BLO 000A.
(2)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
6 1
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
RE N CAN A PE N GE L OL AAN DAE RAH PE RL IN DUN GAN L AUT
DAN PE MBAN GUNAN SUMB E RDAYA WIL AYAH PE SISIR DE SA B L ON GKO, KE CAMATAN T E N GA, KAB UPAT E N MIN AH ASA, SUL AWE SI UTARA
1999
K erjasama:
Proyek Pesisir Sulawesi Utara
dengan
BAPPE DA K abupaten Minahasa Propinsi Sulawesi Utara
(3)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
6 2
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
PE N YUSUN : Meidiarti Kasmidi
Arnold Ratu E ric k Armada Jefta Mintahari Ismet Maliasar Donald Yanis F emmy L umolos N orma Mangampe
Pertama Kapena Marthen Mongkol
D ana untuk persiapan dan pencetakan dokumen ini disediakan oleh USAID sebagai bagian dari USAID /BAPPE NAS Program Pengelolaan Sumberdaya Alam dan USAID -CRC/URI
Program Pengelolaan Sumberdaya Pesisir (CRMP)
Dic etak di: Jakarta
Kutipan: K asmidi, M., A. Ratu, E . Armada, J. Mintahari, I. Maliasar, D. Yanis, F. Lumolos, N. Mangampe, P. K apena, dan M. Mongkol.
1999. Rencana Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir D esa B longko, K ecamatan Tenga, K abupaten Minahasa, Sulawesi Utara. University of Rhode Island, Coastal Resources Center, Narragansett, Rhode Island, USA dan B appeda K abupaten Minahasa, Sulawesi Utara. I ndonesia.
F oto halaman depan dan belakang:
Christovel Rotinsulu, Femy Lumolos, Meidiarti K asmidi, dan Norma Mangampe
Peta : Audrie Siahainenia dan Asep Sukmara
L ayout : Asep Sukmara dan Meidiarti K asmidi
(4)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
6 3
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
ME N IMBAN G:
a. B ahwa lingkungan hidup Indonesia sebagai karunia dan rahmat Tuhan Yang Maha E sa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan ruang bagi kehidupan dalam segala aspek dan matranya sesuai dengan Wawasan Nusantara.
b. B ahwa dipandang perlu melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang guna menunjang terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. c. B ahwa Pembangunan wilayah pesisir adalah pembangunan terpadu wilayah perairan dan daratan Indonesia dengan segenap sumber
daya alam yang terkandung di dalamnya untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia
d. B ahwa dengan diterapkannya kebijakan dan strategi pembangunan wilayah pesisir dan laut yang mantap dan berkesinambungan, maka semakin terbukti negara kita mampu secara mandiri untuk mengelola sumberdaya alam dengan baik, sesuai dengan tujuan pembangunan nasional.
e. B ahwa untuk menjaga keseimbangan pembangunan wilayah pesisir dan laut maka harus mempunyai upaya-upaya terpadu yang dilakukan oleh dan untuk masyarakat guna melindungi daya dukung lingkungan hidup akibat tekanan dan atau perubahan langsung maupun tidak langsung yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, agar mampu mendukung peri kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
KABUPATEN MINAHASA
KECAMATAN TENGA
PEMERINTAH DESA BLONGKO
KEPUTUSAN
PEMERINTAH DESA BLONGKO
NOMOR. : 04/2004A/KD-DB/XI/99
TENTANG
PELAKSANAAN RENCANA PENGELOLAAN DAERAH PERLINDUNGAN LAUT DAN
PEMBANGUNAN SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA BLONGKO
(5)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
6 4
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
f. B ahwa pengelolaan wilayah pesisir yang berbasis masyarakat dilaksanakan secara swadaya dan partisipasi aktif dari oleh dan untuk masyarakat dengan kerjasama aktif antara Lembaga Pemerintah dan bukan Pemerintah yang menjamin kesinambungan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir di tingkat D esa.
g. B ahwa untuk pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir di tingkat D esa, perlu dituangkan dalam suatu K eputusan D esa yang pengelolaannya dilakukan secara terpadu oleh seluruh masyarakat dan pemerintah di D esa B longko, K ecamatan Tenga, K abupaten Minahasa.
h. B ahwa hasil musyawarah bersama masyarakat dusun tanggal 18 dan 19 Juli 1999.
i. B ahwa hasil musyawarah bersama seluruh masyarakat dan Perwakilan D esa tanggal 7 November 1999.
ME N GIN GAT:
1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan,Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3299);
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang K onservasi Sumberdaya Alam Hayati dan E kosistemnya. Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419);
3. Undang-undang Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai. (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3445);
4.Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501);
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.(Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);
6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan D aerah.(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
7. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang K ehutanan.(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang K awasan Suaka Alam dan K awasan Pelestarian Alam.(Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3776);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut.(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3816);
10.Peraturan D aerah T ingkat II K abupaten Minahasa Nomor 5 Tahun 1991 tentang Reancana Tata Ruang Wilayah K abupaten D aerah T ingkat II Minahasa.
(6)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
6 5
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
ME MUT USKAN ME N E TAPKAN :
Pertama : Rencana Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir D esa B longko
K edua : Membentuk B adan Pengelola Sumberdaya Wilayah Pesisir D esa secara terpadu.
K etiga : Melaksanakan Rencana Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir D esa secara terpadu oleh masyarakat bersama Instansi Pemerintah, Swasta dan Lembaga terkait lainnya.
K eempat : K eputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditandatangani Surat K eputusan ini, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan kekurangan akan dilakukan perbaikan dan penyempurnaan sebagaimana mestinya.
D itetapkan di : B longko,
Pada tanggal : 7 November 1999
K epala D esa B longko
(Phillep Dandel)
Perwakilan Masyarakat D esa B longko
(7)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
6 6
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o Mengetahui:
Camat Tenga;
Drs. A.R. L engkey N IP. 560 009 859
Perumus:
T im Kerja Proyek Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Kabupaten Minahasa
Wakil B upati Minahasa Selaku Pembina T im K erja
Drs. B. Tangkawarouw
Asisten II Setwilda Minahasa Selaku Wakil K etua T im K erja
Drs. H , Tatareda N IP. 560 002 652
K etua B appeda Minahasa Selaku K etua T im K erja
Drs. Adolf Kainde N IP. 560 002 963
Sekretaris K T F
Ir. Djoike S. Karouw N IP. 560 012 297
(8)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
6 7
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o Unsur D inas K ehutanan
F.H . Poludu N IP. 560 007 214
Unsur D inas Perikanan
Ir. M. Palenewen N IP. 560 013 520
Unsur D inas PU. B ina Marga dan Cipta K arya
E duard Kaseger, AmaTe. N IP. 560 012 318
Unsur K antor Pertanahan
Ir. B usye Meina N IP. 750 005 425
Unsur D inas Pariwisata
Dra. Selma Rumate N IP. 560 012 806
Unsur D inas PU. Pengairan
Ir. Revly Mambu N IP. 010 211 210
Unsur D inas PMD K abupaten Minahasa
E dy Watung, B Sc . N IP. 010 075 704
Unsur B agian LH Sekretariat K abupaten
Ir. R J. Siwi N IP. 560 013 613
(9)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
6 8
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o Unsur B agian Hukum Sekretariat K abupaten
Zeth Kaunang, SH . N IP. 560 014 096
K epala Seksi Sumberdaya Alam dan LH B appeda Minahasa
J. Dazy Mongilala, SH . N IP. 560 012 963
Unsur Yayasan K elola Manado
M. N ainggolan
Unsur Fakultas Perikanan Unsrat
Ir. B illy Wagey, MSc . N IP. 131 860 792
Unsur K ecamatan Tenga
Ir. E lly Sangian N IP. 560 015 410
(10)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
6 9
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
D
esa B longko merupakan salah satu dari tiga lokasi Proyek Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir (Coastal Resources Management Project) di Sulawesi Utara yang diprakarsai bersama antara United States A gency for International Development (USAID ) dan B adan Perencanaan Pembangunan Nasional (B APPE NAS) sejak bulan Mei 1997. D ipilihnya D esa B longko sebagai salah satu lokasi proyek oleh T im K erja T ingkat Propinsi Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir berdasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu antara lain: 1) Tingkat ketergantungan masyarakat yang cukup tinggi terhadap sumberdaya pesisir, 2) Terdapatnya isu-isu sumberdaya wilayah pesisir seperti; penangkapan ikan dengan cara merusak, penangkapan satwa yang dilindungi, erosi pantai, sanitasi lingkung-an, dan lain-lain, 3) T ingkat kepedulian yang cukup tinggi dari pemerintah desa dan masyarakat terhadap isu-isu pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir.Sumberdaya wilayah pesisir di D esa Blongko cukup potensial dikembangkan baik dari potensi pertanian maupun perikanan yang dapat membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat. D isadari bahwa tanpa pengelolaan yang baik atau pemanfaatan yang tidak memperhatikan prinsip kelestarian dan daya dukung sumberdaya alam, maka dapat mengancam kehidupan masyarakat itu sendiri serta kelestarian lingkungan hidup di masa mendatang. Salah satu bentuk komitmen masyarakat dalam usaha pengelolaan wilayah pesisir yaitu melalui pembuatan D aerah Perlindungan Laut yang telah berlangsung selama setahun dan sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat khususnya para nelayan. D aerah Perlindungan Laut ini dikelola oleh masyarakat dengan melihat keterpaduan isu-isu dan keterpaduan instansi atau lembaga. Hal ini tertuang di dalam
Rencana Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir D esa B longko.
Penyusunan Rencana Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir merupakan bagian dari siklus perencanaan atau kebijakan dalam pengelolaan sumber-daya wilayah pesisir berbasis masyarakat. Pada tahap pertama telah dilakukan pengidentifikasian berbagai isu yang ada di desa, yaitu permasalahan dan potensi wilayah pesisir yang dapat dikembangkan dalam pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir secara berkelanjutan oleh masyarakat. Identifikasi isu-isu ini dituangkan dalam dokumen Prof il Sumberdaya Wilayah Pesisir. Tahap selanjutnya yaitu penyusunan Rencana Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir terpadu berdasarkan isu dan permasalahan yang ada. Rencana pengelolaan ini berisi strategi-strategi, kegiatan yang diusulkan dan direncanakan sendiri oleh masyarakat untuk dilaksanakan, dengan melihat potensi dan kemampuan masyarakat. D iharapkan dengan disusunnya rencana yang berbasis masyarakat, pemanfaatan dan pemeliharaan berbagai sumberdaya alam yang ada di wilayah pesisir D esa B longko dapat terus dilanjutkan oleh masyarakat sendiri secara partisipatif dan penuh rasa tanggung jawab.
D okumen Rencana Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir disusun oleh beberapa tokoh masyarakat (kelompok inti) dalam Pelatihan Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Secara Terpadu B erbasis-Masyarakat (ICM Training) dan Lokakarya Penyusunan Rencana Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir B erbasis-Masyarakat yang difasilitasi oleh Proyek Pesisir. D okumen ini telah mengalami
K
ATA
P
ENGANTAR
(11)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
7 0
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o beberapa kali perbaikan oleh anggota T im K erja K abupaten
Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Terpadu (Kabupaten Task Force) dalam beberapa kali pertemuan/lokakarya, juga perbaikan tatabahasa dan tataletak penulisan yang dilakukan oleh petugas penyuluh lapangan dan beberapa staf konsultan Proyek Pesisir tanpa mengurangi arti atau makna kegiatan yang dimaksud. Tanpa kerja keras dari masyarakat D esa B longko sendiri dan tanpa dukungan dari berbagai pihak (Pemerintah, LSM, Perguruan Tinggi, dan Swasta) Rencana Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut dan Pemb angunan S umb erdaya Wilayah Pesisir ini tidak dapat diselesaikan. Untuk itu kami sangat bangga atas kerja sama dan dukungan ini dan mengucapkan selamat kepada masyarakat D esa B longko dan pemerintah daerah di K abupaten Minahasa atas keberhasilan penyusunan dokumen ini.
D o kumen ini mer upakan c o nto h pro ses perenc anaan partisipatif dari bawah (bottom-up planning) dan dipersiapkan secara bersama-sama dengan berbagai lembaga pemerintah setempat dan dapat dipakai sebagai model untuk diterapkan di desa-desa lain di Sulawesi Utara dan I ndonesia. D okumen ini diharapkan dapat
II
menj adi pedo man b agi pemerint ah dan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan di desa, dengan tidak menutup kemungkinan adanya perubahan-perubahan strategi dan kegiatan yang dianggap perlu dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan perkembangan masyarakat D esa B longko. D okumen ini tidak akan ada artinya apabila tidak diacu untuk dijadikan pedoman dan pegangan oleh masyarakat dan pemerintah setempat. Semoga do kumen ini b er manf aat b agi upaya mempertahankan dan meningkat kan ko ndisi sumb erdaya wilayah pesisir ser t a memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di D esa B longko.
Manado, D esember 1999
J.Johnnes Tulungen
(12)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
7 1
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
S
AMBUTAN
K
ETUA
BAPPEDA K
ABUPATEN
M
INAHASA
P
embangunan dan pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan lautan selama ini, pendekatannya lebih banyak dilakukan secara terpusat dan kurang melibatkan peranan masyarakat di wilayah pesisir itu sendiri, terutama dalam tahap perencanaannya. Akibatnya sasaran dan target pembangunan wilayah pesisir dan lautan tidak tercapai, malahan kita saksikan semakin terkurasnya sumberdaya yang ada dan semakin rusaknya lingkungan pesisir dan lautan.D alam era yang baru dan akan datang ini, pendekatan seperti itu tidak lagi sesuai, sehingga kita perlu menerapkan konsep dan paradigma baru pembangunan yaitu pemberdayaan masyarakat dan titik berat pada “Bottom-up Planning”. Melalui konsep baru ini diharapkan efektivitas dan efisiensi pembangunan, khususnya wilayah pesisir dan lautan akan dapat tercapai.
Sehubungan dengan itu maka kami menyambut dengan gembira kehadiran buku ini yang memang nyata-nyata disusun oleh masyarakat di wilayah pesisir itu sendiri, sehingga telah sejalan dengan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat, dan bagi kami ini merupakan contoh yang baik peran masyarakat dalam perencanaan wilayahnya sendiri.
Harapan kami kiranya buku Rencana Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir
D esa B longko ini akan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehingga bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir dan di Minahasa pada umumnya.
K epada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan buku ini, terutama pihak USAID melalui Proyek Pesi-sir Sulawesi Utara di Manado saya mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
K iranya pembangunan dan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan di waktu-waktu yang akan datang akan semakin berhasil dengan upaya-upaya perencanaan masyarakat sendiri sebagaimana berhasilnya penyusunan buku ini.
Tondano, D esember 1999
K etua B APPE DA K abupaten Minahasa,
Drs. A. Kainde
(13)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
7 2
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
P
enyelesaian Rencana Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir ini sangat didukung oleh berbagai pihak baik secara individu maupun lembaga. Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih kepada B pk. D rs. A. K ainde, K etua B appeda K abupaten Minahasa, yang juga selaku K etua T im K erja K abupaten dalam pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir. Terima kasih juga disampaikan kepada B appeda Sulawesi Utara B pk. D rs. J. Saruan (K etua), Ir. A. J. Wowor (Wakil K etua), dan Ir. B. Puspitadevi; dan B appeda Minahasa B pk. Ir. J. K arouw dan Ir. P. Wowiling atas dukungan dan kerjasama bahkan masukan dan koreksi selama pembuatan dokumen ini. Terima kasih pula disampaikan kepada seluruh anggota T im K erja K abupaten dari berbagai instansi atas segala dukungan dan masukan dalam mendo ro ng masyarakat desa dan P royek Pesisir mengembangkan pengelolaan sumberdaya pesisir di D esa B longko lewat diskusi-diskusi khusus rencana pengelolaan, kunjungan dan diskusi langsung kepada masyarakat dan pemerintah desa.Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada segenap individu dan lembaga yang telah membantu dalam penyelesaian Rencana Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir D esa B longko. Terima kasih yang terdalam penulis sampaikan kepada B apak Phillep D andel selaku kepala desa, tokoh-tokoh masyarakat, pimpinan golongan agama,
kepala-kepala dusun, LK MD, LMD dan seluruh masyarakat D esa B longko yang sudah memberikan pikiran dan saran-saran dalam penggalian isu, penetapan strategi dan penentuan kegiatan-kegiatan serta penyusunan lembaga pendukung dalam rencana pengelolaan di D esa Blongko. Terima kasih kepada K elompok Pengelola D aerah Perlindungan Laut dan K elompok I nti penyusunan Rencana Pengelo laan D aerah Perlindungan L aut dan Pemb angunan Sumberdaya Wilayah Pesisir yang sudah bekerja sama dengan baik dalam semua kegiatan khususnya dalam penyusunan rencana pengelolaan ini, sejak pelatihan penyusunan rencana pengelolaan di Hotel Sahid Manado sampai pada sosialisasi di masyarakat.
Uc apan terima kasih j uga penulis sampaikan kepada pimpinan dan staf Proyek Pesisir serta konsultan yang telah memberikan berbagai bentuk bantuan, fasilitas dan masukan sehingga rencana pengelolaan ini dapat tersusun dengan baik. Staf Proyek Pesisir tersebut adalah; Johnnes Tulungen, Asep Sukmara, D aisy Malino, Ari Setiabudi D armawan, Christovel Rotinsulu, Maria D impudus, Lissa Ingkiriwang, Sesilia D ajoh, Sherly Tulung, Noni Tangkilisan, Melky Mainsega, Agustinus Tabuni, dan Wasimin. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada B rian Crawford dan Ian D utton atas dukungan ide dan saran-saran teknis yang diberikan selama penyusunan dokumen ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada para konsultan: D enny K arwur,
U
CAPAN
T
ERIMA
K
ASIH
(14)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
7 3
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
V
Janny K usen, Pierre G osal, Max Lolong, Yenny Morasa. Juga para peserta magang di Proyek Pesisir: Peggy Wowiling dan Yenni Manorek dari B appeda K abupaten Minahasa, Wilmie Pelle, Muhammad G. Trinanto dan Silvana Veilen Tololiu dari Fakultas Perikanan dan Ilmu K elautan UNSRAT.
Terima kasih pula kepada USAID (United States A gency for International Development) yang telah memberikan dukungan dana sehingga rencana pengelolaan ini bisa disusun dan diselesaikan.
Manado, D esember 1999
Meidiarti Kasmidi Arnold Rattu E ric k Armada Jefta Mintahari Ismet Maliasar Donald Yanis F emmy L umolos N orma Mangampe Pertama Kapena Marthen Mongkol
(15)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
7 4
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o Agroforestri : atau agro-perhutanan adalah sistem tata guna lahan
yang struktur dan fungsi ekologinya menyerupai hutan serta berfungsi memenuhi kebutuhan sosial ekonomi penduduk. Sistem-sistem agro-perhutanan (agroforestri) atau “wanatani” meliputi pohon-pohon sebagai komponen-komponen lain dalam sistem memungkinkan perlindungan tanah secara baik dan pelestarian air serta zat makanan. Sistem agro-perhutanan ini ada beberapa macam, antara lain:
!
Pertanaman gang, di mana tanaman musiman ditanam di antara baris-baris pohon yang menghasilkan bahan tanaman yang berharga;!
Pertanaman campuran tanaman permanen, seperti kopi atau cokelat di antara pohon-pohon kayu;!
Pertanaman tanaman pangan di ladang-ladang dengan naungan pohon-pohon atau semak-semak penahan angin;!
Sistem kebun buah-buahan, di mana pohon menghasilkan buah yang dapat dimakan, bahan obat, atau kayu bakar, sedangkan tanah di sekitarnya ditanami tanaman pangan atau pakan ternak;!
Penanaman pohon secara menyebar di padang pengembalaan untuk konservasi tanah, menyediakan tempat berteduh, kayu, dan bahan bakar;!
Sistem perkebunan di mana rumput disela-selanya dimakan oleh ternak yang digembalakan di tempat tersebut.Sistem agro - perhutanan memulihkan f ungsi pelindung atau peneduh pe po ho nan di lahan gundul t et api t idak unt uk menggantikan fungsi hutan. Sistem ini sering lebih efektif untuk memelihara f ungsi- f ungsi lingkungan ser t a melest arikan keanekaragaman hayati, dan mungkin juga menyediakan sumber pendapatan yang lebih berkelanjutan.
APB D : Anggaran Pendapatan dan B elanja D aerah
APB N : Anggaran Pendapatan dan B elanja Negara
APPK D : Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran
K euangan D esa
BANG D E S : Pembangunan D esa
BAPPE DA : B adan Perencanaan Pembangunan D aerah
BAPPE NAS : B adan Perencanaan Pembangunan Nasional
B K K B N : B adan K oordinasi K eluarga B erencana Nasional
B LK : B alai Latihan K erja
B PD : B adan Perwakilan D esa
B PN : B adan Pertanahan Nasional
B RLK T : B alai Rehabilitasi Lahan dan K onservasi Tanah
BUMN : B adan Usaha Milik Negara
DAS : D aerah Aliran Sungai
D E PK E S : D epartemen K esehatan
D E PNAK E R : D epartemen Tenaga K erja
D ikmas : Pendidikan Masyarakat
D PL (D aerah Perlindungan Laut)/Marine Sanctuary:
Suatu kawasan laut (yang terdiri atas terumbu karang, lamun dan hutan bakau baik sebagian atau seluruhnya) yang dikelola dan dilindungi secara hukum melalui keputusan desa yang bertujuan untuk melindungi keunikan, keindahan dan produktivitas atau rehabilitasi suatu kawasan atau kedua-duanya. K awasan ini dilindungi
secara tetap/permanen dari berbagai kegiatan
pemanfaatan kecuali kegiatan, pendidikan dan wisata terbatas (snorkel dan menyelam).
D
AFTAR
S
INGKATAN
DAN
I
STILAH
(16)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
7 5
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
FAPE RIK : Fakultas Perikanan dan Ilmu K elautan
ICM : Integrated Coastal Management (Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Terpadu)
K el. Inti : K elompok Inti
K K : K epala K eluarga
K PD PL : K elompok Pengelola D aerah Perlindungan Laut
K T F : Kabupaten Task Force (T im K erja K abupaten)
LK MD : Lembaga K etahanan Masyarakat D esa
LMD : Lembaga Musyawarah D esa
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
MCK : Mandi Cuci K akus
MUSBANG : Musyawarah Pembangunan
PE MD E S : Pemerintah desa
P & K : Pendidikan dan K ebudayaan
PK K : Pendidikan K esejahteraan K eluarga
PLH : Pendidikan Lingkungan Hidup
PU : Pekerjaan Umum
PO LAIRUD : Polisi Perairan dan Udara
RAKO RBANG : Rapat K oordinasi Pembangunan
SD : Sekolah D asar
SDWP : Sumberdaya Wilayah Pesisir
SK : Surat K eputusan
VII
UNSRAT : Universitas Sam Ratulangi
UPS : Unit Pengelola Sarana
USAID : United States A gency for International Development
UU : Undang-undang
Barangay : Setingkat D esa di Philipina
Chainsaw : Mesin pemotong kayu
D onatur : Pemberi batuan
E rosi : Pengikisan tanah oleh air dan angin
Isu : Potensi atau permasalahan dalam pengelolaan
Manta Tow : Suatu teknik pengamatan terumbu karangdengan cara menarik pengamat di belakang perahu yang melaju dengan kecepatan tetap di atas terumbu karang
PengucapanSyukur:
Acara tahunan di desa dalam rangka syukuran masyarakat atas keberhasilan dalam bidang pertanian,perikanan dan usaha lainnya
Septic Tank : Tempat penampungan limbah dan kotoran Trans Sulawesi : Jalan yang menghubungkan antara kota-kota
besar di Sulawesi dari Manado di utara sampai Makassar di selatan P. Sulawesi
(17)
D
AFTAR
I
SI
i
III
IV
VI
VIII
X
X I
X II
1
1
1
2
4
8
9
11
12
12
13
13
14
15
16
17
17
17
17
K ATA PE NG ANTAR ... SAMBUTAN K E T UA BAPPE DA K ABUPAT E N MI NAHASA ... UCAPAN TE RIMA K ASIH ... DAF TAR SI NG K ATAN DAN I ST I LAH ... DAF TAR ISI ... DAF TAR TAB E L ... DAF TAR G AMBAR ... DAF TAR LAMPIRAN ... 1. Pendahuluan ... 1.1. G ambaran Umum D esa ... 1.1.1. K ondisi Lingkungan ... 1.1.2. Kondisi Sosial E konomi Masyarakat ... 1.2. Proses Penyusunan Rencana Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir ... 1.3. Tujuan Rencana Pengelolaan ... 1.4. I su-I su Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir di D esa B longko ... 2. Visi Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir D esa B longko ... 3. Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut ... 3.1. Konsep, Tujuan Utama dan Proses Pembentukan D aerah Perlindungan Laut ... 3.2. Strategi dan K egiatan ...
3.2.1. Menjaga dan Memperbaiki K ualitas E kosistem Terumbu K arang dan Habitat yang B erhubungan D engan
Terumbu K arang ... 3.2.2. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Melalui Pengembangan D aerah Perlindungan Laut ... 3.2.3. Meningkatkan K esadaran Masyarakat Terhadap Lingkungan Melalui Pendidikan Lingkungan Hidup ... 3.3 K elompok Pengelola D aerah Perlindungan Laut ... 3.3.1. Tugas dan Tanggung Jawab ... 3.3.2. Masa K erja ... 3.3.3. Mekanisme Pelaporan ... 3.4. Monitoring dan E valuasi D aerah Perlindungan Laut ...
(18)
4. Pengelolaan dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir ... 4.1. Strategi dan K egiatan ... 4.1.1 Meningkatkan Sanitasi Lingkungan dan K esehatan Masyarakat ... 4.1.2 Mengurangi Terjadinya E rosi Pantai dan Sungai ... 4.1.3 Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat ... 4.1.4 Mengurangi D ampak E rosi D aratan/Lahan Pertanian ... 5. Monitoring dan E valuasi ... 6. Tatanan K elembagaan ... 7. Penutup ... D AF TAR PUSTAK A DAN B I B LI O G RAF I ... D AF TAR LAMPI RAN ...
IX
19
19
19
2 0
21
2 2
2 4
2 5
3 6
3 7
41
(19)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
7 8
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
D
AFTAR
T
ABEL
Tabel 1. Jenis Tanaman yang ditanam oleh penduduk D esa B longko ... Tabel 2. Suku B angsa yang ada di D esa B longko ... Tabel 3. Peranan dan K eterkaitan B PD, Pemerintah D esa dan K ecamatan Serta B appeda Terhadap B adan Pengelola ... Tabel 4. Tujuan, Strategi, K egiatan dan Lembaga Pelaksana Rencana Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut dan Pembangunan
Sumberdaya Wilayah Pesisir D esa B longko, K ecamatan Tenga, K abupaten Minahasa ...
2
4
2 9
3 0
(20)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
7 9
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
D
AFTAR
G
AMBAR
G ambar 1. Jalan Trans Sulawesi yang Membelah Pemukiman ... G ambar 2. Peta Lokasi D esa B longko ... G ambar 3. Peta Sebaran Habitat Pesisir di D esa B longko ... G ambar 4. Salah Satu K egiatan K elompok Inti dalam Penyusunan Rencana Pengelolaan D PL dan Pembangunan Sumberdaya
Wilayah Pesisir ... G ambar 5. Penandatanganan D okumen Rencana Pengelolaan D PL dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir D esa B longko
O leh Anggota K T F ... G ambar 6. E rosi Pantai yang Terjadi di D esa B longko ... G ambar 7. Visi Masyarakat D esa B longko: “Masyarakat Sejahtera, Lingkungan Lestari” ... G ambar 8. Perkebunan K elapa di D esa Talise ... G ambar 9. Papan-Papan Informasi yang Menunjang D aerah Perlindungan Laut ... G ambar 10. Pusat I nformasi Sebagai Sarana Untuk Pendidikan Lingkungan Hidup ... G ambar 11. Pemantauan Terumbu K arang D engan Menggunakan Metode Manta Tow ... G ambar 12. Pembangunan MCK untuk Mengatasi Sanitasi Lingkungan yang B uruk ... G ambar 13. Rencana Pengelolaan Lokasi E rosi D engan Meluruskan Aliran Sungai Laimpangi ... G ambar 14. Salah Satu Lahan Pertanian yang Terlantar ... G ambar 15. K omitmen Pemimpin di D esa Sangat Menentukan K eberhasilan Pengelolaan dan Pembangunan ... G ambar 16. D ukungan Pemerintah Sangat Mendorong Pengelolaan B erbasis-Masyarakat ...
1
3
5
6
7
8
10
11
12
15
18
19
2 0
2 2
2 5
2 7
(21)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
8 0
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
D
AFTAR
L
AMPIRAN
Lampiran 1. SK D esa Tentang D aerah Perlindungan Laut ... Lampiran 2. Peta Lokasi D aerah Perlindungan Laut D esa B longko ... Lampiran 3. Tabel Pengawasan Terhadap D PL ... Lampiran 4. Tabel Monitoring Tangkapan Ikan ... Lampiran 5. D aftar K egiatan-kegiatan Penting D alam Pendirian D PL dan Penyusunan Rencana Pengelolaan ... Lampiran 6. Tabel D ata Manta Tow ...
41
5 2
5 3
5 4
5 5
5 9
(22)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
1
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
1. P
ENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Desa 1.1.1 Kondisi L ingkungan
D esa B longko terletak di bagian barat K abupaten Minahasa yang berhadapan dengan Laut Sulawesi, yaitu sekitar 115 km sebelah selatan dari ibukota Propinsi Sulawesi Utara, Manado, dan jarak dari desa ke kota Amurang sekitar 32 kilometer. D esa ini terletak di jalur Jalan Trans Sulawesi yang membelah pemukiman menjadi dua bagian, yaitu bagian kiri dan kanan jalan, dengan luas pemukiman sebesar 35 hektare (Prof il D esa, 1997).D esa ini
merupakan salah satu desa dari 27 desa dalam lingkup administrasi K ecamatan Tenga yang berbatasan di sebelah utara dengan D esa Sapa, di sebelah selatan dengan D esa B oyong Pante, sebelah barat Laut Sulawesi dan sebelah timur D esa Paku Ure I dan D esa Paku Ure II (Profil D esa, 1997).
Menurut informasi penduduk, di Pantai B longko dahulu banyak terdapat penyu, burung Maleo (Macocephalon maleo) dan burung Rangkong (Rhyticeros casidix), tapi sekarang ini satwa tersebut sudah sulit ditemukan. Satwa liar yang masih dapat dilihat adalah ikan D uyung (D ugong dugon), ikan G orango (Hiu) dan Penyu (K asmidi, 1998). Penduduk B longko masih suka mengkonsumsi penyu, terutama pada saat-saat tertentu seperti Perayaan Na-tal, Tahun B aru atau pada acara Pengucapan Syukur.
Survey L ine I ntercept Transect (LI T ) untuk terumbu karang tepi (fringing reef) menunjukkan jumlah tutupan total karang hidup (keras dan lunak) dari 35 sampai dengan 56 persen dengan rata-rata tutupan 43 persen, dan meskipun ditemukan bukti adanya pemboman dan kerusakan karang pada masa lalu, jumlah karang mati yang ada di terumbu sekarang ini sangat kecil (K usen, dkk., 1999). Pengambilan karang secara besar-besaran terjadi pada tahun 1972 untuk pembuatan Jalan Trans Sulawesi. Hal ini dirasakan masyarakat sebagai salah satu penyebab terjadinya erosi pantai (K asmidi, 1998).
Ada sekitar 15 hektare hutan bakau di D esa B longko yang sebagian besar terletak di pantai barat (Profil D esa, 1997). Sekitar tahun 1962-1965 masyarakat banyak memanfaatkan kayu bakau untuk kebutuhan bahan bangunan, kayu bakar, pewarna dan pengawet jaring serta obat-obatan. K erusakan
(23)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
2
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o hutan bakau yang besar terj adi pada tahun 1 9 7 2 , pada saat
pembuatan Jalan Trans Sulawesi yang digunakan sebagai kayu bakar dan juga alat pengangkut karang yang masuk sampai di pantai mengakibatkan pohon-pohon bakau yang ada ikut terangkat. Menurut informasi penduduk, pohon bakau yang ada sekarang ini merupakan pertunasan dari pohon bakau yang sudah ditebang (K asmidi, 1998). K erusakan hutan bakau ini menyebabkan air laut masuk sampai ke perkampungan penduduk pada saat musim gelombang besar (musim angin barat dan selatan).
Hutan di D esa B longko dikategorikan sebagai hutan lindung, yaitu seluas 237 hektare dan hutan produksi seluas 205,5 hektare (Profil D esa, 1997). Sebagian besar hutan yang ada telah dirubah menjadi lahan untuk perkebunan dan pertanian rakyat. Saat ini ada tiga orang masyarakat yang memiliki mesin pemotong kayu (chainsaw). B iasanya orang-orang tersebut mengambil kayu dari hutan D esa B longko yang berlokasi di daerah Tanah Putih, Parigi Lapan, K apaya, K ebun Sapulu dan B atu Tulu. Jenis-jenis kayu yang diambil adalah kayu N antu(Pa la q uium a btusifolium), B inuang (Octomeles sumatran), Rao (Diospyros dao), K ananga (Cananga odorata), Cempaka (E lmerrillia ovalis), Linggua (Ptercapus indicus), B ugis (Koodersiodendron pinnatum), dan kayu B olangitan (Tetrameles nudiflora) (K ussoy, dkk., 1999). Permasalahan yang ada untuk hutan di D esa B longko sekarang ini adalah mulai terlihat adanya penggundulan hutan di beberapa lokasi dan bahkan di lokasi sekitar sumber air.
1.1.2 Kondisi Sosial E konomi Masyarakat
B erdasarkan Profil D esa (1997), jumlah penduduk di D esa B longko tercatat sebanyak 1.251 orang yang terdiri dari 306 kepala
keluarga dan tersebar di tiga dusun yang terletak berdekatan satu dengan yang lainnya. Profil D esa juga menggambarkan urutan kategori mata pencaharian penduduk yaitu 38% dikategorikan bekerja pada subsektor Pertanian Tanaman Pangan, 13,3% bekerja pada sub sekto r Perkeb unan, 1 ,6 % b eker j a pada sub sekto r Peternakan, 11,4% bekerja pada subsektor Perikanan, dan 4,0% bekerja pada subsektor Jasa/Perdagangan (termasuk guru, pegawai negeri, pensiunan, pegawai BUMN, warung dan kios). Jumlah angkatan kerja yang ada di desa sebesar 748 jiwa (K ussoy, dkk., 1999).
Hasil survei sosial ekonomi tahun 1998 menunjukkan bahwa pertanian merupakan kegiatan penting dalam kegiatan produktif D esa B longko diikuti oleh kegiatan perikanan dan mengumpulkan hasil laut. Jenis tanaman yang paling banyak ditanam oleh masyarakat adalah jagung, diikuti oleh kelapa, kemudian padi,
JENIS TANAMAN
Jagung Kelapa Padi Sayuran Ubi Cabe Pisang Tomat Rempah-rempah Ubi talas Cengkeh Kacang Coklat Rambutan Mangga Vanili Pala Kopi Pepaya Langsat DurianSumber: Kussoy, dkk. (1999) Tabel 1. Jenis Tanaman yang Ditanam Oleh Penduduk Desa Blongko
(24)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
3
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
(25)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
4
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o sayuran, ubi, cabe, dan lain-lain (lihat Tabel 1).
Penangkapan ikan memainkan peranan penting untuk kegiatan produktif di D esa B longko seperti desa-desa pesisir lainnya. Pantai yang berada di depan pemukiman masyarakat dijajari dengan perahu nelayan, j aring yang b ergelantungan untuk dibersihkan atau diperbaiki dan orang-orang yang berjualan ikan, hal ini merupakan pemandangan umum yang dapat dilihat di desa ini. Sepanjang hari dapat dilihat perahu yang datang dan pergi di sekitar pantai desa. Ada 16 (enambelas) jenis alat penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan di D esa B longko, yaitu: pancing, panah/ jubi, tali senar, soma pajek o, jaring, dodango, soma rarape, soma dampar, giop, tali cak alang, soma landra, soma pak a-pak a, soma bodo, pancing bonceng, k oreng, tali madidihang. Alat penangkapan yang pal-ing banyak dipakai adalah pancpal-ing yang digunakan baik dengan menggunakan perahu (londe) atau hanya berdiri di tepi pantai/
terumbu karang.
S eb agian b esar penduduk D esa B lo ngko mer upakan penduduk pendatang, yang umumnya berasal dari Sangir (69% ), Minahasa (19% ) dan B olaang Mongondow (2% )(K ussoy, dkk., 1999). O rang-orang tersebut memilih datang ke D esa B longko karena di desa tersebut masih tersedia lahan untuk pertanian, masih bisa menangkap ikan di laut atau bekerja di perusahaan perkebunan kelapa. Pada Tabel 2 berikut ditampilkan hasil survei sosial ekonomi tahun 1998 tentang suku bangsa yang ada di D esa Blongko.
1.2 Proses Penyusunan Renc ana Pengelolaan Daerah Perlindungan L aut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir
Penyusunan Rencana Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir ini melalui suatu proses dan tahapan cukup panjang (lebih dari 1 tahun) yang dimulai dengan pengidentif ikasian isu- isu atau per umusan masalah pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir di desa yang dirangkum dalam satu dokumen Profil Sumberdaya Wilayah Pesisir D esa B longko (K asmidi, dkk., 1999). Selanjutnya berdasarkan profil tersebut dikembangkan satu rencana pengelolaan yang lebih terinci sehubungan dengan tujuan, strategi, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam menangani isu yang bersangkutan, lembaga-lembaga yang bertanggung jawab (pemerintah, LSM, perguruan tinggi, dan lain-lain), hasil yang diharapkan, indikator keberhasilan dan monitoring serta struktur kelembagaan dalam pelaksanaan rencana pengelolaan. Sementara proses penyusunan rencana pengelolaan berlangsung, dilaksanakan kegiatan pelaksanaan awal
SUKU BANGSA
Sangir Minahasa Bolaang Mongondow Siau Talaud Sangir-Minahasa Gorontalo Buton Bugis Sangir-Siau Jawa-Manado BantikSumber: Kussoy, dkk. (1999) Tabel 2. Suku Bangsa yang ada di Desa Blangko
(26)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
5
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
(27)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
6
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
do kumen P ro f il S umb erdaya Wilayah Pesisir dan Renc ana Pengelo laan D aerah Perlindungan L aut dan Pemb angunan Sumberdaya Wilayah Pesisir.
Secara ringkas proses penyusunan dan pelaksanaan rencana pengelolaan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Identifikasi dan analisa isu-isu (potensi dan permasalahan) yang diikuti dengan kegiatan-kegiatan pelaksanaan awal, pelatihan dan pendidikan lingkungan hidup.
(pembangunan MCK , pengadaan sarana air bersih, dan pengadaan sarana penangkapan ikan b er upa mesin katinting) yang bermaksud menangani masalah-masalah penting dalam masyarakat yang bisa langsung ditangani tanpa menunggu rencana pengelolaan selesai dibuat.
Penyusunan R enc ana Pengelo laan D aerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir D esa B lo ngko dilakukan o leh kelo mpo k inti masyarakat yang sebelumnya telah diberi pembekalan berupa pelatihan yang difasilitasi oleh Proyek Pesisir. K elompok inti ini terdiri dari perwakilan pemerintah desa, tokoh-tokoh masyarakat dan pemuda/i yang beberapa di antaranya sebelumnya sudah bekerja dalam menyusun Profil Sumberdaya Wilayah Pesisir D esa B longko. K elompok inti ini berfungsi untuk memfasilitasi penggalian isu, penentuan isu prioritas, penyusunan dokumen rencana pengelolaan dan sosialisasi dokumen sementara kepada masyarakat sampai pada pengesahan oleh pemerintah desa. D alam menjalankan f ungsinya, kelompok inti didampingi/dif asilitasi oleh penyuluh lapangan yang mempunyai peran sebagai berikut: mengadakan sosialisasi kepada masyarakat, menjelaskan
ke pada masyarakat mengenai t uj uan dan manf aat renc ana pengelo laan serta pro ses penyusunan renc ana pengelo laan, mengident if ikasi dan menghimpun kelo mpo k int i unt uk penyusunan rencana pengelolaan, memberikan pelatihan kepada kelompok inti masyarakat, merangkum hasil masukan dan ide masyarakat mengenai rencana pengelolaan, menjadi fasilitator dan koordinator sosialisasi, diskusi konsultasi antara masyarakat, instansi terkait dan proyek pesisir, dan koordinator penulisan
Gambar 4. Salah satu kegiatan Kelompok Inti dalam penyusunan rencana pengelolaan DPL dan pembangunan sumberdaya wilayah pesisir. (Foto: Proyek Pesisir Sulawesi
(28)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
7
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o 2. Penyusunan, distrib usi dan diskusi isi dari prof il dengan
masyarakat dan pemerintah desa. 3. Pembentukan kelompok inti.
4. Pelatihan kelompok inti untuk penyusunan rencana pengelolaan. 5. Mengadakan pertemuan-pertemuan dengan masyarakat dan
pemerintah desa mengenai draft rencana pengelolaan.
6. Review dari tenaga teknis dan instansi/lembaga terkait mengenai draft rencana pengelolaan.
7. Mendapatkan persetujuan formal rencana pengelolaan dari masyarakat dan pemerintah setempat.
8. Mendapatkan persetujuan sumber dana yang jelas dan kegiatan
perencanaan tahunan lewat RAKO RBANG /MUSBANG. 9. Pelaksanaan rencana pengelolaan oleh masyarakat dan lembaga
terkait.
10.Monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana pengelolaan dan mengadakan perubahan-perubahan sesuai kebutuhan.
Renc ana Pengelo laan D aerah Perlindungan L aut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir D esa B longko ini selanjutnya disahkan oleh pemerintah desa melalui musyawarah
Gambar 5. Penandatanganan Dokumen Rencana Pengelolaan DPL dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir Desa Blongko oleh Anggota KTF (Foto: Janny Kusen).
(29)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
8
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
Gambar 6. Erosi pantai yang terjadi di Desa Blongko (Foto: Proyek Pesisir Sulawesi Utara).
umum masyarakat yang ditetapkan dalam satu Surat K eputusan Pemerintah D esa kemudian disahkan oleh B upati dan 14 instansi terkait yang tergabung dalam anggo ta K T F. D o kumen ini selanjutnya dipakai sebagai dasar, pedoman dan prioritas yang akan diusulkan kepada pemerintah di tingkat yang lebih tinggi sebagai usulan perencanaan pembangunan desa melalui Musyawarah Pemb angunan D esa ( MU S B AN G ) dan R apat K o o rdinasi
Pembangunan (RAKO RBANG ) tahunan di tingkat kecamatan dan kabupaten. Pelaksanaan dari rencana pengelolaan ini akan dibuat dalam rencana aksi tahunan oleh badan pengelola dimana dalam pelaksanaan ini bantuan teknis dan dana diperoleh lewat APB D / APB N, lembaga-lembaga pemerintah (dinas dan instansi), LSM, perguruan tinggi, donatur dan masyarakat maupun usaha-usaha desa yang sah sesuai UU No. 22 tahun 1999 untuk melaksanakan kegiatan
dalam rencana pengelolaan ini.
1.3 Tujuan Renc ana Pengelolaan
Rencana Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pe-sisir yang telah disusun oleh masyarakat D esa B longko ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1 . S eb agai pedo man b agi masyarakat desa, pemerintah dan pihak terkait lainnya dalam upaya penyelesaian dan penanganan isu-isu/masalah yang diprioritaskan melalui rencana kegiatan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir terpadu. 2 . Memper j elas t anggung j awab dan peran masyarakat, pemerintah dan pihak terkait lainnya dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang ada di dalam R enc ana Pengelo laan D aerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir.
3. Sebagai pedoman dalam menetapkan aturan-aturan dari masyarakat dan pemerintah sehu-bungan dengan penanganan isu dan penyelesaian
(30)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
9
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o masalah.
1.4 Isu-Isu Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir di Desa B longko
I su-isu pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir di D esa B longko dikelompokkan dalam dua bagian besar berdasarkan keterkaitan penanganannya, sehingga rencana pengelolaan ini juga dibuat dalam dua bagian yaitu Rencana Pengelolaan D aerah Perlindungan Laut dan Rencana Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir. Adapun isu-isu berdasarkan pengelompokan ini adalah sebagai berikut :
A. Pengelolaan Daerah Perlindungan L aut:
!
Penangkapan ikan dengan cara merusak (bom dan racun)!
Pengrusakan hutan bakau!
Penangkapan satwa yang dilindungi!
Pendidikan lingkungan hidupB . Pengelolaan dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir:
!
Sanitasi lingkungan!
Sarana air bersih!
E rosi pantai!
Pemasaran hasil perikanan!
Anak putus sekolah!
Pemanfaatan lahan pertanian dan perkebunanB agian berikut akan memaparkan visi masa depan masya-rakat D esa B longko, tujuan-tujuan pengelolaan, strategi dan ke-giatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai visi tersebut beserta struktur pelaksanaan kegiatan dari rencana pengelolaan pembangunan ini.
(31)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
1 0
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
(32)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
1 1
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o Sebelum membuat/menyusun Rencana Pengelolaan D aerah
Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesi-sir, perlu diketahui pandangan, arah, c ita- c ita dan harapan masyarakat D esa B lo ngko tentang desanya sendiri melalui pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir berbasis-masyarakat. Visi masyarakat ini diharapkan dapat dicapai minimal 15 tahun ke depan (antara tahun 2000 - 2015). K elompok inti, yang berjumlah sembilan orang, mencoba merumuskan visi masyarakat D esa B longko tentang D aerah Perlindungan Laut secara khusus dan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir pada umumnya. Setelah perumusan ini kelompok inti mengadakan sosialisasi kepada masyarakat untuk penggalian ide dan persetujuan visi bersama. Visi masyarakat D esa B longko adalah:
2. V
ISI
P
ENGELOLAAN
D
AERAH
P
ERLINDUNGAN
L
AUT
DAN
P
EMBANGUNAN
S
UMBERDAYA
W
ILAYAH
P
ESISIR
D
ESA
B
LONGKO
“Terciptanya masyarakat yang
sejahtera dan lingkungan yang
lestari melalui Daerah
Perlindungan L aut dan
pengelolaan sumberdaya wilayah
pesisir sec ara terpadu dan
berkelanjutan”
Gambar 8. Perkebunan Kelapa di Desa Talise (Foto: Proyek Pesisir Sulawesi Utara).
(33)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
1 2
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
3.1 Konsep, Tujuan Utama dan Proses Pembentukan Daerah Perlindungan L aut.
Tujuan pembentukan D aerah Perlindungan Laut (D PL) adalah dalam rangka meningkatkan produksi perikanan di sekitar D PL sekaligus melindungi keanekaragaman makhluk hidup dan terumbu karang di dalam D PL. Upaya ini dalam jangka panjang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang menjaga dan mengelola D PL tersebut.
Ide pembuatan D PL seluas 6 ha ini dimulai saat Proyek Pesisir memfasilitasi studi banding ke Pulau Apo, F ilipina yang diikuti oleh seorang anggota masyarakat D esa B longko yang dilanjutkan dengan kunjungan K epala Barangay (kepala desa) dan seorang anggota masyarakat Pulau Apo ke D esa B longko. D aerah Perlindungan Laut yang ada di Pulau Apo merupakan salah satu contoh D PL skala kecil yang sukses dan sudah berlangsung lebih dari sepuluh tahun. D iskusi dan sharing antara kedua orang dari Pulau Apo dan masyarakat D esa B longko b erlangsung c ukup b aik dan menimb ulkan keter tarikan masyarakat untuk membuat D PL. Sadar akan arti peningkatan produksi perikanan dan pentingnya melindungi keanekaragaman sumb erdaya b agi generasi mendat ang, pemerint ah dan
3. P
ENGELOLAAN
D
AERAH
P
ERLINDUNGAN
L
AUT
Gambar 9. Papan-papan informasi daerah perlindungan laut (Foto: Christovel Rotinsulu).
(34)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
1 3
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o masyarakat D esa B longko bekerjasama dengan Proyek Pesisir
merancang pembuatan D PL di D esa B longko.
Penetapan D PL di D esa B longko melalui suatu proses yang c ukup panj ang (kira- kira satu tahun). I ni dimulai dengan penempatan penyuluh lapangan secara purna waktu di desa, pengumpulan data/identifikasi potensi dan masalah, pendidikan lingkungan hidup melalui pelatihan monitoring terumbu karang, penyuluhan hukum lingkungan, pelaksanaan awal (pembangunan MCK dan sarana penyaluran air bersih), penentuan lokasi D PL, pembuatan aturan lewat pertemuan-pertemuan formal dan infor-mal yang melibatkan berbagai pihak terkait antara lain pemerintah, pemimpin informal/keagamaan, guru, nelayan, petani, buruh, pemuda sampai murid sekolah dasar. D alam setiap musyawarah dan pelatihan muncul keinginan masyarakat untuk membuat suatu aturan dan membentuk K elompok Pengelola D aerah Perlindungan Laut.
Pada tanggal 26 Agustus 1998 Surat K eputusan D esa mengenai Aturan D aerah Perlindungan L aut disetuj ui dan ditetapkan bersama dalam musyawarah umum. SK D esa hasil musyawarah umum itu kemudian diadakan perbaikan berdasarkan masukan masyarakat dan selanjutnya ditandatangani oleh K epala Wilayah K ecamatan Tenga (SK D esa terlampir). Setelah SK D esa D aerah Perlindungan Laut ditetapkan dan ditandatangani oleh K epala Wilayah K ecamatan Tenga, kemudian dilanjutkan dengan pemilihan K elompok Pengelola D aerah Perlindungan Laut yang selanjutnya menangani beberapa kegiatan yaitu: pembuatan dan pemasangan tanda batas, pembuatan dan pemasangan papan-papan informasi, pembangunan pusat informasi, dan peresmian D aerah Perlindungan Laut yang dilaksanakan pada tanggal 16 April 1999.
3.2 Strategi dan Kegiatan
3.2.1 Menjaga dan Memperbaiki Kualitas E kosistem Terumbu Karang dan H abitat yang B erhubungan Dengan Terumbu Karang
E kosistem terumbu karang di D esa B longko perlu dijaga dan ditingkatkan kualitasnya dalam upaya peningkatan produksi perikanan dan perlindungan pantai. B eberapa permasalahan yang dihadapi yaitu adanya ancaman kegiatan penangkapan ikan dengan cara yang merusak seperti racun dan bom yang dilakukan oleh masyarakat dari dalam dan luar desa, adanya penebangan bakau untuk kayu bakar pada waktu-waktu tertentu, adanya penangkapan j enis hewan yang dilindungi seperti penyu, dan kurangnya penegakan hukum bagi para pelaku perusakan lingkungan serta penambangan karang di masa lampau. B eberapa strategi untuk mencapai tujuan di atas adalah:
Strategi 1: Menghindari penangkapan ikan dengan menggunakan
bahan peledak dan racun serta kegiatan lain yang merusak ekosistem terumbu karang.
Kegiatan:
!
Melakukan sosialisasi peraturan D aerah PerlindunganLaut kepada masyarakat dalam desa dan luar desa.
!
Melakukan pelatihan-pelatihan usaha perikanan (budidaya, cara pengawetan dan pengolahan ikan dan lain-lain).!
Pembentukan dan penguatan kelompok nelayan dengan usaha katinting.(35)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
1 4
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
Strategi 2 :Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
hutan bakau di dalam D aerah Perlindungan Laut dan sekitarnya.
Kegiatan:
!
Memberikan penjelasan kepada masyarakat tentangmanfaat hutan bakau.
!
Melakukan konsultasi dengan bagian teknis untuk memberi penyuluhan tentang cara penanaman dan pemeliharaan bakau.!
Membuat aturan tentang pengelolaan hutan bakau.Strategi 3: Menghindari punahnya hewan langka yang ada di dalam
daerah perlindungan dan sekitarnya.
Kegiatan:
!
Melakukan pendidikan lingkungan hidup untukmasyarakat umum dan anak-anak tentang satwa yang dilindungi.
!
Membuat aturan penangkapan satwa yang dilindungi di desa.Strategi 4: Monitoring, pengawasan dan penegakan Aturan D aerah
Perlindungan Laut.
Kegiatan:
!
Melakukan pengawasan secara bergilir oleh anggotakelompok monitoring dan pengawasan.
!
Membuat jadwal monitoring dengan metode “Manta Tow” oleh masyarakat secara berkala.!
Melengkapi sarana pengawasan dan monitoring berupa teropong dan perahu.!
Menegakkan peraturan D aerah Perlindungan Laut yang sudah ditetapkan.!
Menindak setiap pelaku yang melanggar Aturan D aerah Perlindungan Laut.3.2.2 Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Melalui Pengembangan Daerah Perlindungan L aut
Pendapatan masyarakat D esa B longko pada umumnya dapat dikatakan masih rendah, sehingga D aerah Perlindungan Laut yang telah ada ini sangat diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini sangat penting untuk keber-langsungan kegiatan D aerah Perlindungan Laut, dimana K elompok Pengelola D aerah Perlindungan Laut bisa memperoleh dana man-diri dari kegiatan ini dan masyarakat juga memperoleh pendapatan selain pendapatan dari usaha penangkapan ikan dan pertanian. Strategi untuk mencapai harapan dan tujuan di atas adalah:
Hasil yang diharapkan Kualitas terumbu karang meningkat Masyarakat menjaga ekosistem terumbu karang Keanekaragaman hayati terjaga dan meningkat Pengawasan dan penegakan hukum meningkat Tutupan Karang Partisipasi kelompok masyarakat yang menjaga dan memonitor
Jumlah dan jenis biota laut yang terjaga
* Frekwensi penjagaan dan monitoring
* Jumlah pelanggaran dan sanksi yang diberikan/ ditegakkan + + +/= + -Indikator Penilaian
(36)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
1 5
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
Strategi: Pengembangan berbagai peluang usaha mandiri melalui
kegiatan D aerah Perlindungan Laut.
Kegiatan:
!
Melakukan pelatihan pemandu dari masyarakat!
Melakukan pelatihan ketrampilan sablon kaos, dan lain-lain.!
Penentuan tarif untuk para pengunjung yang snork lingatau menyelam (diving).
!
Penjualan kaos dan kerajinan tangan lainnya yang menggambarkan D aerah Perlindungan Laut.Gambar 10. Pusat informasi sebagai sarana untuk pendidikan lingkungan hidup. (Foto: Femy Lumolos).
3.2.3 Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap L ingkungan Melalui Pendidikan L ingkungan H idup
Pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam proses penyadaran masyarakat. D alam b eb erapa isu sepert i pemb o man ikan, peneb angan b akau, penangkapan satwa yang dilindungi, sanitasi lingkungan, dan lain-lain, selalu muncul salah satu permasalahan yaitu rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat. O leh karena itu sangat perlu dilakukan penyadaran terhadap masyarakat baik anak maupun orang dewasa melalui bentuk-bentuk pendidikan lingkungan hidup. B eb erapa b entuk pendidikan lingkungan hidup yang akan dilaksanakan di D esa B longko adalah pendidikan lingkungan hidup melalui anak-anak Sekolah D asar dan pendidikan lingkungan hidup melalui orang dewasa (masyarakat umum) dengan menggunakan salah satu media yaitu Pusat I nformasi. B eberapa strategi untuk mencapai tujuan di atas adalah:
Strategi 1: Peningkatan fasilitas dan material pusat informasi serta
memperbaiki fasilitas yang ada.
Kegiatan:
!
Menentukan lokasi untuk Pusat Informasiyang permanen.
!
Mengumpulkan bahan dan material informasi pendidikanlingkungan hidup yang dibutuhkan di dalam Pusat Informasi.!
Menyusun proposal untuk mendapatkan bantuan.Strategi 2: Pengemb angan pendidikan lingkungan hidup di
(37)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
1 6
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
3.3 Kelompok Pengelola Daerah Perlindungan Laut
K elompok Pengelola D aerah Perlindungan Laut dibentuk atas permintaan masyarakat yang muncul pada setiap musyawarah-musyawarah penetapan lokasi dan aturan D aerah Perlindungan Laut. Masyarakat merasa sangat perlu adanya suatu kelompok khusus yang menangani D aerah Perlindungan L aut dengan didukung oleh SK D esa Nomor: 03/2004A/K D -D B /VI I I /98. K elompok pengelola ini dipilih dalam dua kali musyawarah dengan struktur organisasi sebagai berikut:
Kegiatan:
!
Melakukan pengajaran materi pendidikan lingkunganhidup di Sekolah D asar tentang terumbu karang, hutan bakau dan D aerah Perlindungan Laut.
!
Melakukan pelatihan pendidikan lingkungan hidup untuk guru-guru dan tokoh-tokoh masyarakat.!
Melakukan pendidikan lingkungan hidup untuk masyarakat umum tentang D aerah Perlindungan Laut (terumbu karang, hutan bakau, manfaat dan ancaman kerusakan).Hasil yang diharapkan Pemahaman masyarakat terhadap Daerah
Perlindungan Laut dan Lingkungan hidup meningkat
Kesadaran masyarakat meningkat
Kemampuan dan kapasitas masyarakat dalam
mengelola Daerah Perlindungan Laut dan lingkungan hidup meningkat
Tutupan Karang
Banyaknya jenis dan variasi pendidikan lingkungan hidup yang diberikan
Jumlah masyarakat yang dilatih dan dididik baik wanita maupun pria
+
+
+ Indikator Penilaian
Struktur Kelompok Pengelola Daerah Perlindungan Laut Penanggung Jawab Umum
Kepala Desa Badan Pengelola Ketua Kelompok Pengelola Sekretaris Bendahara Seksi Usaha Seksi Pendidikan Masyarakat Seksi Monitoring dan Pengawasan Masyarakat Penasehat: LMD, LKMD, Pemimpin Agama ○ ○ ○
(38)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
1 7
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
3.3.1 Tugas dan Tanggung Jawab
K elo mpo k Pengelo la D aerah Perlindungan L aut ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
!
Menyusun rencana pengelolaan D aerah Perlindungan Laut.!
Melakukan pengawasan, monitoring dan penegakan AturanD aerah Perlindungan Laut bagi masyarakat dari dalam desa maupun dari luar desa termasuk para pengunjung.
!
Mengkoordinir dan melaksanakan pembangunan pusat informasi, pemasangan tanda batas dan fasilitas lainnya yang diperlukan dalam pengembangan D aerah Perlindungan Laut.!
Memberikan penjelasan, penyuluhan, dan pendidikan lingkungan hidup kepada masyarakat tentang D aerah Perlindungan Laut.!
Mengembangkan peluang usaha masyarakat melalui kegiatan D aerah Perlindungan Laut.!
Menyampaikan laporan kegiatan dan keuangan secara terbuka di dalam kelompok, masyarakat dan kepala desa.3.3.2 Masa Kerja
Masa kerja K elompok Pengelola D aerah Perlindungan Laut ditetapkan selama dua tahun untuk satu periode kerja. Anggota masyarakat yang per nah duduk di ke pengur usan perio de sebelumnya dapat dipilih kembali untuk duduk di kepengurusan periode berikutnya. Pemilihan anggota masyarakat yang duduk di dalam kelompok pengelola ini dilakukan oleh masyarakat melalui musyawarah umum masyarakat.
3.3.3 Mekanisme Pelaporan
K elompok Pengelola D aerah Perlindungan Laut pada akhir masa jabatannya wajib membuat evaluasi dan pertanggungjawaban di dalam kelompok dan di hadapan masyarakat umum. Selain pelaporan tahunan, kelompok j uga waj ib melaporkan setiap penyelesaian satu kegiatan yang menggunakan dana seperti pembangunan pusat inf or masi, pembuatan tanda batas dan pemb uatan papan- papan inf o r masi, sec ara terb uka dengan memperlihatkan bukti-bukti pemakaian dana. D alam pelaporannya, kelompok pengelola melaporkan terlebih dulu di dalam kelompok melalui suatu rapat bulanan/dua bulanan yang dihadiri B adan Pengelola, kepala desa, LK MD, LMD, atau badan resmi lainnya yang ada di desa sesuai dengan UU No. 22 tahun 1999, kemudian pelaporan disampaikan kepada masyarakat melalui musyawarah umum masyarakat.
3.4 Monitoring dan E valuasi Daerah Perlindungan L aut
Mo nit o ring dan evaluasi D aerah Perlindungan L aut dilaksanakan oleh K elompok Pengelola D aerah Perlindungan Laut seksi monitoring dan pengawasan dengan membuat jadwal moni-toring. I ndikator yang digunakan dalam monitoring D aerah Perlindungan Laut adalah tutupan karang hidup dan jumlah ikan dengan menggunakan metode “Manta Tow”. D alam pelaksanaan monitoring D PL juga dicatat beberapa pelanggaran yang terjadi terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan serta tindakan apa saja yang diambil dalam rangka menegakkan aturan tersebut
(39)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
1 8
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
Gambar 11. Pemantauan terumbu karang dengan menggunakan metode
Manta Tow (Foto: Meidi Kasmidi).
(Lampiran 3). K husus indikator jumlah ikan ditambahkan tabel jumlah tangkapan ikan yang diisi oleh nelayan yang melakukan penangkapan di sekitar D aerah Perlindungan Laut dalam wilayah sepanjang Tanjung K ayu Wale sampai Tanjung B longko (Lampiran 4). Waktu pelaksanaan monitoring jumlah tangkapan ikan adalah 3 bulan berturut-turut dalam setahun dengan dua kali pemantauan dalam setiap bulannya yaitu pada musim bulan mati dan bulan penuh atau pada musim dimana masyarakat mendapatkan ikan yang paling banyak (masyarakat biasa menyebutnya bulan musim ikan). Setahun sekali K elompok Pengelola D aerah Perlindungan Laut bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi terhadap organisasi dan pelaksanaan program yang telah direncanakan. Selanjutnya kelompok pengelola ini melaporkan hasil evaluasinya kepada B adan Pengelola dan masyarakat melalui musyawarah umum.
(40)
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
1 9
Ren can a Pen g el o l aan Daer ah Per l i n d u n g an Lau t d an Pem b an g u n an Su m b er d aya Wi l ayah Pesi si r Desa Bl o n g k o
4. P
ENGELOLAAN
DAN
P
EMBANGUNAN
S
UMBERDAYA
W
ILAYAH
P
ESISIR
4.1 Strategi dan Kegiatan
4.1.1 Meningkatkan Sanitasi L ingkungan dan Kesehatan Masyarakat
Masalah sampah masih menjadi prioritas bagi masyarakat D esa B longko pada umumnya, terutama di daerah pemukiman penduduk di pantai. Penyebabnya adalah masih banyak masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya, sangat terbatasnya sarana penyaluran air bersih dan sarana MCK serta kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal kebersihan lingkungan. I su mengenai sanitasi lingkungan dan kesehatan masyarakat ini menyangkut isu-isu sampah, air bersih dan kotoran lainnya. Kondisi seperti ini terjadi di D usun I, D usun II dan D usun III. B eberapa strategi untuk mencapai tujuan di atas adalah:
Strategi 1: Peningkatan kesadaran masyarakat tentang kebersihan
lingkungan.
Kegiatan:
!
Melakukan gerakan Jum’at bersih.!
Melakukan pendidikan lingkungan hidup tentang manfaat kebersihan lingkungan.!
Melakukan lomba bersih pantai untuk anak SD, remaja dan pemuda serta masyarakat umum.!
Melakukan pelatihan pemanfaatan/penataan pekarangan.!
Melakukan lomba kebersihan antar dusun.Strategi 2: Pemeliharaan dan pengembangan sarana air bersih.
Kegiatan:
!
Pelatihan kelompok pengelola sarana air bersih (Tim UPS).!
Pembentukan dan pelatihan kelompok pengguna air.!
Penetapan iuran/K K /bulan.Strategi 3: Menghindari terjadinya gangguan kesehatan terhadap
masyarakat.
Kegiatan:
!
Penyediaan MCK yang memenuhi syarat kesehatandan pemeliharaannya.
!
PLH tentang kesehatan masyarakat dan dampak negatif dari sampah dan kotoran lainnya.!
G erakan penanaman tanaman obat dan rempah-rempah oleh setiap masyarakat.Gambar 12. Pembangunan MCK untuk mengatasi sanitasi lingkungan yang buruk. (Foto: Proyek Pesisir Suawesi Utara).
(1)
Tanggal
No
Kegiatan
Lokasi
1 2 3 4 5 6
7
8
9 10
11
12
13
Agustus’97 Agustus’97 November’97 November’97 November’97 November’97
November’97
Desember’97
Februari’98 Februari’98
Februari’98
Februari’98
Februari’98
Dusun I
Balai Desa Blongko Dusun III
Balai Desa Blongko Balai Desa Blongko
Dusun II dan III Desa Blongko
Dusun I dan II Desa Blongko
Balai Desa Blongko
Manado Dusun II Blongko
Dusun III Blongko
Dusun II Blongko
Dusun I Blongko Pertemuan sosialisasi Proyek Pesisir untuk masyarakat Dusun I
Pertemuan sosialisasi Proyek Pesisir untuk masyarakat Dusun II dan III Pelatihan monitoring terumbu karang secara partisipatif untuk tingkat dasar Penjelasan kegiatan proyek pesisir (anggota LKMD dan PKK)
Penjelasan kegiatan proyek pesisir (kelompok pemuda)
Sharing pengalaman “Peranan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya pesisir di Pulau Apo Philippina (masyarakat dusun II dan III)
Sharing pengalaman “Peranan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya pesisir di Pulau Apo Philippina (masyarakat dusun I dan II)
Musyawarah pelaksanaan awal: pembuatan MCK Desa (kepala Desa, anggota LKMD dan tokoh-tokoh agama)
Studi banding usaha wisata rakyat
Musyawarah pelaksanaan awal: pembuatan MCK Desa dan penjelasan strategi rencana kerja Desa Tahun kedua (anggota LKMD)
Musyawarah pelaksanaan awal: persetujuan masyarakat untuk pembuatan MCK Desa dan sharing hasil pelatihan Studi Banding Usaha Wisata Rakyat (Masyarakat Dusun III)
Musyawarah pelaksanaan awal: persetujuan masyarakat untuk pembuatan MCK desa dan sharing hasil pelatihan usaha wisata rakyat (masyarakat Dusun II)
Musyawarah pelaksanaan awal: persetujuan masyarakat untuk pembuatan MCK desa dan sharing hasil pelatihan usaha wisata rakyat (masyarakat Dusun I)
(2)
Tanggal
No
Kegiatan
Lokasi
14 15 16
17
18
19 20
21 22 23
24 25
26
Maret’98 Maret’98 Maret’98
Maret’98
Maret’98
Maret’98 April’98
April’98 Mei’98 Mei’98
Juni’98 Agustus’98
Agustus’98
Dusun I Dusun I Dusun I Blongko
Dusun II Blongko
Dusun III Blongko
Bogor
Dusun I dan dusun II
Dusun III Manado Dusun III
Dusun I Dusun II
Dusun I Pelatihan monitoring terumbu karang secara partisipatif untuk tingkat dasar
Pelatihan monitoring terumbu karang untuk tingkat dasar
Musyawarah pelaksanaan awal: lokasi pembuatan MCK desa dan Daerah Perlindungan Laut (masyarakat dusun I)
Musyawarah pelaksanaan awal: lokasi pembuatan MCK desa dan Daerah Perlindungan Laut masyarakat dusun II)
Musyawarah pelaksanaan awal: lokasi pembuatan MCK desa dan lokasi Daerah Perlindungan Laut (masyarakat dusun II)
Konferensi Nasional I Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia
Musyawarah aturan main Daerah Perlindungan Laut (kelompok pemanfaat: nelayan glining, nelayan perahu lampu, dan pengambil kayu bakau)
Pelatihan monitoring terumbu karang secara partisipatif untuk tingkat advance Pelatihan pengembang kelompok swadaya
Musyawarah tentang draft I aturan Daerah Perlindungan Laut (SK-Desa). (Tokoh-tokoh masyarakat dan pimpinan agama)
Musyawarah evaluasi pembangunan MCK dan laporan keuangan. (Tim UPS)
Musyawarah: Evaluasi pembangunan MCK, proyek air bersih dari Bandes Kabupaten dan pembentukan/pemilihan Kelompok Pengelola Daerah Perlindungan Laut. (Tim UPS, Kepala-kepala dusun dan tokoh-tokoh masyarakat
Musyawarah pemilihan kelengkapan pengurus dan anggota Kelompok Pengelola Daerah Perlindungan Laut dan diskusi gambaran tugas dan tanggung jawab. (Kepala Desa, kepala-kepala dusun, LKMD, Tim UPS, Tokoh-tokoh masyarakat, guru-guru dan masyarakat)
(3)
27
28 29
30 31
32
33 34
35
36
37
38
Agustus’98
November’98 Oktober’98
Desember’98 Januari’99
Januari’99
April’99 Mei’99
Juni’99
Juli’99
Juli’99
Juli’99
Musyawarah Desa persetujuan SK Desa “Daerah Perlindungan Laut” masyarakat Desa Blongko. (Masyarakat dan Tim Proyek Pesisir)
Pelatihan ICM untuk kelompok inti masayarakat
Musyawarah tentang strategi Pendidikan Lingkungan Hidup untuk anak-anak Sekolah Dasar. (Konsultan, EO, guru-guru).
Sosialisasi Profil Sumberdaya wilayah Pesisir dalam kegiatan-kegiatan perayaan Natal
Musyawarah: Sosialisasi Profil Sumberdaya wilayah Pesisir, Laporan kegiatan dan keuangan Kelompok Pengelola Daerah Perlindungan Laut, Laporan kegiatan pembangunan MCK oleh Tim UPS.
Musyawarah sosialisasi Profil sumberdaya wilayah pesisir dan aturan main kelompok usaha katinting, (Masyarakat dan nelayan)
Peresmian Marine Sanctuary (Daerah Perlindungan Laut)
Diskusi Tim COREMAP dengan Kelompok Pengelola Daerah Perlindungan Laut dan Masyarakat
Pelatihan kelompok inti untuk penyusunan rencana pengelolaan Hotel Sahid Manado
Musyawarah tokoh-tokoh masyarakat untuk sosialisasi Rencana Pengelolaan Daerah Perlindungan dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir
Musyawarah masyarakat Dusun I untuk membahas Rencana Pengelolaan Daerah Perlindungan dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir
Musyawarah masyarakat Dusun II untuk membahas Rencana Pengelolaan Daerah Perlindungan dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir
Dusun II (Balai Desa)
Tomohon Dusun II
Dusun I dan Dusun II Dusun I
Dusun I
Dusun I
Dusun I (Pusat Informasi)
Hotel Sahid Manado
Balai Desa
Dusun I
(4)
Tanggal
No
Kegiatan
Lokasi
39 40 41 42 43 44
45 46 47 48 49 50
51
Agustus’99 Agustus’99 Agustus’99 Agustus’99 September’99 September’99
September’99 September’99 Oktober’99 Oktober’99 Oktober’99 November’99
November’99
Pendidikan lingkungan hidup untuk anak-anak Sekolah Dasar Pelatihan monitoring Daerah Perlindungan Laut
Pelatihan agroforestry untuk petani
Pertemuan kelompok inti dengan KTF untuk pembahasan rencana pengelolaan Musyawarah Evaluasi Kelompok Pengelola Daerah Perlindungan Laut
Monitoring Daerah Perlindungan Laut oleh kelompok pengelola dengan metode manta tow
Pertemuan peserta INCUNE dengan masyarakat
Musyawarah masyarakat Dusun I tentang masalah erosi pantai
Musyawarah masyarakat Dusun I tentang masalah erosi pantai dan banjir
Pertemuan sharing masyarakat Desa Bentenan dan masyarakat Desa Blongko dalam rangka kunjungan belajar DPL
Musyawarah evaluasi umum Program MCK dan program Daerah Perlindungan Laut
Musyawarah umum persetujuan Rencana Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir
Lokakarya Persetujuan/Pengesahan Rencana Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir
SD Negeri Dusun I Dusun I Tondano Dusun I
Daerah Perlindungan dan sepanjang pantai Blongko Dusun I
Dusun I Dusun II Balai Desa Balai Desa Balai Desa
(5)
Nama Terumbu
:
Waktu
:
Tanggal
:
Tutupan Awan :
Pengamat
:
No.
Tow
Waktu
Mulai
Kedalaman
(M)
Keterangan
TABEL DATA MANTA TOW
Posisi
Awal*
Waktu
Berhenti
Posisi
Awal*
Tutupan Karang (%)
Hidup
Mati
Lunak
(6)