ProdukHukum BankIndonesia

BOKS
Perkembangan Kegiatan
“TIM PEMANTAU DAN PENGENDALIAN HARGA (TPPH)
PROPINSI JAWA TENGAH”
Kegiatan koordinasi pemantauan dan pengendalian harga antara Pemerintah
Propinsi Jawa Tengah dan Kantor Bank Indonesia Semarang merupakan salah satu
wujud tindak lanjut Nota Kesepahaman antara Bank Indonesia dengan Pemerintah
Propinsi Jawa No. 077/04440 dan No. 10/DpG/DKM/SKB tentang Kerjasama
Pengembangan Ekonomi Jawa Tengah tanggal 19 Maret 2008 yang ditandatangani
oleh Deputi Gubernur BI, Hartadi A. Sarwono dan Gubernur Jawa Tengah, Ali
Mufiz. Ruang lingkup Nota Kesepahaman meliputi (1) Koordinasi Pengembangan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan sektor riil, (2) Koordinasi
peningkatan daya saing daerah bidang ekonomi terkait globalisasi dan penguatan
fungsi internasional, (3) Koordinasi pemantauan dan pengendalian harga di Jawa
Tengah, (3) Pertukaran data, informasi dan kajian/ penelitian perekonomian dan (5)
Kegiatan lain dalam pengembangan ekonomi Jawa Tengah.
Dalam rangka pelaksanaan butir ketiga atau terkait koordinasi pemantauan dan
pengendalian harga di Jawa Tengah, melalui Peraturan Bersama antara Pemimpin
Bank Indonesia Semarang dan Sekretaris Daerah Pemerintah Propinsi Jawa Tengah
No 500/200234 dan No 10/13/DKM/Sm tanggal 3 Desember 2008 dibentuklah
Forum Koordinasi Pengembangan Ekonomi Jawa Tengah. Forum Koordinasi

Pengembangan Ekonomi Jawa Tengah merupakan payung hukum dibentuknya Tim
Pemantau dan Pengendali Harga (TPPH). Keanggotaan TPPH terdiri dari pejabat dari
dinas/ instansi terkait di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah serta dari
Bank Indonesia Semarang. Sejak dibentuk pada akhir Desembver 2008, telah
terlaksana beberapa kali pertemuan koordinasi TPPH yang diselenggarakan secara
rutin tiap bulan.
TPPH dalam melaksanakan tugasnya terutama berfungsi sebagai media
koordinasi dan sharing informasi terkait perkembangan harga komoditas utama
pembentuk inflasi di Jawa Tengah. Dari hasil sharing data dan informasi tersebut,
selanjutnya dirumuskan berbagai langkah dan rekomendasi yang dapat diambil oleh

berbagai pihak terkait dalam rangka pengendalian harga di Jawa Tengah.
Selanjutnya rekomendasi tersebut disampaikan secara resmi kepada Gubernur
sebagai Kepala Pemerintahan di Propinsi Jawa Tengah, sehingga diharapkan dapat
diambil langkah-langkah yang tepat dalam pengambilan kebijakan di tingkat
regional, yang dapat mempengaruhi pembentukan harga.
Selain itu, hasil pertemuan dan rekomendasi yang dihasilkan dalam setiap
pertemuan koordinasi, disampaikan pula kepada masyarakat melalui siaran pers
kepada media. Diharapkan melalui disseminasi hasil pertemuan TPPH tersebut,
masyarakat dapat memperoleh informasi yang jelas tentang kondisi perekonomian

dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah, baik di pusat maupun di daerah.
Sehingga lebih lanjut diharapkan akan terciptasi pemahaman yang benar dan
ekpektasi positif tentang kondisi perekonomian ke depan. Karena selama ini sering
masyarakat mendapatkan informasi yang kurang tepat tentang kondisi ekonomi,
seperti misalnya stok kebutuhan pangan, kebijakan tarif dan lain-lain. Terkait
dengan pembentukan harga, informasi yang kurang sesuai tersebut dapat
menyebabkan masyarakat meningkatkan kegiatan konsumsi atau melakukan
penimbunan stok barang kebutuhan yang justru akan semakin membuat harga
meningkat. Bagi pemerintah daerah, masukan dan rekomendasi yang disampaikan
oleh TPPH dapat berfungsi sebagai referensi bagi pengambilan kebijakan. Selain itu,
dengan adanya TPPH maka koordinasi antar dinas/ instansi terkait dapat berjalan
lebih efektif, sehingga dapat membantu proses kerja di masing-masing dinas/
instansi.
Sejak dibentuk TPPH, telah terdapat sejumlah rekomendasi TPPH yang
mendapatkan respon yang positif dari pemerintah daerah. Diantaranya adalah
rekomendasi TPPH terkait dengan penentuan acuan kenaikan tarif angkutan kota
pada pertengahan triwulan I-2009. Rekomendasi yang telah disampaikan tersebut
ditindaklanjuti secara aktif diantaranya oleh Dinas Perhubungan Propinsi Jawa
Tengah dengan mengadakan pertemuan dengan pihak terkait guna membahas
implementasi kenaikan tarif acuan tersebut.

Diharapkan sinergi kerjasama ini akan menjadi pondasi kerjasama yang lebih
kuat di masa mendatang. Jika rantai kerjasama berbagai pihak ini telah terbentuk
dengan kokoh, pada gilirannya diharapkan dapat mewujudkan pembangunan Jawa
Tengah yang semakin maju, sistematis dan berkesinambungan.
♣♣♣