files72443TP Peran kesehatan lingkungan Bencana Karhutlah 2016

PERAN KESEHATAN LINGKUNGAN
DALAM PENANGANAN BENCANA
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
Oleh:
Direktur Kesehatan Lingkungan
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan
Tahun 2016

POKOK BAHASAN
• LATAR BELAKANG
– Persoalan Kebakaran Hutan
– Dampak Kebakaran Hutan
– Kerugian Ekonomi Akibat Pencemaran Udara
Terhadap Kesehatan
• PERAN KESEHATANNLINGKUNGAN
– Standar Baku Mutu Kualitas Udara Dalam Ruang
– Prosedur Pengendalian Dampak Pencemaran Udara Akibat
Kebakaran Hutan Terhadap Kesehatan
– Kebutuhan Yankesling Dasar Di Shelter/Rumah Singgah
– Perlunya Kemitraan


2

LATAR
BELAKAN
G
3

PERSOALAN KEBAKARAN
HUTAN
 Kebakaran hutan dan lahan merupakan
fenomena rutin setiap tahun. Terjadi karena
kelalaian maupun unsur kesengajaan
termasuk perilaku masyarakat yang tidak
bertanggung-jawab dalam penyiapan lahan.
 Ekskalasi kebakaran besar dipicu oleh iklim
ekstrim/El-Nino dan kondisi lahan gambut.
 Kebakaran merupakan salah satu penyebab
degradasi hutan yang melepaskan banyak
CO2 yang berkontribusi pada emisi gas

rumah kaca dan pemicu perubahan iklim.

PERSOALAN KEBAKARAN HUTAN
(lanjutan)

 Permasalahan dan pemicu kebakaran lahan dan
hutan antara lain:
1. penguasaan lahan non prosedural mengakibatkan
pemanfaatan lahan tidak terkendali.
2. pengelolaan kawasan lahan dan hutan yang belum
optimal (khususnya HTI dan Perkebunan yang
tidak bertanggung jawab)
3. penyiapan lahan dengan cara membakar
merupakan cara yang paling murah, mudah, dan
cepat.
4. pelaksanaan Inpres No. 16 tahun 2015 tentang
Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan
Lahan belum optimal.
5. penegakan hukum belum maksimal.


KEBAKARAN HUTAN
Laju Kerusakan hutan 2003-2006
=
4500 lapangan sepakbola tiap
harinya

Berdasarkan informasi dari Kementerian
Kehutanan sedikitnya ada sembilan provinsi
di Indonesia yang rawan terjadi bencana
asap akibat kebakaran hutan dan lahan,
yaitu:
• Kalimantan Tengah
● Sumatera
Utara
• Kalimantan Barat
● Riau
• Kalimantan Selatan
● Jambi
• Kalimantan Timur
● Sumatera

Selatan
• Sulawesi Selatan

TANTANGAN PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA

Sektor

Rencana Penurunan
Emisi (Giga ton CO2e)

Total

Rencana Aksi

26%

15%
(Total 41%)


Kehutanan
dan Lahan
Gambut

0.672

0.367

1.039








Pengendalian Kebakaran hutan dan Lahan,
pengelolaan sistem jaringan dan tata air,
Rehabilitasi hutan dan lahan, HTI, HR,

Pemberantasan illegal logging,
Pencegahan deforestasi,
Pemberdayaan masyarakat.

Limbah

0.048

0.030

0.078




Pengelolaan sampah dengan 3R
Pengelolaan limbah terpadu di perkotaan

Pertanian


0.008

0.003

0.011





Intro varitas padi rendah emisi,
efisiensi air irigasi,
peggunaan pupuk organik

Industri

0.001

0.004


0.005




Efisiensi ennergi,
penggunaan renewable energi, dll

Energi dan
Transportasi

0.038

0.018

0.056






Penggunaan biofuel,
mesin dengan standar efisiensi BBM tinggi,
memperbaiki Transportation Demand
Management (TDM) ,
kualitas transportasi umum dan jalan,
Demand Side Management,
efisiensi Energi,
Pengembangan renewable energi






Total

0.767

0.422


1.189

DAMPAK KEBAKARAN
HUTAN
1. Dampak Terhadap Sosial, Budaya dan Ekonomi
2. Dampak Terhadap
Lingkungan
3. Dampak Terhadap
4. Dampak Terhadap
5. Dampak Terhadap

Ekologis dan Kerusakan

Hubungan Antar negara
Perhubungan dan Pariwisata
Kesehatan

Kebakaran lahan dan hutan
merugikan

aspek
ekonomis,
sosial, ekologis, politis, baik pada
skala regional (ASEAN) maupun
global (climate change dan
global warming) dan menjadi
bagian
dari
skema
ASEAN
Agreement on Transboundary
Haze Pollution (AATHP)

POLUTAN UDARA AKIBAT KEBAKARAN HUTAN
DAN DAMPAK PADA KESEHATAN
POLUTAN UDARA :
• debu dengan ukuran partikel kecil (PM10 & PM2,5)
• gas SOx, NOx, Cox
DAMPAK PADA KESEHATAN :
 infeksi saluran pernafasan/kesulitan bernafas
 sesak nafas
 iritasi kulit
 iritasi mata.
 Gangguan mulut dan tenggorokan
 Gangguan hidung
 Stress psikologi ringan

13

KASUS ISPA DI PROVINSI
TERDAMPAK KABUT ASAP
TAHUN 2015

14

Gangguan jarak pandang /
penglihatan mengakibatkan
terganggunya aktifitas masyarakat,
antara lain:
ditutupnya ratusan sekolah
Terganggunya transportasi darat,
laut dan udara

15

Kerugian Ekonomi Akibat
Pencemaran Udara
terhadap Kesehatan

Penyebab

Kerugian

Keterangan

Kematian prematur 1.200
kasus, penyakit
pernapasan 32 juta, &
asma 464 ribu (Jakarta)

500 miliar

World Bank,
1998

Penurunan IQ anak
(Jakarta)

176 miliar
(1990) &
254,4 miliar
(1995)

Jurnal Dampak
Pencemaran III,
1994

Penyebab
1998
Pencemar
PM10 dan Timbal 1 triliun
(Pb)
Pencemar PM10 (Jakarta)

Perkiraan
Urban
Air,
1997 2015

1,7 triliun

4,2 triliun

Pencemar NO2

41,7 miliar 132,7 miliar

Pencemar SO2

1,8 Regional
triliun Technical
4,3Assitance
triliun
(ADB), 2002

Layanan
Kesehatan
Logistik
Kesehatan

Kesehatan
Jiwa

Keslin
g

Kesehatan
Reproduksi

DV
I

Gizi
KI
A

PERAN
KESEHATAN
LINGKUNGAN

STANDAR BAKU
MUTU
KUALITAS UDARA
DALAM RUANG

Permenkes
No.1077/2011
19

FISIK
N
Jenis
Jenis
Bak Satu
o Peruntuk Paramat um
an
an
er
utu
1

Kualitas
Udara
Dalam
Ruang
PMK
No.1077/20
11

Suhu

1830

°C

2

Pencahaya
an

60

Lux

3

Kelembab
an

4060

Ket

Minimal

% Rh
20

FISIK

(2)

N
Jenis
Jenis Baku Satu
o Peruntuk Parama mut
an
an
ter
u
5

6

Kualitas
Udara
Dalam
Ruang

Ket

PM 2,5

35

µg/m3 24 jam

PM 10

≤ 70

µg/m3 24 jam

21

Kimia
N
Jenis
Jenis
Bak Satu
o Peruntuk Paramat um
an
an
er
utu

Ket

Sulfur
dioksida
(SO2)

ppm

24 jam

1

Kualitas
Udara
Dalam
Ruang
PMK
No.1077/20
11

0,1

2

Nitrogen
diaksida
(NO2)

0,04 ppm

24 jam

3

Carbon

9,00 ppm

8 jam

22

Kimia

(2)

No

Jenis
Jenis
Bak Satua
Peruntuka Paramat umu
n
n
er
tu

4

Kualitas
Carbondiok
Udara Dalam sida (CO2)
Ruang

5
6

Timbal (Pb)
Asbes

1,5
5

ug/m3
Serat/
ml

15
menit
5u

7

Formaldehi
d (HCHO)

0,1

ppm

30
menit

8

Volatile
Organic

3

ppm

8 jam

1000 ppm

Ket

8 jam

23

Kimia

(4)

N
Jenis
Jenis
Ba Satu
o Peruntuk Paramate ku an
an
r
m
ut
u
9

Kualitas
Udara
Dalam
Ruang

Environment
al Tobaco
Smoke

35 ppm

Ket

24 jam

24

Biologi
N
Jenis
Jenis
Bak Satu
o Peruntuk Paramat um
an
an
er
utu
1

Kualitas
Udara
Dalam
Ruang
PMK
No.1077/20
11

Jamur

0

Ket

CFU/m
3

2

Bakteri
0
CFU/m
Patogen
3
3CFU= Coloni Form Unit
Angka
<
CFU/m
Bakteri Patogen yang harus diperiksa: Legionela,
Kuman
700 3
Streptococcus aureus, Clostridium

25

1.

Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah:
Fisik
Suhu

Upaya Penyehatan
1)Bila suhu udara di atas 30ºC diturunkan 
meningkatkan sirkulasi udara, menambahkan
ventilasi mekanik/buatan.

2) Bila suhu kurang dari 18ºC, 
menggunakan pemanas ruangan
26

Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah: Fisik
2.

Pencahayaan

Upaya Penyehatan :
Pencahayaan dalam ruang rumah --
berdasarkan persyaratan minimal 60
Lux.

27

Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang Rumah: Fisik
3.

Kelembaban

Upaya Penyehatan
1)Bila kelembaban udara kurang dari 40% 
a. Menggunakan alat untuk meningkatkan kelembaban
seperti humidifier (alat pengatur kelembaban udara)
b. Memodifikasi fisik bangunan (meningkatkan pencahayaan,
sirkulasi udara)
2. Bila kelembaban udara lebih dari 60% 
a. Menggunakan alat untuk menurunkan kelembaban seperti
humidifier (alat pengatur kelembaban udara

28

Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah:
Fisik
4. Laju Ventilasi
Upaya Penyehatan
1)Rumah harus dilengkapi dengan
ventilasi, minimal 10% luas lantai dengan
ventilasi silang
2) Rumah ber-AC , serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka
jendela minimal pada pagi hari secara rutin
3) Menggunakan exhaust fan
4)Mengatur tata letak ruang

29

Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah:
Fisik
5. PM 2,5 dan
PM 10
Upaya Penyehatan
Upaya penyehatan PM 2,5 :
1)Rumah dibersihkan dari debu setiap hari
atau alat penyedot debu.
2) Memasang penangkap debu (electro
precipitator) pada ventilasi rumah dan
dibersihkan secara berkala.
30

Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah:
Fisik
5. PM 2,5 dan
PM 10
Upaya Penyehatan
Upaya penyehatan PM 2,5 :
3)Menanam tanaman di sekeliling rumah
untuk mengurangi masuknya debu
4) Ventilasi dapur mempunyai bukaan
sekurang-kurangnya 40% dari luas lantai,
dengan sistem silang atau menggunakan
teknologi tepat guna untuk menangkap
asap dan zat pencemar udara.

31

Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah:
Kimia
1. Sulfur dioksida (SO2)
Upaya Penyehatan
1)Menggunakan ventilasi alami atau
mekanik dalam rumah agar terjadi
pertukaran udara;
1) Menggunakan bahan bakar rumah
tangga yang ramah lingkungan, seperti
Liquid Petroleum Gas (LPG) dan listrik;
32

Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah: Kimia
2.

Nitrogen dioksida (NO2)

Upaya Penyehatan
1)Menggunakan ventilasi alami atau
mekanik dalam rumah agar terjadi
pertukaran udara;
1)Menggunakan bahan bakar rumah
tangga yang ramah lingkungan, seperti
LPG dan listrik;

33

Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah:
Kimia
3. Carbonmonoksida (CO)
Upaya Penyehatan
1)Menggunakan ventilasi alami atau
mekanik
2) Menggunakan bahan bakar rumah
tangga yang ramah lingkungan, seperti
LPG dan listrik
3) Melakukan pemeliharaan peralatan
pembakaran secara berkala
34

Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah:
Kimia
4. Carbon dioksida (CO2)
Upaya Penyehatan
1)Menggunakan ventilasi alami atau
mekanik
2)Menggunakan bahan bakar rumah
tangga yang ramah lingkungan, seperti
LPG dan listrik
3)Tidak meghidupkan mesin kendaraan
bermotor dalam ruangan tertutup
4)Menanam tanaman di sekeliling rumah

35

Upaya Penyehatan
Udara dalam Ruang
Rumah: Biologi

Jamur, Bakteri Patogen dan
Angka Kuman
1.

Upaya Penyehatan
1) Rumah harus dilengkapi dengan
ventilasi yang adequate
2) Membersihkan AC minimal 3 atau 6
bulan sekali
3)Mengupayakan sinar matahari pagi dapat
memasuki rumah terutama setiap kamar
tidur.

36

Tata Laksana
Pengawasan Kualitas
Udara Dalam
Pemantaua
Ruang
Rumah
n:
1.Perencana
an
2. Alur
Pemantauan
3.
Pelaksanaan
Pengukuran
Kualitas

Pengolahan
dan Analisis
Data:

1.Pengolahan
Data
2.Analisis Data
3.Penyajian
Data
4.Desinfo

37

Tata Laksana
Pengawasan Kualitas
Udara Dalam
Ruang Rumah
(2)

Rekomen
dasi

Rencana
Tindak
Lanjut

Laporan
38

PROSEDUR
PENGENDALIAN DAMPAK
PENCEMARAN UDARA
AKIBAT
KEBAKARAN HUTAN TERHADAP
KESEHATAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 289/MENKES/SK/III/2003

PROSEDUR PENGENDALIAN DAMPAK PENCEMARAN
UDARA AKIBAT
KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KESEHATAN
A. Fase Pra
Bencana
Kebakaran
Hutan
1. Monitoring :
Penyakit,
Kualitas
Udara.
2. Identifikasi
Masalah
3. Penyusunan
Rencana
Kegiatan
4. Pelaporan
5. Penyebarluas
an Informasi,

B. Fase
Bencana
Kebakaran
Hutan
1.Monitoring.
2.Tindakan
Reaksi Cepat
3.Kemitraan,
4.Pelaporan,
5.Penyebarluas
an Informasi,

C. Fase Pasca
Bencana
1.Penanganan
Kasus,
2.Pemulihan
Kualitas
Lingkungan,
3.Pelaporan,
4.Monitoring dan
Evaluasi,
5.Penyebarluasan
Informasi,

40

KATAGORI BAHAYA KEBAKARAN HUTAN DAN
TINDAKAN PENGAMANAN
BERDASARKAN ISPU
ISPU KATAGO
RI

400

Sangat
berbahaya

Berbahaya bagi
semua orang,
terutama : balita,
ibu hamil, orang
tua, dan penderita
gangguan
pernafasan.

Semua harus tinggal
di rumahdan tutup
pintu serta jendela.
Segera dilakukan
evakuasi
selektif bagi orang
berisiko
seperti : balita, ibu
hamil, orangtua, dan
penderita gangguan
pernafasan ke

43

KEBUTUHAN PELAYANAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
DASAR
DI
SHELTER/RUMAH SINGGAH

44

Pengertian:
Shelter/Rumah Singgah
Kamus Bahasa Indonesia, 2008 
Rumah Singgah diartikan sebagai bangunan
atau
tempat tinggal yang di tempati dalam waktu
yang tidak lama
M. Hakim Junaidi 
Rumah Singgah merupakan suatu shelter yang
berfungsi sebagai tempat tinggal, pusat
kegiatan dan pusat informasi bagi masyarakat 45

Kriteria Populasi
YANG HARUS DIEVAKUASI
KE RUMAH SINGGAH
SEHAT, untuk orang dengan
faktor risiko, antara lain :
1. Bayi baru lahir
2. Balita
3. Ibu hamil
4. Lansia (>60 tahun)
5. Penderita dengan riwayat
PPOK, Asma, Jantung, kelainan
paru lainnya

46

Peralatan Pelayanan
Kesling Dasar di
Rumah Singgah

1.AC (Air Conditioner) sesuai
kebutuhan dengan sistim
penyaringan
2.Alat pembersih udara (air purifier)
3.Masker sesuai peruntukan
4.Tabung Oksigen portable
5.P3K dan Obat Emergency
6.Genset pada setiap rumah singgah
47

STANDAR BAKU MUTU
MEDIA BANGUNAN
N
o
1

Jenis
Jenis
Bak Satuan Ket
Peruntuk Paramat umu
an
er
tu
Bangunan

Luas
Rasio MCK

± 2 meter
1/10 Toilet/
Orang

Kuantitas
Air Minum

30

Tabung
Oksigen

25

Liter/hari
/
orang
Kg/ruma
h
singgah

portabl
e
48

Persyaratan Kesehatan
Media Bangunan
1. Ruangan harus tertutup rapat -
meminimalisir masuk udara luar/asap
(menutup ventilasi atau lubang angin serta
bagian-bagian ruangan yang mempunyai
celah masuk udara dengan plastik arau
karet)
2. Pada pintu dibuatkan pintu tambahan
 meminimalisasi masukknya
polutan/asap.
49

Persyaratan Kesehatan
Media Bangunan
(2)

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Lantai yang mudah dibersihkan
Tersedia tempat cuci tangan
Fasilitas ruang ganti
Tempat ibadah
P3K dan obat emergency
Terhubung dengan fasilitas pelayanan
kesehatan (puskesmas)
9. Harus tersedia genset di setiap shelter
(sesuai dengan kebutuhan)
10.Tersedia tanaman penangkap zat polutan
dan produser oksigen
50

STANDAR BAKU MUTU
MEDIA UDARA
N
o
1

Jenis
Jenis
Bak Satu
Peruntuk Paramat umu an
an
er
tu
Kualitas
Pencahaay
Udara dalam an
Ruang
PMK
No.1077/201
1

60

Lux

Suhu
18-30 ° C
Kelembaba 40-60 % Rh
n

Ket

Minimal

51

Persyaratan
Kesehatan Media
1. Penggunaan AC dengan sistem penyaringan udara
Udara
(HEPA) dan Kekuatan
AC diukur dengan PK yang
dibutuhkan untuk menghasilkan BTU (British
Thermal Unit) per hour.
Dengan rumus sebagai berikut: [Panjang ruangan (m)
x Lebar Ruangan (m) x Tinggi Ruangan (m) / 3] x
500 BTU/h. Lalu dicocok kan dengan pembagian
berikut:
±5.000 BTU/h = AC ½ PK
± 7.000 BTU/h = AC ¾ PK
± 9.000 BTU/h = AC 1 PK
±12.000 BTU/h = AC 1½ PK
±18.000 BTU/h = AC 2 PK

52

Persyaratan
Kesehatan Media
2. Bebas asap rokokUdara
3. Tersedia alat pembersih
udara (air purifier) sesuai
kapasitas ruangan
4. Tersedia masker untuk
digunakan bila keluar dari
shelter
5. Mengeluarkan tanaman
pada malam hari
53

Pemantauan dan
Pengawasan
1.Pemantauan kualitas udara di
dalam ruang setiap 1 kali seminggu
2.Pemantauan kesehatan secara
rutin oleh petugas kesehatan
(puskesmas melakukan pemantauan
terhadap rumah singgah di wilayah
kerjanya masing – masing)
3.Tersedia surveilans (pencatatan
dan pelaporan)

54

Rumah Singgah Provinsi
Kalteng
1

Gedung Tambun Bungai

2

PKM Pahandut

3

PKM.Kalampangan

4

PKM.Tangkiling

5

Gedung Palampang Tarung
55

Rumah Singgah Provinsi
Riau
KOTA PEKANBARU
1

PKM. Tampan

2

PKM. Tenayan Raya

3

PKM.Air Pesisir.

4

GOR.Tribuna

5

Aula RSUD Arifin

6

Kantor LAM

7

Aula Makodim 0301/Pbr

KAB.INDRAGIRI HULU
1 Ged.Sejuta Sungkat.
Ruang Rapat Makodim
2 0302/Inhu
KAB.INDRAGIRI HILIR
1 Ged.Engku Kelana
KAB. PELALAWAN
1 GOR.Tengku Pangeran
Ged. Datuk
2 Laks.Mangkudiraja

56

Rumah Singgah Provinsi
Riau (2)
KAB.KAMPAR
Rumah Singgah untuk Masy
1 Kec.Kuok,
Aula Kantor Camat Kampar Kiri
2 Tengah
Aula Kantor Camat Perhentian
3 Raja
4 Ged.Serbaguna Camat Kampar
5 Ged.Serbaguna Petapahan
Ged.Serbaguna Camat
6 Tambang
Ged.Serbaguna Camat Tapung
7 Hulu
8 Ruang Rapat Kodim 0313/Kpr

KAB.ROHIL
1 Aula Pemda Rohil
Aula Tunggal Panaluan
2 Polres Rohil

KAB.SIAK
1 Aula Komplek Islamic Center
2 Ged,Tengku Maharatu
3 Asrama haji Kab,Siak
4 Asrama putra putri
5 Mess Pemkab.Siak

57

Rumah Singgah Provinsi
Riau (3)
KAB.BENGKALIS
1 Ged.Batin Batua

KAB. ROHUL
1 Ged.PMI

2 Ged.LAM
3 Komplek Kantor Camat Bantan
4 Ged.Perkasa
Komplek Kantor Camat Siak
5 Kecil
6 Ged. Serbaguna

1
2

7 Ged. Blofa

3

8 Kantor Camat

1
2
3

9 Kantor Camat Rumpat
10 Kantor Camat Rumpat Utara

KOTA DUMAI
Ged.Citra Waspada Polres
Dumai
Ged.Serbaguna Pemko
Dumai
Ged.Aula Makodim
0320/Dumai
KAB. KEP.MERANTI
Aula RSUD Kab.Meranti
Ged.Ocean
Ged. Afifa

58

KEBUTUHAN LOGISTIK DAN ALAT SESUAI DG KEJADIAN BENCANA
Logistik

Jenis Bencana

Tanah
longsor
Gempa bumi
Gelombang
tsunami
Banjir
Banjir
bandang
Erupsi
Gunung Api
Kebakaran
Hutan

PAC

Alat Pelindung Diri
Saru
Kapori
Disin
ng
t/
Repel
Kaca
fekt Sepa tang
chlorin Polyb Lem
ent
Mask mata
an
tu
an
e
ag
lalat nyamu
er goog
lanta Boot plast
cair/ta
k
le
i
ik/ka
blet
ret

V

V

V

V

 

 

V

V

V

 

V

V

V

V

V

 

V

V

V

 

V

V

V

V

V

V

V

V

V

 

V

V

V

V

V

V

V

V

V

 

V

V

V

V

V

V

V

V

V

 

 

 

V

V

V

 

V

V

V

V

 

 

V

V

 

 

 V

 V

V

V

1.Apakah setiap shelter/rumah
singgah yang ada sudah terpenuhi
kebutuhan pelayanan kesling
dasarnya ?
2.Apakah sudah dilakukan
pemantauan kualitas udara dalam
ruang sesuai peraturan yang berlaku
?
3.Komunikasi dan koordinasi harus
dilakukan secara berkelanjutan

60

Kemitraan dalam
Penanganan Kebakaran
Hutan

MENGAPA DIPERLUKAN
KEMITRAAN
DALAM PENANGANAN
KEBAKARAN HUTAN?

Apa Saja yang Dapat
Dilakukan
dalam Kemitraan?

Apa Saja yang Dapat
Dilakukan
dalam Kemitraan?

Apa Saja yang Dapat
Dilakukan
dalam Kemitraan?

Apa Saja yang Dapat
Dilakukan
dalam Kemitraan?

Apa Saja yang Dapat
Dilakukan
dalam Kemitraan?

Apa Saja yang Dapat
Dilakukan
dalam Kemitraan?

Terima Kasih

Impacts of thermal
extremes