UU 41 Tahun 2008 ttg APBN 2009

W

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESlA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4T TAHUN 2OO8
TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
TAHUN ANGGARAN 2OO9
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang

: a.

bahwa dalam rangka melaksanakan amanat Pasal 23
ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Rancangan UndangUndang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
diajukan oleh Presiden setiap tahun untuk dibahas

Ralryat
dengan
bersama
Perwakilan
Dewan
Daerah
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
;

b.

bahwa APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan
negara ditr:tapkan setiap tahun dengan Undang-Undang
dan dilaks;aoakorr secara terbuka dan bertanggung jawab
untuk sebe:sar-besarnya kemakmuran rakyat;

c.

bahwa APBN Tahun Anggaran 2009 disusun sesuai
pemerintahan

penyelenggaraan
dengan
k'ebutuhan
negara dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan
terwujudnya
negara
rangka
datam
mendukung
perekonomian
atas
demokrasi
nasional berdasarkan
prinsip
efisiensi,
kebersamaan,
ekonomi
dengan
lingkungan,
berwawasan

berkeadilan,
berkelanjutan,
kernandirian,
serta dengan menjaga keseimbangan
kem4juan dan kesatuan ekonomi nasional;

d.

2OOg
Anggaran
bahwa penJrusunan APBN Tahun
berpedoman pa.da Rencana Kerja Pemerintah tahun 2OO9
dan memperha.tikan aspirasi masyarakat, dalam rangka
mewujudkan Indonesia yang arnan dan darnai, adil dan
demokratis, serta meningkatkan kesej ahteraan ralqyat;

e.

bahwa sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 13/PUU-VI I 2OO8, Pemerintah harus menyediakan

anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 2O persen dari
kebutuhan
memenuhi
untuk
APBD
APBN
dan
nasional;
pendidikan
penyelenggaraan
f. bahwa ...

F:RESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

2bahwa pembahasan Rancangan Undang-Undang APBN
Tahun Anggaran 2OO9 antara Dewan Perwakilan Ralryat
bersama Pemerintah telah memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Daerah sebagaimana tertuang dalam
tanggal

Surat Keputusan DPD Nomor 33/DPD/2008
2 Juli 2008;

Mengingat

:

g.

pertimbangan
bahwa
berdasarkan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, b, c, d, e, dan f, perlu
membentuk
Undang-Undang
tentang
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2OO9.


1.

Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (2) dan ayat (4), Pasal 23
ayat (1) dan (21, Pasal 31 ayat (4), dan Pasal 33 ayat (1),
(2), (3), dan (a) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;

2.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea
Meterai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1985 Nomor 69, Tambahan Lembaran Nqgara Republik
Indonesia Nomor 3313);

3.

Undang-Undang
Nomor
12 Tahun
1994 tentang

Perubahan atas Undang-Undqng Nomor 12 Tahun 1985
tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569);

4.

Undang-Undang
Nomor 20 Tahun
L997 tentang
Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun L997 Nomor 43, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 36871;

5.

Undang-Undang
Nomor
18 Tahun
2000 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Lernbaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OOO Nomor 128,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3e86);
6.

Undang-Undang
Nomor 20 Tahun
2OO0 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997
tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
130, Tambahan Lembaran Negara. Republik Indonesia
Nomor 3988);

7. Undang-Undang ...


PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA

-37.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2OO2 tentang Surat
Utang Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2OO2 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor a236);

8.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indorr-esia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan
Lembaran
Negara Republik
Indonesia Nomor 4286l.;

9.


Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2O03 tentang tsadan
Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor a2971;

1 0 . Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan
Nasional
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor a3O1);

1 1 . Undang-Undang

Nomor
1 Tahun
2OO4 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Ind.onesia Tahun 2OO4 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

1 2 . Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2OQ4 tentang Perrrbahan
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun L999 tentang Bank
Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2AO4 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nornor a357);

1 3 . Undang-Undang

Nomor
10 Tahun
2OO4 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lemb"ru,i
Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nornor

a38e);

t 4 . Undang-Undang

Nomor
15 Tahun
2OO4 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4
Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nornor aa00h

1 5 . Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2OO4 tentang Sistem
Perencanaan Pernbangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aa2\;

16,Undang-Undang
...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-42OO4 tentang
16. Undang-Undang
Nomor 32 Tahun
(Lembaran
Negara Republik
Daerah
Pemerintahan
Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nornor aa37l;
2OO4 tentang
33 Tahun
L7. Undang-IJnd,ang Nomor
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
(Lembaran
Negara Republik
Pemerintahan
Daerah
Indonesia Tahun 2OO4 Nomor L26, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
1 8 . Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2OO5 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor !57, Tamdahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor a586);
2006 tentang
11 Tahun
Nomor
1 9 . Undang-Undang
Indonesia
(Lembaran
Republik
Negara
Pemerintahan Aceh
Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor a6ffil;

20. Undang-Undang

2A06 tentang
Nomor
L7 Tahun
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1O Tahun 1995
(Lembaran
Negara' Republik
tentang
Kepabeanan
Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4661.);
2OOT tentang
28 Tahun
Nomor
Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OOTNomor
85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor a7a6l;

2 L . Undang-Undang

2OOT tentang
Nomor 39 Tahun
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995
tentang Cukai (Lembaran Negara Republi\ .Indonesia
Tahun 2OOT Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 47551;

2 2 . Undang-Undang

Nomor t9 Tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara (Lembaran Negara trtepublik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 70, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesi&. Nomor a8521;

23. Undang-Undang

...
24, Undang-Undang

W

PRESIDEI{
REPUBLIK INDONESIA

5-

:

2008 tentang
Nomor 35 Tahun
2008 tentang
1 Tahun
Penetapan Perpu Nomor
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2L Tahun 2001
tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor ll2, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor aSSal;

2 4 . Undang-Undang

2OO8 tentang
36 Tahun
Nomor
Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 133, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indsnesia Nomor 4893).

25. Undang-Undang

Dengan Persetujuan Bersanna
DEWAN PERWAKILAN RAICTATREPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
MenetapKaN : UNDANG-UNDANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2009.

Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini, yang dimaksud dengan:
1. Pendapatan negara dan hibah adalah semua penerimaan
penerirnaan - p"tp*j."|T,
negara yar1g bcrasal dari
penerimaan negara bukan paiak, serta penerimaan hibah
dari dalam negeri dan luar negeri2.

3.

Penerirnaan perpajakan adalah semua penerimaan negara
yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan
internasional.
Pajak dalam negeri adalah semua penerimaan negara y1lq
beiasal dari paiak penghasilan, pajak pertambahan nilai
barang dan jasa dan pajak penjualan atas Fq"ttg mewaf,
pajakbumi dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan, cukai, dan pajak lainnya'
4. Pajak ...
)

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-64.

semua
adalah
internasional
perdagangan
Pajak
penerimaan negara yang berasal dari bea masuk dan bea
keluar.

5.

Penerimaan negara bukan pajak adalah semua penerimaan
yang diterima negara dalam bentuk penerimaan dari
sumber daya alam, bagian pemerintah atas laba badan
usaha milik negara (BUMN), penerimaan negara bukan
pajak lainnya, serta pendapatan badan layanan lrmum
(BLU).

6.

Cost recouery adalah pengembalian atas biaya-biaya yang
(recouerab,le cost) oleh Kontraktor
telah dikeluarkan
Kontrak Kerja Sama (KKKS) dengan menggunakan hasil
produksi minyak bumi dan gas bumi (migas) sesuai dengan
ketentuan/ peraturan yang berlaku.

7.

Penerimaan hibah adalah semua penerimaan negara yang
berasal dari sumbangan oleh pihak swasta dalam negeri
dan pemerintah daerah serta sumbangan oleh pihak
swasta dan pemerintah luar negeri, yang tidak perlu
dibayar kembali, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat,
serta tidak secara terus menerus, dialokasikan untuk
mendanai kegiatan tertentu.

8.

Belanja negara adalah semua pengeluaran negara yang
digunakan untuk membiayai belanja pemerintah pusat dan
transfer ke daerah.

9.

Belanja pemerintah pusat menurut organisasi adalah
kepada
belanja pemerintah pusat yang dialokasikan
programkementerian negaraf Lembaga, sesuai dengan
program Rencana Kerja Pemerintah yang akan dijalankan.

1 0 . Belanja pemerintah pusat menurut fungsi adalah belanja
pemerintah pusat yang digunakan untuk menjalankan
fungsi
fungsi pertahanan,
fungsi pelayanan umum,
fungsi
ekonomi,
fungsi
ketertiban
dan keamanan,
lingkungan hidup, fungsi perumahan dan fasilitas umum,
fungsi kesehatan, fungsi pariwisata dan budaya, fungsi
agama, fungsi pendidikan, dan fungsi perlindungan sosial.
1 1 . Belanja pemerintah pusat menurut jenis adalah belanja
rnembiayai
pemerintah pusat yang digunakan untuk
ntodal,
belanja
barang,
pegawai,
belanja
belanja
bantuan
hibah,
belanja
pembayaran bunga utang, subsidi,
sosial, dan belanja lain-lain.
12.Belanja...

{,#,

.ffik
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-7 pusat yang
digunakan untuk membiayai kornpensasi dalam bentuk
kepada pegawai
uang atau barang yang diberikan
pemerintah pusat, pensiunan, anggota Tentara Nasional
Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan
pejabat negara, baik yang bertugas di dalam negeri
maupun di luar negeri, sebagai imbalan atas pekerjaan
yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaaq yang berkaitan
dengan pembentukan modal.

1 2 . Belanja pegawai adalah belanja pemerintah

pusat yang
digunakan untuk membiayai pembelian barang dan jasa
yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa,
baik yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan, dan
pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan
atau dijual kepada rnasyarakat serta belanja perjalanan.

1 3 . Belanja barang adalah belanja pemerintah

1 4 . Belanja modal adalah belanja pemerintah pusat yang
rnodal dalam
dilakukan
dalam rangka pembenfi:kan
bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,
jaringan, serta dalam bentuk fisik lainnya.

1 5 . Pembayaran bunga utang adalah belanja pemerintah pusat
atas
yang digunakan
membayar
kewajiban
untuk
baik
outstanding),
penggunaan pokok utang @rtncipal
utang dalam negeri maupun luar negeri, yang dihitung
berdasarkan ketentuan dan persyaratan untrrk utang
outstanding dan tambahan utang baru, termasuk untuk
biaya terkait dengan pengelolaan utang.
1 6 . Subsidi adalah alokasi anggaran y?ng diberikan kepada
menjual,
yang
memproduksi,
perusahaan/lembaga
yang
dan
mengekspor, atau mengimpor barang
J1s",
memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa,
sehingga harga jualnya dapat dijangkau oleh masyarakat.
L 7 . subsidi energi adalah alokasi ar,;ggararL yang diberikan
kepada bahan bakar minyak dan tenaga listrik, sehingga
harga jualnya terjangkau masyarakat yang membutuhkan.
1 8 . Belanja hibah adalah belanja pemerintah pusat d"11*
benhrk uang, barang, atau jasa dari Pemerintah kepada
Badan usaha Milik Negara, Badan usanr*a Milik Daerah,
pemerintah
lernbagalorganisasi
atau
lain,
Negara
internasional yang tidak perlu dibayar kembali, bersifat
tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus
menerus.

19.Bantuan...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

.8L 9 . Bantuan sosial adalah semua pengeluarErn negara dalam
yang diberikan kepada
bentuk transfer uang/barang
masyarakat melalui kementerian negarallernbaga, guna
melindungi dari terjadinya berbagai risiko sosial.

20. Belanja lain-lain adalah semua pengeluaran atau belanja
pemerintah pusat yang tidak dapat diklasifikasikan ke
d^1.* jenis-jenis belanja sebagaimana dimaksud pada
angka 12 (dua belas) sampai dengan angka 19 (sembilan
belas), dan dana cadangan umum.
ke daerah ad.alah pengeluaran negara dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal berupa dana
perimbangan, dana otonomi khusus dan' penyesuaian,
serta hibah ke daerah.

2 L . Transfer

adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi, yang terdiri atas dana b.gr hasil, dana
alokasi urlum, dan dana alokasi khrtsus, sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2OO4
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah.

2 2 . Dana perimbangan

23. Dana bagi hasil, selanjutnya disingkat DBH adalah dana
yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu
daerah dalam rangka
kebutuhan
mendanai
untuk
pelaksanaan desentralisasi, sebagaimana dimaksud dalam
2OO4 tentang
Tahun
33
Nomor
Undang-Undang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah.
selanjutnya disingkat DAU adalah
dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah dengan tujuan pemerataan
mendanai
untuk
keuangan antardaerah
kemampuan
pelaksanaan
rangka
dalam
daerah
kebutuhan
desentralisasi, sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 33 Tahun 2OO4 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Fusat dan Pemerintahan
Daerah.

24. Dana alokasi tlmum,

25. Dana ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-9-

25. Dana alokasi khusus, selanjutnya disingkat DAK adalah

dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuatt untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional,
sebagaime.na dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 33
2OO4 tentang Perimbangan Keuangan antara
Tahun
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
adalah dana yang dialokasikan
untuk mernbiayai pelaksanaan otonomi khusus suatu
daerah, sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Perpu Nomor I'
Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Ut {"nq
Nomor 2L Tahun 2OOI tentang Otonsrni Khusus Bagi
Provinsi Papua menjadi Undhng-Undang dan UndangUndang Nomor 11 Tahun 20A6 tentang Pemerintahan
Aceh.

26. Dana otonomi khusus

2 7 . Dana Penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk
membantu daerah dalam rangka melaksanakaq kebtjakan
pemerintah pusat dan membantu mendukung percepatan
pembangunan di daerah.

28. Hibah ke daerah adalah dana yang bersurnber dari APBN
dalam bentuk rupiah, serta pinia:e,ran dan hibah luar negeri
(PHLN) yang diterushibahkan ke daerah, yang tidak perlu
dibayar kembali, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat,
serta tidak secara terus menerus, dan dialokasikan untuk
mendanai kegiatan tertentu.
disingkat
pembiayaan atas

29. Sisa lebih pembiayaan anggaran, selanjutnJa
SILPA, adalah selisih lebih realisasi
realisasi defisit anggaran yang terjadi.

adalah
semua Jems
anggaran
defisit
30. Pembiayaan
defisit
rnenutup
untuk
yang digunakan
pembiayaan
APBN.
anggaran negara dalam
31. Pembiayaan dalam negeri adalah semua penerimaan
perbankan
dari
yang
berasal
pembiayaan
, d"l
hasil
dari
dalam negeri yang terdiri
nonperbankan
privatisasi, hasil pengelolaan aset, surat berhel.rga negara,
aatt pengeluaran pembiayaan yang terdiri dari dana
investasi pemerintah, dan dana bergulir.
32. Privatisasi ...

.$,,ffi.
-s$g1P

PF?ESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

10-

32. Privatisasi adalah penjualan saham persero, baik sebagian
maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka
meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar
manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas
sebagaimana
kepemilikan
oleh masyarakat,
saham
dimaksud dalam Undang-Undang Nornor 19 Tahun 2AO3
tentang Badan Usaha Milik Negara.

33. Surat berharga negara, selanjutnya disingkat SBN meliputi
surat utang negara dan surat berharga syariah negara.
3 4 . Surat utang negara, selanjutnya disingkat SUN adalah
surat berharga berupa surat pengakuan utang dalam
matauang rrrpiah maupun valuta asing yang dijamin
pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik
Indonesia sesuai dengan masa berlakunya, sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 24 Tah:un 2OO2
tentang Surat Utang Negara.

3 5 . Surat

berharga syariah negara, selanjutnya disingkat
SBSN, atau dapat disebr.rt sukuk negara, adalah surat
berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip
syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap
aset SBSN, baik dalam matauang rupiah maupun valuta
asing, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah
Negara.

36. Dana Investasi Pemerintah adalah d.ukungan Pemerintah
dalam bentuk kompensasi {inansial dan/atau kompensasi
dalam bentuk lain yang diberikan oleh Pemerintah kepada
Badan Usaha.
37. Restrukturisasi BUMN adalah upaya yang dilakukan dalam
rangka penyehatan BUMN, yang merupakan salah
"a.q
langkah strategis untuk rnemperbaiki kondisi internal
perusahaan guna memperbaiki kinerja dan meningkatkan
nilai perusahaan.
3 8 . Pembiayaan luar negeri neto adalah semua pembiayaan
pinjarnan luar negeri yang
yang berasal dari penarikan
terdiri dari pinjaman prograrn dan pinjaman proyek,
dikurangi dengan pembayaran cicilan pokok pinjaman luar
negeri.

39. Pinjaman program adalah pinjaman yang diterima dalam

pencairannya
yang
(cash ftnancing)
bentuk
tunai
yang
tertentu
kondisi
dipenuhinSra
mensyaratkan
disepakati kedua belah pihak seperti matriks kebijakan
(ltolieg matrix) atarr dilaksanakannya kegiatan tertentrr-

a0. Pinjaman ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 11proyek adalah pinjaman luar negeri y?n-g
digunakan untuk membiayai kegiatan tertentu yang telah
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OOT
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2OO5-2O25 dan berdasarkan Undang-Undang ini.

40. Pinjaman

4r.

Anggaran pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi
kementerian
yang
pendidikan
dianggarkan
melalui
pendidikan
melalui
negara/lembaga dan alokasi a,nggaran
transfer ke daerah, termasuk gaji pendidik, narnu.n tidak
untuk
pendidikan
kedinasan,
termasuk
anggaran
membiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjadi
tanggung jawab pemerintah.
pendidikan adalah perbandingan
pendidikan terhadap total anggaran

4 2 . Persentase anggaran
alokasi anggaran
belanja negara.

43. Tahun anggaran 2OO9 adalah masa 1 (saflr) tahun
terhitung mulai dari tanggal 1 Januari sarnpai dengan
tanggal 31 Desember 2OO9
Pasal 2
(1) Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Tahun Anggaran
2OO9diperoleh dari sumber-sumber:
a.

Penerimaan perpajakan;

b.

Penerimaan negara bukan pajak; dan

c.

Penerimaan hibah.

:

(21 Penerimaan .perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat
0OO'00
( 1) huruf a direncanakan sebesar Rp7 25.8a2.97 O.OO0.
ratus
empat
delapan
triliun
(tujuh ratus dua puluh lima
juta
rupiah).
puluh dua miliar sembilan ratus tqiuh puluh
(3) penerimaan negara bukan pajak sebagaimana dimaksud
sebesar
direncanakan
b
(1)
huruf
pada
ayat
Rp258.9a3.558.522.000,00 (dua ratus lima puluh delapan
triliun sembilan ratus empat puluh tiga 'miliar lima ratus
lima puluh delapan juta lima ratus dua puluh dua ribu
rupiah).
(4) Penerimaan hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (U
sebesar Rp938.80O.OOO.0O0,OO
c direncanakan
huruf
(sembilan ratus tiga puluh delapan miliar delapan ratus juta
rupiah).
(5) Jumlah ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-12(5) Jumlah anggaran pendapatan negara dan hibah Tahun
Anggaran 2OOg sebagaimana dimaksud pada ayat (21, ayat
sebesar
(41
direncanakan
(3),
dan
ayat
Rp985.725.328.522.000,00 (sernbilan ratus delapan puluh
lirna triliun tuiuh ratus dua puluh lima miliar tiga ratuq dua
puluh delapan juta lima ratus dua puluh dua ribu rupiah).
Pasal 3
( 1 ) Penerimaan perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 ayat (2) terdiri dari:
a. Pajak dalam negeri; dan
b. Pajak perdagangan internasional.

{21

sebagaimana dimaksud
Penerimaan pajak dalam negeri
-a
sebesar
direricanakan
huruf
pada
ayat
itl
(enam ratus sembilan puluh
irp697.3a6.97o.000.o00,00
tujufr triliun tiga ratus empat puhrh enam miliar sembilan
ralus tduh puluh juta rupiahl, yang terdiri dari:
a.

b.

Pajak Penghasilan sebesar Rp357.400.470.000.00O,O0
(tiga ratus lima puluh tqjuh triliun empat ratus miliar
empat ratus tujuh puluh juta rupiah), termasuk PPh
ditanggung Pemerintah atas: fi/ komoditi panas bgPi
sebesar Rp800.000.000.00O,00 (delapan ratus miliar
rupiah); (ir) bunga atas surat berharga negara yang
sebesar
pasar
internasional
diditerbitkan
Rp1.200.000.000.000,00 (satu triliun dua ratus miliar
nipiah); d,an (iii) terminasi aini hak eksklusif PT Telkom
(Pisal 25129 badan)' sebesar Rp25O.000r00O.O00,OO
yanq
puluh
mitiar rupiah),
(a.ta
lima
tato"
Menteri
dengan Peraturan
pelaksanaannya
diatur
Keuangan.
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
sebesar
Mewah
Baraqg
atas
Penjualan
npZ