ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI MINDRINGAN DI DESA LENTENG BARAT KECAMATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP.

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI
MINDRINGAN DI DESA LENTENG BARAT KECAMATAN
LENTENG KABUPATEN SUMENEP

SKRIPSI

Oleh :
Faiqul Abrori
NIM : C02211085

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2015

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI MINDRINGAN DI DESA
LENTENG BARAT KECAMATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP

SKRIPSI


Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Strata Satu Ilmu Syariah dan Hukum

Oleh
Faiqul Abrori
NIM. C02211085

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2015

i

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ii


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

iii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

iv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Abstrak
Skripsi ini berjudul “Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Mindringan Di Desa
Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep”. Skripsi ini adalah hasil penelitian
lapangan dalam menjawab pertanyaan 1) Bagaimana praktik jual beli mindringan di Desa
Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep? 2) Bagaimana tinjauan hukum
Islam terhadap jual beli mindringan di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten
Sumenep?
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) karena data yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari masyarakat melalui proses

pengamatan langsung ke lapangan (observasi), wawancara dan dokumentasi. Sumber data
dalam penelitian ini ada dua yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Setelah data
terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis dengan
menggunakan pola pikir induktif.
Jual beli mindringan merupakan transaksi jual beli dalam proses pengadaan barang
yang diinginkan pembeli dan selanjutnya dijual kepada pembeli dengan sistem pembayaran
cicilan berikut dengan harga pokok pembelian beserta tingkat keuntungan yang diambil oleh
penjual yang disepakati oleh kedua belah pihak. Transaksi tersebut dilakukan berdasarkan
asas kerelaan dan sesuai dengan ketentuan rukun dan syarat dalam jual beli mura>bah}ah. Dan
ketika melebihi jangka waktu cicilan, maka tingkat keuntungan akan bertambah pula dengan
kompensasi bertambahnya jangka waktu cicilan yang diberikan. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa jual beli mindringan merupakan transaksi yang boleh dilakukan,
sedangkan berlipatnya tingkat keuntungan ketika tidak sesuai dengan kesepakatan tidak
dibolehkan dalam Islam.
Bagi masyarakat Desa Lenteng Barat khususnya para pihak yang melakukan
transaksi jual beli mindiringan, harusnya lebih memperhatikan prinsip-prinsip yang telah
diatur dan disyariatkan oleh ajaran Islam. Apalagi masyarakat Desa Lenteng Barat rata-rata
beragama Islam yang harusnya lebih memperhatikan ajaran Islam. Meskipun pada dasarnya
tingkat keuntungan ataupun aplikasi pembayaran dengan cicilan dalam suatu pembiayaan
boleh dilakukan oleh hukum Islam. Namun yang perlu diperhatikan ketika pembeli tidak

bisa membayar cicilannya sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati di awal
akad/perjanjian dalam jual beli mindringan. Akan lebih baik jika terjadi hal tersebut para
penyedia dan memberikan tindakan moril yang bersifat membantu dan tidak memberatkan
bagi para pembeli.

v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM .................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................

iii


PENGESAHAN ......................................................................................

iv

ABSTRAK ..............................................................................................

v

KATA PENGANTAR .............................................................................

vi

MOTTO ..................................................................................................

ix

DAFTAR ISI ...........................................................................................

x


DAFTAR TABEL ...................................................................................

xii

DAFTAR TRANSLITERASI ..................................................................

xiii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah .......................................


7

C. Rumusan Masalah ................................................................

8

D. Kajian Pustaka ......................................................................

8

E. Tujuan Penelitian .................................................................

10

F. Kegunaan Penelitian.............................................................

11

G. Definisi Operasional .............................................................


11

H. Metode Penelitian ................................................................

13

I. Sistematika Pembahasan ......................................................

19

TINJAUAN UMUM TENTANG JUAL BELI MURA>BAH}AH
DALAM HUKUM ISLAM
A. Definisi Mura>bah}ah ..............................................................

21

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


B. Landasan Hukum Mura>bah}ah ..............................................

25

C. Rukun Mura>bah}ah ...............................................................

26

D. Syarat Mura>bah}ah ................................................................

27

E. Modal dan Unsur Pendukung Mura>bah}ah ............................

31

F. Mura>bah}ah Lil Ami>r Bish-shira>’ .........................................

32


G. Penetapan Margin Keuntungan dalam Mura>bah}ah .............

33

BAB III PRAKTIK JUAL BELI MINDRINGAN DI DESA LENTENG
BARAT KECAMATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP
A. Gambaran Umum Tentang Daerah Penelitian
1. Keadaan Monografi Desa Lenteng Barat .........................

36

2. Keadaan Demografi Desa Lenteng Barat .........................

37

B. Praktek transaksi jual beli mindringan di Desa Lenteng Barat
Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep
1. Sejarah Jual Beli Mindringan .........................................

40


2. Faktor-faktor yang Melatar belakangi Jual Beli Mindringan 41

BAB IV

3. Mekanisme Jual Beli Mindringan....................................

48

4. Pelaksanaan Jual Beli Mindringan ..................................

51

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI
MINDRINGAN DI DESA LENTENG BARAT KECAMATAN
LENTENG KABUPATEN SUMENEP
A. Analisis Hukum Islam terhadap Jual Beli Mindringan
di Desa Lenteng Barat Kec. Lenteng Kab. Sumenep .........
B. Tinjauan Hukum Islam terhadap Jual Beli Mindringan
di Desa Lenteng Barat Kec. Lenteng Kab. Sumenep .........

BAB V

57
61

PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................

69

B. Saran ....................................................................................

70

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam ekonomi Islam terdapat istilah jual beli. Jual beli sangat membantu
dalam kehidupan manusia secara umumnya, membantu dalam tukar menukar barang
atau membantu dalam memenuhi semua aspek kebutuhan manusia, baik menyangkut
kebutuhan yang bersifat primer maupun yang bersifat sekunder. Seperti halnya
pakaian, makanan, rumah, dan lain sebagainya.
Jual beli yang sudah membudidaya dalam kehidupan masyarakat merupakan
salah satu bentuk kerjasama yang orientasinya terhadap keuntungan yang diperoleh
dari sebuah pertukaran. Pertukaran yang dimaksud adalah tukar menukar antar
barang dengan barang atau yang kebanyakan dipraktikkan oleh masyarakat yaitu
tukar menukar antara uang dengan barang. Jual beli bermanfaat bagi masyarakat
dalam memenuhi kebutuhannya di saat seseorang membutuhkan sesuatu dengan
menukarkan yang ia punya dengan barang ataupun benda yang sepadan dan
bermanfaat dengan barang yang ia tukarkan.
Pada dasarnya jual beli disahkan dalam al-Qur’an, landasan hukum
dibolehkannya jual beli disebutkan dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 275 yang
berbunyi :

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

ِ ‫يع َو َحَرَم‬
...‫ٱلربَو‬
َ ‫َح َل‬
َ ‫ َوأ‬...
َ َ‫ٱَُ ٱلب‬

Artinya : “...Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba...”1

Dihalalkannya jual beli yang telah disebutkan oleh landasan hukum jual beli
dengan tidak mengesampingkan bahwa terdapat jual beli yang dilarang dalam Islam,
yakni ketika jual beli menyimpang atau tidak sesuai dengan aturan-aturan hukum
jual beli, seperti aturan syarat dan rukun jual beli. Kebutuhan-kebutuhan manusia
yang diperoleh melalui jual beli, bisa berupa makanan, pakaian, dan lainnya yang
tidak dapat dikesampingkannya selama masih hidup.
Perihal tentang jual beli yang mayoritas dilakukan oleh masyarakat adalah
jual beli yang sifatnya menguntungkan, dimana setiap jual beli yang dijadikan tolak
ukur adalah keuntungan bagi si penjual, sedangkan dalam shari‘ah disebut dengan
istilah jual beli mura>bah}ah, yang artinya adalah jual beli yang sifatnya
menguntungkan, dikatakan menguntungkan ketika terdapat harga pokok dengan
tambahan harga yang dijadikan keuntungan oleh si penjual.
Jual beli secara mura>bah}ah adalah pembiayaan yang saling menguntungkan
yang dilakukan oleh s}ah> i} b al-ma>l dengan pihak yang membutuhkan melalui transaksi
jual beli dengan penjelasan bahwa harga pembelian barang dan harga jual terdapat
nilai lebih yang merupakan laba bagi s}a>hi} b al-ma>l

1

dan pembayarannya bisa

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Transliterasi Per-kata dan Terjemah Per-Kata, (Bekasi: Cipta
Bagus Sejatera, 2011), 47..

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

dilakukan dengan tunai atau angsur.2 Esensi dari mura>bah}ah adalah terdapat dalam
nilai lebih atau keuntungan yang diperoleh oleh penjual. Nilai lebih yang merupakan
laba bagi penjual karena pada awalnya penjual yang merupakan penyedia dana atau

s}a>hi} b al-ma>l

dalam menolong pembeli yang tidak mempunyai uang/dana dan

berkeinginan untuk membeli barang/benda, sehingga pembeli meminta bantuan

s}a>hi} b al-ma>l untuk mendapatkan barang tersebut.
Pembayaran yang disebutkan dengan cara cicilan dalam jual beli mura>bah}ah
yang sering dipakai oleh masyarakat saat ini, harga pokok dengan tambahan
keuntungan dalam jual beli ini tidak menjadi beban bagi masyarakat, sebab
pembayarannya bisa dilakukan dengan cara cicilan. Harga pokok dan tingkat
keuntungan dalam mura>bah}ah harus disepakati oleh kedua belah pihak dan tidak
memberatkan salah satunya, setelah harga disepakati oleh kedua belah pihak, maka
sistem pembayaran dengan cara cicilan juga harus disepakati di awal. Keduanya
merupakan bagian dari syarat keabsahan jual beli mura>bah}ah dalam Islam.
Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep adalah salah
satu desa dari empat desa yang ada di Kecamatan Lenteng. Mayoritas penduduknya
bergantung pada hasil pertanian. Ekonomi yang cukup minim membuat masyarakat
Desa Lenteng Barat terkadang kebingungan saat membutuhkan barang atau benda
yang mendesak. Oleh karena itu, tidak terlepas dari jual beli yang membantu mereka
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, serta banyak sekali kontrak sosial

2

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2013), 136.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

yang muncul antar sesama masyarakat seperti jual beli mindringan, gadai, utang
piutang, dan lain sebagainya.
Jual beli mindringan adalah salah satu bentuk istilah dalam jual beli dengan
sistem pembiayaan dan cara pembayarannya dilakukan secara cicilan yang
digunakan oleh masyarakat Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten
Sumenep. Jual beli mindringan di sini biasanya dilakukan ketika salah satu warga
tidak mempunyai uang yang cukup dalam memenuhi keinginannya untuk membeli
barang, maka warga desa tersebut meminta bantuan warga lain atau seseorang yang
biasanya menyediakan jasa pembiayaan untuk membelikannya. Setelah dia membeli
barang yang diinginkan, dia langsung menjualnya dengan sistem pembayaran cicilan
dan tambahan keuntungan yang ditetapkan oleh penjual.3 Dengan demikian
seseorang yang menyediakan jasa pembelian barang yang diminta oleh pembeli di
kategorikan sebagai s}a>hi} b al-ma>l dalam jual beli mindringan yang ada di Desa
Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.
Kebanyakan barang yang diminta oleh pembeli dalam jual beli mindringan
adalah berupa baju atau pakaian, karena baju merupakan kebutuhan primer dan
sejumlah warga Desa Lenteng Barat juga memiliki hasrat untuk mengikuti
perkembangan zaman. Sehingga, ketika terdapat baju yang sifatnya trendi dalam
kehidupan masyarakat saat itu, maka para petani yang tidak mempunyai cukup uang
untuk membelikan baju buat anaknya mereka langsung mendatangi peyedia dana

3

Hendra, Wawancara, Sumenep, 26 Februari 2015.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

dalam jual beli mindringan untuk membeli baju yang diminta oleh anak dari seorang
petani tersebut yang menjadi pembeli.
Tidak terlepas dari kondisi ekonomi para petani yang menjadi pembeli di
Desa Lenteng Barat yang berpengaruh terhadap pembayaran dalam jual beli

mindringan, sehingga pembayaran dalam jual beli mindringan dilakukan dengan cara
cicilan yang biasanya waktu cicilan tersebut selama empat bulan atau tergantung
kesepakatan awal dalam membatasi waktu pembayaran yang dijadikan patokan oleh
penyedia dana dalam jual beli mindringan. Pada dasarnya jenjang waktu cicilan
dalam jual beli mindringan tidak menentu atau tidak bisa ditaksirkan, karena
kembali pada pendapatan atau kondisi keuangan para pembeli yang tidak jelas dan
bergantung pada hasil pertaniannya. Kondisi keuangan tersebut berpengaruh pada
sistem pembayarannya, yang akhirnya pembayaran dalam jual beli mindringan
biasanya dilakukan tiap minggu, seminggu dua kali, dan bisa dilakukan tiap bulan.
Pembiayaan yang ada dalam jual beli mindringan di Desa Lenteng Barat
secara proseduralnya hampir sama dengan jual beli mura>bah}ah dalam konsep hukum
Islam, serta dalam jual beli mindringan memang memakai akad jual beli mura>bah}ah,
dimana terdapat tiga pihak dalam transaksi jual beli mindringan dan sama-sama
mengambil tingkat keuntungan dari harga pokok yang dijualbelikan. Sistem
pembayaran dalam jual beli mindringan adalah dengan cara cicilan, yang mencatat
atau menulis cicilan adalah penyedia dana jual beli mindringan. Dengan sistem
pembayaran cicilan menjadi tolak ukur bagi pihak kedua (s}ah> i} b al-ma>l) dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

mengambil tingkat keuntungan berdasarkan seberapa lama si pembeli menyicil
barang yang dibeli tersebut, tingkat keuntungan akan bertambah besar dan semakin
membesar ketika cicilan bertambah lama ataupun nunggak dalam pembayarannya.
Misalnya Ahmad Sakiri menginginkan sebuah baju, namun dia tidak mempunyai
uang karena belum musim panen, lalu dia mendatangi Sukron (Penyedia jual beli

mindringan) dan meminta atau dengan kata lain memesan sebuah baju yang dia
inginkan, Sukron membelikan baju tersebut seharga Rp. 100.000, kemudian
memberikan kesepakatan kepada Ahmad Sakiri waktu cicilannya selama 3 bulan
setelah itu menyepakati harganya yang menjadi Rp.140.000 beserta tingkat
keuntungan dari harga pokok yang Sukron ambil. Namun di saat Ahmad Sakiri tidak
bisa melunasi cicilannya dalam waktu 3 bulan dan molor menjadi 3 bulan setengah,
harga tersebut akan bertambah tingkat keuntungannya menjadi kisaran Rp.150.000.
Dari gambaran di atas, perlu kiranya untuk dikaji hukum dari jual beli

mindringan antar pihak yang satu dengan yang lainnya di Desa Lenteng Barat dalam
melakukan akad pembiayaan (mura>bah}ah). Sehingga penulis tertarik untuk
mengkaji, menganalisis, dan meneliti akad dari jual beli mindringan tersebut dalam
melakukan pembiayaan, serta penulis menyusunnya dalam skripsi yang berjudul
“Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Mindringan Di Desa Lenteng Barat
Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep”

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

B. Identifikasi Dan Batasan Masalah
Berdasarkan uraian yang ada di latar belakang, terdapat beberapa masalah
yang teridentifikasi, antara lain:
1. Mekanisme pembiayaan mindringan.
2. Ketidakjelasan sistem pembayaran dengan cara cicilan dalam jual beli

mindringan.
3. Jangka waktu pembayaran dalam jual beli mindringan.
4. Pencatatan dalam jual beli mindringan.
5. Aplikasi penetapan tingkat keuntungan dalam jual beli mindringan.
6. Analisis hukum Islam terhadap penetapan keuntungan dalam jual beli

mindringan disaat pembayarannya bertambah lama.
Agar pembahasan tidak melebar, diperlukan batasan masalah dalam
penelitian ini, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Aplikasi pembiayaan dalam jual beli mindringan di Desa Lenteng Barat
Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.
2. Analisis hukum Islam terhadap jual beli mindringan dalam mengambil tingkat
keuntungan melalui pembayaran yang dilakukan dengan cara cicilan ketika
pembayarannya bertambah lama.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

C. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang sudah diidentifikasi dan dibatasi
permasalahan yang akan diteliti, maka penulis dapat merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1.

Bagaimana praktik jual beli mindringan di Desa Lenteng Barat Kecamatan
Lenteng Kabupaten Sumenep?

2.

Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap keabsahan jual beli mindringan di
Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang topik penelitian yang diangkat oleh penulis dengan penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya sehingga tidak ada pengulangan dan tidak ada kesamaan
dengan penelitian sebelumnya.
Pembahasan tentang pembiayaan dikenal dengan istilah mura>bah}ah dalam
Islam, mura>bah}ah dan mindringan sama-sama tentang pembiayaan dalam jual beli.
Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya, yang di antaranya adalah
sebagai berikut:
Pertama, skripsi dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hutang
Uang Dengan Sistem Jual Beli Barang (Mura>bah}ah) Dari Piutang Di Desa Sawo
Babat Lamongan” oleh Nurrul Nisfu Suci Rofikhoh pada tahun 2008. Dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

penelitian tersebut disimpulkan bahwa praktek uang dengan sistem jual beli
(mura>bah}ah) dari piutang di Desa Sawo Babat Lamongan dilakukan oleh warga
yang berhutang dan berpiutang sekaligus sebagai penjual dan pembeli. Hutang
piutang dengan disertai barang oleh yang berhutang kepada yang berpiutang dan
kemudian diakad-kan dengan jual beli barang tersebut.4
Kedua, skripsi dengan judul “Peran Baitul Mal Wat tamlil Dalam Mengatasi
Dampak Negatif Praktek Rentenir (Studi Pada BMT Al Fath IKMI Ciputat)” oleh
Jajang Nurjaman pada tahun 2010. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan
mengenai perannya BMT dalam mengatasi riba dari pinjaman yang diberikan
rentenir, serta telah menyinggung tentang kreditan barang yang disebut dengan

mindring. Tata cara peminjaman kreditan barang mindring hampir sama dengan
bank harian, dimana pemberi pinjaman berkeliling sekaligus menagih hutang
kepada para peminjam sebelumnya.5
Ketiga, skripsi dengan judul “Relevansi Jual Beli Kredit Dan Sistem Sewa
Beli menurut Hukum Islam” oleh Anis Mustofa pada tahun 2005. Dalam penelitian
ini disimpulkan bahwa relevansi jual beli kredit dan sewa beli terdapat pada
dibolehkannya dalam syariat Islam, karena kedua akad tersebut tidak termasuk jual

Nurrul Nisfu Suci Rofikhoh, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hutang Uang Dengan Sistem Jual
Beli Barang (Murabahah) Dari Piutang Di Desa Sawo Babat Lamongan”, (Skripsi--IAIN Sunan
Ampel, Surabaya, 2008), 63.
5
Jajang Nurjaman, “Peran Baitul Mal Wat tamlil Dalam Mengatasi Dampak Negatif Praktek Rentenir
(Studi Pada BMT Al Fath IKMI Ciputat)”, (Skripsi --UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010), 18.
4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

beli atau sewa menyewa yang tidak dilarang atau tidak termasuk dalam jual beli

gharar.6
Dari pemaparan ketiga penelitian di atas tentang jual beli mura>bah}ah dan jual
beli kredit, belum ada yang membahas secara khusus mengenai tambahan
keuntungan

dalam

tunggakan

pembiayaan

jual

beli

mindringan

yang

pembayarannya dengan sistem cicilan, sehingga berbeda dengan penelitian yang
akan dilakukan oleh penulis dan membuktikan bahwa penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis belum pernah diteliti sebelumnya secara khusus. Oleh
karena itu, penulis akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Analisis
Hukum Islam Terhadap Jual Beli Mindringan di Desa Lenteng Barat Kecamatan
Lenteng Kabupaten Sumenep”.

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan utama penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui secara mendalam tentang praktik jual beli mindringan di
Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.
2. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai hukum dari jual beli mindringan di
Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.

Anis Mustofa, “Relevansi Jual Beli Kredit dan Sistem Sewa Beli Menurut Hukum Islam”, (Skripsi-IAIN Sunan Ampel, Surabaya 2005), 89.
6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a. Diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya
dalam permalasalahan pembiayaan jual beli dalam Islam.
b. Memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan dan menambah
khazanah keilmuan hukum Islam mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum
pada umumnya dan mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi Syariah
(Muamalah) pada khususnya.
2. Secara Praktis
a. Dapat dijadikan tambahan ataupun perbandingan bagi peneliti selanjutnya.
b. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil tingkat keuntungan
dari jual beli mindringan di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng
Kabupaten Sumenep.

G. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan pemahaman yang sesuai dengan arah dari judul
penelitian ini serta untuk menghindari kesalahan pembaca dalam memahami
terhadap istilah yang dimaksud dalam judul Analisis Hukum Islam Terhadap Jual
Beli Mindringan Di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Sumenep, maka perlu kiranya penulis menjelaskan beberapa unsur istilah yang
terdapat dalam judul penelitian ini, sebagai berikut:
Hukum Islam

: Peraturan perundang-perundangan Islam

yang

mencakup hukum syari’ah dan hukum fikih.7 Dalam
penelitian ini, hukum Islam yang dimaksud adalah
seperangkat peraturan yang berlandaskan shara’ yang
digunakan sebagai acuan hukum kebolehan dalam jual
beli pembiayaan (mura>bah}ah) yang dijadikan patokan
hukum jual beli mindringan.
Jual beli mindringan

: Salah satu istilah dalam jual beli yang dipakai oleh
masyarakat Desa Lenteng Barat, yakni jual beli
dengan adanya pihak kedua sebagai penyedia dana
sekaligus
pembiayaan

menjadi
dalam

penjual

yang

pengadaan

melakukan
barang

yang

diinginkan oleh pembeli dan kemudian sistem
pembayarannya dilakukan dengan cara cicilan.
Desa Lenteng Barat

: salah satu dari empat desa yang terletak di
Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep Madura.
Penelitian ini dibatasi pada penelitian yang dilakukan

7

Bambang Subandi et al., Studi Hukum Islam (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2011), 45.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

di

Desa

Lenteng

Barat

Kecamatan

Lenteng

Kabupaten Sumenep.

H. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yakni penelitian
yang dilakukan dalam kehidupan sebenarnya yang ada di masyarakat.8 Jenis
penelitian ini merupakan suatu jenis penelitian yang meneliti obyek di lapangan
yakni di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep untuk
mendapatkan data dan gambaran yang jelas dan konkrit tentang hal-hal yang
berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang jual beli mindringan.
Untuk memberikan deskripsi yang baik, dibutuhkan serangkaian langkahlangkah yang sistematis, langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Data yang dikumpulkan
Data yang diperlukan dihimpun dalam memberikan penjelasan tentang
sebuah penelitian. Data yang dikumpulkan tersebut bertujuan untuk menjawab
berbagai macam pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah di atas yakni
data-data

tentang jual beli mindringan di Desa Lenteng Barat Kecamatan

Lenteng Kabupaten Sumenep.
2. Sumber Data

8

Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 28.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

Ada dua sumber data yang peneliti jadikan pegangan agar dapat memperoleh
data yang konkrit dan berkaitan dengan masalah penelitian di atas, yaitu:
a. Sumber Primer
Adapun yang dimaksud dengan sumber primer adalah sumber data
asli yang diterima langsung dari objek yang akan diteliti (responden)
dengan tujuan untuk mendapatkan data yang kongkrit.9
Dalam penelitian ini peneliti memperoleh data langsung dari
masyarakat melalui wawancara dengan warga Desa Lenteng Barat, baik
itu para petani atau pedagang, dan semua pihak yang berkaitan langsung
dengan jual beli mindringan yang terjadi Desa Lenteng Barat Kecamatan
Lenteng Kabupaten Sumenep.
b. Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah sumber data yang tidak diperoleh langsung
oleh peneliti sendiri. Data sekunder biasanya berwujud dokumentasi atau
data laporan yang tersedia.10 Data sekunder adalah data yang diperoleh
dari atau berasal dari bahan kepustakaan.11 Data sekunder sifatnya
membantu untuk melengkapi serta menambahkan penjelasan mengenai
sumber-sumber data yang berkaitan dengan penelitian ini.

Bagong Suryanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: Prenada Media Group, 2005), 55.
Azwar Saifudin, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 91.
11
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 88.
9

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Adapun sumber data skunder dalam penelitian ini adalalah sebagai
berikut:
1) Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah.
2) Ismail Nawawi, Fiqih Muamalah.
3) Nasroen Haroen, Fiqh Muamalah.
4) Sunarto Zulkifli, Perbankan Syariah.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.12 Pengumpulan data
dilakukan secara langsung di lapangan yang berkaitan dengan masalah
penelitian di atas, dalam pengumpulan data tersebut penulis menggunakan
beberapa metode sebagai berikut:
a. Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data esensial dalam
penelitan terlebih dalam penelitian kualitatif. istilah observasi sendiri
diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena
yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam

12

Sugiono, Metodologi Peneltian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), 224.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

fenomena tersebut.13 Teknik pengumpulan data ini yaitu dengan cara
mengamati dan mencatat fenomena yang terjadi tentang praktik jual beli

mindringan di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.
b. Teknik Wawancara (interview)
Teknik wawancara dalam pengumpulan data ialah suatu kegiatan
tanya jawab dengan tatap muka (face to face) antara pewawancara
(interviewer) dengan yang diwawancarai (interviewee) tentang masalah yang
diteliti, dimana pewawancara bermaksud meperoleh persepsi, sikap dan pola
pikir dari yang diwawancarai yang relevan dengan masalah yang diteliti.14
Teknik ini dilakukan dengan sebagian warga dan pedagang yang menjadi
penyedia jual beli mindringan di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng
Kabupaten Sumenep untuk menggali data dan informasi tentang mekanisme
jual beli mindringan serta alasan mereka melakukannya.
c. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen.15 Dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

Masruhan, Metologi Penelitian Hukum..., 212.
Masruhan, Metodologi Penelitian Hukum…., 237.
15
M. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya , (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), 87.
13

14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

wawancara dalam penelitian kualitatif.16Dokumen yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah buku-buku yang dianggap relevan dengan permasalahan
terhadap sistem pembiayaan dalam jual beli mindringan di Desa Lenteng
Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.
4. Teknik Pengolahan Data
Selanjutnya, setelah data dikumpulkan akan diperlukan adanya pengolahan
data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Organizing, yaitu mengatur dan menyusun data sumber dokumentasi
sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh gambaran yang sesuai dengan
rumusan masalah, serta mengelompokan data yang diperoleh.17 Dengan
teknik ini penulis akan lebih mudah mencari data yang sudah
dikelompokkan dan diharapkan memperoleh gambaran tentang jual beli

mindringan di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten
Sumenep.
b. Editing, yaitu memeriksa kembali semua data-data yang diperoleh dengan
memilih dan menyeleksi data tersebut dari berbagai segi yang meliputi
kesesuaian dan keselarasan satu dengan yang lainnya, keaslian, kejelasan
serta relevansinya dengan permasalahan.18 Penulis menggunakan teknik ini

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D…., 2011, 240.
Ibid., 154.
18
Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), 153.
16

17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

untuk memeriksa kembali data-data yang sudah terkumpul dan akan
digunakan sebagai sumber studi dokumentasi,
c. Analyzing, yaitu dengan memberikan analisis lanjutan terhadap hasil

editing dan organizing data yang telah diperoleh dari sumber-sumber
penelitian, dengan menggunakan teori dan dalil-dalil lainnya, sehingga
diperoleh kesimpulan.19 Penulis mengambil kesimpulan tentang jual beli

mindringan di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten
Sumenep dari sumber-sumber data yang dikumpulkan melalui tahapantahapan diatas.
5. Teknik Analisis Data
Hasil dari penggumpulan data tersebut akan dibahas dan kemudian dilakukan
analisis secara kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati dengan metode yang telah ditentukan.20
a. Analisis Deskriptif
Tujuan dari metode ini adalah untuk membuat deskripsi atau
gambaran mengenai objek penelitian secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki.21 Penulis menggunakan metode ini untuk mengetahui gambaran
Ibid., 195.
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif,
(Surabaya: Airlangga University Press, 2001), 143.
21
Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005), 63.
19
20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

tentang pembiayaan jual beli mindringan di Desa Lenteng Barat kecamatan
Lenteng Kabupaten Sumenep.
b. Pola Pikir Deduktif
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pola pikir deduktif yang
berarti menggunakan pola pikir yang berpijak pada teori-teori yang
berkaitan dengan permasalahan, kemudian dikemukakan berdasarkan faktafakta yang bersifat khusus.22 Pola pikir yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah berpijak pada teori-teori tentang mura>bah}ah dalam Islam, kemudian
dikaitkan dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan tentang mekanisme
jual beli mindringan di Desa Lenteng Barat Kcamatan Lenteng Kabupaten
Sumenep.

I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dibutuhkan agar penulisan dalam penelitian ini
lebih mudah dipahami dan lebih sistematis dalam penyusunannya, serta tidak keluar
dari jalur yang sudah ditentukan oleh penulis, maka penulis membagi lima bab dalam
penulisan pada penelitian ini yang sistematikanya sebagai berikut:
Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan

22

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1975), 16.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan
sistematika pembahasan.
Bab kedua memaparkan grand theory dalam penelitian ini yang berisi konsep

mura>bah}ah yang di antaranya adalah pengertian mura>bah}ah, landasan hukum
mura>bah}ah, syarat dan rukun mura>bah}ah,

dan penetapan keuntungan dalam

mura>bah}ah.
Bab ketiga merupakan hasil penelitian lapangan tentang jual beli mindringan
di Desa Lenteng Barat Kecamatang Lenteng Kabupaten Sumenep. Yakni
menguraikan tentang keadaan monografi dan demografi desa, dan pelaksanaan
sistem jual beli mindringan di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten
Sumenep.
Bab keempat merupakan analisis hukum Islam terhadap praktik pembiayaan
dengan sistem pembayaran cicilan dalam jual beli mindringan di Desa Lenteng Barat
Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.
Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang
menyangkut dengan penelitian yang diteliti oleh penulis.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG JUAL BELI MURA>BAH}AH
DALAM HUKUM ISLAM

Mura>bah}ah merupakan akad yang dipakai dalam jual beli mindringan,
sehingga penulis akan membahas tentang teori mura>bah}ah dalam bab ini.
Berikut ini pembahasan tentang mura>bah}ah:

A. Definisi Mura>bah}ah
Kata mura>bah}ah secara etimologis berasal dari kata ribh} (keuntungan).
Sehingga mura>bah}ah berarti menguntungkan atau saling menguntungkan, dan
sederhananya mura>bah}ah berarti jual beli barang yang ditambah keuntungan
yang telah disepakati. Sedangkan sacara terminologis, mura>bah}ah adalah
pembiayaan saling menguntungkan yang dilakukan oleh s}ah> i} b al-ma>l dengan
pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli dengan penjelasan bahwa
harga pembelian barang dan harga jual terdapat nilai lebih yang merupakan
keuntungan atau laba bagi s}ah> }ib al-ma>l dan pengembaliannya dilakukan secara
tunai atau angsur.1

1

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2013), 136

21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Al-Kasani berpendapat sebagaimana dikutip oleh Ismail Nawawi bahwa

mura>bah}ah mencerminkan transaksi jual beli dengan harga jual yang merupakan
akumulasi dari biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk mendatangkan barang
dan harga pokok pembelian dengan tambahan keuntungan tertentu yang di
inginkan penjual dan semua harga tersebut diketahui dan disepakati oleh
pembeli.2

Mura>bah}ah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainly contacts, karena dalam

mura>bah}ah ditentukan beberapa required of profit (keuntungan yang ingin
diperoleh). Karena dalam defiinisinya disebut adanya “keuntungan yang
disepakati”, krakteristik mura>bah}ah adalah si penjual harus memberi tahu
pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan
yang ditambahkan pada biaya tersebut.3
Argumentasi lainnya juga mengatakan bahwa jual beli mura>bah}ah
merupakan prinsip dalam jual beli dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok
barang di tambah nilai keuntungan (ribh}) yang disepakati. Pada akad

mura>bah}ah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara
pembayarannya dilakukan secara tunai, tangguh, ataupun dicicil.4 Jual beli

Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012), 91.
Adiwarman Karim, Bank Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), 113.
4
Sunarto Zulkifli, Perbankan Syariah¸ (Jakarta: Zikrul Hakim, 2007), 40.
2

3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

secara mura>bah}ah adalah jual beli yang mengedepankan amanah (kepercayaan)
karena pembeli mempercayai perkataan penjual tentang harga pertama tanpa
ada bukti dan sumpah, sehingga harus terhindar dari khianat dan prasangka
buruk.5
Pada prinsipnya, dalam jual beli mura>bah}ah komponen antara penjual
dan pembeli atau antara penyedia dana dan pembeli melakukan perikatan dalam
jual beli dengan adanya tambahan dari harga asal atau yang disebut dengn harga
pembelian. Pembeli yang mengajukan permohonan kepada penyedia dana dalam
pembelian barang atas kebutuhannya. Barang atau benda tersebut akan dijual
oleh penyedia dana dengan harga yang lebih tinggi dari harga asal dan tentunya
kelebihan tersebut didasarkan pada kesepakatan diantara kedua belah pihak.
Sedangkan pembayarannya dilakukan dalam bentuk angsuran, meskipun tidak
dilarang untuk membayar secara tunai.6
Biaya perolehan barang bisa meliputi harga barang dan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut. Sedangkan tingkat keuntungan
bisa berbentuk lumpsum atau persentase tertentu dari biaya perolehan.
Pembayaran oleh pembeli bisa dilakukan secara tunai (naqdan) atau bisa
dilakukan kemudian hari dalam bentuk angsuran (taqsit}) atau dalam bentuk

5
6

Wiroso, Jual beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), 18.
Gemala Dewi, et, al, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), 169.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

sekaligus (lumpsum/mu’ajjal) sesuai kesepakatan para pihak yang melakukan
akad (al-‘a>qidayn).7
Jual beli mura>bah}ah termasuk dalam kategori atau macam jual beli yang
menguntungkan, menguntungkan dalam artian terdapat perbedaan antara harga
pokok pembelian dengan harga penjualan karena ditambah dengan tingkat
keuntungan tertentu yang dijadikan tolak ukur bagi penjual dalam jual beli

mura>bah}ah.
Pembayaran yang disebutkan dengan cara cicilan dalam jual beli

mura>bah}ah yang sering dipakai oleh masyarakat saat ini. Harga pokok dengan
tambahan keuntungan dalam jual beli ini tidak menjadi beban bagi masyarakat,
sebab pembayarannya bisa dilakukan dengan cara cicilan. Harga pokok dan
tingkat keuntungan dalam mura>bah}ah harus disepakati oleh kedua belah pihak
dan tidak memberatkan salah satunya, setelah harga disepakati oleh kedua belah
pihak, maka sistem pembayaran dengan cara cicilan juga harus disepakati
diawal. Keduanya merupakan bagian dari syarat keabsahan jual beli mura>bah}ah
dalam Islam.

7

Azharuddin Latif. Konsep Dan Aplikasi Akad Murabahah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia.
Ahkam: Vol. XXI, 228.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

B. Landasan hukum Mura>bah}ah
Jual beli mura>bah}ah merupakan jual beli yang diperbolehkan dalam
Islam, hal ini berlandaskan pada landasan hukum yang membolehkannya, yakni
terdapat dalam al-Qur’an dan al-Hadith yang di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Al-Qur’an

…‫يع َو َحَرَم ٱ ِلربَو‬
َ ‫… َوأ‬
َ َ‫َح َل ٱ ََُ ٱلب‬

Artinya : “…Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba….” (Q.S. al-Baqarah).8
           
             
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (Q.S.
an-Nisa’:29).9
            
   

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu´amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Transliterasi Per-kata dan Terjemah Per-Kata, (Bekasi: Cipta
Bagus Sejatera, 2011), 47.
9
Ibid, 83.
8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara
kamu menuliskannya dengan benar. (Q.S. al-Baqarah: 282).10
              

 

Artinya : “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka
berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan
(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui”. (Q.S. al-Baqarah:280).11

2. Al-Hadith

ِ
‫ٍَل‬
َ ‫ُ َ البَ ي ُع َ َ أ‬:َُ‫البَ َر‬
)‫َ ّّيب‬

ِ ِ ‫أَ َن ال‬
َ ِّ ‫ف ِْي‬
ِ ‫ َ ََث‬:َ َ‫َّل عُ َََي ِ َو الِِ َو ََّ َق ل‬
َ ‫َب‬
ِ ‫ط الب َر بِ لشَعِ ِْ لِ ب ي‬
ٍ ‫ت ََ لِ بَ ي ِع (روا اب م‬
َ ‫َوال ُم َق َر‬
َ
ُ ُ ‫ُ َو َخ‬:‫ض‬

Artinya: “Rasulullah SAW. Bersabda, tiga hal yang di dalamnya terdapat
keberkahan: jual beli secara tangguh atau tidak secara tunai,
muqa>radlah (mud}arabah) dan mencampur gandum dengan
gandum untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk
dijual.”(HR. Ibnu Majah).12

C. Rukun Mura>bah}ah
Dalam menetapkan rukun jual beli mura>bah}ah, terdapat perbedaan
pendapat di antara para ulama. Menurut ulama Hanafiyah, rukun jual beli hanya
satu, yaitu i>ja>b dan qabu>l yang menunjukkan pertukaran barang secara rela, baik

10

Ibid, 48.
Ibid, 47.
12
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah Juz II, No. Hadis 2288, (Beirut: Daar Fikri), 768.
11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

dengan ucapan maupun perbuatan.13 Kerelaan kedua belah pihak yang menjadi
tolak ukur dalam rukun jual beli menurut ulama Hanafiyah. Namun, unsur
kerelaan merupakan unsur hati yang sulit untuk diketahui oleh indera sehingga
tidak kelihatan, maka diperlukan indikasi yang menunjukkan kerelaan itu dari
kedua belah pihak . Indikasi yang menunjukkan kerelaan kedua belah pihak yang
melakukan transaksi jual beli, menurut mereka, kerelaan tersebut tergambar
dalam i>ja>b dan qabu>l, atau melalui saling memberikan barang dan harga barang.
Jumhur ulama menyatakan bahwa rukun jual beli mura>bah}ah itu ada
empat14, yaitu:
1. Ada orang yang berakad atau al-muta’a>qid}ain (penjual dan pembeli), dan
penjual komoditas (supplier)
2. Ada si>ghat (lafal i>ja>b dan qabu>l)
3. Ada barang yang dibeli
4. Ada nilai tukar pengganti barang.
Rukun jual beli di atas yang harus dipenuhi dalam setiap perbuatan
hukum termasuk dalam jual beli mura>bah}ah.

D. Syarat Mura>bah}ah
Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam jual beli mura>bah}ah adalah
sebagai berikut:
13
14

Rachmat Syafe’I, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), 75-76.
Nasroen Haroen, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), 115.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

1. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah
2. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan
3. Kontrak harus bebas dari riba
4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang
sesudah pembelian
5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.15
6. Harus terdapat persetujuan antar pihak terkait kadar keuntungan yang
ditetapkan sebagai kelebihan dari harga modal.
7. Jika kadar harga modal barang yang disampaikan tidak sesuai dengan harga
sebenarnya, maka pembeli boleh membatalkan transaksi jual beli tersebut.16
Jual beli secara mura>bah}ah di atas hanya untuk barang atau produk yang
dikuasai atau dimiliki oleh penjual pada waktu negosiasi dan berkontrak.
Apabila produk tersebut dimiliki penjual, sistem yang digunakan adalah

mura>bah}ah kepada pemedan pembelian (mura>bah}ah KPP). Hal ini dinamakan
karena si penjual semata-mata mengadakan barang untuk memenuhi kebutuhan
si pembeli yang memesannya.17

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001),
102.
16
Syukri Iska, Sistem Perbankan Syari’ah di Indonesia Dalam Perspektif Fikih Ekonomi,
(Yogyakarta: Fajar Media Press, 2012), 203-204.
17
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik,.., 103.
15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

Sedangkan pendapat lainnya menyebutkan tentang syarat dalam jual beli

mura>bah}ah, antara lain:18
1. Mengetahui harga pertama (Harga Pembelian)
Mengetahui harga pembelian adalah syarat sahnya transaksi jual beli.
Syarat ini meliputi semua transaksi yang terkait dengan mura>bah}ah, seperti
pelimpahan wewenang (tauliyah), kerjasama (ishra>k) dan kerugian
(wadi>’ah), karena semua transaksi ini berdasar pada harga pertama yang
merupakan modal. Jika tidak mengetahuinya, maka jual beli tersebut tidak
sah hingga ditempat transaksi. Jika tidak diketahui hingga keduanya
meninggalkan tempat tersebut, maka gugurlah transksi jual beli tersebut.
2. Mengetahui jumlah keuntungan
Mengetah