ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI LUTUNG JAWA: STUDI KASUS DI DESA TRIGONCO KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO.

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI LUTUNG
JAWA
(Studi Kasus di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo)
SKRIPSI
Oleh:
Andi Purwoko
NIM. C02211013

Universitas Agama Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2016

ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan tentang “Analisis Hukum
Islam Terhadap Praktik Jual Beli Lutung Jawa (Studi Kasus Di Desa Trigonco
Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo)”, dengan tujuan menjawab dua
rumusan masalah, yaitu bagaimana analisis hukum Islam terhadap praktik jual
beli daging lutung Jawa diDesa Trigonco Kecamatan Asembagus Kabupaten

Situbondo yang dijadikan makanan? Dan bagaimana analisis hukum Islam
terhadap praktik jual beli lutung Jawa di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus
Kabupaten Situbondo yang dijadikan peliharaan?
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif, yang
menggunakan metodewawancara dan observasi dalam pengumpulan datanya,
selanjutnya data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan
metode deskriptif analitis dengan pola pikir deduktif.
Hasil penelitian terhadap praktik jual beli lutung Jawa di Desa Trigonco
Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo menyimpulkan beberapa hal, yaitu
pertama, praktik jual beli daging lutung Jawa yang dijadikan makanan dalam
perspektif hukum Islamhukumnya adalah tidaksah, karena tidak memenuhi rukun
dan syaratjual beli pada objek, yaitu berupa bangkai yang hakikatnya adalahnajis,
objek tergolong binatang buas (siba>‘) dan menjijikan (kha>bith) yang haram untuk
dijadikan makanan, serta objek adalah benda muhtara>m, yaitu benda yang bukan
hak milik penjual.

Kedua, praktik jual beli lutung Jawa yang dijadikan peliharaan dalam
perspektif hukum Islam,hukumnya adalah tidaksah, karena jual beli ini telah
melanggar peraturan perundang-undangan perlindungan satwa liar dan
menentangketaatan pada pemerintah, yaitu mengambildan memanfaatkan lutung

Jawa yang statusnya dilindungidan mengambil hak milik umum yang dilindungi
negara.
Berdasarkan hasilkesimpulan, kepada para pihak, yaitu para pelaku jual
beli diharap untuk tidak memperjualbelikan lutung Jawa dan memanfaatkan
dalam bentuk apapun, karena lutung Jawa merupakan salah satu primatamilik
umum yang dilindungi oleh negara dalam perundang-undangan. Kedua kepada
pemerintah, supaya lebih tegas dalam meningkatkan pengawasan terhadap
konservasi perlindungan alam liar.

v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ..................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................iii
PENGESAHAN .....................................................................................................iv
ABSTRAK ..............................................................................................................v

KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi
DAFTAR ISI .........................................................................................................ix
DAFTAR TRANSLITERASI ................................................................................xi
BAB I

PENDAHULUAN ...........................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................9
C. Rumusan Masalah .....................................................................11
D. Kajian Pustaka ..........................................................................11
E. Tujuan Penelitian ......................................................................15
F. Kegunaan Hasil Penelitian ........................................................15
G. Definisi Operasional..................................................................16
H. Metode Penelitian .....................................................................17
I. Sistematika Pembahasan ...........................................................22

ix

BAB II


NORMA HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI,
PENYEMBELIHAN,
MAKANAN
DAN
PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG PERLINDUNGAN
SATWA LIAR
A. Norma Hukum Islam tentang Jual Beli...................................24
B. Norma Hukum Islam tentang Penyembelihan........................34
C. Norma Hukum Islam tentang Makanan..................................39
D. Peraturan Perundang-undangan Perlindungan Satwa Liar......46
1. Satwa liar dalam Undang-undang No.5 Tahun 1990.........46
2. Perlindungan lutung Jawa sebagai satwa liar yang
dilindungi dalam Keputusan Menteri Kehutanan dan
Perkebunan Nomor: 733/Kpts-II/1999...............................48

BAB III

PRAKTIK JUAL BELI LUTUNG JAWA DI DESA TRIGONCO
KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO

A. Gambaran Umum tentang Desa Trigonco...............................50
1. Geografis Desa Trigonco ...................................................50
2. Demografi Desa Trigonco..................................................51
B. Karakteristik Karakteristik Penjual, Pembeli Dan Objek Jual
Beli...........................................................................................52
1. Subjek penjual....................................................................52
2. Subjek pembeli...................................................................53
3. Objek jual beli....................................................................55
C. Praktik Jual Beli lutung Jawa di Desa Trigonco......................59
1. Praktik jual beli daging lutung Jawa yang dijadikan
makanan di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus
Kabupaten Situbondo.........................................................59
2. Praktik jual beli lutung Jawa yang dijadikan peliharaan di
Desa Trigonco Kecamatan Asembagus Kabupaten
Situbondo............................................................................62

x

BAB IV


PRAKTIK JUAL BELI LUTUNG JAWA DI DESA TRIGONCO
KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO
DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

A. Praktik Jual Beli Daging Lutung Jawa di Desa Trigonco
Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo yang Dijadikan
Makanan dalam Perspektif Hukum Islam................................64
B. Praktik Jual Beli Lutung Jawa di Desa Trigonco Kecamatan
Asembagus Kabupaten Situbondo yang Dijadikan Peliharaan
dalam Perspektif Hukum Islam................................................67

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................73
B. Saran ........................................................................................74

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................76
LAMPIRAN...........................................................................................................77


xi

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jual beli merupakan transaksi yang tidak bisa ditinggalkan dalam sirkulasi
kehidupan, karena manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang masih
membutuhkan lebih dari satu tangan dalam melancarkan kegiatan muamalahnya,
namun dalam pemenuhan kehidupan itu haruslah dibekali dengan dasar
ketaqwaanyang kuat, sehingga ketika kegiatan transaksi berlangsung, masingmasing pihak yang turut melakukan transaksi paham akan tugas, hak dan
kewajiban yang harus dilakukan demi terpenuhinya keabsahan dalam
bermuamalah. Dalam ayat-ayat hukum, Allah Swt. telah berfirman dalam surah
Annisa, ayat 29:


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu,

Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.1
Menurut jumhur ulama bahwa transaksi dengan jalan suka-sama suka
antara kedua belah pihak adalah dengan melalui sarana ijab kabul.2
Sarana jual beli merupakan bagian dari kegiatan yang menciptakan
hubungan silaturrahmi antar sesama yang mana dalam transaksi tersebut saling
1

Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya,Edisi baru, (Surabaya: Mekar Surabaya, 2004), 107.
Abdul Hayyie al-Kattani, TerjemahanFiqih Islam Wa Adillatuhu, Jilid 4, (Jakarta: Gema Insani,
2011), 32.
2

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

memberi kecukupan dari sesuatu yang dibutuhkan oleh mereka dan cara ini
adalah transaksi yang bisa memberikan kemaslahatan bagi banyak umat,
tentunya jika dilakukan dengan cara-cara yang telah disyariatkan oleh Allah Swt.

Maksud dari cara khusus (yang diperbolehkan) diatas adalah transaksi jual
beli yang dilakukan dengan cara yang jujur, baik-baik dan tidak menentang
seperti apa yang sudah ditetapkan dalam aturan rukun dan syarat jual beli.3 Dan
Allah Swt.berfirman dalam ayat-ayat hukum yang termaktub dalam nash
Alquran yang berbunyi:


Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.(QS.
Albaqarah: 275).4
Banyak kalangan yang belum memahami akan transaksi dalam hukum
Islam terutama dalam transaksi jual beli dengan baik. Sebagian diantara mereka
lalai dan tidak mengerti, mulai dari rukun dan syarat yang harus dipenuhi dalam
jual beli sampai pada objek yang ditransaksikan, sehingga akhirnya timbulah
perilaku yang melanggar etika dalam menjalankan kegiatan muamalah dan tanpa
mencari tahu hukum asal dari objek dari pada barang yang ditransaksikan.
Sikap tersebut merupakan hal yang fatal yang harus segera diubah, agar
setiap pelaku jual beli mampu melaksanakan transaksi yang lurus dan sesuai

3
4


Ibnu Zuhri, Fathul Qarribil Mujib, (Bandung: Trigenda Karya, 1995), 174.
Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya...,58

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

dengan syariatIslam, serta sanggup pula membedakan antara yang halal dan yang
haram, serta menghindari transaksi yang bersifat subhat dan ba>t}il.
Terkait dengan norma jual beli yang dipaparkan diatas, bahwa kegiatan jual
beli yang akan dibahas oleh Penulis adalah kejadian yang ada di Desa Trigonco
Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo, yaitu berkaitan tentang praktik
jual beli lutung Jawa. Lutung Jawa adalah salah satu jenis primata liar yang unik
(endemik) yang ada di Indonesia yang hanya terdapat di pulau Jawa, primata ini
disebut juga lutung Budeng. Lutung ini mempunyai postur tubuh yang agak
ramping,ekornya panjang antara 40-80 cm, dengan berat 5-15 kg. Postur tubuh
pejantan lebih besar daripada betina. Warna bulu (rambut) tubuhnya berlainan
tergantung spesies induknya, dari hitam dan kelabu, hingga kuning emas,
dibandingkan dengan kakinya, tangan lutung terbilang pendek, dengan telapak

yang tidak berbulu,5yang unik dari primata ini adalah dari beberapa induk betina
yang ada dalam satu kelompok akan saling membantu dalam hal mengasuh anak
dan makanan kegemaran satwa ini, antara lain adalah dedaunan, beberapa jenis
buah-buahan dan bunga dan terkadang binatang ini juga memakan serangga dan
kulit kayu.6 Demikianlah deskripsi karakteristik tentang lutung Jawa yang
menjadi objek perdagangan di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus Kabupaten
Situbondo.

5

Wikipedia, “Lutug Jawa”https:// id.wikipedia.org/wiki/Lutung. Diakses pada tanggal 20-Mei2015.
6
Alam Endah, “Lutung Jawa-trachypithecus-auratus”, http://alamendah.org/2010/07/13/lutungjawa-trachypithecus-auratus. Diakses pada tanggal 13-Mei-2015.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Menurut wawancara dengan pelaku jual beli, bahwa sebagian lutung jawa
yang diperdangankan adalah hasil buruan oleh para pemburu yang biasanya
memburunya didaerah hutan taman nasional Baluran, lutung yang ditangkap
adalah lutung yang biasanya berada dipinggir jalan untuk mencari makan dan
kemudian dijebak oleh pemburu. Kegiatan jual beli ini menggunakan sistem
pesanan, dan pesanan ini biasanya dilakukan satu minggu sebelumnya. Lutung
Jawa yang diperjualbelikan oleh para pelaku dimanfaatkan menjadi berbagai hal,
diantaranya menurut keterangan pelaku, ada yang dibuat makanan, yaitu bahan
campuran bakso dan ada yang beli hanya untuk dipelihara, karena lucu dan
bulunya indah. Alasan penjual bakso memilih menggunakan daging lutung Jawa
sebagai campuran bakso, karena lebih terjangkau dan ekonomis, jadi ketika
musim daging sapi naik terdapat pemesan menggunakan daging lutung Jawa
sebagai gantinya dengan untuk menghemat pengeluaran.7Namun ada juga
pemesan yang memesan lutung Jawa bukan untuk dimakan, melainkan untuk
dijadikan peliharaan semata.8
Seiring dengan berjalannya waktu, populasi lutung Jawa semakin
mengalami penurunan disetiap tahunnya dan terancam punah, disebabkan oleh
berkurangnya habitat, dampak perusakan hutan dan perburuan ilegal yang
dilakukan oleh manusia.Berdasarkan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.
733/Kpts-II/1999 tentang penetapan lutung sebagai satwa yang dilindungi. SK

7
8

Sutik, Wawancara, Situbondo, 28-Juli-2015.
Syamsul (Ipung), Wawancara, Situbondo, 30-Juli-2015.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

menteri ini dikeluarkan, dilatar belakangi salah satunya, karena populasi satwa
jenis ini telah mengalami penurunan dan terancam kepunahan.9
Terkait dengan adanya penurunan jenis terancamnya primata langkah Jawa
ini, pemerintah mengatur hal ini dalam peraturan perundang-undangan mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan satwa-satwa liar yang ada dikepulauan
Indonesia termasuk lutung Jawa, yang termaktub dalam undang-undang No. 5
Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya.10Yang
didalamnya berisi tentang pasal-pasal yang melarang manusia untuk melakukan
perburuan, pengambilan, perniagaan, dan pemanfaatan lainnya terhadap harta
kekayaan alam yang beranjak punah ini. Peraturan yang telah ditetapkan diatas
merupakan konsep yang harus ditaati dan tidak boleh dilanggar oleh semua
penduduk baik dalam maupu luar negeri.
Dan dari beberapa uraian tentang perundang-undangan yang ada, maka
ketaatan pada peraturan merupakan hal yang diwajibkan dijalankan, sedangkan
Allah Swt.tidak hanya mengatur hubungan dengan Allah semata, melainkan juga
mengatur kegiatan bermuamalah juga, terutama terkait dengan jual beli. Adapun
jual beli yang sering dijumpai dimasyarakat adalah jual beli makanan,
sebagaimana kebutuhan jasmani paling dasar yang dibutuhkan oleh manusia,
namun dalam mengkonsumsi makanan ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
tentunya makanan yang dikonsumsi haruslah makanan yang bermanfaat,
9

Audah Nadhif , “Perburuan Lutung Jawa”, http://mangrovemagz. com/index.
php/mangrove/opini/100-stop-perburuan-lutung-jawa-di-muara-gembong. Diakses pada tanggal
30-April-2015.
10
Traffic.org/ trade/ wildlifeTrade. Diakses pada tanggal 20-Mei-2015.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

berfaedah yang akan menjadikan berkah ketika dikonsumsi dan hal itu terdapat
pada makanan yang mengandung kebaikan dan kehalalan didalamnya, yang
dimulai dari dhatnya, cara memperolehnya, cara menyembelihnya, cara
mengolahnya dan cara memakannya, tentunya dengan cara-cara yang telah
disyariatkan.11
Allah Swt. berfirman dalam ayat-ayat hukum terkait dengan ketaatan pada
pemerintah dalam surah Annisa, yang berbunyi:


Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan)) di antara kamu. Kemudian,
jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah
(al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.(Q.S. Annisa/4: 59).12
Allah memerintahkan, wajib bagi seorang kaum untuk bertakwa pada Allah
Swt. Rasul-Nya dan pemimpin diantara kita, maksud pemimpin adalah
pemerintah yang berupa undang-undang, namun ketika kita mempunyai suatu
perbedaan pendapat tentang sesuatu hal, maka hendaklah

kita kembalikan

kepada Allah (Alquran) dan Rasul (Sunah).
Allah Swt. sudah menetapkan bahwa, kehalallan makanan itu terdapat
banyak kebaikan didalamnya, sedangkan sebaliknya keharaman itu banyak
membawa kepada kemudaratan yang akan ditimbulkan. Adapun asumsi orang
11
12

Ahmad Isa Asyur, Fiqih Islam Praktis: Bab Muamalah, (Solo: Pustaka mantiq, 1995), 387.
Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya...,114.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Arab bahwasannya, setiap makanan yang dianggap halal oleh mereka adalah yang
baik-baik, kecuali yang telah dijelaskan dalam syariat keharamannya. Maksudnya
adalah sesuatu yang dianggap baik oleh jiwa ialah yang sehat dan fitrah yang
seimbang sesuai dengan tabiatnya dimakan, dan menjadikan nutrisi bagi badan,
sedangkan yang menjijikan adalah yang sulit untuk dicerna dan banyak
membawa mudarat.13 Sedangkan Allah Swt. telah memerintahkan bagi manusia
untuk memakan sesuatu yang ada dibumi ini adalah hal yang halal lagi baik,
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Albaqarah ayat 168


Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (Q.S Albaqarah ayat
168).14

Dalam ayat ini dijelaskan bahwasannya Allah telah memerintahkan kita
untuk memakan dari apa yang ada dibumi ini dari unsur zat yang halal dan baikbaik, artinya zat yang akan dikonsumsi tidak membahayakan dan merugikan bagi
tubuh, serta dari hasil makanan yang telah dikonsumsi bisa menjadikan berkah.15
Kalangan ulama fikih menyebutkan bahwa, mengetahui yang halal dan
haram dalam hal makanan hukumnya adalah fard}u‘ayn.16Dalam mengetahui
keadaan kehalallan makanan, maka Allah telah berfirman dalam Alquran, yang
13

Ahmad Isa ‘Asyur, Fiqih Islam Praktis Bab: Muamalah..., 388.
Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya...32.
15
Abdul Hayyie al-Kattani,TerjemahFiqih Islam Wa Adillatuhu...,154.
16
Ibid., 388.

14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

mana hal itu sebagai landasan bagi kita dalam menimbang dan memilih makanan
yang halal dan haram yang terdapat pada surah Alaraf ayat 157 yang berbunyi:


Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk (Q.S Alaraf ayat157).17
Dari ayat diatas sudah dijelaskan bahwasannya Allah memberikan segala

sesuatu yang halal itu dari hal yang baik-baik pula, dan sebaliknya dari hal yang
buruk Allah Swt. melarangnya.
Daalam Alquran surah Almaidah ayat 4, yang berbunyi:


Katakanlah: Dihalalkan bagimu yang baik-baik (Q.S Almaidah ayat 4).18

Dalam hal ini binatang yang dianggap halal untuk dimakan adalah
binatang yang dianggap baik, yaitu binatang yang jinak dan tidak buas dan tidak
pula menjijikan atau buruk (kha>bid), seperti halnya binatang ternak, sapi, kerbau,
kambing.
Dalam pembahasan makanan yang mengandung kemudlaratan, tidak
hanya pada konteks makanan yang bersifat buruk ( Kha>bid) saja, melainkan

17
18

Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya...,228.
Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya...,143.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

binatang yang disebutkan Rasul dalam Sunah beliau, yang diriwayatkan oleh
jumhur ulama tentang pelarangan hewan yang bersifat buas (siba>‘).19
Jumhur ulama berpandangan tentang karakteristik binatang buas yang
bertaring adalah binatang buas yang menyerang mangsanya atau melukai
musuhnya dengan taringnya, baik untuk membela diri atau mencari makan.20
Terkait dengan pemaparan diatas, maka Penulis mencoba mengkaji
permasalahan yang ada dari segi hukum Islam, yang tidak lain adalah untuk
menemukan kejelasan hukum atas praktik yang terjadi di Desa Trigonco
Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo. Judul yang akan diangkat oleh
Penulis adalah analisis hukum Islam terhadap praktik jual beli lutung Jawa studi
kasus di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo.

19

A. Abdurrahman dan A. Haris Abdullah, Terjemah Bidayatu’l Mujtahid, (Semarang: AsySyifa’, 1990), 330.
20
Ahmad Isa Asyur, Fiqih Islam Praktis: Bab Muamalah...,389.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
Terkait dengan uraian masalah-masalah yang muncul diatas, maka bisa
diidentifikasikan masalah yang timbul antara lain:
1. Perburuan lutung Jawa di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus Kabupaten
Situbondo.
2. Transaksi jual beli daging lutung di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus
Kabupaten Situbondo yang dijadikan makanan.
3. Pengambilan lutung Jawa di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus
Kabupaten Situbondo yang dijadikan peliharaan.
4. Pandangan hukum Islam tentang larangan memakan binatang buas (siba>‘) dan
kotor (Kha>bid).
5. Jual beli lutung Jawa menurut perundang-undangan satwa liar.
6. Analisis hukum Islam terhadap praktik jual beli daging lutung Jawa yang
dijadikan makanan di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus Kabupaten
Situbondo
7. Analisis hukum Islam terhadap praktik jual beli lutung Jawayang dijadikan
peliharaan di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo
Untuk menghasilkan penelitian yang lebih terfokus pada faktor yang
muncul dari identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi permasalahan,
dengan

menemukan

permasalahan

yang

ada

dengan

cara

membatasi

permasalahan diatas, yaitu:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

1. Praktik jual beli daging lutung Jawa yang dijadikan makanan dalam perspektif
hukum Islamdi Desa Trigonco Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo
2. Praktik jual beli lutung Jawayang dijadikan peliharaan dalam perspektif
hukum Islam di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi dan batasan masalah diatas, maka Penulis
akan merumuskan masalah menjadi sebuah pertanyaan, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana praktik jual beli daging lutung Jawa yang dijadikan makanan
dalam perspektif hukum Islam di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus
Kabupaten Situbondo?
2. Bagaimana praktik jual beli lutung Jawa yang dijadikan peliharaan dalam
perspektif hukum Islamdi Desa Trigonco Kecamatan Asembagus Kabupaten
Situbondo?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini merupakan deskripsi ringkasan tentang penelitian yang
sudah pernah dilakukan oleh Penulis sebelumnya, sehingga tidak ada indikasi
adanya pengulangan atau plagiat dari kajian atau penelitian yang sudah ada.21
Penulis berusaha mencoba mencari judul yang berbeda dari yang pernah
ada di pembendaharaan koleksi skripsi yang ada di UIN Sunan Ampel Surabaya.
Dan mengecek dan menemukan beberapa karya skripsi yang masih dalam satu
21

Fakultas Syariah UIN Sunan Ampel, Petunjuk Penulisan Skripsi, (Surabaya: Fakultas Syariah,
2014, 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

ruang lingkup dengan karya Penulis, namun pembahasan dan pengkajiannya
berbeda, Seperti pada karya:
Saudara Mahfud Aziz. Sy pada tahun 2012, dengan karyanya yang
berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Peralatan Ibadah Yang

Terbuat Dari Kulit Binatang Buas” karya ini merupakan hasil penelitian
kepustakaan untuk menjawab dua pertanyaan bagaimana proses pembuatan
peralatan ibadah dari kulit binatang buas dan bagaimana tinjauan hukum Islam
terhadap jual beli perlengkapan ibadah yang terbuat dari kuli binatang buas.
Adapun kesimpulan atas penelitian ini adalah yang pertama adalah jual beli ini
sah, karena menyamak kulit bisa mensucikan kulit tersebut, sedangkan yang
kedua adalah tidak sah jual belinya, karena menyamak juga dikatakan tidak bisa
mensucikan kulit, sebabnya belum memenuhi syarat pensucian.22
Saudara Kamidatun Nafisah pada tahun 2012 dengan karya yang berjudul

“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Rica-Rica Biawak Di Jalan Raya
Villa Bukit Mas Surabaya”. Dalam karya ini terdapat dua permasalahan yang
akan diteliti, yaitu bagaimana praktik jual beli rica-rica Biawak di Jalan Raya
Villa Bukit Mas Surabaya dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadapjual beli
rica-rica Biawak di Jalan Raya Villa Bukit Mas Surabaya. Adapun
kesimpulannya adalah dari segi praktik jual belinya sah, namun dilihat dari segi
objeknya jual beli ini adalah batal atau fa>sid, karena objeknya dari barang haram

22

Mahfud Aziz. Sy “Analisis Hukum Islam Terehadap Jual Beli Tanduk Rusa untuk Bahan ObatObatan”, (Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2012)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

dan cara penyembelihannya dengan cara yang tidak sesuai dengan syari’at,
hukum dari jual beli ini adalah fa>sid atau rusak karena lidha>tihi.23
Saudara Khoirul Anwar pada tahun 2013, dengan karya yang
berjudul“Analisis Maslahah Mursalah dalam Fatwa MUI Jawa Timur No. Kep.

12/MUIJatim/JTM/2002 Tentang Penggunaan Tokek Untuk Bahan Obat”.
Skripsi tersebut membahas tentang penggunaan Tokek untuk bahan obat yang
dan fatwa MUI menyatakan hukumnya halal, berdasarkan penggunaan metode

Istinba>th hukum Islam dan maslahah mursalah yang memenuhi persyaratan
keabsahannya, menurut penulis skripsi tersebut harus ada upaya menemukan obat
lain yang lebih terjamin kesuciannya dan tidak diperdebatkan halal haramnya,
untuk menghindari yang subhat sekaligus memurnikan pengabdian kita kepada
Allah SWT.24
Penelitian, saudari Farid Sinta Maulana pada tahun 2013, dengan karya
yang berjudul “Analisis Hukum Islam Terehadap Jual Beli Tanduk Rusa untuk

Bahan Obat-Obatan”. Skripsi tersebut memiliki dua rumusan masalah yang
menjadi fokus pembahasan, yaitu bagaimana transaksi jual beli tanduk Rusa yang
digunakan untuk bahan obat-obatan dan bagaimana analisis hukum Islam
terhadap jual beli tanduk Rusa yang digunakan untuk bahan obat-obatan. Adapun
hasil kesimpulan pada skripsi ini menurut tinjauan hukum Islam jual beli ini
adalah ba>t}il, karena jual beli tersebut tidak memenuhi rukun dan syaratnya.

23

Kamidatun Nafisah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Rica-Rica Biawak Di Jalan
Raya Villa Bukit Mas Surabaya”,(Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2012).
24
Khoirul Anwar “ Analisis Maslahah Mursalah dalam Fatwa MUI Jawa Timur No. Kep. 12/MUI
Jatim/JTM/2002 Tentang Penggunaan Tokek Untuk Bahan Obat”, (Skripsi--IAIN Sunan Ampel,
Surabaya, 2013).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

Tanduk rusa rusa yang diperjual belikan bukan dari benda yang suci, karena
proses pengambilannya dengan memotong tanduk rusa yang masih hidup. Hukum
bagian tubuh yang dipotong pada saat hewan tersebut masih hidup adalah sama
dengan bangkai yang menjadikan najis dan haram untuk dimakan serta diperjual
belikan. Transaksi jual beli ini dianggap tidak berlaku, karena jual beli tersebut
tidak dilegalkan hakikat maupun sifatnya. Objek transaksi dianggap tidak layak
secara hukum, maka hukum transaksinya dianggap tidak terjadi. 25
Penelitian yang dilakukan oleh saudara M. Denny Cahyo Utomo pada
tahun 2015 dengan karya yang berjudul “Tinjauan hukum Islam terhadap jual beli

daging ular kobra untuk makanan di extrem kuliner Gubeng Surabaya”. Dalam
karya skripsi ini terdapat dua pertanyaan yang menjadi fokus pembahasan, yaitu
bagaimana praktik jual beli makanan dari daging ular kobra disurabaya dan
bagaimana analisis hukum islam terhadap praktik jual beli makanan dari daging
ular kobra di surabaya. Adapun kesimpulan pada karya skripsi tentang praktik
jual beli ular kobra didepot extrem kuliner ialah sebagai berikut, daging ular
kobra tidak hanya disajikan dalam bentuk makanan, tetapi juga digunakan
sebagai obat, misalnya diambil empedunya daging ular kobra termasuk binatang
buas yang bertaring, sehingga daging ular kobra hukumnya haram dijadikan
objek jual beli.26
Dari beberapa karya skripsi diatas, maka karya yang akan penulis akan
bahas dalam skripsi ini berbeda dari karya-karya skripsi yang pernah ada. Adapun
25

Farid Sinta Maulana,“Analisis Hukum Islam Terehadap Jual Beli Tanduk Rusa untuk Bahan
Obat-Obatan”, (Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2013). 62.
26
M. Denny Cahyo, “Tinjauan hukum Islam terhadap jual beli daging ular kobra untuk makanan
di extrem kuliner Gubeng Surabaya”. (Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2015). 54.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

skripsi yang akan dibahas oleh penulis adalah tentang jual beli lutung Jawa yang
terjadi di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo. Dalam
karya ini pokok pembahasan adalah terpusat pada daging lutung yang
diperjualbelikan digunakan sebagai makanan dan dijadikan peliharaan dan terkait
dengan perundang-undang satwa liar yang dilindungi, dalam hal ini penulis akan
menghadirkan berbagai perbedaan pendapat ulama fikih terkait dengan
pemanfaatan satwa ini, serta bagaimana pandangan hukum Islam meninjau
tentang perundang-undangan tentang perlindungan satwa liar.

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah,
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami pandangan hukum Islam terhadap praktik
jual beli daging lutung Jawa yang dijadikan makanan di Desa Trigonco
Kecamatan Asembagus kabupaten Situbondo
2. Untuk menemukan dan mengetahui pandangan hukum Islam terhadap jual beli
lutung Jawa yang dijadikan peliharaan di Desa Trigonco Kecamatan
Asembagus Kabupaten Situbondo

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun dari hasil penelitian ini, diharapkan bisa bermanfaat untuk hal-hal
sebagai berikut:
1. Aspek keilmuan (teoritis):

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini dimaksud untuk memberikan
hasanah aktual terkait masalah jual beli lutung Jawa yang dijadikan sebagai
makanan dan dijadikan peliharaan, yang mana hal tersebut belum pernah
diatur pada zaman Rasul, memberikan pengetahuan tambahan tentang hal jual
beli lutung Jawa, berdasarkan nilai perundang-undangan, bahwasannya lutung
Jawa merupakan salah satu primata yang dilindungi, serta memberikan
pemahaman khususnya studi jual beli dalam memperkaya karya hukum
dibidang muamalahkepada mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum.
2. Aspek Terapan (praktis):
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi panduan bagi
para pelaku jual beli dalam melakukan transaksinya, sehingga bisa melakukan
kegiatan jual beli yang selaras dengan hukum Islam.Dan dapat memberikan
informasi kepada penulisan selanjutnya dalam hal jual beli yang berkanaan
dengan karya ini dan dalam kontek yang sama.

G. Definisi Operasional
Sebagai gambaran dalam memahami suatu pembahasan, maka perlu sekali
adanya pendefinisian yang bersifat operasional terhadap judul dalam karya
skripsi ini agar mudah dipahami secara jelas tentang arah dan tujuannya. Adapun
judul pada skripsi ini adalah analisis hukum Islam terhadap praktik jual beli
lutung Jawa studi kasus di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus Kabupaten
Situbondo. Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami judul skripsi
ini, maka Penulis akan menguraikan tentang judul tersebut, sebagai berikut:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Hukum Islam

: Segala ketentuan Allah yang terdapat pada Alquran,
sunnah dan dijabarkan oleh para ulama fikih yang
tercermin dari istinbat}mereka.27 Baik berupa larangan,
pilihan atau yang berupa syarat, sebab dan halangan dalam
suatu perbuatan hukum.28 Yang berkenaan dengan masalah
muamalah khususnya jual beli.

Jual Beli

: Akad yang saling menggantikan yang berakibat kepada
kepemilikan terhadap suatu benda atau manfaat untuk
jangka waktu selamanya. 29

Lutung Jawa

: Bernama ilmiah Trachypithecus Auratus Cristatus
adalahkelompok satwa monyet langkah Jawayang bergenus

Trachypithecus, merupakan satwa yang dilindungi, berekor
lebih panjang dari tangannya, berbadan lansing, berbulu
hitam dan kelabu.30
Trigonco

: Sebuah Desa yang terdapat di Kecamatan Asembagus
Kabupaten

Situbondo

Propinsi

Jawa

Timur

yang

berbatasan dengan Desa Awar-awar, Desa Asembagus dan
Desa Gudang, serta bersebelahan dengan pelabuhan
Jangkar.31

27

Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalat, (Yogyakarta, UII Pres, 2000),3.
Abd. Shomad, Hukum Islam,(Jakarta, Prenada Media Gruop, 2010), 29.
29
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat…, 24.
30
http://id. wikipedia. org/wiki/Lutung. Diakses pada tanggal. 28-04-2015.
31
Wiwik, Wawancara, Situbondo, 29-Juli-2015.
28

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

H. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( field researh) yang
mengambil pelaksanaan penelitian di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus
Kabupaten Situbondo. Metode penilitian ini adalah rencana pemecahan untuk
persoalan yang sedang diteliti.
1. Lokasi/ daerah penelitian
Lokasi penelitian terletak di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus
Kabupaten Situbondo.
2. Data yang dihimpun.
Untukmenjawabrumusanmasalah yang pertama, data yang dihimpunadalah:
a. Data tentang ihwal lutung Jawa yang diperjualbelikan di Desa Trigonco
Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo.
b. Data tentang proses, mekanisme dan pihak-pihak yang terlibat dalam
praktik jual beli lutung Jawa di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus
Kabupaten Situbondo.
c. Data tentang ayat-ayat hukum dan sunah tentang memakan lutung Jawa.
Sedangkan untuk menjawabrumusanmasalah yang kedua, data yang
dihimpunadalah:
a. Data tentang ihwal lutung Jawa yang dijadikan peliharaan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

b. Data tentang proses, mekanisme dan pihak-pihak yang terlibat dalam
praktik jual beli lutung Jawa di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus
Kabupaten Situbondo.
c. Data tentang peraturan perlindungan satwa liar jenis lutung Jawa.

3. Sumber Data
Sesuaidengan data yang dikumpulkan diatas, makasumber data yang
dikumpulkanyaitu:
a. Sumber data primer
Adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung dari
lapangan oleh Penulis yang melakukan penelitian.32 Melalui wawancara
dan observasi terhadap pihak-pihak yang berkaitan dengan permasalahan
jual beli lutung Jawa, antara lain adalah:
1. Penjual lutung Jawa.
Yaitu pak Syamsul atau biasa disapa mas (Ipung), berusia 52
tahun yaitu salah satu warga Trigonco yang menerima pesanan dan
menjual lutung Jawa
2. Pembeli lutung Jawa.
a). Lutung yang dijadikan makanan, yaitu oleh pak Edi, seorang warga
Trigonco yang membeli daging lutung Jawa untuk dijadikan
campuran bakso.

32

Masruhan, Metodologi Penelitian Hukum, (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 93.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

b). Lutung yang dipelihara, yaitu oleh bu Warda warga Trigonco dan
terkadang warga dari luar Trigonco, yaitu pak Hasam warga
Perante Asembagus.
3. Warga Trigonco yang mengetahui tentang jual beli lutung Jawa, yaitu
antara lain: bu Umar, pak Sutik, pak Ali, mas Toni, pak Andi, pak
Matrawi, pak Sutomo dan lain-lain.
b. Sumber data sekunder
Adalah data yang diperoleh dan dihimpun oleh Penulis dari
sumber-sumber yang telah ada baik dari perpustakaan maupun dari
sumber lain diantaranya yaitu dari website dan undang-undang yang
berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.33
Adapun sumber data sekunder yang dimaksud di sini adalah
Penulis akan merujuk pada data yang sudah ada berupa literatur buku
tentang hukum jual beli dalam Islam, website tentang lutung Jawa dan
peraturan perundang-undangan perlindungan satwa liar, yaitu antara lain:

1. Fiqih Muamalah, karya Abdul Azziz Muhammad Azzam.
2. Fiqihul Islami Wa Adillatuhu, karya Wahbah Az-Zuhaili.
3. Terjemah Halal dan Haram Dalam Islam, karya Yusuf Qardhawi.
4. Fiqih Islam Praktis: Bab Muamalah, karya Ahmad Isa Asyur.
5. Fiqh Muamalat, karya Abdul Rahman Ghazali dan Ihsan Ghufron dan
Shiodiq Sapiudin.

6. Fiqih Ekonomi Syari’ah: Fiqih Muamalah, karya Mardani.
33

Ibid., 93-94.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

7. Fiqih Muamalah, karya Syafe’i Rachmat.
8. Fikih Muamalah, karya Sohari sahrani dan Abdullah Ru’fah.
9. Kajian Fiqh Nabawi Dan Fiqh Kontemporer, karya Hassan Saleh.
10. Fiqh Muamalah, karya Hendi Suhendi.

4. Teknik pengumpulan data
a. Wawancara atau interview
Wawancara yaitu, proses komunikasi langsung pada pihak-pihak terkait
dengan mengajukan beberapa pertanyaan.34 Teknik ini dilakukan untuk
memperoleh data yang sesuai dengan penelitian. Wawancara ini dilakukan
dengan tatap muka langsung melalui tanya jawab, karena hal ini akan
diperoleh informasi yang lengkap dan tepat sesuai dengan yang ada
dilapangan. Wawancara ini dilakukan dengan pihak-pihak terkait, yaitu pada
penjual lutung Jawa, yaitu pak Syamsul (Ipung) dan pak Hasam. Adapun
pembelinya, yaitu pak Edi orang yang membeli daging lutung Jawa untuk
digunakan sebagai campuran bakso dan bu Warda orang yang membeli lutung
Jawa untuk dipelihara.
b. Observasi
Usaha dalam mengumpulkan data dengan cara pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena fakta yang telah
terjadi.

34

Burhan As-Safa, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Reineka Cipta, 2004). 25.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Dengan teknik ini penulis mengamati dan mencatat hal-hal yang perlu
diteliti, yaitu proses terjadinya pemesanan lutung Jawa. Penulis mengamati
peristiwa yang terjadi dengan terlibat langsung terhadap praktik jual beli
dilokasi kejadian, sehingga hal ini akam memudahkan Penulis dalam meneliti
praktik jual beli lutung Jawa yang terdapat di Desa Trigonco Kecamatan
Asembagus kabupaten Situbondo.
c. Studi Pustaka
Adalah proses pengumpulan data ini adalah dengan menggali dari bahanbahan pustaka atau buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan
dibahas. Adapun bahan-bahan pustaka atau buku literatur yang akan digali
adalah dari Alquran, Sunah, kitab-kitab Fikih Muamalah, Website tentang
lutung Jawa dan peraturan perundang-undangan perlindungan satwa liar.

5.

Teknik analisis data
Setelah data terkumpul dan lengkap, maka Penulis menganalisa data ini
dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
Deskriptif analitis yaitu teknik yang digunakan untuk menggambarkan
dan memaparkan tentang transaksi jual beli lutung Jawa di Desa Trigonco
Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo.
Adapun dalam analisisnya Penulis menggunakan pola pikir deduktif, yaitu
proses pendekatan yang berangkat dari dalil umum, yang terdapat pada nash,
kemudian diterapkan kepada fakta khusus, yaitu tentang jual beli lutung Jawa
yang dijadikan sebagai peliharaan, makanan dan jual beli lutung Jawa

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

berdasarkan peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai satwa liar yang
dilindungi. Kemudian

dijelaskan secara komprehensif, sehingga diperoleh

kesimpulan yang bersifat khusus.

I. Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas pada proposal penelitian skripsi
ini, Penulis akan menggunakan isi uraian pembahasan.
Adapun sistematika pembahasan proposal penelitian skripsi ini terdiri dari lima
bab, yaitu sebagai berikut:
Bab pertama merupakan pendahuluan, pembahasan dalam bab ini terdapat
sembilan sub bab antara lain, yaitu berisi latar belakang masalah, identifikasi dan
batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, merupakan landasan teori yang berisi tentang norma hukum Islam
tentang jual beli. Adapun sub babnya antara lain, yaitu definisi tentang jual beli,
landasan hukum Islam tentang jual beli, hukum Islam tentang jual beli, rukun dan
syarat jual beli, jual beli yang dilarang dalam Islam dan hukum Islam tentang
makanan, penyembelihan dan peraturan perundang-undangan tentang perlindungan
satwa liar.
Bab ketiga merupakan pembahasan tentang praktik jual beli lutung Lawadi Desa
Trigonco Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo. Dalam bab ini terdapat dua
sub bab antara lain, yaitu gambaran umum tentang Desa, yaitu keadaan geografis dan
demografi Desa Trigonco dan praktik jual beli daging lutung Jawa di Desa Trigonco

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo dan jual beli lutung Jawa yang
dipelihara.
Bab keempat merupakan praktik jual beli lutung Jawa dalam perspektif hukum
Islamdi Desa Trigonco Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo yang terdapat
dua pembahasan, yaitu praktik jual beli daging lutung Jawa yang dijadikan makanan
dalam perspektif hukum Islamdan praktik jual beli lutung Jawa yang dijadikan
peliharaan dalam perspektif hukum Islamdi Desa Trigonco.
Bab kelima merupakan bab penutup dari pembahasan skripsi ini, yang berisikan
keseluruhan isi pembahasan skripsi yang memuat kesimpulan dan saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
NORMA HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI, PENYEMBELIHAN,
MAKANAN DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PERLINDUNGAN SATWA LIAR

A. Norma Hukum Islam tentang Jual Beli
1. Definisi jual beli
Jual beli atau perdagangan dalam istilah fikih disebut dengan Albay‘,
menurut etimologi (bahasa) artinya menjual, mengganti.1 Jual beli atau
perdagangan menurut Wah}bah Al-Zuh}ayly dalam kitab FiqhAl-Islam Wa

Al-Dillah, ialah proses tukar menukar barang dengan barang lain.2
Menurut terminologi (istilah) Wah}bah Al-Zuhayly mengartikan jual
beli seperti halnya yang dikemukanan oleh para ulama fikih ialah menurut
pandangan ulama Hanafiah Ialah suatu bentuk tukar-menukar harta benda
atau sesuatu yang diinginkan dengan sesuatu yang sepadan melalui cara
tertentu yang bermanfaat.3
Menurut pandangan ulama dari mazhab Maliki, Syafi’i, dan Hambali,
Jual beli (Al-bay‘), ialah tukar menukar harta dengan harta pula dalam
bentuk pemindahan milik dan kepemilikan, sedangkan menurut pandangan
Sayyid Sabiq bahwa jual beli ialah pertukaran harta dengan harta atas
dasar saling merelakan. Atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat
dibenarkan.4
2. Dasar hukum jual beli
Jual beli merupakan suatu sarana tolong menolong yang mana hal
tersebut adalah untuk memudahkan kegiatan manusia dalam berinteraksi
dengan sesama. Adapun dasar hukum jual beli telah jelas diterangkan oleh
Allah Swt. dalam nash Alquran. Adapun dasar hukum jual beli yang telah
Abdul Hayyie al-Kattani,Terjemah Fiqih Islam Wa Adillah...,25.
Rahman Ghazaly Abdul dan Ihsan Ghufron dan Shiodiq Sapiudin. Fiqh Muamalat, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010), 101.
3
Ibid..,101.
4
Mardani, Fiqih Ekonomi Syari’ah: Fiqih Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2013), 67-68.

1
2

24

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

termaktub dalam Alquran, antara lain sebagai berikut, yang terdapat
pada:Surah Albaqarah ayat 275

Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. (Q.S Albaqarah ayat 275).5
Maksud dari penggalan ayat diatas adalah, Allah memperbolehkan
transaksi yang berbasis jual beli dan tanpa dibarengi dengan adanya
keribaan atau penambahan dari segi uang ataupun benda, dari segi jumlah
maupun waktu berlangsungnya.6
Adapun ayat-ayat hukum yang juga berorientasi pada aspek jual
beli, ialah pada surah Annisa ayat 29:


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu. (Q.S Annisa ayat 29).7
Maksudnya dari penggalan ayat diatas ialah, menurut kesepakatan
jumhur ulama bahwa jalan suka-sama suka antara kedua belah pihak
adalah dengan melalui sarana ijab kabul.8

5

Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya...,58.
Abdul Hayyie al-Kattani, TerjemahFiqih Islam Waadillatuhu...,32.
7
Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya...,107.
8
Abdul Hayyie al-Kattani, TerjemahFiqih Islam Waadillatuhu...,32.

6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

3. Rukun Jual beli
Jual beli merupakan suatu akad, dan dipandang sah menurut
syariat, apabila telah memenuhi rukun dan syaratnya. Dalam menentukan
hal ini terdapat perbedaan pendapat mazhab Hanafi dan jumhur ulama.9
Adapun rukun jual beli menurut ulama hanafiah adalah hanya ijab
dan kabul, yang mana ijab, ialah (ungkapan untuk membeli dari pembeli)
dan kabul (ungkapan untuk menjual dari penjual) menurut mereka yang
menjadi rukun dalam jual beli itu hanyalah kerelaan (rida>). Hal ini
diilustrasikan dalam bentuk ungkapan ijab dan kabul melalui pemberian
barang dan harga barang (t}a‘> at}i).10 Akan tetapi, jumhur ulama menyatakan
bahwa rukun jual beli itu ada empat, yaitu:
a.

Orang

yang

berakad

atau

Al-mutaa‘>qidayn

(penjual

dan

pembeli).Ialah individu atau kelompok orang yang melakukan
kegiatan yang terdiri dari bay‘(penjual) dan mushtary> (pembeli) yang
menjual dan membeli barang yang di akadkan.
b. Shighatatau lafal ijab kabul.Ialah uacapan atau lafad penyerahan hak
milik (ijab) dari satu pihak dan

Dokumen yang terkait

POLA KEMITRAAN ANTARA PETANI TEBU DENGAN PABRIK GULA ASEMBAGUS (Di Desa Trigonco Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo)

2 69 1

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI PADI DENGAN SISTEM TEBAS (Studi Kasus Desa Mlaten Kecamatan Mijen Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Padi Dengan Sistem Tebas (Studi Kasus Desa Mlaten Kecamatan Mijen Kabupaten Demak Tahun 2015

0 9 20

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI PADI DENGAN SISTEM TEBAS (Studi Kasus Desa Mlaten Kecamatan Mijen Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Padi Dengan Sistem Tebas (Studi Kasus Desa Mlaten Kecamatan Mijen Kabupaten Demak Tahun 2015

0 2 15

PENDAHULUAN Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Padi Dengan Sistem Tebas (Studi Kasus Desa Mlaten Kecamatan Mijen Kabupaten Demak Tahun 2015/2016).

0 2 4

Analisis hukum Islam terhadap praktik jual beli sapi dengan sistem pembayaran berjangka di Desa Takerharjo Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan.

0 0 97

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI MINDRINGAN DI DESA LENTENG BARAT KECAMATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP.

0 5 81

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PRAKTIK JUAL BELI HASIL PERTANIAN (STUDI KASUS PRAKTIK JUAL BELI SINGKONG SISTEM PENANGGUHAN MASA PANEN DI DESA TEGALHARJO KECAMATAN TRANGKIL KABUPATEN PATI) - STAIN Kudus Repository

0 1 29

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PRAKTIK JUAL BELI HASIL PERTANIAN (STUDI KASUS PRAKTIK JUAL BELI SINGKONG SISTEM PENANGGUHAN MASA PANEN DI DESA TEGALHARJO KECAMATAN TRANGKIL KABUPATEN PATI) - STAIN Kudus Repository

0 0 18

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI DENGAN SISTEM URUB-URUB DI DESA PANDAK KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO

0 0 73

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SEMBAKO DI DESA NGAGLIK KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

0 1 72