengaruh terhadap adanya pembembelian impulsif. Lokasi yang jauh dan penataan produk yang tidak bagus mengurangi kecenderungan untuk melakukan pembelian impulsif.

  e. Budaya.

  Faktor budaya meliputi kondisi kebiasaan lingkungan di sekitar seseorang yang mempengaruhi perilaku seseorang. Seseorang yang tinggal di kota besar yang menawarkan berbagai hal menarik, semakin memudahkan seseorang untuk memuaskan hasrat belanja. f. Kondisi emosional Kondisi emosi seseorang berpengaruh pada kegiatan berbelanja.

  Keputusan membeli yang dilakukan seseorang berdasar pada emosi.

  g. Regulasi diri Kemampuan seseorang untuk mengendalikan perilakunya memiliki peran yang penting. Seseorang akan mudah melakukan pembelian yang tidak terencana kalau kemampuan mengendalikan perilakunya rendah.

  Loudon & Bitta (1993) mengemukakan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembelian impulsif : a. Karakteristik produk

  1) Memiliki harga yang rendah 2) Adanya sedikit kebutuhan terhadap produk tersebut 3) Siklus kehidupan produknya pendek.

  4) Ukurannya kecil atau ringan. 5) Mudah disimpan.

  b. Marketing 1) Distribusi massa pada self service outlet terhadap pemasangan iklan besar-besaran dan material yang akan didiskon.

  Ketersediaan informasi yang dapat diperoleh dari berbagai media massa memicu terjadinya pembelian impulsif.

  2) Posisi barang yang dipamerkan dan lokasi toko yang menonjol turut menjadi faktor yang berpengaruh dalam pembelian impulsif.

  c. Karakteristik konsumen 1) Kepribadian konsumen 2) Karakteristik demografis, seperti gender, usia. Status perkawinan, pekerjaan dan pendidikan.

  3) Karakteristik sosio ekonomi.

B. REGULASI DIRI

1. Pengertian Regulasi Diri

  Kowalski (Tri Wulandari dan Anita, 2007) mendefinisikan regulasi diri sebagai tugas seseorang untuk mengubah respon-respon, seperti mengendalikan impuls perilaku, menahan hasrat, mengontrol pikiran dan mengubah emosi. Watson (Tri Wulandari dan Anita, 2007) mengatakan regulasi diri adalah instruksi diri untuk mengadakan perubahan pada perilaku seseorang

  Bandura menjelaskan regulasi diri adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan perilakunya (Larry,dkk, 1981). Pervin, Cervone dan John (2005) mengatakan bahwa regulasi diri adalah kapasitas yang dimiliki seseorang untuk memotivasi dirinya sendiri seperti menetapkan tujuan hidup, merencanakan strategi, mengevaluasi dan mengubah perilaku.

  Berdasarkan beberapa pengertian di atas, regulasi diri dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengendalikan perilakunya sendiri, memotivasi dirinya sendiri seperti menetapkan tujuan hidup, merencanakan strategi, mengevaluasi dan mengubah perilakunya sendiri.

2. Aspek-aspek Regulasi Diri

  Dalam teori belajar sosial, ada 3 komponen dalam regulasi diri yakni (Larry, dkk, 1981) : a. Self Observation (observasi diri)

  Self observation adalah kemampuan seseorang untuk memonitor atau

  melihat perilakunya sendiri dengan memberikan perhatian atas kualitas pada perilaku yang sedang dilakukannya supaya mampu memahami diri sendiri.

  b. Judgemental Process (evaluasi diri)

  Judgemental process adalah kemampuan seseorang dalam

  mengevaluasi perilakunya sendiri dengan membandingkan diri sendiri atau dengan orang lain untuk melihat kemajuan yang telah dicapai melalui penilaian yang dilakukan.

  c. Self Response Process (proses respon diri) Jess Feist dan Gregory Feist (2006) mendefinisikan self response

  process sebagai kemampuan seseorang untuk merespon secara

  positif atau negatif perilakunya yang bergantung pada bagaimana standar personal dalam mengukur perilaku dengan memberikan reward atau punishment.

  Pervin, Cervone dan John (2005) mengemukakan aspek regulasi terdiri dari 3 hal yakni :

  a. Self efficacy perceptions

  Self efficacy didefinisikan sebagai kepercayaan seseorang terhadap diri sendiri bahwa dirinya mampu untuk mengorganisasikan dan memutuskan tindakan yang akan dilakukan dalam berbagai situasi. Seseorang yang memiliki self efficacy yang tinggi, dalam berbagai situasi akan lebih percaya diri.

  b. Goals

  Goal adalah sesuatu tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai oleh seseorang dengan melakukan usaha tertentu. Cita-cita dapat memotivasi seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Cita-cita yang tinggi pada umumnya menghasilkan usaha yang juga keras dan hasil yang besar.

  c.

   Self evaluation

  Self evaluation adalah kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap perilakunya sendiri. Seseorang dapat melakukan penilaian dalam usaha mencapai tujuan tertentu untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

  Dalam penelitian ini menggunakan teori dari Larry (1981). Peneliti beranggapan bahwa teori ini sudah mencakup proses regulasi diri secara keseluruhan.

3. Dampak Regulasi Diri Regulasi diri membawa suatu dampak dalam kehidupan seseorang.

  Mischel (1999) menyatakan karakteristik orang yang memiliki regulasi diri yang baik adalah : a. Seseorang dapat secara aktif memiliki pengaruh dan membangun kehidupannya sendiri saat ini maupun di masa depan.

  b. Seseorang mampu menetapkan tujuan yang ingin diraih dan memotivasi diri sendiri untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

  c. Mampu menghadapi masalah penting dengan baik.

  d. Seseorang menjadi lebih menyadari tentang perilakunya sendiri dan bagaimana menyesuaikan diri dengan norma masyarakat.

  Carvier dan Scheier (1996) mengatakan bahwa regulasi diri memberikan dampak yang dapat dirasakan oleh seseorang, yakni : a. Seseorang dapat menentukan suatu nilai, membuat standart personal dan menentukan tujuan dalam hidup.

  b. Seseorang mampu menyadari bahwa mengenai apa yang dipikirkan dan mampu mengontrol pikirannya.

  c. Seseorang mampu mengubah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

C. REMAJA 1. Pengertian remaja

  Definisi remaja ada dari pandangan WHO adalah suatu masa: (Sarwono, 2007):

  a. Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda- tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

  b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa.

  c. Terjadi peralihan ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative lebih mandiri.

  Santrock (2003) mendefinisikan remaja (adolescence) sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan emosional.

  Gunarso (1981) mengatakan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.

  Hurlock (1980) mengatakan masa remaja dikatakan sebagai periode perubahan yakni meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis. Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan. Adanya perubahan nilai-nilai yang disebabkan perubahan minat dan pola perilaku remaja.

  Berdasarkan berapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah suatu masa peralihan dari masa anak kearah masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, kognitif dan emosional.

2. Karakteristik remaja

  Masa perkembangan pada remaja tengah (middle adolescence) berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimis, idealis atau materialistis dan sebagainya (Sarwono, 2007).

  Remaja juga memiliki minat akan simbol status. Simbol status merupakan simbol prestise yang menunjukkan bahwa orang yang memilikinya lebih tinggi atau mempunyai status yang lebih tinggi dalam kelompok, seperti dapat membelanjakan uang tanpa harus bekerja dapat menyatakan status sosial ekonomi yang lebih tinggi (Hurlock,1980).

  Hurlock (1980) menyatakan salah satu ciri masa adalah masa yang tidak realistik. Pada masa ini, umumnya remaja memandang kehidupan sesuai dengan sudut pandangnya sendiri, yang mana pandangannya itu belum tentu sesuai dengan pandangan orang lain dan juga dengan kenyataan. Selain itu, bagaimana remaja memandang segala sesuatunya bergantung pada emosinya sehingga menentukan pandangannya terhadap suatu objek psikologis

  Remaja mencoba mencapai kemandirian dan menemukan dirinya dengan bergerak menjauhi orang tua dan mendekati teman sebaya.

  Remaja kemudian membentuk kelompok. Kelompok dengan kohesi kuat mengembangkan suatu iklim kelompok dan norma-norma kelompok (Monks,dkk, 1992).

  Masa remaja adalah masa dimana remaja mengambil keputusan- keputusan tentang masa depan, teman-teman mana yang dipilih, sekolah mana yang akan dipilih dan sebagainya. Remaja cenderung menghasilkan pilihan-pilihan,menguji situasi dari berbagai perspektif, mengantisipasi akibat-akibat dari keputusan dan mempertimbangkan kredibilitas sumber-sumber (Santrock, 2003).

  Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja memiliki ciri kurang realistis dan kurang stabil emosinya. Remaja mengalami perubahan minat dan salah satunya memiliki ketertarikan pada simbol status. Remaja juga cenderung menjauhi orang tua dan mencari kelompok yang sesuai dengan dirinya, selain itu, remaja mengambil keputusan-keputusan tentang masa depan dengan kecenderungan menghasilkan pilihan-pilihan, menguji situasi dari berbagai perspektif, mengantisipasi akibat-akibat dari keputusan dan mempertimbangkan kredibilitas sumber-sumber 3.

   Tugas perkembangan Remaja

  Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst (Hurlock, 1980) yaitu : a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.

  b. Mencapai peran sosial pria dan wanita. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.

  d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.

  e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.

  f. Mempersiapkan karir ekonomi.

  g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.

  h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku dan mengembangkan ideologi.

D. REGULASI DIRI DAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN

IMPULSIF PADA REMAJA

  Masa remaja adalah masa dimana remaja mengambil keputusan- keputusan tentang masa depan, teman-teman mana yang dipilih, sekolah mana yang akan dipilih dan sebagainya (Santrock,2003). Remaja sudah mulai menentukan tujuan apa yang ingin dicapai dalam hidup. Hal ini berkaitan dengan tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang harus dipenuhi seperti mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya dan mencapai kemandirian emosional dari orang tua. Oleh karena remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama teman sebaya dalam suatu kelompok, maka turut mempengaruhi remaja tentang bagaimana bersikap, berpenampilan dan minat terhadap sesuatu.

  Berbagai perubahan terjadi pada remaja seperti perubahan minat. Salah satunya adalah minat akan simbol status. Simbol status merupakan simbol prestise yang menunjukkan bahwa orang yang memilikinya mempunyai status lebih tinggi dari kelompoknya, maka remaja rela untuk melakukan apa saja supaya dirinya memiliki status yang lebih tinggi dalam kelompoknya.

  Hal inilah yang membuat remaja melakukan kegiatan membeli barang-barang yang dirasa mampu menunjukkan status secara tidak terencana. Kegiatan membeli ini didukung dengan adanya pertumbuhan ekonomi sehingga banyak didirikan pusat-pusat perbelanjaan atau mal yang menawarkan berbagai macam barang yang menarik. Display barang yang menarik tentu saja memikat remaja dan menyebabkan terjadinya kegiatan membeli. Sekarang ini, dapat dilihat bahwa pembelian di mal-mal lebih banyak didominasi oleh remaja. Apabila kegiatan membeli barang secara tidak terencana dilakukan terus menerus, maka dapat memicu terjadinya perilaku konsumtif.

  Ada banyak faktor yang mempengaruhi kegiatan membeli secara tidak terencana seperti kondisi ekonomi, kepribadian, waktu, lokasi, budaya, kondisi emosional. Regulasi diri juga turut berpengaruh pada terjadinya pembelian secara impulsif.

  Regulasi diri ini menjadi berpengaruh dalam pembelian impulsif karena berkaitan dengan kemampuan untuk mengendalikan perilakunya sendiri terhadap stimulus-stimulus yang ada baik dari luar maupun dari dalam diri. Dalam teori belajar sosial, kemampuan regulasi diri membantu seseorang untuk mengambil keputusan dan melakukan perencanaan mengenai cita-cita atau tujuan yang ingin dicapai. Regulasi diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan perilakunya sendiri, memotivasi dirinya sendiri seperti menetapkan tujuan hidup, merencanakan strategi, mengevaluasi dan mengubah perilakunya sendiri.

  Dalam regulasi diri terdiri dari 3 aspek yakni aspek observasi diri, aspek evaluasi diri dan aspek proses respon diri. Ketiga aspek ini yang berperan dalam pengaturan perilaku seseorang.

  Seseorang yang memiliki regulasi diri yang baik mampu untuk menyadari apa yang dipikirkan dan mengontrol pikirannya, mampu menyelesaikan masalah yang penting dengan baik, mampu menetapkan tujuan yang ingin diraih serta memotivasi diri sendiri.

  Pada kegiatan membeli, regulasi diri memiliki pengaruh pada seseorang untuk mengontrol pikirannya. Hal ini yang menentukan pengambilan keputusan seseorang dalam membeli barang. remaja yang memiliki regulasi diri yang baik menyadari perilakunya dan mampu mengontrol dirinya sendiri, sehingga remaja dapat mengantisipasi terjadinya kegiatan membeli tanpa adanya perencanaan sebelumnya.

  Sebaliknya, remaja yang tidak memiliki regulasi diri yang baik cenderung kurang mampu untuk mengontrol dirinya pada saat membeli barang, sehingga pembelian secara impulsif tidak dapat dihindari.

E. HIPOTESIS

  Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan yang negatif antara regulasi diri dengan tingkat kecenderungan pembelian impulsif pada remaja tengah. Apabila tingkat kecenderungan pembelian impulsif tinggi maka regulasi diri rendah.

  Sebaliknya, jika tingkat kecenderungan pembelian impulsif rendah maka regulasi diri tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian termasuk dalam penelitian korelasi. Penelitian ini

  dilakukan untuk melihat hubungan antara regulasi diri dan tingkat kecenderungan remaja tengah melakukan pembelian impulsif.

B. SUBYEK PENELITIAN

  Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja tengah usia 14-18 tahun (Steinberg, 2002). Subyek dipilih adalah siswa SMA kelas X . Peneliti memilih sekolah SMA Bopkri I untuk subjek penelitian.

  C.

   VARIABEL PENELITIAN 1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah regulasi diri.

2. Variabel tergantung

  Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah tingkat kecenderungan pembelian impulsif.

D. DEFINISI OPERASIONAL 1. Regulasi Diri

  Regulasi diri dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengendalikan perilakunya sendiri dengan melakukan observasi diri, evaluasi diri dan proses merespon diri yang sering dikenal dengan self reinforcement.