Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Harga dan Produk dengan Keputusan Pembelian Produk Fashion dalam Berbelanja secara Online T1 162007037 BAB I
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan perubahan
sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat,
membuat dunia menjadi tanpa batas (borderless). Terutama kemajuan teknologi
dalam gadget memudahkan kita untuk berkomunikasi dan melakukan pekerjaan.
Akses internet menjadi mudah dan cepat, dimanapun dan kapanpun. Menjalani
kehidupan sehari-hari juga bergantung pada media mobile dan internet.
Melihat banyaknya pengguna internet dan ketergantungan masyarakat
terhadap internet, bisnis berkembang dengan pesat.
Mulai dari perusahaan
berskala internasional sampai industri rumah tangga melakukan promosi melalui
internet.
Dengan menggunakan hyperlink dalam World Wide Web yang
diciptakan oleh Thomas Berners-Lee tahun 1991, pengguna internet dapat
berpindah dari satu dokumen ke dokumen lain (Wikipedia.com, 2011).
Pasar konvensional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli.
Begitu pula bentuk pasar dalam dunia maya (internet) yang sering disebut dengan
e-Marketplace, berinteraksi berbagai pelaku bisnis di dunia tanpa di batasi oleh
ruang (geografis) dan waktu (Indrajit, 2002:33).
Berbagai produk dan jasa
ditawarkan oleh penjual, sehingga menghasilkan suatu nilai dan volume
perdagangan yang tidak kalah dengan pasar konvensional.
2
Menurut survei yang dimuat dalam antaranews.com pada senin, tanggal 17
februari 2011, dengan judul “Belanja Online Indonesia Teratas”, survei dilakukan
pada 3156 orang dari 6 wilayah e-commerce (Cina, India, Indonesia, Malaysia,
Taiwan dan Thailand), Indonesia menempati urutan tertinggi dalam belanja online
untuk agen perjalanan dan akomodasi perjalanan (Antaranews.com, 2011). Hal
ini menunjukan tingginya antusiasme masyarakat dalam pembelanjaan secara
online.
Antusiasme masyarakat juga ditujukan pada pembelanjaan produk fashion.
Produk fashion erat kaitannya dengan gaya hidup. Melalui fashion, seseorang
dapat menunjukan kepribadian bahkan status sosial mereka. Fashion juga dapat
diartikan sebagai sebuah seni dalam memadukan bentuk serta warna. Produk
fashion tidak hanya identik dengan pakaian, namun juga aksesoris, tas, topi, dan
sepatu. Penelitian yang dilakukan oleh Kim (2004) “predicting online purchase
intentions for clothing product”, menjelaskan bahwa banyak konsumen yang
membuat keputusan membeli baju, perhiasan, atau aksesoris melalui online
(Europian Journal of Marketing, 2011).
Transaksi yang dilakukan oleh konsumen, untuk membeli produk secara
online berbeda dengan membeli secara konvensional. Untuk mengorder atau
memesan produk secara online, dapat digunakan e-mail, order form atau
menggunakan telepon. Pembayaran dilakukan dengan cara online, mengunakan
credit card, cek atau transfer melalui ATM. Pembelian secara online tidak hanya
mempertimbangkan harga pokok barang tetapi juga mempertimbangkan ongkos
pengiriman barang.
3
Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh online shop, diharapkan
konsumen mendapatkan layanan yang memuaskan. Kotler menyatakan kepuasan
konsumen merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja
atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya, sedangkan Wilkie
mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai suatu tanggapan emosial pada
evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa (Tjiptono,1995).
1.2. Masalah Penelitian
Kebutuhan akan produk fashion bagi mahasiswa UKSW, merupakan suatu
hal yang perlu diperhatikan. Beberapa cara dilakukan untuk mendapatkan produk
fashion yang diinginkan, salah satunya adalah melalui online shop. Cara ini
dianggap lebih mudah dan praktis.
Pemasaran secara online merupakan salah satu usaha perusahaan untuk
memasarkan produk dan pelayanan serta membangun hubungan pelanggan
melalui internet (Kotler & Amstrong, 2008: 237). Pemasaran online sebenarnya
tidak jauh berbeda dari pemasaran biasa, hanya saja pemasaran online dilakukan
melalui jaringan publik yang luas dari jaringan komputer (internet).
Dalam bauran pemasaran terdapat empat aspek yang digunakan perusahaaan
untuk mempengaruhi permintaan. Empat aspek (4P) tersebut adalah Product
(Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi).
Namun
dalam penelitian ini, yang akan diteliti hanya Price (Harga) dan Product (Produk).
Kotler dalam bukunya Prinsip-prinsip Pemasaran, jilid 1 (2008: 62-63),
menyebutkan bahwa:
4
Product (Produk) berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan kepada pasar sasaran. Sedangkan Price (Harga) adalah
jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk.
Banyaknya
suppliers
produk
sejenis
yang
seharusnya
memberikan
keuntungan bagi konsumen terutama dari segi harga dan produk yang bersaing,
namun tidak selalu berjalan sebagaimana mestinya yang diharapkan konsumen.
Terdapat beberapa kasus yang merugikan bagi konsumen. Berdasarkan penelitian
pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti melalui wawancara yang pada
beberapa mahasiswa UKSW yang telah melakukan transaksi atau pembelanjaan
secara online, maka diperoleh gejala problematis sebagai berikut :
1.
Beberapa online shop menetapkan harga yang lebih murah dari pasar
konvensional untuk menarik minat pembeli. Namun dalam pembelian secara
online, konsumen masih harus memperhitungkan biaya pengiriman barang.
2.
Ada konsumen yang tidak memperhitungakan harga, asalkan mendapatkan
barang yang diinginkannya.
3.
Ada beberapa mahasiswa yang merasa kecewa, karena barang yang
dikirimkan tidak sesuai dengan yang diharapkan, baik secara bentuk maupun
bahan produk. Barang yang dikirimkan berbeda dengan barang yang ada
dalam gambar yang dicantumkan dalam online shop.
4.
Ada beberapa produk yang dikirim mengalami cacat atau rusak. Barangbarang tersebut dapat mengalami cacat atau kerusakan dalam perjalanan saat
pengiriman barang akibat packing yang kurang baik, atau memang barang
tersebut telah rusak atau cacat dari toko yang bersangkutan.
5
5.
Ada beberapa toko yang tidak bersedia mengganti biaya pengiriman kembali
barang yang cacat atau rusak, sehingga biaya ditanggung sendiri oleh
pembeli. Sehingga biaya yang dikeluarkan oleh konsumen menjadi lebih
banyak.
6.
Beberapa konsumen mengabaikan kerugian yang ditanggungnya dan
menganggap kerugian tersebut sebagai suatu resiko, sehingga beberapa
konsumen tersebut tetap melakukan pembelian yang berulang.
Berdasarkan gejala problematis berkaitan dengan harga dan produk, maka
penulis dapat merumuskan masalah penelitian yaitu :
1.
Adakah hubungan antara harga dengan keputusan pembelian produk fashion
dalam berbelanja secara online?
2.
Adakah hubungan antara produk dengan keputusan pembelian produk fashion
dalam berbelanja secara online?
3.
Adakah hubungan antara harga dan produk dengan keputusan pembelian
produk fashion dalam berbelanja secara online?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian tentang hubungan harga dan produk terhadap keputusan pembelian
dalam berbelanja secara online di facebook oleh mahasiswa UKSW bertujuan :
1.
Untuk mengetahui hubungan harga dengan keputusan pembelian produk
fashion dalam pembelanjaan secara online.
2.
Untuk mengetahui hubungan produk dengan keputusan pembelian produk
fashion dalam pembelanjaan secara online.
6
3.
Untuk mengetahui hubungan harga dan produk dengan keputusan pembelian
produk fashion dalam pembelanjaan secara online.
1.4. Signifikansi
Penelitian yang berjudul “Hubungan Harga dan Produk dengan Keputusan
Pembelian Konsumen dalam Berbelanja secara Online”, studi kasus terhadap
Mahasiswa UKSW, diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut.
a.
Signifikansi Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada teori pengambilan
keputusan konsumen (Simamora, 2002: 15) dan perkembangan pemasaran
langsung yang oleh Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008: 218).
b.
Signifikansi Praktis
1.
Bagi Pelaku Bisnis Online
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran pada para pelaku
bisnis online dalam menentukan harga dan atribut produk yang di pasarkan dan
penetapan strategi promosi secara online. Sehingga para pelaku bisnis secara
online mampu memberikan kontribusi positif dalam bisnis online.
2.
Bagi Lembaga Akademis
Sistem pemasaran online merupakan sistem pemasaran yang populer
dikalangan usahawan pada saat ini, karena banyaknya keuntungan yang
didapatkan pada pemasaran secara online. Penelitian ini memberikan bahan acuan
dan memperkaya kepustakaan, khususnya keputusan pembelian konsumen pada
sistem pemasaran online.
7
3.
Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran bagi penelitian yang
akan dilakukan peneliti yang akan meneliti tentang pemasaran online, khususnya
perilaku konsumen pada pembelanjaan di online shop.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan perubahan
sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat,
membuat dunia menjadi tanpa batas (borderless). Terutama kemajuan teknologi
dalam gadget memudahkan kita untuk berkomunikasi dan melakukan pekerjaan.
Akses internet menjadi mudah dan cepat, dimanapun dan kapanpun. Menjalani
kehidupan sehari-hari juga bergantung pada media mobile dan internet.
Melihat banyaknya pengguna internet dan ketergantungan masyarakat
terhadap internet, bisnis berkembang dengan pesat.
Mulai dari perusahaan
berskala internasional sampai industri rumah tangga melakukan promosi melalui
internet.
Dengan menggunakan hyperlink dalam World Wide Web yang
diciptakan oleh Thomas Berners-Lee tahun 1991, pengguna internet dapat
berpindah dari satu dokumen ke dokumen lain (Wikipedia.com, 2011).
Pasar konvensional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli.
Begitu pula bentuk pasar dalam dunia maya (internet) yang sering disebut dengan
e-Marketplace, berinteraksi berbagai pelaku bisnis di dunia tanpa di batasi oleh
ruang (geografis) dan waktu (Indrajit, 2002:33).
Berbagai produk dan jasa
ditawarkan oleh penjual, sehingga menghasilkan suatu nilai dan volume
perdagangan yang tidak kalah dengan pasar konvensional.
2
Menurut survei yang dimuat dalam antaranews.com pada senin, tanggal 17
februari 2011, dengan judul “Belanja Online Indonesia Teratas”, survei dilakukan
pada 3156 orang dari 6 wilayah e-commerce (Cina, India, Indonesia, Malaysia,
Taiwan dan Thailand), Indonesia menempati urutan tertinggi dalam belanja online
untuk agen perjalanan dan akomodasi perjalanan (Antaranews.com, 2011). Hal
ini menunjukan tingginya antusiasme masyarakat dalam pembelanjaan secara
online.
Antusiasme masyarakat juga ditujukan pada pembelanjaan produk fashion.
Produk fashion erat kaitannya dengan gaya hidup. Melalui fashion, seseorang
dapat menunjukan kepribadian bahkan status sosial mereka. Fashion juga dapat
diartikan sebagai sebuah seni dalam memadukan bentuk serta warna. Produk
fashion tidak hanya identik dengan pakaian, namun juga aksesoris, tas, topi, dan
sepatu. Penelitian yang dilakukan oleh Kim (2004) “predicting online purchase
intentions for clothing product”, menjelaskan bahwa banyak konsumen yang
membuat keputusan membeli baju, perhiasan, atau aksesoris melalui online
(Europian Journal of Marketing, 2011).
Transaksi yang dilakukan oleh konsumen, untuk membeli produk secara
online berbeda dengan membeli secara konvensional. Untuk mengorder atau
memesan produk secara online, dapat digunakan e-mail, order form atau
menggunakan telepon. Pembayaran dilakukan dengan cara online, mengunakan
credit card, cek atau transfer melalui ATM. Pembelian secara online tidak hanya
mempertimbangkan harga pokok barang tetapi juga mempertimbangkan ongkos
pengiriman barang.
3
Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh online shop, diharapkan
konsumen mendapatkan layanan yang memuaskan. Kotler menyatakan kepuasan
konsumen merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja
atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya, sedangkan Wilkie
mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai suatu tanggapan emosial pada
evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa (Tjiptono,1995).
1.2. Masalah Penelitian
Kebutuhan akan produk fashion bagi mahasiswa UKSW, merupakan suatu
hal yang perlu diperhatikan. Beberapa cara dilakukan untuk mendapatkan produk
fashion yang diinginkan, salah satunya adalah melalui online shop. Cara ini
dianggap lebih mudah dan praktis.
Pemasaran secara online merupakan salah satu usaha perusahaan untuk
memasarkan produk dan pelayanan serta membangun hubungan pelanggan
melalui internet (Kotler & Amstrong, 2008: 237). Pemasaran online sebenarnya
tidak jauh berbeda dari pemasaran biasa, hanya saja pemasaran online dilakukan
melalui jaringan publik yang luas dari jaringan komputer (internet).
Dalam bauran pemasaran terdapat empat aspek yang digunakan perusahaaan
untuk mempengaruhi permintaan. Empat aspek (4P) tersebut adalah Product
(Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi).
Namun
dalam penelitian ini, yang akan diteliti hanya Price (Harga) dan Product (Produk).
Kotler dalam bukunya Prinsip-prinsip Pemasaran, jilid 1 (2008: 62-63),
menyebutkan bahwa:
4
Product (Produk) berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan kepada pasar sasaran. Sedangkan Price (Harga) adalah
jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk.
Banyaknya
suppliers
produk
sejenis
yang
seharusnya
memberikan
keuntungan bagi konsumen terutama dari segi harga dan produk yang bersaing,
namun tidak selalu berjalan sebagaimana mestinya yang diharapkan konsumen.
Terdapat beberapa kasus yang merugikan bagi konsumen. Berdasarkan penelitian
pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti melalui wawancara yang pada
beberapa mahasiswa UKSW yang telah melakukan transaksi atau pembelanjaan
secara online, maka diperoleh gejala problematis sebagai berikut :
1.
Beberapa online shop menetapkan harga yang lebih murah dari pasar
konvensional untuk menarik minat pembeli. Namun dalam pembelian secara
online, konsumen masih harus memperhitungkan biaya pengiriman barang.
2.
Ada konsumen yang tidak memperhitungakan harga, asalkan mendapatkan
barang yang diinginkannya.
3.
Ada beberapa mahasiswa yang merasa kecewa, karena barang yang
dikirimkan tidak sesuai dengan yang diharapkan, baik secara bentuk maupun
bahan produk. Barang yang dikirimkan berbeda dengan barang yang ada
dalam gambar yang dicantumkan dalam online shop.
4.
Ada beberapa produk yang dikirim mengalami cacat atau rusak. Barangbarang tersebut dapat mengalami cacat atau kerusakan dalam perjalanan saat
pengiriman barang akibat packing yang kurang baik, atau memang barang
tersebut telah rusak atau cacat dari toko yang bersangkutan.
5
5.
Ada beberapa toko yang tidak bersedia mengganti biaya pengiriman kembali
barang yang cacat atau rusak, sehingga biaya ditanggung sendiri oleh
pembeli. Sehingga biaya yang dikeluarkan oleh konsumen menjadi lebih
banyak.
6.
Beberapa konsumen mengabaikan kerugian yang ditanggungnya dan
menganggap kerugian tersebut sebagai suatu resiko, sehingga beberapa
konsumen tersebut tetap melakukan pembelian yang berulang.
Berdasarkan gejala problematis berkaitan dengan harga dan produk, maka
penulis dapat merumuskan masalah penelitian yaitu :
1.
Adakah hubungan antara harga dengan keputusan pembelian produk fashion
dalam berbelanja secara online?
2.
Adakah hubungan antara produk dengan keputusan pembelian produk fashion
dalam berbelanja secara online?
3.
Adakah hubungan antara harga dan produk dengan keputusan pembelian
produk fashion dalam berbelanja secara online?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian tentang hubungan harga dan produk terhadap keputusan pembelian
dalam berbelanja secara online di facebook oleh mahasiswa UKSW bertujuan :
1.
Untuk mengetahui hubungan harga dengan keputusan pembelian produk
fashion dalam pembelanjaan secara online.
2.
Untuk mengetahui hubungan produk dengan keputusan pembelian produk
fashion dalam pembelanjaan secara online.
6
3.
Untuk mengetahui hubungan harga dan produk dengan keputusan pembelian
produk fashion dalam pembelanjaan secara online.
1.4. Signifikansi
Penelitian yang berjudul “Hubungan Harga dan Produk dengan Keputusan
Pembelian Konsumen dalam Berbelanja secara Online”, studi kasus terhadap
Mahasiswa UKSW, diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut.
a.
Signifikansi Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada teori pengambilan
keputusan konsumen (Simamora, 2002: 15) dan perkembangan pemasaran
langsung yang oleh Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008: 218).
b.
Signifikansi Praktis
1.
Bagi Pelaku Bisnis Online
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran pada para pelaku
bisnis online dalam menentukan harga dan atribut produk yang di pasarkan dan
penetapan strategi promosi secara online. Sehingga para pelaku bisnis secara
online mampu memberikan kontribusi positif dalam bisnis online.
2.
Bagi Lembaga Akademis
Sistem pemasaran online merupakan sistem pemasaran yang populer
dikalangan usahawan pada saat ini, karena banyaknya keuntungan yang
didapatkan pada pemasaran secara online. Penelitian ini memberikan bahan acuan
dan memperkaya kepustakaan, khususnya keputusan pembelian konsumen pada
sistem pemasaran online.
7
3.
Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran bagi penelitian yang
akan dilakukan peneliti yang akan meneliti tentang pemasaran online, khususnya
perilaku konsumen pada pembelanjaan di online shop.