ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN IJARAH MULTIJASA PADA PT. BPRS JABAL NUR SURABAYA.

(1)

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN

IJA>RAH MULTIJASA PADA PT. BPRS JABAL NUR

SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

FERRI ISWAHYUDI NIM : C04212013

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA


(2)

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN

IJA>RAH MULTIJASA PADA PT. BPRS JABAL NUR

SURABAYA

SKRIPSI Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu

Ilmu Ekonomi Syariah dan Ekonomi Islam OLEH :

FERRI ISWAHYUDI NIM : C04212013

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH SURABAYA


(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Ija>rah

Multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya” ini merupakan penelitian

deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui manajemen risiko

pembiayaan Ija>rah Multijasa pada PT>. BPRS Jabal Nur Surabaya yang

menerapkan kebijakan skema angsuran dengan pokok di akhir.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif analisis merupakan analisis yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan. Pengumpulan data penelitian ini dihimpun melalui wawancara

dengan pihak terkait yaitu manajer operasional, account officer. Teknik analisis

data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pola pikir induktif yaitu menjelaskan hasil penelitian mengenai fakta yang terjadi di lapangan yang selanjutnya dianalisis sesuai teori yang ada.

Hasil penelitian mengatakan Manajemen risiko pembiayaan yang diterapkan

oleh PT. BPRS Jabal Nur cukup bagus. Tetapi pihak Bank dirasa perlu melakukan identifikasi risiko terhadap produk baru mereka yaitu pembiayaan Ija>rah Multijasa yang menerapkan kebijakan skema angsuran pokok pembiayaan diakhir, sehingga risiko yang mungkin muncul pada penyaluran pembiayaan seperti risiko pembiayaan dan risiko likuiditas dapat dikendalikan sedini mungkin. penggunaan skema angsuran dengan pembayaran ujroh/fee yang dibayar tiap bulan dan pembayaran pokok pembiayaan yang dibayar pada akhir periode atau jatuh tempo yang diterapkan oleh PT. BPRS Jabal Nur Surabaya dapat memunculkan risiko pembiayaan, risiko likuiditas, risiko operasional dan juga risiko reputasi yang dapat mengganggu kegiatan operasional bank.

Sejalan dengan hasil penelitian di atas, penulis dapat memberikan saran bahwa sebaiknya PT. BPRS Jabal Nur Surabaya dalam penggunaan skema angsuran dengan pokok pinjaman dibayar di akhir/ pada saat jatuh tempo sebaiknya dihindari atau tidak dilakukan, karena potensi risiko yang timbul dapat mengancam keberlangsungan kegiatan operasional di bank sendiri. Oleh karena itu bank sebaiknya menggunakan skema angsuran dengan pembayaran ujroh dan pokok pinjaman yang dibayarkan setiap bulan. Selain meringankan nasabah dalam hal pembayaran angsuran pokok juga dapat mengantisipasi risiko yang akan muncul dari pelaksanaan skema angsuran tersebut.


(7)

i

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN\ ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TRANSLITERASI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Kajian Pustaka ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 12

G. Definisi Operasional ... 13

H. Metode Penelitian... 14

I. Sistematika Pembahasan ... 20

BAB II PEMBIAYAAN IJA>RAH MULTIJASA, DAN KONSEP MANAJEMEN RISIKO ... 22

A. Pembiayaan ... 22

1. Pengertian pembiayaan ... 22

2. Fungsi pembiayaan ... 23

3. Jenis-jenis pembiayaan ... 24

4. Produk pembiayaan perbankan syariah ... 25


(8)

ii

B. Pembiayaan Ija>rah Multijasa ... 28

1. Pengertian pembiayaan Ija>rah ... 28

2. Pengertian pembiayaan Ija>rah Multijasa ... 32

C. Manajemen Risiko ... 34

1. Pengertian risiko ... 34

2. Jenis-jenis risiko perbankan syariah ... 35

3. Manajemen risiko perbankan syariah ... 38

4. Manajemen risiko pembiayaan ... 40

BAB III DATA PENELITIAN ... 47

A. Gambaran Umum Tentang PT. BPRS JABAL NUR Surabaya ... 47

B. Implementasi manajemen risiko pembiayaan Ija>rah Multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya ... 56

BAB IV ANALISIS DATA ... 72

A. Implementasi manajemen risiko pembiayaan Ija>rah Multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya ... 72

B. Analisis manajemen risiko pembiayaan Ija>rah Multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya ... 76

BAB V PENUTUP ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA


(9)

iii

DAFTAR TRANSLITERASI

Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis (technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin. Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

A. Konsonan

No Arab Indonesia Arab Indonesia

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. ا ج خ ر س ش ص ض ’ b t th j h} kh d dh r z s sh s} d} ظ ع ف ق ك ل م و ه ء ي t} z} ‘ gh f q k l m n w h ’ y


(10)

iv

Sumber: Kate L.Turabian. A Manual of Writers of Term Papers, Disertations (Chicago and London: The University of Chicago Press, 1987).

B. Vokal

1. Vokal Tunggal (monoftong) Tanda dan

Huruf Arab

Nama Indonesia

ــــــــ fath}ah A

ــــــــ kasrah I

ــــــــ d}ammah U

Catatan: Khusus untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku jika hamzah berh}arakat sukun atau didahului oleh huruf yang berh}arakat sukun. Contoh: iqtid}a>’ (ء قا)

2. Vokal Rangkap (diftong) Tanda dan

Huruf Arab

Nama Indonesia Ket.

ْيــــ fath}ah dan ya’ ay a dan y ْوـــــ fath}ah dan

wawu

aw a dan w

Contoh : bayna ( نيب )


(11)

v

3. Vokal Panjang (mad) Tanda dan

Huruf Arab

Nama Indonesia Keterangan

ــــ fath}ah dan alif a> a dan garis

di atas

يـــ kasrah dan ya’ i> i dan garis

di atas وــــ d}ammah dan

wawu

u> u dan garis di atas Contoh : al-jama>‘ah ( ع م لا )

: takhyi>r ( يي ت ) : yadu>ru ( رو ي ) C. Ta’ Marbut}ah

Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua :

1. Jika hidup (menjadi mud}a>f) transliterasinya adalah t. 2. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalah h.

Contoh : shari>‘at al-Isla>m (ماساا ي ش) : shari>‘ah isla>mi>yah ( يماسإ ي ش) D. Penulisan Huruf Kapital

Penulisan huruf besar dan kecil pada kata, phrase (ungkapan) atau kalimat yang ditulis dengan translitersi Arab-Indonesia mengikuti ketentuan


(12)

vi

penulisan yang berlaku dalam tulisan. Huruf awal (initial latter) untuk nama diri, tempat, judul buku, lembaga dan yang lain ditulis dengan huruf besar.


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan, karena segala aktivitas pasti mengandung risiko. Bahkan ada anggapan yang mengatakan tidak ada hidup tanpa risiko sebagaimana tidak ada hidup tanpa kematian. Risiko merupakan kemungkinan terjadinya suatu kerugian yang tidak diduga atau tidak diinginkan.1

Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa (events) tertentu.2 Risiko muncul ketika terdapat lebih dari satu

kemungkinan hasil (outcome), dan hasil yang paling akhir ini tidak dapat diketahui. Risiko dapat didefinisikan sebagai perubahan atau perbedaan hasil yang tidak diharapkan.3

Sama halnya dalam dunia usaha perbankan, risiko tidak bisa lepas dalam setiap kegiatan operasionalnya, sehingga diperlukanlah sebuah manajemen risiko dalam sebuah lembaga keuangan perbankan. Manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk

1 Soesino Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Cet. Ke-1(Jakarta: Salemba empat, 1999), 2.

2Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/ 23 /PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, Pasal 1 ayat 4.

3

Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah


(14)

2

mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan Risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.4

Sebagai sebuah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai intermediasi antara pihak surplus dana (kelebihan dana) dengan pihak defisit dana (kekurangan dana), kegiatan operasional bank selalu penuh dengan risiko. Bank menarik dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus dana) dengan menawarkan berbagai produk simpanan seperti giro, tabungan, dan deposito yang hampir semua berjangka waktu pendek (kurang dari setahun). Sementara disisi lain bank menyalurkan dana kepada masyarakat yang kekurangan dana (defisit dana) dalam bentuk pembiayaan yang mayoritas berjangka waktu panjang (lebih dari satu tahun) dan tidak dapat dilikuidasi dalam waktu singkat. Ketidakcocokan jangka waktu itulah yang dapat menjadi salah satu contoh sumber risiko dalam dunia perbankan, karena bank sebesar dan semapan apapun akan jatuh dalam waktu singkat jika mayoritas nasabah (pihak surplus dana) menarik dananya dalam waktu yang bersamaan (bank rush), sementara berbagai pembiayaan yang disalurkan kepada debitur (pihak defisit dana) tidak dapat segera dicairkan. Oleh karena itu, posisi manajemen risiko dalam menjaga keberlangsungan kegiatan bank menjadi sangat penting.5

4

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/ 25 /PBI/2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Pasal 1 ayat 5

5


(15)

3

Risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank. Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari akan tetapi dapat dikelola dan dikendalikan.6 Manajemen risiko dilakukan untuk menjaga agar aktivitas operasional bank tidak mengalami kerugian yang melebihi batas kemampuan bank untuk menyerap kerugian tersebut atau membahayakan kelangsungan dan kesehatan bank. Kebijakan pengendalian risiko bagi bank adalah salah satu cara untuk melakukan pembatasan atas berbagai risiko dari masing-masing kegiatan.7

Beberapa risiko yang dihadapi oleh perbankan syariah, yaitu : 1. Risiko Kredit/Pembiayaan 6. Risiko Reputasi 2. Risiko Likuiditas 7. Risiko Stratejik 3. Risiko Pasar 8. Risiko Kepatuhan 4. Risiko Operasional 9. Risiko Imbal Hasil 5. Risiko Hukum 10. Risiko Investasi8

6

Adiwarman A. Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2010), 255.

7

Ibid, 256.

8

Peraturan BI No.13/23/PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah, Pasal 5 ayat 1.


(16)

4

Setiap lembaga keuangan pasti telah menerapkan manajemen risiko dalam perusahaannya untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha lembaga keuangan bank, demikian pula pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya. PT. BPRS Jabal Nur merupakan salah satu BPRS yang beroperasi di wilayah jawa timur. PT. BPRS Jabal Nur menjalankan operasinya sejak tanggal 26 Oktober 2007 yang lalu. Dalam pelaksanaan kegiatannya sebagai lembaga keuangan PT. BPRS Jabal Nur mengeluarkan produk-produk funding dan financing atau menghimpun dan menyalurkan dana. Produk funding berupa tabungan dan deposito, diantaranya Tabungan Syariah, Tabungan Mitra, Tabungan Tarbiyah, Tabungan Haji & Umroh serta Deposito Mud}a>rabah dan beberapa produk pembiayaan sebagai lending/financing seperti Mura>bahah, Musha>rakah, dan Ija>rah Multijasa.

Ija>rah Multijasa merupakan produk baru dalam PT. BPRS Jabal Nur Surabaya, dan mulai dijalankan pada akhir tahun 2014 tepatnya di bulan Desember 2014 dan pada saat interview dilakukan, total nasabah yang telah memakai pembiayaan produk ini ada 13 nasabah yang tersebar di seluruh kantor cabang dan kantor pusat. Ija>rah Multijasa merupakan pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah untuk memperoleh manfaat atas suatu jasa, seperti jasa pelayanan pendidikan, jasa pelayanan kesehatan.9

9


(17)

5

Pada pelaksanaan produk barunya ini dalam hal pelunasan atau angsuran pembiayaan, PT. BPRS Jabal Nur Surabaya menerapkan kebijakan yaitu terdapat dua pilihan jadwal angsuran yang ditawarkan kepada nasabahnya, yaitu pilihan yang pertama yaitu setiap bulan nasabah mengangsur pokok dan ujroh, pilihan yang kedua PT. BPRS Jabal Nur Surabaya menawarkan jadwal angsuran dengan tiap bulan nasabah hanya mengangsur/membayar upah (ujroh) saja sedangkan pokok pinjaman dibayarkan pada jatuh tempo sesuai kesepakatan antara bank dan nasabah.

Contoh realisasi pembiayaan dalam PT. BPRS Jabal Nur Surabaya, Nasabah A melakukan pembiayaan ija>rah multijasa untuk pembelian lahan tanah dengan plafon sebesar Rp. 300.000.000,00 dengan kesepakatan fee sebesar Rp. 6.750.000,00 (2,25% dari plafond) nasabah menggunakan pilihan angsuran yang kedua yaitu setiap bulan hanya membayar fee (sebesar Rp. 562.500,00/bulan) saja kepada bank, sedang pokok pinjaman dibayarkan di akhir/pada saat jatuh tempo, dengan jangka waktu pembiayaan selama 1 tahun.

Dari implementasi skema jadwal angsuran diatas, PT. BPRS Jabal Nur Surabaya dapat mengalami potensi/kemungkinan munculnya risiko-risiko dalam penyaluran pembiayaan, antara lain risiko pembiayaan yang disebabkan kegagalan nasabah untuk memenuhi kewajibannya secara penuh dan tepat waktu sesuai dengan kesepakatan (wanprestasi). Dan juga dapat munculnya risiko likuiditas, karena dana yang seharusnya dapat


(18)

6

diputar/dikelola kembali oleh bank masih berhenti pada nasabah, mengingat dana pokok pinjaman masih akan cair pada jatuh tempo. Dari indikasi risiko yang muncul tersebut juga akan memunculkan risiko-risiko lain bila tidak dikelola dengan baik, seperti risiko operasional, risiko reputasi.

Dari indikasi risiko yang mucul dalam skema angsuran pembiayaan yang dilakukan pada produk Ija>rah Multijasa oleh PT. BPRS Jabal Nur Surabaya tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang manajemen risiko yang telah diterapkan oleh PT. BPRS Jabal Nur Surabaya pada pembiayaan ija>rah multijasa, apakah pihak BPRS sudah mengantisipasi risiko yang mungkin muncul dari penyaluran pembiayaan tersebut dan akan menganalisisnya lebih lanjut. Dan peneliti memberikan judul penelitian ini dengan “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Ija>rah Multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.”

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah

Pada latar belakang masalah di atas terdapat banyak permasalahan yang akan diproses di dalam identifikasi dan batasan masalah agar dapat diketahui masalah yang akan diteliti, yaitu :

1. Identifikasi masalah meliputi :

a. Pelaksanaan akad ija>rah multijasa sesuai dengan Fatwa DSN tentang pembiayaan multijasa.

b. Risiko yang dihadapi dalam produk pembiayaan ija>rah multijasa. c. Manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa.


(19)

7

d. Kebijakan dalam jadwal angsuran pembiayaan produk ija>rah multijasa.

e. Implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa. 2. Batasan masalah meliputi :

a. Implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

b. Analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan dan identifikasi masalah yang telah ditentukan oleh penulis maka rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:

1. Bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya?

2. Bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya?

D. Kajian Pustaka

Kajian Pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/penelitian yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan


(20)

8

pengulangan atau duplikasi dari kajian/penelitian yang telah ada. Berdasarkan deskripsi tersebut, posisi penelitian yang akan dilakukan harus dijelaskan.10

Penelitian yang peneliti lakukan ini berjudul “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Ija>rah Multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.”

Penelitian ini tentu tidak lepas dari berbagai penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai pandangan dan juga referensi, antara lain :

1. Aam Mahmudah : “Strategi Manajemen Risiko Pembiayaan Musha>rakah Pada KSU BMT UMJ.” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014. Perbedaannya dengan penelitian yang peneliti lakukan sekarang ini adalah penelitian ini fokus pada proses manajemen risiko yang harus diterapkan untuk pembiayaan musha>rakah dan selanjutnya menentukan strategi manajemen risiko untuk pembiayaan musyarakah pada KSU BMT UMJ. Hasil penelitian mengatakan bahwa strategi manajemen risiko pembiayaan musha>rakah pada KSU BMT UMJ perlu meningkatkan lagi dibidang manajemen pemasarannya, sehingga masyarakat lebih mengenal lagi produk yang ada di BMT teutama untuk produk pembiayaan musha>rakah.11 Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan sekarang bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya dan bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

10

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, 9.

11 Aam Mahmudah, “Strategi Manajemen Risiko Pembiayaan

Musha>rrakah Pada KSU BMT UMJ” (skripsi--UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014), 63.


(21)

9

2. Asep Syaiful Bahri : Evaluasi Manajemen Risiko Pembiayaan Mura>bahah Pada Bank Syariah Muamalat. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta tahun 2008. Perbedaannya dengan penelitian yang peneliti lakukan sekarang ini adalah penelitian ini meneliti tentang solusi pengelolaan risiko-risiko terkait pembiayaan Mura>bahah . Hasil penelitian mengatakan Bank Syariah Muamalat dikategorikan dalam kondisi sehat, karena memiliki kemampuan untuk mengatasi risiko dalam pembiayaan Mura>bahah, hal ini didukung dengan data bahwa NPF untuk pembiayaan Mura>bahah kurang dari 5% selama 2004-2006.12 Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan sekarang bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya dan bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

3. Sri Mulyani : Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan dalam Upaya Menjaga Likuiditas Bank Syariah, (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Malang), Skripsi UIN Malang tahun 2009. Perbedaannya dengan penelitian yang peneliti lakukan sekarang ini adalah penelitian ini fokus tentang bagaimana pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan PT. Bank Syariah Mandiri cabang Malang dalam menjaga likuiditasnya. Hasil analisa mengatakan bahwa pengelolaan risiko pembiayaan di PT. BSM Cabang Malang

12Asep Syaiful Bahri, “Evaluasi Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah


(22)

10

berjalan secara efektif sesuai dengan arahan, pedoman dan kebijakan dari BSM Pusat. Kebijakan tersebut dikemas dalam Enterprise Risk Management (ERM) yang berisi program kerja antara lain pemutakhiran manual kebijakan dan pedoman operasional.13 Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan sekarang bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya dan bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

4. Alkiya Fata Ilahiy : “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Pembiayaan Ija>rah Multijasa di BMT Batik Mataram, Wirobrajan, Yogyakarta. UIN Kalijaga Yogyakarta tahun 2013. Perbedaannya dengan penelitian yang peneliti lakukan sekarang ini adalah penelitian ini fokus pada bagi hasil dalam pembiayaan ija>rah multijasa di BMT Batik Mataram, Yogyakarta. Hasil penelitian adalah penerapan bagi hasil yang digunakan oleh BMT Batik Mataram, Yogyakarta dalam akad ija>rah multijasa kurang sesuai dengan Fatwa DSN No.44/DSN-MUI/VIII/2004 karena yang digunakan dalam akad ija>rah adalah fee/ujrah.14 Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan sekarang

bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi manajemen

13

Sri Mulyani, yang berjudul “Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan Dalam Upaya Menjaga Likuiditas Bank Syariah (Studi pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Malang)”, (Skripsi-- Universitas Islam Negeri (UIN), Malang, 2009), 106.

14 Alkiya Fata Ilahiy, “Tinjauan Huku

m Islam Terhadap Akad Pembiayaan Ija>rah multijasa di BMT Batik Mataram, Wirobrajan, Yogyakarta.” (Skripsi--UIN Kalijaga Yogyakarta, 2013), 76.


(23)

11

risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya dan bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

5. Ajeng Mar’atus Solihah : “Penerapan Akad Ija>rah Pada Pembiayaan Multijasa dalam perspektif Hukum Islam. (Studi pada BMT

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)”. UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta tahun 201015. Perbedaannya dengan penelitian yang peneliti lakukan sekarang adalah penelitian ini fokus pada penerapan akad ija>rah dalam pembiayaan multijasa di BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada pembiayaan pendidikan dan kesehatan. Hasil penelitian mengatakan bahwa pelaksanaan pembiayaan multijasa di BMT Universitas Muhammadiyah (UMY) untuk biaya pendidikan dan kesehatan kurang sesuai dengan hukum islam, karena pihak sekolah dan rumah sakit sebagai penyedia objek sewa tidak menjalin kerjasama dengan BMT dan juga tidak mengetahui bahwa dalam transaksinya ada pihak BMT yang ikut terlibat dalam pembayaran tagihan anggota. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan sekarang bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya dan bagaimana analisis

15Ajeng Mar’atus Solihah : “Penerapan Akad Ija>rah

Pada Pembiayaan Multijasa dalam perspektif Hukum Islam. (Studi pada BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)”. (Skripsi--UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2010), 86.


(24)

12

manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa serta menganalisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa yang ada pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya yang menerapkan kebijakan sistem skema angsuran pokok di akhir pembiayaan/pada saat jatuh tempo.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang ada yakni :

1. Untuk mengetahui implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

2. Untuk menganalisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Adapula manfaat/kegunaan hasil penelitian dari penelitian ini adalah: 1. Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan berfungsi untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengetahui manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa yang dilakukan oleh PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.


(25)

13

b. Penelitian ini dapat berguna bagi seluruh BPRS khususnya PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

2. Praktis

a. Penulis ingin PT. BPRS Jabal Nur Surabaya tidak salah strategi dalam pelaksanaan manajemen risiko terutama dalam pembiayaan ija>rah multijasa.

b. Bagi PT. BPRS Jabal Nur Surabaya, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam pelaksanaan manajemen risiko khususnya pada pembiayaan ija>rah multijasa.

c. Penelitian ini dijadikan sebagai informasi untuk penelitian berikutnya.

G. Definisi operasional

Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami arah dan tujuan penelitian ini dengan judul “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Ija>rah Multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya”. Maka peneliti memberikan beberapa definisi operasional sebagai berikut : 1. Manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang

digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.16 Manajemen risiko adalah analisa yang digunakan oleh PT. BPRS Jabal

16

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/ 25 /PBI/2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Pasal 1 ayat 5.


(26)

14

Nur Surabaya dalam mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan bank.17

2. Pembiayaan ija>rah multijasa adalah pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa, misalnya jasa berupa pelayanan pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan dan kepariwisataan.18 Ija>rah multijasa dalam PT. BPRS Jabal Nur adalah sewa-menyewa manfaat atas jasa. Jasa yang telah dilayani berupa jasa pendidikan dan kesehatan, untuk pariwisata masih belum pernah dilakukan.19

H. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.20 Dalam penelitian ini data yang didapatkan diproses melalui beberapa tahapan, yaitu:

1. Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan yakni data yang perlu dihimpun untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. Adapun data yang dikumpulkan antara lain:

a. Data Primer

1) Pembiayaan ija>rah multijasa.

17

Okki Rahmawan Cahyadi, wawancara, PT. BPRS Jabal Nur Surabaya, 22 Desember 2015.

18

Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah produk-produk dan aspek hukumnya, (Jakarta : Kencana Prenadamedia group, 2014), 276.

19

Mulyadi, wawancara , PT. BPRS Jabal Nur Surabaya, 3 Nov 2015.

20

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet. 14 (Bandung: Alfabeta, 2011), 2.


(27)

15

2) Implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa. b. Data Sekunder :

1) Teori Manajemen Risiko 2) Risiko Pembiayaan 2. Sumber data

Sumber data dapat di kelompokkan menjadi 2 yaitu data primer dan sekunder, data primer adalah data yang yang dikumpulkan di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang yang dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber yang telah ada. 21

a. Sumber primer

Sumber primer dari penelitian yang peneliti lakukan ini adalah dari hasil penelitian lapangan. Untuk dapat memperoleh data primer ini penulis secara langsung mengadakan wawancara dengan manajer operasional, account officer PT. BPRS Jabal Nur Surabaya terkait pelaksanaan manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa.

b. Sumber sekunder

Sumber sekunder dalam penelitian ini adalah beberapa buku literatur, diantaranya :

1) Abdullah Al-Mushlih dan Shalah Ash-Shawi. Fikih Ekonomi Islam.

2) Yazid Afandi. Fiqh Muamalah.

21

Hasan dan Iqbal, Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002), 82.


(28)

16

3) Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. 4) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya,

Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi. 5) Ismail Nawawi. Manajemen Risiko.

6) Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah .

7) Lexy Moleong. J. Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 26. 8) Tariqullah Khan dan Habib Ahmed. Manajemen Risiko.

9) Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin. Islamic Banking.

10) Sarwono dan Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.

11) Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet. 14.

12) Adiwarman A. Karim. Bank Islam Analisi Fiqh dan Keuangan, cet. 5.

13) Sutan Remy Sjahdeini. Perbankan syariah produk-produk dan aspek aspek hukumnya.

14) Imam Wahyudi dkk. Manajemen Risiko Bank Islam. 15) Zainur Arifin. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. 3. Teknik pengumpulan data

a. Wawancara

Adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas


(29)

17

pertanyaan itu. 22 Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan pihak terkait yaitu Manajer Operasional, serta Account Officer(AO) tentang pelaksanaan manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa.

b. Dokumentasi

Kajian dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, iktisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainya. 23 Dalam penelitian ini data yang dimaksud adalah sejarah, tujuan, visi dan misi perusahaan serta catatan mengenai pelaksanaan manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa.

4. Teknik pengolahan data

Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dikelola menggunakan penelitian deskriptif - kualitatif. Jenis penelitian ini, dalam deskripsinya juga mengandung uraian-uraian, tetapi fokusnya terletak pada analisis hubungan antara variabel. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik-teknikpengolahan data sebagai berikut:

22

Lexy. J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 26 (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009), 186.

23

Sarwono dan Jonathan, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006), 225.


(30)

18

a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapanya, kejelasan makna, keselarasan antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian.24 Dalam hal ini penulis akan mengambil data yang akan dianalisis dengan rumusan masalah sebagai berikut: bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa dan bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

b. Organizing, yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis.25 Penulis melakukan pengelompokan data yang dibutuhkan untuk dianalisis dan menyusun data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan penulis dalam menganalisa data berikut: bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa dan bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

c. Analizing, yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban

24

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung : Alfa Beta, 2008), 243.

25


(31)

19

dari rumusan masalah.26 Bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa dan bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

5. Teknis analisis data

Konsep dasar adanya analisis data adalah proses mengatur urutan- urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian data.27 Untuk memenuhi konsep dasar analisis data ini peneliti melakukan analisis secara komprehensif dan lengkap, yakni secara mendalam dari berbagai aspek sesuai dengan lingkup penelitian sehingga tidak ada yang terlupakan.28 Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif, yaitu analisis yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan. 29 Penulis menggambarkan atau menjelaskan hasil penelitian mengenai fakta yang terjadi pada pelaksanaan manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya, kemudian di analisis berdasarkan teori yang ada.

26

Ibid., 246.

27

Lexy. J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 26 (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009), 248.

28

Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2004), 172.

29 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), 143.


(32)

20

I. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan memuat uraian dalam bentuk essay yang menggambarkan alur logis dari struktur bahasan skripsi.30 Untuk lebih memudahkan tentang isi dan esensi skripsi ini, maka penulisannya dilakukan berdasarkan sistematika sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Dalam bab pendahuluan ini peneliti membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II : Landasan Teori

Bab II ini menjelaskan tentang landasan teori, yang memuat tentang deskripsi teori yang berisikan tentang konsep pembiayaan, pembiayaan Ija>rah multijasa , manajemen risiko serta manajemen risiko pembiayaan.

Bab III : Data Penelitian

Bab III ini adalah deskripsi hasil yang meliputi gambaran umum PT. BPRS Jabal Nur Surabaya, meliputi: sejarah berdirinya PT. BPRS Jabal Nur, visi dan misi PT. BPRS Jabal Nur, struktur organisasi PT. BPRS Jabal Nur, serta job description, produk- produk PT. BPRS Jabal Nur serta implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

30

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, 10.


(33)

21

Bab IV : Analisis data

Bab IV merupakan analisis data, yang berisi analisis terhadap data penelitian yang telah dideskripsikan guna menjawab masalah penelitian. Analisis data ini memadukan antara teori sebagaimana yang dipaparkan pada bab kedua dengan apa yang peneliti temukan di lapangan (pada bab ketiga) sebagai hasil penelitian yang digambarkan secara sistematis dan kritis. dalam bahasan bab ini yang meliputi analisis manajemen risiko yang tepat terhadap risiko-risiko yang ada dalam pembiayaan ija>rah multijasa.

Bab V : Penutup

Bab V ini merupakan bagian akhir dari penulisan yang akan menunjukkan pokok-pokok penting dari keseluruhan pembahasan bab-bab sebelumnya. Bab ini berisi kesimpulan dan saran.


(34)

22

BAB II

PEMBIAYAAN IJA>RAH MULTIJASA, DAN KONSEP MANAJEMEN RISIKO

A. Pembiayaan

1. Pengertian pembiayaan

Pengertian pembiayaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva produktif menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk piutang, qard}, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada rekening administratif serta Sertifikat Wadi>’ah Bank Indonesia.1

Menurut UU No. 21 tahun 2008 dijelaskan bahwa pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berupa transaksi bagi hasil (mud}a>rabah dan musha>rakah), transaksi sewa-menyewa (ija>rah/IMBT), transaksi jual beli (piutang mura>bahah, salam,

dan istishna’), transaksi pinjam meminjam ( piutang qard}) dan transaksi sewa-menyewa jasa (ija>rah multijasa) berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk

1


(35)

23

mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan upah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.2

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.3

2. Fungsi pembiayaan

Pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Syariah berfungsi membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan usahanya. Masyarakat merupakan individu, pengusaha, lembaga, badan usaha, dan lain-lain yang membutuhkan dana.4

Secara perinci pembiayaan memiliki fungsi antara lain :5

a. Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar menukar barang dan jasa. Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar barang, hal ini seandainya belum tersedia uang sebagai alat pembayaran, maka pembiayaan akan membantu melancarkan lalu lintas pertukaran barang dan jasa.

b. Pembiayaan merupakan alat yang dipakai untuk memanfatkan idle fund. Bank dapat mempertemukan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana. Pembiayaan merupakan satu cara untuk mengatasi gap antara pihak yang memiliki dana dengan pihak

2

UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, pasal 1 ayat 25.

3Muhammad Syafi’i Antonio,

Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta : Gema Insani, 2001), 160.

4

Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011), 108.

5


(36)

24

yang membutuhkan dana. Bank dapat memanfatkan dana yang idle untuk disalurkan kepada pihak yang membutuhkan.

c. Pembiayaan sebagai alat pengendali harga. Ekspansi/perluasan pembiayaan akan mendorong meningkatnya jumlah uang beredar, dan peningkatan peredaran uang akan mendorong kenaikan harga, begitupun sebaliknya.

d. Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada. Pembiayaan mud}a>rabah dan musha>rakah yang diberikan oleh bank syariah memiliki dampak pada kenaikan makro-ekonomi. mitra (pengusaha), setelah mendapatkan pembiayaan dari bank syariah, akan memproduksi barang, mengelola bahan baku menjadi barang jadi, meningkatkan volume perdagangan, dan melaksanakan kegiatan ekonomi lainnya.

3. Jenis – jenis pembiayaan

Menurut sifat penggunaannyaan pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yakni untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.


(37)

25

b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.6

Dilihat dari jangka waktu pembiayaan :7

a. Short Term (Pembiayaan jangka waktu pendek), ialah suatu bentuk pembiayaan yang berjangka waktu maksimum 1 tahun.

b. Intermediate Term (Pembiayaan jangka waktu menengah), ialah suatu bentuk pembiayaan yang berjangka waktu dari 1- 3 tahun. c. Long Term (Pembiayaan jangka waktu panjang), ialah suatu bentuk

pembiayaan yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. 4. Produk pembiayaan perbankan syariah

Secara garis besar produk pembiayaan terbagi kedalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya: 8

a. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli, seperti mura>bahah.

b. Pembiayaan dengan prinsip sewa, seperti ija>rah multijasa, IMBT. c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, seperti musha>rakah,

mud}a>rabah,

6Muhammad Syafi’i Antonio,

Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta : Gema Insani, 2001), 160.

7

Veitzhal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010), 717.

8

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, edisi kelima(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), 97.


(38)

26

5. Macam-macam akad dalam Lembaga Keuangan Syariah Pembagian Akad dari segi ada atau tidaknya Kompensasi : a. Akad Tabarru’

Akad tabarru’ merupakan segala macam perjanjian yang menyangkut transaksi nirlaba yang tidak mencari keuntungan (not for profit), Akad tabarru’ dilakukan dengan tujuan tolong-menolong dalam rangka berbuat kebaikan. Dalam akad tabarru’, pihak yang berbuat kebaikan tersebut tidak berhak mensyaratkan dan mengharapkan imbalan apapun kepada pihak lainnya. Hakekatnya akad tabarru’

adalah akad melakukan kebaikan yang mengharapkan balasan dari Allah SWT semata.9

b. Akad Tija>rah

Akad tija>rah adalah akad yang berorientasi pada keuntungan komersial (for profit oriented). Dalam akad ini masing-masing pihak yang melakukan akad berhak untuk mencari keuntungan. Contoh akad tija>rah adalah akad-akad investasi, jual-beli, sewa-menyewa dan lain –

lain. Berdasarkan tingkat kepastian dari hasil yang diperoleh akad tija>rah dibagi menjadi dua, yaitu :

1). Natural Certainty Contracts (NCC), adalah kontrak/akad dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah maupun waktunya. Cash flow-nya bisa diprediksi dengan

9


(39)

27

relatif pasti, karena sudah disepakati oleh kedua belah pihak yang bertransaksi di awal akad. Kontrak-kontrak ini secara menawarkan return yang tetap dan pasti. Objek pertukarannya (baik barang maupun jasa) pun harus ditetapkan di awal akad dengan pasti, baik jumlahnya (quantity), mutunya (quality), harganya (price), dan waktu penyerahannya (time of delivery). Yang termasuk dalam kategori ini adalah kontrak-kontrak jual-beli, upah-mengupah, sewa-menyewa. Macam-macam Natural Certainty Contracts (NCC) sebagai berikut :

a). Akad jual beli, seperti : Mura>bahah. b). Akad sewa-menyewa, seperti :

1)). Ija>rah adalah akad pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.

2)). Ija>rah Muntahiya Bittamlik (IMBT) adalah ija>rah yang membuka kemungkinan perpindahan kepemilikan atas objek ija>rah-nya pada akhir periode.10

2).Natural Uncertainty Contract (NUC), adalah kontrak/akad dalam bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan, baik dari segi jumlah maupun waktunya. Dalam NUC, pihak-pihak yang

10


(40)

28

bertransaksi saling mencampurkan asetnya (baik real assets maupun financial assets) menjadi satu kesatuan, dan kemudian menanggung risiko bersama-sama untuk mendapatkan keuntungan. Di sini, keuntungan dan kerugian ditanggung bersama (loss and profit sharing). Yang termasuk dalam kontrak ini adalah kontrak-kontrak investasi, seperti musha>rakah, mud}a>rabah.11

B. Pembiayaan Ijarah Multijasa 1. Pengertian pembiayaan ija>rah

Ija>rah berasal dari kata al-Ajru yang berarti al-‘Iwau (ganti). Menurut pengertian syara’, ija>rah ialah : suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian. 12

Ija>rah berarti upah, sewa, jasa, imbalan.13 Ija>rah adalah akad

pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan perpindahan kepemilikan (ownership) atas barang itu sendiri.14

Transaksi ija>rah dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak guna), bukan perpindahan kepemilikan (hak milik). Jadi pada dasarnya prinsip ija>rah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya

11

Ibid., 75.

12

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 13 , terj. Kamaluddin A. Marzuki (Bandung : Al Ma’arif , 1987), 7.

13

AH. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat (Jakarta : UIN Press, 2005), 120.

14Muhammad Syafi’i Antonio,

Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta : Gema Insani, 2001), 117.


(41)

29

terletak pada objek transaksinya. Bila jual beli objek transaksinya barang, pada ija>rah objek transaksinya adalah manfaat barang maupun jasa.15

Dasar hukum pembiayaan ija>rah terdapat dalam al-Quran surat Al-Baqarah (2) ayat 233 :

                              

“...dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.”16

Al Qur’an Surat al-Maidah (5) ayat 2 :

               

“...dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran.“17

Fatwa DSNNo. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ija>rah :

a. Rukun dan syarat ija>rah :

1) Sighat ija>rah, yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk lain.

15

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, edisi kelima(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), 137.

16

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2008), 57.

17

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2008), 156.


(42)

30

2) Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan penyewa/pengguna jasa.

3) Obyek akad ija>rah adalah :

a) manfaat barang dan sewa; atau b) manfaat jasa dan upah.

b. Ketentuan obyek ija>rah :

1) Obyek ija>rah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa.

2) Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak.

3) Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan (tidak diharamkan).

4) Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syariah.

5) Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan ketidaktahuan yang akan mengakibatkan sengketa. 6) Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.

7) Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang


(43)

31

dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam ija>rah.

8) Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang sama dengan obyek kontrak.

9) Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.

c. Kewajiban LKS dan nasabah dalam pembiayaan ija>rah :

1) Kewajiban LKS sebagai pemberi manfaat barang atau jasa :

a) Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan. b) Menanggung biaya pemeliharaan barang.

c) Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan. 2) Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat barang atau jasa :

a) Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai kontrak.

b) Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan. c) Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari

penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak penerima manfaat dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.

d. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan


(44)

32

melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan

melalui musyawarah.18

2. Pengertian pembiayaan ija>rah multijasa

Pembiayaan multijasa, yaitu pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa.19

Dalam Fatwa DSN No.44/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang multijasa ditetapkan beberapa ketentuan, yaitu sebagai berikut : 20

a. Ketentuan umum

1) Pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad Ija>rah atau Ka>falah.

2) Dalam hal LKS menggunakan akad Ija>rah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ija>rah.

3) Dalam hal LKS menggunakan akad Ka>falah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ka>falah.

4) Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee.

5) Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase.

18

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ija>rah

19Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO.

44/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang Pembiayaan Multijasa

20


(45)

33

b. Penyelesaian perselisihan

Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiaannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

c. Ketentuan penutup

Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan, jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ija>rah multijasa adalah pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah untuk memperoleh manfaat atas suatu jasa, misalnya jasa berupa pelayanan pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan kepariwisataan.21 Sehingga ija>rah atas jasa atau ija>rah multijasa adalah ija>rah dimana obyek ija>rah adalah manfaat yang bukan berasal dari aset berwujud. Manfaat atas jasa yang bisa di ija>rah-kan antara lain, jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan jasa pariwisata rohani.22

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan ija>rah multijasa merupakan pembiayaan berupa sewa-menyewa manfaat atas jasa (bukan berupa barang/asset berwujud) yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Syariah kepada nasabahnya dengan imbal jasa berupa

21

Sutan Remy Sjahdeni, Perbankan Syariah Produk-produk dan Aspek-Aspek Hukumnya (Jakarta : Kencana Pranamedia Group, 2014), 275-276.

22


(46)

34

fee yang disepakati diawal. Jasa yang bisa disewakan antara lain, jasa pelayanan pendidikan, kesehatan, pariwisata, maupun ketenagakerjaan.

C. Manajemen Risiko 1. Pengertian risiko

Secara bahasa risiko berarti suatu kejadian negatif, uncertainty (ketidak pastian) dan the future is unknown (waktu yang akan datang tidak dapat diketahui). Risiko adalah probabilitas suatu hasil yang berbeda dari hasil yang diharapkan.23

Pada dasarnya kata risiko telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Risiko merupakan kemungkinan terjadinya suatu kerugian yang tidak diduga atau tidak diinginkan. Jadi ketidakpastian atau kemungkinan terjadinya sesuatu, yang apabila terjadi mengakibatkan kerugian.24

Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa (events) tertentu.25 Risiko muncul ketika terdapat lebih dari

satu kemungkinan hasil (outcome), dan hasil yang paling akhir ini tidak

23

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, edisi ketiga (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), 63-64.

24

Soesino Djojosoedarso, Prinsip- Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Cet. Ke-1 (Jakarta : Salemba Empat, 1999), 2.

25

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/ 23 /PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, Pasal 1 ayat 4.


(47)

35

dapat diketahui. Risiko dapat didefinisikan sebagai perubahan atau perbedaan hasil yang tidak diharapkan.26

Risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan, karena segala aktivitas pasti mengandung risiko. Bahkan ada anggapan yang mengatakan tidak ada hidup tanpa risiko sebagaimana tidak ada hidup tanpa kematian. Risiko merupakan kemungkinan terjadinya suatu kerugian yang tidak diduga atau tidak diinginkan.27 2. Jenis-jenis risiko perbankan syariah

Mengacu pada ketentuan Bank Indonesia PBI No.13/23/PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah, terdapat sepuluh risiko yang harus dikelola bank , yaitu :28

a. Risiko Kredit/Pembiayaan

Risiko pembiayaan adalah risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

b. Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain

26

Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2008), 9.

27

Soesino Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, cet. Ke-1 (Jakarta : Salemba empat, 1999), 2.

28

PBI No.13/23/PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah, pasal 1 ayat 7 - 16.


(48)

36

risiko berupa perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan.

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.

d. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system, dan/atau adanya kejadian- kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.

Ada tiga faktor yang menjadi penyebab timbulnya risiko ini, yaitu : 1. Infrastuktur, seperti teknologi, kebijakan, lingkungan,

pengamanan, perselisihan, dan sebagainya. 2. Proses, dan

3. Sumber daya.29

e. Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis.

29

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, edisi kelima (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), 275.


(49)

37

f. Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.

g. Risiko Stratejik

Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. h. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, serta prinsip Syariah.

i. Risiko Imbal Hasil (Rate Of Return Risk)

Risiko imbal hasil adalah risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga Bank.

j. Risiko Investasi (Equity Investment Risk)

Risiko investasi adalah risiko akibat bank ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil berbasis profit and loss sharing.


(50)

38

3. Manajemen risiko perbankan syariah

Menurut PBI (Peraturan Bank Indonesia) No.13/23/PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah “Manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.30

Dalam pelaksanaannya, proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko memperhatikan hal-hal sebagai berikut:31

a. Identifikasi risiko, dilaksanakan dengan melakukan analisis terhadap : 1) Karakteristik risiko yang melekat pada aktifitas fungsional. 2) Risiko dari produk dan kegiatan usaha.

b. Pengukuran risiko, dilaksanakan dengan melakukan :

1) Evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber data, dan prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko.

2) Penyempurnaan terhadap sistem pengukuran risiko apabila terdapat perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi, dan faktor risiko yang bersifat material.

c. Pemantauan risiko, dilaksanakan dengan melakukan:

30

PBI No.13/23/PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah, pasal 1 ayat 6.

31

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan,edisi kelima (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), 260.


(51)

39

1) Evaluasi terhadap eksposure risiko (objek yang rentan terhadap kinerja perusahaan risiko yang diprediksi benar-benar terjadi). 2) Penyempurnaan proses pelaporan apabila terdapat perubahan

kegiatan usaha, produk transaksi, faktor risiko, teknologi informasi dan sistem informasi manajemen risiko yang bersifat material.

d. Pelaksanaan pengendalian risiko, digunakan untuk mengelola risiko-risiko tertentu yang dapat membahayakan kelangsungan usaha bank.

Dengan demikian, manajemen risiko berfungsi sebagai filter atau pemberi peringatan dini (early warning system) terhadap kegiatan usaha bank. Tujuan manajemen risiko itu sendiri adalah sebagai berikut :

a. Menyediakan informasi tentang risiko kepada pihak regulator. b. Memastikan bank tidak mengalami kerugian yang bersifat

unnacceptable.

c. Meminimalisasi kerugian dari berbagai risiko yang bersifat uncontrolled.

d. Mengukur eksposur dan pemusatan risiko. e. Mengalokasikan modal dan membatasi risiko.32

32


(52)

40

4. Manajemen risiko pembiayaan

Risiko pembiayaan muncul akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi liabilitas kepada bank islam sesuai kontrak. Risiko ini juga disebut risiko gagal bayar (default risk), risiko penurunan rating (downgrading risk), dan risiko penyelesaian (settlement risk). 33

Dalam bank syariah, risiko pembiayaan mencakup risiko terkait produk dan risiko terkait korporasi.34

a. Risiko terkait produk

Risiko yang terkait dengan pembiayaan ija>rah mencakup beberapa hal sebagai berikut :

1) Dalam hal barang yang disewakan adalah milik bank, timbul risiko tidak produktifnya aset ija>rah karena tidak adanya nasabah. Hal ini merupakan bussiness risk yang tidak dapat dihindari.

2) Dalam hal barang yang disewakan bukan milik bank, timbul risiko rusaknya barang oleh nasabah diluar pemakaian normal. Oleh karena itu, bank dapat menetapkan kovenan ganti rugi kerusakan barang yang tidak disebabkan oleh pemakaian normal.

3) Dalam hal tenaga kerja yang disewa bank kemudian disewakan kepada nasabah, timbul risiko tidak perform-nya pemberi jasa. Oleh karena itu, bank dapat menetapkan kovenan bahwa risiko

33

Imam Wahyudi , et.al, Manajemen Risiko Bank Islam (Jakarta : Salemba Empat, 2013), 25.

34

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, edisi kelima (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), 260.


(53)

41

tersebut merupakan tanggung jawab nasabah karena pemberi jasa dipilih sendiri oleh nasabah.35

b. Risiko terkait pembiayaan korporasi

1) Risiko yang timbul dari perubahan kondisi bisnis nasabah setelah pencairan pembiayaan, yaitu sebagai berikut : Over Trading, Adverse Trading, Liquidity Run.

2) Risiko yang timbul dari komitmen kapital yang berlebihan.

Sebuah perusahaan mungkin saja mengambil komitmen kapital yang berlebihan dan menandatangani kontrak untuk pengeluaran berskala besar. Apabila tidak mampu untuk menghargai komitmennya, bank dapat dipaksa untuk dilikuidasi. Bank maupun para supplier pembiayaan perdagangan seringkali tidak mampu untuk mengontrol suatu pengeluaran yang berlebihan dari sebuah perusahaan. Namun demikian, bank dapat mencoba untuk memonitornya dengan melihat, misalnya neraca perusahaan tersebut yang terakhir dipublikasikan, dimana komitmen pengeluaran kapital harus diungkap.

3) Risiko yang timbul dari lemahnya analisis bank, yaitu sebagai berikut : 36

a) Analisis pembiayaan yang keliru

35

Ibid ., 264.

36


(54)

42

Risiko ini terjadi bukan karena perubahan kondisi nasabah yang tidak terduga. Keputusan pembiayaan bisa jadi adalah keputusan yang tidak valid. Kesalahan dalam pengambilan keputusan ini biasanya bersumber dari informasi yang tersedia. Tujuan dari analisa pembiayaan adalah untuk memperoleh keyakinan apakah profil nasabah layak, nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara baik. Dalam melakukan analisa pembiayaan, pihak bank dapat menggunakan metode 5C, yaitu:

1. Character (Karakter), analisa ini untuk mengetahui bahwa nasabah jujur, beritikad baik, dan tidak menyulitkan bank dikemudian hari. Kesalahan dalam menilai karakter calon nasabah dapat berakibat fatal pada kemungkinan pembiayaan terhadap orang yang beritikad buruk seperti penipu dan lain-lain.

2. Capacity (Kemampuan), kapasitas calon nasabah sangat penting diketahui untuk memahami kemampuan seseorang untuk berbisnis. Kemampuan disini meliputi kemampuan manajerial, keuangan, pemasaran, dan teknikal.


(55)

43

3. Capital (Modal), analisa modal diarahkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keyakinan calon nasabah terhadap usahanya sendiri.

4. Condition (Kondisi), analisa diarahkan pada kondisi sekitar yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap usaha/pekerjaan calon nasabah. Kondisi yang harus diperhatikan bank antara lain, Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha calon nasabah, kondisi usaha calon nasabah, perbandingan dengan usaha sejenis, dan lokasi lingkungan wilayah usahanya, keadaan pemasaran dari hasil usaha calon nasabah, prospek usaha di masa yang akan datang.

5. Collateral (jaminan), adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap pembiayaan yang diterimanya. Collateral tersebut harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana risiko kewajiban finansial nasabah kepada bank.37

b) Creative accounting

Creative accounting merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan penggunaan kebijakan akuntansi

37

Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014), 205.


(56)

44

perusahaan yang memberikan keterangan menyesatkan tentang suatu laporan posisi keuangan perusahaan.

c) Karakter nasabah

Terkadang nasabah dapat memperdaya bank dengan sengaja menciptakan pembiayaan macet. Bank perlu waspada terhadap kemungkinan ini dengan mencoba untuk membuat suatu keputusan berdasarkan informasi objektif tentang karakter nasabah.

Risiko pembiayaan dari sisi perbankan dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :38

a. Kepentingan pribadi pejabat bank terkait dengan pemberian pembiayaan kepada debitur (self dealing), seperti keterlibatan dalam kegiatan usaha nasabah.

b. Haus akan labah (anxiety for income), namun kurang mengupayakan sumber pengembalian, yaitu arus kas.

c. Kompromi terhadap prinsip pemberian pembiayaan yang sehat (tidak objektif).

d. Kebijakan/prosedur pembiayaan tidak memadai/tidak memenuhi dalam pelaksanaan aktivitas pembiayaan yang baik.

e. Informasi pembiayaan untuk pengambilan keputusan tidak lengkap. f. Lambat mengambil tindakan likuidasi sesuai perjanjian.

38

Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2015), 79.


(57)

45

g. Monitoring pembiayaan yang tidak konsisten dan menggampangkan masalah yang terjadi.

h. Kemampuan teknis yang kurang memadai, termasuk melakukan seleksi atas risiko yang kurang handal, dan pembiayaan yang diberikan overfacilities.

i. Tekanan persaingan usaha.

Selain hal diatas, dari sisi bank, risiko pembiayaan dapat terjadi karena beberapa hal berikut :39

a. Tidak adanya standar kebijakan pembiayaan.

b. Pelanggaran terhadap batas maksimum pembiayaan bagi satu debitur. c. Konsentrasi pembiayaan pada segmen usaha yang tergolong berisiko

tinggi dan spekulatif.

d. Ketidak lengkapan dokumen pembiayaan.

e. Tidak ada standar formal tentang pricing procedure.

f. Lemahnya analisis review dan pengawasan (monitoring) pembiayaan. Dalam pengelolaan risiko pembiayaan bank dapat melakukan beberapa kegiatan berikut :40

a. Aktivitas penyaringan, yaitu dengan menekankan pencegahan agar bank terhindar dari potensi gagal bayar oleh debitur.

b. Pembatasan pembiayaan, dengan membatasi jumlah pembiayaan yang diterima oleh satu nasabah atau satu grup nasabah, atau dikenal

39

Ibid., 79-80

40


(58)

46

dengan istilah BMPD (Batas Maksimum Pemberian Dana) atau 3L (Legal Lending Limit).

c. Diversifikasi pembiayaan, yaitu dengan melakukan sebaran pembiayaan, baik berdasarkan jenis perusahaan, jenis industri tertentu, sektor ekonomi, dan sebagainya.


(59)

47 BAB III DATA PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT. BPRS JABAL NUR Surabaya 1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lembaga Perbankan Syariah yakni PT. BPRS JABAL NUR Surabaya yang terletak di Jalan Raya Merr Pandugo (Merr Square City 2A) Surabaya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 November 2015 sampai dengan 31 Desember 2015.

2. Sejarah PT. BPRS JABAL NUR Surabaya

BPRS Jabal Nur yang berlokasi disebelah selatan Masjid Akbar Surabaya atau tepatnya di Jalan Wisma Pagesangan No.203 Surabaya, telah diresmikan dengan cukup meriah oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia ( Siti Fadjriyah ) untuk menjalankan operasinya sejak tgl .26 Oktober 2007 yang lalu. Peresmian ini dihadiri oleh seluruh pengurus PT.BPRS Jabal Nur berikut seluruh pekerjanya, dan hampir seluruh pemegang saham , para Pemimpin Cabang Bank Umum Syariah, para Direksi BPRS se-Jawa Timur beserta para pejabat pemerintah untuk memeriahkan berdirinya PT.BPRS Jabal Nur ini. Sekarang kantor pusat


(60)

48

dipindahkan di Jalan Raya Merr Pandugo (Merr Square City 2A) Surabaya. 1

Jabal Nur adalah sebuah bukit dimana Gua Hira berada, merupakan tempat pertama kali kebenaran wahyu Ilalhi ( Al-Quran ) disampaikan untuk meluruskan perilaku dan cara pikir manusia yang sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran Illahi yang diturunkan kepada rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad saw. Ini menjiwai dipilihnya nama PT. BPRS Jabal Nur sebagai lembaga perbankan yang akan menerapkan sistim perbankan yang benar sesuai firman Allah SWT., sabda dan prilaku ekonomi & bisnis Rasulullah saw. Diharapkan PT. BPRS Jabal Nur adalah lembaga yang akan menyinarkan cahaya kebenaran praktek perbankan yang Islami kepada masyarakat yang sudah sekian lama bergelut dalam praktek ekonomi dan bisnis perbankan yang ribawi.

3. Visi dan Misi PT. BPRS Jabal Nur Surabaya a. Visi

“Menjadikan BPRS terkemuka yang selalu mengutamakan ridha

Allah dalam mencapai kemajuan, kesejahteraan , kepuasan nasabah, masyarakat dan pemiliknya”.

1


(61)

49

b. Misi

“Melakukan pelayanan perbankan sistim syariah Islam terbaik berlandaskan IMTAQ dan ibadah dengan mengutamakan pelayanan pada pengusaha mikro, kecil dan menengah untuk ikut membangun dan menunjang perekonomian masyarakat bangsa secara Islami (kebersamaan dalam persaudaraan dan kesejahteraan yang berkeadilan dalam ridha Allah SWT).2

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dari BPRS Jabal Nur Surabaya terlampir.

5. Job Description PT. BPRS JABAL NUR Surabaya

Adapun deskripsi mengenai pekerjaan PT. BPRS JABAL NUR Surabaya sebagai berikut:3

a. Rapat Umum Pemegang Saham

Merupakan rapat tertinggi para pemegang saham dan menentukan sentral kebijakan bank.

b. Dewan Pengawas Syariah

Dewan Pengawas Syariah adalah badan yang ada di lembaga keuangan syariah yang diangkat dan diberhentikan di Lembaga Keuangan Syariah melalui RUPS setelah mendapat rekomendasi dari DSN.

2

Ibid.

3


(62)

50

c. Dewan Komisaris

Dewan komisaris adalah sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direktur perseroan terbatas (PT).

d. Dewan Direksi

Dewan direksi adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

e. Manajer Operasional

Manajer operasional memiliki tugas atas seluruh aktivitas operasional perusahaan, mulai dari pembuatan rencana produksi, pembuatan rencana pemakaian sistem dan anggaran produksi, memastikan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan standar perusahaan hingga pengelolaan suasana kerja agar SDM mampu bekerja secara optimal.

f. Legal

Tugas seorang legal yakni mengatur, mengawasi dan melaksanakan kegiatan administrasi dan dokumentasi pemberian pembiayaan serta melakukan kegiatan untuk mengamankan posisi bank dalam memberikan pembiayaan sesuai dengan hukum yang berlaku.


(63)

51

g. UPN / Customer Services

Customer services adalah pelayanan yang disediakan oleh suatu perusahaan untuk melayani kebutuhan dan memberikan kepuasan kepada pelanggan, menjawab pertanyaan-pertanyaan atau memberikan informasi, dan penanganan keluhan-keluhan yang berhubungan dengan produk yang ditawarkan oleh pihak bank.

h. Bagian Administrasi

Tugas dan tanggung jawab bagian administrasi adalah mengatur, mengawasi dan melaksanakan kegiatan administrasi dan dokumentasi pemberian pembiayaan serta melakukan kegiatan untuk mengamankan posisi bank dalam memberikan pembiayaan sesuai dengan hukum yang berlaku.

i. Bagian Umum dan Personalia

Bagian umum dan personalia melaksanakan tugas pencatatan,

pengadministrasian, serta pembinaan dalam kepersonaliaan,

mengawasi ketersediaan perlengkapan layanan di bidang personalia dan umum.

j. Bagian Keuangan

Bagian keuangan bertanggung jawab atas segala aktivitas keuangan. Bagian keuangan harus melapor pada jabatan manajer keuangan. Pada jabatan ini sangat dibutuhkan kedisiplinan, kejujuran, ketelitian serta tanggung jawab yang tinggi karena jika terjadi


(64)

52

kesalahan akan sangat fatal pada perusahaan karena menyangkut keuangan perusahaan.

k. Teller

Teller merupakan posisi pekerjaan yang sangat penting karena berhadapan langsung dengan konsumen. Teller dituntut untuk melayani konsumen sesuai dengan aturan yang digunakan oleh bank tersebut baik secara kalimat perkataan yang dilakukan pada saat menyambut konsumen, atau pada saat proses maupun pada saat penutupan ketika pelayanan sudah selesai.

l. Accounting Staff

Bertanggung jawab melakukan pencatatan dan dokumentasi kegiatan keuangan perusahaan. Selain itu pada jabatan ini dituntut untuk mengerti masalah perpajakan yang berlaku di negara Indonesia, karena laporan perpajakan perusahaan dibuat oleh Accounting Staff. m. Manajer Pemasaran

Manajer pemasaran mempunyai tugas memimpin, mengawasi, dan bertanggung jawab atas terlaksananya kelancaran kerja di bagian pembiayaan dan pendanaan, memasarkan produk bank sesuai dengan Syariah Islam kepada nasabah dengan layanan yang baik sehingga memungkinkan untuk diperolehnya laba sesuai target dengan tetap memperhatikan kelancaran dan keamanan aset Bank serta menciptakan produk baru yang sesuai dengan Syariah Islam.


(65)

53

n. Account Officer (AO)

AO Pembiayaan (Lending Officer) bertanggung jawab dalam memasarkan produk sesuai Syariat Islam dan memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah sehingga memberikan pelayanan yang prima kepada nasabah sehingga memberikan kontribusi terhadap laba Perusahaan dengan memperhatikan kelancaran dan keamanan atas pembiayaan yang telah diberikan.

AO Pendanaan (Funding Officer) bertanggung jawab dalam memasarkan produk sesuai Syariat Islam dan memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah sehingga memungkinkan untuk diperolehnya dana pihak ketiga yang sesuai dengan target dan memberikan kontribusi terhadap laba perusahaan.

6. Produk dan Aplikasi Akad a. Tabungan

Tabungan pada PT. BPRS JABAL NUR Surabaya dibagi

menjadi 2 macam, yaitu tabungan wadi>’ah dan tabungan

mud}a>rabah. Tabungan wadi>’ah dan tabungan mud}a>rabah dibagi menjadi 2 produk:

1). Tabungan Wadi>’ah a). Tabungan Wadi>’ah

Tabungan wadi>’ah adalah tabungan yang


(66)

54

yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya.4

b). Tabungan Haji dan Umrah

Tabungan haji dikhususkan bagi nasabah yang ingin menunaikan haji, akan tetapi biaya yang dimilikinya belum mencukupi, pihak BPRS sebagai perantara bekerja sama dengan bank umum syariah memberikan jasa kepada nasabah berupa talangan biaya haji setelah nasabah memberikan sejumlah uang kepada pihak BPRS. Setelah itu diserahkan kepada bank umum syariah untuk biaya kuota haji melalui kementrian agama.5

2) Tabungan Mud}a>rabah

a) Tabungan Syariah

Tabungan syariah merupakan tabungan tabungan berjangka yang mana akan mendapat bagi hasil dari keuntungannya. Bagi hasil tersebut tidak akan tetap (fluktuatif) dalam artian bisa berubah-ubah jumlahnya berdasarkan keuntungan yang didapat oleh bank perbulannya.6

4

Ibid.

5

Ibid.

6


(67)

55

b). Tabungan Tarbiyah

Tabungan tarbiyah merupakan tabungan pendidikan. Nasabahnya merupakan lembaga-lembaga pendidikan, mulai dari TK sampai perguruan tinggi, yang mengajukan bisa dari anak tersebut atau dari pihak sekolah dengan perwakilan dari bagian tata usaha sekolah tersebut.7

b. Deposito

Deposito merupakan salah satu jenis simpanan dari (deposan) kepada Mud}a>rib (bank) yang diperuntukkan bagi perorangan, perusahaan, koperasi, yayasan atau badan usaha lainnya kecuali bank yang dapat ditarik sesuai jangka atau tempo yang diperjanjikan. Deposito adalah salah satu jenis simpanan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mud}a>rabah) yang dananya hanya dapat ditarik pada saat jatuh tempo saja.8

c. Pembiayaan

1). Pembiayaan musha>rakah

Musha>rakah yaitu akad kerja sama antara dua orang atau lebih untuk melakukan suatu usaha tertentu, dimana masing- masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.9

7

Ibid.

8

Ibid.

9


(1)

80

delivery) ditetapkan diawal akad dengan pasti. Sehingga kontrak ini secara sunnatullah menawarkan return yang tetap dan pasti. Sehinga apabila skema angsuran ija>rah multijasa ini menggunakan skema angsuran dengan pokok di akhir/jatuh tempo maka hal tersebut bersifat spekulatif/mengandung unsur ketidak pastian (Natural Uncertainty Contract/NUC). Dan bila Natural Certainty Contract(NCC) diubah menjadi uncertain, terjadilah gharar (ketidakpastian, unknown to both parties), Dengan kata lain kita mengubah hal-hal yang sudah pasti menjadi tidak pasti dan hal ini melanggar sunnatullah, karena itu dilarang.3

3


(2)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Implementasi manajemen risiko pembiayaan yang diterapkan oleh PT. BPRS Jabal Nur cukup bagus. Pihak bank telah melakukan manajemen risiko pembiayaan sebelum pembiayaan itu terealisasi yang dijalankan oleh unit- unit proses pembiayaan yaitu, Account Officer, Manajer Pemasaran, Administrasi Pembiayaan, dan pimpinan cabang. Pihak bank juga menggunakan metode 5C untuk menganalisis calon nasabahnya.

2. Penggunaan skema angsuran dengan pembayaran fee yang dibayar tiap bulan dan pembayaran pokok pembiayaan yang dibayar pada akhir periode atau jatuh tempo yang diterapkan oleh PT. BPRS Jabal Nur Surabaya dapat memunculkan risiko pembiayaan, risiko likuiditas, risiko operasional, dan juga risiko reputasi yang dapat mengganggu kegiatan operasional bank.

B. Saran

Adapun saran dari penulis yang mungkin bisa dijadikan sebagai bahan masukan untuk pihak PT. BPRS Jabal Nur Surabaya adalah :

1. Sebaiknya penggunaan skema angsuran dengan pokok pinjaman dibayar di akhir/ pada saat jatuh tempo sebaiknya dihindari atau tidak dilakukan,


(3)

82

karena potensi risiko yang timbul dapat mengancam keberlangsungan kegiatan operasional di bank sendiri. Oleh karena itu bank sebaiknya menggunakan skema angsuran dengan pembayaran ujroh dan pokok pinjaman yang dibayarkan setiap bulan. Selain meringankan nasabah dalam hal pembayaran angsuran pokok juga dapat mengantisipasi risiko yang akan muncul dari pelaksanaan skema angsuran tersebut.

2. Dengan penelitian ini diharapkan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk bank dalam membuat kebijakan baru dalam pembiayaan ija>rah multijasa dalam PT. BPRS Jabal Nur Surabaya terkait dengan jadwal angsuran pembiayaan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Tariqullah Khan dan Habib. Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2008.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta : Gema Insani, 2001.

Bahri, Asep Syaiful. “Evaluasi Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah pada

Bank Syariah Muamalat.” (Skripsi--UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,

2008).

Djojosoedarso, Soesino. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Cet. Ke-1. Jakarta: Salemba empat, 1999.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel.

Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO. 44/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang

Pembiayaan Multijasa

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ija>rah

Hasan dan Iqbal. Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002.

Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014.

Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2015.

Ilahiy, Alkiya Fata. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Pembiayaan Ija>rah

multijasa di BMT Batik Mataram, Wirobrajan, Yogyakarta.” (Skripsi

--UIN Kalijaga Yogyakarta, 2013).


(5)

Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011.

Karim, Adiwarman A. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, edisi kelima. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Khan, Tariqullah dan Ahmed, Habib. Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:Sinar Grafika Offset, 2008.

Lathif, AH. Azharuddin. Fiqh Muamalat. Jakarta : UIN Press, 2005.

Mahmudah, Aam. “Strategi Manajemen Risiko Pembiayaan Musha>rrakah Pada

KSU BMT UMJ” (skripsi--UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014).

Merita, Okta. “Analisis kredit”, dalam

http://merytaocta.blogspot.com/2012/05/analisis- kredit.html , diakses pada 10 Desember 2015.

Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 26 . Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009.

Muhammad, Abdul Kadir. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung : Citra Aditya Bakti, 2004.

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, cet. Kedua. Yogyakarta : Ekonosia, 2005.

Mulyani, Sri. “Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan Dalam Upaya Menjaga Likuiditas Bank Syariah (Studi pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Malang)”, (Skripsi-- Universitas Islam Negeri (UIN), Malang, 2009).

PBI No.13/23/PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah, pasal 1 ayat 7 - 16.

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/ 25 /PBI/2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Pasal 1 ayat 5.

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/ 23 /PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, Pasal 1 ayat 4.


(6)

Rivai, Veitzhal dan Arifin, Arviyan. Islamic Banking. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010.

Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah 13 , terj. Kamaluddin A. Marzuki. Bandung : Al Ma’arif , 1987

Sarwono dan Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif . Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006.

Sjahdeini, Sutan Remy. Perbankan Syariah produk-produk dan aspek hukumnya. Jakarta : Kencana Prenadamedia group, 2014.

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum . Jakarta : VI Pres, 1984. Soesino, Djojosoedarso. Prinsip- Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Cet.

Ke-1. Jakarta : Salemba Empat, 1999.

Solihah, Ajeng Mar’atus. “Penerapan Akad Ija>rah Pada Pembiayaan Multijasa dalam perspektif Hukum Islam. (Studi pada BMT Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta)”. (Skripsi--UIN Sunan Kalijaga,

Yogyakarta, 2010).

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfa Beta, 2008.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet. 14 . Bandung: Alfabeta, 2011.

UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, pasal 1 ayat 25.

Wahyudi, Imam et.al. Manajemen Risiko Bank Islam. Jakarta: Salemba Empat, 2013.